Anda di halaman 1dari 7

Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Norma (Kuswan Hadji) Halaman 54

AKTUALISASI NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA DALAM


MENCEGAH KORUPSI DI INDONESIA

Oleh

Kuswan Hadji, Program Studi Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Tidar

Email: kuswan.hadji@yahoo.co.id

ABSTRAK

Indonesia saat ini dalam kondisi sangat memprihatinkan, banyak masalah menimpa bangsa kita,
dalam bentuk krisis multimensional baik bidang POLEKSOSBUD Hankam, Pendidkan dll, yang
sebenarnya berhulu pada krisis moral. Korupsi yang telah terjadi sejak lama, belum juga mampu
terselesaikan hingga saat ini. Tragisnya, sumber krisis justru berasal dari Institusi pemegang amanah
rakyat, baik Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. Setiap hari kita disuguhi berita-berita Mal- Amanah
yang dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya menjalankan pemerintahan. Beragam upaya
pencegahandan penyelesaian masalah korupsi telah dilakukan.Korupsi ternyata juga telah merasuk
keberbagai lini kehidupan,tak terkecuali dunia pendidikan. Korupsi di Indonesia berkembang secara
sistemik. Bagi banyak orang, korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan
sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan pemberantasan korupsi antar
negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Angka korupsi di Indonesia yang cukup
tinggi perlu dilakukan pemberantasan korupsi secara serius di Indonesia. Namun, hingga kini
pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian dengan cara melakukan gambaran serta
menguraikan dengan jelas keadaan yang sebenarnya terjadi berdasarkan fakta yang ada dilapangan,
adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan analisa data dilakukan
secara diskripsi kualitatif.

Kata Kunci : Aktualisasi, Nilai Pancasila, Norma, Korupsi


Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Norma (Kuswan Hadji) Halaman 55
2004 yang di jalankan tampaknya kondisi
PENDAHULUAN bangsa ini , masih banyak persoalan yang
belum terselesaikan. Rapuhnya moral dan
Masalah-masalah yang dihadapi rendahnya tingkat kejujuran dari aparat
bangsa Indonesia adalah masalah yang serius, penyelenggara negara menyebabkan terjadinya
bagaimana implementasi penerapan nilai, korupsi. Korupsi di Indonesia saat ini sudah
moral dan norma hukum, baik mengenai merupakan Patologi social (penyakit sosial)
kejujuran, keadilan dan etika belum dapat yang sangat berbahaya yang mengancam
diwujudkan.Pendekatan hukum yang selama semua aspek kehidupan masyarakat, berbangsa
ini dilakukan nampaknya belum berhasil dan bernegara.
menumpakorupsi. Pancasila sebagai dasar dan
ideologi negara merupakan kesepakatan politik RUMUSAN PERMASALAHAN
para founding fathers ketika negara Indonesia Bagaimana aktualisasi nilai nilai
didirikan. Namun dalam perjalanan panjang Pancasila dalam mengatasi masalah korupsi di
kehidupan berbangsa dan Indonesia?
bernegara, Pancasila sering mengalami Strategi apa yang dapat dilakukan agar
berbagai deviasi dalam aktualisasi nilai- masalah korupsi dapat diminimalisir dan
nilainya. hilang dari bumi Indonesia?
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila perlu
dilakukan sebagai upaya merealisasi METODE PENELITIAN
penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk
norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, A. Jenis Penelitian
perseorangan, setiap warga negara, setiap Penelitian ini termasuk dalam jenis
individu, setiap penduduk, setiap penguasa, penelitian deskriptif. Menurut Moleong
dan setiap orang Indonesia. Aktualisasi nilai- penelitian deskriptif adalah penelitian yang
nilai Pancasila secara subjektif dapat tercapai berupaya mengungkapkan suatu masalah dan
bila nilai-nilai Pancasila tetap melekat dalam keadaan sebagaimana adanya, untuk itu
hati sanubari bangsa Indonesia. Menurut hemat peneliti dibatasi hanya mengungkapkan fakta-
penulis, moralitas memegang kunci yang fakta dan tidak menggunakan hipotesa.
sangat penting dalam mengatasi krisis moral Penelitian deskriptif bertujuan untuk
tersebut . Indikator kemajuan bangsa tidak menggambarkan secara tepat sifat-sifat
cukup diukur dengan kepandaiannya,dan tidak individu dan keadaan sosial yang timbul dalam
juga dari kekayaan yang dimiliki, namun hal masyarakat untuk dijadikan sebagai obyek
yang lebih mendasar Sejauhmana bangsa itu penelitian.
memegang teguh etika dan moralitas?.Orang B. Cara Penelitian
bermoral tentu mengerti arah mana yang akan Cara penelitian deskriptif kualitatif
dituju, hingga pikiran dan langkahnya apakah adalah untuk membuat pencatatan secara
akan diarahkan pada tujuan duniawi, untuk sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta
orang lain atau untuk kebahagian Rohaniah dan sifat populasi di daerah tertentu. Penelitian
yang lebih abadi, yaitu pengabdian kepada ini adalah tentang penerapan nilai nilai
Allah. Pancasila sebagai norma dalam mencegah
Apabila ditilik dari pembukaan UUD korupsi di Indonesia.
NRI tahun 1945tampak sangat jelas bahwa C. Metode Penelitian
sebenarnya moralitas sangat mendasari Metode yang digunakan dalam
perjuangan dalam merebut kemerdekaan pengumpulan data adalah dengan cara
Indonesia dan bagaimana kita mengisi Observasi, wawancara dan dokumentasi
kemerdekaan itu. Semenjak Era reformasi sedangkan untuk menganalisa data, maka
bergulir tahun 1998 dan otonomi daerah Tahun penulis menggunakan analisis data secara
Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Norma (Kuswan Hadji) Halaman 56
diskriptif kualitatif, artinya suatu data yang tindak pidana korupsi dapat dilihat dari dua
dianalisa dengan tidak menggunakan data segi yaitu korupsi Aktif dan korupsi Pasif.
statistik, namun hanya menggunakan Korupsi Aktif adalah:
pengukuran yang benar, sehingga dapat - Secara melawan hukum memperkaya diri
dipercaya dan valid hasilnya. Dalam sendiri atau orang lain atau koorporasi yang
menganalisia data, penyusun akan berpedoman dapat merugikan keungan negara atau
pada langkah-langkah berikut Pengumpulan perekonomian Negara ( Psl 2 UU No,31
data, penilaian data dan penafsiran data. Tahun 1999),
- Memberi hadiah kepada Pegawai Negeri
TINJAUAN PUSTAKA dengan mengingat kekuasaan atau
wewenang yang melekat pada jabatan atau
A. Pengertian Pancasila dan Aktualisasi kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah
Norma atau janji dianggap melekat pada
Pancasila adalah ideologi dasar bagi jabatannya atau kedudukannya tsb ( psl 4
negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua UU No:31 Tahun 1999),
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla Korupsi Pasif adalah:
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan - Pegawai Negeri atau penyelenggara negara
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa yang menerima pemberian atau janji karena
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam
Aktualisasi merupakan suatu bentuk jabatannya yang bertentangan dengan
kegiatan melakukan realisasi antara kewajibannya ( Psl 6 ayat (2) UU No:20
pemahaman akan nilai dan norma dengan Tahun 2001 ),
tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam - Orang yang menerima penyerahan bahan
kehidupan sehari-hari. Sedangkan aktualisasi atau keperluan Tentara Nasional Indonesia,
pancasila, berarti penjabaran nilai-nilai atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
pancasila dalam bentuk norma-norma, serta yang membiarkan perbuatan curang
merealisasikannya dalam kehidupan berbangsa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan bernegara. Dalam aktualisasi Pancasila ini, huruf a atau c UU No:20 Tahun 2001 ( Psl
penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk 7 Ayat (2) UU No:20 Tahun 2001, dll
norma-norma, dijumpai dalam bentuk norma Banyak ahli merumuskan korupsi, yang pada
hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. pokok pengertiannya sama, antara lain:
Sedangkan realisasinya dikaitkan dengan Kartono (1983) memberi batasan korupsi
tingkah laku semua warga negara dalam sebagai tingkah laku individu yang
masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta menggunakan wewenang dan jabatannya guna
seluruh aspek penyelenggaraan negara. mengeruk keuntungan pribadi, merugikan
B. Pengertian Korupsi kepentingan umum dan negara. Wertheim
Korupsi berasal dari bahasa latin (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa
coruptio-carrumpere: artinya: busuk atau seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan
rusak. Korupsi ialah perilaku buruk yang korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang
dilakukan pejabat publik secara tidak wajar yang bertujuan mempengaruhinya agar ia
atau tidak legal untuk memperkaya diri sendiri. mengambil keputusan yang menguntungkan
Korupsi secara Harfiah diartikan : sebagai kepentingan si pemberi hadiah.
kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, HASIL PENELITIAN DAN
penyimpangan dari kesucian (Tim Penulis PEMBAHASAN
Buku Pendidikan Anti Korupsi, 2011:23) K.A Abbas (1975), korupsi berakibat
Undang-undang No:31 Tahun 1999 juncto sangat berbahaya bagi kehidupan manusia,
Undang-Undang No.20 Tahun 2001, Tentang baik aspek kehidupan sosial, politik, birokrasi,
Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Norma (Kuswan Hadji) Halaman 57
ekonomi, dan individu. Bahaya korupsi bagi C. Bahaya korupsi terhadap politik.
kehidupan diibaratkan bahwa korupsi adalah Kekuasaan politik yang dicapai dengan
seperti kanker dalam darah, sehingga si korupsi akan menghasilkan pemerintahan dan
empunya badan harus selalu melakukan “cuci pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di
darah” terus menerus jika ia menginginkan mata publik. Jika demikian keadaannya, maka
