Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sinta Indriyani Kuswanto

NIM : 1708056048

Kelas : PM-3B

Resume SPI

Sejarah Peradaban Jazirah Arab Pra Islam

A. Tujuan Mempelajari Sejarah Peradaban Islam


1. Konstruksi, artinya apakah sejarah yang berlaku dahulu yang masih berkaitan
disusun, dipahamui, dihayati, dan dicerna.
2. Interpretasi, artinya sejarah yang berkaitan dengan yang masih berlaku dapat
dijadikan pedoman dan apakah masih perlu dikembangkan atau perlu dihilangkan.
3. Transformasi, artinya sejarah perlu ditransfer dan dikembangkan agar mampu
mengisi tuntutan globalisasi.
4. Rekonstruksi, artinya melakukan konstruksi ulang secara runtut dan sistematik
agar ada keserasian dan kesesuaian dengan zaman..

B. Manfaat Mempelajari Sejarah Peradaban Islam


1. Dapat memperoleh informasi tentang aktivitas peradaban Islam dari zaman
Rasulullah SAW sampai sekarang
2. Dapat mengukur kejayaan atau kemajuan peradaban Islam yang baru dan lebih
baik
3. Dapat pula menyelesaikan problematika Islam masa kini.
C. Karakteristik Sejarah Islam
Secara umum Ahmad Syalaby menjelaskan bahwa formasi peradaban Islam terwujud
kedalam tiga model, yaitu:
1. Peradaban negara dan sejarah, yaitu pola dan bentuk peradaban yang
mengembangkan bangunan suatu kenegaraan dan pemerintahan.
2. Peradaban tajribiah wa muqtasabah, yaitu peradaban luar yang di adopsi oleh
Islam.
3. Peradaban Islam yang asli (al-Hadharah al-islamiyah al-ashlab), yaitu peradaban
yang bersumber dan dibawa oleh kewahyuan Islam sendiri dalam
mengembangkan dan memberdayakan masyarakat manusia dimana sebelumnya
tidak pernah ada.
D. Peradaban Jazirah Arab Sebelum Islam
Berikut ini uraian peradaban jazirah Arab sebelum Islam.
1. Geografis Jazirah Arab
Jazirah Arab atau Pulau Arab adalah suatu semenanjung yang terletak
disebelah barat daya Asia. Jazirah ini termasuk semenanjung terbesar di dunia.
2. Struktur Masyarakat dan Pemerintahannya
Dalam struktur masyarakat Arab terdapat kabilah (clan) sebagai intinya,
anggota dari satu clan mempunyai hubungan genealogis (pertalian darah). Pada
masyarakat kota yang terdiri dari organisasi clan (kabilah), terdapat diantara
kabilah-kabilah tersebut memiliki status sosial yang tinggi, misalnya kabilah
Quraisy di Mekkah yang dianggap lebih mulai dari kabilah-kabilah yang lain.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Qushai membagi dalam tiga departemen.
a) Dar al-Nadwah, pusat pemerintahan umum yang berfungsi sebagai majelis
permusyawaratan, dipegang oleh Qushai.
b) Departemen Rifadlah, bertugas memungut pajak dan penerimaan lain ynag
diigunakan untuk kepentingan memberi makan pada jemaah haji selama
tiga hari yang dianggap sebagai tamu Tuhan
c) Departemen siqayah, mengurus tentang pembagian air.

Qushai wafat pada 480 M dan kedudukannnya diganti oleh putranya yang
bernama ‘Abdud Dar. Setelah ‘Abdud Dar wafat timbullah sengeketa dan
perebutan kekuasaan diantara anak-anak ‘Abdud Dar. Anak-anak ‘Abdud Dar
memegang kekuasaan atas darun nadwah, liwa (yang berhubungan dengan
angkatan perang) dan hijabah.

Hasyim wafat pada 510 M di kota Gazza. Hasyim digantikan oleh


saudaraya, al-Muthalib yang mendapat gelar al-faiz. Al-Muthalib wafat pada
520 M dan digantikan oleh ‘Abdul Muthalib. ‘Abdul Muthalib membagi
sistem pemerintahan kedalam sepuluh departemen, yaitu:
a) Hijabah, mengurusi masalah agama. Kepemimpinannya diserahkan
kepada keturunan ‘Abdud Dar.
b) Siqayah, mengurusi masalah air, khususnya untuk kepentingan
penduduk Makkah dan para jemaah haji. Pimpinannya diserahkan
kepada keluarga Hasyim.
c) Diyat, mengurusi masalah peradilan. Jabatan ini dipegang oleh
‘Abdul Muthalib, sebelumnya dipegang oleh Taym ibn Murrah.
Setelah itu, kembali dijabat oleh keluarga Tayn.
d) Shifarah, mengurusi masalah diplomatik dan hubungan luar negeri,
termasuk mengurusi sengsetya antara kabilah Quraisy dengan
kabilah lainnya.
e) Liwa’, mengurusui masalah angkatan perang dan bertugas pula
melindungi kehormatan panji-panji. Pimpinan jabatan ini dipegang
oleh anak keturunan umayyah.
f) Rifadlah, mengurusi masalah keuangan negara. Pada mulanya
dipegang oleh ‘Abdul Muthalib, kemudian diserahkan kepada Abu
Thalib dan terakhir diserahkan kepada keluarga Naufal.
g) Nadwah, mengurusi masalah persidangan majelis negara sekaligus
memimpin sidang-sidang.
h) Khainamah, melindungi gedung permusyawaratan dan mengurusi
masalah persidangan termasuk mengeluarkan undangan rapat.
Jabatan ini dipegang oleh Khalid dari keluarga Yakhzum ibn
Murran.
i) Khazinah, mengurusi administrasi perbendaharaan negara.
Kepemimpnannya diserahkan kepada al-Harits ibn Qais dari
keluarga Hisyam ibn Ka’ab.
j) Azlan, mengurusi masalah kahim. Jabatan ini dipegang oleh
Shafwan, saudara Abu Sufyan.

3. Kondisi Perekonomian
Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahra, ekonomi
mereka yang terpenting yaitu perdagangan.
4. Kondisi Keagamaan
Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai
Tuhan mereka.
5. Watak dan Moral

Nourouzzaman Shiddiqie menjelaskan sebagai berikut.

a. Watak-watak negatif

Orang-orang Arab terlahir dalam kondisi alam yang kejam, maka dari itu tidaklah
mengherankan jika terlahir beberapa watak dan sifat yang dianggap negatif yaitu:

1) Sulit bersatu
2) Gemar berperang
3) Kejam
4) Pembalas dendam
5) Angkuh dan sombong
b. Watak-watak positif
1) Kedermawanan
2) Keberanian dan kepahlawanan
3) Kesabaran
4) Kesetiaan dan kejujuran
6. Kehidupan Intelektual
Sekalipun jazirah Arab, terutama Hijaz dan Najd terpencil dari dunia luar, namun
mereka memiliki daya intelektual yang sangat cerdas. Bukti dari kecerdasan
mereka dapat dilihat pada berbagai peninggalan mereka, baik dalam bidang
politik, ekonomi,dan sosial. Bukti kecerdasan akalmereka dalam ilmu
pengetahuan dan seni bahasa dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Ilmu Astronomi
b. Ilmu Meteorologi
c. Ilmu Mitologi
d. Ilmu Tenung
e. Ilmu Thib
7. Seni Budaya
Pada kehidupan bangsa Arab, sastra mempunyai arti penting dalam kehidupan
mereka. Bangsa Arab mengabdikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang
diperlombakan setiap tahun. Bagi yang memiliki syair terbaik, ia akan mendapat
hadiah dan mendapatkan kehormatan.
a) Khitabah
Khitabah (retorika) sangat maju dan inilah satu-satunya alat komunikasi yang
sangat luas medannya. Disamping sebagai penyair bangsa Arab Jahiliah pun
sangat mahir dalam berpidato dengan bahasa yang sangat indah dan semangat.
b) Majelis al-adab dan sauqu uqaz
Telah menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiliah mengadakan majelis
ditempat ini mereka mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar
berita dan sebagainya.
8. Catatan Keturunan
Satu hal yang menjadi sangat penting bagi bangsa Arab Jahiliah, yaitu al-
ansab atau catatan keturunan, yaitu untuk memelihara asal-usul keturunan. Oleh
karena itu, bangsa Arab pada umumnya menghafal silisilah keurunannya, sampai
sejauh-jauhnya, dan mungkin ini yang menyebabkan mereka memiliki kecakapan
khusus dalam memelihara riwayat hadis.
9. Sejarah
Sejarah (tarikh) seperti yang dipahami sekarang, tidak terdapat pada bangsa
Arab Jahiliah. Mereka hanya memindahkan akhbar (berita) yang bergerak tentang
negeri mereka dan kabar-kabar yang dibawa bangsa lain kepada mereka, seperti
perang kabilah-kabilah, kisah bendungan ma’arib, kedatangan pasukan gajah ke
Makkah, riwayat Ka’bah, Ad, Samud dan sebagainya.
 Pengertian Jahiliah
Kata-kata “Arab jahiliah” sering digunakan, namun sering pula pengertian mengenai
“jahiliah” itu salah. Terkadang ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “Arab
jahiliah” yaitu bangsa Arab yang bodoh. Pengertian ini jelas tidak tepat. Dari uraian terdahulu
sangat jelas, bahwa orang-orang Arab sebelum Islam (orang Arab jahiliah) tidaklah bodoh
mereka pintar dan cerdas. Seorang pujangga Arab Syiria, Jarji Zaidan membagi masa jahiliah
kepada dua masa, yaitu:
 Arab Jahiliah pertama (Al-Arabul Jahiliyatul Ula), yaitu zaman sebelum sejarah
sampai abad kelima masehi.
 Arab Jahiliah kedua (Al-Arabul Jahiliyatuts Tsaniyah), yaitu dari abad kelima
Miladiah sampai lahirnya Islam.
Apabila diperhatikan, bangsa Arab pada kedua zaman tersebut tidak semuanya
bodoh. Seorang penulis dan ahli sejarah Islam terkenal, Ahmad Amin memberi
definisi mengenai “Arab Jahiliah”, yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang
membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun
telah diketahui bahwa itu benar. Menurut Ahmad Amin, jahiliah bukanlah jahl
yang berarti “tiada ilmu”, namun jahl dalam pengertian safah, ghadhab,
anfah(sedai, berang, tolol). Jadi, lebih tepatnya jahiliah yang dimaksud adalah
jahiliah (bodoh) dalam hal menerima kebenaran ajaran agama yang lurus dan
benar.

Resume Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah ada keterkaitan antara peradaban dan agama?


Jawaban Ada, keterkaitan antara peradaban dan agama dapat kita lihat dari asal
muasalnya peradaban suatu agama. Peradaban berkaitan dengan agama karena
peradaban dari zaman ke zaman terus berjalan. Seperti peradaban pada Nabi
Muhammad dan Khulafaur Rasyidin.
2. Apakah di zaman Jazirah Arab terdapat majelis-majelis atau tempat pendidikan?
Jawaban Pada zaman Jazirah Arab terdapat majelis Al-Adab dan Sauqu Ukaz untuk
perlombaan pidato, sajak dan hal-hal dalam seni bahasa.
3. Mengapa Islam di mulai pada zaman Nabi Muhammad SAW?
Jawaban Karena sumbernya datang atau wahyunya datang pada masa Rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai