807-Article Text-1325-1-10-20190928
807-Article Text-1325-1-10-20190928
Email : fitriana.pramardika90@gmail.com
Abstrak
Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa anemia remaja putri adalah 48,9%, hal Ini akan berdampak buruk pada penurunan
imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktivitas jika tidak ditangani dengan benar. Puskesmas
Bengkuring telah mengimplementasikan program pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri selama satu tahun
dengan keberhasilan program pada 2018 yaitu 97,1%. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi program tablet tambah darah
untuk remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan metode
penelitian kualitatif yang dilakukan pada bulan April hingga Mei 2019 di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring. Data
kualitatif dianalisis dengan analisis isi. Pada tahap input ada perbedaan dalam fasilitas dan infrastruktur. Pada tahap proses,
ketidaksesuaian terjadi dalam distribusi, pemantauan dan pencatatan dan pelaporan. Pada tahap output, ketidakcocokan terjadi
dalam penargetan dan ketepatan waktu dan distribusi. Pada tahap hasil ada perubahan dalam pengetahuan. Prevalensi anemia
terjadi pada 3 dari 10 gadis remaja. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa pada tahap input, proses, output masih ada
ketidaksesuaian dalam implementasinya, sementara hasilnya masih perlu ditingkatkan, dan masih ada gadis remaja yang
mengalami anemia.
Abstract
Data of Riskesdas 2018 shows that teenage girl anemia is 48.9%, this will adversely affect the decrease in immunity,
concentration, learning achievement, youth fitness and productivity if not handled properly. Bengkuring Health Center has
implemented a program Blood Adding Tablets (BAT) to teenage girl for one year with the Achievement in 2018 at 97.1%. This
study aims to evaluate the blood adding tablet program for teenage girl. This study is an evaluation research with a qualitative
research method conducted in April to May 2019 in the Bengkuring Puskesmas work area. Qualitative data were analyzed by
content analysis.At the input stage there are discrepancies in the facilities and infrastructure. At the process stage,
nonconformities occur in the distribution, monitoring and recording and reporting. At the output stage, mismatches occur in
targeting and timeliness and distribution. At the outcome stage there is a change in knowledge. The prevalence of anemia
occurred in 3 out of 10 teenage girl.The conclusion of this activity is that at the input, process, output stage there are still
incompatibilities in its implementation, while the outcomes still need to be improved, and there are still teenage girl who are
anemic.
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved
201
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3
kemenkes yaitu dari data jumlah siswi di SMP dan mereka datang tiap bulan ngasih obatnya sekalian
SMA dikalikan lima puluh dua tablet kemudian nanya jumlah yang udah saya kasih ke siswi, baru
ditambahkan sepuluh persen untuk stok. Trus yang dengan bapak ini siswi kami diperiksa darahnya”
kedua, membuat panitia yang di SK kan oleh pimpus. W.C.M.15.
Yang ketiga, buat SOP juga trus yang terakhir tu baru
kita susun jadwal dari tim panitia dan kirim surat ke Pencatatan dan Pelaporan
semua sekolah kalo mau melaksanakan TTD” Berdasarkan hasil penelitian bahwa pencatatan
W.A.H.23. dan pelaporan TTD dilaksanakan tiap bulannya dan
dilaporkan kepada tim administrasi manajemen dan
Pendistribusian Dinas Kesehatan kota Samarinda.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Hal itu sesuai dengan kutipan pernyataan
pendistribusian dilakukan dengan cara blanket wawancara sebagai berikut : Kutipan 12 “Laporan
approach yang dibagikan oleh tim setiap bulannya rutin tiap bulannya dilaporkan ke admen dan ke dinas.
sebanyak 4 tablet per siswi dengan jumlah minum TTD Telat sedikit aja sudah saya sampaikan di apel pagi”
sebanyak 1 tablet untuk 1 minggu. W.A.H.37.
Hal itu sesuai dengan kutipan pernyataan Pencatatan TTD dari guru UKS hanya berupa
wawancara sebagai berikut : Kutipan 7 “TTD yang jumlah obat yang diterima dan hanya dilaporkan
dibagikan ke siswi itu sebanyak empat tablet untuk satu kepada puskesmas melalui verbal. Hal itu sesuai
bulan. Ee... Sekali minum itu satu tablet untuk satu dengan kutipan pernyataan wawancara dari partisipan
minggu. Biasanya kami suruh minumnya malam aja tambahan sebagai berikut : Kutipan 13 “biasanya kami
pas mau tidur” W.A.H.25. catat pak, obat yang kami terima trus kami ga buat
Pelaksanaan distribusi TTD dilakukan tiap laporan cuma kami kasih tau aja kepada orang
minggu pertama sampai dengan minggu kedua tiap puskesmas klo obatnya udah kami kasihkan”
bulannya. Jumlah sekolah sebanyak 17 sekolah, jadi W.C.M.18
satu hari bisa 2 sekolah yang didistribusikan sesuai
dengan jadwal. Petugas menyerahkan TTD kepada Deskripsi Output
guru UKS yang kemudian akan dibagikan kepada siswi Cakupan Kegiatan
di sekolahnya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa cakupan
Hal itu sesuai dengan kutipan pernyataan kegiatan pada program TTD tahun 2018 di UPT
wawancara sebagai berikut : Kutipan 8 “ceritanya tu Puskesmas Bengkuring adalah sebesar 97,1%. Hal itu
kayak gini nah, tiap bulannya tu TTD dibagikan ke berdasarkan jumlah obat yang diterima setiap bulannya
sekolah setiap minggu pertama sampai minggu ke dua. pada remaja puteri wilayah kerja Puskesmas
Jadi per harinya tu bisa dua atau tiga sekolah gitu yang Bengkuring yang dimulai sejak bulan maret 2018
didatangi. Kemudian TTDnya tu dikasihkan aja ke hingga bulan Desember 2018. Capaian tidak 100%
Guru UKSnya, biar gurunya yang bagi jadi cepat kita dikarenakan sasaran lagi mengikuti kegiatan
selesai” W.A.H.29. ekstrakurikuler di luar kota.
Hal ini diperkuat dari pernyataan partisipan Hal itu berdasarkan dari kutipan pernyataan
utama sebagai berikut Kutipan 9 “iya pak, kami dapat wawancara sebagai berikut : Kutipan 14 “TTD ini udah
obatnya ni tiap awal bulan, dikasih sama ibu guru” dilaksanakan mulai dari bulan maret sampe bulan
W.B.A.7. Desember dua ribu delapan belas. Tahun ini pun juga
dilaksanakan. Kalo capaian TTD tahun dua ribu
Pemantauan delapan belas itu sebesar sembilan puluh tujuh koma
Berdasarkan hasil penelitian bahwa satu persen dari sasarannya dua puluh persen. Angka
pemantauan TTD ini hanya berupa pelaporan data dari itu didapat dari jumlah TTD yang diberikan kepada
petugas pelaksana tiap bulannya. Data tersebut berasal remaja puteri di sekolah. Tidak seratus persen
dari pernyataan dari guru UKS saja mengenai jumlah dikarenakan ada beberapa bulan sasaran lagi
TTD yang telah didistribusikan. mengikuti pesantren di luar daerah” W.A.H.40.
Hal ini sesuai dengan kutipan pernyataan
wawancara sebagai berikut : Kutipan 10 “ee.. kalo Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
pemantauan dilaksanakannya setiap kita ngasih obat Berdasarkan hasil penelitian bahwa sasaran
tu ke guru UKS, sekalian lah kita tanya ke gurunya, pada program TTD ini yaitu remaja puteri dari kelas 1
berapa sudah yang dibagikan? Biasanya sih abis tiap SMP hingga kelas 3 SMA. Hal itu sesuai dengan
bulannya. Jadi bulan depan juga dikasih dengan kutipan pernyataan wawancara sebagai berikut :
jumlah yang sama seperti itu” W.A.H.33. Kutipan 15 “yang menerima TTD ni ya murid
Hal ini diperkuat dari pernyataan partisipan perempuan dari kelas satu SMP hingga kelas tiga
tambahan sebagai berikut : Kutipan 11 “biasanya pak, SMA” W.A.H.43.
