Anda di halaman 1dari 11

SKENARIO PBL KASUS 2

HOME PHARMACY CARE

SCENE 1 : Pelaksanaan Home care melalui Telemedicine


Narator: Apoteker Cindy memberikan kabar melalui WA kepada Pak Sarwo Bakti bahwa ia
akan melakukan home care kepada Pak Sarwo Bakti. Adanya kondisi pandemi menyebabkan
home care akan dilakukan secara daring. Home care dilakukan melalui aplikasi Zoom Meeting.
Apoteker Cindy sudah mengirimkan link Zoom yang akan digunakan pada saat home care
melalui WA.

Selamat siang, Pak Sarwo. Perkenalkan saya Apoteker Cindy yang kemarin
Apoteker sempat menghubungi Bapak untuk melakukan home care siang ini.
Pak Sarwo Selamat siang, Mbak.
Sebelumnya saya ingin meminta Bapak untuk menandatangani Informed
Consent sebagai bukti perjanjian bahwa Pak Sarwo bersedia untuk melakukan
Apoteker home care bersama saya hari ini. Silahkan Bapak isi file yang saya kirim berikut
Pak Sarwo Oh ya, baik Mbak.
Baik, terima kasih Pak. Kalau sudah bisa langsung dikirimkan ke saya kembali,
Apoteker Pak. Supaya bisa saya jadikan arsip untuk Apotek.
Pak Sarwo Baik, Mbak (menandatangani Informed Consent dan mengirimkan kembali)
Baik, sudah saya terima ya, Pak. Terima kasih. Pada home care hari ini saya
Apoteker akan menanyakan beberapa pertanyaan ya, Pak untuk saya jadikan pertimbangan
Pak Sarwo Sama-sama, Mbak.
Apoteker Bagaimana kabar Pak Sarwo sekarang? Apakah merasa lebih sehat, Pak?
Kemarin itu 3 hari yang lalu (18 September 2020), saya masuk ICU Mbak,
dianter sama anak saya soalnya capek sekali rasanya, lemah rasanya,
Pak Sarwo kebingungan gitu sama haus terus gitu, Mbak.
Apoteker Wah, iya Pak? Kalau sekarang sudah merasa lebih baik belum, Pak?
Sudah sih Mbak, cuma merasa lemas aja ini sekarang. Saya sudah kembali kerja
juga. Sejak pandemi ini usaha saya lumayan rame, Mbak. Dulu saya sempet
kerja di perusahaan konstruksi gitu, tapi kok ya ndilalahe kena musibah
dirumahkan sejak April kemarin. Tapi ya sekarang saya bersyukur, mbak sejak
bulan Juni lalu saya udah bisa jualan online sendiri, jualan produk makanan
kesehatan itu lho mbak. Malah seneng saya, dulu pas kerja di konstruksi cuma
dapet 6 juta, sekarang bisa ya minimal 8 lah. Sekarang itu saya lagi seneng
soalnya pemasukan saya makin bertambah tapi ya begitu mbak, hampir setiap
hari saya menerima complain dari konsumen karena produk yang dibeli itu kok
Pak Sarwo ndak nyampe-nyampe. Makanya, saya saat ini merasa lemas mbak..
Apoteker Wah syukur ya Pak kalau usaha meningkat begitu..
Iya, Mbak. Tapi ya itu lho, saya kok ndak yakin usaha saya akan seterusnya
seperti saat ini. Mana obat saya banyak, ngga murah juga kan itu. Saya sudah
Pak Sarwo merasa jenuh minum obat-obatan saya itu mbak..
Wah, sudah mulai bosan ya, Pak. Mohon maaf Pak sebelumnya apakah Bapak
Apoteker merokok?
Iya mbak, saya perokok, mbak.. saya kalau merokok pakai cerutu mbak, kalo
Pak Sarwo yang dilinting itu ngga puas rasanya.
Wah iya Pak.. Maaf Pak sebelumnya, apakah saya boleh minta tolong
Apoteker dihitungkan jumlah sisa obat yang diberikan oleh Dokter Dellin yang lalu?
Boleh Mbak, sebentar ya.. jadi ini obatnya saya simpan di kotak ini. Sisanya
sampai hari ini yang Metformin ini 33 tablet, Actos sisa 22 tablet, Coveram sisa
8 tablet, Cardismo sisa 29 tablet lalu yang lainnya yaitu Atorvastatin, Ezetrol,
Pak Sarwo Furosemide dan Aspilet itu sisa 9 tablet
Kalau boleh saya tahu Pak Sarwo sudah mengalami diabetes dan penyakit
Apoteker lainnya sejak kapan ya, Pak?
Saya ini sudah 5 tahun mengalami diabetes dan kolesterol, Mbak.. kalau 3 tahun
terakhir ini saya sempat sakit jantung dan 1 tahun lalu saya operasi bypass
mbak.. ini saya juga sakit nyeri sendi dan sekarang ini kaki saya bernanah
Pak Sarwo begini..
Oh ya baik, Pak. Mohon maaf Pak ingin bertanya, apakah Bapak pengguna
Apoteker BPJS ndak ya Pak?
Oh iya Mbak, saya peserta BPJS kok, saya peserta kelas 1 mbak.. ha itu obat-
obatnya itu sebenernya bisa dibayarin sama BPJS ndak ya mbak? Saya itu belum
tau cara pakai BPJS mbak.. Kalau misale ndak bisa dibayarin BPJS, itu obat-
Pak Sarwo obat saya bisa diganti ke obat yang lebih murah bisa tidak Mbak?
Bisa, Pak.. Nanti coba saya cek dulu ya Pak untuk daftar obatnya, kira-kira obat
Apoteker mana yang bisa dicover BPJS saya akan informasikan kepada Bapak
Baik, Mbak.. Nah kalau bisa kan saya lumayan itu ngga jadi pusing-pusing amat
Pak Sarwo soalnya juga saya ngga yakin ini pemasukannya bisa lancar terus.
Iya, Pak.. Bapak tenang saja nanti saya bantu untuk mencari informasinya.
Kalau saya lihat lagi sisa obatnya memang ada beberapa obat yang sudah tidak
Apoteker dikonsumsi rutin ya, Pak?
Iya Mbak, ya itu.. saya itu udah bosen kok obatnya banyak, saya nya juga tidak
Pak Sarwo sembuh-sembuh.. Ini kaki saya juga sakit e mbak, kayak luka gitu..
Baik, Pak. Mohon maaf sebelumnya, apakah boleh minta tolong difotokan
Apoteker lukanya?
Pak Sarwo Ini mbak saya kirimkan ya, Mbak.
Apoteker Baik, Pak. Apakah lukanya belum pernah diobatin Pak?
Wah.. belum, Mbak. Saya bingung ini cara ngobatin lukanya gimana soalnya
Pak Sarwo saya belum pernah begini
Baik, Pak. Kalau kemarin waktu di ICU tekanan darah Bapak terakhir berapa ya,
Apoteker Pak? atau kemarin ada tes laboratorium waktu di Rumah Sakit mungkin?
Tekanan darah kemaren itu kata perawatnya 92/59, Mbak.. saya juga sempat
demam sampai 38 apa 39 ya itu. Ini ada data hasil laboratorium kemarin Mbak
Pak Sarwo waktu di Rumah Sakit tak fotoin aja ya Mbak, saya ngga tahu beginian soalnya
Apoteker Boleh, Pak.. difotokan saja
Pak Sarwo Sudah saya kirimkan ya, Mbak
Apoteker melihat hasil tes laboratorium: Glukosa darah 250 mg/dL, Kreatinin 186
micromol/liter, WCC 11,2 x 109/L; Neutrofil 7,6 x 109 /L; Kultur darah positif Gram-positive
cocci.
Baik, Pak.. untuk gula darahnya masih tinggi ya, Pak. Kadar kreatinin sama
darah putih nya juga tinggi, Pak. Kadar kreatinin yang tinggi menunjukkan
bahwa fungsi ginjal Bapak mengalami penurunan.. Untuk darah putihnya yang
Apoteker tinggi kemungkinan terdapat infeksi ya Pak..
Pak Sarwo Waduh.. terus itu gimana mbak?
Tidak perlu panik Pak, saya akan membantu Bapak untuk menjalankan terapi
Apoteker yang sesuai kok Pak..
Pak Sarwo Wah, terima kasih banyak ya, Mbak
Sama-sama, Pak. Mohon maaf Pak untuk tinggi badan dan berat badan waktu
Apoteker terakhir diukur berapa ya, Pak?”
Terakhir itu kalau tinggi badan saya 170 cm Mbak, kalau berat badan tadi pagi
Pak Sarwo saya nimbang itu 83 kg.
Baik, Pak kalau begitu. Apakah Pak Sarwo ada pernah mengalami alergi obat
tertentu, misalkan seperti menjadi ruam-ruam merah setelah menggunakan obat
Apoteker tertentu?
Tidak pernah, Mbak. Sejauh ini kalau saya konsumsi obat apapun tidak pernah
Pak Sarwo ada hal-hal aneh yang muncul
Baik, Pak.. Saya minta waktu terlebih dulu untuk berkomunikasi dengan dokter
Dellin dan mencari solusi-solusi untuk lebih mengoptimalkan terapi yang
diterima oleh Bapak ya. Kalau begitu nanti sekitar tiga hari lagi, pada hari Rabu
saya akan menghubungi Pak Sarwo kembali untuk melanjutkan diskusi terkait
dengan pengobatan Pak Sarwo. Apakah Bapak ada waktu luang hari Rabu
Apoteker besok, Pak?
Pak Sarwo Bisa, Mbak. Hari Rabu tiga hari lagi, sekitar pukul 11 gitu bagaimana, Mbak?
Iya, boleh Pak. Hari Rabu jam 11 nanti saya hubungi Pak Sarwo kembali gitu
Apoteker nggih, Pak?
Pak Sarwo Iya, Mbak bisa
Baik, Pak kalau begitu saya tutup dulu untuk diskusi hari ini. Terima kasih, Pak.
Apoteker Selamat siang
Pak Sarwo Sama-sama, Mbak. Siang
SCENE 2 : Apoteker menentukan masalah dan berkomunikasi dengan dokter

