Anda di halaman 1dari 300

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta,

ditambahkan kepadanya tujuh laut setelah ia kering, niscaya kalimat Allah tidak
akan habis ditulis. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana”.
(QS. Luqman : 27)

i
Kata Pengantar

Teknologi dalam pembangunan infrastruktur adalah hal mendasar yang membedakan pemban-

gunan infrastruktur di masa yang lampau dan pembangunan modern sekarang ini. Teknologi

sangat membantu dunia konstruksi untuk dapat membangun dengan tingkat koordinasi, akur-

asi, dan efisiensi, dan akurasi yang tinggi. AutoCAD Civil 3D adalah software terkini dari Au-

toDesk yang sangat bermanfaat, dan telah digunakan secara luas oleh professional professional

ternama di bidang desain dan konstruksi infrastruktur.

AutoCAD Civil 3D, sebagai produk mutakhir dari AutoDesk, membawa proses desain infras-

truktur ke level yang terbaik dan tingkat intuitif yang tertinggi. Berbeda dengan software desain

“tradisional” yang memanfaatkan gambar dalam bentuk 2D, metode desain dengan menggu-

nakan teknologi 3D canggih yang diusung oleh AutoCAD Civil 3D sangat mutakhir, mudah

dimengerti, dan kompatibilitas nya dengan teknologi terkini Building Information Modeling

(BIM) telah terbukti meningkatkan efisiensi koordinasi dalam konstruksi.

Buku ini telah dirancang dan sangat bermanfaat untuk membantu rekan rekan di bidang desain

dan konstruksi infrastruktur untuk secara mudah memahami dan menguasai teknologi terkini

yang dimiliki oleh AutoCAD Civil 3D. Penjelasan penjelasan yang dimuat ringkas namun to the

point sehingga kami yakin Anda pasti akan menyukai dan menikmati pembelajaran dan peng-

gunaan AutoCAD Civil 3D.

Selamat menikmati isi buku ini dan mari maju ke teknologi terkini konstruksi dengan meng-

gunakan AutoCAD Civil 3D!

Jeremy (jr@encsoftware.com)

ENC Software - Solusi untuk customisasi BIM, CAD & 3D.

Member of AutoDesk Developer Network.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………..………………………. ii

Daftar Isi ………………………………………………………….………………….. iii

Bab 1 Peran Teknologi Dalam Pembangunan Infrastruktur………...…......………. 1

1.1 Sumber Daya Air …………...............................................…………....….......... 1

1.2 Autocad Civil 3D ……………………………......……………....………......... 2

1.3 Kebutuhan System Computer ………………………........………......……… 4

1.4 Hydraflow Express Extension ............................................................................... 7

Bab 2 Survey Pendahuluan ………………………………........……………………. 9

2.1 Survey Tradisional ……………………………………...……………………. 9

2.2 Survey Modern ………………………………………………………….…… 10

Bab 3 Persiapan Data Point & Import Point …………………………...…….…….. 11

3.1 Persiapan Data Point ……….…………………………............………....…… 11

3.2 Import Data Point ……………………………….…....…………………….... 11

Bab 4 Pembuatan Surface Dari Point Group ………………….....………....…….. 18

Bab 5 Insert Google Earth …………………........……………………....………....... 22

5.1 Google Earth Image ……………………………………………....…………. 22

5.2 Google Earth Surface ……………………………………………....….....…... 26

5.3 Google Earth Image dan Surface …………………………………....………. 30

5.4 Google Earth Mesh ……………………..……………….……………....…… 34

Bab 6 Label Contour …………..…………………….....……............................…….. 38

Bab 7 Label Slope …………..…………………….................................…………....... 42

Bab 8 Spot Elevation …………..……...…............................………….....………….. 45

Bab 9 Water Drop Analysis ……..…………....…….......................................……….. 47

iii
Bab 10 Edit Surface Style ……..……………………....................................………….. 50

Bab 11 Surface Properties ……..…………………….......................................……….. 80

Bab 12: Pembuatan Alignment ………………………………………….....…..…….. 85

12.1 Apa Itu Alignment ? …………………………………………....……………. 85

12.2 Pembuatan Alignment ……………………………………....………………. 86

Bab 13 Pembuatan Alignment Dari Object …………………....…….......………...… 92

Bab 14: Pengeditan Alignment Geometry ……………………..…………………..... 97

14.1 Editing Geometry Dengan Layout Tool ………………………....………….. 97

14.2 Editing Geometry Dengan Grips …………………………………......……... 103

14.3 Editing Geometry Dengan Tabel ……………………...…………………...... 104

Bab 15 Edit Alignment Label ………………………………………..……………… 105

Bab 16 Alignment Style ……………………………………………………….........… 112

Bab 17 Alignment Properties …………………………………………………........... 115

Bab 18 Assembly & Subassembly…………..……………………….....……………... 122

18.1 Apa itu Assembly dan Sub Assembly? ………………………………………. 122

18.2 Cara Pembuatan Assembly dan Sub Assembly ……………..………………. 124

Bab 19 Pembuatan Profile Dengan Quick Profile ………………………………….. 136

19.1 Apa Itu Profile ? ………………………………………………...…………….. 136

19.2 Quick Profile …………...................................................………....…………… 137

Bab 20 Pembuatan Profile Dari alignment ……………............…………................… 147

Bab 21 Pembuatan Profile Design ……...………………………….......…………….. 152

Bab 22 Pembuatan Sample Lines …………………………………………………… 157

Bab 23 Multiple Section View ……………………………….……...………………... 162

Bab 24 Pembuatan Corridor …...…………………………………………........…...... 167

iv
24.1 Apa Itu Corridor ..................................................................................................... 167

24.2 Tahapan Pembuatan Corridor ...........………………………………........….. 168

Bab 25 Mitigasi Bencana Gunung Berapi ……..……………..........................……….. 173

Bab 26 Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan ……..………..............................……….. 179

26.1 Bencana Kebakaran Hutam di Indonesia ............................................................ 179

26.2 Pembuatan Embung dan Kanal Bersekat ............................................................ 180

26.3 Autocad Civil 3D Untuk Perencanaan Embung ................................................ 183

26.4 Autocad Civil 3D Untuk Perencanaan Kanal Bersekat ..................................... 193

Bab 27 Hydraflow Express Extension ................................................................................. 226

27.1 Apa itu Hydraflow Express Extension .................................................................. 226

27.2 Memulai Program Hydraflow Express Extension .............................................. 227

27.3 Bekerja Dengan Unit ............................................................................................. 229

27.4 Culvert ...................................................................................................................... 230

27.5 Channels ................................................................................................................... 242

27.6 Inlets .......................................................................................................................... 251

27.7 Weirs .......................................................................................................................... 257

27.8 Hydrology ................................................................................................................. 266

Lampiran Nilai n Mannings ................................................................................................ 275

Tentang Penulis ..................................................................................................................... 276

v
BAB 1

PERAN TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

1.1 Sumber Daya Air

Indonesia saat ini sedang terus memacu pembangunan infrastruktur. Salah satunya ada-

lah pembangunan sumber daya air yang tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan

hidup rakyat dan meningkatkan kesejahteraannya. Beberapa program pembangunan sumber

daya air dilakukan antara lain : program pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai,

waduk dan danau; program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jarin-

gan pengairan lainnya; program penyediaan dan pengelolaan air baku; program pengendalian

banjir, program rehabilitasi serta pembuatan embung, dan lain sebagainya.

Program-program tersebut secara konsisten dan berkesinambungan terus di galakkan

hingga saat ini. Hal ini dikarenakan masih banyak daerah yang belum terpenuhi seluruh ke-

butuhannya. Misalnya saja untuk program irigasi dari 7.2 ha luas lahan irigasi di Indonesia,

ternyata baru sekitar 799.000 ha lahan yang bisa di aliri irigasi atau sekitar 10% saja. Sisanya

mendapatkan air dari sumber mata air atau sungai. Padahal mengairi lahan pertanian meng-

gunakan air sangatlah tergantung dengan ketersediaan air.

Contoh lain adalah masih banyak daerah di Indonesia yang kesulitan dalam pasokan

kebutuhan air baku bagi kebutuhan hidup masyarakat terutama pada saat musim kemarau. Se-

hingga masih perlu untuk dibangun bangunan-bangunan penampung air seperti waduk/bend-

ung, embung dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan ketersediaan air dan menambah

cadangan air terutama untuk kebutuhan pada musim kemarau.

Untuk melakukan percepatan pembangunan infrastruktur, tentunya memerlukan tena-

ga kerja tenaga kerja yang handal, yang mampu secara penuh memikul tanggung jawab atas

hasil karya infrastruktur yang nantinya akan dihasilkan. Insinyur Indonesia harus memiliki

daya saing yang mumpuni, handal dan mampu memanfaatkan ketersediaan teknologi guna per-

cepatan pembangunan nasional secara keseluruhan. Sehingga tujuan dari pembangunan yaitu
memenuhi kebutuhan rakyat dan meningkatkan kesejahteraanya bisa untuk segera terpenuhi

secara merata.

1
1.2 Autocad Civil 3D

Autocad Civil 3D dikembangkan oleh perusahaan Autodesk, Inc dengan berbagai

macam produk varian. Software ini merupakan software lanjutan dari Land Desktop Compan-

ion 2009 yang sudah tidak lagi dikembangkan.

Maka bagi pengguna Land Desktop Companion diharuskan untuk segera bermigrasi ke Auto-

cad Civil 3D. Software Autocad Civil 3D mempunyai kemampuan yang lengkap dan terintegrasi

sehingga software ini mampu memenuhi kebutuhan penggunanya dan bisa dipergunakan se-

cara team work misal insinyur sipil, teknisi, surveyor dan drafter.

Kemampuan Autocad Civil 3D antara lain sebagai berikut:

• Desain pekerjaan sipil : mendesain koridor jalan, jaringan pipa bertekanan, jaringan

pipa gravitasi, grading, modeling jembatan, modeling geoteknik, lay out jalan rel

• Sipil drafting : drafting standard, dokumentasi konstruksi, produksi peta, laporan dan

tabel (volume)

• GPS survey & koleksi data: pemodelan surface, pembuatan peta dasar, reality capture

• Analisis & visualisasi: analisa geospasial, analisa storm & sanitari, model analisis, visual

analysis, analisa sungai dan banjir

• Kolaborasi data : 3ds Max, Vault professional, infraworks 360, Naviswork, Revit struc-

ture

2
Gambar 1.1 Splash Screen Autocad Civil 3D

3
1.3 Kebutuhan Sistem Komputer

Untuk bisa mempergunakan Autocad Civil 3D maka kebutuhan system computer hen-

daknya diperhatikan. Pada buku ini yang dipakai adalah Autocad Civil 3D versi 2017 dengan

kebutuhan system computer sebagai berikut:

Untuk Autocad Civil 3D 2017 32-Bit :

• Microsoft® Windows® 7 (direkomendasikan) Enterprise, Ultimate, or Professional edi-

tion, Microsoft® Windows Vista® Enterprise, Business, or Ultimate edition (SP2 atau lebih baru),

or Microsoft® Windows® XP Professional edition (SP3 atau lebih baru)

• Untuk Windows 7 atau Windows Vista: Intel® Pentium® 4 processor or AMD Athlon™

dual-core processor, 3.0 GHz lebih cepat dengan SSE2 technology

• Untuk Windows XP: Intel Pentium 4 or AMD Athlon dual-core processor, 1.6 GHz atau

lebih cepat dengan SSE2 technology

• 1 GB RAM minimium (4 GB direkomendasikan)

• 17 GB disk space untuk instalasi (7 GB untuk elektronik download dengan sedikitnya 2

GB free setelah instalasi)

• 1,280 x 1,024 true color video display adapter (1,600 x 1,200 dengan true color direko-

mendasikan, multiple monitors di dukung)

• Microsoft® Internet Explorer® 7.0 atau lebih baru

• DVD drive

4
Gambar 1.2 User Interface Autocad Civil 3D

5
Untuk Autocad Civil 3D 2017 64-Bit :

• Windows 7 (didukung) Enterprise, Ultimate, or Professional edition, Windows Vista

Enterprise, Business, or Ultimate edition (SP2 or later), atau Windows XP Professional edition

(SP2 atau lebih baru)

• AMD Athlon™ 64 processor with SSE2 technology, AMD Opteron™ processor with SSE2

technology, Intel® Xeon processor with Intel EM64T support and SSE2, or Intel Pentium 4 with

Intel EM64T support and SSE2 technology

• 4 GB RAM minimum (8 GB direkomendasikan)

• 17 GB disk space untuk instalasi (7 GB untuk download elektronik dengan sedikitnya 2

GB free setelah instalasi)

• 1,280 x 1,024 true color video display adapter (1,600 x 1,200 dengan true color direko-

mendasikan, multiple monitors didukung)

• Internet Explorer 7.0 atau lebih baru

• DVD drive

Kebutuhan tambahan untuk 3D Modeling:

• Intel Pentium 4 processor or AMD Athlon, 3.0 GHz atau lebih besar, atau Intel or AMD

dual-core processor, 2.0 GHz atau lebih tinggi

• 8 GB RAM atau lebih

• 2 GB free hard disk tersedia, tidak termasuk kebutuhan instalasi

• 1,280 x 1,024 true color video display adapter 178 MB atau lebih besar, Pixel Shader 3.0

atau lebih besar, Direct3D® capable workstation class graphics card

• 1,600 x 1,200 dengan true color (direkomendasikan, multiple monitors di dukung)

6
1.4 Hydraflow Express Extension

Hydroflow Express extentions adalah extensi tambahan untuk software Autocad Civil

3D dimana aplikasi ini sangat membantu kita dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang

terkait dengan perhitungan Hidrology dan Hydrolika. Seperti merancang gorong-gorong, salu-

ran terbuka, bendung dan lain sebagainya.

Berikut diperlihatkan tampilan splash screen dari software Hydroflow Express Exten-

sion sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.3

Gambar 1.3 Splash Screen Hydraflow Express Extension

7
Dan berikut ditampilkan pula user interface dari software Hydraflow Express Extension, seba-

gaimana diperlihatkan pada Gambar 1.4

Gambar 1.4 User Interface Autocad Civil 3D

8
BAB 2

SURVEY PENDAHULUAN

Setiap tahapan perencanaan maka akan selalu didahului oleh tahapan survey lapangan

untuk menentukan kondisi sesungguhnya dilapangan. Sehingga dari data lapangan seperti

tersebut bisa dilakukan proses design yang akurat. Desain yang tidak didahului dengan survey

eksisting akan menimbulkan banyak permasalahan pada saat konstruksi.

2.1 Survey Tradisional

Pekerjaan survey telah jauh dikenal oleh bangsa Mesir pada 1400 SM, yang pada mu-

lanya hanya untuk kepentingan pengukuran batas tanah guna penarikan pajak. Dan selanjutnya

bangsa Yunani mulai menemukan dan mengembangkan ilmu geometri untuk kepentingan sur-

vey di lapangan, menggambar perencanaan dan membuat perhitungan. Bangsa-bangsa lain pun

tidak ketinggalan untuk terus mengembangkan tatacara survey menjadi lebih baik dan lebih

akurat.