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
204
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3
Ketepatan waktu pada program TTD ini berupa manusia, alokasi dana dan sarana pra sarana bahwa
waktu konsumsi dan waktu pelaksanaan distribusi sarana dan pra sarana untuk menunjang program ini
TTD. Waktu konsumsi TTD di rumah yaitu sesudah masih kurang seperti Brosur, leaflet dan kartu
makan malam dan sebelum tidur. Hal itu sesuai dengan suplementasi TTD. Media brosur dan leaflet sangat
kutipan pernyataan wawancara sebagai berikut : diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan karena
Kutipan 16 “emm.. waktu minumnya di rumah setelah didalam media tersebut terdapat informasi mengenai
makan malam, abis itu baru minum obatnya sebelum TTD dan anemia. Hal itu sesuai yang menyatakan
tidur” W.B.S.30 bahwa Informasi yang diperoleh dapat memberikan
Sedangkan waktu pelaksanaan distribusi, landasan kognitif (7).
disesuaikan dengan kalender pendidikan. Jika Pada penelitian Putri, dkk (2017) menyatakan
berdekatan dengan hari libur maka diberikan TTD bahwa tingkat pengetahuan gizi yang kurang
dengan jumlah lebih dari biasanya. Hal itu sesuai mempunyai peluang sebesar 3,951 kali mengalami
dengan kutipan pernyataan wawancara sebagai berikut kejadian anemia dibandingkan dengan remaja puteri
: Kutipan 17 “Kami susun jadwal itu sesuai dengan yang mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik
kalender pendidikan. Misal ni ya, kalo mau libur kayak (8).
mau lebaran kemaren ini, kami siapin sekalian untuk 2 Sedangkan kartu suplementasi TTD juga sangat
bulan biar ga terputus” W.A.H.47 diperlukan sebagai alat untuk menumbuhkan kesadaran
dan kedisiplinan bagi remaja puteri karena kartu
Deskripsi Outcome suplementasi TTD dianggap sebagai pekerjaan rumah
Efek atau dampak oleh guru UKS. Hal itu sesuai dengan Arikunto (2008)
Berdasarkan hasil penelitian bahwa efek atau yang menyatakan bahwa mengerjakan tugas sekolah
dampak dari TTD yang dialami oleh remaja puteri merupakan salah satu dari tujuh indikator kedisiplinan
setelah mengkonsumsinya yaitu mual, muntah dan (9).
pusing. Hal itu sesuai dengan kutipan pernyataan Kartu suplementasi ini mempunyai hubungan
wawancara sebagai berikut : Kutipan 18 “saya pernah yang bermakna seperti halnya penelitian yang
pak, dulu pertama kali minum obatnya ngerasa mual, dilakukan oleh Waliyo dan Agusanty (2015) yang
muntah dan pusing” W.B.S.30. Hal itu diperkuat menyatakan terdapat perbedaan rata-rata jumlah tablet
dengan pernyataan kutipan wawancara dari partisipan yang diminum oleh ibu hamil pada kelompok yang
kunci sebagai berikut : Kutipan 19 “iya, dulu tu ada diberi kartu pemantauan minum TTD dengan
laporan sekolah yang muntah-muntah seteleh mereka kelompok kontrol (p=0,002) [12]. Sedangkan pada
minum obat. Itu tu karena mereka belum makan. Tapi remaja puteri dalam penelitian Nuradhiani (2017) yang
sekarang TTD yang diberikan beda dengan yang tahun menyatakan bahwa kelompok kartu monitoring dengan
lalu merknya Tablet tambah darah dari Kimia Farma, penambahan tanda tangan orang tua dan guru memiliki
yang ini rasanya manis, sebentar saya liatkan nama tingkat kepatuhan yang tinggi dibandingkan dengan
obatnya dulu. Oh ini dia, nama merknya Hemafort dari kartu monitoring dari Dinas Kesehatan ataupun kartu
Phapros. mereka suka dan udah ga ada lagi keluhan monitoring berupa leaflet (10).
kayak kemaren” W.A.H.52 Minimnya kegiatan input dalam program TTD
Namun program TTD ini juga mendapat di Puskesmas Bengkuring ini sejalan dengan penelitian
manfaat yang baik seperti keluhan nyeri haid berkurang yang telah dilakukan oleh Hurfiati yang menyatakan
dan lebih bugar ketika mengkonsumsi TTD. Kutipan bahwa indikator input meliputi dana, tenaga, sarana
19 “sejak ada program bagi vitamin ini, siswinya udah belum mencukupi kebutuhan program sedangkan
jarang yang mengeluhkan sakit perut, lemes saat ketersediaan TTD sudah mencukupi (11).
datang bulan, kemudian anak-anak terlihat lebih
segar” W.C.M.26 Proses
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Deskripsi Prevalensi Anemia ada 4 tahap yang dinilai yaitu tahap persiapan, tahap
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan distribusi, tahap pemantauan, tahap pencatatan dan
kepada remaja puteri diperoleh data bahwa 3 dari 10 pelaporan. Keempat tahapan tersebut apabila dilakukan
remaja puteri mengalami anemia. dengan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang telah ditetapkan oleh Puskesmas Bengkuring
maka akan dapat meningkatkan cakupan capaian
PEMBAHASAN program dari kegiatan TTD ini.
Input Namun dalam teknis pelaksanaannya masih
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat ketidaksesuaian yaitu Puskesmas Bengkuring
evaluasi input pada program TTD pada remaja Puteri melakukan distribusi TTD 1 kali setiap bulan. Hal ini
di Puskesmas Bengkuring berupa Sumber daya tidak sesuai karena berdasarkan buku pedoman
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
205
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3
pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja Cakupan kegiatan dalam hal ini, taget tidak
putri dan wanita usia subur (WUS) (2016) yang sesuai. Target capaian mengacu pada rencana strategi
menyatakan bahwa TTD diberikan di sekolah setiap Direktorat Gizi Masyarakat yang menyatakan bahwa
minggu [3]. Puskesmas Bengkuring melakukan hal tahun 2015 sebesar 10%, tahun 2016 sebesar 15%,
tersebut dikarenakan lebih efisien dalam segi waktu. tahun 2017 sebesar 20%, tahun 2018 sebesar 25% dan
Pada tahap pemantauan juga masih belum tahun 2019 sebesar 30%. Sementara target yang
sesuai karena petugas hanya bertanya jumlah TTD ditetapkan Puskesmas Bengkuring dari tahun 2018 dan
yang diberikan. Seharusnya yang dilakukan adalah 2019 sebesar 20%.
pemantauan kepatuhan remaja puteri mengkonsumsi Ketepatan sasaran Puskesmas Bengkuring
TTD dan perlu dilakukan pemantauan dari kadar sudah sesuai yaitu remaja puteri dari kelas 1 SMP atau
hemoglobin darah minimal 6 bulan sekali. sederajat hingga kelas 3 SMA atau sederajat karena
Pada tahap pencatatan dan pelaporan berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal
dilakukan setiap bulannya kepada Dinas Kesehatan Kesehatan Masyarakat dengan nomor
Kota Samarinda melalui laporan gizi. Hal ini HK.03.03/V/0595/2016 bahwa yang menjadi sasaran
merupakan kinerja program yang baik karena TTD ini adalah Remaja putri usia 12-18 tahun. TTD
berdasarkan buku pedoman pencegahan dan tidak boleh diberikan pada remaja puteri yang
penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita mengalami penyakit, seperti thalasemia,
usia subur (WUS) (2016) yang menyatakan bahwa hemosiderosis, atau atas indikasi dokter lainnya [3].
pelaporan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pada tahap Terdapat ketidaksesuaian mengenai Ketepatan
pelaporan, untuk meningkatkan capaian program TTD waktu. Dalam hal ini yaitu waktu konsumsi TTD yang
di bulan berikutnya, harus disertakan juga analisis dari dilakukan di rumah masing masing dan pada malam
permasalahan dalam proses kegiatan tersebut serta feed hari. Kegiatan konsumsi TTD masing-masing tersebut
back kepada pihak terkait seperti sekolah dan dinas kurang efektif dalam hal pemantauan dan menurut
kesehatan Kota Samarinda. peneliti, apabila dilakukan secara bersama di sekolah
Pada tahap pencatatan disini bukan hanya maka akan menimbulkan kebersamaan dan menjadikan
menjadi tanggung jawab dari petugas Puskesmas perilaku yang sehat.
namun juga keterlibatan dari pihak sekolah berupa Hal itu sesuai dengan Notoatmodjo (2012)
pemantauan pencatatan kartu suplementasi TTD dan yang menyatakan bahwa faktor situasional yang
pencatatan ke dalam buku rapor kesehatan, karena mencakup lingkungan di mana manusia itu bertempat
sejak tahun 2015 semua peserta didik telah memiliki tinggal, baik itu lingkungan fisik, sosial, budaya,
buku rapor kesehatan yang dikeluarkan oleh ekonomi dan politik dapat mempengaruhi perilaku
Kementerian kesehatan Republik Indonesia. seseorang (7).
