Anda di halaman 1dari 18

Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal

Politeknik Negeri Ujung Pandang

2.5 JOB V : RANCANGAN LAPIS PONDASI AGREGAT (KELAS S)


A. TUJUAN
Untuk dapat menentukan komposisi yang tepat antara agregat dan
material pengisi (filler) dalam campuran lapis pondasi agregat kelas S serta
mengetahui sifat-sifat lapis pondasi yang sedang direncanakan.

B. DASAR TEORI
Lapis pondasi agregat kelas S adalah perkerasan berbutir yang digunakan
sebagai bahu jalan. Bahu jalan terletak di tepi kanan dan kiri badan jalan.
Biasanya lebar agregat kelas S 1,5 – 2 m dan tebal 15 cm. Campuran yang
digunakan untuk membuat LPS ini tergantung dari JMF yang telah dibuat oleh
kontraktor. Yang terpenting adalah memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum
2018 Direktorat Jenderal Bina Marga Nomor 02/SE/Db/2018 Divisi 5
Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen.
Dimana seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik
dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan
setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi yang diberikan dan
memenuhi sifat-sifat yang dberikan yaitu :

Tabel 2.5.1 Gradasi lapis pondasi agregat dan lapis drainase


Persen Berat Yang Lolos
Ukuran Ayakan
Lapis Pondasi Agregat Lapis
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S Drainase
2” 50,0 100
1 ½” 37,5 100 88 – 95 100 100
1” 25,0 79 – 85 70 – 85 77 – 89 71 – 87
¾” 19,0 58 – 74
½” 12,5 44 – 60
3/8” 9,50 44 – 58 30 – 65 41 – 66 34 – 50
No. 4 4,75 29 – 44 25 – 55 26 – 54 19 – 31
No. 8 2,36 8 – 16
No. 10 2,0 17 – 30 15 – 40 15 – 42
No. 16 1,18 0–4
No. 40 0,425 7 – 17 8 – 20 7 – 26
No. 200 0,075 2-8 2-8 4 - 16

Jurusan Teknik Sipil


1
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Tabel 2.5.2 Sifat-sifat lapis pondasi agregat dan lapis drainase


Lapis Pondasi Agregat Lapis
Sifat-sifat
Kelas A Kelas B Kelas S Drainase
Abrasi dari agregat kasar 0 – 40% 0 – 40% 0 – 40% 0 – 40%
Butiran pecah, tertahan
95/901) 55/502) 55/502) 80/753)
ayakan No. 4
Batas cair 0 - 25 0 - 35 0 - 35 -
Indeks plastisitas 0-6 4 - 10 4 - 15 -
Hasil kali indeks plastisitas
dengan % lolos ayakan No. Maks. 25 - - -
200
CBR rendaman Min. 90% Min. 60% Min. 50% -
Perbandingan persen lolos
Maks. 2/3 Maks. 2/3 - -
ayakan No. 200 dan No. 40
Koefisien keseragaman :
- - - > 3,5
Cv = D60/D10
*Catatan :
1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua
atau lebih.
2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 50% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua
atau lebih.
3) 80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua
atau lebih.

Metode Pelaksanaan Agregat Kelas S biasa dilakukan setelah perkerasan


aspal AC-WC. Berikut metode pelaksanaan yang biasa dilakukan.
1. Material agregat S di atas LPB pada bahu jalan. 
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan
menggunakan Stone Crusher.
3. Blending material mulai dari fraksi 1 dan 2 sesuai komposisi JMF.
Blending bisa menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia,
blending bisa menggunakan excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan
menggunakan dump truck. 
5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader disesuaikan dengan
kemiringan bahu jalan. 
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat
pemadatan perlu menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyiraman menggunakan truck water tank. 
7. Pengujian ketebalan LPS atau tes spit

Jurusan Teknik Sipil


2
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat


kepadatan sampai 100%. 
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 50%. 
Proses pelaksanaan pondasi agregat harus benar- benar dilakukan sesuai
dengan prosedur karena sangat berpengaruh terhadap kualitas badan jalan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Saringan agregat
b. Alat pengguncang saringan
c. Oven
d. Sendok agregat
e. Talang
f. Wadah
g. Cawan
h. Spatula
i. Mold
j. Pisau pemotong
k. Timbangan digital
l. Neraca ohaus
m. Alat uji CBR
n. Kuas
o. Penumbuk
p. Casagrande
q. Plat kaca
r. Grooving tool
2. Bahan
a. Batu pecah 2 - 3
b. Batu pecah 1 - 2
c. Batu pecah 0,5 – 1
d. Abu batu
e. Sirtu
f. Tanah
g. Air
h. Vaseline
i. Kertas filter
j. Kantong plastik

D. LANGKAH KERJA
1. Perencanaan Campuran
a. Menyusun saringan dari yang terbesar hingga yang terkecil (2”, 1
1/2", 1”, 3/8”, No. 4, No. 10, No. 40 dan No. 200);
b. Mengambil sampel agregat yang akan disaring dan memasukkan
sampel ke ayakan/saringan;

Jurusan Teknik Sipil


3
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

c. Memasang ayakan ke mesin ayak dan menghidupkan ayakan


selama ± 15 Menit;
d. Mengeluarkan sampel dalam ayakan, lalu menimbang dan
mencatat agregat tertahan dari setiap segmen ayakan;
e. Mengulang langkah kerja 1a hingga 1d pada semua jenis agregat;
f. Menggabungkan persentase lolos dari semua agregat yang telah
diayak lalu melakukan trial and error untuk menentukan analisa
gabungan efektif sesuai spesifikasi;
g. Menentukan berat setiap agregat dari hasil analisa gabungan yang
dibuat.
2. Pemadatan
a. Menyiapkan sampel agregat kasar dan abu-batu sesuai dengan
perencanaan gradasi campuran;
b. Mengukur diameter dan tinggi mold;
c. Menimbang berat cawan kosong dengan timbangan digital;
d. Menimbang berat mold kosong tanpa cincin/leher dengan
menggunakan neraca ohaus;
e. Memasukkan sampel ke dalam talam, kemudian mencampurkan
sampel dengan air yang sudah ditakar sesuai kadar air rencana lalu
diaduk hingga homogen;
f. Memasang leher moul dan melapisi mold dengan kertas filter dan
diolesi dengan vaseline;
g. Memasukkan sampel kedalam mold sebanyak 5 lapisan, dimana
setiap lapis dilakukan penumbukan sebanyak 56 kali penumbukan;
h. Melepaskan leher mold dan meratakan sampel pada mold
menggunakan pisau perata;
i. Menimbang berat mold tanpa leher + sampel basah dengan
menggunakan neraca ohaus;
j. Mengeluarkan sampel dari mold kemudian mengambil sebagian
sampel untuk dimasukkan kedalam cawan;
k. Menimbang cawan yang berisi sampel basah yang telah
dipadatkan;
l. Memasukkan cawan berisi sampel kedalam oven bersuhu 110±5 0c
selama 24 jam;
m. Menimbang cawan yang telah dioven;
n. Melakukan pengujian pemadatan sebanyak 4 kali;
o. Menaganalisa perhitungan dari data yang diperoleh.
3. Angularitas
a. Mengambil sampel yang telah dicampurkan sesuai komposisi ±1
kg;
b. Melakukan uji saringan pada sampel dengan susunan saringan 2”,
1 ½”, 1”, 3/8”, No. 4, No. 10, No. 40, No. 200;
c. Memisahkan fraksi saringan dengan ketentuan:
i. Fraksi 1 (Lolos saringan 2” tertahan saringan 1 ½”);

Jurusan Teknik Sipil


4
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

ii. Fraksi 2 (Lolos saringan 1 ½” tertahan saringan 1”);


iii. Fraksi 3 (Lolos saringan 1” tertahan saringan 3/8”);
iv. Fraksi 4 (Tertahan saringan No. 4 hingga Pan);
d. Mengambil fraksi 1-3 dan menimbang berat keseluruhannya;
e. Menyeleksi agregat yang tidak memiliki bidang pecah, 1 bidang
pecah dan yang memiliki 2 atau lebih bidang pecah;
f. Menimbang berat masing-masing agregat yang telah diseleksi dan
menganalisis datanya.
4. Batas Cair
a. Mengambil fraksi 4 dari uji saringan yang dilakukan pada pengujian
angularitas;
b. Menimbang semua cawan kosong yang akan digunakan dengan
timbangan digital;
c. Mencampur sampel dengan air suling diatas plat kaca dan
mengaduk sampel hingga homogen;
d. Mengambil sampel yang telah tercampur dan meletakkan pada alat
casagrande;
e. Meratakan permukaan tanah dalam cawan casagrande hingga rata
dengan pinggiran cawan;
f. Membuat alur atau goresan pada sampel dengan menggunakan
grooving tool;
g. Memutar pemutar casagrande untuk mengangkat dan menurunkan
sampel dengan kecepatan 2 putaran perdetik;
h. Menghentikan pemutaran apabila goresan sampel sudah menutup
sepanjang 1,25 cm dan menghitung berapa jumlah ketukan yang
dilakukan;
i. Mengambil sebagian sampel pada cawan batas cair dan
dimasukkan dalam cawan kemudian menimbangnya;
j. Memasukkan sampel basah + cawan kedalam oven selama 24 jam;
k. Mengeluarkan sampel dalam oven dan menimbang berat tanah
setelah dioven;
l. Mengulangi pengujian dengan kadar air yang berbeda.
5. Batas Plastis
a. Mengambil sampel tanah homogen pada pengujian batas cair;
b. Membuat gulungan tanah diatas plat kaca hingga mencapai
batangan-batangan dengan diameter ±3 mm. Sampel tanah yang
tepat akan mulai retak-retak yang menandakan tanah tersebut
dalam keadaan plastis;
c. Mengambil sampel yang telah digulung dan menguji kadar air
sampel tersebut;
d. Jika batangan sudah mencapai diameter ±3 mm dan belum
menunjukkan retak-retak, maka percobaan harus diulangi dengan
menambahkan kadar air pada sampel.
6. CBR

Jurusan Teknik Sipil


5
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

a. Mengukur diameter dan tinggi mold kosong tanpa leher;


b. Menimbang berat mold kosong tanpa leher dengan neraca ohaus;
c. Menimbang berat cawan kosong dengan timbangan digital;
d. Memasukkan sampel kedalam talam dan mencampur dengan air
sesuai kadar air optimum yang ditentukan dari uji pemadatan;
e. Memasang leher mould dan kertas filter pada mould kosong dan
melapisi mould dengan vaseline;
f. Mengisi mould dengan sampel sebanyak 5 lapisan, dengan
penumbukan sebanyak 56 kali disetiap lapisan;
g. Membuka leher mold dan meratakan permukaan sampel dengan
menggunakan pisau perata;
h. Memasang kertas filter pada permukaan sampel lalu memasang
kembali leher mold;
i. Menambahkan pemberat diatas kertas filter;
j. Merendam mold berisi sampel selama 4 hari;
k. Setelah perendaman, selanjutnya meniriskan air pada mold selama
± 5 menit;
l. Menimbang berat mold tanpa leher + sampel basah setelah
perendaman dengan menggunakan neraca ohaus;
m. Memberikan beban awal dengan berat 4,5 kg, kemudian mengatur
waktu penetrasi pada permukaan benda uji. Pembebanan
permukaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang
sempurna antara torak dengan permukaan benda uji ini. Kemudian
arloji penunjuk beban dan arloji penetrasi dinolkan. Kecepatan
penetrasi yang diinginkan yaitu, 0,0125” ; 0,025” ; 0,05” ; 0,075” ;
0,1” ; 0,15” ; 0,2” ;
n. Mencatat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan
maksimum terjadi sebelum 0,3” ;
o. Mengeluarkan benda uji dari cetakan ;
p. Mengambil dan menimbang sebagian sampel untuk diperiksa kadar
airnya ;
q. Memasukkan cawan yang berisi sampel basah ke dalam oven ;
r. Menimbang cawan yang berisi sampel agregat yang telah
dikeringkan.

Jurusan Teknik Sipil


6
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

E. DATA DAN HASIL PENGUJIAN


1. Tabel Data Analisa Saringan
Tabel 2.5.3 Analisa saringan batu pecah 2 – 3
Saringan Berat Komulatif Persentase
ASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 77,80 77,80 2,75 97,25
3/8" 9,50 2742,91 2820,71 99,88 0,12
No. 4 4,75 0,00 2820,71 99,88 0,12
No. 10 2,00 0,93 2821,64 99,91 0,09
No. 40 0,43 0,87 2822,51 99,94 0,06
No. 200 0,08 0,75 2823,26 99,97 0,03
Pan 0,84 2824,10 100,00 0,00
Total 2824,10

