Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

“SIKLUS HIDUP PARASIT”

Disusun unutk memenuhi tugas mata kuliah : Mikrobiologi dan Parasitologi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
Latar belakang.........................................................................................................................................1
Rumusan masalah...................................................................................................................................1
1. Pengertian Definisi Bakteri?.............................................................................................................1
2. Jelaskan Sejarah Bakteri?.................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
Definisi Bakteri........................................................................................................................................2
Sejarah Bakteri........................................................................................................................................2
Siklus Hidup Virus..................................................................................................................................18
KONSEP DASAR DEFINISI JAMUR...........................................................................................................22
BAB III........................................................................................................................................................34
PENUTUP...................................................................................................................................................34
Kesimpulan............................................................................................................................................34
Saran......................................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................35

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Parasit adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang


semuaorganisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini
terbatasmempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi:
protozoa,helminthes, arthropoda dan insekta parasit, Cakupan parasitologi meliputi
taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masingparasit, serta patologi dan
epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organismeparasit adalah organisme yang
hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalumerugikan organisme yang
ditempatinya (hospes).Predator adalah organisme yanghidupnya juga bersifat merugikan
organisme lain (yang dimangsa).Bedanya, kalaupredator ukuran tubuhnya jauh lebih
besar dari yang dimangsa, bersifat membunuhdan memakan sebagian besar tubuh
mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannyajauh lebih kecil dari hospesnya juga
tidak menghendaki hospesnya mati, sebabkehidupan hospes sangat essensial dibutuhkan
bagi parasit yang bersangkutan.tujuan Pengajaran Parasitologi Menyadari akibat yang
dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadapkesejahteraan manusia, maka perlu
dilakukan usaha pencegahan dan pengendalianpenyakitnya.
Rumusan masalah

1. Pengertian Definisi Bakteri?


2. Jelaskan Sejarah Bakteri?
3. Apa saja Siklus Hidup Virus?
4. Sebutkan Konsep dasar definisi jamur?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bakteri

Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang


tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan
di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan
dan industry. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel,
dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar
perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.

Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan


organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga
700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti
sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda
(peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini
disebabkan oleh flagel.

B. Sejarah Bakteri

Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit
untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu
tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri. Akan
tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert
Hooke, Antony van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert
Koch. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828,
diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti "batang-batang
kecil". Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang dilakukan
oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang
mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.

Robert Koch (1843-1910), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, banyak melakukan


penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ilmuwan pada awalnya
mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak. Penyakit ini disebabkan
oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora. Robert Koch juga merupakan

2
orang pertama yang berhasil mendapatkan isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri
penyebab penyakit tuberkulosis. Berdasarkan dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch
berhasil membuat Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit
yang spesfik. Dia juga berhasil menemukan metode untuk mendapatkan isolat murni dari
bakteri. Penemuan lainnya adalah penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri
di luat habitat aslinya. Pada awalnya ia menggunakan potongan kentang dan kemudian
dikembangkan dengan menggunakan nutrien gelatin. Penggunaan nutrien gelatin masih memiliki
banyak kekurangan yang pada akhirnya penggunaanya digantikan dengan agar
(sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga bekerja bersama Robert
Koch.

Antony van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke yang
mana pengamatan dengan mikroskop masih sangat sederhana. Terinspirasi dari karya Robert
Hooke, ia membuat mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat baik untuk mengamati
makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684. Antoni van Leeuwenhoek
berhasil menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676. Hasil temuannya
dikirimkan ke Royal Society of London yang kemudian dipublikasikan pada tahun
1684. Penemuan ini segera mendapat banyak konfirmasi dari ilmuwan lainnya. [14] Sejak saat
itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai
berkembang.[14]

Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berkebangsaan Breslau


(sekarang Polandia). Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap
panas. Ketertarikannya pada kelompok bakteri ini mengarahkannya pada penemuan kelompok
bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi. Ferdinand Cohn juga berhasil
menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini
bersifat tahan panas. Selanjutnya, ia juga membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana dan
mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti
penggunaan kapas sebagai penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Metode ini
kemudian digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.

Robert Koch (1843-1910), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, banyak melakukan


penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ilmuwan pada awalnya
mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak. Penyakit ini disebabkan
oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora. Robert Koch juga merupakan
orang pertama yang berhasil mendapatkan isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri
penyebab penyakit tuberkulosis. Berdasarkan dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch
berhasil membuat Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit
yang spesfik. Dia juga berhasil menemukan metode untuk mendapatkan isolat murni dari bakteri.
Penemuan lainnya adalah penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di
luat habitat aslinya. Pada awalnya ia menggunakan potongan kentang dan kemudian
dikembangkan dengan menggunakan nutrien gelatin. Penggunaan nutrien gelatin masih memiliki

3
banyak kekurangan yang pada akhirnya penggunaanya digantikan dengan agar
(sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga bekerja bersama Robert
Koch.

Struktur Sel Bakteri.

Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri
memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri
genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang
bernama nukleoid. Salah satu struktur bakteri yang penting adalah dinding sel. Bakteri dapat
diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri
Gram negatif dan bakteri Gram positif. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun
dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan
bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai
struktur lipopolisakarida yang tebal. Metode yang digunakan untuk membedakan kedua jenis
kelompok bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun
1884.

Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan


untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan
dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis. Struktur kapsul inilah yang sering
kali menjadi faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia
coli dan Streptococcus pneumoniae. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa
spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Beberapa bakteri
mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada
lingkungan ekstrem. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil
endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, di mana bakteri ini juga termasuk
golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.

Morfologi Bakteri

Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

 Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
 Mikrococcus, jika kecil dan tunggal

4
 Diplococcus, jka berganda dua-dua
 Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
 Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
 Staphylococcus, jika bergerombol
 Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai
variasi sebagai berikut:

 Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua


 Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
 Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai
berikut:
 Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
 Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
 Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

Bentuk tubuh/morfologibakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia.


Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup
mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.

 Alat Gerak

Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Bakteri yang tidak memiliki alat


gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau lingkungan tempat
bakteri tersebut berada. Sama seperti struktur kapsul, flagel juga dapat menjadi agen penyebab
penyakit pada beberapa spesies bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki,
bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

 Atrik, tidak mempunyai flagel.


 Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
 Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
 Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
 Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

5
Habitat

Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di


hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan
daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel
mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam
tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih
banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah
mempengaruhi kondisi tubuh manusia.

Thermus aquaticus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi.

Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia,
terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan
kelompok enterobacter . Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus
acidophilus. Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat
menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah
terbentuknya kanker usus besar. Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat
ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia
terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang
mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam
rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam
menyebabkan bau pada mulut manusia.

Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan
organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrem ini menuntut adanya toleransi,
mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus
aquaticus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran
suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada
lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan
pada Antarktika dengan suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrem temperatur, bakteri
juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya
kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari
bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula

6
beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil),
kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.

Beberapa komunitas bakteri dapat bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10
kilometer. Sebuah tim peneliti menggunakan pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sebagai
laboratorium terbang berhasil menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai.
Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.

Siklus Hidup Bakteri

Siklus hidup bakteri terdiri dari 4 fase, yaitu fase lag, fase eksponensial atau log, fase


stasioner dan fase kematian. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri akan
dijelaskan secara singkat pada pstingan kali ini.

Fase Lag (Lag Phase)

Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan cara, menghasilkan vitamin dan
asam amino yang dibutuhkan untuk untuk pembelahan. Selanjutnya, bakteri memulai proses
penyalinan DNA mereka, dan jika lingkungan baru mereka memiliki pasokan nutrisi yang sesuai
dan banyak, fase lag dapat terjadi dengan singkat. Kemudian bakteri akan melanjutkan ke fase
berikutnya dalam siklus hidup mereka.

Fase eksponensial atau log (Log or Exponential Phase)

Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat, bahkan secara
eksponensial.Waktu yang dibutuhkan Kultur untuk menggandakan diri disebut "Generation
Time," dan apabila berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat menggandakandirinya dalam
waktu sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain yang membutuhkan waktu berhari-hari.

Dalam bakteri, salinan DNA melayang ke sisi berlawanan dari membran.ujung dari bakteri
kemudian tertarik untuk berpisah, yang menciptakan dua "sel anak," yang identik dan siap
memulai kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan biner (binary fission).

Fase stasioner ( Stationary Phase)

Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar.Karena banyaknya zat sisa dan semakin
menyempitnya ruang hidup, bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah yang terbentuk pada
fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur yang lain, maka pertumbuhannya
dapat dilanjutkan.

7
Fase Kematian (Death Phase)

Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk mereproduksi, yang seolah-
olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada fase log atau fase eksponensial, kematian
bakteri dapat terjadi secepat pertumbuhan mereka.

Faktor Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik diantarannya :

 Nutrisi
 Suhu
 pH
 Kelembaban
 Tekanan osmosis
 Ketersediaan oksigen
 Zat kimia

Sedangkan faktor biotik yaitu,interaksi antara bakteri dengan bakteri lainnya dalam satu populasi
maupun antar populasi.

Beberapa hal di atas sangat mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang selanjutnya mempengaruhi
Siklus Hidup mereka. Kondisi hidup optimal berbeda-beda pada setiap bakteri. Misalnya,
Psychrophiles, berkembang dengan optimal pada kondisi lingkungan yang sangat dingin,
sementara Hyperthermophiles hanya dapat berkembang dengan optimal di lingkungan yang
panas, seperti dasar laut. Allaliphiles membutuhkan lingkungan yang sangat asam sementara
Neutrophiles lebih menyukai tempat-tempat yang tidak asam atau basa,dll.

Cara Bakteri Berkembang Biak

Bakteri adalah organisme yang paling sederhana dan merupakan bentuk kehidupan yang paling
banyak di bumi. Bakteri dapat ditemukan di berbagai tempat seperti di laut terdalam, dalam
tanah, makanan, anggota tubuh manusia/hewan, dan tempat bakteri hidup lainnya. Bakteri
merupakan organisme yang inti selnya bersifat prokariotik. Artinya organisme tersebut belum
memiliki membran inti (kariotika).

Inti sel organisme ini hanya berupa satu molekul ADN. Kebanyakan anggota kelompok monera
ini bersifat uniseluler dan mikroskopis. Bagian tubuh bakteri yang berperan dalam
perkembangbiakan bakteri adalah kromosom yang juga berperan dalam pewarisan sifat. Melalui
kromosom inilah, sifat induk akan diturunkan pada anaknya. Bagaiamana cara bakteri
berkembangbiak? Melalui halaman ini, sobat idschool dapat mencari tahu  bagaimana cara
bakteri berkembangbiak.

8
Beberapa jenis bakteri memang dapat menyebabkan penyakit yang membahayakan manusia.
Meskipun demikian, jenis bakteri yang bermanfaat untuk kehidupan manusia lebih banyak. Lalu
bagaimana cara berkembang biak? Cara berkembangbiak bakteri dapat secara aseksual dan
seksual.

Perkembangbiakan bakteri secara aseksual

Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, yaitu cara berkembang
biak bakteri dengan membelah diri. Pembelahan terjadi secara langsung dari satu sel membelah
menjadi dua sel anakan, dan setiap sel anakan akan terus membelah diri menjadi dua dalam
jangka waktu yang cukup singkat yaitu antara 15 – 20 menit. Masing – masing sel anakan akan
membentuk dua sel anakan lagi dan seterusnya.

Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua kopi DNA identik,
diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah di antara kedua sel anak
bakteri.Bagan cara bakteri berkembang biak secara aseksual diberikan seperti berikut.

Selain dengan cara aseksual, bakteri juga dapat berkembang biak secara seksual dengan tiga cara
berbeda.

Perkembangbiakan bakteri secara seksual

Bakteri juga dapat berkembang biak dengan cara seksual, atau beberapa yang menyebutnya
paraseksual.Penyebutan cara bakteri berkembangbiak secara seksual dikarenakan terjadi proses
yang mirip seperti pada perkembangbiakan secara seksual. Hanya saja, bukan peleburan sel
gamet jantan dan betina yang terjadi, melainkan terjadinya pertukaran materi genetik. Proses
pertukaran materi genetik ini disebut sebagai rekombinasi genetik. Dengan alasan ini, ada
beberapa yang menyebut cara bakteri berkembangbiak secara paraseksual.

ADN (disebut juga DNA) pada bakteri adalah materi genetik yang berperan dalam
perkembangbiakan bakteri. Letak ADN berada pada daerah yang disebut nukleoid. Fungsi ADN
adalah mengendalikan sintesis protein dan bertugas dalam membawa sifat. ADN yang terbentuk
hasil rekombinasi kedua gen tersebut dinamakan gen rekombinan.

Rekombinasi genetik ini dibedakan menjadi tiga cara, yaitu

 Transformasi
 Transduksi
 Konjugasi

Penjelasan masing – masing cara bakteri berkembang biak diberikan pada ulasan materi di
bawah.

9
Transformasi

Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik berupa ADN atau gen dari bakteri satu
ke bakteri lainnya yang sejenis dengan proses fisiologis yang kompleks. Tokoh yang pertama
kali mengenalkan cara perkembangbiakan bakteri dengan transformasi adalah Frederick
Griffith. Penemuan cara perkembangbiakan bakteri dengan transformasi sekaligus menjadi bukti
bahwa ADN merupakan bahan genetic.

Pada proses transformasi, fragmen ADN bebas bakteri dimasukkan ke dalam sel bakteri resipien
(penerima), selanjutnya fragmen ADN ini bersatu dengan genom resipien. Intinya, proses yang
terjadi pada cara transformasi adalah pemindahan satu gen/DNA bakteri ke sel bakteri lain.

Mekanisme perkembangbiakan bakteri


dengan transformasi adalah sebagai berikut.

 ADN donor ditarik oleh sel resepien


 ADN donor terpisah menjadi dua
 ADN resepien sebagian lepas meninggalkan tempatnya

selanjutnya ADN donor menggantikan tempat ADN resepien yang ditinggalkannya tersebut.

Terbentuklah ADN rekombinan hasil hibrid antara ADN donor dengan ADN resepien, yang
kemudian ADN rekombinan melakukan replikasi untuk berkembang biak.

Bertahun – tahun setelah cara transformasi ditemukan pada kultur laboratorium, sebagian besar
ahli biologi percaya bahwa proses transformasi terlalu jarang dan terlalu kebetulan, sehingga
tidak mungkin memainkan peranan penting pada populasi bakteri di alam.

Transduksi

Proses transduksi pada salah satu cara bakteri berkembang biak secara seksual ditemukan
oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952.Transduksi adalah pemindahan

10
materi genetik dengan perantaraan virus. Artinya, reproduksi bakteri dengan cara transduksi
terjadi dengan tidak melalui kontak langsung dua bakteri, tetapi diperlukan adanya materi
sebagai perantara. Materi yang menjadi perantara pada cara transduksi adalah virus yang hidup
pada inang bakteri (Bakteriofage).