Kegiatan pencatatan dan pelaporan merupakan Outcome
fungsi dan wewenang yang wajib dilakukan Berdasarkan hasil penelitian bahwa outcome
berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2014 untuk dari program TTD ini berupa efek atau dampak yaitu
mewujudkan pembangunan kesehatan di wilayah kerja penggantian jenis TTD dari tahun 2018 berupa tablet
Puskesmas. tambah darah (kimia Farma) menjadi hemafort
Pada tahap proses dari program TTD (phapros) tahun 2019 yang lebih disukai oleh remaja
Puskesmas Bengkuring masih terdapat ketidaksesuaian puteri dikarenakan rasanya yang lebih manis dapat
dengan pedoman dari tahap distribusi, tahap meningkatkan kepatuhan remaja puteri dalam
pemantauan, tahap pencatatan dan pelaporan. Hal itu mengkonsumsi TTD.
juga dialami pada penelitian yang dilakukan oleh Upaya untuk meningkatkan kepatuhan
Hurfiati yang menyatakan bahwa Indikator proses konsumsi TTD tersebut juga harus melibatkan
meliputi perencanaan kebutuhan, distribusi, cara dukungan dari guru. Hal itu dibuktikan dalam sebuah
pemberian, pencatatan, pelaporan dan pemantauan penelitian yang dilakukan oleh Nuradhianai, dkk
program pemberian TTD belum sesuai dengan (2017) yang menyatakan bahwa dukungan guru
petunjuk teknis program pemberian TTD yang berpeluang 4,7 kali lipat meningkatkan kepatuhan
dirancang oleh Kementerian Kesehatan (11). dalam konsumsi Tablet Tambah Darah dibandingkan
dengan tidak adanya dukungan dari guru (12).
Output Perubahan perilaku dari remaja puteri yang
Berdasarkan hasil penelitian bahwa output terlihat lebih segar merupakan dampak yang baik dari
berupa cakupan kegiatan dan ketepatan sasaran, waktu program TTD ini. Hal itu sesuai dengan Dieny (2014)
dan distribusi program TTD di wilayah kerja yang menyatakan bahwa program TTD melalui
Puskesmas Bengkuring masih terdapat beberapa hal peningkatan zat besi pada remaja putri juga bermanfaat
yang belum sesuai dengan pedoman. untuk meningkatkan konsentrasi belajar, menjaga
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
206
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3
kebugaran dan mencegah terjadinya anemia pada calon TTD berupa tidak dilakukan pemantauan kepatuhan
ibu di masa mendatang (4). konsumsi TTD dan pemantauan kadar hemoglobin
Berdasarkan hasil outcome masih berupa darah (Hb) pada remaja puteri. Tidak dilakukannya
jangka pendek yaitu pada tingkat pembelajaran yang pencatatan ke dalam buku raport kesehatanku oleh
meliputi kesadaran, pengetahuan, sikap. Hasil outcome pihak sekolah terhadap program TTD ini. Tidak
tersebut diharapkan berlanjut hingga jangka menengah dilakukannya analisis dan tindak lanjut dan umpan
dan mempunyai dampak jangka panjang seperti balik dari pelaporan program TTD baik dari pihak
Remaja tersebut nantinya jadi seorang ibu hamil yang sekolah, Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota
bebas dari anemia dan melahirkan bayi yang sehat. Samarinda. Ketidaksesuaian target dari sasaran
program TTD Puskesmas terhadap rencana strategi
Anemia direktorat gizi masyarakat. Konsumsi TTD tidak
Berdasarkan hasil penelitian bahwa 3 dari 10 dilakukan secara bersama-sama di Sekolah melainkan
remaja puteri di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring di rumah masing-masing. Penggantian Obat Tablet
mengalami anemia. Hal ini dikarenakan rendahnya Tambah Kimia Farma (2018) menjadi Hemafort
asupan zat besi. Menurut peneliti, rendahnya asupan phapros (2019) membuat remaja puteri lebih
zat besi tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan menyukainya program TTD ini. Remaja puteri terlihat
remaja puteri terhadap makanan yang kaya akan zat lebih bugar dan keluhan nyeri saat menstruasi
besi dan makanan yang dapat menghambat penyerapan berkurang. Sebanyak 3 dari 10 remaja puteri di wilayah
zat besi. Kurangnya pengetahuan tersebut karena hanya kerja UPT Puskesmas Bengkuring mengalami anemia.
