Anda di halaman 1dari 8

NAMA : UWAISA QORNIA (195020307111088)

TARISYA WAHYU PERMATASARI (195020301111063)

RESUME PERTEMUAN-6

KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI BISNIS

Pokok Bahasan:

1. Pengertian Kepemimpinan
2. Teori dan Gaya Kepemimpinan
3. Pengertian dan Unsur – Unsur Komunikasi Bisnis
4. Tujuan Komunikasi Bisnis
5. Membangun Marketing Comunication
6. Membangun Ekuitas Merek

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Menurut Ivansevich dan Matteson (2008)
Kemampuan untuk memakai pengaruh dalam lingkungan atau situasi organisasi,
untuk menghasilkan efek yang berarti dan berdampak langsung terhadap pencapaian
tujuan
Menurut Manullang.M (2001)
Proses mempengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang
sudah ditentukan
Menurut Ishak. A dan Hendry. T (2003)
Kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau
masyarakat yang berbeda-beda menuju pencapaian tertentu
Menurut Robbin S.P (2002)
Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan

Hakikat Kepemimpinan
- Kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh
atau mengikutinya
- Seni, kesanggupan atau teknik untuk membuat sekelompok orang
mengikuti/mentaati apa yang dikehendaki, membuat mereka
antusias/bersemangat untuk mengikutinya, bahkan sanggup berkorban

Definisi Kepemimpinan dari Pendapat Ahli


- Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
- Adanya efek yang ditimbulkan
- Membutuhkan orang lain
- Adanya tujuan yang hendak dicapai

B. TEORI DAN GAYA KEPEMIMPINAN


Pendekatan Kepemimpinan
1. Pendekatan Ciri atau Sifat (Trait Theory)
Pendekatan paling awal ini menekankan pada sifat pemimpin seperti
kepribadian, motivasi, nilai, dan keterampilan yang menentukan efektivitas
pemimpin
2. Pendekatan Perilaku (Behavioral Theory)
Pendekatan yang muncul akibat ketidakpuasan terhadap pendekatan ciri ini,
lebih menekankan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh manajer dalam
pekerjaannya dan bagaimana cara melakukannya.
3. Pendekatan Situasional (Contigency Theory)
Pendekatan situsional menekankan factor konsektual yang mempengaruhi
proses kepemimpinan. Variabel situasional yang penting seperti karakteristik
bawahan, sifat pekerjaan pemimpin, jenis organisasi, dan sifat lingkungan
eksternal.
4. Pendekatan Kekuasaan Pengaruh (Transformasional)
Pendekatan ini memfokuskan pada penelitian untuk menguji proses pengaruh
yang terjadi antara pemimpin dengan pengikutnya. Penelitian dilakukan untuk
menjelaskan efektivitas kepemimpinan berdasarkan jumlah dan jenis
kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin, dan bagaimana kekuasaan itu
digunakan.

Gaya Kepemimpinan (Tanenbaum dan Vroom)


Gaya kepemimpinan adalah cara yang disenangi dan digunakan dalam mempengaruhi
1. Decide
▪ Membuat keputusan sendiri lalu menyampaikan
2. Consult Individually
▪ Mengarahkan secara individual
3. Consult Group
▪ Mengarahkan secara bersama
4. Facilitate
▪ Sebagai fasilitator dalam pengambilan keputusan
5. Delegate
▪ Membiarkan kelompok/bawahan untuk menentukan keputusan dari
suatu masalah yang harus ditemukan