Proses transduksi diawali dengan masuknya virus ke dalam bakteri. Kemudian virus akan
berkembang biak sehingga menyebabkan sel bakteri yang dimasukinya mengalami pecah. Virus
yang baru terbentuk akan berhamburan keluar dari sel bakteri dan akan menginfeksi bakteri lain.
Sehingga, terbentuknya sel bakteri – bakteri rekombinan.

Mekanisme perkembangbiakan bakteri


melalui tranduksi:

Bakteriofage/virus menempel pada permukaan dinding sel bakteri.

Virus menginfeksi bakteri sehingga virus mengandung ADN bakteri.

Virus akan menggunakan sistem metabolisme sel inang untuk menghasilkan sebanyak –
banyaknya komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut ekor dan kepala

Kapsid virus yang terpisah – pisah akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh.

Terbentuk virus yang memiliki sebagian kecil dari DNA bakteri.

Bakteri mengalami lisis dan semua virus keluar dari sel.

Bakteriofage akan menginfeksi bakteri – bakteri lainnya

Membentuk bakteri baru dengan rekombinasi gen sesuai dengan rekombinasi gen pada virus
yang menginfeksinya.

11
Konjugasi

Cara perkembangbiakan bakteri dengan konjugasi hanya dapat ditunjukkan pada bakteri gram
negatif, misalnya: Escherichia, Shigella, Salmonella, Pseudomonas aeruginea.Cara konjugasi
pada perkembangbiakan bakteri terjadi melalui perkawinan antara kedua sel kelamin. Pada
bakteri, sel kelamin jantan ditandai sebagai pihak yang memberi materi genetik sedangkan sel
betina adalah pihak yang menerima materi genetik. Karakteristik sel bakteri yang akan bertindak
sebagai pemberi materi genetik dilihat dari keberadaan piliseks (alat untuk menempel pada
bakteri resipien/penerima ADN).

Pada proses konjugasi diperlukan kontak langsung antara sel donor dengan sel resipien agar
terjadi pemindahan bahan genetik. Bahan genetik yang dipindahkan melalui proses konjugasi
dapat lebih panjang.Cara perkembangbiakan bakteri melalui konjugasi diawali dengan 2 bakteri
(sel bakteri donor dan resipien) yang berdekatan memunculkan saluran konjugasi sehingga
keduanya saling terhubung. Melalui saluran konjugasi tersebut, materi genetik berpindah dari
satu sel ke sel lainnya. Setelah terjadi rekombinasi ADN kemudian kedua sel bakteri akan
kembali berpisah.

Mekanisme perkembangbiakan bakteri secara konjugasi:

Sel bakteri donor bertemu dengan sel bakteri penerima

Terbentuk konjugasi lalu terjadi perpindahan ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima

Terjadi rekombinasi ADN pada sel bakteri normal

12
Kedua sel bakteri berpindah

Lama atau jumlah perkembangbiakan bakteri tidak selalu sama untuk setiap kondisi. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain seperti suhu, kelembaban, cahaya matahari, zat
kimia, ketersediaan cadangan makanan, dan zat sisa metabolisme.

Itulah tadi ulasan materi mengenai cara bakteri berkembang biak yang meliputi cara pembelahan
biner, transformasi, transduksi, dan konjugasi. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net,
semoga bermanfaat.

Cara Penularan Bakteri

Secara umum,cara penularan bakteri adalah lewat 3 cara berikut ini:

1) Melalui sentuhan

Dengan antar kulit dan benda yang mengandung bakteri. Salah satu rumah ternyaman bagi
bakteri adalah tangan manusia. Sekitar 5 ribu bakteri menghuni kedua tangan Anda setiap waktu.
Oleh karena itu, sentuhan tangan, baik secara langsung dengan kulit orang lain maupun
memegang benda, dapat menjadi medium penyebaran bakteri.

Tidak mencuci tangan setelah memegang hidung/mulut saat batuk/bersin, memegang hewan,
buang air kecil/besar, menyentuh makanan mentah, menyiapkan makanan, mengganti popok
anak, dan lain-lain bisa memicu penyebaran bakteri dari tubuh Anda ke orang lain. Menyentuh
kulit orang yang terinfeksi juga dapat menyebabkan Anda tertular penyakitnya.

Contohnya begini: Anda sedang mengalami infeksi mata merah (konjungtivitis), dan kemudian
Anda mengucek mata, tidak cuci tangan dulu, dan selanjutnya bersalaman dengan orang lain.
Setelahnya orang tersebut mengucek matanya atau makan dengan tangan tanpa cuci tangan.
Orang tersebut dapat mengalami infeksi mata yang sama atau mungkin infeksi di bagian lainnya
akibat perpindahan bakteri dari Anda melalui sentuhan.

Prinsip penyebaran bakteri yang sama juga terjadi jika Anda suka pinjam meminjam barang
pribadi atau menyentuh barang yang bekas dipakai orang sakit. Misalnya tisu bekas menadah
bersin atau handuk mandi orang yang punya diare.

2) Melalui udara

Cara lain dari penyebaran bakteri adalah lewat partikel embun air yang keluar saat Anda batuk
atau bersin. Partikel udara yang berisi bakteri dan virus bisa saja terhirup oleh orang lain dan
menginfeksi tubuhnya, sehingga mereka tertular batuk dan flu yang Anda miliki. Parahnya lagi,
bakteri tidak terlihat secara kasat mata, sehingga Anda tidak akan pernah tahu siapa saja yang
sedang sakit dan bersin/batuk di dekat Anda.Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk

13
menggunakan masker saat sakit. Atau jika tidak tersedia, Anda harus selalu mematuhi etika saat
batuk dan bersin, misalnya menutup mulut saat batuk dan bersin, untuk mencegah penularan
penyakit melalui udara, seperti TBC.

3) Kontaminasi silang makanan

Jika tidak memerhatikan kebersihannya, aktivitas memasak tidak jarang bisa menjadi sumber
penularan penyakit akibat bakteri. Proses memasak yang kurang bersih, seperti tidak mencuci
tangan setelah menyentuh makanan mentah, menyiapkan makanan, dan menggunakan toilet
sebelum memasak dapat menyebarkan bakteri pada orang lain. Makan makanan yang
terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan diare, botulisme, dan keracunan makanan.

Cara lainnya

Di luar itu, bakteri juga bisa menyebar dengan cara yang berbeda, seperti melalui:

 Minum atau menggunakan air yang tercemar (kolera dan demam tifoid)


 Kontak seksual (sifilis, gonore, klamidia)
 Kontak dengan hewan (antraks, cat scratch disease)

Perpindahan bakteri dari salah satu bagian  tubuh, yang menjadi habitat sesungguhnya, menuju
bagian lain, di mana bakteri menyebabkan penyakit (seperti saat E coli berpindah dari usus ke
saluran kemih sehingga menyebabkan infeksi saluran kencing).

Cara bakteri dapat menyebabkan penyakit?

Bakteri dapat menyebabkan penyakit dalam beberapa cara. Beberapa bakteri jahat bisa
berkembang biak berlebihan sehingga mengganggu ekosistem alaminya, seperti bacterial
vaginosis. Beberapa menghancurkan jaringan secara langsung. Yang lainnya menghasilkan
toksin (racun) yang membunuh sel.

Ketika bakteri menginfeksi, mereka akan tinggal lama di dalam tubuh. Mereka “melahap” nutrisi
dan energi tubuh, dan bisa menghasilkan racun atau toksin. Toksin tersebut pada akhirnya dapat
menyebabkan gejala infeksi umum, seperti demam, tersengal-sengal, ruam, batuk, muntah, dan
diare.

Untuk mengetahui cara bakteri menyebabkan penyakit, biasanya, dokter akan melihat sampel
darah, air kencing, dan cairan lainnya di bawah mikroskop atau mengirimkan sampel ini ke
laboratorium untuk mendapatkan lebih banyak tes. Melalu cara tersebut dokter dapat mengetahui
kuman mana yang tinggal di tubuh Anda dan bagaimana mereka bisa menyebabkan Anda sakit.

14
Cara menghindari infeksi bakteri

Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, serta dapat menyerang
seluruh organ tubuh. Demam, batuk, hingga tanda peradangan, seperti nyeri, merupakan
beberapa gejala yang dapat dialami penderita kondisi ini. Penularan bakteri dapat terjadi dengan
berbagai cara, bisa secara langsung seperti percikan ludah orang terinfeksi yang terhirup, melalui
makanan, atau gigitan hewan yang terkontaminasi.

Bakteri berbeda dengan virus. Bakteri tidak membutuhkan sel manusia untuk hidup dan
berkembang biak, sedangkan virus justru membutuhkannya. Maka dari itu, proses diagnosis
hingga penanganan infeksi bakteri dan infeksi virus dapat berbeda. Beberapa penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain:

 Antrax, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.


 Penyakit Lyme, yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi.
 Demam Q, yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii.
 Demam reumatik, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A.
 Demam tifoid dan demam paratifoid, yang disebabkan oleh Salmonella
typhi atau Salmonella paratyphi
 Tuberkulosis, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
 Pneumonia, yang disebabkan oleh
bakteri Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma pneumoniae.
 Vaginosis, yang disebabkan oleh bakteri anaerobes.
 Meningitis, yang dapat disebabkan oleh beragam bakteri, di antaranya Streptococcus tipe
B, Neisseria meningitidis, dan Listeria monocytogenes.
 Gonore, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Cara terbaik menjaga kesehatan adalah dengan mencegah infeksi datang, terlebih bagi Anda
yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Berikut berbagai cara pencegahan infeksi
yang bisa Anda praktikkan sehari-hari.

Rutin mencuci tangan

Tangan menjadi bagian tubuh yang paling sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari.Mulai
dari mengeluarkan uang, memegang kenop pintu, hingga bersalaman dengan orang yang Anda
temui bisa membuat tangan tidak lagi steril.

Padahal mikroba penyebab penyakit akan terus menempel di tangan hingga Anda
membersihkannya. Bakteri yang tak kasatmata membuat Anda “lupa” bahwa tangan sepertinya
bersih dan Anda langsung makan tanpa mencuci tangan terlebih dulu.

15
Akibatnya, sakit perut, diare, dan masalah pencernaan lainnya bisa menyerang Anda. Sebagai
cara mencegah penyebaran infeksi yang berasal dari tangan, Anda perlu menerapkan kebiasaan
mencuci tangan ini.

Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan gerakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai


langkah pencegahan infeksi, terutama saat:

1. Sebelum makan
2. Sebelum memegang, mengolah, dan menyiapkan makanan
3. Setelah buang air besar
4. Setelah melakukan kontak dengan hewan, tanah, dan fasilitas umum, seperti angkutan
umum.

Untuk pencegahan infeksi yang lebih optimal, usahakan untuk mencuci tangan dengan sabun
selama 20 detik. Bersihkan seluruh bagian tangan dari mulai telapak dan punggung tangan
hingga sela-sela jari serta kuku. Bilas dengan air mengalir dan keringkan tangan menggunakan
tisu atau lap kering yang bersih.

Gunakan masker mulut

Menutupi hidung dan mulut dengan menggunakan masker menjadi salah satu cara efektif dalam
pencegahan penyebaran infeksi bakteri, virus, atau mikroba penyebab penyakit lain.

Udara yang setiap hari Anda hirup tidak terlepas dari bakteri, virus, dan parasit yang bisa masuk
dan menyerang sistem kekebalan tubuh Anda. Apalagi jika Anda sering menggunakan fasilitas
umum.

Penularan penyakit di angkutan dan tempat-tempat umum bisa menyebar dengan sangat cepat.
Terlebih, jika Anda bersebelahan dengan orang sakit yang bersin atau batuk. Cara ini pula yang
umumnya menjadi cara penularan beberapa penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus,
seperti flu dan COVID-19.

Virus yang dikeluarkan saat batuk atau bersin, dapat terhirup sehingga membuat Anda tertular
penyakit tersebut. Untuk mencegah infeksi dari kontak dekat di tempat umum dan ruangan
tertutup, lindungi diri Anda dengan menggunakan masker wajah.

Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan kotor

Menyentuh mata, hidung, mulut dan mulut dengan tangan kotor bisa memindahkan kuman yang
ada di tangan ke dalam tubuh.Hidung merupakan bagian tubuh yang memiliki suhu hangat dan
lembap yang menjadi tempat favorit virus dan bakteri untuk berkembang biak.Selain itu, mata
dan mulut merupakan bagian tubuh yang dilapisi jaringan basah (mukosa) yang dapat membuat
bakteri mudah terperangkap untuk hidup dan berkembang.

16
Sebagai cara mencegah infeksi, jangan sentuh ketiga bagian ini dan bagian tubuh lainnya saat
tangan dalam keadaan kotor. Pasalnya, tangan yang kelihatannya bersih sekalipun masih berisiko
menularkan kuman penyebab penyakit yang bisa masuk dan menginfeksi tubuh.

Sebelum menyentuh mata, hidung, dan mulut, pastikan Anda mencuci tangan terlebih
dulu.Kebiasaan sehat untuk mencegah infeksi ini memang cukup sulit diterapkan, tapi Anda bisa
memulai dengan menghindari menyentuh wajah dengan tangan terlalu sering.

Jangan jajan sembarangan

Makanan yang dibeli di luar tidak terjamin kebersihannya, baik dari proses pembuatannya
maupun penyimpanan.Untuk itu, pandai-pandailah dalam memilih jajanan. Bukannya tidak
boleh, tetapi cobalah untuk membeli makanan yang ditaruh di etalase tertutup untuk pencegahan
infeksi. Hindari memilih membeli makanan yang dibiarkan terbuka tanpa penutup apa pun.

Makanan yang dibiarkan terbuka akan lebih mungkin terkontaminasi zat lain yang bisa
menimbulkan infeksi. Selain itu, coba perhatikan apakah penjual memperhatikan kebersihan
dagangannya yang terlihat dari kebersihan etalase dagangan dan perlengkapan makan yang
digunakannya.

Menerima vaksin.

Vaksin adalah zat yang sengaja dibuat untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh dari
penyakit tertentu, sehingga bisa mencegah terjangkit dari penyakit tertentu tersebut.Saat ini
sudah ada 30 jenis vaksin yang diciptakan sejak konsep vaksinasi dilakukan Edward Jenner
pertama kalinya pada 1796.

Bukti keberhasilan vaksin adalah musnahnya penyakit Variola (small pox) pada 1979. Sekarang
kita juga dalam upaya memusnahkan campak dan polio. Indonesia sendiri saat ini bebas polio
karena program imunisasi.

Dirangkum dari laman World Health Organization (WHO), vaksin mengandung antigen yang
sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit. Namun antigen yang ada di dalam vaksin
tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan) sehingga pemberian vaksin tidak menyebabkan orang
menderita penyakit seperti jika orang tersebut terpapar dengan antigen yang sama secara
alamiah.

Vaksinasi adalah kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang di mana vaksin tersebut berisi
satu atau lebih antigen.  Saat vaksin dimasukkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan
melihatnya sebagai antigen atau musuh. Dengan begitu, sebagai respon adanya ancaman dari
musuh maka tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan antigen tersebut. Namun,
kekebalan yang didapat melalui vaksinasi, tidaklah bertahan seumur hidup terhadap infeksi
penyakit berbahaya.

17
Ada empat jenis vaksin, berikut di antaranya: 

 Vaksin hidup. Di antaranya adalah Vaksin Polio Oral (OPV), campak, rotavirus, demam
kuning. 
 Vaksin yang sudah dimatikan. Di antaranya adalah vaksin pertusis utuh, IPV. 
 Vaksin yang berisi sub unit dari antigen (antigen yang sudah dimurnikan). Di antaranya
vaksin Hepatitis B. 
 Vaksin yang berisi toksoid (Toksin yang sudah diinaktivasi). Di antaranya adalah vaksin
Toksoid Tetanus dan Difteri toksoid. Melakukan hubungan seksual yang aman. Tidak
berbagi barang pribadi, seperti handuk atau baju.

C. Siklus Hidup Virus

Siklus hidup virus meliputi siklus litik dan siklus lisogenik: Siklus litik Siklus litik adalah
replikasi virus yang disertai matinya sel inang. Terbentuknya anakan virus baru siklus litik
terjadi jika pertahanan sel inang lemah dibandingkan daya infeksi virus. Maka tahap dari
replikasi virus berlangsung cepat. Siklus litik sel inang akan pecah dan mati setelah terbentuk
anakan virus baru (virion). Siklus lisogenik Siklus lisogenik terjadi saat sel inang memiliki
pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus. Maka sel inang tidak segera pecah,
bahkan dapat bereproduksi secara normal. DNA atau RNA virus berinteraksi ke dalam
kromosom sel inang membentuk profag dan ini dapat diturunkan kepada kedua sel anak melalui
reproduksi. Apabila profag pada sel anak inang menjadi aktif maka virus akan mengalami
reproduksi secara litik.

Fase litik

Absorpsi = ditandai dengan adanya ujung ekor virus yang menempel/melekat pada dinding sel
inang. Setelah berhasil menempel pada sel inang, kemudian virus mengeluarkan enzim
lisozim/enzim penghancur untuk membentuk lubang pada dinding bakteri atau inang.

Penetrasi = virus tersebut kemudian menginjeksikan DNA ke dalam sel bakteri. Hanya DNA
virus yang masuk ke dalam sel inang. Bagian virus lain tetap tertinggal di luar sel dan
selanjutnya akan terlepas dan tidak berfungsi lagi.

Terjadi sintesis protein awal untuk pembentukan virus baru

Replikasi = DNA virus yang telah diinjeksikan ke sel inang akan menghancurkan DNA sel inang
dan kemudian DNA virus mengambil alih peran DNA sel inang. DNA virus akan mereplikasi

18
diri berulang-ulang dengan cara menggandakan diri dalam jumlah yang banyak. Pada tahap ini
terbentuk komponen virus seperti kepala, ekor, dan serabut ekor virus.

Sel inang mengalami lisis

Fase Lisogenik

Absorpsi (attachment)

Virus menempel padapermukaan sel bakteriPenetrasiDNA virus masuk ke dalam sel bakteri
(virus menginjeksi sel bakteri)Integrasi (Penggabungan)DNA virus bergabung dengan
kromosom bakteriReplikasi

Peran Virus

 Merugikan = Virus penyebab penyakit pada tumbuhan:


1. Tobacco mosaic virus (TMV) penyakit mosaik, tembakau, pertumbuhan terhambat, daun
bercakbercak. bs menyerang tumbuhan lain, contoh: tomat
2. Virus Tungro = kerdil, tanaman padi, wereng, VUTW
3. Citrus leprosis virus (CiLV) - jeruk P

 Virus penyebab penyakit pada hewan:


1. Newcastle Disease Virus (NCDV) teteloayam/unggas-mencret, batuk-batuk, kematian
2. Foot and Mouth Disease Virus (FMDV) kuku dan mulut hewan ternak, sapi, kerbau,
domba-melepuh dan berlendir
3. Avian Influenza Virusflu-unggas-gangguan pernapasan ringan sampai akut-virus
influenza tipe A (H5N1)-menyebar ke babi, kucing, anjing, manusia
4. Rabies virus rabies-anjing, monyet, kucing, kelelawar

 Menguntungkan
1. Membuat vaksin
2. Agen penyebab mutasi
3. Agen pembawa/vektor
4. Melemahkan bakteri pathogen

 pencegahan
1. Pemberian vaksin

Pemberian vaksin – Vaksinasivaksin: virus patogen yang dilemahkanVaksin memberikan


kekebalan secara aktif

– Vaksin polio atau OPV (Oral Polio Vaccine)

– Vaksin rabies
19
– Vaksin hepatitis B

– Vaksin influenza

– Vaksin cacar

– Vaksin MMR (Measles Mumps Rubella)Membiasakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)

Perkembangbiakan virus

Proses reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu adsorbsi, penetrasi, sintesis (eklifase),
pematangan dan lisis. Berikut akan dibahas tentang cara replikasi virus yang terdiri atas lima
tahap yaitu :

1. Tahap adsorbsi = tahap adsorbsi merupakan tahap menempelnya virion bagian reseptor
site sel inang dengan memakai serabut ekornya.
2. Tahap penetrasi = Tahap penetrasi Pada tahap penetrasi merupakan selubung ekor
berkontraksi untuk membuat lubang yang menembus dinding dan membran sel inang
3. Tahap sintesis = Tahap sintesis adalah tahap pembentukan asam nukleat (salinan genom)
dan komponen-komponen virus dengan menghidrolisis DNA sel inang
4. Tahap pematangan = Tahap pematangan terjadi partikel-partikel virus yang lengkap
membentuk virion-virion baru dengan menggunakan asam nukleat dan protein
5. Tahap lisis = Tahap lisis merupakan tahap pemecahan dinding sel inang dengan
menggunakan enzim lisozim. Itu berfungsi merusak dinding sel bakteri sehingga virus
baru akan keluar dan menyerang sel inang baru

Molekul-molekul reseptor site untuk setiap jenis virus berbeda-beda. Contoh berupa protein
untuk Picornavirus atau oligosakarida untuk Orthomyxovirus dan Paramyxovirus.. Kemudian
virus memasukan materi genetik virus melalui lubang pada dinding dan membran sel inang dan
kapsid virus jadi kosing. Ini Peringatan WHO Siklus hidup virus

Cara Penularan Virus

mikroorganisme yang ukurannya lebih kecil dari bakteri dan dapat menginfeksi makhluk hidup.
Melansir Insider, virus membawa materi genetik yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Berbagai penyakit yang disebabkan virus di antaranya penyakit biasa seperti flu, HIV/AIDS,
sampai virus corona penyebab Covid-19. Saat virus masuk ke tubuh makhluk hidup seperti
manusia, materi genetik virus dapat merusak atau mengubah sel untuk berkembang biak dengan
cepat. Ketika sistem kekebalan tubuh Anda tidak mampu melawan, penyakit akibat virus bisa
fatal atau mengakibatkan kematian.

20
Penularan virus secara langsung Transmisi atau penularan virus bisa terjadi lewat berbagai cara,
tergantung jenis virusnya. Profesor Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat dari UCLA David
Geffen School of Medicine AS, Jeffrey D. Klausner, MD, MPH, menjelaskan ada beragam jenis
virus. Menurut Klausner, ada jenis virus yang bisa menular langsung lewat cipratan cairan bersin
atau batuk, kontak seksual, serta penggunaan jarum suntik bergantian. Baca juga: 4 Cara Setop
Kebiasaan Sentuh Wajah agar Tak Gampang Tertular Penyakit Virus corona penyebab Covid-19,
dapat menular lewat cipratan langsung dari cairan saluran pernapasan (droplet) seperti dahak dan
bersin dari jarak kurang dari dua meter. Untuk penularan virus influenza (flu), sebagian besar
juga lewat droplet dari saluran pernapasan seperti virus corona. Virus flu, paling menular dalam
rentang waktu empat hari sejak tubuh terinfeksi biang penyakit. Sedangkan virus seperti campak,
lebih mudah menyebar karena bisa menular lewat udara. Dengan kata lain, partikel virus dapat
melayang di udara dan menginfeksi orang lain. Sementara virus Hepatitis B atau HIV, bisa
menular lewat pertukaran cairan tubuh atau darah. Ada juga jenis virus yang bisa menular lewat
sentuhan kulit ke kulit seperti human papillomavirus (HPV) atau virus herpes simpleks (HSV).
HSV juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama persalinan.

Penularan tidak langsung Menurut Mayo Clinic, virus juga dapat menular secara tidak langsung
lewat benda sekitar kita seperti HP, gagang pintu, meja, plastik, dan sebagainya. Virus corona
atau flu misalkan, secara tidak langsung dapat menular lewat droplet yang menempel di benda
sekitar, lalu tak sengaja dipegang orang lain. Virus bisa masuk saat tangan orang tersebut
memegang hidung, mulut, atau mata. Virus umumnya bisa hidup lebih lama di permukaan benda
bertekstur keras seperti logam atau plastik, daripada benda dengan tekstur lembut seperti kain
atau pakaian. Hewan juga dapat menjadi pintu masuk penularan virus ke tubuh manusia. Untuk
itu, kita perlu berhati-hati saat mengolah atau mengonsumsi bahan mentah seperti daging, ikan,
ayam, dll. Pastikan mengonsumsi daging setengah matang atau sushi yang dimasak oleh orang
yang berpengalaman untuk mencegah kontaminasi bakteri maupun virus. "Ketika kita memasak
hewan dengan benar, kita secara tidak langsung membunuh virus dan bakteri. Tapi, saat
mengonsumsi hewat mentah, kita berisiko terpapar virus dan bakteri," jelas Klausner. Ada juga
virus yang bisa hidup di tinja atau kotoran manusia. Untuk itu, penting selalu cuci tangan pakai
sabun.Tempat rentan penyebaran virus Virus memang dapat menular di mana saja. Akan tetapi,
beberapa tempat yang lebih rentan menularkan virus. Menurut Klausner, tempat yang banyak
orang berjejal atau kerumunan termasuk berisiko tinggi menjadi ruang penyebaran virus. Tempat
tinggal massal seperti panti jompo, asrama, dan penjara juga rentan membuat virus lebih mudah
menyebar. Selain itu, virus juga potensial menyebar lewat angkutan umum seperti bus, kereta,
dan pesawat. Kendati virus gampang ditemukan di mana saja, bukan berarti Anda tak bisa
melindungi diri dari virus. Menurut Klausner, cara terbaik untuk menghindari infeksi virus
adalah sebisa mungkin tidak bersentuhan dengan orang yang sakit, mencuci tangan dengan
benar, serta menghindari menyentuh hidung, mulut, dan wajah. Anda juga perlu menjaga
kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, kaya nutrisi, olahraga secara teratur,
dan cukup tidur. Selama Anda mengetahui langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri
dari virus, Anda tidak perlu panik.

21
D. KONSEP DASAR DEFINISI JAMUR

Mikologi Berasal dari bahasa Yunani “Mykes” yang berarti Jamur dan “Logos” yang berarti
Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur
disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian
dan peranan jamur dalam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jamur banyak
digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.

Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme yang
pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti
tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur
yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism
eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki
dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan
menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:

Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh darisekelompok
fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini
disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur
merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake
(Lentinus edulis).

Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring
di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.

3)   Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak
dariungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah
ditumbuhi kapang'.

            Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,


subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di
laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di
udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan,
suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.

            Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok
besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu

22
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun
seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang
memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.

Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang
hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama
dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit
ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi
inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan
menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan
dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh
antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.

SIKLUS HIDUP JAMUR

Siklus Hidup Jamur melewati beberapa tahap atau fase. Kehidupan jamur berawal dari spora
(Basidiospora) yang kemudian akan berkecambah membentuk hifa yang berupa benang-benang
halus. Hifa ini akan tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh. Kemudian dari kumpulan hifa atau
miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti simpul benang yang menandakan bahwa tubuh
buah jamur mulai terbentuk. Simpul tersebut berbentuk bundar atau lonjong dan dikenal dengan
stadia kepala jarum (pinhead) atau primordia. Simpul ini akan membesar dan disebut ilah
kancing kecil (small button). Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai
stadia kancing (button) dan stadia telur (egg). Pada stadia ini yang tadinya tangkai dan
tudung  yang tadinya tertutup selubung universal mulai membesar. Selubung tercabik, kemudian
diikuti stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva) pada stadia ini terpisah dengan tudung
(pillueus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia terakhir adalah stadia dewasa tubuh buah.

Pada stadia kancing yang telah membesar akan terbentuk bilah. Bilah yang matang akan
memproduksi basidia dan Basidiospora, kemudian tudung membesar. Pada waktu itu, selubung

23
universal yang semula membungkus seluruh tubuh buah akan tercabik. Tudung akan terangkat
keatas karena memanjangnya batang, sedangkan selubung universal yang sobek akan tertinggal
di bawah dan disebut cawan. Tipe perkembangan tubuh buah seperti ini disebut tipe angiocarpic.

Pada tipe perkembangan yang lain, yaitu gymnocarpic, lapisan universal tidak terbentuk. Sisi
dari pembesaran tudung dihubungkan dengan batang oleh selubung dalam. Pada waktu bilah
membesar, selubung dalam tercabik dan melekat melingkari batang membentuk cincin atau
anulus. Sebagai organisme yang tidak berklorofil, jamur tidak dapat melakukan proses
fotosintetis seperti halnya tumbuh-tubuhan. Dengan demikian jamur tidak adapat memanfaatkan
langsung energi matahari. Jamur mendapat makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa,
lignin, protein dan senyawa pati. Bahan makanan ini tidak akan diurai dengan bantuan enzim
yang diproduksi oleh hifa  menjadi  tumbuh senyawa yang dapat diserap dan dignakan untuk
tumbuh dan berkembang. Semua jamur yang edibel (dapat dimakan) bersifat saprofit, yaitu hidup
dari senyawa organik yang telah mati.

Jamur merupakan golongan fungi yang membentuk tubuh buah yang berdaging. Tubuh buah ini
umumnya berbentuk payung dan mempunyai akar semu  (rhizoid), tangkai, tudung serta
terkadang disertai cincin dan cawan volva.

Ordo Agaricales dapat tumbuh dan menyebar luas pada berbagai habitat. Berdasarkan habitat
tumbuh dibedakan berbagai jamur yang termasuk spesies tropis atau spesies sub tropis. Beberapa
spesies menunjukkan kekhususan dalam memilih habitat tumbuh, misalnya menyukai area yang
terbuka dan cukup cahaya. Sementara spesies yang lain menyukai habitat yang terlindung dan
berkayu. Dalam satu habitat juga ada spesies yang menunjukkan lebih menyukai media tumbuh
atau substrat tertentu seperti substrat berkayu, daun-daun mati atau kotoran binatang
(coprophilous).   

CARA JAMUR BERKEMBANG BIAK

Dalam hal ini spesies jamur memiliki cara untuk hidup yang berbeda diantara setiap jenisnya.
Ada jenis jamur yang hidup secara soliter serta ada yang berkoloni yang akan menyerap
makanan berbentuk zat organik di inang yang ditinggali.

Klasifikasi jamur sendiri ialah tumbuhan parasit yang hidup di area irganik hidup atau mati
seperti lapuknya bangkai tumbuhan saprofit. Nah berikut ini kami akan memberikan ulasan
mengenai cara jamur berkembang biak dari mulai tahapan perkembangbiakkan jamur hingga ke
jenisnya.

Tahapan Jamur Berkembang Biak

Untuk hal ini ditemukan dua cara jamur berkembangbiak yaitu secara seksual, perkawinan atau
generative dan juga aseksual atau vegetative. Namun kebanyakan jamur yang ada di dunia

24
berkembangbiak secara aseksual walau ada juga sebagian yang mengalami perkembangbiakkan
secara seksual.

Reproduksi Seksual

Reproduksi secara seksual pada jamur terjadi lewat kontak konjugasi serta kontak gametamium.
Kontak ini dilakukan jamur dengan cara mencari dua jenis yang sesuai.

Agar reproduksi bisa terjadi maka jamur juga harus memiliki alat yang dinamakan dengan spora,
spora tersebut juga terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Zigospora : spora ini dihasilkan dari bersatunya 2 hifa yang sesuai seperti contohnya
yang dimiliki Rhizopus.
2. Askospora : spora yang dihasilkan pada askus seperti yang ada di seluruh jamur
Ascomycota.
3. Basidiospora : spora yang diproduksi sel basidium.

Sesudah memiliki spora, maka jamur nantinya bisa berkembang biak. Pertama kali jamur akan
mengontak gametamium dengan cara menyatukan hifa atau sel yang memiliki perbedaan jenis.

Kontak Gametamium ini terjadi dalam tiga tahap yaitu Plasmogami atau penyatuan dua
protoplasma, kariogami yaitu penyatuan dua inti serta Miosis yaitu jumlah dari kromosom
diploid dan diubah menjadi haploid.

Sesudah itu tahapan akan dilanjutkan dengan mengontak konjugasi agat dua inti haploid yang
sesuai bisa disatukan. Gametinga akan memproduksi sel gamet atau seksual khusus lalu
dilepaskan serta menatu yang disebut dengan konjugasi gametinga.

25
Sedangkan untuk cara kedua merupakan spermatisasi yaitu gamet jantan yang menempel di
gametinga wanita atau disebut dengan cara somatogami yaitu menyatunya kedua hifa meski
sangat jarang terjadi.

Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual yang terjadi pada jamur dilakukan dengan cara membelah diri untuk
menghasilkan 2 anak sel kembar, membuat kuncup dan juga membuat spora yang disebut dengan
mitospora. Sedangkan mitospora dapat dilakukan dengan banyak cara seperti yaitu:

Sporangiospora : merupakan spora yang dimatangkan pada sporangium. Sporangiospora ini akan
dimatangkan atau disebut dengan endogen serta terdiri dari 2 jenis yaitu zoospore atau motil
serta aplanspora atau non motil.

Konidiospora : spora terbentuk di ujung hifa atau konidiofor, apabila terdapat yang tebal di jenis
ini maka di namakan dengan klamidospora.

Jenis Jenis Jamur

Masing-masing jenis dari jamur memiliki cara hidup yang berbeda dan berikut ialah beberapa
jenis jamur yang paling umum dan mudah untuk ditemui yaitu:

Jamur Pengurai Atau Saproba

Ini merupakan jenis jamur yang bisa hidup pada kayu yang sudah lapuk serta mati. Dan selain itu
jamur pengurai juga biasa hidup di pakaian, makanan yang sudah basi, kertas yang basah dan
berbagai tempat lainnya.

26
Jamur saprobe ini biasa disebut juga dengan decomposer, sebab bisa menguraikan berbagai
organic serta berguna untuk mengembalikan unsure hara pada tanah.

Jamur Parasit

Untuk jenis jamur parasit ini, umumnya akan menumpang pada organisme yang disebut dengan
inang untuk mengambil nutrisi. Jenis jamur ini yang paling banyak menyebabkan kerugian pada
manusia seperti menyebabkan ketombe, infeksi paru-paru untuk penderita AIDS, gangguan
pernpasaran pada manusia dan berbagai jenis penyakit kulit.

Myxomycotina Atau Jamur Lendir

Ini merupakan jenis jamur  yang paling serderhana dengan dua fase kehidupan yaitu fase
vegetative atau fase lendir yang bisa bergerak seperti amuba yang dinamakan dengan
plasmodium dan juga fase tubuh buah.

27
Untuk reproduksi jenis jamur ini terjadi vegetatif yaitu dengan menggunakan spora kembara atau
disebut juga sebagai myxoflagelata seperti contohnya Physarum polycephalum.

Oomycotina

Oomycotina ialah jenis jamur yang struktur tubuhnya terdiri dari benangan hifa tidak bersekat
memiliki cabang serta ada banyak inti. Sedangkan untuk reproduksinya terjadi dalam 2 cara yaitu
vegetatif serta generative berbeda dengan reproduksi virus.

Untuk cara vegetatif terjadi di air dengan zoospore hidup di darat, sporangium serta konidia.
Sedangkan untuk cara generatif terjadi karena gamet jantan serta betina yang kemudian
membentuk oospora dan menjadi individu yang baru.

28
Zygomycotina

Zygomycotina atau zygomycota ialah jenis jamur yang memiliki tubuh multiseluler. Dan
biasanya jenis jamur ini hidup di darat sebagai saprofit dan memiliki hifa tak bersekat.

Untuk reproduksinya sendiri terjadi secara vegetatif dengan spora dan juga generatif yaitu secara
konjugasi hifa plus dan minus yang kemudian menghasilkan zigospora dan tumbuh menjadi
individu yang baru.

Ascomycotina

Ascomycotina ialah jenis jamur yang memiliki tubuh uniseluler dan juga multiseluler.
Asomycotina ini memiliki hifa bersekat serta memiliki inti yang banyak. Untuk hidupnya sendiri
juga terdiri dari beberapa jenis yaitu saprofit, parasit serta simbiosis bersama ganggang yang
kemudian membentuk lumut kerak atau Lichenes.

29
Sedangkan untuk reproduksi ascomycotina ini terjadi secara vegetatif serta generatif. Untuk
reproduksi vegetatif, di jamur uniseluler akan membentuk tunas dan spora dari konidia. Dan
sedangkan untuk reproduksi generatif terjadi dengan cara membentuk askus kemudian
menghasilkan askospora.

Basidiomycotina

Ini merupakan jenis jamur yang memiliki ciri khas dari alat reproduksi generatif berbentuk
basidium untuk badan penghasil spora. Umumnya anggota spesies dari jenis jamur ini memiliki
ukuran makroskopik.

Deuteromycotin

Deuteromycotin ialah jamur dengan nama lain Fungi Imperfecti yaitu jamur yang tidak
sempurna. Nama  ini diberikan sebab jenis jamur inti belum diketahui dengan pasti untuk cara
perkembangbiakan secara generatifnya.

30
Cara Jamur Mendapatkan Nutrisi

Seluruh jenis jamur memiliki sifat hetrotof meski ada beberapa organisme yang tidak memangsa
serta mencerna makanannya. Agar bisa mendapatkan makanan, maka jamur akan menyerap
wujud zat organic di lingkungan lewat hifa serta miselium.

Sesudah itu, makamam akan disimpan dalam bentuk glikogen sehingga jamur menjadi konsumen
yang terganting dari substrat penyedia protein, karbohidrat, vitamin serta senyawa kimia lain.

Seluruh zat ini bisa didapatkan jamur dari lingkungan, sebagai makhluk heterotof maka jamur
bisa hidup sebagai parasit fakultatif, parasit obligat atau juga bisa saprofit.

CARA PENULARAN JAMUR

Infeksi jamur dapat terjadi jika kita tidak menjaga kebersihan dengan baik. Gejala yang sangat
mungkin terjadi akibat kondisi tersebut, termasuk gatal, bau tak sedap, perasaan lembap, serta
kulit mudah iritasi dan kemerahan.

Berbicara tentang penyebab, banyak hal yang turut meningkatkan risiko infeksi jamur di kulit.
Misalnya, kelebihan berat badan, keringat berlebih, serta menggunakan pakaian ketat atau celana
berlapis. Di samping itu semua, ternyata bersentuhan dengan sesuatu yang sedang mengalami
infeksi jamur juga turut meningkatkan risiko kita untuk mengalami kondisi tersebut.

Infeksi Jamur Akibat Bersentuhan

Infeksi jamur merupakan suatu gangguan kulit yang bersifat sangat menular. Tak heran,
bersentuhan kulit dengan orang yang mengalami kondisi tersebut membuat Anda berisiko
berlipat ganda untuk mengalami hal yang sama.

“Infeksi jamur dapat menular manusia ke manusia (anthropopilic). Maksudnya, dengan


menyentuh bagian yang terinfeksi jamur pada orang lain, maka Anda juga akan tertular infeksi
jamur yang sama,” ungkap dr. Irma Rismayanty dari KlikDokter.
31
Tak hanya itu, dr. Irma menyebutkan bahwa infeksi jamur juga bisa terjadi dari lingkungan yang
tidak terjaga kebersihannya (geophilic), dan dari hewan yang sudah mengalami infeksi jamur
sebelumnya (zoophilic).

“Penularan infeksi jamur secara tidak langsung juga dapat terjadi melalui kontak dengan
pakaian, handuk, sisir atau benda lainnya yang dihinggapi jamur. Berkontak dengan tanaman
ataupun air yang terkena jamur juga dapat menyebabkan Anda tertular infeksi jamur,” jelas dr.
Irma.

Jadi, cara penularan infeksi jamur bukan hanya dari sentuhan antar manusia saja. Benda,
lingkungan, dan hewan yang mengandung jamur juga dapat menjadi media perpindahan penyakit
kulit tersebut.

1.6 Mencegah Infeksi Jamur

Meski sangat menular, infeksi jamur masih bisa dicegah. Berikut beberapa tindakan yang bisa
Anda lakukan:

● Berusaha menghindari faktor pencetus

Misalnya, untuk tinea pedis dengan keluhan jamur pada jari kaki, untuk menyembuhkan dan
menghindari terulangnya infeksi, maka sebaiknya Anda menjaga kondisi kaki agar tetap kering
dan tidak lembap.

Faktor pencetus setiap infeksi jamur sangat bervariasi. Apabila tidak mengetahui faktor pencetus
infeksi jamur yang terjadi pada diri Anda, diskusikan faktor pencetus ini dengan dokter.

● Jaga sistem kekebalan tubuh tetap prima

Tingkatkan sistem kekebalan tubuh Anda, dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi
seimbang, cukup istirahat, dan hindari rokok maupun minuman beralkohol.

● Tidak bertukar barang pribadi

Usahakan untuk tidak bertukar barang pribadi, seperti pakaian luar dan dalam, sisir, termasuk
handuk.

● Jaga kebersihan diri dan lingkungan

Jaga kebersihan diri secara keseluruhan, misalnya dengan mandi menggunakan sabun setidaknya
dua kali sehari. Pastikan pula lingkungan tempat tinggal Anda selalu terjaga kebersihannya.

● Hindari kontak dengan benda atau penderita infeksi jamur

Untuk memperkecil risiko tertular, hindari melakukan kontak dengan orang atau benda yang
terinfeksi oleh jamur.

32
● Ganti pakaian yang lembap

Hindari menggunakan pakaian ataupun celana yang tidak menyerap keringat. Ganti juga pakaian
dan celana Anda secara berkala, apalagi jika dirasa basah atau lembap.

33
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bakteri merupakan organisme bersel satu atau uniseluler yang tidak memilikimembran


inti atau prokaryota,bakteri merupakan bentuk kehidupan yangpaling umum dibumi dan memegang
peranan penting diberbagaibidang,bakteri juga merupakan bentuk kehidupan paling awal muncul di bumi.Infeksi
oleh virus dipengaruhi oleh berbagai faktor balk dari segi virusnya sepertijumlah virus yang
menginfeksi dan virulensinya maupun dari segi hospesnya seperti kemampuan sistem imun
hsopes. Untuk beberapa virus lingkungan juga mempengaruhi penyebaran virus. Untuk suatu
lnfeksi yang sukses virus membutuhkan hal-hal sebagai berikut : Jumlah virus yang cukup untuk
memulai mfeksi Sel-sel pada tempat infeksi harus susceptible dan permissive terhadap virus
tersebut Sistem pertahanan antivirus lokal hospes harus tidak ada atau setidak- tidaknya tidak
efektif Sistem imun hospes sangat berpengaruh dalam mencegah penyebaran infeksi balk yang
innate maupun yang adaptive. Meslupun demikian beberapa virus dapat mengatasi sistem imun
hospes misalnya dengan melumpuhkan sistem imun tersebut, menyerang organ yang tidak dalam
pengawasan sistem imun, atau menyerang sistem imun itu sendiri.

Mikologi Berasal dari bahasa Yunani “Mykes” yang berarti Jamur dan “Logos” yang berarti
Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Fungi merupakan
mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri
dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup dengan 3 cara yaitu sebagi saprofit, parasitik
dan diomorfis. Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan
(absorpsi).

Saran

Diharapkan bagi teman-teman mahasiswa/i DIII Keperawatan agar dapat dipergunakan dengan
baik makalah ini sebagai bahan pembelajaran yang dapat membantu dalam studi bakteriologi.

Bagi teman-teman diharapkan kerja sama yang baik dalam penugasan kelompok yang diberikan
dosen untuk kedepannya.

Sampai saat ini masih banyak infeksi virus yang belum dapat disembuhkan karena itu penelitian
mengenai mekanisme molekular mfeksi virus dan pengaruhnya terhadap sistem imun manusia
perlu dirtingkatkan sehingga penanganan maupun pencegahan infeksi virus dapat dilakukan
dengan lebih baik.

34
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri

https://kesehatan.kontan.co.id/news/apa-itu-vaksin-dan-bagaimana-cara-kerjanya?page=all

https://www.jakbelajar.com/2011/11/siklus-hidup-bakteri-terdiri-dari-4.html

https://mauwpinter.wordpress.com/2011/05/16/siklus-hidup-bakteri/

https://idschool.net/sma/cara-bakteri-berkembang-biak/

https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-bakteri/proses-penyebaran-bakteri-adalah/#gref

https://www.slideshare.net/estyosari/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri

https://hellosehat.com/infeksi/6-kebiasaan-untuk-mencegah-infeksi/#gref

http://wikipedia.com/diakses tanggal 23 november 2011

http://scribdco.id/diakses tanggal 26 november 2011

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3596278/infeksi-jamur-juga-bisa-menular-lewat-
sentuhan

35

Anda mungkin juga menyukai