Anda di halaman 1dari 12

ESSAY

“KESETARAAN GENDER”

Penulis : Bianca Corryza


NPM : B1A021019
Angkatan : 2021

LASKAR FATMAWATI JILID 6


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Bianca Corryza

NPM : B1A021019

Kelas LF : Kelas 1

Judul ESSAY : KESETARAAN GENDER

Melalui surat ini dengan penuh kesadaran saya telah memahami sebaik-baiknya
dan menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini bebas dari segala bentuk plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti adanya indikasi plagiat dalam karya tulis ilmiah
ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di laskar
fatmawati jilid 6 Universitas Bengkulu dan mempertanggung jawabkannya.

Bengkulu, 22 Oktober 2021


Yang membuat pernyataan

BIANCA CORRYZA

NPM : B1A021019
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Bianca Corryza


NPM : B1A021019
PJ Kelompok : Zantyke Losvita
Tanggal : 22 Oktober 2021

Bengkulu, 22 Oktober 2021


Wali Kelas Penulis

Fazza Istiana Bianca Corryza

Menteri KPP
BEM KBM UNIB

( Yosi Dwi Putri )


DATA DIRI

Nama : Bianca Corryza


NPM : B1A021019
Prodi : Hukum
Fakultas : Hukum
Alamat asal : Perumahan Dusun Curup Estate Blok E No. 21,
Curup, Rejang Lebong
Alamat sekarang : Jl. W.R. Soepratman Gg. Karya
No Hp : 0895423011536
E-mail : bcorryza@gmail.com
Sosial media : instagram: @biancza_
Hobi :memasak
Motto : be your self
Wali Kelas : Fazza Istiana

Bengkulu, 22 Oktober 2021

Bianca Corryza
KESETARAAN GENDER
Bab 1
Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Gender adalah suatu perbedaan tentang jenis kelamin yang
disebabkan oleh perbedaan biologis. Gender ini dapat
diklasifikasikan sebagai perangkat dalam persoalan pembagian peran
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Banyak sekali oramg yang menganggap bahwa
gender hanya berkaitam tentang perempuan sahaja. Sehingga setiap
pergerakan atau adanya kegiatan dalam memperjuangkan kesetaraan
gender hanya diikuti oleh perempuan tanpa adanya keterlibatan laki-
laki.
Kesetaraan gender merupakan suatu keadaan setara antara laki-laku
dan perempuan dalam hal hak, baik secara hukum maupun kondisi
atau kualitas hidupnya sama. Kesetaraan gender ini merupakan hak
asasi manusia yang wajib didapatkan. Gender inilah yang menjadi
pembedaan peran, perilaku dan sifat yang ada di dalam masyarakat.
Pada saat ini, kenyataannya kesetaraan gender ini masih menitik
beratkan pada perempuan saja. Perempuan dianggap lemah, tak
berdaya, dan hanya seakan menjadi pelengkap saja. Terlebih
didukung dengan adanya anggapan bahwa perempuan hanya akan
berakhir dengan bekerja di dapur, sumur, mengurus keluarga dan
anak, sehingga peran lain yang ia bisa lakukan diluar itu dianggap
tidak perlu.
Istilah kesetaraan gender ini seringkali terkait dengan istilah
diskriminasi. Diskriminasi terhadap perempuan seakan sudah menjadi
hal yang biasa terjadi di masa sekarang ini. Perempuan dianggap
seakan hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurusi
rumah dan keluarga saja. Bahkan, pernikahan dini pun juga sangat
sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini di picu berbagai
sebab, seperti misalnya budaya dan pemikiran patriarki yang masih
mendarah daging, kurangnya pemahaman tentang gender, mitos-
mitos kuno, dan masih banyak lagi.
Pendidikan bagi wanita seakan tidak diperlukan karena wanita
dianggap hanya sebagai seorang istri dan ibu, walaupun nantinya ia
bersekolah setinggi mungkin. Wanita juga kerap kali dianggap
sebagai manusia lemah, cengeng dan tidak berdaya di hadapan laki-
laki. Laki-laki sendiri dianggap sebagai seorang superior yang
keberadaannya didahulukan daripada perempuan. Baik itu di dalam
dunia kerja maupun di masyarakat. Padahal, anggapan-anggapan
seperti inilah yang harus di dihapuskan dan disadarkan dari pikiran-
pikiran masyarakat.
Sudah banyak juga pahlawan yang memperjuangkan kesetaraan
gender dan emansipasi wanita terutama di bidang pendidikan, seperti
RA. Kartini. Ia membuka sekolah untuk para wanita agar mereka
tidak tertinggal pendidikannya dengan laki-laki. Hal ini membuat
wanita yang dulunya tidak boleh bersekolah, lalu dapat bersekolah
seperti halnya pria dan berlaku hingga sekarang ini.
Zaman sekarang, wanita sudah mulai bangkit dan berani membangun
dirinya. Mereka bersekolah untuk mendapatkan pendidikan setinnggi-
tingginya, dapat mengerjakan pekerjaan yang dianggap hanya bias
dilakukan oleh laki-laki, contohnya sebagai Presiden, yaitu ibu
Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai seorang presiden
pertama di Indonesia. Dapat dilihat bahwa wanita dan laki-laki
sebenarnya itu setara. Maka dari itu, kesetaraan gender terutama di
bidang pendidikan sangat penting untuk dapat dipahami di setiap
lapisan masyarakat.
b. Rumusan Masalah
1. Apakah itu kesetaraan gender?
2. Bagaimana cara kesetaraan gender dapat di realisasikan?

c. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
sekaligus agar
penelitian ini terarah dan terfokus dalam mengumpulkan data,
maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu kesetaraan gender
2. Untuk mengetahui bagaimanakah cara yang dapat
ditempuh agar kesetaraan gender dapat terealisasikan
BAB II

PEMBAHASAN

Kesetaraan gender merujuk kepada suatu keadaan setara antara laki-laki


dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Gender adalah pembedaan
peran, sifat, sifat, sikap, dan perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Peran gender dibagi menjadi peran produktif, peran reproduktif, dan
peran sosial. Istilah gender dapat diartikan sebagai peran dan perilaku yang
terbentuk secara sosial yang tertanam dalam proses sosialisasi dalam kaitannya
dengan gender perempuan dan laki-laki. Ada perbedaan biologis antara
perempuan dan laki-laki, tetapi budaya menafsirkan perbedaan biologis ini
sebagai seperangkat tuntutan sosial yang terkait dengan kecukupan perilaku dan
dengan demikian hak, sumber daya, dan kekuasaan meningkat. Persyaratan ini
bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain, tetapi ada beberapa kesamaan
yang mengejutkan. Misalnya, hampir semua kelompok masyarakat
mendelegasikan tanggung jawab pengasuhan anak kepada perempuan, sedangkan
dinas militer didelegasikan kepada laki-laki. Seperti halnya ras, suku, dan kelas,
gender merupakan kategori sosial yang sangat mempengaruhi cara hidup dan
partisipasi seseorang dalam masyarakat dan ekonomi. Tidak semua masyarakat
mengalami diskriminasi ras atau etnis, namun semua masyarakat mengalami
diskriminasi gender berupa ketimpangan dan perbedaan di berbagai tingkatan.
Seringkali butuh waktu lama untuk mengubah penipuan ini. Suasana yang tidak
adil ini dapat berubah secara dramatis karena kebijakan dan perubahan sosial
ekonomi.

Definisi kesetaraan gender mengacu pada kondisi yang sama antara laki-
laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Diskriminasi gender
masih terjadi di semua wilayah di dunia. Ini benar hari ini, meskipun ada
kemajuan signifikan dalam kesetaraan gender. Sifat dan tingkat diskriminasi
sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain. Di negara-negara dunia ketiga,
tidak ada kawasan yang menikmati hak hukum, sosial dan ekonomi yang setara
bagi perempuan. Perbedaan gender dalam mengelola peluang dan sumber daya,
ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik ada di mana-mana. Perempuan dan
anak perempuan menanggung beban ketidaksetaraan yang muncul, tetapi
ketidaksetaraan pada dasarnya berbahaya bagi semua orang. Oleh karena itu,
kesetaraan gender menjadi tema kunci tujuan pembangunan yang memiliki nilai
unik.

Kesetaraan gender akan memperkuat kapasitas negara untuk


mengembangkan, mengurangi kemiskinan dan memerintah secara efektif. Oleh
karena itu, mempromosikan kesetaraan gender merupakan bagian penting dari
strategi pembangunan yang memberdayakan perempuan dan laki-laki di
masyarakat (seluruh umat manusia) untuk keluar dari kemiskinan dan
meningkatkan taraf hidup mereka.

Lantas, bagaimanakah cara agar kesetaraan gender ini dapat di


realisasikan?

Dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1. Partisipasi yang lengkap dan efektif dan mengamankan kesempatan yang sama.
Bagi perempuan dari semua tingkatan untuk memimpin keputusan dalam
kehidupan politik, ekonomi dan sosial.

2. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak-
hak reproduksi, yang disepakati sesuai dengan Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan dan Rencana Aksi Platform Beijing dan
dokumen-dokumen yang ditinjau pada konferensi tersebut.

3. Sesuai dengan hukum nasional, memberikan perempuan hak yang sama untuk
mengakses sumber daya ekonomi dan properti dan melaksanakan reformasi untuk
mengelola tanah dan bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan dan sumber
daya alam.

4. Meningkatkan pemanfaatan teknologi dasar, khususnya teknologi informasi dan


komunikasi

, untuk memperkuat penentuan nasib sendiri perempuan.


5. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan dan undang-undang yang baik untuk
mempromosikan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan di semua
tingkatan.
BAB III
Penutup
a. Kesimpulan
Kesetaraan gender merupakan suatu keadaan setara antara laki-laku
dan perempuan dalam hal hak, baik secara hukum maupun kondisi
atau kualitas hidupnya sama. Kesetaraan gender ini merupakan hak
asasi manusia yang wajib didapatkan. Gender inilah yang menjadi
pembedaan peran, perilaku dan sifat yang ada di dalam masyarakat.
Kesetaraan gender ini dapat di realisasikan dengan cara:

1. Partisipasi yang lengkap dan efektif dan mengamankan kesempatan


yang sama. Bagi perempuan dari semua tingkatan untuk memimpin keputusan
dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial.

2. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi


dan hak-hak reproduksi, yang disepakati sesuai dengan Konferensi Internasional
tentang Kependudukan dan Pembangunan dan Rencana Aksi Platform Beijing dan
dokumen-dokumen yang ditinjau pada konferensi tersebut.

3. Sesuai dengan hukum nasional, memberikan perempuan hak yang sama


untuk mengakses sumber daya ekonomi dan properti dan melaksanakan reformasi
untuk mengelola tanah dan bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan dan
sumber daya alam.

4. Meningkatkan pemanfaatan teknologi dasar, khususnya teknologi


informasi dan komunikasi

, untuk memperkuat penentuan nasib sendiri perempuan.

5. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan dan undang-undang yang baik


untuk mempromosikan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan di
semua tingkatan.

b. Saran
1. Diperlukan upaya untuk penyadaran kepada masyarakat
tentang kesetaraan gender agar tidak terjadi ketimpangan peran
yaitu dengan cara mengikut sertakan laki-laki
dalam kegiatan reproduktif rumah tangga dan
menyeimbangkan peran dalam
rumah tangga.
2. Sebaiknya pemerintah daerah melakukan sosialisasi tentang
pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam bidang pendidikan
dan kesehatan terutama untuk perempuan serta memfasilitasi
bagi program-program pemberdayaan perempuan khususnya
dalam bidang pendidikan dan kesehatan, dengan
meningkatknya kesetaraan dan keadilan gender

Daftar Pustaka

GLOSARY KETIDAK ADILAN GENDER, KEMENTERIAN


PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai