NIM : 1708056048
Kelas : PM-3B
Resume SPI
Qushai wafat pada 480 M dan kedudukannnya diganti oleh putranya yang
bernama ‘Abdud Dar. Setelah ‘Abdud Dar wafat timbullah sengeketa dan
perebutan kekuasaan diantara anak-anak ‘Abdud Dar. Anak-anak ‘Abdud Dar
memegang kekuasaan atas darun nadwah, liwa (yang berhubungan dengan
angkatan perang) dan hijabah.
3. Kondisi Perekonomian
Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahra, ekonomi
mereka yang terpenting yaitu perdagangan.
4. Kondisi Keagamaan
Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai
Tuhan mereka.
5. Watak dan Moral
a. Watak-watak negatif
Orang-orang Arab terlahir dalam kondisi alam yang kejam, maka dari itu tidaklah
mengherankan jika terlahir beberapa watak dan sifat yang dianggap negatif yaitu:
1) Sulit bersatu
2) Gemar berperang
3) Kejam
4) Pembalas dendam
5) Angkuh dan sombong
b. Watak-watak positif
1) Kedermawanan
2) Keberanian dan kepahlawanan
3) Kesabaran
4) Kesetiaan dan kejujuran
6. Kehidupan Intelektual
Sekalipun jazirah Arab, terutama Hijaz dan Najd terpencil dari dunia luar, namun
mereka memiliki daya intelektual yang sangat cerdas. Bukti dari kecerdasan
mereka dapat dilihat pada berbagai peninggalan mereka, baik dalam bidang
politik, ekonomi,dan sosial. Bukti kecerdasan akalmereka dalam ilmu
pengetahuan dan seni bahasa dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Ilmu Astronomi
b. Ilmu Meteorologi
c. Ilmu Mitologi
d. Ilmu Tenung
e. Ilmu Thib
7. Seni Budaya
Pada kehidupan bangsa Arab, sastra mempunyai arti penting dalam kehidupan
mereka. Bangsa Arab mengabdikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang
diperlombakan setiap tahun. Bagi yang memiliki syair terbaik, ia akan mendapat
hadiah dan mendapatkan kehormatan.
a) Khitabah
Khitabah (retorika) sangat maju dan inilah satu-satunya alat komunikasi yang
sangat luas medannya. Disamping sebagai penyair bangsa Arab Jahiliah pun
sangat mahir dalam berpidato dengan bahasa yang sangat indah dan semangat.
b) Majelis al-adab dan sauqu uqaz
Telah menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiliah mengadakan majelis
ditempat ini mereka mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar
berita dan sebagainya.
8. Catatan Keturunan
Satu hal yang menjadi sangat penting bagi bangsa Arab Jahiliah, yaitu al-
ansab atau catatan keturunan, yaitu untuk memelihara asal-usul keturunan. Oleh
karena itu, bangsa Arab pada umumnya menghafal silisilah keurunannya, sampai
sejauh-jauhnya, dan mungkin ini yang menyebabkan mereka memiliki kecakapan
khusus dalam memelihara riwayat hadis.
9. Sejarah
Sejarah (tarikh) seperti yang dipahami sekarang, tidak terdapat pada bangsa
Arab Jahiliah. Mereka hanya memindahkan akhbar (berita) yang bergerak tentang
negeri mereka dan kabar-kabar yang dibawa bangsa lain kepada mereka, seperti
perang kabilah-kabilah, kisah bendungan ma’arib, kedatangan pasukan gajah ke
Makkah, riwayat Ka’bah, Ad, Samud dan sebagainya.
Pengertian Jahiliah
Kata-kata “Arab jahiliah” sering digunakan, namun sering pula pengertian mengenai
“jahiliah” itu salah. Terkadang ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “Arab
jahiliah” yaitu bangsa Arab yang bodoh. Pengertian ini jelas tidak tepat. Dari uraian terdahulu
sangat jelas, bahwa orang-orang Arab sebelum Islam (orang Arab jahiliah) tidaklah bodoh
mereka pintar dan cerdas. Seorang pujangga Arab Syiria, Jarji Zaidan membagi masa jahiliah
kepada dua masa, yaitu:
Arab Jahiliah pertama (Al-Arabul Jahiliyatul Ula), yaitu zaman sebelum sejarah
sampai abad kelima masehi.
Arab Jahiliah kedua (Al-Arabul Jahiliyatuts Tsaniyah), yaitu dari abad kelima
Miladiah sampai lahirnya Islam.
Apabila diperhatikan, bangsa Arab pada kedua zaman tersebut tidak semuanya
bodoh. Seorang penulis dan ahli sejarah Islam terkenal, Ahmad Amin memberi
definisi mengenai “Arab Jahiliah”, yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang
membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun
telah diketahui bahwa itu benar. Menurut Ahmad Amin, jahiliah bukanlah jahl
yang berarti “tiada ilmu”, namun jahl dalam pengertian safah, ghadhab,
anfah(sedai, berang, tolol). Jadi, lebih tepatnya jahiliah yang dimaksud adalah
jahiliah (bodoh) dalam hal menerima kebenaran ajaran agama yang lurus dan
benar.