Gambar 2.1 Peralatan Survey Tradisional Wikimedia.com

9
2.2 Survey Modern

Saat ini teknologi survey berkembang dengan sangat cepat. Peralatan modern banyak bermun-

culan dengan kecepatan dan akurasi yang semakin mengagumkan. Alat-alat modern saat ini

telah menggunakan system digital dan dilakukan secara elektronis. Alat-alat tersebut dianta-

ranya adalah total station, lasser scan yang dioperasikan di darat (ground survey) dan lain seba-

gainya terutama untuk luasan yang tidak terlalu besar.

Sedangkan untuk luasan yang besar bisa dilakukan dengan LIDAR yang dioperasikan di udara.

deepreef.org
Gambar 2.2 Point Cloud LIDAR

Dengan adanya teknologi baru tersebut memberikan alternative bagi optimasi pelaksanaan

pekerjaan dan diharapkan dapat meminimalisir adanya suatu kesalahan.

Untuk pengolahan data survey baik yang diambil dari alat total station maupun laser scan atau-

pun LIDAR (berupa point cloud) kedalam software Autocad Civil 3D bisa dibaca buku pertama

dengan judul “Autocad Civil 3D To The Point” yang ditulis oleh penulis yang sama.

10
BAB 3
PERSIAPAN DATA POINT DAN IMPORT POINT

3.1 Persiapan Data Point

Data point adalah sekumpulan data yang menunjukkan informasi koordinat dari sebuah titik

misalnya easting, northing, elevasi, dan deskripsi. Untuk membentuk satu buah bidang datar

maka sedikitnya diperlukan 3 buah titik.

Semakin banyak data point/titik yang bisa kita kumpulkan maka akan semakin baik dan se-

makin menyerupai kondisi sesungguhnya dilapangan. Namun konsekuensinya akan semakin

berat dan semakin lama waktu yang diperlukan oleh program komputer untuk mengolahnya.

Saat ini pengambilan data dilapangan sangat terbantu dengan banyak bermunculannya per-

alatan bantu baru, baik yang dioperasikan di darat maupun di udara.

Untuk sample data, maka kali ini langsung diberikan data jadi yang telah sebelumnya dilakukan

survey lapangan oleh surveyor berupa toposurvey data seperti terlihat pada Gambar 3.1

3.2 Import Data Point

Pada bab ini akan diberikan latihan bagaimana cara mengimport data point yang sudah di da-

patkan dari hasil survey lapangan. Dari hasil survey lapangan, akan diperoleh data point baik

yang langsung bisa di download dari alat maupun di catat secara manual.

Untuk bisa melakukan import data point, maka data yang telah diperoleh kemudian di simpan

dengan formas csv (comma ceparated values), karena format ini adalah salah satu format yang

di dukung oleh software Civil 3D.

Pada Gambar 3.1 di bawah ini diberikan contoh tampilan data point hasil survey lapangan

dengan format csv. Data selengkapnya bisa diakses pada halaman Lampiran-1: (Data Point:

Existing Ground).

11
Gambar 3.1 Data Point Lapangan

Sample toposurvey bisa didownload pada halaman berikut :

https://drive.google.com/file/d/0B_qlweCdBEN0MzhydXRBX1ExR0E/view?usp=sharing

Dan untuk selanjutnya ikuti langkah-langkah berikut ini :

• Pilih/klik “Insert” dan selanjutnya pilih “from file” sebagaimana dalam Gambar 3.2

berikut:

12
Gambar 3.2 Points dari File

• Selanjutnya klik tanda “+” untuk melakukan pemilihan (browse) file yang akan kita im-

port dan pada spesifikasi point dipilih format dengan spesifikasi ENZ (Easting Northing Eleva-

tion), sebagaimana dalam Gambar 3.3 berikut:

Gambar 3.3 Browse File

13
• Selanjutnya pilih file yang akan kita import (dalam hal ini diberikan contoh file: Topo-

survey.txt) dan pada type filenya kita pilih format *txt, sebagaimana dalam Gambar 3.4 beri-

kut:

Gambar 3.4 Seleksi File

• Selanjutnya setelah kita tekan tombol “Open” maka secara otomatis data point survey

akan dibaca oleh software Civil 3D, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Seleksi File

14
• Selanjutnya kita akan membuat Point Group dari data yang sudah kita input dengan

cara kita berikan centang pada Add Points to Point Group, sebagaimana ditampilkan pada

Gambar 3.5

• +” untuk menambahkan group


Selanjutnya pilih tanda “

• Berikan nama group, dalam hal ini dimisalkan namanya adalah “Toposurvey”.

• Dan terakhir kita tekan tombol “OK” untuk mengkonfirmasi

Gambar 3.5 Add Point Group

Gambar 3.6 Konfirmasi Group

15
• Sesaat setelah kita menekan tombol “OK”, pada halaman layar terlihat tidak menunjuk-

kan perubahan/blank.

• Dan untuk menampilkan data point group yang telah kita buat, maka kita menuju tool-

space pada sebelah kiri layar dan kita lakukan klik kanan dan kita pilih “Zoom To” sebagimana

Gambar 3.7 di bawah.

Gambar 3.7 Menampilkan Data Point Group


• Dan selanjutnya akan muncul seluruh data point group yang telah kita import sebel-

umnya, sebagimana Gambar 3.8 dibawah.

Gambar 3.8 Setting Skala Gambar

16
• Dan untuk menampilkan tampilan yang terbaik, tinggal kita atur skala gambar nya se-

bagimana terlihat dalam gambar panah di sisi kanan bawah sehingga kurang lebih tampilannya

akan menjadi seperti pada Gambar 3.9

Gambar 3.9 Tampilan Sebaran Data Point

17
BAB 4

PEMBUATAN SURFACE DARI POINT GROUP

Pada bab kali ini akan disampaikan cara pembuatan surface dari point group. Surface itu sendiri

adalah sebuah bentuk “permukaan” tiga dimensi layaknya kertas yang berlipat-lipat ataupun

datar, tanpa ketebalan dan volume.

• Asumsi bahwa kita sudah membuat point group sebagimana dijelaskan pada bab 3 sebe-

lumnya.

• Untuk membuat surface, langkah pertama adalah kita menuju ke “Toolspace” sebelah

kirim layar, dan kemudian pada “Surface” kita lakukan klik kanan dan kemudian kita pilih

“Create Surface”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Akses Menu Pembuatan Surface


• Selanjutnya pada bagiam “name“ informasi kita berikan nama surface, dalam hal ini kita

misalkan nama surfacenya adalah “Existing Ground”.

• Pada bagian “Style” kita atur misalnya dengan mayor kontur setiap interval 5 meter dan

minor kontur setiap interval 5 meter sebagaimana terlihat pada Gambar 4.2

• Interval kontur bisa kita ubah sesuai dengan kebutuhan kita dan akan dijelaskan pada

bab-bab berikutnya.

18
Gambar 4.2 Setting Interval Contour
• Setelah semua informasi telah didefinisikan, maka selanjutnya tekan tombol “OK”, seba-

gaimana dalam Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Setting Parameter Surface


• Pada tahapan ini pada layar kita belum menunjukkan perubahan apapun, hal ini dikare-

nakan kita baru sebatas mendefinisikan surface saja.

• Maka langkah berikutnya adalah menambahkan point group yang sudah kita buat pada

sebelumnya. Dengan melakukan klik kanan pada “Point Group” sebagimana diperlihatkan

pada Gambar 4.4 kita pilih “Add”

19
Gambar 4.4 Menambahkan Point Group

• Selanjutnya kita pilih point group yang telah kita buat sebelumnya yaitu “Toposurvey”

sebagaimana dalam Gambar 4.5 dan selanjutnya klik tombol “OK”.

Gambar 4.5 Seleksi Point Group


• Dan akhirnya kita telah menyelesaikan tahapan pembuatan surface. Surface telah ber-

hasil kita buat dengan ditandai adanya garis hijau yang merupakan border dari surface, seba-

gaimana diperlihatkan pada Gambar 4.6

20
Gambar 4.6 Tampilan Surface

21
BAB 5

INSERT GOOGLE EARTH

Seiring dengan kepopuleran Google Earth, maka software Autocad Civil 3D juga mengeluarkan

fitur terbaru untuk melakukan koneksi data dengan Google Earth secara online.

Untuk mengakses atau melakukan import image dan surface dari Google Earth, maka kita harus

menginstall program Google Earth terlebih dahulu sebelumnya. Dan untuk contoh kali ini kita

akan mengeksplore kemampuan Autocad Civil 3D di dalam konektifitas data dengan Google

Earth berupa import Image, import surface, import surface dan image, mesh yang mengambil

daerah aliran sungai Lukulo yang berada di kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

Gambar 5.1 Gambar dari Google Earth


5.1 Google Earth Image

Untuk memasukkan sebuah image ke dalam drawing langkah yang perlu kita tempuh adalah

sebagai berikut:

• Patikan kita sudah membuka program Google Earth dan melakukan zoom pada area

yang akan kita masukkan kedalam drawing dengan mengambil area Sungai Lukulo, sebagaima-

na diperlihatkan pada Gambar 5.1

22
• Kita buka program Autocad Civil 3D kita dan lakukan klik pada menu Insert > Google

Earth > Google Earth Image, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.2

Gambar 5.2 Akses Menu Insert Image

• Selanjutnya kita tentukan titik awalnya dengan melakukan klik pada layar atau menekan

enter jika menghendaki 0,0 sebagai titik awal sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.3

Gambar 5.3 Spesifikasi Insert Point

23
• Selanjutnya kita tentukan sudut rotasinya dengan menekan angka tertentu yang menun-

jukkan sudut atau langsung menekan enter untuk menerima sudut 0 debagai defaultnya, seba-

gaimana diperlihtkan pada Gambar 5.4

Gambar 5.4 Spesifikasi Sudut Rotasi

• Maka selanjutnya kita telah berhasil kita masukkan image ke dalam drawing, seba-

gaimana diperlihtkan pada Gambar 5.5

Gambar 5.5 Insert Image Berhasil

24
• Apabila image yang kita import hendak kita bandingkan dengan hasil survey yang

sesungguhnya dilapangan dan image bertumpuk dan menutupi point survey, maka kita cukup

menempatkan image menjadi dibelakang dengan cara pilih image lalu lakukan klik kanan >

display order > send to back, sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.6 dan Gambar 5.7

Gambar 5.6 Pengatura Tampilan Image

Gambar 5.7 Tampilan Image Di Posisi Belakang

25
5.2 Google Earth Surface

Selain insert image kita juga bisa memasukkan surface yang datanya diambil dari Google earth.

Hal ini sangat membantu kita untuk membuat preliminary desain sebelum dilakukannya sur-

vey lapangan yang sesungguhnya karena survey lapangan membutuhkan waktu dan biaya yang

tidak sedikit.

Untuk memasukkan sebuah Google Earth surface ke dalam drawing langkah yang perlu kita

tempuh adalah sebagai berikut:

• Patikan kita sudah membuka program Google Earth dan melakukan zoom pada area

yang akan kita masukkan kedalam drawing. Kali ini akan kita coba untuk memasukkan surface

daerah aliran sungai Lukulo di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah sebagai contoh, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 5.8

Gambar 5.8 Tampilan Google Earth

• Selanjutnya kita buka program Autocad Civil 3D kita dan lakukan klik pada menu In-

sert > Google Earth > Google Earth Surface, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.9

26
Gambar 5.9 Akses Menu Insert Google Earth Surface

• Selanjutnya kita tentukan titik awalnya dengan melakukan klik pada layar atau menekan

enter jika menghendaki 0,0 sebagai titik awal sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.10

Gambar 5.10 Spesifikasi Insert Point

27
• Selanjutnya kita tentukan sudut rotasinya dengan menekan angka tertentu yang menun-

jukkan sudut atau langsung menkan enter untuk menerima sudut 0 debagai defaultnya, seba-

gaimana diperlihatkan pada Gambar 5.11

Gambar 5.11 Spesifikasi Sudut Rotasi

• Selanjutnya akan muncul jendela baru pembuatan surface, dan kita berikan nama sur-

face nya, kita lakukan setting juga interval contour yang kita kehendaki dan terakhir kita klik

OK untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.12

Gambar 5.12 Setting Surface

28
• Selanjutnya surface Google Earth sudah berhasil kita import dan selanjutnya bisa kita

olah data surface tersebut sesuai dengan kebutuhan, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

5.13 .

Dan perlu untuk dicatat bahwa data surface yang kita peroleh dari Google Earth akur-

asinya masih sangat rendah (perlu dilakukan survey lapangan yang sesungguhnya), dan hanya

bisa kita jadikan sebagai referensi awal saja atau hanya untuk sekedar preliminary design saja.

Gambar 5.13 Google Earth Surface

29
5.3 Google Earth Image and Surface

Selain insert image dan insert google earth surface kita juga bisa memasukkan image sekaligus

surface yang datanya diambil dari Google earth sekaligus. Untuk memasukkan sebuah Image

dan Google Earth surface sekalgus ke dalam drawing langkah yang perlu kita tempuh adalah

sebagai berikut:

• Patikan kita sudah membuka program Google Earth dan melakukan zoom pada area

yang akan kita masukkan kedalam drawing, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.15

Gambar 5.15 Tampilan Google Earth

• Selanjutnya kita buka program Autocad Civil 3D kita dan lakukan klik pada menu In-

sert > Google Earth > Google Earth Image and Surface, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 5.16

30
Gambar 5.16 Akses Menu Insert Google Earth Image dan Surface

• Selanjutnya kita tentukan titik awalnya dengan melakukan klik pada layar atau menekan

enter jika menghendaki 0,0 sebagai titik awal sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.17

Gambar 5.17 Spesifikasi Insert Point

31
• Selanjutnya kita tentukan sudut rotasinya dengan menekan angka tertentu yang men-

unjukkan sudut atau langsung menkan enter untuk menerima sudut 0 sebagai defaultnya, seba-

gaimana diperlihtkan pada Gambar 5.18

Gambar 5.18 Spesifikasi Insert Point

• Selanjutnya akan muncul jendela baru pembuatan surface, dan kita berikan nama sur-

face nya, kita lakukan setting juga interval contour yang kita kehendaki dan terakhir kita klik

OK untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.19

Gambar 5.19 Setting Surface

32
• Selanjutnya surface dan image berhasil kita import dan dimunculkan di dalam layar,

sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.20

Gambar 5.20 Google Earth Surface dan Image

33
5.4 Google Earth Mesh

Selain insert image dan insert google earth surface, insert google earth image and surface, kita

juga bisa memasukkan Google Earth mesh. Untuk memasukkan Google Earth mesh ke dalam

drawing langkah yang perlu kita tempuh adalah sebagai berikut:

• Patikan kita sudah membuka program Google Earth dan melakukan zoom pada area

yang akan kita masukkan kedalam drawing, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.21

Gambar 5.21 Tampilan Google Earth

• Selanjutnya kita buka program Autocad Civil 3D kita dan lakukan klik pada menu In-

sert > Google Earth > Google Earth Mesh, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.22

34
Gambar 5.22 Akses Menu Insert Google Earth Mesh

• Selanjutnya kita tentukan titik awalnya dengan melakukan klik pada layar atau menekan

enter jika menghendaki 0,0 sebagai titik awal sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.23

Gambar 5.23 Spesifikasi Insert Point

35
• Selanjutnya kita tentukan sudut rotasinya dengan menekan angka tertentu yang menun-

jukkan sudut atau langsung menkan enter untuk menerima sudut 0 debagai defaultnya, seba-

gaimana diperlihtkan pada Gambar 5.24

Gambar 5.24 Spesifikasi Sudut Rotasi

• Selanjutnya akan muncul jendela baru pembuatan surface, dan kita berikan nama sur-

face nya, kita lakukan setting juga interval contour yang kita kehendaki dan terakhir kita klik

OK untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihtkan pada Gambar 5.25

Gambar 5.25 Setting Surface

36
• Selanjutnya Google Earth Mesh berhasil kita import dimunculkan di dalam layar, seba-

gaimana diperlihtkan pada Gambar 5.26

Gambar 5.26 Setting Surface

37
BAB 6

LABEL CONTOUR

Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian

yang sama. Dan label kontur merupakan salah satu tool dalam software Civil 3D yang mampu

memberikan elevasi secara cepat.

