MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Program
Dosen Pengampu: Dr. H. Zainal Arifin, M.Pd. dan Dadi Mulyadi, S.Pd. M.T.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat yang diberikan- Nya
sehingga tugas makalah yang berjudul “Kajian Cepat Untuk Evaluasi Program ini dapat
terselesaikan.Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Program. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Zainal Arifin, M.Pd. dan Dadi Mulyadi, S.Pd. M.T. selaku dosen mata
kuliah Evaluasi Program.
2. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, sehingga
menambahpengetahuandanketerampilanpenulisdalammembuatmakalah ini.
Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
baik untuk penulis dan umumnya untuk teman-teman semua.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari
itu tentunya penulis mengharapkan banyak masukan dan saran yang membangun. Supaya
kedepannya penulis dapat membuat makalah dengan lebih baik hingga mendapatkan hasil
yang bermanfaat.
Akhirnya penulis berharap dengan selesainya makalah ini, dapat menjadi sumber
bahan materi dalam proses pembelajaran. Semoga apa yang disusun oleh penulis dapat
berguna bagi semua pihak.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………....3
Latar Belakang ………………………………………………………………………...3
Rumusan Masalah……………………………………………………………………..3
Tujuan Penulisan Makalah…………………………………………………………….4
Manfaat Penulisan Makalah…………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….5
Konsep Kajian Cepat ………………………………………………………………….5
Faktor yang Perlu dipertimbangkan dalam Kajian Cepat ……………………………..6
Contoh Kajian Cepat ………………………………………………………………….7
Instrumen Kajian Cepat ……………………………………………………………….9
Ringkasan Hasil Kajian Cepat ……………………………………………………….13
Rekomendasi………………………………………………………………………....15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui konsep kajian cepat
2. Mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kajian cepat
3. Mengetahui contoh kajian cepat
4. Mengetahui instrumen kajian cepat
5. Mengetahui hasil ringkasan kajian cepat
6. Mengetahui rekomendasi yang tepat dalam kajian cepat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Metode kajian cepat diperlukan oleh para pengambil kebijakan terkhusus dalam kondisi sebagai
berikut :
a. Tidak atau belum berjalan dengan baik sistem monev yang ada
b. Lamanya masukan dari monev internal
c. Independensi masukan dari monev internal diragukan
d. Diperlukan masukan dalam waktu yang singkat serta terarah pada penyelesaian masalah
dan perbaikan program
Program Persiapan kajian cepat ini dimulai dengan pembahasan kerangka acuan kajian,
wawancara dengan berbagai narasumber dan informan kunci di tingkat pusat, dan persiapan
instrumen penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrumen
wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion – FGD).
8
Informasi dan data dikumpulkan dari lembaga-lembaga pelaksana program di tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah. Selain itu, berbagai informasi penunjang juga
dikumpulkan melalui wawancara dengan lembaga-lembaga lain yang terkait dan yang ikut
serta memantau atau memerhatikan pelaksanaan program BOS.
2.4.2. Pedoman Pertanyaan Untuk Orang Tua Siswa Sekolah Penerima BOS
10
4. Berapa besar penghasilan rumah tangga? Siapa saja yang memberi kontribusi?Adakah
bantuan dari pemerintah atau pihak lain yang biasa Ibu/Bapak terima selama satu tahun
terakhir ini? Apa saja, dari mana, dan dalam bentuk apa? Sekarang masih menerima atau
tidak?
Perlu diingat bahwa BOS dianggarkan mulai Juli 2005 dan dicairkan mulai
September/Oktober 2005.
11
b) Apakah Ibu/Bapak sendiri pernah menyampaikan permasalah atau pengaduan
terkait program BOS?
c) Apakah pada saat menyampaikan pengaduan mengalami kesulitan?
d) Ke mana atau kepada siapa Ibu/Bapak pergi untuk menyampaikan pengaduan
tersebut? Bagaimana tanggapan atas pengaduan tersebut?
e) Bagaimana menurut pendapat Ibu/Bapak tentang sistem dan prosedur
penanganan terhadap masalah atau komplain?
f) Apakah Ibu/Bapak memiliki permasalahan terkait dengan program BOS?
5) Ulasan atau Saran
a) Bagaimana pendapat Ibu/Bapak terhadap pelaksanaan program BOS secara
keseluruhan? Apakah benar dapat meningkatkan akses anak-anak dari keluarga
tidak mampu untuk bersekolah dan dapat meningkatkan mutu pendidikan?
b) Selain BOS, program/bantuan apa saja yang diterima anak Ibu/Bapak? (Beasiswa
BKM, Beasiswa lain, dan bantuan lainnya)
c) Aspek apa saja dari program BOS ini yang dinilai sudah baik? Apa yang dinilai
belum baik atau masih kurang?
d) Apakah usulan Ibu/Bapak untuk memperbaiki program BOS?
