Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Nilai Karakter dan Anti Korupsi
Disusun oleh :
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Gerakan-gerakan,
kerjasama dan beberapa instrumen internasional pencegahan korupsi” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Nilai Karakter dan Anti
Korupsi. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Atik Purwasih, M. Pd selaku dosen
pembimbing.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu menambah pengetahuan
bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan untuk kebaikan makalah ini untuk masa yang mendatang.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan sebuah masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia dan
masyarakat Internasional. Di Indonesia korupsi telah diputuskan sebagai kejahatan
yang luar biasa karena dapat merusak sebuah negara sebab mengancam pemenuhan
hak-hak dasar manusia, menghambat pembangunan, menghambat demokrasi,
merusak lingkungan hidup, dan meningkatkan angka kemiskinan ratusan juta umat
manusia baik di Indonesia maupun di dunia.
Mengingat dampak korupsi yang demikian besar, sebagai suatu bangsa, Indonesia
memiliki kewajiban untuk bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat baik
ditingkat nasional maupun internasional. Kerjasama ini dapat berwujud kerjasama
antar Negara, kerjasama dengan lembaga internasional, kerjasama dengan Lembaga
Swadaya Internasional dengan mengikut sertakan masyarakat baik sebagai individu
maupun kelompok didalam maupun diluar sektor publik.
4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan gerakan dan kerjasama Internasional pencegahan korupsi !
2. Jelaskan instrumen Internasional pencegahan korupsi !
3. Sebutkan dan jelaskan cara pencegahan korupsi dari berbagai Negara !
4. Apa arti penting Ratifikasi Konvensi Anti-korupsi bagi Indonesia ?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui gerakan dan kerjasama Internasional pencegahan korupsi.
2. Agar memahami instrument Internasional pencegahan korupsi.
3. Supaya memahami pencegahan korupsi dari berbagai Negara.
4. Untuk mengetahui arti penting ratifikasi konvensi Anti-korupsi bagi
Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gerakan Internasional
Berapa gerakan Internasional untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi di
antaranya :
a. Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations)
Dalam kongres PBB ke-10 yang diadakan di Vienna (Austria) pada tahun
2000, isu mengenai korupsi menjadi topik pembahasan yang utama. Dalam
introduksi dibawah tema International Cooperation in Combating
Transnational Crime : New Challenges in the Twenty-first Century dinyatakan
pula bahwa tema korupsi telah lama menjadi prioritas pembahasan.
6
c. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)
Setelah ditemuinya kegagalan dalam kesepakatan pada konvensi PBB pada
sekitar tahun 1970-an, OECD, didukung PBB mengambil langkah baru untuk
memerangi korupsi tingkat internasional.
Kerjasama Internasional
7
berbagi bukti petunjuk dalam pengembangan kasus, dan bentuk bantuan lain sesuai
dengan UU yang berlaku.
Beberapa hasil kerjasama yang pernah dilakukan KPK yakni kasus suap pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tarahan, Lampung pada 2004 yang
melibatkan perusahaan energi Alstom dan perusahaan Marubeni. Dalam menangani
kasus tersebut, KPK bekerja sama dengan FBI dan otoritas Jepang.
8
Untuk pencegahan korupsi yang efektif, perlu upaya dan keikutsertaan dari
seluruh komponen masyarakat.
Seruan kepada negara-negara untuk secara aktif mempromosikan
keterlibatan organisasi non-pemerintah yang berbasis masyarakat, serta
unsur-unsur lain.
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap korupsi termasuk dampak
buruk korupsi serta hal-hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat yang
mengetahui telah terjadi tindak pidana korupsi.
b. Kriminalitas
Kewajiban negara untuk mengkriminalisasi berbagai perbuatan yang dapat
dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi termasuk mengembangkan peraturan
perundang-undangan yang dapat memberikan hukuman (pidana) untuk berbagai
tindak pidana korupsi.
c. Kerjasama Internasional
Memiliki kesepakatan untuk bekerja sama dengan satu sama lain dalam setiap
langkah pemberantasan korupsi, termasuk melakukan pencegahan,investigasi, dan
melakukan penuntutan terhadap pelaku korupsi, serta sepakat untuk memberikan
bantuan hukum timbal balik dalam mengumpulkan bukti untuk digunakan di
pengadilan dan untuk mengesktradisi pelanggar.
Sebuah konvensi internasional yang dipelopori oleh OECD. Konvensi Anti Suap ini
menetapkan standar-standar hukum yang mengikat negara-negara peserta untuk
9
mengkriminalisasi pejabat publik asing yang menerima suap dalam transaksi bisnis
internasional.
Selain komitmen yang kuat dalam pemberantasan korupsi, pemerintah terus berupaya
untuk bersikap transparan terhadap publik. Bahkan Parlemen Denmark tak akan
memberikan hak imunitas bagi anggota dewannya yang terlibat dalam kasus korupsi,
atau pelanggaran pidana lainnya.
2.Selandia Baru
Negara kecil di Tenggara benua Australia ini menduduki, peringkat kedua paling
bersih dalam mengentaskan korupsi. Selandia Baru punya caranya tersendiri dalam
membasmi tikus-tikus koruptor yang menggerogoti keuangan negaranya.
Menurut Pengajar Politeknik Keuangan Negara STAN yang menerima beasiswa "The
New Zealand Asean Scholarship Award 2014", Rudy M Harahap, ada beberapa hal
yang bisa diperhatikan mengapa Selandia Baru bisa menjaga negara tersebut dari
tindak korupsi. Pertama adalah karena negara itu menganut sistem parlementer.
Dengan demikian, menteri otomatis menjadi anggota parlemen.
10
3.Finlandia
Selain sistem pendidikannya yang dikagumi banyak negara. Finlandia juga sukses
memangkas sistem birokrasi yang memungkinkan terjadinya tindakan korupsi.
Sistem birokrasi yang ringkas dan tidak berkelok-kelok, memungkinkan warga
Finlandia mengurus hal-hal administrasi cuma beberapa tingkatan saja. Layanan satu
pintu juga dibangun Finlandia yang mengadopsi sistem birokrasi pemerintahan
Swedia , selama kurun 1150-1809. Sistem itu tetap berlanjut hingga kemerdekaannya
pada 6 Desember 1917.
Bangsa Indonesia telah berupaya ikut aktif mengambil bagian dalam masyarakat
internasional untuk mencegah dan memberantas korupsi dengan menandatangani
Konvensi Anti Korupsi pada tanggal 18 Desember 2003.
Pada tanggal 18 April 2006, Pemerintahan Indonesia dengan persetujuan DPR telah
meratifikasi konvensi ini dengan mengesahkannya di dalam UU no. 7 Tahun 2006,
LN 32 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention against
Corruption (UNCAC), 2003.
Pada tanggal 21 November 2007, dengan diikuti oleh 492 peserta dari 93 negara, di
Bali telah diselenggarakan konferensi tahunan kedua Asosiasi Internasional Lembaga-
Lembaga Anti Korupsi (the 2nd Anual Conference and General Meeting of the
International Association of Anti-Corruption Authorities / IAACA ).
Pada tanggal 28 Januari – 1 Febuari 2008, bertempat di Nusa Dua, Bali, Indonesia
kembali kembali menjadi tuan rumah konferensi negara-negara peserta yang terikat
UNCAC. Dalam konferensi ini, Indonesia berupaya mendorong pelaksanaan UNCAC
terkait dengan masalah mekanisme guna mendukung pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Selaku tuan rumah, Indonesia berupaya memberikan kontribusi secara langsung yang
dapat diarahkan untuk mendukung kepentingan Indonesia mengenai pengembalian
11
aset, guna meningkatkan kerjasama internasional dalam pemberantasan korupsi,
termasuk mengembalikan hasil kejahatan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi merupakan sebuah masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia dan
masyarakat Internasional. Korupsi telah diputuskan sebagai kejahatan yang luar
biasa karena dapat merusak sebuah negara sebab mengancam pemenuhan hak-hak
dasar manusia, menghambat pembangunan, menghambat demokrasi, merusak
lingkungan hidup, dan meningkatkan angka kemiskinan ratusan juta umat manusia
baik di Indonesia maupun di dunia.
Kita dapat melakukan pencegahan korupsi dengan belajar dari negara lain, seperti
Denmark, Selandia Baru, dan Finlandia.
B. Saran
Alhamdulillah makalah ini telah selesai tepat pada waktunya. Dengan adanya
makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
13
kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami
semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15