Narator: Apoteker Cindy menentukan beberapa masalah terkait dengan hasil penggalian
informasi yang dilakukan kepada Pak Sarwo. Apoteker mencari beberapa referensi untuk
menemukan solusi terkait dengan masalah yang sudah ditentukan sambil mencatat. Setelah
beberapa waktu, Apoteker Cindy menemukan bahwa terdapat permasalahan pengobatan
yang memerlukan diskusi dengan dokter Dellin untuk keputusan lebih lanjut terkait dengan
penggantian dan penghentian obat. Lalu Apoteker Cindy menghubungi dokter Dellin
melalui telepon.

Apoteker “Selamat siang, Dokter Dellin. Mohon maaf mengganggu waktu Dokter.
Saya Apoteker Cindy yang bertugas untuk melakukan home care pasien
atas nama Bapak Sarwo Bakti usia 50 tahun yang merupakan pasien dari
dokter Dellin. Apakah Dokter berkenan untuk meluangkan waktu untuk
berdiskusi dengan saya?”

Dokter “Selamat siang, Mbak. Baik, silahkan.”

Apoteker “Begini, Dok. Kemarin saya sudah mencoba untuk menghubungi Pak
Sarwo untuk melakukan penggalian informasi terkait keadaan Pak Sarwo
saat ini. Pak Sarwo saat ini merasa lemas, Dok. Kadar gula darahnya juga
masih tinggi yaitu 250 mg/dL. Menurut analisis saya, terapi yang diperoleh
Pak Sarwo belum optimal dalam menurunkan gula darah pasien. Terakhir
pasien menerima terapi Metformin dan Actos untuk mengontrol gula
darahnya.”

Dokter “Wah masih tinggi ya, Mbak. Kalau menurut Mbak gimana? Itu kan saya
sudah berikan 2 obat antidiabetes untuk pasien”

Apoteker “Menurut saya, mengacu pada Perkeni (2015) pada pasien dengan gula
darah 250 mg/dL dengan perkiraan HbA1c sebesar 9-10% serta telah
mengkonsumsi 2 jenis obat antidiabetes maka dapat direkomendasikan
penggunaan insulin. Berdasarkan penelitian yang saya baca dalam Journal
of Diabetes yang ditulis oleh Tsai et al. (2011) jenis insulin yang dapat
diberikan yaitu Insulin Basal. Insulin basal terbukti efektif dan aman pada
penggunaan insulin pertama untuk orang Asia dengan DM tipe 2.

