Anda di halaman 1dari 2

Sistem Kepemiminan Bani Abbasiyah

Pada masa Bani Abbasiyah, kekuasaan tertinggi berada ditangan Khalifah.Sedangkan


dalam urusan hak-hak sipil, Khalifah mengangkat Wazir yang memiliki tugas sebagai wakil
dari Khalifah dan sebagai alat control lembaga Negara sekaligus menjabat sebagai perdana
menteri. Wazir tersebut kadang-kadang memiliki otoritas penuh (tafwid) dan terkadang
memiliki kekuasaan terbatas (tanfidh). Dua fungsi ini tergantung pada situasi Khalifah yang
sedang memegang kekuasaan tertinggi. Bila Khalifah kuat maka Wazir hanya memiliki
kekuasaan terbatas. Namun bila Khalifah kurang cakap dalam memimpin, maka Wazir
berfungsi sebagai tafwid yang memiliki otoritas penuh.1

Dibawah kekuasaan Khalifah dan juga Wazir. Ada menteri-menteri (diwan) yang
khusus mengatur institusi tersendiri yang diharapkan mampu menopang pemerintahan.
Lembaga tersebut dinamakan Diwan al-Aziz atau The August Board.

Ada 13 dewan dalam struktur birokrasi Bani Abbasiyah :

1. Diwan al-Kharaj ( departemen keuangan atau perpajakan )

2. Diwan al-Dia ( departemen urusan harta Negara )

3. Diwan al-Zuman ( kantor akuntan dan pengawasan keuangan Negara )

4. Diwan al-Jund ( departemen kemiliteran )

5. Diwan al-Mawali wa al-Ghilman ( departemen perlindungan kaum Mawali dan

hamba sahaya.

6. Diwan al-Barid ( departemen pos )

7. Diwan al-Ziman wa al-Nafaqat ( kantor urusan biaya kerumah tanggaan )

8. Diwan al-Rasail ( sekretariat Negara )

9. Diwan al-Toukia ( kantor permohonan dan pengaduan )

10. Diwan al-Ahdas wa al-Syurthah ( departemen militer dan kepolisisan )

11. Diwan al-Nazr fi al-Muzalim ( departemen pembelaan rakyat tertindas )

1
Ah.Zakki Fuad,Sejarah Peradaban Islam kajian teks reflektif dan filosofis,IAIN Sunan Ampel,Surabaya,2008,hal
186.
12. Diwan al-‘Ata’ ( departemen sosial )

13. Diwan al-Akarah ( departemen pekerjaan umum dan tenaga kerja )

Setiap diwan tersebut dipimpin oleh seorang yang dinamakan dengan Rais atau Sadr.2

2
Ibid,hal 187.

Anda mungkin juga menyukai