Prostat adalah organ genital yang hanya ditemukan pada pria berbentuk piramid atau
buah kenari, prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau kira –
kira 3 cm, mengelilingi uretra pria, dengan berat normal pada orang dewasa muda + 20 gram.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat,
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) – estrogen dan proses aging (menjadi tua).
Tatalaksana pada mereka dengan LUTS ringan dan memiliki kualitas hidup yang
masih bagus tidak membutuhkan terapi baik obat-obat an maupun operatif, Watchfull waiting
dan modifikasi gaya hidup adalah pilihan terapinya yang terdiri dari;
Edukasi tentang kondisi pasien
Meyakinkan pasien bahwa kondisi ini bukan precursor terjadinya kanker dimasa
yang akan datang
Mengharuskan monitoring secara periodic
Dan perubahan gaya hidup meliputi :
o Mengurangi konsumsi minum diperiode tertentu untuk mencegah
terjadinya nokturia atau frekuensi (misalnya minum sebelum tidur
malam atau minim sebeleum bepergian lama)
o Mengurangi konsumsi alcohol dan minuman atau makanan mengandung
kafein dimana mempunyai efek diuretic dan iritasi terhadap kandung
kemih
o Bladder training untuk menahan kencing lebih lama lagi pada kasus
urgensi sehingga bisa menambah kapasitas buli dan menambah waktu
diantara dua kencing
o Mengurangi obat-obatan yang mempunyai efek diuretic
o Mengobati konstipasi
Pada mereka dengan gejala yang lebih berat maupun mengganggu, dapat diberikan
obat-obatan antara lain; golongan antagonis adrenergik-α1 (alfa bloker), 5-alfa reductase
inhibitor (5-ARI), antagonis reseptor muskarinik, agonis reseptor beta-3, phosphodiesterase 5
inhibitor (PDE5i).
Tatalaksana pembedahan pada BPH apabila terjadi; kegagalan medikamentosa, BPH
dengan penyulit / komplikasi, serta pilihan dari pasien. Tindakan operasi pada BPH dapat
menggunakan reseksi transuretra prostat (TURP), teknik ini mengangkat/reseksi jaringan dari
zona transisi prostat melalui pendekatan transuretra, sehingga tidak membutuhkan sayatan /
jahitan.
Teknik operasi lainnya yaitu insisi transuretra prostat (TUIP), Bipolar transurethral
vaporisation of the prostate (B-TUVP), Transurethral microwave therapy (TUMT),
Transurethral needle ablation of the prostate (TUNA), Holmium laser resection of the
prostate (HoLRP) atau holmium laser enucleation of the prostate (HoLEP), Stent prostat,
Prostatic urethral lift (PUL), serta pembedahan prostat terbuka.
Pasien dengan watchful waiting harus dievaluasi dalam enam bulan kemudian tiap
tahun, apakah terdapat perburukan gejala atau apakah terdapat indikasi dilakukannya
tindakan yang bersifat invasif. Mereka yang mengkonsumsi obat-obatan dievaluasi empat
sampai enam minggu setelah inisiasi pemberian obat untuk melihat respon terapi. Setelah
menjalani terapi invasif untuk BPH, pasien harus dievaluasi 4 sampai 6 minggu setelah
operasi atau setelah pelepasan kateter untuk melihat respon terhadap tindakan dan ada
tidaknya efek samping yang ditimbulkan paska tindakan.