Dokter “Oh iya bisa dengan insulin basal ya Mbak. Nanti kasih Basaglar saja yang
pen 3 ml. Dosisnya berapa ya mbak untuk pasiennya?”

Apoteker “Dosisnya menurut sliding scale dari AACE (2013) adalah 5 unit. Sama
dengan yang saya temukan dalam jurnal American Family Physician (2011)
bahwa pada pasien dengan DM tipe 2 dapat diberikan 0,6-1 unit/kg yang
apabila disesuaikan dengan kondisi pasien menjadi 4,98 unit. Pemberian
insulin basal diberikan sekali sehari pada pagi hari 1 jam sebelum sarapan
(PioNas, 2015).

Dokter “Oke baik, saya akan buatkan resepnya agar dapat ditebus oleh pasien ya
Mbak.”

Apoteker “Baik, Dok.. Terima kasih.. Lalu untuk permasalahan berikutnya, pasien
mengalami ulkus diabetikum dan belum mendapatkan terapi, Dok.
Berdasarkan hasil dari pemeriksaan laboratorium, pasien mengalami luka
pada kaki dan terdapat kultur positif bakteri Enterococcus faecalis dan
lactose fermenting coliform.”

Dokter “Berarti sudah terdeteksi adanya bakteri gram positif dan negatif ya, Mbak?
Yaudah kasih antibiotik aja ya, Mbak. Kalau yang buat kasus Pak Sarwo ini
baiknya diberikan antibiotik apa ya, Mbak”

Apoteker “Iya, Dok.. Menurut guideline NICE (2019) tentang “Diabetic Foot
Problems: Prevention and Management” saya menyarankan pasien untuk
diberikan antibiotik Flucloxacillin 500 mg - 1 g 4 x sehari, selama 7 hari
kepada pasien karena antibiotik ini bisa mengatasi infeksi akibat bakteri
gram positif dan negatif serta aerob maupun anaerob sehingga cocok untuk
digunakan pada ulkus diabetikum Pak Sarwo ”

Dokter “Oh ya baik, Flucloxacillin akan saya resepkan bersama Basaglar pen 3 ml
ya Mbak.”

Apoteker “Baik, Dok.. Terima kasih, Dok. Kemudian ada permasalahan lain, dok,
berkenaan dengan kondisi ekonomi dari pasien, pasien menginginkan untuk
mengganti obat menjadi generik dan menggunakan BPJS dok untuk
mendapatkan obatnya, bagaimana, dok?”

Dokter “Wah kalo soal seperti itu saya boleh-boleh saja, Mbak karena kan kita juga
harus memperhitungkan kondisi pasien juga. Nanti coba dicek ya Mbak
untuk yang masuk daftar BPJS obat mana saja, untuk sisanya yang tidak
masuk saya harapkan untuk tetap ditebus tanpa menggunakan BPJS.”

Apoteker “Baik, Dok. Saya akan sampaikan ke pasien.”

Dokter “Apakah ada yang perlu didiskusikan lagi, Mbak? Saya ada janji dengan
pasien saya 10 menit lagi.”

Apoteker “Saya rasa sudah cukup, Dok. Terima kasih atas waktunya ya, Dok. Saya
akan sampaikan ke Pak Sarwo untuk kembali periksa ke Dokter”

Dokter “Oke, Mbak. Oya, Mbak, tolong sampaikan juga ke Pak Sarwo kalau saya
sudah terdaftar praktik di Halodoc dan Alodokter, jadi kalau mau konsultasi
via telehealth bisa ya, Mbak. Tapi kalau untuk mengurus BPJS harus
datang langsung gak bisa pakai telehealth.”

Apoteker “Baik, Dok, akan saya sampaikan. Terima kasih, dok”

SCENE 3 : Apoteker kembali memberikan komunikasi kepada pasien


Narator: Apoteker Cindy melanjutkan layanan home care via daring terkait penggantian,
penghentian dan penambahan obat baru yang telah disetujui oleh dokter

Apoteker “Selamat siang, Pak Sarwo. Saya Apoteker Cindy yang tiga hari lalu
menghubungi Bapak. Seperti yang sudah saya janjikan dengan Pak Sarwo
bahwa hari ini saya akan melakukan diskusi home care kembali bersama
Bapak.”

