Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGIS

PENGGUNAAN ANALISIS CVP DALAM KASUS BERKURANGNYA


PERMINTAAN SERAGAM SEKOLAH DI ARFAD COLLECTION

Disusun untuk Memenuhi Tugas Studi Kasus Akuntansi Manajemen Strategis yang diampu
oleh:
Dr. Bogat Agus Riyono, SE., MSE.

Disusun oleh:
Fina Nazilatur Rohma (185060500111018)
Rafael Anugerah Mardikaputera (195020301111029)
Divanie Charmaineta Ardiningrum (195020301111002)
Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Strategis
Kelas CC

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
MALANG
2021
A. Profil Usaha
Arfad Collection merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang
konveksi. Perusahaan tersebut sudah berdiri sejak tahun 1989. Perusahaan konveksi
ini berfokus untuk memproduksi seragam sekolah. Dengan kapasitas yang dimiliki
Arfad Collection mereka tidak lagi memasok seragam untuk perorangan namun sudah
memenuhi permintaan dari sekolah-sekolah terutama yang ada di Malang Raya, mulai
dari Kota Malang, Kota Batu, bahkan hingga ke Kabupaten Malang. Rata-rata untuk
satu sekolah biasanya memasok seragam. Untuk menjalankan produksinya Arfad
Collection ini memiliki 25 orang pegawai yang masing-masing bertugas untuk
mengoperasikan mesin produksi. Mesin yang mereka miliki juga cukup lengkap mulai
dari mesin pemotong kain, mesin jahit, mesin lubang kancing, dan mesin pasang
kancing. Tidak seperti perusahaan manufaktur pada umumnya yang beroperasi
sepanjang tahun, untuk perusahaan ini baru mulai beroperasi menjelang akhir tahun
ajaran yaitu di sekitar bulan April dan Mei.
Pandemi Covid-19 yang terjadi, membuat mayoritas sekolah menyelenggarakan
pembelajaran secara daring. Pembelajaran daring yang dilakukan tentu saja membuat
permintaan terhadap seragam sekolah menurun karena mayoritas wali murid
berpikiran masih belum perlu untuk membelikan seragam baru bagi anaknya dan
lebih baik menunggu dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Berkurangnya
permintaan terhadap seragam sekolah akan mengurangi laba dari perusahaan. Untuk
mengefisiensikan operasional perusahaan sehingga bisa tercapai laba optimal maka
beberapa kebijakan dapat diambil seperti penjualan mesin atau pengurangan tenaga
kerja.

B. Perhitungan
Pada kasus Arfad Collection kami akan menggunakan analisis CVP untuk
membandingkan laba yang diperoleh jika tetap mempertahankan mesin atau pekerja
yang ada dengan jika melakukan pengurangan mesin atau pegawai.

Permintaan seragam di satu sekolah 300 set seragam


Jumlah Sekolah yang pesan di Kabupaten Malang 12

Jumlah Permintaan Normal 3600 set seragam


Permintaan Setelah Pandemi 1440 set seragam
*) Asumsi terjadi penurunan permintaan seragam sebesar 40%

Harga satu set seragam: 850,000.00


- seragam putih-putih
- seragam putih abu-abu
- seragam pramuka
- atribut
Rincian Biaya Tetap dalam satu kali produksi
Perawatan Mesin Jahit Rp8,000,000
Biaya Penyusutan Mesin Jahit Rp10,750,000
Biaya Perawatan Mesin Pemotong Kain Rp2,160,000
Biaya Penyusutan Mesin Pemotong Kain Rp1,250,000
Biaya Perawatan Mesin Lubang Kancing Rp 554,000
Biaya Penyusutan Mesin Lubang Kancing Rp4,375,000
Biaya Perawatan Mesin Pasang Kancing Rp692,000
Biaya Penyusutan Mesin Pasang Kancing Rp5,000,000
Upah Tenaga Kerja Rp30,000,000
Beban Utilitas Rp8,000,000
Beban Penyusutan Bangunan Rp35,000,000
Biaya Pengiriman Rp3,600,000
Jumlah Biaya Tetap Rp109,381,000

Upah Tenaga Kerja


Rp300,000 per minggu
25 Pekerja
Total Upah Seminggu Rp7,500,000
Total Upah selama Produksi Rp30,000,000

Laporan Laba Rugi Sebelum Pandemi Covid-19


Penjualan Rp3,060,000,000
Beban Variabel Rp104,950,000
Margin Kontribusi Rp2,955,050,000
Beban Tetap Rp109,381,000
Laba Operasi Rp2,845,669,000

Laporan Laba Rugi Setelah Pandemi Covid-19


Penjualan Rp1,224,000,000
Beban Variabel Rp41,980,000
Margin Kontribusi Rp1,182,020,000
Beban Tetap Rp109,381,000
Laba Operasi Rp1,072,639,000

Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa terdapat perkiraan penurunan penjualan


sebesar 40%.
Untuk menambah laba operasi maka ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan
untuk mengefisiensi produksi. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
menghentikan operasi dari mesin pasang kancing dan mengganti proses pemasangan
kancing menjadi manual dengan tenaga manusia. Selain itu, juga dilakukan
pengurangan jumlah mesin jahit yang beroperasi dari yang semula berjumlah 20
mesin menjadi hanya 8 mesin saja, dan 3 orang tenaga kerja yang sebelumnya bekerja
di bagian penjahitan dialihkan untuk memasang kancing. Dari keputusan tersebut
maka menghasilkan perhitungan sebagai berikut.
Upah Tenaga Kerja
Rp300,000 per minggu
17 Pekerja
Total Upah Seminggu Rp5,100,000
Total Upah selama Produksi Rp20,400,000

Biaya tetap yang dikeluarkan saat menggunakan alternatif kedua


Perawatan Mesin Jahit Rp3,200,000
Biaya Penyusutan Mesin Jahit Rp4,300,000
Biaya Perawatan Mesin Pemotong Kain Rp2,160,000
Biaya Penyusutan Mesin Pemotong Kain Rp1,250,000
Upah Tenaga Kerja Rp20,400,000
Beban Utilitas Rp3,200,000
Biaya Perawatan Mesin Lubang Kancing Rp554,000
Biaya Penyusutan Mesin Lubang Kancing Rp4,375,000
Beban Penyusutan Bangunan Rp35,000,000
Biaya Pengiriman Rp3,600,000
Total Biaya Tetap Rp78,039,000

Laporan Laba Rugi Alternatif Kedua


Penjualan Rp1,224,000,000
Beban Variabel Rp41,980,000
Margin Kontribusi Rp1,182,020,000
Beban Tetap Rp78,039,000
Laba Operasi Rp1,103,981,000

C. Kesimpulan

Dengan menggunakan alternatif kedua maka dengan jumlah permintaan yang sama,
Arfad Collection dapat menghemat biaya sebesar Rp 31,342,000 sehingga dapat
meningkatkan Laba Operasi dari Arfad Collection.

Anda mungkin juga menyukai