Terpercaya
Login | Daftar
Penyakit A-Z
o Virus
o Kanker
o Jantung
o Otak
o Psikologi
o Defisiensi
o Infeksi
o Mata
o Pencernaan
o Semua Penyakit
Obat A-Z
Hidup Sehat
Keluarga
Tanya Dokter
Gejala BPH
Berikut ini gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita pembesaran prostat jinak
(BPH):
Munculnya gejala-gejala tersebut disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan uretra
ketika kelenjar prostat mengalami pembesaran.
Disarankan untuk menemui dokter jika Anda merasakan gejala BPH, meski ringan. Diagnosis
sangat diperlukan karena ada beberapa kondisi lain yang gejalanya sama dengan BPH, di
antaranya:
Penyebab BPH
Sebenarnya penyebab persis pembesaran prostat jinak (BPH) masih belum diketahui, namun
diperkirakan kondisi ini terjadi karena adanya perubahan pada kadar hormon seksual akibat
proses penuaan.
Pada sistem kemih pria terdapat sebuah saluran yang berfungsi membuang urine keluar dari
tubuh melalui penis, atau lebih dikenal sebagai uretra. Dan jalur lintas uretra ini secara
kebetulan melewati kelenjar prostat. Jika terjadi pembesaran pada kelenjar prostat, maka
secara bertahap akan mempersempit uretra dan pada akhirnya aliran urine mengalami
penyumbatan. Penyumbatan ini akan membuat otot-otot pada kandung kemih membesar dan
lebih kuat untuk mendorong urine keluar.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena BPH adalah:
Diagnosis BPH
Dalam mendiagnosis pembengkakan prostat jinak (BPH), dokter akan menanyakan gejala
yang dirasakan oleh pasien terlebih dahulu:
Untuk memeriksa ukuran kelenjar prostat secara fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan
colok dubur.
Ada beberapa jenis tes yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit BPH, antara lain:
Tes urine. Tes ini dilakukan jika dokter mencurigai gejala yang dirasakan oleh pasien
bukan disebabkan oleh BPH, melainkan oleh kondisi lainnya, seperti infeksi saluran
kemih atau batu ginjal.
Tes darah. Komponen yang diperiksa dalam tes ini adalah protein prostat spesifik
antigen (PSA), yaitu suatu protein yang dihasilkan prostat. Jika kadar PSA pasien
tinggi, maka kemungkinan pasien menderita BPH juga besar. Jika kenaikan tersebut
terjadi secara signifikan, maka peluang pasien untuk terkena kanker prostat juga ada.
Tes kelancaran aliran urine. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan
kateter yang dilengkapi kamera ke dalam saluran kemih pasien. Melalui monitor,
dokter akan dapat melihat besarnya tekanan di dalam kandung kemih dan seberapa
baik kinerja organ tersebut saat pasien berkemih.
CT urogram. Metode pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan saluran
kemih pasien, misalnya apakah ada kerusakan pada saluran tersebut, atau apakah ada
penyumbatan yang disebabkan kondisi selain BPH, seperti penyakit batu kandung
kemih atau batu ginjal.
USG transrektal atau USG melalui dubur. Melalui pemeriksaan yang
menggunakan gelombang suara ini dokter akan mendapatkan gambar kelenjar prostat
dan bagian di sekelilingnya secara lebih rinci, guna mengetahui apakah pasien
menderita BPH atau kondisi lainnya seperti kanker.
Selain untuk memastikan bahwa gejala yang dirasakan oleh pasien adalah akibat BPH dan
bukan disebabkan oleh kondisi-kondisi lainnya, tes-tes lebih lanjut juga dapat membantu
dokter memberikan pengobatan yang tepat.
Pengobatan BPH
Penanganan pembesaran prostat jinak (BPH) dikelompokan menjadi dua, yaitu penanganan
BPH dengan gejala ringan dan penanganan BPH dengan gejala menengah hingga parah.