Secara umum FGD (Focus Group Discussion) ditujukan untuk menggali persepsi peserta
FGD mengenai kinerja pelaksanaan program BOS dan alternatif penyempurnaan program di
masa yang akan datang. Selain itu FGD juga ditujukan untuk mendorong komunikasi lintas
pelaku dalam pelaksanaan program. Secara khusus, FGD akan mendiskusikan:
Peserta FGD berjumlah antara 8-12 orang, antara lain terdiri atas FGD Kabupaten (Pemda, Dinas
Pendidikan, Dewan Pendidikan, LSM yang relevan, Ormas, Organisasi Keagamaan, Media Massa
Lokal, dan lain sebagainya) dan FGD Sekolah (Kepala sekolah dari sekolah sampel dan
non-sampel penerima BOS, Wakil komite sekolah, Tokoh Masyarakat). Proses pelaksanaan FGD
terdiri dari:
a. Pembukaan
a) Tujuan diskusi
b) Topik yang akan didiskusikan dan waktu yang dibutuhkan
c) Tata cara diskusi dan alat/perlengkapan yang akan digunakan
b. Diskusi permasalahan dan solusi alternatif
a) Diskusi dimulai dengan meminta peserta untuk menuliskan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program BOS
b) Kelompok-kelompokkan jawaban yang sejenis, diskusikan, dan perdalam
permasalahan yang dikemukakan, sampai ada kesepakatan kelompok
c) Minta peserta untuk menuliskan alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut
d) Diskusikan dan perdalam alternatif yang dikemukakan sampai dicapai
kesepakatan.
c. Penilaian tingkat kepuasan terhadap pelaksanaan program
a) Bagikan form penelitian tingkat kepuasan
b) Minta peserta untuk memberikan penilaian tingkat kepuasan pada form tersebut
(terhadap sosialisasi program, proses seleksi, penyaluran dana, pemanfaatan
12
dana, pengaduan, dan masih banyak lagi)
c) Lihat kecenderungan umum yang dihasilkan dan diskusikan sampai tercapai
kesepakatan.
d. Diskusi manfaat program bagi masyarakat tidak mampu
a) Minta pendapat peserta mengenai kelebihan dan kekurangan dari program BOS
b) Minta mereka menuliskan kelebihan dan kekurangan di kertas dengan warna
yang berbeda
c) Kelompok-kelompokkan jawabannya dan diskusikan di kertas dengan warna
yang berbeda.
e. Penilaian tingkat manfaat program bagi masyarakat tidak mampu dengan cara meminta
penilaian dari peserta terhadap manfaat program BOS bagi masyarakat yang tidak
mampu. Pembagian tugas dalam FGD terdiri dari: a) Fasilitator: memimpin jalannya
diskusi, b) Asisten fasilitator: membantu fasilitator untuk membagikan alat-alat dan
memancing pendalaman isu, c) Notulen 1: mencatat hasil diskusi, dan d) Notulen 2:
mencatat jalannya diskusi pendapat-pendapat yang dikemukakan selama diskusi.
14
belajar siswa dari keluarga yang kurang berada, karena tidak ada lagi kekhawatiran akan
ditagih tunggakan iuran sekolah dan perlengkapan sekolah yang lebih terpenuhi. Di Satu
sisi, penurunan atau bahkan pembebasan iuran sekolah bisa dianggap sebagai dampak
positif yang sesuai dengan tujuan program, tetapi disisi lain muncul kekhawatiran bahwa
bantuan ini justru mengurangi keswadayaan masyarakat dan partisipasi berbagai pihak lain
dalam pembiayaan pendidikan. Reaksi pemerintah daerah dengan adanya program BOS
berbeda-beda karena perubahan alokasi anggaran pendidikan dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Dari 10 kabupaten/kota sampel hanya 2 kota yang cenderung menurunkan
alokasi anggaran pendidikannya setelah adanya BOS. Melalui berbagai FGD, secara umum
berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan sekolah menilai bahwa
pelaksanaan program kurang memuaskan. Diantara berbagai tahapan pelaksanaan,
sosialisasi dianggap paling tidak memuaskan, diikuti oleh penanganan pengaduan,
penyaluran dana, serta pelaporan dan monev. Sedangkan dalam wawancara, sebagian besar
orangtua siswa menyatakan cukup puas terhadap program ini karena mendapat keringanan
biaya sekolah.
2.6. Rekomendasi
Program BOS pada pelaksanaannya dinilai menggunakan kajian cepat ini dapat
membantu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah dan dalam batas-batas tertentu
telah mengurangi beban biaya pendidikan yang ditanggung orang tua siswa. Oleh karena itu
diharapkan tetap berlanjut pelaksanaanya dengan dilakukan penyempurnaan terlebih dahulu
secara konseptual dan teknis agar manfaat program dapat lebih optimal.
Namun pada pelaksanaannya program BOS menimbulkan kebingungan antara penentuan apakah
program yang ditujukan untuk memberikan subsidi umum atau subsidi kepada siswa dari keluarga
menengah kebawah saja. Oleh karena itu diperlukan kejelasan bahwasannya jika program
ditunjukan sebagai subsidi umum maka disarankan menempatkan program BOS sebagai bantuan
dari pemerintah untuk pelaksanaan pelayanan dasar minimum pendidikan. Apabila program
ditunjukan sebagai subsidi untuk siswa dari keluarga menengah kebawah maka program harus
mengadopsi mekanisme penargetan yang lebih jelas, baik melalui penargetan wilayah, sekolah,
maupun individu.
Mengenai mekanisme pengelolaan program yang biasa dilakukan yaitu mekanisme dekonsentrasi.
Namun dalam penempatannya mekanisme tersebut tidak selalu cocok diterapkan pada semua
tingkatan. Seperti dalam jangka menengah pengelolaan dengan dekonsentrasi dirasa kurang cocok
oleh karena itu berubah menjadi Dana Alokasi Khusus (DAK) sehingga program dapat dikelola
daerah yang memiliki wewenang untuk memberikan kontribusi nyata dalam pelaksanaan
program.
Selain itu, terdapat tiga hal utama yang perlu disempurnakan dalam teknis pelaksanaan program
yaitu :
1. Kesamaan persepsi mengenai tujuan dan sasaran program yang akan menjadi landasan
bagi pelaksanaan program, mulai dari tahap sosialisasi, pelaksanaan, sampai monitoring
dan evaluasi.
2. Adanya sistem pendataan yang menjadi dasar dalam menentukan alokasi dana bagi
sekolah.
3. Sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi yang menjamin akuntabilitas publik yang
lebih luas.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode kajian cepat adalah suatu metode pengumpulan data yang bertujuan untuk
memahami kondisi yang kompleks (yang seringkali belum diketahui betul faktor-faktor yang
mempengaruhi kompleksitas persoalannya), untuk mencari faktor-faktor yang mendukung atau
menghambat suatu permasalahan dalam waktu singkat secara cepat, melalui interaksi yang
intensif antara pengumpulan data/informasi serta kegiatan analisis (Arifin, 2019). Dalam sebuah
program, metode kajian cepat dapat digunakan dalam kegiatan monitoring ataupun evaluasi.
Pelaksanaan metode kajian cepat agar memperoleh keberhasilan maka perlu mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu pelatihan dan seleksi personil, membangun hubungan, waktu pelaksanaan
kegiatan dan penyusunan instrumen, memilih informan, dan triangulasi. Contoh nyata kajian
cepat yaitu pertama pada program BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang mana kerangka kajian
cepat dalam program BLT ini terdiri atas tujuan, metode evaluasi, dan hasil temuan. Kedua pada
program BOS, program persiapan kajian cepat program BOS ini dimulai dengan pembahasan
kerangka acuan kajian, wawancara dengan berbagai narasumber dan informan kunci di tingkat
pusat, dan persiapan instrumen penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Instrumen kajian cepat dalam program BOS dimulai dengan pedoman pertanyaan guru, komite,
orangtua siswa di sekolah penerima BOS, lalu panduan FGD evaluasi program BOS.
3.2 Saran
Dalam pelaksanaan program dengan metode kajian cepat penulis merekomendasikan
bahwa perlu diperhatikannya persamaan persepsi tujuan dan sasaran program dengan
dikemukakannya dengan apa adanya agar memudahkan masyarakat dan pelaksana program,
adanya sistem pendataan, serta sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi yang menjamin
akuntabilitas publik lebih luas. Dengan memperhatikan tiga hal tersebut pelaksanaan program
dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/bantuan-operasional-sekolah-komitmen-pem
erintah-untuk-pendidikan-nasional/
https://www.bappenas.go.id/id/profil-bappenas/unit-kerja/deputi-bidang-kemi
skinan-ketenagakerjaan-dan-ukm/kajian-deputi-bidang-kemiskinan-ketenaga
kerjaan-dan-ukm/kajian-cepat-pkps-bbm-bidang-pendidikan-bantuan-operasi
onal/
Nurchasan. (2018). Monitoring dan Evaluasi sebagai Pengendali Pelaksanaan
Program dan Kegiatan. Jurnal Buletin LAPAN, 5(2), 54-56
TNP2K(Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)
http://103.76.16.8/id/tanya-jawab/klaster-i/program-bantuan-operasional-sek
olah-bos/
17