Anda di halaman 1dari 4

Nama : HERLIANTO

1. Apa saja Test yang dilakukan dalam :


a. Pekerjaan timbunan tanah biasa b. Pekerjaan timbunan pilihan

contoh tanah @ 50 kg
Atterberg limit tes
Analisa saringan
Klasifikasi tanah ( buka A -7-6 )
CBR 6
Nilai active 1,25
Kepadatan proctor standar
Sand cone ( kedalaman > 30 cm 95 %,
kedalaman 30 cm 100% )
Kadar air pemadatan 3 % - Wopt 1 %

contoh tanah @ 50 kg
Atterberg limit tes
Analisa saringan
Indeks Plastisitas ( Pi ) 6 %
CBR 100
Kepadatan proctor standar
Sand cone ( kedalaman > 30 cm > 95 %,
kedalaman < 30 cm 100% )
Kadar air pemadatan 3 % - Wopt 1 %

c. - Agregat A

Keausan dengan los angeles 40%


Atterberg limit tes
Indek plastisitas ( Pi ) 6
Hasil kali IP dg % lolos ayakan No. 200 25
Batas cair 25
Bagian yang lunak 5 %
CBR 90 ( min )
Perbandingan % lolos # 200 dan / # 40 max 2/3
Gradasi ( lihat syarat )
Kepadatan proctor modified
Kepadatan sand cone 100%
Kadar airpemadatan 1,5 % - Wopt 1,5 %

d. - Agregat S

abrasi dari agregat kasar 0 40%


IP SNI 1966-2008 4 15%
Hasil kali IP dengan % lolos ayakan No. 200
Batas cair ( SNI 1967 2008 ) 0 - 35
Bagian yang lunak 0 - 5%
CBR 50 ( min )

e. - Agregat A

keausan dengan los angeles 40%

f. Test beton K175, K250, K350

Atterberg limit tes


Indek plastisitas ( Pi ) 6
Hasil kali IP dg % lolos ayakan No. 200 25
Batas cair 25
Bagian yang lunak 5 %
CBR 90 ( min )
Perbandingan % lolos # 200 dan / # 40 max 2/3
Gradasi ( lihat syarat )
Kepadatan proctor modified
Kepadatan sand cone 100%
airpemadatan 1,5 % - Wopt 1,5 %

contoh tanah @ 50 kg
Slum tes 2 6 cm
Tes kuat tekan ( silinder ) : Fc
- Umur 3 hari
- Umur 7 hari > 70 % Fc MPa
- Umur 28 hari > 40 MPa
Tes kuat tekan ( silinder ) : Fc
- Umur 3 hari
- Umur 7 hari > 70 % Sc Kg/cm2
- Umur 28 hari > 45 kg/cm2
Agregat kasar
- Keausan dengan mesin los angeles < 40%
- Kekekalan bentuk thd larutan sulfat <
12%
- Gumpalan lempung < 0,25%
- Bahan yang lolos ayakan No. 200 < 1 %
Agregat halus
- Kekekalan bentuk thd larutan sulfat < 10%
- Gumpalan lempung < 0,50 %
- Bahan yang lulus ayakan No. 200 < 3 %
Gradasi agregat ( lihat syarat gradasi )

2. Jelaskan frekuensi pengujian ;


a. Sand Cone dilakukan per 200 meter ( maksimal ) tergantung panjang lokasi
b. Core drill dilakukan per 100 m ( 6 lubang/200 m )
kiri
cl
kanan

100m

100m

3. - DMF ( design mix formula ) adalah rancangan campuran material pendahuluan dengan
pengujian sifat2 karakteristik bahan mentah lalu diolah dengan komposisiyang telah
ditentukan dan dipadatkan dengan peralatan lab atau manual yang hasilnya sesuai dengan
spek sebelum JMF
- JMF ( job mix formula ) adalah rancangan campuran kerja dari hasil uji DMF yang
diperoleh di lab untuk dilakukan trial atau percobaan pemadatan dilapangan dengan alat
mekanis dengan beberapa lintasan lalu dicek kepadatan lapangan memenuhi standar
spesifikasi itulah acuan kerja bagi pelaksanaan di lapangan selanjutnya.
Perbedaannya untuk DMF di laboratorium dipadatkan dengan alat lab dan di uji dengan
lsedangkan JMF di lapangan dipadatkan dengan alat lapangan
4.

HRS ( hot rolled sheet ) adalah campuran dengan bahan pembentuk yang terdiri dari
aspal, agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi yang merupakan lapisan penutup
dengan gradasi senjang dan dipadatkan dalam keadaan panas di uji dengan tes marshall.
HRS berfungsi sebagai lapis penutup Pada saat di di uji lab dengan 2 x 75 tumbukan pada
suhu 115 125 derajat celcius di lakukan pengujuian sifat2 campuran aspal antara lain
penyerapan aspal, rongga dalam campuran, rongga dalam aggregate, rongga terisi
agregat, stabilitas marshal, pelelahan, marshal quotient, stabilitas marshal, ronnga dalam
campuran kepadatan membal. Pada saat di AMP agregat dipanaskan dengan suhu 150
160 derajat celcius untuk mengeringkan dan aspal dipanaskan pada suhu 150 155
derajat celcius (maksimal) untuk medapatkan tingkat kecairan yang cukup pada aspal
sehingga memperoleh kemudahan untuk mencampurnya maka kedua material harus
dipanaskan terlebih dahulu pekerjaan dilakukan di pabrik pencampuran kemudian dibawa
ke lokasi dan di hamparkan dengan menggunakan alat penghampar.dengan suhu mulai
dari AMP sampai lokasi penghamparan 130 - 145 derajat celcius.
AC ( asphalt concrete ) adalah campuran dari agregat ber gradasi menerus dan aspal di uji
dengan tes marshall. Pada saat di AMP agregat dipanaskan dengan suhu 150 160
derajat celcius untuk mengeringkan dan aspal dipanaskan pada suhu 150 155 derajat
celcius (maksimal) untuk medapatkan tingkat kecairan yang cukup pada aspal sehingga
memperoleh kemudahan untuk mencampurnya maka kedua material harus dipanaskan
terlebih dahulu pekerjaan dilakukan di pabrik pencampuran kemudian dibawa ke lokasi
dengan DT dan di hamparkan dengan menggunakan alat penghampar pada suhu 125
110 derajat celcius lalu dipadatkan dengan TR ( pemadatan ) pada suhu 125 110 derajat
celcius, PTR pada suhu 110 90 derajat celcius, TR ( finishing ) pada suhu 90 derajat
Celsius .dengan suhu mulai dari AMP sampai lokasi penghamparan 130 - 145 derajat
celcius.

5. CBR ( California Bearing Ratio) adalah nilai daya dukung material, yang didapat dengan
percobaan perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. CBR sangat bergantung dengan
kadar air yang ada dimaterial tersebut, makin tinggi kadar air maka akan makin rendah
nilai CBR.

Anda mungkin juga menyukai