Menurut Boone & Kurtz (2002:299) para peneliti mengidentifikasi serangkaian gaya
kepemimpinan berdasarkan tingkat partisipasi karyawan
a. Kepemimpinan Otorkratik/Otoriter
Adalah gaya kepemimpinan dimana segala kegiatan yang akan
dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata tanpa melibatkan
karyawan
1. Wewenang mutlak terpusat pada atasan
2. Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pimpinan tanpa
konsultasi dengan karyawan
3. Komunikasi berlangsung satu arah
4. Pengawasan dilakukan secara ketat
5. Lebih banyak kritik daripada pujian
6. Pimpinan menuntut kesetiaan dan prestasi sempurna
b. Kepemimpinan Demokratis
Adalah gaya kepemimpinan dimana bawahan dilibatkan dalam
pengambilan keputusan
1. Pimpinan bersedia melimpahkan wewenang kepada
bawahan
2. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan
dan bawahan
3. Komunikasi berlangsung dua arah
4. Bawahan diberi kesempatan untuk berprakarsa dan
menyampaikan saran
5. Tugas kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada
instruksi
6. Pujian dan kritik kepada bawahan diberikan secara
seimbang
c. Kepemimpinan Bebas Kendali (Free-rein Leadership)
Adalah gaya kepemimpinan yang percaya pada supervise minimal, dan
menyerahkan sebagian keputusan kepada bawahan
1. Menyerahkan sebagian besar keputusan pada bawahan
2. Pengawasan kepada bawahan sangat minimal
3. Prakarsa selalu datang dari bawahan
4. Kepentingan pribadi lebih utama daripada kelompok
5. Hampir tidak ada pengarahan dari atasan
6. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahan

C. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI BISNIS


Komunikasi bisnis adalah komunikasi antara pihak bisnis atau orang untuk tugas
terkait bisnis .
Menurut Ricks dan Gow,
Komunikasi bisnis didefinisikan sebagai sistem yang bertanggung jawab untuk
mempengaruhi perubahan di seluruh organisasi
Menurut WH
Bussiness Comunication adalah pertukaran pandangan, ide, dan berita terkait bisnis
di antara pihak terkait

Komunikasi bisnis yang efektif adalah cara karyawan dan manajemen berkomunikasi
untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Komunikasi bisnis mencakup aspek
pemasaran, hubungan masyarakat, hubungan pelanggan, komunikasi korporat, dan
interpersonal, dll

Unsur Dasar Komunikasi Bisnis


1. Pengirim
2. Informasi bisnis
3. Penerima
4. Umpan Balik/Feedback

D. TUJUAN KOMUNIKASI BISNIS


Komunikasi memiliki tujuan diantaranya:
1. Personal discovery (pengenalan diri)
2. Untuk berinteraksi dan memelihara hubungan dengan orang lain
3. Untuk meyakinkan
4. Untuk bermain

E. MEMBANGUN MARKETING COMUNICATION


Dalam memahami Komunikasi Pemasaran, perlu menguraikan dua frase di atas, yaitu:
Komunikasi dan Pemasaran

Komunikasi adalah proses di mana pemikira dan pemahaman disampaikan


antarindividu, atau antara organisasi dengan individu.

Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya


mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka (perusahaan) dengan pelanggannya.

Komunikasi sangat berperan dalam bidang pemasaran dimana bertujuan:


1. menginformasikan produk yang ditawarkan kepada pelanggan.
2. Berperan membangun hubungan dan mendapatkan umpan balik dari
pelanggan. Umpan balik tersebut dapat bersifat tidak langsung.

Komunikasi massa di bidang pemasaran terdapat empat tujuan komunikasi:


1. Menstimulasi interest
2. Menciptakan Awareness
3. Memposisikan produk di benak konsumen
4. Menciptakan repeat purchase behavior

Unsur-unsur komunikasi pemasaran


1. Pelaku Pemasaran
Terdiri dari pengirim pesan dan penerima pesan. Pengirim pesan bertindak
sebagai pemasar sedangkan penerima pesan sebagai calon pelanggan atau
konsumen.
2. Material Komunikasi
a. Gagasan
b. Pesan
c. Media
d. Respon
e. Umpan balik
f. Gangguan(Surniandari, 2017)
3. Proses Komunikasi Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada
penerima) memerlukan dua penerima:
a. Encoding
proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu
pesan untuk
disampaikan kepada penerima.
b. Decoding
adalah proses penguraian atau mengartikan symbol sehingga pesan yang di
terima
dapat di pahami.

Mengenali Konsumen
Beberapa langkah yang harus dilakukan agar perusahaan dapat bertahan ditengah
persaingan yang semakin ketat adalah:
1. Merumuskan kebutuhan konsumen
2. Mengidentifikasikan segmen konsumen pada kebutuhan tersebut
3. Memposisikan produk baru atau produk lama untuk memenuhi kebutuhan
konsumen tersebut
4. Mengembangkan strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan dan
menyampaikan benefit produk
5. Mengevaluasi efektifitas strategi
6. Memastikan tanggung jawab sosial perusahaan,jangan sampai strategi tersebut
dianggap menyesatkan atau menipu konsumen

Konsep pemasaran meletakkan konsumen sebagai pusat perhatian, perusahaan harus


dapat lebih efektif dibandingkan dengan para pesaingnya dalam menciptakan,
menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang
dituju.