pada tahun 2018 awal saja remaja puteri tersebut Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
mendapatkan sosialisasi mengenai anemia dan TTD. masukan terhadap Program TTD seperti pemenuhan
Hal itu sesuai dengan pernyataan Notoatmojdo sarana prasarana, peningkatan sosialisasi atau
(2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan atau penyuluhan kesehatan, pemantauan 2 kali dalam
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam setahun untuk pemeriksaan hemoglobin (Hb) darah,
membentuk tindakan seseorang (over behaviour) pemantauan kepatuhan TTD, membuat analisis, tindak
karena dari pengalaman penelitian terbukti bahwa lanjut dan feed back , serta pelaksanaan kegiatan yang
perihal yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng berdasarkan buku pedoman yang ada. Bagi Institusi
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Pendidikan Penelitian ini diharapkan sebagai bahan
. evaluasi terhadap pelaksanaan program kesehatan di
Masih terdapatnya kasus anemia sementara remaja institusi pendidikan seperti mengisi buku raport
puteri tersebut sudah mendapatkan tablet tambah darah kesehatanku, mengadakan minum TTD bersama di
merupakan permasalahan yang perlu ditangani. Hal sekolah, mengaktifkan kegiatan PKPR dan konseling
tersebut juga dialami pada penelitian yang dilakukan remaja. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan sebagai
Permatasari (2018) yang menyatakan bahwa program referensi seperti pengembangan metode peningkatan
pemberian TTD pada remaja puteri belum terlalu kepatuhan TTD.
efektif dalam mengatasi permasalahan anemia. Hal ini
dibuktikan dengan prevalensi anemia (Hb <12g/dl) DAFTAR PUSTAKA
sebelum program 20.7% dan menurun menjadi 15.2% 1. RI KK. Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta
setelah 4 bulan intervensi. Hasil studi eksperimental Kemenkes RI. 2018;
yang dilakukan Briawan (2008) mengenai suplementa- 2. Hunt JR. Bioavailability of iron, zinc, and other
si besi menunjukkan bahwa perubahan dari kadar Hb trace minerals from vegetarian diets. Am J Clin
pada remaja wanita hanya dipengaruhi Hb awal (14). Nutr. 2003;78(3):633S-639S.
Kemudian pada penelitian yang berbeda oleh Briawan 3. Indonesia KKR. Pedoman pencegahan dan
juga menyatakan bahwa program suplementasi besi penanggulangan anemia pada remaja putri dan
yang dilakukan di Kota Bekasi pada siswi SMP dan wanita usia subur (WUS). Direktorat Gizi
SMA, tidak terjadi peningkatan kadar Hb setelah Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehat
diberikan suplementasi (15). Masyarakat, Kementeri Kesehat Republik
Indones Jakarta. 2016;
KESIMPULAN 4. Dieny FF. Permasalahan gizi pada remaja putri.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Yogyakarta Graha Ilmu. 2014;7–9.
kesimpulan sebagai berikut : Kurangnya sarana dan 5. Indonesia KKRI. Rencana strategis
prasarana dalam hal media sosialisasi anemia dan TTD kementerian kesehatan tahun 2015-2019. 2015;
seperti brosur dan leaflet, kartu suplementasi TTD dan 6. RI BD, KESEHATAN BP. Manajemen
kamera. Ketidaksesuaian waktu distribusi yang Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
dilakukan 1 kali setiap bulan oleh Puskesmas 2004.
Bengkuring. Ketidaksesuaian pemantauan program 7. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved
207
MPPKI (September, 2019) Vol. 2. No. 3
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights
reserved