Untuk kasus BPH ringan biasanya cukup ditangani dengan obat-obatan, terapi menahan
berkemih, dan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah dengan:
Mulai berolahraga secara teratur, misalnya berjalan kaki hingga satu jam tiap hari.
Mulai mengurangi atau berhenti mengonsumsi kafein dan minuman keras.
Mencari jadwal minum obat yang tepat agar terhindari dari nokturia atau
meningkatnya frekuensi buang air kecil sepanjang malam.
Mulai membiasakan diri untuk tidak minum apa pun dua jam sebelum waktu tidur
agar terhindar dari nokturia atau berkemih sepanjang malam.
Obat BPH yang sering digunakan adalah dutasteride dan finasteride. Obat yang mampu
menurunkan ukuran prostat dan meredakan gejala BPH ini bekerja dengan cara menghambat
efek dari hormon dihidrotestosteron. Namun penggunaan kedua obat ini tidak boleh
sembarangan dan harus melalui petunjuk dari dokter karena memiliki efek samping yang
cukup serius. Beberapa efek samping dari dutasteride dan finasteride adalah turunnya
kuantitas sperma, impotensi, dan risiko cacat bayi jika Anda menghamili perempuan saat
sedang menjalani pengobatan dengan kedua obat ini.
Selain dutasteride dan finasteride, obat BPH lainnya yang juga sering digunakan adalah
golongan penghambat alfa, seperti alfuzosin dan tamsulosin. Obat penghambat alfa ini
biasanya dikombinasikan dengan finasteride. Obat ini mampu memperlancar laju urine
dengan cara melemaskan otot-otot kandung kemih. Efek samping yang mungkin terjadi
setelah mengonsumsi alfuzosin dan tamsulosin adalah badan lemas, sakit kepala, dan
turunnya kuantitas sperma. Untuk efek samping yang lebih serius, kedua obat ini berisiko
menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah, bahkan pingsan.
Terapi ini dilakukan di bawah bimbingan medis. Di dalam terapi ini pasien akan diajarkan
bagaimana cara menahan keinginan berkemih setidaknya dalam jeda waktu dua jam antara
tiap berkemih, termasuk diajarkan bagaimana cara mengatur pernapasan, mengalihkan
pikiran ingin berkemih, serta relaksasi otot.
Satu-satunya cara menangani BPH dengan gejala menengah hingga parah adalah melalui
operasi, yaitu:
Komplikasi BPH
Pembesaran prostat jinak (BPH) kadang-kadang dapat mengarah pada komplikasi akibat
ketidakmampuan kandung kemih dalam mengosongkan urin. Beberapa komplikasi yang
mungkin dapat timbul antara lain:
Pencegahan BPH
Menurut penelitian, risiko terkena pembesaran prostat jinak (BPH) dapat dicegah melalui
konsumsi makanan yang kaya akan serat dan protein, serta rendah lemak. Hindari juga
konsumsi daging merah. Berikut ini contoh-contoh makanan dengan kadar serat tinggi:
Kacang hijau
Beras merah
Gandum
Brokoli
Kubis
Lobak
Bayam
Apel
Ikan
Telur
Kacang kedelai
Susu rendah lemak
Dada ayam
Keju
Artikel Terkait
Tanya
Diskusi Terkait
By argian emje
Slamat sore dokter, saya mau tanya dok, saya laki2 umur 30 thn. Yg saya tanyakan
adalah sering saya alami setelah saya kencing dan merasa...
4 Balasan
penyakit prostat
By febrizqie
apakah umur 14 tahun bisa terkena penyakit prostat? soalnya saya mengalami
beberapa gejala penyakit prostat...
4 Balasan
slamt siang dok.. dok saya maw tanya.. kenapa terkadang saya ngrasa nyeri d area
slangkangan d antara dubur & kantg kemih..! dlm 2 hari blakangan ini...
1 Balasan
Lebih Lanjut
Kesehatan
Hidup Sehat
Keluarga
Tentang Kami
Apakah anda seorang dokter?
Advertise with us
Syarat dan Ketentuan
Privasi
Kontak Kami