dapat hidup terus. masyarakat tidak akan percaya terhadap
A. Bahaya korupsi terhadap masyarakat pemerintah dan pemimipin tersebut, akibatnya
dan individu. mereka tidak akan akan patuh dan tunduk pada
Jika korupsi dalam suatu masyarakat otoritas mereka. Praktik korupsi yang meluas
telah merajalela dan menjadi makanan dalam politik seperti pemilu yang curang,
masyarakat setiap hari, maka akibatnya akan kekerasan dalam pemilu, money politics dan
menjadikan masyarakat tersebut sebagai lain-lain juga dapat menyebabkan rusaknya
masyarakat yang kacau, tidak ada sistem sosial demokrasi, karena untuk mempertahankan
yang dapat berlaku dengan baik. Setiap kekuasaan, penguasa korup itu akan
individu dalam masyarakat hanya akan menggunakan kekerasan (otoriter) atau
mementingkan diri sendiri (self interest), menyebarkan korupsi lebih luas lagi di
bahkan selfishness. Tidak akan ada kerjasama masyarakat.
dan persaudaraan yang tulus. Di samping itu, keadaan yang demikian
Fakta empirik dari hasil penelitian di itu akan memicu terjadinya instabilitas sosial
banyak negara dan dukungan teoritik oleh para politik dan integrasi sosial, karena terjadi
ilmuwan sosial menunjukkan bahwa korupsi pertentangan antara penguasa dan rakyat.
berpengaruh negatif terhadap rasa keadilan Bahkan dalam banyak kasus, hal ini
sosial dan kesetaraan sosial. Korupsi menyebabkan jatuhnya kekuasaan
menyebabkan perbedaan yang tajam di antara pemerintahan secara tidak terhormat, seperti
kelompok sosial dan individu baik dalam hal yang terjadi di Indonesia.
pendapatan, prestise, kekuasaan dan lain-lain. D. Bahaya korupsi terhadap ekonomi
Korupsi juga membahayakan terhadap Korupsi merusak perkembangan
standar moral dan intelektual masyarakat. ekonomi suatu bangsa. Jika suatu projek
Ketika korupsi merajalela, maka tidak ada nilai ekonomi dijalankan sarat dengan unsur-unsur
utama atau kemuliaan dalam masyarakat. korupsi (penyuapan untuk kelulusan projek,
B. Bahaya korupsi terhadap generasi nepotisme dalam penunjukan pelaksana projek,
muda. penggelepan dalam pelaksanaannya dan lain-
Salah satu efek negatif yang paling lain bentuk korupsi dalam projek), maka
berbahaya dari korupsi pada jangka panjang pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari
adalah rusaknya generasi muda. Dalam projek tersebut tidak akan tercapai.
masyarakat yang korupsi telah menjadi Penelitian empirik oleh Transparency
makanan sehari-harinya, anak tumbuh dengan International menunjukkan bahwa korupsi juga
pribadi antisosial, selanjutnya generasi muda mengakibatkan berkurangnya investasi dari
akan menganggap bahwa korupsi sebagai hal modal dalam negeri maupun luar negeri,
biasa (atau bahkan budayanya), sehingga karena para investor akan berfikir dua kali
perkembangan pribadinya menjadi terbiasa ganda untuk membayar biaya yang lebih tinggi
dengan sifat tidak jujur dan tidak dari semestinya dalam berinvestasi (seperti
bertanggungjawab. Jika generasi muda suatu untuk penyuapan pejabat agar dapat izin, biaya
bangsa keadaannya seperti itu, bisa keamanan kepada pihak keamaanan agar
dibayangkan betapa suramnya masa depan investasinya aman dan lain-lain biaya yang
bangsa tersebut. tidak perlu). Sejak tahun 1997, investor dari
negara-negera maju (Amerika, Inggris dan
lain-lain) cenderung lebih suka
Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Norma (Kuswan Hadji) Halaman 58
menginvestasikan dananya dalam bentuk pendekatan eksternal dan internal. Pendekatan
Foreign Direct Investment (FDI) kepada eksternal yaitu: Ada aturan yang memiliki
negara yang tingkat korupsinya kecil. kekuatan “memaksa” yang berasal dari luar
E. Bahaya korupsi terhadap birokrasi diri manusia untuk tidak korupsi (hukum,
Korupsi juga menyebabkan tidak budaya dan watak masyarakat). Dengan
efisiennya birokrasi dan meningkatnya biaya penegakan hukum yang kuat baik aspek
administrasi dalam birokrasi. Jika birokrasi peraturan maupun aparat penegak hukum, akan
telah dikungkungi oleh korupsi dengan mengeliminir terjadinya korupsi.” Terciptanya
berbagai bentuknya, maka prinsip dasar budaya dan watak masyarakat yang anti
birokrasi yang rasional, efisien, dan kualifikasi korupsi”. Pendekatan Internal yaitu Kekuatan
akan tidak pernah terlaksana. Kualitas layanan yang muncul dari dalam diri individu dan
pasti sangat jelek dan mengecewakan publik. mendapat penguatan melalui pendidikan dan
Hanya orang yang berpunya saja yang akan pembiasaan. Keluarga untuk menanamkan jiwa
dapat layanan baik karena mampu menyuap. anti korupsi, diperkuat dengan pendidkan
Keadaan ini dapat menyebabkan meluasnya formal di sekolah/Perguruan tinggi maupun
keresahan sosial, ketidaksetaraan sosial dan non-formal diluar sekolah. Selain itu, perlu
selanjutnya mungkin kemarahan sosial yang dilakukan dalam membangun kesadaran moral
menyebabkan jatuhnya para birokrat. anti korupsi berdasarkan pancasila yaitu
F. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam membangun mentalitas melalui penguatan
mengatasi korupsi di Indonesia eksternal dan internal tersebut dalam diri
Gerakan untuk merevitalisasi Pancasila masyarakat. Sedangkan diperguruan tinggi
saat ini gencar dilaksanakan, baik oleh penguatan tersebut dapat dilakukan melalui
masyarakat maupun kalangan akademisi, pendidkan kepribadian termasuk didalamnya
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada Pancasila dan Agama.
hakekatnya merupakan suatu sisitem nilai yang G. Cara yang dapat dijadikan alternatif
menjadi sumber dari penjabaran norma, baik untuk kembali dan melakukan aktualisasi
norma hukum, norma moral maupun norma nilai-nilai Pancasila
kenegaraan lainnya. Nilai nilai Pancasila yang 1) Pertama, membumikan Pancasila dalam
harus diaktualisasi dan dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
kehidupan yang bersifat praksis atau dan bernegara secara terus-menerus dan
kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa aktual.
dan negara.yang menjadi pedoman adalah 2) Kedua, aktualisasi melalui internalisasi
Norma moral dan Norma hukum: Norma nilai-nilai Pancasila, baik melalui
Moral adalah tingkah laku manusia yang dapat pendidikan formal maupun nonformal.
diukur dari sudut baik dan buruk, sopan atau Pada tataran pendidikan formal perlu
tidak sopan, susila atau tidak susila. Sedangkan revitalisasi mata pelajaran Pendidikan
Norma Hukum adalah: sistem peraturan Kewarganegaraan (PKn) di
Perundang-undangan yng berlaku dalam suatu sekolah. Sebagai sebuah nilai, Pancasila
tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini tidak cukup hanya dipelajari, tetapi
peraturan hukum.Dalam pengertian itulah harus diresapi, dihayati, dan dipahami
pancasila berkedudukan sebagai sumber dari secara mendalam.
segala sumber hukum dan merupakan suatu 3) Ketiga, aktualisasi melalui keteladanan
sistem nilai nilai etika yang merupakan sumber para pemimpin baik pemimpin formal
norma. Strategi yang dapat dilakukan agar (pejabat negara) maupun informal
masalah korupsi dapat diminimalisir dan (tokoh masyarakat). Dengan keteladanan
hilang dari bumi Indonesia. Penyelesaian yang dijiwai nilai-nilai Pancasila,
korupsi harus diselesaiakan melalui beragam diharapkan masyarakat luas akan
cara/pendekatan. Ada dua pendekatan yaitu: mengikuti.
Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Norma (Kuswan Hadji) Halaman 59
SIMPULAN Pertama, membumikan Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
Korupsi merupakan tindakan melawan bernegara secara terus-menerus dan aktual.
hukum untuk memperkaya diri sendiri/orang Kedua, aktualisasi melalui internalisasi nilai-
lain (perseorangan atau sebuah korporasi), nilai Pancasila, baik melalui pendidikan formal
yang secara langsung maupun tidak langsung maupun nonformal. Pada tataran pendidikan
merugikan keuangan atau prekonomian negara, formal perlu revitalisasi mata pelajaran
yang dari segi materiil perbuatan itu dipandang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di
sebagai perbuatan yang bertentangan dengan sekolah. Sebagai sebuah nilai, Pancasila tidak
nilai-nilai keadilan masyarakat. Korupsi cukup hanya dipelajari, tetapi harus diresapi,
berakibat sangat berbahaya bagi kehidupan dihayati, dan dipahami secara mendalam.
manusia, baik dalam aspek kehidupan sosial, Ketiga, aktualisasi melalui keteladanan para
politik, birokrasi, ekonomi, dan individu. pemimpin baik pemimpin formal (pejabat
Tindakan-tindakan korupsi merupakan bentuk negara) maupun informal (tokoh masyarakat).
penyelewengan dari butir-butir Pancasila. Dengan keteladanan yang dijiwai nilai-nilai
Norma Pancasila Pancasila, diharapkan masyarakat luas akan
- Nilai-nilai Pancasila apabila betul betul mengikuti.
dipahami, dihayati dan diamalkan mampu Pendidik adalah pemimpin pendidikan,
menurunkan angka korupsi, kalau kita yang dalam konteks pembelajaran di sekolah
beragama dan punya rasa takut pada Allah/ adalah para guru, sedangkan dalam konteks
Tuhan, dengan melaksanakan yang pendidikan informal adalah orang tua dan
diperintahkan dan menjauhi larangannya. dalam konteks pendidikan nonformal adalah
- Penanaman satu nilaipun tidak cukup tokoh masyarakat. Melalui proses sosialisasi,
karena nilai-nilai Pancasila merupakan para peserta didik akan belajar tentang sikap
kesatuan organis yang tidak bisa dipisahkan dan perilaku yang relevan dengan lingkungan
satu dengan yang lain. sosial budaya dari orang tua, guru, teman
- Pelibatan masyarakat/tokoh Agama / sebaya, dan tokoh masyarakat.
masyarakat dalam berbagai kebijakan Pendidik yang mampu menunjukkan
publik perlu dilakukan dan berperan aktif sikap dan keteladanan terpuji akan menjadikan
mengetahui informasi, terlibat dalam makin menguatnya nilai-nilai Pancasila di
perumusan sehingga dapat mengontrol kalangan peserta didik. Tugas pemimpin
implementasi kebijakan. pendidikan dalam konteks ini adalah
- Praktek pelibatan masyarakat tersebut harus membantu mengondisikan peserta didik pada
mampu dijadikan sebagi sebuah Etika bagi sikap, perilaku, atau kepribadian yang benar
seluruh pengambil kebijakan demi agar peserta didik mampu menjadi agents of
terwujudnya clean Goverment. change dalam mengaktualisasi nilai-nilai
- Siapapun yang melakukan korupsi harus di Pancasila bagi diri sendiri, lingkungan,
hukum seberat beratnya atau perlu dihukum masyarakat, dan siapa saja yang dijumpai
mati. tanpa harus membedakan suku, agama, ras,
- Peningkatan keimanan dan kesadaran dan golongan.
beragama perlu lebih ditingkatkan dengan
melibatkan organisasi keagamaan dan peran DAFTAR PUSTAKA
ulama maupun tokoh masyarakat, Muzadi, H. 2004. Menuju Indonesia Baru,
Beberapa cara yang dapat dijadikan alternatif Strategi Pemberantasan Tindak
untuk kembali dan melakukan aktualisasi nilai- Pidana Korupsi. Malang:
nilai Pancasila saat ini adalah sebagai berikut: Banyumedia Publising
Keraf, Sonny, 2002, Etika Lingkungan,
Penerbit Buku Kompas, Jakarta
Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Norma (Kuswan Hadji) Halaman 60
Kohleberg, Lawrence, 1995, Tahap-tahap
Perkembangan Moral, Kanisius,
Yogyakarta
Kuswanjono, Arqom, 2008,”Etika
Keanekaragaman Hayati”, Makalah
Seminar Nasional “Bioetika
Lingkungan Training Center UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Mubarak, Zakky, 2008, Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian
Terintegrasi, Buku Ajar II, Manusia,
Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat
Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi,
2011, Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Wenz, Peter S., 2001, Environmental Ethics
Today, Oxford University Press, New
York
Zubair, Achmad Charris, 1990, Kuliah Etika,
Rajawali Pers, Jakarta
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 joncto
Undang-undang No.20 Tahun 2001 Tentang
Tindak Pidana Korupsi

Anda mungkin juga menyukai