Tabel 2.5.4 Analisa saringan batu pecah 1 – 2


Saringan Berat Komulatif Persentase
ASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1
1 /2" 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,50 1964,41 1964,41 99,12 0,88
No. 4 4,75 9,87 1974,28 99,61 0,39
No. 10 2,00 6,03 1980,31 99,92 0,08
No. 40 0,43 0,62 1980,93 99,95 0,05
No. 200 0,08 0,81 1981,74 99,99 0,01
Pan 0,18 1981,92 100,00 0,00
Total 1981,92

Tabel 2.5.5 Analisa saringan batu pecah 0,5 – 1


Saringan Berat Komulatif Persentase
ASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1
1 /2" 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,50 3,53 3,53 0,18 99,82
No. 4 4,75 1824,06 1827,59 91,40 8,60
No. 10 2,00 159,88 1987,47 99,40 0,60
No. 40 0,43 0,98 1988,45 99,45 0,55
No. 200 0,08 1,16 1989,61 99,50 0,50
Pan 9,92 1999,53 100,00 0,00
Total 1999,53

Jurusan Teknik Sipil


7
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Tabel 2.5.6 Analisa saringan abu batu


Saringan Berat Komulatif Persentase
ASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,50 18,55 18,55 0,50 99,50
No. 4 4,75 24,10 42,65 1,15 98,85
No. 10 2,00 1339,52 1382,17 37,14 62,86
No. 40 0,43 1517,84 2900,01 77,92 22,08
No. 200 0,08 621,25 3521,26 94,61 5,39
Pan 200,51 3721,77 100,00 0,00
Total 3721,77

Tabel 2.5.7 Analisa saringan sirtu


Saringan Berat Komulatif Persentase
ASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 572,96 572,96 9,95 90,05
3/8" 9,50 1288,08 1861,04 32,32 67,68
No. 4 4,75 641,49 2502,53 43,46 56,54
No. 10 2,00 575,22 3077,75 53,45 46,55
No. 40 0,43 1517,67 4595,42 79,81 20,19
No. 200 0,08 966,64 5562,06 96,59 3,41
Pan 196,13 5758,19 100,00 0,00
Total 5758,19

Tabel 2.5.8 Analisa saringan tanah


Saringan Berat Komulatif Persentase
ASTM (mm) Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,50 220,54 220,54 11,09 88,91
No. 4 4,75 404,41 624,95 31,44 68,56
No. 10 2,00 503,96 1128,91 56,79 43,21
No. 40 0,43 619,53 1748,44 87,96 12,04
No. 200 0,08 225,13 1973,57 99,28 0,72
Pan 14,25 1987,82 100,00 0,00
Total 1987,82

Jurusan Teknik Sipil


8
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Penggabungan Campuran Lapis Pondasi Agregat Kelas S


Tabel 2.5.9 Gradasi gabungan agregat
Gradasi
Saringan Agg Agg Agg Abu Total Spek
Sirtu Tanah
2-3 1-2 0,5-1 Batu Umum
ASTM (mm) 0,0% 0,0% 0,0% 35,0% 39,0% 26,0% 100%
2" 50,00 0 0 0 35,00 39,00 26,00 100,00 100
1 /2"
1
37,50 0,00 0,00 0,00 35,00 39,00 26,00 100,00 100
1" 25,00 0,00 0,00 0,00 35,00 35,12 26,00 96,12 89 – 100
3/8" 9,50 0,00 0,00 0,00 34,83 26,40 23,12 84,34 55 – 90
No. 4 4,75 0,00 0,00 0,00 34,60 22,05 17,83 74,48 40 – 75
No. 10 2,00 0,00 0,00 0,00 22,00 18,15 11,23 51,39 26 – 59
No. 40 0,43 0,00 0,00 0,00 7,73 7,88 3,13 18,73 12 – 33
No. 200 0,08 0,00 0,00 0,00 1,89 1,33 0,19 3,40 4 – 22
Pan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0
Berat Campuran 0 0 0 4200 4680 3120 12000 gram

Grafik Gradasi Gabungan


120.00
100.00
80.00
Spesifikasi

60.00
40.00
20.00
0.00
2" 1 1/2" 1" 3/8" No. 4 No. 10 No. 40 No. 200
Ukuran Ayakan
Batas Bawah Batas Atas Camp. Rencana

Gambar 2.5.1 Grafik gradasi gabungan

Jurusan Teknik Sipil


9
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Data Pemadatan
Tabel 2.5.10 Data pengujian pemadatan
Nomor Sampel
Keterangan Satuan
I II III IV
Nomor cawan 1 2 1 2 1 2 1 2
Berat cawan Gram 82,53 76,72 89,24 78,87 82,53 84,67 71,46 85,79
Berat sampel basah + 179,0 212,6 197,2 199,3
Gram 199,92 206,18 188,42 187,61
cawan 7 9 1 4
Berat sampel kering + 172,7 202,8 184,9 184,0
Gram 192,40 196,08 177,45 175,70
cawan 7 9 6 5
123,4 114,6 127,8
Berat sampel basah Gram 96,54 123,20 127,31 103,75 101,82
5 8 8
113,6 102,4 112,5
Berat sampel kering Gram 90,24 115,68 117,21 92,78 89,91
5 3 9
Berat air Gram 6,30 7,52 9,80 10,10 12,25 10,97 15,29 11,91
6,98 6,50 8,62 8,62 11,96 11,82 13,58 13,25
Kadar air %
6,74 8,62 11,89 13,41

Kadar air rancangan % 4 6 8 10


Berat mould Gram 5436 5436 5436 5436
Berat sampel basah + mould Gram 12186 12777 12894 12897
Diameter mould Cm 15,20 15,20 15,20 15,20
Tinggi mold Cm 17,00 17,00 17,00 17,00
Berat sampel Gram 6750 7341 7458 7461
Volume mould Cm3 3086,03 3086,03 3086,03 3086,03
Berat isi tanah basah Gr/Cm3 2,19 2,38 2,42 2,42
Berat isi tanah kering Gr/Cm3 2,05 2,19 2,16 2,13

4. Penentuan Kadar
gd Max =Air Optimum
2,205

w Opt = 10,50%

Gambar 2.5.2 Hubungan kadar air dengan gd

Dari grafik didapatkan

Jurusan Teknik Sipil


10
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

gd Maksimum = 2,205 gram/cm3


w Optimum = 10,50 %

Jurusan Teknik Sipil


11
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

5. Angularitas
Tabel 2.5.11 Hasil pengujian tingkat angularitas sampel
No
Uraian Simbol Berat (gram)
.
1 Berat keseluruhan agregat A 257,97
2 Berat agregat dengan 1 bidang pecah B 11,21
3 Berat agregat dengan ≥ 2 bidang pecah C 133,91
4 Berat agregat dengan 0 bidang pecah D 112,85
No
Hasil Analisa Perhitungan Angularitas Rumus Persentase (%)
.
Angularitas agregat dengan ≥ 1 bidang
4 (B+C)/A×100 56,25
pecah
Angularitas agregat dengan ≥ 2 bidang
5 C/A×100 51,91
pecah

6. Hasil Pengujian Batas Cair


Tabel 2.5.12 Hasil pengujian batas cair
Ketukan Satuan
Pengujian Simbol Rumus
11 32 Kali
Nomor cawan 3 4
Berat cawan kosong w1 15,23 15,24 Gram
Berat cawan + tanah basah w2 80,29 67,12 Gram
Berat cawan + tanah kering w3 70,65 61,87 Gram
Berat air ww w2 - w3 9,64 5,25 Gram
Berat tanah kering ws w3 - w1 55,42 46,63 Gram
Kadar air wc (ww/ws)×100 17,39 11,26 %

7. Penentuan Batas Cair

Hubungan Kadar Air & Jumlah Ketukan


20.00
18.00
Kadar air (%)

16.00
14.00
12.00
10.00
10 100
Jumlah ketukan (N)

Gambar 2.5.3 Hubungan kadar air dengan jumlah ketukan

Berdasarkan data dari sampel diperoleh garis kurva kadar air


Jurusan Teknik Sipil
12
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

dengan jumlah ketukan 25 kali yang menyinggung garis kurva sehingga


diperoleh kadar air untuk batas cair (LL) sebesar 12,80%.

