Kelas 1 - Bianca Corryza B1a021019
Kelas 1 - Bianca Corryza B1a021019
“KESETARAAN GENDER”
NPM : B1A021019
Kelas LF : Kelas 1
Melalui surat ini dengan penuh kesadaran saya telah memahami sebaik-baiknya
dan menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini bebas dari segala bentuk plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti adanya indikasi plagiat dalam karya tulis ilmiah
ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di laskar
fatmawati jilid 6 Universitas Bengkulu dan mempertanggung jawabkannya.
BIANCA CORRYZA
NPM : B1A021019
LEMBAR PENGESAHAN
Menteri KPP
BEM KBM UNIB
Bianca Corryza
KESETARAAN GENDER
Bab 1
Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Gender adalah suatu perbedaan tentang jenis kelamin yang
disebabkan oleh perbedaan biologis. Gender ini dapat
diklasifikasikan sebagai perangkat dalam persoalan pembagian peran
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Banyak sekali oramg yang menganggap bahwa
gender hanya berkaitam tentang perempuan sahaja. Sehingga setiap
pergerakan atau adanya kegiatan dalam memperjuangkan kesetaraan
gender hanya diikuti oleh perempuan tanpa adanya keterlibatan laki-
laki.
Kesetaraan gender merupakan suatu keadaan setara antara laki-laku
dan perempuan dalam hal hak, baik secara hukum maupun kondisi
atau kualitas hidupnya sama. Kesetaraan gender ini merupakan hak
asasi manusia yang wajib didapatkan. Gender inilah yang menjadi
pembedaan peran, perilaku dan sifat yang ada di dalam masyarakat.
Pada saat ini, kenyataannya kesetaraan gender ini masih menitik
beratkan pada perempuan saja. Perempuan dianggap lemah, tak
berdaya, dan hanya seakan menjadi pelengkap saja. Terlebih
didukung dengan adanya anggapan bahwa perempuan hanya akan
berakhir dengan bekerja di dapur, sumur, mengurus keluarga dan
anak, sehingga peran lain yang ia bisa lakukan diluar itu dianggap
tidak perlu.
Istilah kesetaraan gender ini seringkali terkait dengan istilah
diskriminasi. Diskriminasi terhadap perempuan seakan sudah menjadi
hal yang biasa terjadi di masa sekarang ini. Perempuan dianggap
seakan hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurusi
rumah dan keluarga saja. Bahkan, pernikahan dini pun juga sangat
sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini di picu berbagai
sebab, seperti misalnya budaya dan pemikiran patriarki yang masih
mendarah daging, kurangnya pemahaman tentang gender, mitos-
mitos kuno, dan masih banyak lagi.
Pendidikan bagi wanita seakan tidak diperlukan karena wanita
dianggap hanya sebagai seorang istri dan ibu, walaupun nantinya ia
bersekolah setinggi mungkin. Wanita juga kerap kali dianggap
sebagai manusia lemah, cengeng dan tidak berdaya di hadapan laki-
laki. Laki-laki sendiri dianggap sebagai seorang superior yang
keberadaannya didahulukan daripada perempuan. Baik itu di dalam
dunia kerja maupun di masyarakat. Padahal, anggapan-anggapan
seperti inilah yang harus di dihapuskan dan disadarkan dari pikiran-
pikiran masyarakat.
Sudah banyak juga pahlawan yang memperjuangkan kesetaraan
gender dan emansipasi wanita terutama di bidang pendidikan, seperti
RA. Kartini. Ia membuka sekolah untuk para wanita agar mereka
tidak tertinggal pendidikannya dengan laki-laki. Hal ini membuat
wanita yang dulunya tidak boleh bersekolah, lalu dapat bersekolah
seperti halnya pria dan berlaku hingga sekarang ini.
Zaman sekarang, wanita sudah mulai bangkit dan berani membangun
dirinya. Mereka bersekolah untuk mendapatkan pendidikan setinnggi-
tingginya, dapat mengerjakan pekerjaan yang dianggap hanya bias
dilakukan oleh laki-laki, contohnya sebagai Presiden, yaitu ibu
Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai seorang presiden
pertama di Indonesia. Dapat dilihat bahwa wanita dan laki-laki
sebenarnya itu setara. Maka dari itu, kesetaraan gender terutama di
bidang pendidikan sangat penting untuk dapat dipahami di setiap
lapisan masyarakat.
b. Rumusan Masalah
1. Apakah itu kesetaraan gender?
2. Bagaimana cara kesetaraan gender dapat di realisasikan?
c. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
sekaligus agar
penelitian ini terarah dan terfokus dalam mengumpulkan data,
maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu kesetaraan gender
2. Untuk mengetahui bagaimanakah cara yang dapat
ditempuh agar kesetaraan gender dapat terealisasikan
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi kesetaraan gender mengacu pada kondisi yang sama antara laki-
laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Diskriminasi gender
masih terjadi di semua wilayah di dunia. Ini benar hari ini, meskipun ada
kemajuan signifikan dalam kesetaraan gender. Sifat dan tingkat diskriminasi
sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain. Di negara-negara dunia ketiga,
tidak ada kawasan yang menikmati hak hukum, sosial dan ekonomi yang setara
bagi perempuan. Perbedaan gender dalam mengelola peluang dan sumber daya,
ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik ada di mana-mana. Perempuan dan
anak perempuan menanggung beban ketidaksetaraan yang muncul, tetapi
ketidaksetaraan pada dasarnya berbahaya bagi semua orang. Oleh karena itu,
kesetaraan gender menjadi tema kunci tujuan pembangunan yang memiliki nilai
unik.
1. Partisipasi yang lengkap dan efektif dan mengamankan kesempatan yang sama.
Bagi perempuan dari semua tingkatan untuk memimpin keputusan dalam
kehidupan politik, ekonomi dan sosial.
2. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak-
hak reproduksi, yang disepakati sesuai dengan Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan dan Rencana Aksi Platform Beijing dan
dokumen-dokumen yang ditinjau pada konferensi tersebut.
3. Sesuai dengan hukum nasional, memberikan perempuan hak yang sama untuk
mengakses sumber daya ekonomi dan properti dan melaksanakan reformasi untuk
mengelola tanah dan bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan dan sumber
daya alam.
b. Saran
1. Diperlukan upaya untuk penyadaran kepada masyarakat
tentang kesetaraan gender agar tidak terjadi ketimpangan peran
yaitu dengan cara mengikut sertakan laki-laki
dalam kegiatan reproduktif rumah tangga dan
menyeimbangkan peran dalam
rumah tangga.
2. Sebaiknya pemerintah daerah melakukan sosialisasi tentang
pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam bidang pendidikan
dan kesehatan terutama untuk perempuan serta memfasilitasi
bagi program-program pemberdayaan perempuan khususnya
dalam bidang pendidikan dan kesehatan, dengan
meningkatknya kesetaraan dan keadilan gender
Daftar Pustaka