Pak Sarwo “Oh iya, Mbak gimana?”

Apoteker “Baik, Pak.. Setelah kemarin saya berdiskusi dengan dokter Dellin terkait
obat diabetesnya yaitu Metformin dan Actos. Kemarin waktu diskusi
pertama dengan Bapak, Bapak kan mengeluhkan lemas.. Kemungkinan
kondisi lemas ini merupakan akibat dari glukosa darah Bapak yang masih
tinggi berdasarkan hasil tes laboratorium yang lalu. Oleh karena itu,
obatnya akan diganti dengan Basaglar pen 3 ml, Pak. Kandungan obat ini
adalah insulin basal dengan dosis yang disetujui oleh dokter Dellin adalah 5
unit dan digunakan pada pagi hari satu jam sebelum sarapan. Untuk obat ini
sedikit berbeda Pak penggunaannya bukan dengan cara diminum, namun
disuntikkan. Penggunaan insulinnya saya jelaskan terlebih dahulu melalui
video yang sudah saya kirimkan melalui WA Bapak, mohon ditonton dulu
pak, kemudian setelah ditonton bisa bapak tanyakan jika ada yang belum
jelas.”

Pak Sarwo “Baik, Mbak.. Saya nonton dulu sebentar (Pak sarwo menonton video
yang telah diberikan kemudian bertanya kepada apoteker). Aduh, Mbak,
ini sakit nggak ya? Kok disuntik-suntik?”

Apoteker “Tidak Pak, rasanya hanya seperti digigit semut, Pak. Lalu penggunaan
insulin ini prinsipnya sama seperti obat sebelumnya, hanya saja digunakan
dengan cara disuntikkan pada jaringan lemak seperti di area perut/paha
dengan cara seperti di video tersebut Pak. Tempat suntiknya juga berganti-
ganti ya Pak, misal pagi di paha lalu suntikan berikutnya di perut 3 jari dari
pusar bisa yang kiri atau kanan. Bapak tidak perlu khawatir atau takut ya
Pak. Apakah dapat dipahami Pak?”

Pak Sarwo “Iya, Mbak, bisa. Saya hanya kaget, Mbak, baru pertama kali lihat obat
seperti ini.”

Apoteker Iya Pak, nanti lama-lama akan terbiasa. Kemudian untuk infeksi luka
kakinya ada penambahan obat antibiotik Flucloxacillin dengan dosis 500
mg untuk mengatasi infeksi luka pada kaki Bapak, untuk cara
penggunaannya bisa dikonsumsi 4 x sehari, sekali minum 1 kapsul,
diminumnya setengah sampai 1 jam sebelum makan ya, Pak. Jadi nanti
misalkan Bapak pagi minum pukul 6, siangnya jam 12, lalu nanti jam 6
sore Bapak minum satu kapsul lagi, malamnya jam 10 sebelum tidur Bapak
bisa minum satu kapsul lagi. Antibiotik ini besok harus rutin dan
dihabiskan ya Pak. Apakah informasi yang saya sampaikan jelas Pak?

Pak Sarwo Iya Mbak, jelas. Sudah saya catat.


Apoteker Maaf Pak sebelumnya saya lupa menyampaikan, mohon dicatat juga ya Pak
bila dirasa penting, jadi ketika menggunakan insulin ada risiko gula darah
menjadi terlalu rendah Pak, tapi Bapak tidak perlu khawatir asal jaga pola
makan dan aktivitas Bapak. Biasanya pada kondisi gula darah terlalu
rendah dapat mengakibatkan lemas, pusing, tangan dan kaki dingin dan
berkeringat. Ketika Bapak mengalami gejala seperti itu, Bapak bisa minum
teh manis hangat ya Pak untuk meningkatkan kadar gula darah Bapak, tapi
cukup satu cangkir saja Pak.

Pak Sarwo Oyaa, baik Mbak sudah saya catat juga.