Branding dan Relationship Marketing


Ada lima tingkatan investasi pengembangan relationship:
1. Basic Marketing,
Wiraniaga sekedar menjual produk.
2. Reactive Marketing.
Wiraniaga menjual produk dan mendorong konsumen untuk menghubungi
mereka dalam hal ada per-tanyaan, komentar atau keluhan.
3. Accountable Marketing,
Wiraniaga mengontak konsumen setelah transaksi dan mengecek apakah
produk sudah sesuai harapan. Dia juga menanyakan apakah ada saran-saran
perbaikan dan mungkin kekecewaan konsumen. Informasi ini membantu
pemasar agar dapat terus memperbaiki kinerjanya.
4. Proactive Marketing
Wiraniaga senantiasa menghubungi pelanggan dengan saran-saran cara
penggunaan baru atau informasi produk baru.
5. Partnership Marketing
Perusahaan terus bekerja sama dengan pelanggan guna menemukan cara-cara
untukmeningkatkan kinerja produk

F. MEMBANGUN EKUITAS MEREK


Pentingnya Merek Inti Merek Yang berhasil adalah:
“Produk/Jasa Yang Hebat, Didukung Oleh Perencanaan yang Seksama, Sejumlah
komitmen jangka panjang dan pemasaran yang dirancang dan dijalan secara
kreatif”Merek yang kuat menghasilkan loyalitas konsumen yang tinggi

Merek
“Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual
dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing” (American Marketing
Association)Diferensiasi dapat bersifat :Fungsional, rasional atau nyata : berhubungan
dengan kinerja produk dari merekSimbolis, emosional, atau tidak nyata : berhubungan
dengan apa yang direpresentasikan merek

Peran Merek Bagi konsumen : Bagi perusahaan :


Mengidentifikasikan sumber dan memungkinkan konsumen menuntut tanggung
jawab atas kinerjaMenyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi
risikoBagi perusahaan :Menyederhanakan penanganan dan penelusuran
produkMembantu mengatur catatan persediaan dan akuntansiPerlindungan hukum
untuk fitur atau aspek unik produkLoyalitas yang memberikan tingkat permintaan
yang aman serta kesediaan membayar lebihMengamankan keunggulan kompetitif

Ruang Lingkup Penetapan Merek


Penetapan Merek (Branding) :Kegiatan memberikan kekuatan merek kepada produk
dan jasa & menciptakan perbedaan antar produk kepada konsumenMenjelaskan
“Siapa?” produk tersebutMembantu konsumen mengatur pengetahuannya tentang
produk sehingga bisa mengambil keputusan pembelianPenetapan merek memberikan
nilai pada perusahaanAgar dapat tercipta, konsumen harus diyakinkan ada perbedaan
berartiPerbedaan merek sering berhubungan dengan :Atribut/manfaat : 3M, Gillete,
MerckSarana yang tidak berhubungan langsung dengan produk(emosi) : Gucci, LV,
Chanel

Mendefinisikan Ekuitas Merek


Ekuitas Merk (Brand equity), adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan
jasa. Ekuitas merk dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan
bertindak dalam hubungannya dengan merk, dan juga harga, pangsa pasar, dan
profitabilitas yang diberikan merk bagi perusahaanEkuitas Merek berbasis Pelanggan:
Pengaruh Diferensial yang dimiliki pengetahuan mereka atas respon konsumen
terhadap pemasaran merek tersebutPengetahuan merek: Semua pikiran, perasaan,
citra, pengalaman, keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan
merekTantangan membangun ekuitas merek:“memastikan konsumen memliki jenis
pengalaman yang TEPAT untuk menciptakan pengetahuan merek”

Model Ekuitas Merek: Penilai Aset Merek

Model Ekuitas Merek: BRANDZ

Model Ekuitas Merek: Model Aaker


Model Ekuitas Merek: Model Resonansi Merek

Anda mungkin juga menyukai