Jurusan Teknik Sipil


13
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

8. Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Sampel


Tabel 2.5.13 Hasil pengujian batas plastis
Uraian Simbol Rumus Data Satuan
Berat cawan kosong w1 15,23 Gram
Berat cawan + sampel
w2 60,97 Gram
basah
Berat cawan + tanah kering w3 57,87 Gram
Berat air ww w2 - w3 3,10 Gram
Berat tanah kering ws w3 - w1 42,64 Gram
Kadar air PL (ww/ws)×100 7,27 %
Indeks plastisitas IP LL-PL 5,53 %

9. Pengujian CBR
Tabel 2.5.14 Analisa kadar air sampel setelah perendaman
Uraian Simbol Rumus Data Satuan
Berat cawan kosong w1 79,32 Gram
Berat cawan + sampel
w2 169,03 Gram
basah
Berat cawan + tanah kering w3 162,98 Gram
Berat air ww w2 - w3 6,05 Gram
Berat tanah kering ws w3 - w1 83,66 Gram
Kadar air w (ww/ws)×100 7,23 %

Tabel 2.5.15 Penentuan berat isi sampel


Uraian Simbol Rumus Data Satuan
Diameter mold A 15,20 Cm
Tinggi mold B 17,00 Cm
Berat mold kosong C 5436 Gram
Berat mold + tanah basah D 13970 Gram
Berat tanah basah E D-C 8534 Gram
Volume mold F p×A2×B/4 3086,03 Cm3
Berat isi basah G E/F 2,77 Gr/cm3
(G×100)/ 2,58
Berat isi kering H Gram
(100+w)

Jurusan Teknik Sipil


14
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Tabel 2.5.16 Data penetrasi


Waktu Penurunan Pembacaan Beban
(Menit) (Inch) Arloji (lb)
a b c d=5,7×c
0,00 0,0000 0 0,00
0,25 0,0125 37 210,90
0,50 0,0250 88 501,60
1,00 1,0500 182 1037,40
1,50 0,0750 265 1510,50
2,00 0,1000 344 1960,80
3,00 0,1500 472 2690,40
4,00 0,2000 548 3123,60
6,00 0,3000 591 3368,70
8,00 0,4000 Stopped Stopped
10,00 0,5000 Stopped Stopped

CBR (Penetrasi Terhadap Beban)


4000.00
3500.00
3000.00
2500.00
Beban (lb)

2000.00
1500.00
1000.00
500.00
0.00
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Penetrasi (Inch)

Gambar 2.5.4 Grafik CBR

Tabel 2.5.17 Harga CBR


Harga CBR
1” 2”
(1960,80/3000)×100% (3123,60/4500) ×100%
65,36 % 69,41 %

Jurusan Teknik Sipil


15
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

F. KESIMPULAN
Tabel 2.5.18 Kesimpulan
No
Sifat-sifat Nilai Spesifikasi
.
1. Persentase campuran
1. Batu pecah 2-3 0%
2. Batu pecah 1-2 0%
3. Batu pecah 0,5-1 0% -
4. Abu batu 35%
5. Sirtu 39%
6. Tanah 26%
2. Pemadatan Modyfied
1. Berat kering maksimum 2,205 gram/cm3 -
2. Kadar air optimum 10,50 %
3. Butiran pecah tertahan ayakan No.4
1. Bidang pecah ≥ 1 56,25% 55%
2. Bidang pecah ≥ 2 51,91% 50%
4. Batas Cair 12,80% 0 - 35%
5. Batas Plastis 5,53% 4 - 15%
6. CBR Rendaman 65,36% Min. 50%

Hal ini menunjukan bahwa sampel yang telah memenuhi standar


perencanaan untuk LPA kelas S, berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga
Tahun 2018.

Jurusan Teknik Sipil


16
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

G. DOKUMENTASI

Gambar 2.5.5 Melakukan uji saringan Gambar 2.5.6 Mencampur sampel sesuai
untuk menentukan komposisi sampel komposisi dan kadar air

Gambar 2.5.7 Melakukan uji pemadatan Gambar 2.5.8 Menimbang mold + sampel
pada neraca ohaus

Gambar 2.5.9 Mengambil sampel Gambar.2.5.10 Melakukan uji angularitas


pemadatan untuk kadar air

Jurusan Teknik Sipil


17
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Laporan Laboratorium Pengujian Jalan dan Aspal
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 2.5.11 Menentukan batas cair Gambar 2.5.12 Menentukan kadar air dari
sampel dengan alat casagrande sampel hasil casagrande

Gambar 2.5.13 Menentukan batas plastis Gambar 2.5.14 Melakukan uji CBR
sampel terhadap sampel terendam

Jurusan Teknik Sipil


18
Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai