adalah:
d) Madrasah (An Nidzamiyah); didirikan oleh Nizam al-Mulk beliau
seorang perdana menteri pada tahun 456-486 H. Madrasah banyak
terdapat di kota-kota antara lain di Bagdad, Isfahan, Nisabur, Basra,
Tabristan, Hara dan Mosul,
e) Kuttab; merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar sampai menengah,
f) Masjid; Masjid pada umumnya dijadikan sebagai tempat belajar tingkat
tinggi dan takhasus,
g) Majelis Munadharah; Merupakan tempat pertemuan para pujangga, ahli
fikir dan pada sarjana untuk membahas masalah-masalah ilmiah, majelis
ini dapat dijumpai di kota-kota besar lainya,
h) Baitul Hikmah; Tempat ini merupakan perpustakan pusat, yang di
bangun oleh khalifah Harun al-Rasyid dan di lanjutkan oleh khalifah Al-
Makmun.
Dalam perkembangan pendidikan modern di Indonesia, Madrasah sudah
diadopsi dan diintegrasikan dalam pendidikan formal. Oleh Kementerian
UJI PUBLIK
Agama Madrasah Diniyyah dikembangkan di Pondok Pesantren dari mulai
`Ula/Awaliyah, Wustha, `Ulya.
Madrasah juga diintegrasikan dalam pendidikan format berupa Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Penyetaraan
pendidikan formal Madrasah melalui proses yang panjang sehingga
Madrasah mendapatkan status yang sejajar dengan sekolah di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sampai pada era Millenial, madrasah memiliki slogan Madrasah Hebat
Bermartabat, sebuah prinsip yang sangat mendasar untuk menjadi Madrasah
sebagai lembaga pendidikan yang hebat, mengangkat harkat dan martabat
madrasah dari berbagai elemen, baik dari sisi kelembagaan ataupun sisi
sumber daya manusia yang dimiliki oleh Madrasah.
UJI PUBLIK
perkara, tetapi mereka berpedoman saja pada kitab
kitab-kitab mazhab empat atau
mazhab-mazhab lain. Organisasi kehakiman juga mengalami perubahan, antara lain
telah dibentuk jabatan penuntut umum (kejaksaan) di samping telah dibentuk
instansi Diwan Qadhil Qudhah. Pada masa Daulah Abbasiyah terdapat tiga badan
pengadilan, yaitu:
a. Al-Qadha`u dengan hakimnya yang bergelar Al-Qadhi. Tugasnya mengurus
perkara-perkara yang berhubungan dengan agama pada umumnya.
b. Al-Hisbah dengan hakimnya yang bergelar Al-Muhtasib. Tugasnya
menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan masalah-masalah
umum dan tindak pidana yang memerlukan pengurusan segera.
c. An-Nadhar fil-Madhalim dengan hakimnya yang bergelar shahibul atau qadhil
madhalim. Tugasnya menyelesaikan perkara-perkara banding dari kedua
pengadilan pertama (Al-Qadhau dan Al-Hisbah).