Pada bab sebelumnya, kita telah mempelajari bagaimana cara untuk membuat “surface”. Dari

tampilan surface yang telah berhasil kita buat, ternyata baru sebatas garis-garis kontur saja dan

belum menampilkan informasi yang lengkap berapa elevasi masing-masing garis tersebut.

Adapun langkah-langkah untuk menambahkan label kontur adalah sebagai berikut:

• Klik pada tab Annotate > Add Labels > Surface dan kita diberikan tiga pilihan untuk

label kontur yaitu single, multiple dan multiple at interval sebagaimana terlihat pada Gambar

6.1

Gambar 6.1 Pilihan Penambahan Label Kontur

38
• Apabila kita memilih “Single”, maka kita cukup melakukan klik pada garis-garis kon-

tur dan program akan secara otomatis menambahkan angka yang merupakan representasi dari

nilai elevasi, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2 Label Kontur Single

• Selanjutnya kita akan mencoba melakukan pemilihan lain yaitu “Multiple”, sebagaima-

na terlihat pada Gambar 6.3.

Gambar 6.3 Label Kontur Multiple

39
• Selanjutnya kita akan membuat garis yang melintang dan melewati garis-garis kontur

dengan sebelumnya kita tentukan titik pertama terlebih dahulu, sebagaimana terlihat pada

Gambar 6.4

Gambar 6.4 Menentukan Titik Pertama Garis Singgung

• Selanjutnya kita tentukan titik kedua, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.5

Gambar 6.5 Menentukan Titik Kedua Garis Singgung

40
• Maka setiap pertemua antara garis kontur dan garis yang kita buat maka program secara

otomatis menabahkan angka elevasi, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.6

Gambar 6.6 Label Kontur Type Multiple

41
BAB 7

SLOPE LABEL

Slope merupakan suatu ukuran kemiringan dari suatu bidang. Untuk mengetahui besaran

kemiringan pada sebuah bidang pada seluruh area software Civil 3D memiliki tools yang sangat

memudahkan penggunanya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Pilih Annotate > Add Labels > Surface > Slope, sebagai mana diperlihatkan pada Gam-

bar 7.1

Gambar 7.1 Menambahkan Label Slope/Kemiringan

• Selanjutnya akan muncul pilihan “One Point” dan “Two Points”, sebagai mana diperli-

hatkan pada Gambar 7.2

• Pilihan “One Point” akan memberikan informasi kemiringan pada suatu titik tertentu,

sebagai mana diperlihatkan pada Gambar 7.3

• Pilihan “Two Point” akan memberikan informasi kemiringan pada titik pertama yang

kita tentukan dan titik kedua, sebagai mana diperlihatkan pada Gambar 7.4

42
Gambar 7.2 Pilihan Metode One Point

Gambar 7.3 Kemiringan Dengan Opsi One Point

43
Apabila kita pilih “Two Point” maka kita harus tentukan titik pertama dan titik kedua dan se-

lanjutnya software akan memberikan informasi label perbandingan kemiringan pada titik per-

tama dengan titik kedua, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.4 dan Gambar 7.5

Gambar 7.4 Seleksi Point Pertama

Gambar 7.5 Seleksi Point Kedua

44
BAB 8

SPOT ELEVATION

Spot elevation dipergunakan untuk memberikan label level pada suatu titik pada sembarang

lokasi di sebuah surface. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Klik tab Anotate > Add labels > Surface > Spot Elevation, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 8.1

Gambar 8.1 Akses Menu Spot Elevation

Gambar 8.2 Menentukan Titik

45
• Selanjutnya lakukan klik di lokasi mana saja yang ingin kita ketahui elevasinya, seba-

gaimana diperlihatkan pada Gambar 8.2 dan Gambar 8.3

Gambar 8.3 Random Spot Elevation

46
BAB 9

WATER DROP ANALYSIS

Waterdrop analysis para Civil 3D adalah tool yang sangat bermanfaat untuk melacak jalur air

yang melintas pada sebuah permukaan atau surface. Software akan secara otomatis melakukan

penggambaran secara 2D atau 3D berupa polyline yang mewakili aliran air pada sebuah permu-

kaan yang berkontur. Dan ilustrasi water drop diperlihatkan pada Gambar. 9.1

Gambar 9.1 Water Drop

Kita bisa memilih polyline 2D atau 3D untuk menggambarkan garis aliran air. Pemilihan terse-

but tergantung pada kebutuhan analisa yang akan kita pergunakan. Misalnya apabila kita me-

milih polyline 2D kita bisa memanfaatkan polyline tersebut untuk luasan daerah darinase (

dengan sedikit editing dengan perintah autocad untuk membuat polyline tertutup).

Sedangkan pemilihanh polyline 3D apabila kita menghendaki tampilan secara visual garis al-

iran air bisa juga untuk kepentingan grading.

47
Berikut akan diberikan latihan mengenai pemanfaatan tool waterdrop untuk menganalisa aliran

air pada sebuah permukaan yang akan bergerak dari elevasi tinggi ke elevasi yag lebih rendah.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Pilih “Analyze” selanjutnya pilih “Flow Paths” dan selanjutnya pilih “Water Drop” se-

bagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.2

Gambar 9.2 Menu Akses Water Drop

• Selanjutnya akan muncul jendela Water Drop Property, dimana kita bisa melakukan

beberapa perubahan setting. Misalnya pada “Path Object Type” kita bisa tentukan 2D Polyline

atau 3D Polyline. Begitu pula dengan “Marker” nya bisa juga kita ubah.

• Apabila kita telah selesai, maka bisa kita lanjutkan dengan menekan tombol “OK” se-

bagimana diperlihatkan pada Gambar 9.3

48
Gambar 9.3 Water Drop Property

• Selanjutnya klik di sembarang lokasi dan secara otomatis software akan memberikan

informasi jalur air yang akan diambil oleh air untuk bergerak dalam suatu surface. Titik awal

+”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.4


sebuah jalur air di tandai dengan tanda “

Gambar 9.4 Jalur Air

49
BAB 10

EDIT SURFACE STYLE

Surface style adalah suatu setting gambar bagaimana gambar akan ditampilkan atau disajikan.

Software Civil 3D mempunyai kemampuan yang cukup lengkap, sehingga sangat membantu

kita dalam hal membuat output drawing yang komprehensif.

Pada bab ini akan dibahas beberapa kemampuan software Civil 3D antara lain:

• Setting interval kontur menyesuaikan dengan kebutuhan kita. Misal mayor kontur den-

gan interval 1 meter dan minor kontur dengan interval 0.5 meter.

• Pengaturan display pada drawing seperti: Points, Triangle, Border, Mayor Kontur, Minor

Kontur, Elevation, Slope, Slope Arrows, dan lain lain

Untuk melakukan setting surface style, langka-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Pilih surface yang akan kita lakukan pengaturan style

• Selanjutnya klik kanan dan pilih “Edit Surface Style”

Sebagai contoh ilustrasi surface diambil dari import data Google Earth sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 10.1

Gambar 10.1 Edit Surface Style

50
• Selanjutnya untuk mengakses menu pengeditan surface style maka kita pilih surface

yang hendak kita atur dan lakukan klik kanan selanjutnya kita pilih Edit Surface Style, seba-

gaimana diperlihatkan pada Gambar 10.2

Gambar 10.2 Akses Menu Edit Surface Style

51
• Selanjutnya akan muncul jendela Properties seperti ditunjukkan pada Gambar 10.3.

Dimana kita bisa melakukan pengeditan seperti interval contour baik untuk mayor maupun

minornya, Grid, Points, Triangles, Watersheds, Display dan lain sebagainya.

Gambar 10.3 Surface Style – Information

52
• Selanjutnya apabila kita aktifkan tab “Border” maka akan kita dapatkan Border Prop-

erty yang bisa kita berikan perubahan diantaranya 3D Geometry, Border Type dan Datum,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.4

Gambar 10.4 Surface Style – Borders

53
• Selanjutnya apabila kita aktifkan tab “Contours” maka akan kita dapatkan Property

yang bisa kita berikan perubahan diantaranya Contour Ranges, 3D Geometry, Legend, Con-

tour Intervals, Contour Depressions dan lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 10.5

Gambar 10.5 Surface Style – Contours

54
• Selanjutnya apabila kita aktifkan tab “Grid” maka akan kita dapatkan Grid Property

yang bisa kita berikan perubahan diantaranya 3D Geometry, Primary Grid, dan Secondary

Grid, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.6

Gambar 10.6 Surface Style – Grid

55
• Selanjutnya apabila kita aktifkan tab “Points” maka akan kita dapatkan Points Property

yang bisa kita berikan perubahan diantaranya 3D Geometry, Point Size, dan Point Display,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.7

Gambar 10.7 Surface Style – Points

56
• Apabila kita aktifkan tab Triangles, maka akan muncul Triangle Properties yang mana

kita bisa melakukan beberapa perubahan seperti 3D Geometry nya, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 10.8

Gambar 10.8 Surface Style – Triangles

57
• Apabila kita aktifkan tab Watershed, maka akan muncul Watershed Properties yang

mana kita bisa melakukan beberapa perubahan seperti 3D Geometry, Point Size, Surface, Leg-

end, Boundary Point Watershed, Boundary Segment Watershed, Depression Watershed dan

lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.9

Gambar 10.9 Surface Style – Setting Watersheds

58
• Dan selanjutnya apabila kita aktifkan Watershed pada tab Analysis, maka akan tergam-

bar sesuai dengan setting yang telah kita berikan, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

10.10

Gambar 10.10 Surface Style – Watersheds


• Terkadang keterangan dari watersheds tidak muncul di dalam layar, maka untuk memu-

nculkannya pada layar maka cukup dengan melakukan perubahan skala gambar, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 10.11

Gambar 10.11 Surface Style – Watersheds

59
• Apabila setting skala gambar tidak ada yang mencocoki, maka kita bisa mendefinisikan

sendiri skala gambar sesuai dengan kebutuhan kita, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

10.12

Gambar 10.12 Setting Skala Gambar

• Setelah kita aktifkan skala gambar yang baru maka selanjutnya seluruh keterangan beru-

pa text muncul pada layar, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.13

Gambar 10.13 Surface Style – Watersheds

60
Dalam software Civil 3D, terdapat 6 type dari watersheds yaitu :

• Boundary Point ilustrasi boundary point diperlihatkan pada Gambar 10.14

• Boundary Segment Ilustrasi Boundary Segment diperlihatkan pada Gambar 10.15

• Depression Ilustrasi Depression diperlihatkan pada Gambar 10.16

• Flat Area Ilustrasi Flat Area diperlihatkan pada Gambar 10.17

• Multi Drain Ilustrasi Multi Drain diperlihatkan pada Gambar 10.18

• Multi Drain Notch Ilustrasi Multi Drain Notch diperlihatkan pada Gambar 10.19

Gambar 10.14 Boundary Point

Gambar 10.15 Boundary Segment

61
Gambar 10.16 Depression

Gambar 10.17 Flat Area

Gambar 10.18 Multi Drain

62
Gambar 10.19 Multi Drain Notch

63
Apabila kita aktifkan tab Analysis, maka akan muncul Analysis Properties yang mana kita

bisa melakukan beberapa perubahan seperti Directions, Elevation, Slopes, dan Slope Arrows,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.20

Gambar 10.20 Surface Style – Analysis

64
• Berikut akan diberikan contoh setting Directions > Scheme > (Blues, Greens, Hydro,

Land, Pastels, Rainbow dan Reds), sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.21 sampai

dengan Gambar 10.27

Gambar 10.21 Direction Scheme

Gambar 10.22 Direction - Blue Scheme

65
Gambar 10.23 Direction - Green Scheme

Gambar 10.24 Direction - Hydro Scheme

66
Gambar 10.25 Direction - Pastel Scheme

Gambar 10.26 Direction - Rainbow Scheme

67
Gambar 10.27 Direction - Red Scheme

68
• Berikut akan diberikan contoh setting Elevations > Range Color Scheme > (Blues,

Greens, Hydro, Land, Pastels, Rainbow dan Reds), sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

10.28 sampai dengan Gambar 10.35

Gambar 10.28 Surface Style – Elevations - Range Color Scheme

Gambar 10.29 Elevation Range Color Scheme Blue

69
Gambar 10.30 Elevation Range Color Scheme Greens

Gambar 10.31 Elevation Range Color Scheme Hydro

70
Gambar 10.32 Elevation Range Color Scheme Land

Gambar 10.33 Elevation Range Color Scheme Pastels

71
Gambar 10.34 Elevation Range Color Scheme Rainbow

Gambar 10.35 Elevation Range Color Scheme Reds

72
• Berikut akan diberikan contoh setting Slopes > Scheme > (Blues, Greens, Hydro, Land,

Pastels, Rainbow dan Reds), sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.36 sampai dengan

Gambar 10.43

Gambar 10.36 Surface Style – Watersheds

Gambar 10.37 Slope Scheme Blue

73
Gambar 10.38 Slope Scheme Greens

Gambar 10.39 Slope Scheme Hydro

74
Gambar 10.40 Slope Scheme Land

Gambar 10.41 Slope Scheme Pastels

75
Gambar 10.42 Slope Scheme Blue Rainbow

Gambar 10.43 Slope Scheme Reds

76
• Berikut akan diberikan contoh setting Slope Arrows > Scheme > (Blues, Greens, Hy-

dro, Land, Pastels, Rainbow dan Reds) dan kali ini cukup ditampilkan scsheme Rainbow,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.44 dan Gambar 10.45

Gambar 10.44 Surface Style – Watersheds

Gambar 10.45 Surface Style – Watersheds

77
• Setting Display drawing dilakukan dengan melakukan klik pada tab “Display” seba-

gaimana diperlihatkan pada Gambar 10.10. Komponen-komponen yang akan ditampilkan

cukup dengan mengaktifkannya dengan cara meng klik icon lampu hingga terlihat menyala.

Apabila icon lampu menyala berarti akan dimunculkan komponen tersebut, yang meliputi:

Points, Triangles, Border, Major Contour, Minor Contours, Directions, Elevations, Slopes,

Slope Arrows, Watersheds dan lain sebagainya.

Gambar 10.46 Surface Style – Display

78
• Tab Summary, adalah rangkuman dari seluruh setting yang telah kita berikan sebel-

umnya. Pada tab ini pula bisa kita berikan perubahan property dengan melakukan klik pada

item yang akan kita berikan perubahan, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.47

Gambar 10.47 Surface Style – Summary

79
BAB 11

SURFACE PROPERTIES

Perubahan setting surface properties bisa dilakukan dengan cara melakukan klik kanan pada

surface dan selanjutnya kita pilih surface properties, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

11.1

Gambar 11.1 Tampilan Mayor dan Minor Contour

Selanjutnya akan muncul jendela surface properties dimana terdapat beberapa tab yaitu Infor-

mation, Definition, Analysis, dan Statistic, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 11.2

Apabila kita aktifkan tab Information, maka kita bisa melakukan perubahan nama surface dan

memberikan keterangan, memberikan style contour dan material render.