Apoteker Untuk insulin dan antibiotiknya silakan bisa langsung dikonsultasikan


dengan dokter Dellin ya Pak, Bapak bisa kembali periksa ke dokter Dellin
untuk mendapatkan resep. Bapak bisa melakukan pemeriksaan dengan
teleheath seperti Halodoc atau Alodokter, karena dokter Dellin udah
terdaftar di kedua aplikasi tersebut Pak, atau bila Bapak berkenan untuk
datang langsung ke klinik tetap patuhi protokol kesehatan selama pandemi
ini ya Pak.

Pak Sarwo Oke, Mbak. Sepertinya saya mau konsultasi dengan telehealth saja.

Apoteker Iya Pak, silakan. Lalu untuk perawatan lukanya sendiri apakah sudah
paham, Pak?

Pak Sarwo Belum juga, Mbak.

Apoteker Sekarang saya akan jelaskan cara perawatan luka diabetesnya, Pak.
Sebelumnya saya ingin bertanya apakah nanah luka diabetesnya sudah
dibersihkan?

Pak Sarwo Sudah, Mbak. Sudah sempat dibersihkan di rumah sakit. Ini tinggal
mengganti perban saja setiap harinya. Ini saya juga punya obat-obatan yang
harusnya untuk membersihkan lukanya tapi saya tidak tahu cara
menggunakannya karena biasanya saya meminta tolong kepada perawat
untuk membersihkan luka, tapi untuk menghemat biaya saya ingin
melakukan pembersihan luka secara mandiri. Ini obatnya ada Oxoferin dan
Cutimed Gel. Saya juga punya cairan NaCl di rumah serta perban yang
warna hijau namanya Cutimed sorbact dan yang satunya lagi perban putih.
Nah, cara membersihkannya gimana ya Mbak? Eh bentar Mbak, anak saya
biar ikut video call nya ya Mbak biar nanti ada yang bisa bantuin saya.

Apoteker Baik, Pak.. Silahkan diajak aja Pak tidak apa-apa.

Pak Sarwo mengajak anaknya yang sedang di luar rumah untuk membuka link zoom
diskusi home care
Anak Pak Sarwo Halo, Pak. Selamat siang, Mbak

Apoteker Iya selamat siang, dek. Perkenalkan saya Apoteker Susan yang sedang
melakukan diskusi home care sama Bapak. Nanti adeknya saya ikut
jelaskan tentang perawatan luka kakinya Bapak ya, dek?
Anak Pak Sarwo Baik, Mbak.

Apoteker Baik, jadi caranya yang pertama Bapak perlu membuka perbannya terlebih
dahulu. Setelah perban dibuka, luka diabetesnya dibersihkan terlebih
dahulu dengan menggunakan cairan NaCl dengan cara dialirkan pada
lukanya ya Pak. Kemudian, Bapak dapat meneteskan obat tetes Oxoferin
pada seluruh permukaan luka diabetesnya. Obat ini ditujukan untuk
merangsang penyembuhan lukanya Pak. Lalu silahkan Bapak menunggu
sebentar agar cairan obat tetesnya menyerap. Setelah menyerap, Bapak
dapat mengoleskan Cutimed Gel pada seluruh permukaan luka. Gel ini
diberikan untuk mencegah pertumbuhan kuman agar tidak menimbulkan
bau Pak. Setelah itu, Bapak bisa menutup luka Bapak dengan Cutimed
sorbact atau kain kasa yang berwarna hijau ya Pak.Yang terakhir, Bapak
bisa membalut luka Bapak dengan perban yang berwarna putih. Apabila
Bapak kesulitan untuk mengganti perbannya, Bapak bisa meminta bantuan
dari keluarga agar dapat melakukan perawatan luka diabetes secara
mandiri. Begitu Pak, apakah sampai saat ini penjelasan saya sudah cukup
jelas Pak, Dek?

Pak Sarwo Jelas, Mbak. Urutannya NaCl, Oxoferin, Cutimed Gel, perban hijau baru
perban putih gitu kan, Mbak?

Apoteker Iya Pak, betul sekali. Apakah sampai di sini ada yang ingin ditanyakan Pak
atau anaknya mungkin?

Pak Sarwo Sejauh ini belum ada pertanyaan Mbak.


Anak Pak Sarwo Tidak, Mbak. Saya sudah cukup jelas. Mohon maaf sebelumnya Pak,
Mbak, ini saya ada panggilan meeting mendadak. Saya pamit undur diri
dulu. Terima kasih ya, Mbak. Pamit nggih, Pak.

Apoteker Silakan Dek. Oya Pak, untuk obat yang Bapak minta ganti menjadi generik,
saya juga sudah sampaikan ke dokter Dellin dan Bapak bisa mengurus
BPJSnya ya Pak. Untuk daftar obat yang bisa diganti ke generik dan
diklaim oleh BPJS yaitu insulin, furosemide, dan aspirin (Aspilet) untuk
sisanya tidak bisa Pak, sehingga tetap harus membeli sendiri. Cara klaim
BPJSnya, Bapak datang ke FASKES 1 seperti puskesmas atau dokter klinik
sesuai rujukan BPJS Bapak, kemudian di FASKES 1 nanti Bapak akan
menjalani pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan biasanya lalu dokter
akan memutuskan memberi semua obat atau Bapak akan diberikan surat
rujukan ke FASKES 2 seperti RS tipe D/C sesuai domisili Bapak. Di
FASKES 2 pemeriksaannya biasanya langsung ke dokter spesialis ya Pak.
Untuk mengurus BPJS ini Bapak harus datang langsung atau bisa minta
tolong ke anak/keluarga Bapak di rumah terkait pendaftaran di masing-
masing FASKES.

Pak Sarwo Wah terima kasih Mbak atas penjelasannya, sayang sekali nggak bisa
diganti semua ya Mbak. Terus, apa bisa Mbak langsung daftar ke FASKES
1 itu kalau obat saya belum habis?

Apoteker Bisa Pak, saya sarankan pendaftaran dilakukan beberapa hari seperti 3 - 4
hari sebelum obat yang Bapak konsumsi sekarang habis. Untuk BPJS nanti
mengikuti dokter ya Pak untuk jadwal kontrol, misalnya obat hanya
diberikan untuk 2 minggu, berarti 2 minggu kemudian Bapak harus kembali
kontrol lagi ke dokter. Jangan karena hanya dapat obat untuk 2 minggu lalu
nggak kontrol ya Pak

Pak Sarwo Ooo beda-beda ya Mbak. Oke Mbak.

Apoteker Kemudian Pak saya juga merekomendasikan Bapak untuk mengurangi


rokoknya ya Pak agar proses pengobatan optimal. Selain itu karena obat
yang Bapak konsumsi banyak ya Pak, Bapak bisa membuat catatan kecil di
buku/kertas untuk jadwal minum obat kemudian setelah minum obat bisa
ditandai/dicoret. Atau Bapak bisa menggunakan pil box Pak, itu sudah ada
tempat sesuai jumlah hari.

Pak Sarwo Hehehe iya Mbak, akan saya coba pelan-pelan ya Mbak untuk rokok. Agak
susah e Mbak mau berhenti. Kalau pil box itu saya bisa beli di mana ya
Mbak?

Apoteker Iya Pak, dicoba kurangi dulu ya Pak. Pil box di Apotek saya tersedia Pak,
apa mau pesan sekalian dan saya antar ke rumah?

Pak Sarwo Wah boleh banget Mbak, saya mau 1 ya Mbak

Apoteker Baik, Pak. Besok saya antarkan sekalian ke rumah Bapak. Pak Sarwo kan
sudah mulai jenuh juga ya Pak minum obat? Sebenarnya nanti justru
bahaya lho Pak kalau obatnya tidak diminum. Apabila Pak Sarwo bosan
dan tidak mau minum obat lagi, kondisi Pak Sarwo bisa semakin drop dan
justru membuat Bapak tidak bisa beraktivitas seperti semula termasuk nanti
bisa mengganggu bisnis reseller nya Bapak.

Pak Sarwo Wah, iya kah Mbak. Tapi saya tu jenuh e Mbak rasanya itu kok banyak
banget, saya juga jadi sering lupa minum obatnya.

Apoteker Iya Pak saya mengerti, untuk mengatasi lupa bisa dengan pil box tadi ya
Pak.

Pak Sarwo Iya Mbak, semoga saya jadi semangat ya Mbak minum obatnya.

Apoteker Hehehe, amin Pak. Oya Pak, karena Bapak berencana klaim BPJS bila
masih ada obat yang sisa dan harus distop penggunaannya, cara
pembuangannya jangan langsung dibuang ya Pak. Tablet bisa dihancurkan
lebih dulu lalu baru dibuang. Untuk insulin bila besok sudah habis, cara
pembuangannya jarum dibengkokkan dulu ya Pak lalu dibungkus koran
bekas/tisu bekas setelahnya baru insulin pennya dibuang terpisah dengan
jarum.

Pak Sarwo Oooo saya baru tahu mbak cara buang obat begitu.

Apoteker Iya Pak, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan kalau dibuang utuh.

Pak Sarwo Siap Mbak. Jarum suntik yang di insulin itu besok saya pakai dari awal
sampai akhir sama terus ya Mbak? Berarti beli insulin dapat sepaket sama
jarumnya?

Apoteker Untuk jarumnya dipakai 2 - 3x ya Pak, setelahnya diganti jarum yang baru.
Kalau dipakai terus-terusan bisa tumpul Pak nanti malah sakit dan terjadi
luka kalau pas Bapak suntik insulin. Jarumnya bisa dibeli terpisah Pak,
harganya per jarum Rp 3.000 - Rp 5.000.

Pak Sarwo Oke Mbak, saya sudah catat juga. Saya sekalian beli jarumnya di tempat
Mbak ya.

Apoteker Oya baik, Pak. Saya juga menyarankan kepada Bapak untuk tetap
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, melakukan olahraga ringan ya
Pak sekitar 30 menit sehari dan juga istirahat yang cukup.

Pak Sarwo Baik Mbak terima kasih.. Kalau untuk luka diabetesnya apakah boleh kena
air atau tidak ya Mbak?

Apoteker Oh ya Pak, untuk lukanya sebaiknya dijaga untuk tetap bersih dan kering ya
Pak. Sebisa mungkin selalu gunakan alas kaki bila Bapak berjalan termasuk
di pasir. Sebelum alas kakinya digunakan selalu periksa dulu Pak apakah
ada benda asing atau tidak. Oh ya, untuk sepatunya juga tidak boleh terlalu
sempit atau longgar ya Pak. Kemudian untuk kukunya bila sudah mulai
panjang, silahkan dipotong secara teratur ya Pak. Jika semisal kulit kaki
Bapak terasa kering, Bapak bisa mengoleskan krim pelembab pada bagian
yang terasa kering.

Pak Sarwo Oke Mbak.

Apoteker Apakah ada yang mau ditanyakan lagi Pak?

Pak Sarwo Tidak Mbak, ini sudah sangat jelas

Apoteker Baik Pak kalau tidak ada, kita isi dokumentasi dulu ya Pak, ada 2 yaitu
catatan penggunaan obat dan catatan kunjungan pasien. Saya sudah kirim
ke WA ya Pak, tolong ditandatangani bisa menggunakan e-sign Pak.

Pak Sarwo Sebentar Mbak. Itu ya Mbak sudah saya tanda-tangan.

Apoteker Ya baik Pak kalau tidak ada yang mau ditanyakan lagi, saya cukupkan ya
Pak layanan home care ini. Semoga dengan adanya layanan ini Bapak jadi
semakin termotivasi untuk bisa selalu menjaga kadar gula dan tekanan
darah Bapak supaya bisa terkontrol.

Pak Sarwo Amin, sekali lagi terima kasih ya Mbak.

Apoteker Ya Pak sama-sama, selamat siang Pak

Pak Sarwo Siang Mbak, mari.

1. Datang ke pasien, gali info


2. Bbrp hari kemudian bw problem dan jelaskan solusi, jgn scr gamblang ke pasien. Jelaskan
kalo memungkinkan pergantian obat. Lalu bilang akan dikomunikaiskan dg dokter
3. Komunikais dg dokter pake skenario diterima/tdk (pilih 1)
4. Balik ke pasien jelaskan kl ada pergantian obat gimana cara mendapatkan obat tsb scr legal

*) cek obat2 yg bs dicover BPJS


**) skenario dan link video diupload hari minggu (tanpa makalah)

Anda mungkin juga menyukai