80
Gambar 11.2 Surface Properties - Information

81
Apabila kita aktifkan tab Definition maka akan diberikan tampilan sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 11.3

Gambar 12.3 Surface Properties - Definition

82
Apabila kita aktifkan tab Analysis maka kita bisa memberikan beberapa tampilan perubahan

apabila dikehendaki. Antara lain Elevation kita bisa berikan color range sebagaimana diperli-

hatkan pada Gambar 11.4 sampai dengan Gambar 11.7

Gambar 11.4 Surface Properties - Analysis

Gambar 11.5 Elevation Color Range (Blue)

83
Gambar 11.6 Setting Color Range

Gambar 11.7 Elevation Color Range (Red)

84
BAB 12

PEMBUATAN ALIGNMENT

12.1 Apa Itu Alignment ?

Alignment merupakan sekumpulan dari koordinat, garis, kurva atau spiral sebagai satu kesatu-

an yang dipergunakan sebagai representasi fitur linear dari garis tengah sungai, saluran irigasi,

saluran drainase, jalan, tepi perkerasan, trotoar, jaringan pipa maupun yang lainnya.

Alignment merupakan hal yang paling pokok dan utama dalam melakukan proses desain Align-

ment bisa merupakan kombinasi garis, kurva maupun spiral yang dipandang sebagai satu kes-

atuan object. Contoh alignment bisa dilihat sebagaimana terlihat pada Gambar 12.1

Gambar 12.1 Allignment Saluran Irigasi

85
12.2 Pembuatan Alignment

Software Autocad Civil 3d memiliki fitur yang canggih dan lengkap dalam pembuatan align-

ment, pengguna diberikan kebebasan untuk mempergunakan tool yang sudah di sediakan anta-

ra lain:

• Alignment Creation Tool : dengan tool ini kita dengan mudah membuat alignment den-

gan melakukan penggambaran secara free hand baik dengan garis, kurva atau spiral.

• Create Best Fit Alignment : dengan tool ini kita bias membuat alignment dengan mengi-

kuti logika jalur dari seri features line, COGO point, autocad line, arcs, point atau blok.

• Create Alignment From Object : tool ini memudahkan kita dalam pembuatan alignment

dari garis, kurva atau polyline yang sudah kita buat sebelumnya

• Dan tool yang lainnya sebagaimana terlihat pada Gambar 12.2

Gambar 12.2 Tool Pembuatan Alignment

Untuk contoh kali ini hanya akan diberikan dua contoh pembuatan alignment horizontal den-

gan bantuan tool “Alignment Creation Tools” dan “Create Alignment from Object” saja.

Pembuatan alignment horizontal kali ini masih pada layar yang kosong, artinya belum memper-

gunakan data kontur dari hasil survey.

86
• Adapun langkah awal adalah dengan memilih “Alignment Creation Tools” sebagaima-

na terlihat pada Gambar 12.3

Gambar 12.3 Alignment Creation Tools

• Selanjutnya akan muncul jendela baru dan pada bagian name isikan namanya, pada

bagian type kita biarkan saja sesuai dengan default program (centerline), pada bagian deskripsi

kita isikan keterangannya, pada bagian starting station kita isikan sesuai dengan keinginan kita

(atau kita biarkan dengan nilai default program), pada tab “Design Criteria” kita biarkan saja ka-

rena setting ini adalah khusus diperuntukkan pembuatan alignment jalan, sebagimana terlihat

pada Gambar 12.4

87
Gambar 12.4 Alignment Layout

• Apabila kita telah selesai didalam melakaukan setting criteria alignment, tinggal kita

tekan tombol OK. Selanjutnya akan muncul seperangkat tool untuk melakukan penggambaran

lay out alignment sebagaimana terlihat pada Gambar 12.5

88
Gambar 12.5 Alignment Layout Tools

Tool “Tangent-Tangent (No Curves), tools ini akan membentuk alignment jalan yang patah-

patah atau tanpa lengkung, sebagaimana terlihat pada Gambar 12.6

Gambar 12.6 Alignment Layout Tools

Tool “Tangent-Tangent (With Curves), tools ini akan membentuk alignment jalan yang mem-

punyai kelengkungan, sebagaimana terlihat pada Gambar 12.7

Gambar 12.7 Alignment Layout Tools

89
Dan selanjutnya tingal melakukan pengambaran alignment pada layar dengan mengikuti alur

yang sudah ada baik itu dari hasil survey langsung dilapangan maupun dari pengambilan data

dari Google Earth, sebagaimana terlihat pada Gambar 12.8

Gambar 12.8 Alignment Baru Terbentuk

Apabila kita sudah selesai melakukan penggambaran alignment, maka pada sisi kiri layar pada

bagian alignment akan muncul nama alignment yang sudah kita buat, sebagaimana terlihat

pada Gambar 12.9

90
Gambar 12.9 Alignment Baru

91
BAB 13

PEMBUATAN ALIGNMENT DARI OBJECT

Pembuatan alignment bisa juga dilakukan dari obyek yang sudah kita buat. Obyek-obyect terse-

but bisa berupa line, polyline atau arc (lengkung). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:

Sebelumnya kita buat obyek dulu, kali ini obyek akan dibuat dari polyline. Dengan mengetikkan

“PL”, sebagaimana terlihat pada Gambar 13.1

Gambar 13.1 Perintah Polyline

Selanjutnya pada layar kita buat obyek yang kali ini kita mengikuti bentuk alur sungai yang sur-

face di import dari Google Earth, sebagaimana terlihat pada Gambar 13.2

92
Gambar 13.2 Perintah Polyline

Selanjutnya kita pilih menu “Alignment > Create Alignment From Objects”, sebagaimana ter-

lihat pada Gambar 13.3

Gambar 13.3 Perintah Polyline

Selanjutnya kita pilih obyek polyline yang sudah kita buat sebelumnya, sebagaimana terlihat

pada Gambar 13.4

93
Gambar 13.4 Seleksi Obyek Polyline

Selanjutnya akan muncul pilihan arah dari alignment dengan ditandai muculnya arah panah

pada polyline. Klik enter untuk mengkonfirmasi arah dari anak panah atau ketik “R” (Reverse)

untuk membalik arah anak panah, sebagaimana terlihat pada Gambar 13.5

Gambar 13.5 Konfirmasi Arah Alignment

94
Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita lengkapi seluruh isian tersebut. Kita berikan

nama Alignment misal “Alignment-River”, isikan nilai radius yang kita inginkan misal “50”,

pada Alignment label set kita pilih “Major Minor and Geometry Points” dan selanjutnya tekan

OK untuk mengkonfirmasi isian yang sudah kita buat, sebagaimana terlihat pada Gambar 13.6

Gambar 13.6 Setting Alignment

Dan selanjutnya kita telah berhasil membuat alignment dengan radius yang sama sesuai dengan

setting yang sudah kita lakukan sebelumnya, sebagaimana terlihat pada Gambar 13.7

95
Gambar 13.7 Alignment Sungai Terbentuk

96
BAB 14

PENGEDITAN ALIGNMENT GEOMETRY

Pada sebelumnya telah dibahas mengenai pembuatan alignment dengan beberapa metode.

Maka kali ini akan dibahas bagaimana melakukan editing alignment yang sudah kita buat se-

belumnya.

14.1 Editing Geometry Dengan Layout Tool

Misal kita sudah memiliki alignment yang kita buat dari Line atau Polyline sebagaimana bentuk

pada Gambar 14.1

Gambar 14.1 Alignment dari Line/Polyline

Selanjutnya kita pilih object tersebut dan kita klik pada tab “Geometry Editor”, sebagaimana

terlihat pada Gambar 14.2

97
Gambar 14.2 Geometry Editor

• Selanjutnya akan muncul “Alignment Layout Tools” yang sangat lengkap dan bisa kita

manfaatkan untuk melakukan editing alignment, sebagaimana terlihat pada Gambar 14.3

Gambar 14.3 Alignment Layout Tools

• Kali ini akan diberikan satu contoh pengeditan dengan tool “Free Curve Fillet (Between

two entities, radius)”, sebagaimana terlihat pada Gambar 14.4

98
Gambar 14.4 Free Curve Fillet

• Selanjutnya kita pilih garis pertama dan garis kedua sebagaimana terlihat pada Gam-

bar 14.5

Gambar 14.5 Seleksi Object

99
• Selanjutnya pada baris perintah, kita bisa langsung ketikkan radius yang kita kehenda-

ki, sebagaimana terlihat pada Gambar 14.6

Gambar 14.6 Geomery Editor

Selanjutnya akan muncul “Alignment Layout Tools” yang sangat lengkap dan bisa kita manfaat-

kan untuk melakukan editing alignment, sebagaimana terlihat pada Gambar 14.7

Gambar 14.7 Seleksi Object

100
• Selanjutnya pada baris perintah, kita bisa langsung ketikkan radius yang kita kehendaki,

sebagaimana terlihat pada Gambar 14.8

Gambar 14.8 Spesifikasi Radius Alignment

• Selanjutnya kita akan mendapatkan belokan Alignment yang memiliki lengkung dengan

radius tertentu, sebagaimana terlihat pada Gambar 14.9

Gambar 14.9 Seleksi Object

101
Untuk tikungan alignment yang lain bisa dilakukan dengan cara yang sama, sehingga akan

menghasilkan alignment dengan bentuk sebagaimana terlihat pada Gambar 14.10

Gambar 14.10 Tikungan Alignment Dengan Lengkung Beradius

102
14.2 Editing Geometri Dengan Grips

Pengeditan geometri selain dengan layout tools, juga bisa dilakukan dengan “Grips”. Apabila

kita memilih alignment maka akan muncul 3 buah bentuk grip berwarna biru yaitu lingkaran

(Point of Curvature/PC), segiempat (Point of Intersection/PI) dan segitiga (Point of Tangency/

PT), sebagaimana terlihat pada Gambar 14.11

Gambar 14.11 Grip Pada Alignment

Grip-grip tersebut memegang peranan penting terhadap geometri dari alignment. Seperti grip

dengan bentuk lingkaran memegang peranan untuk mengubah parameter radius kurva. Jika

menghendaki kita tinggal melakukan drag and drop grip tersebut untuk mengubah radius dari

kurva, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 14.12

103
Gambar 14.12 Editing Dengan Grip

104
14.3 Editing Geometri Alignment Dengan Tabel

Pengeditan geometri alignment bisa juga dilakukan dengan mempergunakan tabel. Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Lakukan klik pada icon tabel pada layout tool, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 14.13

Gambar 14.13 Icon Shortcut Tabel

Selanjutnya akan muncul tabel yang berisikan informasi daftar object pembentuk dari align-

ment. Dari tabel tersebut bisa kita lakuan pengeditan, misal radius kurva dan lain sebagainya,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 14.14

105
Gambar 14.14 Editing Alignment Dengan Tabel

106
BAB 15

EDIT ALIGNMENT LABEL

Alignment jalan yang kita buat dari sebuah object terkadang belum memunculkan label dan

keterangan apapun. Untuk memudahkan pembacaan maka perlu adanya penambahan label un-

tuk keterangan gambar. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Asumsi bahwa kita sudah membuat sebuah alignment jalan sebagaimana terlihat pada Gambar

15.1

Gambar 15.1 Alignment Jalan

Selanjutnya kita pilih alignment jalan tersebut dan lakukan klik kanan untuk kemudian kita

pilih “Edit Alignment Labels”, sebagaimana terlihat pada Gambar 15.2

107
Gambar 15.2 Pengeditan Alignment Label

• Selanjutnya akan muncul jendela baru, dan disini kita bisa menambahkan beberapa la-

bel diantaranya Major Stations, Minor Stations, Geometry Points, Station Equations, Design

Speeds, Profile Geometry Points, Superelevation Critical Points, sebagaimana terlihat pada

Gambar 15.3

Gambar 15.3 Setting Alignment Label

108
• Selanjutnya kita akan mencoba menambahkan “Major Stations” dengan cara melaku-

kan klik pada drop down menu lalu kita pilih “Major Stations” lalu kita klik tombol “Add” dan

kita isikan 20 atau angka berapapun pada Increment (kelipatan), sebagaimana terlihat pada

Gambar 15.4

Gambar 15.4 Label Major Stations

Gambar 15.5 Label Major Stations

109
• Dan kini Major Stations telah berhasil ditambahkan pada alignment jalan yang kita buat,

sebagaimana terlihat pada Gambar 15.5

Gambar 15.6 Penambahan Major Station

Gambar 15.7 Penambahan Minor Station

110
Selanjutnya kita akan coba menambahkan kembali Minor Stations yaitu dengan cara memil-

ihnya pada drop down menu dan melakukan klik pada tombol Add, lalu kita isikan angka 15

atau angka berapapun pada increment (kelipatan), sebagaimana terlihat pada Gambar 15.8

Gambar 15.8 Label Minor Stations

• Dan kini Minor Stations telah berhasil ditambahkan pada alignment jalan yang kita

buat, sebagaimana terlihat pada Gambar 15.9

Gambar 15.9 Penambahan Minor Station

111
Selanjutnya kita akan coba menambahkan kembali Geometry Points yaitu dengan cara memil-

ihnya pada drop down menu dan melakukan klik pada tombol Add, sebagaimana terlihat pada

Gambar 15.10

Gambar 15.10 Label Geometry Point

Dan kita pilih point apa saja yang akan kita berikan label seperti Alignment Beginning, Align-

ment End dan seterusnya, sebagaimana terlihat pada Gambar 15.11

Gambar 15.11 Seleksi Point

112
Dan kini Geometry Point telah berhasil ditambahkan pada alignment sungai yang kita buat,

sebagaimana terlihat pada Gambar 15.12

Gambar 15.12 Penambahan Geometry Point

113
BAB 16

ALIGNMENT STYLE

Dalam Autocad Civil 3D juga diberikan kebebasan untuk melakukan pengeditan alignment

style, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Asumsi bahwa kita sudah membuat sebuah alignment sebagaimana terlihat pada Gambar 16.1

Gambar 16.1 Alignment

• Selanjutnya kita pilih alignment jalan tersebut dan lakukan klik kanan untuk kemudian

kita pilih “Edit Alignment Style”, sebagaimana terlihat pada Gambar 16.2

114
Gambar 16.2 Pengeditan Alignment Label

• Selanjutnya akan muncul jendela baru yang berisikan beberapa tab, misal kita aktifkan

tab “Display” maka pada tab ini kita bisa melakukan pengaturan tampilan dari pada alignment.

Diantaranya warna dari alignment, jenis garis, skala, ketebalan dan lain sebagainya, sebagaima-

na terlihat pada Gambar 16.3

Gambar 16.3 Setting Tab Display

115
• Selanjutnya pada tab “Markers” kita bisa melakukan setting Marker Style, bentuk dari

tanda panah dan lain sebagainya, sebagaimana terlihat pada Gambar 16.4

Gambar 16.4 Setting Tab Markers

Selanjutnya pada tab “Summary” merupakan rangkuman dari seluruh tab yang ada. Kita juga

bisa melakukan pengeditan langsung langsung pada tab ini, sebagaimana terlihat pada Gambar

16.5

Gambar 16.5 Setting Tab Summary

116
BAB 17

ALIGNMENT PROPERTIES

Alignment properties berisikan rangkuman property dari sebuah alignment yang sudah dibuat.

Dari tool alignment property, kita juga mempunyai kebebasan untuk melakukan modifikasi

alignment, adapun langkah-langkah nya adalah sebagai berikut:

• Asumsi bahwa kita sudah membuat sebuah alignment, selanjutnya kita pilih alignment

tersebut dan kita lakukan klik kanan dan kita pilih Alignment Properties, sebagaimana terlihat

pada Gambar 17.1

Gambar 17.1 Alignment Properties

Selanjutnya akan muncul jendela baru yang berisikan beberapa tab diantaranya Information,

Station Controll, Masking, Point Of Intersection, Constrain Editing, Design Criteria, seba-

gaimana terlihat pada Gambar 17.2

Sebagai contoh misal kita aktifkan tab Information, maka dari tab ini bisa kita dapatkan infor-

masi nama alignment yang sedang aktif, Object style nya beserta tipe garisnya, sebagaimana

terlihat pada Gambar 17.2

117
Gambar 17.2 Tab Informasi Alignment

• Selanjutnya kita aktifkan kembali tab yang lain yaitu tab “Station Controll”, dari sini

kita bisa menambahkan station untuk kepentingan control, sebagaimana terlihat pada Gam-

bar 17.3, Gambar 17.4, Gambar 17.5, Gambar 17.6

Gambar 17.3 Tab Station Controll Alignment

118
Gambar 17.4 Station Controll Alignment

Gambar 17.5 Station Controll Alignment

119
Gambar 17.6 Station Controll Alignment

• Selanjutnya kita aktifkan kembali tab yang lain yaitu tab Masking, dari sini kita bisa

menutup atau tidak menampilkan region tertentu, adapun langkahnya adalah melakukan klik

pada tombol add masking region, selanjutnya pilih station pertama kemudian dilanjutkan den-

gan memilih stationing kedua kemudian terakhir melakukan konfirmasi dengan menekan tom-

bol OK, sebagaimana terlihat pada Gambar 17.7, Gambar 17.8, Gambar 17.9, Gambar 17.10,

Gambar 17.17

120
Gambar 17.7 Masking Region

Gambar 17.8 Masking Region

121
Gambar 17.9 Masking Region

Gambar 17.10 Masking Region

122
Gambar 17.11 Masking Region

Selanjutnya kita aktifkan kembali tab yang lain yaitu tab Point Of Intersection, dari tab ini kita

bisa memilih display/tampilan daripada titik persimpangan alignment, sebagaimana terlihat

pada Gambar 17.12

Gambar 17.12 Point Of Intersection

123
BAB 18

ASSEMBLY & SUB ASSEMBLY

18.1 Apa itu Assembly dan Sub Assembly?

Assembly sering juga disebut sebagai cross section typical dari saluran irigasi misalnya. As-

sembly terdiri juga atas bagian-bagian sub-assembly seperti channel, ditch, jalur/lanes, curbs,

trotoar/sidewalk, bahu jalan/shoulders dan lereng/side slopes. Ilustrasi cross section sebuah

saluran terbuka diperlihatkan pada Gambar 13.1.

Sub assembly merupakan objek yang bersifat individu yang satu dengan lainnya disatukan ber-

sama sebagai assembly yang merupakan potongan melintang saluran terbuka (cross section).

Assembly bersama dengan alignment horizontal dan alignment vertical dipergunakan untuk

membangun sebuah model corridor. Model corridor bisa berupa saluran irigasi, sungai, jalan,

jalan raya, jalan rel kereta api, tanggul, atau bangunan lainnya.

fao.org
Gambar 18.1 Ilustrasi Potongan Saluran Terbuka

Dalam Autocad Civil 3D ilustrasi assembly dan sub assembly diperlihatkan pada Gambar 13.2

124
Gambar 18.2 Assembly dan Subassembly Dalam Civil 3D

18.2 Cara Pembuatan Assembly dan Sub Assembly

Untuk membuat assembly dan sub assembly, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Klik icon assembly pada toolbar Assembly > Create Assembly sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 18.3

Gambar 18.3 Menu Pembuatan Assembly

125
• Selanjutnya akan muncul windows baru dan kita isikan nama assembly yang kita ke-

hendaki, Assembly style, Assembly layer, kita pilih default dulu untuk mengawali dan terakhir

kita tekan tombol OK, sebagaimana terlihat pada Gambar 18.4

Gambar 18.4 Setting Assembly

• Selanjutnya kita lakukan klik pada layar untuk menempatkan assembly, sebagaimana

terlihat pada Gambar 18.5

Gambar 18.5 Assembly

126
Dan sejauh ini kita telah berhasil membuat sebuah assembly baru tanpa adanya sub assembly.

Untuk menambahkan sub assembly, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seba-

gai berikut:

• Hal pertama adalah kita munculkan tool pallete sub assembly dengan memilih assembly

yang sudah kita buat sebelumnya dan selanjutya kita pilih icon tool pallete, sebagaimana terlihat

pada Gambar 18.

Gambar 18.6 Memunculkan Tool Pallete

• Selanjutnya akan muncul seperangkat tool pallete, yang bisa kita pergunakan untuk

melakukan proses desain, sebagaimana terlihat pada Gambar 18.7

127
Gambar 18.7 Memunculkan Tool Pallete

Gambar 18.8 Tool Pallete

• Selanjutnya kita membuat satu contoh dengan mempergunakan beberapa sub-assembly,

dan yang pertama adalah Basiclane, sebagaimana terlihat pada Gambar 18.9

128
Gambar 18.9 Tool Pallete

• Selanjutnya pada assembly properties kita isikan beberapa parameter yang kita in-

ginkan,. Misal Side kita isikan kanan (right), lebar (width) = 13 meter, kedalaman (depth)= ,

kemiringan(slope)= 2% . sebagaimana terlihat pada Gambar 18.10

Gambar 18.10 Channel Property

129
• Selanjutnya kita lakukan klik pada marker point assembly, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 18.11

Gambar 18.11 Pilih Marker Point Assembly

Maka secara otomatis Sub Assembly Channel sudah kita tambahkan, sebagaimana terlihat pada

Gambar 13.12

Gambar 18.12 Channel Assembly & Sub Assembly

130
BAB 19

PEMBUATAN PROFILE DENGAN QUICK PROFILE

19.1 Apa itu profile ?

Profile bisa disamakan dengan potongan yang arahnya memanjang maupun menyilang yang

memotong sebuah existing surface (permukaan). Ilustrasi dari sebuah profile diperlihatkan

pada Gambar 19.1

carleton.edu

Gambar 19.1 Ilustrasi Profile

138
19.2 Pembuatan Profile Dengan Quick Profile

Software Autocad Civil 3D memiliki tool yang sangat memudahkan penggunanya dalam pem-

buatan profile. Pada bab ini akan diberikan contoh yang paling singkat dengan memperguna-

kan tool “Quick Profile”. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Buatlah sebuah garis dengan command line “L” yang melintasi area yang akan kita buat

potongan sebagaimana terlihat pada Gambar 19.2.

Gambar 19.2 Perintah Membuat Garis

• Selanjutnya kita tentukan titik pertama dan titik kedua dalam pembuatan garis tersebut.

Grais tersebut nantinya adalah representasi dari lintasan yang akan kita jadikan untuk memo-

tong sebuah area, sebagaimana terlihat pada Gambar 19.3

139
Gambar 19.3 Membuat Garis Profile

• Selanjutnya kembali kita pilih menu “Profile > Quick Profile”, sebagaimana terlihat

pada Gambar 19.4

Gambar 19.4 Menu Akses Quick Profile

140
• Selanjutnya Pilihlah object line yang sudah kita buat sebelumnya, sebagaimana terlihat

pada Gambar 19.5

Gambar 19.5 Seleksi Garis Profile

• Selanjutnya akan muncul jendela profile style baru dan pada profile view style kita

lakukan klik pada drop down menu dengan memilih “Edit Current Selection”, sebagaimana

terlihat pada Gambar 19.6

141
Gambar 20.6 Profile Style

Selanjutnya akan muncul jendela profile style baru yang mana kita bisa melakukan beberapa set-

ting dimana setting tersebut dikelompokkan kedalam beberapa tab diantaranya: Information,

Graph, Grid, Tittle Annotation, Horizontal Axes, Vertical Axes, Display, dan Summary.

Untuk kali ini akan diberikan satu contoh untuk perubahan pada Graph, yaitu dengan mengak-

tifkan tab Graph dan pada Vertical Scale kita pilih skala yang sama dengan drawing yang sedang

aktif saat ini (kanan bawah) dan selanjutnya kita tekan OK, untuk melakukan konfirmasi setting

profile, sebagaimana terlihat pada Gambar 19.7, hingga Gambar 19.9

142
Gambar 19.7 Vertical Scale Setting

Gambar 19.8 Vertical Scale Setting

143
Gambar 19.9 Konfirmasi Setting Profile

• Selanjutnya kita klik pada bidang kosong pada layar dan secara otomatis Civil 3D

membuat profile sebagiaman terlihat pada Gambar 19.10

Gambar 20.10 Profile Terbentuk

144
Apabila kita menginginkan perubahan pada lokasi profile, cukup dengan memindah posisi dari

line atau dengan cara drag and drop line maka secara otomatis section melakukan perubahan

dengan mengikuti posisi line yang terbaru, sebagaimana terlihat pada Gambar 19.11 sampai

dengan Gambar 19.13.

Gambar 20.11 Editing Posisi Profile

Gambar 20.12 Editing Posisi Profile

145
Gambar 20.13 Editing Posisi Profile

• Untuk membuat profile yang lain cukup mengulang perintah diatas. Arah dan jumlah

disesuaikan dengan kebutuhan kita. Berikut contoh tiga buah profile yang dibuat, sebagaimana

terlihat pada Gambar 20.14

Gambar 20.14 Multiple Profile

146
Pada editing profile setting yang lain bisa di coba untuk menampilakn drawing yang profession-

al. Setting profile meliputi graph, grid, title annotation, horizontal axes, vertical axes, display

dan lain-lain sebagaimana terlihat pada Gambar 19.15, sampai dengan Gambar 19.19

Gambar 19.15 Profile Setting Grid

Gambar 19.16 Profile Setting Tittle Annotation

147
Gambar 19.17 Profile Setting Horizontal Axes

Gambar 19.18 Profile Setting Vertical Axes

148
Gambar 19.19 Profile Setting Display

149
BAB 20

PEMBUATAN PROFILE DARI ALIGNMENT

Pembuatan profile bisa mengikuti asebuah alignment yang kita buat sebelumnya, sehingga kita

bisa mengetahui kondisi kemiringan sebuah permukaan sepanjang alignment. Adapun lang-

kah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Sebagai contoh kali ini kita akan membuat profile dari alignment saluran induk Waduk

Wadaslintang yang berada di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Surface kita import

dari Google Earth yang selanjutnya kita buat alignment pada posisi center saluran in

duk. Selanjutnya kita akses menu Profile > Create Surface Profile, sebagaimana diper

lihatkan pada Gambar 20.1

Gambar 20.1 Akses Menu Surface Profile


• Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita tinggal mengisikan nama alignment,

pilih surfacenya, selanjutnya klik tombol Add untuk menambahkan surface, lalu klik

Draw in Profile View, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 20.2

150
Gambar 20.2 Setting Profile

• Selanjutnya akan muncul jendela wizard dan kita tinggal mengisikan form-form yang

yang disediakan dan menekan tombol next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

20.3 hingga Gambar 20.9

Gambar 20.3 General Profile View

151
Gambar 20.4 Station Range

Gambar 20.5 Tinggi Profile View

152
Gambar 20.6 Pilihan Tampilan Profile

Gambar 20.7 Data Bands

153
Gambar 20.8 Pilihan Arsiran

• Apabila kita telah menyelesaikan seluruh tahapan maka selanjutnya kita tekan tombol

“Create Profile View” sehingga program akan secara otomatis membuatkan kita sebuah profile

view yang mengikuti alignment, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 20.9

Gambar 20.9 Profile View Dibuat

154
BAB 21

PEMBUATAN PROFILE DESIGN

21.1 Profile Design

Profile design atau profile rencana dibuat lebih halus serta tidak mengikuti existing surface

yang cenderung alami dan tidak beraturan. Maka akan dibuat sebuah profile baru yang lang-

sung kita superimposed kedalam alignment profile yang sudah kita buat sebelumnya. Ilustrasi

profile rencana diperlihatkan pada Gambar 21.1 dengan garis hitam adalah profile existing

dan garis merah adalah profile design.

Gambar 21.1 Ilustrasi Superimposed Profile


Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

• Kita lakukan klik pada Profile > Profile Creation Tools dan kita pilih profile view yang

sudah kita buat sebelumnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 21.2 dan Gambar 21.3

Gambar 21.2 Menu Akses Profile Creation Tools

155
Gambar 21.3 Seleksi Profile View

• Selanjutnya akan muncul jendela baru untuk pembuatan profile dan kita pilih align-

ment yang menjadi target, kita isikan pula nama profilenya beserta deskripsi singkatnya dan

lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 21.4

Gambar 21.4 Setting Parameter


• Selanjutnya akan muncul profile layout tools yang bisa kita pergunakan untuk pem-

buatan profile baru (Draw Tangents, Draw Tangents With Curves), sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 21.5

156
Gambar 21.5 Layout Tools

• Biasanya untuk alinyemen bangunan air, tidak memerlukan lengkungan sehingga

cukup dengan garis lurus saja atau dengan mempergunakan tool Draw Tangents. Dan selan-

jutnya kita klik pada titik awal dan titik akhir profile view, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 21.6 sampai dengan Gambar 21.8

Gambar 21.6 Pembuatan Profile Design

157
Gambar 21.7 Klik Ujung Akhir Profile View

Gambar 21.8 Profile Design Dibuat

158
• Apabila selesai kita lakukan makan pada Tab Prospector bagian Profile kita sudah me-

miliki 2 profile yaitu Surface yang merupakan Profile Existing dan Design Profile yang meru-

pakan profile rencana dari saluran, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 21.10

Gambar 21.10 Profile Surface & Profile Rencana

159
BAB 22

SAMPLE LINES

Sample line dibuat untuk kepentingan pembuatan multiple profile sepanjang alignment, yang

mengontrol interval dan lebar section view. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai beri-

kut:

• Sebagai contoh kali ini, kita akan membuat Sample Lines pada saluran induk Waduk

Wadaslintang yang berada di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Asumsi kita sudah memiliki

sebuah alignment pada sebuah surface yang mengikuti alur dari saluran induk rencana, maka

selanjutnya kita akses Sample Lines, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 22.1

Gambar 22.1 Akses Menu Sample Lines

• Selanjutnya pada command lines kita diberikan pilihan untuk memilih alignment pada

layar atau menekan tombol enter untuk membuka jendela pilihan alignment yang akan dijadi-

kan referensi , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 22.2 dan Gambar 22.3

Gambar 22.2 Pemilihan Alignment

160
• Atau kita bisa melakukan seleksi langsung pada layar untuk memilih alignment yang

dimaksud , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 22.3

Gambar 22.3 Pemilihan Alignment

• Selanjutnya setelah kita memilih alignment maka akan muncul jendela baru dan kita

tinggal mengisikan nama dari sample line, sample line style, label style dan lain sebagainya lalu

tekan tombol OK untuk melakukan konfirmasi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 22.4

Gambar 22.4 Setting Sample Lines

161
• Selanjutnya akan muncul sample line tools dimana kita kita pilih “by Range” dan kita

isikan lebarnya pada bagian right swath width, increment along tangents, curves, spirals nya

dan kita bisa aktifkan semua additional sample controlnya dengan memilih true, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 22.5 dan Gambar 22.6

Gambar 22.5 Spesifikasi Station Alignment

Gambar 22.6 Pemilihan By Range Station

162
Gambar 22.7 Setting Station By Range

• Selanjutnya Sample Lines sudah berhasil kita buat, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 22.8 dan Gambar 22.9

Gambar 22.8 Sample Line

163
Gambar 22.9 Sample Line

164
BAB 23

MULTIPLE SECTION VIEW

23.2 Membuat Multiple Section Views

Setelah Sample Line dibuat selanjutnya adalah membuat Multiple Section View. Untuk mem-

buat section multiple view langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

• Lakukan klik Section View > Create Multiple View, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 23.1

Gambar 23.1 Akses Menu Multiple Section View

• Selanjutnya akan muncul wizard dan pada tahapan General, pada bagian alignment kita

pilih alignment yang akan kita pergunakan, pada bagian sample line group kita pilih sample line

yang kita buat sebelumnya, pada bagian section view name kita berikan nama sesuai dengan

keinginan kita, dan lain sebagainya lalu kita tekan tombol next, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 23.2

165
Gambar 23.2 Setting Multiple View Section

• Selanjutnya pada tahapan Section Placement, kita bisa memilih template cross section

layout dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 23.3

Gambar 23.3 Setting Section Placement

166
• Selanjutnya pada tahapan Offset Range, kita bisa memilih pilihan default dari program

atau bisa juga kita berikan spesifikasi sendiri dengan menekan radio button “User Specified”

dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 23.4

Gambar 23.4 Setting Offset Range

• Selanjutnya pada tahapan Elevation Range, kita bisa memilih pilihan default dari pro-

gram atau bisa juga kita berikan spesifikasi sendiri dengan menekan radio button “User Speci-

fied” dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 23.5

167
Gambar 23.5 Setting Elevation Range

• Selanjutnya pada tahapan Section Display Option, kita pilih check box section apa saja

yang akan digambarkan dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 23.6

Gambar 23.6 Setting Section Display

168
• Selanjutnya pada tahapan Data Band, kita bisa memilih apa saja yang akan kita tampil-

kan dengan menekan tombol drop down menu, beserta posisinya pada dop down menu loca-

tion, dan terakhir kita klik tombol Create Section Views lalu klik pada layar untuk menempat-

kan posisi dari section view, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 23.7 dan Gambar 23.8

Gambar 23.7 Setting Data Bands

Gambar 23.8 Multiple View Section

169
BAB 24

PEMBUATAN CORRIDOR

24.1 Apa Itu Corridor ?

Sebuah model corridor terbentuk dari sebuah baseline (alignment) dengan menempatkan sec-

tion 2 dimensi (assembly & sub assembly) pada lokasi dengan interval tertentu, profile dan

surface. Kita bisa membuat corridor yang rumit dengan multiple baseline (alignment) seperti

persimpangan (intersection). Sebagai catatan tambahan, tidak ada batasan jumlah alignment

yang dipergunakan dalam pembuatan corridor.

Corridor merupakan representasi tiga dimensi dari sebuah desain baik untuk jalan raya, ja-

lan rel atau fasilitas transportasi lainnya. Coridor bisa juga dipergunakan untuk model saluran,

tanggul, ataupun pekerjaan teknik sipil lainnya. Contoh model corridor bisa dilihat pada Gam-

bar 24.1

Civilfastforward.com

Gambar 24.1 Ilustrasi Corridor Saluran Terbuka

170
Berikut merupakan bagian-bagian dari corridor beserta fungisi-fungsinya:

• Alignments (horizontal) adalah sebagai centre line (garis pusat) dari sebuah corridor

• Profile (alignment vertikal) adalah untuk menentukan elevasi tinggi rendah permu-

kaan sepanjang alignment horizontal

• Surface adalah dipergunakan pembuatan profile, alignment dan corridor grading

• Subassembly menentukan geometri dari Assembly

17.2 Tahapan Pembuatan Corridor

Adapun langkah-langkah pembuatannya corridor adalah sebagai berikut:

• Asumsi bahwa kita sudah memiliki sebuah surface yang sudah kita berikan alignment

di dalamnya, sebuah profile dari alignment, serta assembly yang didalamnya terdapat pula

subassembly.

• Selanjutnya kita lakukan klik pada menu Corridor > Create Corridor, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 24.2

Gambar 24.2 Akses Menu Pembuatan Corridor

171
• Selanjutnya kita pilih alignment secara langsung pada layar, atau dengan melakukan

klik enter untuk menampilkan daftar alignment yang akan kita pergunakan, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 24.3

Gambar 24.3 Seleksi Alignment


• Selanjutnya kita pilih profile secara langsung pada layar, atau dengan melakukan klik

enter untuk memilih dari daftar profile yang akan kita pergunakan, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 24.4

Gambar 24.4 Seleksi Profile

172
• Selanjutnya kita pilih assembly secara langsung pada layar, atau dengan melakukan klik

enter untuk memilih dari daftar assembly yang akan kita pergunakan, sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 24.5

Gambar 24.5 Seleksi Assembly

• Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita tinggal mengisikan nama koridor, desk-

ripsi singkat dari koridor, penempatan layer, corridor style. Pada tombol set all target kita laku-

kan klik dan kita atur target surfacenya sesuai dengan surface yang kita buat dan terakhir kita

tekan tombol OK untuk melakukan konfirmasi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 24.6

173
Gambar 24.6 Setting Corridor

• Maka selanjutya model koridor telah berhasil kita buat, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 24.7 sampai dengan Gambar 24.9

Gambar 24.7 Target Mapping

174
Gambar 24.8 Corridor Baru

Gambar 24.9 Tampilan Dalam Object Viewer

Untuk topik seputar pengeditan corridor, corridor properties, perhitungan volume, plan pro-

duction dan lain sebagainya secara lebih lengkap bisa dibaca pada buku “Civil 3D Untuk Sur-

vey dan Perencanaan Jalan Raya” yang juga ditulis oleh penulis yang sama.

175
BAB 25

MITIGASI BENCANA GUNUNG API

Mitigasi adalah proses atau upaya pencegahan atau pengurangan dampak bahaya dari suatu

bencana seperti jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, rusaknya lingkungan dan tergang-

gunya roda perekonomian masyarakat.

Indonesia adalah negeri yang rawan bencana erupsi gunung berapi, banjir lahar dingin dan

lain sebagainya sehingga diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko dan

meminimalkan dampak bencana. Salah satu upaya yang sangat penting adalah penyediaan peta

kawasan rawan bencana gunung api.

Gambar 25.1 Ilustrasi Bencana Gunung Berapi

Software Autocad Civil 3D sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya memiliki tool yang

sangat bermanfaat yaitu waterdrop analysis dimana tool tersebut mampu memberikan prediksi

yang akurat untuk melacak pergerakkan benda cair pada sebuah permukaan atau surface.

176
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk memperkirakan pergerakkan dari lava maupun

lahar dingin adalah sebagai berikut:

• Asumsi kita sudah memiliki kontur drawing dari hasil survey ataupun yang kita ambil

dari Google Earth surface.

• Selanjutnya kita pilih tab Analyze > Flow Paths > Water Drop, sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 25.2

Gambar 25.2 Ilustrasi Bencana Gunung Berapi


Selanjutnya akan muncul jendel property baru yang tinggal kita berikan setting metode peng-

gambarannya yaitu Path dan Markernya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 25.3

177
Gambar 25.3 Water Drop Property

Apabila kita lakukan klik pada “Path Layer“maka akan memunculkan jendela layer yang secara

default diberi nama “C-TOPO-WDRP”. Disini kita bisa memodifikasi warna garis (color), jenis

garis (linetype), ketebalan garis (lineweight), dain lain sebagainya sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 25.4 sampai dengan Gambar 25.6

Gambar 25.4 Setting Layer

178
Gambar 25.5 Setting Layer

Gambar 25.6 Setting Ketebalan Garis

179
Selanjutnya kita lakukan klik pada posisi puncak gunung dimana diperkirakan munculnya

erupsi, sehingga secara otomatis software memberikan prediksi aliran lahar dari posisi puncak

gunung menuruni lereng gunung (garis biru).

Dan dari output drawing terlihat pola pergerakan aliran lahar hampir sama persis dengan apa

yang tergambar pada bekas aliran lahar pada Google Earth, sebagainya sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 25.7 dan Gambar 25.8

Gambar 25.7 Water Drop Analysis

Dengan adanya simulasi software Civil 3D seperti ini maka akan sangat membantu dalam hal

memperkirakan arah aliran lahar, memetakan daerah-daerah yang berpotensi terisolasi, peren-

canaan pembuatan aliran sungai baru, penentuan lokasi jembatan, penentuan lokasi shelter atau

hunian sementara dan lain sebagainya.

Dan perlu untuk di catat bahwa untuk data surface harus dilakukan survey yang sesung-

guhnya (bukan mengambil dari Google surafce). Sehingga data yang diperoleh bisa lebih akurat

sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.

180
Gambar 25.8 Tampilan Object Viewer

181
BAB 26

MITIGASI KEBAKARAN HUTAN

26.1 Kebakaran Hutan di Indonesia

Kebakaran hutan merupakan salah satu jenis bencana yang penyebabnya bisa dilakukan dengan

sengaja maupun tidak di sengaja. Kebakaran hutan seringkali diakibatkan oleh aktifitas manusia

yang diantaranya adalah aktifitas pembukaan lahan baru yang kemudian menjadi tradisi karena

pertimbangan biaya yang murah dan waktu yang relatif lebih singkat.

Pada mulanya praktek pembakaran hutan dilakukan oleh peladang tradisional yang

kemudian diadopsi oleh perusahaan kehutanan dan perkebuman. Ilustrasi kebakaran hutan

diperlihatkan pada Gambar 26.1

Liputan6.com
Gambar 26.1 Bencana Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan berdampak besar bagi kehidupan manusia dan sebagian besar dampak terse-

but adalah merugikan. Bencana kebakaran hutan terjadi hampir setiap tahun khususnya pada

saat musim kemarau yang bisa melanda pada jutaan hektar lahan di Indonesia. Peta kondisi

kebakaran hutan pada tahun 2015 bisa dilihat pada Gambar 26.2

182
Gambar 26.2 Peta Kondisi Kebakaran Hutan

26.2 Embung dan Kanal Besekat

Mitigasi bencana kebakaran hutan berperan untuk mengurangi kerugian akibat kemungkinan

bencana kebakaran hutan, baik itu korban jiwa, kerusakan lingkungan, harta benda, dan lain

sebagainya.

Saat ini metode yang telah dianggap tepat dan sudah dapat dilihat tingkat keberhasilannya ada-

lah dengan cara pembuatan embung-embung yang disebar pada banyak lokasi dan pembuatan

kanal-kanal bersekat. Kedua metode ini merupakan langkah preventif untuk menanggulangi

dan mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan.

Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk

mengatur dan menampung suplai aliran air pada musim hujan. Sedangkan pada musim kema-

rau air yang ditampung bisa dipergunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk pengairan

dan penyiraman apabila terjadi kebakaran hutan. Ilustrasi embung diperlihatkan pada Gambar

26.3

183
detakriaunews.com
Gambar 26.3 Embung Buatan

Sedangkan Kanal bersekat atau blocking adalah salah satu teknik untuk menahan air

pada suatu wilayah yang dengan desain tertentu kanal bersekat mempunyai fungsi yang hampir

sama dengan embung (retention basin) yang mampu untuk menyimpan cadangan air untuk

dipergunakan pada saat musim kemarau. Jika embung bentuknya seperti kolam, maka kanal

bersekat mempunyai bentuk yang memanjang. Kanal blocking dibuat dengan pola-pola atau

jalur tertentu sehingga mampu menjangkau wilayah yang lebih luas.

Kanal blocking tidak difungsikan untuk mendrainase atau mengalirkan air hujan ke

sungai-sungai karena hal ini justru akan mengeringkan lahan, akan tetapi lebih difungsikan

untuk memperluas jangkaun distribusi dan penyimpanan air sehingg pada musim kering, air

yang ditampung diharapkan bisa merembes ke kanan dan kekiri pada area yang dilalui sehingga

lahan tetap dipertahankan kelembababannya dan tidak mudah terbakar.

Sekat-sekat pada kanal mutlak diperlukan dan diatur sedemikian rupa pada jarak atau interval

tertentu untuk menjaga muka air tanah tetap tinggi atau dengan kata lain untuk mencegah ter-

jadinya penurunan muka air tanah secara berlebihan.

184
Fungsi lain dari pembuatan kanal-kanal ini adalah dengan adanya kanal-kanal dihara-

pkan mampu untuk mengisolasi suatu daerah apabila terjadi kebakaran hutan sehingga tidak

semakin meluas.

Pembuatan kanal-kanal bersekat ini pada beberapa daerah telah secara nyata mampu

memberikan solusi yang efektif dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Sehingga per-

lu untuk diupayakan pembangunannya secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai

salah satu usaha preventif untuk menanggulangi bahaya kebakaran hutan yang selama ini lebih

mengandalkan datangnya musim penghujan untuk memadamkannya. Ilustrasi kanal-kanal

bersekat diperlihatkan pada Gambar 26.17

mongabay.co.id
Gambar 26.4 Ilustrasi Kanal

185
26.3 Autocad Civil 3D Untuk Perencanaan Embung

Untuk menentukan lokasi embung pada suatu daerah maka kita perlu untuk mengetahui lim-

pasan air permukaan mengarah kemana pada daerah tersebut yang sering di istilahkan dengan

kata watersheed.

Software Civil 3D memiliki kemampuan untuk melakukan analisa watersheed pada suatu

wilayah atau lahan. Maka dengan bantuan software Civil 3D kita bisa menentukan lokasi dan

jumlah embung yang sebaiknya kita buat pada suatu wilayah. Berikut akan diberikan contoh

penggunaan Civil 3D untuk analisis watersheeds.

26.3.1 Insert Google Earth

Untuk kepentingan praktis kali ini, kita akan mengambil data suatu wilayah yang sering terkena

dampak bahaya kebakaran hutan dengan cara mnegambil data dari Google Earth berupa sur-

face dan image nya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.5

Gambar 26.5 Tampilan Google Earth

Selanjutnya kita buka program Civil 3D dan langsung kita akses menu Insert > Google Earth

Image and Surface, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.6

186
Gambar 26.6 Akses Menu Insert Google Earth

Selanjutnya kita tentukan Insert Point nya atau kita biarkan saja secara default pada titik 0,0,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.7

Gambar 26.7 Menentukan Insert Point

Selanjutnya kita tentukan sudut rotasinya atau kita biarkan saja secara default dengan sudut 0,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.8

187
Gambar 26.8 Menentukan Sudut Rotasi

Selanjutnya surface dan image dari Google Earth sudah berhasil kita tampilkan pada layar, se-

bagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.9

Gambar 26.9 Surface & Image Dari Google Earth

188
26.3.2 Analisis Watersheds

Untuk menampilkan watersheed, maka selanjutnya kita menuju ke Toolspace dan kita lakukan

klik kanan pada “Surface1” yang sudah kita import sebelumnya dari Google Earth dan kita pilih

“Edit Surface Style”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.10

Gambar 26.10 Edit Surface Style

Selanjutnya akan muncul jendela “Surface Style”, yang berisikan tab-tab antara lain Informa-

tion, Borders, Contours, Grid, Points, Triangles, Watersheds, Analysis, Display dan Sum-

mary sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.11

Untuk mengatur tampilan drawing watersheds, cukup dengan mengaktifkan tab “Watersheds”

dimana kita bisa mengatur warna (color), jenis garis (line type), arsiran (hatching), dan seba-

gainya untuk masing-masing type watersheds.

Dimana di dalam Civil 3D ada beberapa macam type dari watersheds antara lain : Boundary

Point Watersheds, Boundary Segment Watersheds, Depression Watersheds, Flat Area wa-

tersheds, Multi Drain Watersheds dan Multi Drain Notch Watersheds.

189
Gambar 26.11 Watersheds Properties

190
Selanjutnya untuk memunculkan drawing “Watersheds” maka kita aktifkan tab Display dan

kita “ON” kan komponen “Watersheds”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.12

Gambar 26.12 Aktifkan Komponen Watersheds

Selanjutnya software akan secara otomatis mengggambarkan area-area Watersheds dengan

memberikan nomor ID, type Watersheds dan luasannya sekaligus, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 26.13 dan Gambar 26.14

191
Gambar 26.13 Drawing Watersheds

Gambar 26.14 Drawing Watersheds


Untuk melihat seluruh area watersheds dalam bentuk tabel bisa dilakukan dengan melakukan

klik pada bagian watersheds pada Toolspace dan melakukan zoom satu persatu pada area-area

tertentu sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.15 dan Gambar 26.16

192
Gambar 26.15 Tabel Watersheds

Gambar 26.16 Zoom To Watersheds

193
Lokasi embung sebaiknya ditempatkan pada area watersheds dengan type depression, sedang-

kan dimensi embung bisa menyesuaikan dengan luasan area depression watersheds.

Untuk menentukan lokasi embung didalam satu area depression watersheds bisa dengan ban-

tuan tool Waterdrop. Kali ini mengambil contoh pada depression area dengan nomor ID=92,

selanjutnya kita lakukan klik Analyze > Waterdrop sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

26.17

Gambar 26.17 Akses Menu Water Drop

Selanjutnya akan muncul jendela Water Drop Property dimana kita bisa memilih 2D Polyline

atau 3D Polyline pada “Path Object Type”,b egitu pula dengan “Marker” nya bisa juga kita ubah.

Dan apabila kita telah selesai, maka bisa kita lanjutkan dengan menekan tombol “OK” se- bagi-

mana diperlihatkan pada Gambar 26.18

194
Gambar 26.18 Water Drop Property

Selanjutnya klik di sembarang lokasi di dalam area ID = 92 dan secara otomatis software akan

memberikan informasi jalur air pada permukaan yang akan diambil oleh air untuk bergerak.

+
Titik awal sebuah jalur air di tandai dengan tanda “ ” dan lokasi penempatan embung bisa

ditempatkan pada lokasi dengan elevasi terendah, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

26.19

Gambar 26.19 Jalur Air

195
26.4 Civil 3D Untuk Perencanaan Kanal Bersekat

Untuk meningkatkan kemampuan menyimpan air suatu lahan pada saat musim hu-

jan dan sekaligus memperluas jangkauan distribusi air pada saat musim kemarau maka dibuat

kanal-kanal bersekat yang diatur sedemikian rupa sehingga mampu menjangkau area yang luas.

Kanal-kanal bersekat bisa di integrasikan dengan embung-embung sehingga bisa saling

terhubung. Untuk contoh kali ini akan dibuat jalur kanal bersekat sepanjang 2.3 kilometer yang

melewati area dengan nomor ID-98, ID-104 dan ID-115. Sekat-sekat kanal akan dibuat dengan

interval 100 meter dengan kedalaman kanal 1 meter pada daerah sekat dan kedalaman 5 meter

pada sisi tengah dengan maksud pada saat air berlimpah atau pada saat musim hujan, kanal bisa

sekaligus bisa difungsikan sebagai jalur transportasi air, sedangkan pada saat musim kemarau

mampu mempertahankan ketinggian muka airnya. Ilustrasi kedalaman kanal dan posisi-posisi

sekat kanal diperlihatkan pada Gambar 26.20

Gambar 26.20 Profile Rencana Kanal Bersekat

Untuk maksud tersebut kita akan mempergunakan software Civil 3D dengan tahapan sebagai

berikut: pembuatan alignment, pembuatan section profile, pembuatan profile design, pembua-

tan assembly an terakhir pembuatan corridor kanal.

196
26.4.1 Pembuatan Alignment Kanal

Pada tahap awal kita akan membuat jalur kanal dengan bantuan line atau polyline mengikuti

jalur waterdrop. Selanjutnya object line atau polyline kita buat menjadi alignment dengan cara

melakukan klik pada Alignment > Create Alignment From Object, sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 26.21

Gambar 26.21 Akses Menu Alignment From Object

Selanjutnya kita pilih object yang hendak kita jadikan alignment bisa berupa line, polyline, arc

atau Xreff, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.22

197
Gambar 26.22 Seleksi Object Line, Polyline, Arc atau Xreff

Selanjutnya pada command line kita diberikan pilihan untuk menentukan arah dari alignment.

Apabila kita menerima arah default sesuai dengan penunjuk arah anak panah cukup dengan

menekan enter untuk konfirmasi atau jika kita akan membalik cukup dengan menekan tombol

“R” atau reverse dan selanjutnya menekan tobol enter, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-

bar 26.23

Gambar 26.23 Menentukan Arah Alignment

198
Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita lengkapi seluruh isian tersebut. Kita berikan

nama Alignment misal “Alignment - Kanal”, isikan nilai radius lengkung yang kita inginkan

misal “200”, pada Alignment label set kita bisa pilih apa saja yang akan kita tampilkan dan selan-

jutnya tekan OK untuk mengkonfirmasi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.4

Gambar 26.24 Setting Alignment

Dan selanjutnya kita telah berhasil membuat alignment dengan radius yang sama sesuai den-

gan setting yang sudah kita lakukan sebelumnya, sebagaimana terlihat pada Gambar 26.25

199
Gambar 26.25 Alignment Kanal Terbentuk

200
26.4.2 Pembuatan Profile Dari Alignment Kanal

Tahap selanjutnya adalah pembuatan profile dari alignment yang sudah kita buat sebelumnya.

Profile ini menggambarkan kondisi permukaan eksisting sepanjang alignment. Adapun lang-

kah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

• Pertama kita lakukan klik pada menu Profile > Create Surface Profile, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 26.26

Gambar 26.26 Akses Menu Surface Profile

Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita tinggal mengisikan nama alignment, pilih sur-

facenya, selanjutnya klik tombol Add untuk menambahkan surface, lalu klik Draw in Profile

View, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.27

201
Gambar 26.27 Setting Profile

• Selanjutnya akan muncul jendela wizard dan kita tinggal mengisikan form-form yang

yang disediakan dan menekan tombol next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.28

hingga Gambar 26.28

Gambar 26.28 General Profile View

202
Gambar 26.29 Station Range

Gambar 26.30 Profile View Height

203
Gambar 26.31 Profile Display Option

Gambar 26.32 Data Bands

204
Gambar 26.33 Profile Hatch Options

Gambar 26.34 Profile View Dibuat

205
27.4.3 Pembuatan Profile Design

Profile design adalah profile rencana yang kita tentukan relatif terhadap surface profile. Untuk

membuat profile design, maka tahapan yang kita lakukan adalah sebagai berikut :

• Pertama kita lakukan klik pada menu Profile > Profile Creation Tools dan kita pilih

surface profile yang sudah kita buat sebelumnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

26.35 dan Gambar 26.36

Gambar 26.35 Menu Akses Profile Creation Tools

Gambar 26.36 Seleksi Profile View

206
• Selanjutnya akan muncul jendela baru untuk pembuatan profile dan kita pilih alignment

yang menjadi target, kita isikan pula nama profilenya beserta deskripsi singkatnya dan lain se-

bagainya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.37

Gambar 26.37 Setting Parameter

• Selanjutnya akan muncul profile layout tools yang bisa kita pergunakan untuk pem-

buatan profile baru (Draw Tangents, Draw Tangents With Curves), sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 26.38

207
Gambar 26.38 Layout Tools

• Jika biasanya untuk alinyemen bangunan air berupa open channel tidak memerlukan

lengkungan-lengkungan maka kali ini akan kita buat lengkungan karena akan kita fungsikan

sebagai penahan air pada saat musim kemarau dengan jarak interval 100 meter, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 26.39 sampai dengan Gambar 26.40

Gambar 26.39 Sekat Kanal Pada Profile Design

208
Gambar 26.40 Sekat Kanal Pada Profile Design

26.4.4 Pembuatan Assembly & Sub Assembly

Berikutnya adalah pembuatan assembly saluran terbuka (open channel) adapun langkah-lang-

kahnya adalah sebagai berikut :

• Klik icon assembly pada toolbar Assembly > Create Assembly sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 26.41

Gambar 26.41 Akses Menu Pembuatan Assembly

209
• Selanjutnya akan muncul windows baru dan kita isikan nama assembly yang kita ke-

hendaki, Assembly style, Assembly layer, kita pilih default dulu untuk mengawali dan terakhir

kita tekan tombol OK, sebagaimana terlihat pada Gambar 26.41

Gambar 26.41 Setting Assembly

• Selanjutnya kita lakukan klik pada layar untuk menempatkan assembly, sebagaimana

terlihat pada Gambar 26.42

Gambar 26.42 Penempatan Assembly

210
Gambar 26.43 Assembly Terbentuk

• Selanjutnya kita akan membuat sub assembly dengan kita lakukan klik tool pallete untuk

memunculkan beberapa sub assembly standard, sebagaimana terlihat pada Gambar 26.44

Gambar 26.44 Akses Menu Tool Pallete

211
• Selanjutnya kita diberikan kebebasan untuk memilih sub assembly standard. Penam-

pang pada kanal biasanya berupa saluran terbuka atau open channel. Dan untuk kemudahan

kita aktifkan tab Trench Pipe dan kita pilih Channel, sebagaimana terlihat pada Gambar 26.45

Gambar 26.45 Sub Assembly Channel

• Selanjutnya akan muncul assembly properties dan kita tinggal isikan beberapa param-

eter yang kita inginkan. Misal lebar (width) = 6 meter, kedalaman (depth)=5 , dan lain seba-

gainya, sebagaimana terlihat pada Gambar 26.46

212
Gambar 26.46 Sub Assembly Channel

• Selanjutnya kita pilih atau tempatkan sub assembly ke dalam assembly, sebagaimana

terlihat pada Gambar 26.47

Gambar 26.47 Penempatan SubAssembly Ke Dalam Assembly

213
26.4.5 Pembuatan Corridor

Selanjutnya kita akan membuat corridor dari kanal dan adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

• Klik pada menu Corridor > Create Corridor, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

26.48

Gambar 26.48 Akses Menu Pembuatan Corridor

• Selanjutnya kita pilih alignment secara langsung pada layar, atau dengan melakukan klik

enter untuk menampilkan daftar alignment yang akan kita pergunakan, sebagaimana diperli-

hatkan pada Gambar 26.49

214
Gambar 26.49 Seleksi Alignment

• Selanjutnya kita pilih profile secara langsung pada layar, atau dengan melakukan klik

enter untuk memilih dari daftar profile yang akan kita pergunakan, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 26.50

Gambar 26.50 Seleksi Profile

215
• Selanjutnya kita pilih assembly secara langsung pada layar, atau dengan melakukan klik

enter untuk memilih dari daftar assembly yang akan kita pergunakan, sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 26.50

Gambar 26.50 Seleksi Assembly

• Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita tinggal mengisikan nama koridor, desk-

ripsi singkat dari koridor, penempatan layer, corridor style. Pada tombol set all target kita laku-

kan klik dan kita atur target surfacenya sesuai dengan surface yang kita buat dan terakhir kita te-

kan tombol OK untuk melakukan konfirmasi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.51

216
Gambar 26.51 Setting Corridor

Gambar 26.52 Corridor Terbentuk

217
26.4.6 Pembuatan Sample Lines

Sample line dibuat untuk kepentingan pembuatan multiple profile sepanjang alignment, yang

mengontrol interval dan lebar section view. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai beri-

kut:

Selanjutnya kita akan membuat corridor dari kanal dan adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

• Klik pada menu Sample Lines, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.53

Gambar 26.53 Corridor Terbentuk

• Selanjutnya pada command lines kita diberikan pilihan untuk memilih alignment pada

layar atau menekan tombol enter untuk membuka jendela pilihan alignment. Kali ini kita akan

langsung memilih alignment pada layar, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.54

218
Gambar 26.54 Pemilihan Alignment

• Selanjutnya setelah kita memilih alignment maka akan muncul jendela baru dan kita

tinggal mengisikan nama dari sample line, sample line style, label style dan lain sebagainya lalu

tekan tombol OK untuk melakukan konfirmasi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.55

Gambar 26.55 Setting Sample Lines

219
• Selanjutnya akan muncul sample line tools dimana kita kita pilih “by Range” dan kita

isikan lebarnya pada bagian right swath width, increment along tangents, curves, spirals nya

dan kita bisa aktifkan semua additional sample controlnya dengan memilih true, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 26.56 hingga Gambar 26.58

Gambar 26.56 Spesifikasi Station Alignment

Gambar 26.57 Pemilihan By Range Station

220
Gambar 26.58 Setting Station By Range

• Selanjutnya kita tentukan Swath Width (Left & Right) dan selanjutnya Sample Lines

sudah berhasil kita buat, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.59 dan Gambar 26.61

Gambar 26.59 Setting Left Swath Width

221
Gambar 26.60 Setting Right Swath Width

Gambar 26.61 Setting Station By Range

222
• Setelah Sample Line dibuat selanjutnya adalah membuat Multiple Section View. Dan

untuk membuat section multiple view langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

lakukan klik Section View > Create Multiple View, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

26.62

Gambar 26.62 Akses Menu Multiple Section View

• Selanjutnya akan muncul wizard dan pada tahapan General, pada bagian alignment kita

pilih alignment yang akan kita pergunakan, pada bagian sample line group kita pilih sample

line yang kita buat sebelumnya, pada bagian section view name kita berikan nama, dan lain

sebagainya. Lalu kita tekan tombol next untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 26.63

223
Gambar 26.63 Setting Multiple View Section

• Selanjutnya pada tahapan Section Placement, kita bisa memilih template cross section

layout dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.64

Gambar 26.64 Setting Section Placement

224
• Selanjutnya pada tahapan Offset Range, kita bisa memilih pilihan default dari program

atau bisa juga kita berikan spesifikasi sendiri dengan menekan radio button “User Specified”

dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 27.65

Gambar 26.65 Setting Offset Range

• Selanjutnya pada tahapan Elevation Range, kita bisa memilih pilihan default dari pro-

gram atau bisa juga kita berikan spesifikasi sendiri dengan menekan radio button “User Speci-

fied” dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.66

225
Gambar 26.66 Setting Elevation Range

• Selanjutnya pada tahapan Section Display Option, kita pilih check box section apa saja

yang akan digambarkan dan kembali kita tekan tombol Next, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 26.67

Gambar 26.67 Setting Section Display

226
• Selanjutnya pada tahapan Data Band, kita bisa memilih apa saja yang akan kita tampil-

kan dengan menekan tombol drop down menu, beserta posisinya pada dop down menu loca-

tion, dan terakhir kita klik tombol Create Section Views lalu klik pada layar untuk menempat-

kan posisi dari section view, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 26.68 hingga Gambar

26.71

Gambar 26.68 Setting Data Bands

Gambar 26.69 Identifikasi Section View Origin

227
Gambar 26.70 Multiple View Section

Gambar 26.71 Zoom In View Section


Maka sampai dengan tahapan ini bisa kit alihat bahwa software Civil 3D sangat membantu kita

di dalam merencanakan pembuatan kanal bersekat, mulai dari tahapan input data survey lapa-

ngan hingga pembuatan gambar kerja, perhitungan cut and fill dan lain sebagainya.

228
BAB 27

HYDRAFLOW EXPRESS EXTENSION

27.1 Apa Itu Hydrafow Express Extention ?

Hydraflow Express Extension adalah software ekstensi dari Autodesk Civil 3D yang berguna

untuk melakukan tugas perhitungan sehari-hari seperti desain gorong-gorong, saluran terbuka,

inlets dan bendung. Dengan hydra flow Express Extension memungkinkan kita untuk memper-

oleh hasil perhitungan secara cepat.

Secara default software Hydraflow Express Extension terinstall bersamaan dengan Auto-

cad Civil 3D. Berikut beberapa aplikasi yang ter install secara default pada Autocad Civil 3D :

• Hydraflow Storm Sewers Extension

• Hydraflow Hydrographs Extension

• Hydraflow Express Extension

Dan untuk mengisntall Hydraflow Extension pastikan beberapa opsi berikut terpilih pada saat

proses instalasi, sebagaimana di perlihatkan pada Gambar 28.1

Gambar 28.1 Pilihan Instalasi

229
27.2 Memulai Program Hydraflow Express

Selanjutnya untuk mempergunakan software Hydraflow Express maka kita lakukan klik pada

tab Analyze > Design Panel > Launch Express, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.2

Gambar 28.2 Akses Menu Launch Express

Sesaat akan muncul splash screen windows dan diikuti dengan tampilan awal program seba-

gaimana diperlihatkan pada Gambar 28.3 dan Gambar 28.4

Gambar 28.3 Splash Screen Hydraflow Express

230
Gambar 28.4 Tampilan Awal Hydraflow Express

Adapun keterangan untuk masing-masing tampilan awal dari Hydraflow Expres diatas adalah

sebagai berikut :

1 - Graph Type Buttons : Tombol untuk menampilkan grafik

2 - Graphic Toolbar

3 - Task Bar : Pilihan perhitungan pekerjaan

4 - Zoom Buttons : Tombol untuk membantu memperbesar tampilan.

5 - Graphic Display : Tampilan grafis untuk memudahkan pengisian data input.

6 - Results Grid : Grid ini berisikan numerik data output hasil perhitungan.

7 - Input Assist : Keterangan untuk data input yang sedang aktif.

8 - Input Grid : Area kerja ini mirip data entry pada program spreadsheet pada

umumnya yang cara mengisi cukup hanya mengetikkan nilai-nilainya saja.

231
27.3 Bekerja Dengan Unit

Autocad Civil 3D Hydraflow Express Extension telah di desain untuk bisa bekerja dengan sat-

uan unit United States maupun Sistem Internasional (SI). Seluruh input data yang dimasukkan

berdasarkan unit sistem yang sedang aktif, namun demikian kita bisa setiap saat berpindah ke

satuan unit yang lain dan secara otomatis program akan melakukan konversi angka kedalam

unit yang baru tersebut.

Untuk berpindah dari satu sitem unit ke sistem unit yang lainnya cukup dengan mengakses

tombol “Units” pada toolbar dengan pilihan U.S atau SI sebagaimana diperlihatkan pada Gam-

bar 28.5

Gambar 28.5 Setting Unit

232
27.4 Culvert

Culvert atau gorong-gorong bisa dengan mudah dimodelkan oleh software Hydraflow

Express Extension. Berbagai macam variasi culvert bisa di modelkan seperti kemiringan, pan-

jang, ukuran, bentuk lingkaran, persegi, elipse maupun lengkung.

Dengan beberapa parameter input, software akan secara cepat melakukan perhitungan yang

bisa kita manfaatkan hasil perhitungannya atau outputnya. Untuk penjelasan masing-masing

input dan output data bisa diakses melalui menu “help” pada jendela sisi kiri atas.

Berikut diberikan contoh penggunaan program untuk perhitungan Culvert sebagaima-

na diperlihatkan pada Gambar 28.6

Gambar 28.6 Input Data Culvert

233
Selanjutnya kita tekan tombol “RUN” untuk memerintahkan software melakukan perhi-

tungan, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.7

Gambar 28.7 Output Program

Untuk menampilkan Performance Curve dan Diagram, kita tinggal melakukan klik

pada tombol-tombol tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.8 dan Gambar 28.9

Gambar 28.8 Diagram

234
Gambar 28.9 Performance Curve
27.4.1 Menyimpan File

Apabila telah selesai di dalam pembuatan dan perhitungan, file bisa kita simpan file tersebut

yang nantinya bisa kita buka kembali. Adapun cara menyimpan file tinggal kita pilih tombol

“Save” dengan format *hxp dan selanjutnya kita berikan nama file dan folder penempatan yang

sesuai, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.10 dan Gambar 28.11

Gambar 28.10 Save File

235
Gambar 28.11 Penempatan File
27.4.1 Mencetak Laporan

Apabila menghendaki laporan hasil perhitungan maka kita bisa melakukan pencetakkan

hasil ke dalam plotter dengan melakukan klik pada icon plotter dan secara bergantian kita bisa

memilih “Report” dan “Result Grid”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.12 hingga

Gambar 28.15

Gambar 28.12 Penempatan File

236
Gambar 28.13 Pilih Plotter

Gambar 28.14 Summary Perhitungan

237
Gambar 28.15 Hasil Grid

238
Latihan #2

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan culvert dengan beberapa modifikasi parame-

ter dari culvert sebelumnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.16 dan Gambar 28.17

Gambar 28.16 Parameter Culvert

Gambar 28.17 Output Perhitungan

239
Latihan #3

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan culvert dengan beberapa modifikasi param-

eter dari culvert sebelumnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.18 hingga Gambar

28.19

Gambar 28.18 Parameter Culvert

Gambar 28.19 Output Perhitungan

240
Gambar 28.20 Output Perhitungan

241
Latihan #4

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan Culvert, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 28.21 hingga Gambar 28.22

Gambar 28.21 Parameter Culvert

Gambar 28.22 Output Perhitungan

242
Gambar 28.23 Diagram Culvert

243
Latihan #4

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan culvert, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 28.24 hingga Gambar 28.25

Gambar 28.24 Parameter Culvert

Gambar 28.25 Output Program

244
27.5 Channels

Channels adalah saluran dimana air mengalir melalui ruang yang terbuka atau langsung terkena

atmosphere. Contoh dari channel adalah bangunan irigasi, saluran air di pinggir jalan, selokan

dan lain sebagainya.

Untuk memodelkan channel ada 6 template yang sudah disediakan oleh Autocad Civil 3D se-

bagai berikut :

• Rectangular

• Triangular

• Trapezoidal

• Gutter

• Circular (Pipe)

• User-defined

Masing-masing menu template memiliki data input dan output, dan untuk penjelasan masing-

masing bisa diakses melalui menu “help” pada jendela sisi kiri atas.

Selanjutnya akan di tampilkan masing-masing bentuk template tersebut, sebagaimana diperli-

hatkan pada Gambar 28.26 hingga Gambar 28.31

Gambar 28.26 Rectangular Section

245
Gambar 28.27 Triangular Section

Gambar 28.28 Trapezoidal Section

246
Gambar 28.29 Gutter Section

Gambar 28.30 Pipe Section

247
Gambar 28.31 User Defined Section

248
Latihan #1

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan section type Gutter, sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 28.32 hingga Gambar 28.33

Gambar 28.32 Parameter Gutter

Gambar 28.33 Output Program

249
Selanjutnya akan diberikan contoh lain untuk perhitungan section type Gutter yaitu dengan

mengubah “Flow Rate” nya menjadi 5 cfs sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.34 dan

Gambar 28.35

Gambar 28.34 Parameter Gutter

Gambar 28.35 Output Program

250
Masih dari file yang sama kali ini kita naikkan “Flow Rate” nya menjadi 7 cfs sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 28.36 hingga Gambar 28.37

Gambar 28.36 Parameter Gutter

Gambar 28.37 Output Program

251
Latihan #2

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan type Triangular, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 28.38 dan Gambar 28.39

Gambar 28.38 Parameter Triangular

Gambar 28.39 Output Program

252
Latihan #3

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan type Trapezoidal, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 28.40 dan Gambar 28.41

Gambar 28.40 Parameter Trapezoidal

Gambar 28.41 Output Program

253
Latihan #4

Berikut diberikan contoh lain untuk perhitungan type Trapezoidal, sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 28.42 dan Gambar 28.43

Gambar 28.42 Parameter Trapezoidal

Gambar 28.43 Output Program

254
27.6 Inlets

Pada praktek sehari-hari, akan banyak ditemukan berbagai bentuk type dan konfigurasi dari

inlet. Dan software Hydraflow Express pada Civil 3D 2012 ini telah menyediakan 6 templates

yang siap untuk dipergunakan yaitu sebagai berikut :


• Curb Inlete

• Grate Inlete

• Drop Curb

• Combination Inlet

• Slotted Inlet

Untuk memilih template tersebut bisa langsung mengakses icon sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 28.44

Gambar 28.44 Icon Inlets

Dan berikut akan di tampilkan untuk masing-masing bentuk tersebut, sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 28.45 hingga Gambar 28.49

Gambar 28.45 Curb Inlet

255
Gambar 28.46 Grate Inlet

Gambar 28.47 Combination Inlet

256
Gambar 28.48 Drop Curb

Gambar 28.49 Slotted Inlet

257
Latihan #1

Berikut diberikan contoh untuk perhitungan inlet type Curb, sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 28.50 dan Gambar 28.51

Gambar 28.50 Parameter Curb

Gambar 28.51 Output Program

258
Selanjutnya diberikan contoh lain untuk perhitungan inlet type Curb dengan modifikasi pa-

rameter panjang (Length), sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.52 dan Gambar 28.53

Gambar 28.52 Parameter Curb

Gambar 28.53 Output Program

259
Selanjutnya diberikan contoh lain untuk perhitungan inlet type Curb dengan modifikasi pa-

rameter panjang (Length), tinggi bukaan (Throath Height) dan aliran rerata (Flow Rate), se-

bagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.54 dan Gambar 28.55

Gambar 28.54 Parameter Curb

Gambar 28.55 Output Program

260
27.7 Weirs

Weir (bendung) adalah bangunan penghalang yang melintang pada sebuah aliran. Se-

cara umum biasanya weir berbentuk persegi panjang (rectangular), namun saat ini ada banyak

type dari weir atau bendung ini. Pengguna Hydraflow Express Extension diberikan kemudahan

untuk memodelkan beberapa type weir tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

• Rectangular

• Compound

• Circular

• V-notch

• Trapezoidal

• Proportional

Untuk memilih dan berganti-ganti template tersebut bisa langsung mengakses icon sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 28.56. Sedangkan ilustrasi weirs diperlihatkan pada Gambar 28.57

Gambar 28.56 Icon Weirs

Gambar 28.57 Ilustrasi Weirs

261
Dan berikut akan di tampilkan untuk masing-masing bentuk tersebut, sebagaimana diperlihat-

kan pada Gambar 28.58 hingga Gambar 28.63

Gambar 28.58 Rectangular

Gambar 28.59 Compound

262
Gambar 28.60 Circular

Gambar 28.61 V Notch

263
Gambar 28.62 Trapezoidal

Gambar 28.63 Proporsional

264
Latihan #1

Berikut diberikan satu buah contoh untuk perhitungan weir type Proportional, sebagaimana

diperlihatkan pada Gambar 28.64 dan Gambar 28.65

Gambar 28.64 Parameter Weir

Gambar 28.65 Output Program

265
27.8 Hydrology

Hidrology memegang peranan penting dalam seluruh study hydrolika. Secara seder-

hana study hidrology adalah mempelajari hubungn aliran vs waktu. Dalam software Hydraflow

Express Extension, beberapa metode perhitungan hydrology telah tersedia, antara lain :

• Rational Method

• Modified Rational

• SCS Method atau yang sekarang dikenal sebagai National Resources Conservation Ser-

vices (NRCS)

Untuk penjelasan masing-masing input dan out put masing-masing metode, bisa dibaca pada

manual program dengan mengakses menu “help” pada sisi kiri atas layar.

Dan berikut ditampilkan parameter-parameter untuk masing-masing metode tersebut,

sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.66 hingga Gambar 28.65

Gambar 28.66 Rational Method

266
Gambar 28.67 Modified Rational

Gambar 28.68 SCS Method

267
Latihan #1

Berikut akan diberikan contoh untuk perhitungan hydrology dengan mempergunakan Metode

Rational, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.69 dan Gambar 28.70

Gambar 28.69 Parameter Input

Gambar 28.70 Output Program

268
Latihan #2

Berikut akan diberikan contoh untuk perhitungan hydrology dengan mempergunakan Metode

Modified Rational, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 28.71 dan Gambar 28.72

Gambar 28.71 Parameter Input

Gambar 28.72 Output Program

269
Untuk tool yang lain bisa di pelajari dari manual program dengan mengakses menu “help”

pada sisi kiri atas layar. Dan program Hydraflow Express Extension juga bisa dikolaborasikan

dengan program yang lain seperti Hydraflow Storm Sewers Extension dan Hydraflow Hy-

drograph Extension yang merupakan satu paket program yang terintegrasi di dalam software

Autocad Civil 3D.

270
271
275
TENTANG PENULIS

Edi Supriyanto
Lahir di Kebumen, Jawa Tengah dan selanjutnya menyelesaikan studinya pada Program Studi

Teknik Sipil Universitas Udayana Bali. Semenjak itu penulis telah banyak berkecimpung di

dalam dunia konstruksi baik untuk pembangunan gedung maupun pembangunan infrastruk-

tur, baik pada tahap desain maupun tahap supervisi lapangan.

Mempunyai minat yang besar terhadap dunia survey serta penguasaan software-software pop-

uler teknik sipil.

Kecintaannya untuk berbagi dituangkan dalam bentuk penulisan beberapa buku teknik, train-

ing software, baik untuk pribadi maupun perusahaan.

Penulis bisa dihubungi melalui :

Email : edi@supriyanto.web.id

Mobile : +6281338718071

Whatsapp : +6281338718071

276

Anda mungkin juga menyukai