Anda di halaman 1dari 36

ENTERPRISE ARCHITECTURE PT PERTAMINA

Dosen
Joosten, S.Kom., M.Eng.

OLEH
Ketua Kelompok : 172113071 - Terangta Ginting
Anggota : 172113012 - Aedy Christine Siburian
172113021 - Eka Wahyuni
172112971 - Jelita Febiola Purba
172110971 - Marhamah Tambunan
172111569 - Oktavia Rizkianti Pakpahan

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
MIKROSKIL
MEDAN
2020
a. Is information technology seen as a strategic asset?

Apakah teknologi informasi dipandang sebagai asset strategis?


PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT. Pertamina (Persero). PHE
mengelola portofolio bisnis minyak dan gas bumi melalui berbagai skema kemitraan, seperti
Joint Operating Body – Production Sharing Contract (JOB-PSC) dimana PHE bertindak sebagai
operator, Participating Interest (PI), dan juga kemitraan lainnya untuk mengoperasikan blok luar
negeri.
Arsitektur yang di pergunakan untuk anak perusahaan PT. Pertamina berbeda itu disebabkan
oleh proses bisnis dalam volume produksi minyak dan gas bumi sehingga mengakibatkan tidak
standarnya informasi yang dilaporkan oleh anak perusahaan PT Pertamina. Manajemen PT
Pertamina agar semua anak perusahaannya memiliki data dan arsitektur yang standart untuk
dapat memberikan informasi yang standart induk perusahaannya. sebagai perusahaan induk PT.
Pertamina memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam pengelolaan blok minyak dan gas
bumi, sehingga analisis dan pengambilan keputusan terhadap informasi yang disampaikan dapat
dilakukan dengan aktual.
Pengembangan Arsitektur Enterprise dapat meningkatkan dan mempermudah proses
perencanaan, kontrol, konsolidasi dan mempercepat pelaporan dan audit proses antara PT.
Pertamina sebagai perusahaan induk dengan anak perusahaannya. PT. Pertamina melakukan
proses pengembangan EA dapat dicapai secara logis (misi, fungsi bisnis, aliran informasi dan
lingkungan sistem) dan istilah teknis, serta melibatkan rencana berurutan untuk transisi dari
kondisi awal ke kondisi yang ditargetkan. Arsitektur aplikasi mencakup keterangan tentang
struktur dan interaksi aplikasi sebagai kumpulan yang menyediakan fungsi bisnis utama dan
mengelola aset data
b. Does an enterprise architecture program exist?

Apakah ada program arsitektur perusahaan?


Jawaban: Ada
PT. Pertamina Retail mengandung visi dan misi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
seluruh pengunjung dan mengutamakan kepuasan pengunjung. Oleh karena itu PT.
Pertamina Retail secara konsisten menjaga kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi
pelanggan dan pengunjung. Menggunakan DODAF framework diharapkan hubungan antar
organisasi didalam PT. Pertamina Retail dapat berkoordinasi dengan sesuai dengan batasan-
batasan yang telah ditetapkan dan menghindari terjadinya redudansi dan memanfaatkan
kegiatan operasional demi mencapai visi misi dan kemampuan bisnis yang maksimal
Department of Defense (DoD) Architectural Framework (DODAF) mendefinisikan sebuah
pendekatan untuk menyajikan menggambarkan dan membandingkan Department of Defense
(DoD) arsitektur yang diterapkan pada PT. Pertamina Retail. DODAF menggunakan prinsip-
prinsip umum untuk memastikan bahwa deskripsi arsitekur dapat dibandingkan dan
berhubungan dengan batas-batas organisasi, dengan melakukan analisis terhadap kegiatan
operasional untuk mencapai misi dan kemampuan bisnis didalam perusahaan secara
maksimal.
c. Are there gaps in business/technology performance that an enterprise architecture
program could help identify and correct?

Adakah kesenjangan dalam kinerja bisnis / teknologi yang dapat diidentifikasi dan
diperbaiki oleh program arsitektur perusahaan?

Jawaban : Ada.
Kesenjangan dalam kinerja bisnis / teknologi yang dapat diidentifikasi dan diperbaiki
oleh program arsitektur perusahaan yaitu :
- Perlu dilakukan standarisasi proses bisnis dan diterapkan otomatisasi berbasis TI yang
standar.
- Perlu dilakukan otomatisasi proses yang masih dilakukan secara manual.
- Perlu dilakukan formalisasi proses bisnis untuk pembangunan aplikasi dalam bentuk
implementasi Sistem Tata Kerja (Pedoman dan Prosedur).
a. What structural and cultural aspects should be captured by EA?
Aspek struktural dan budaya apa yang harus ditangkap oleh EA?

PT. Pertamina mulai melakukan pergeseran budaya (mengedepankan efisiensi dan cost
awareness, customer focus, support transformasi, openness to practice best practices dan
eksternal karyawan). Pertamina menanamkan nilai-nilai budaya yang memberikan gambaran
tentang organisasi dalam penerapan nilai-nilai pada keyakinan individu berkaitan dengan
komitmen yang tercermin dalam pola perilaku dalam organisasi. Nilai-nilai budaya berpotensi
mempengaruhi rasa komitmen organisasi individu, yang berisi sosialisasi yang dapat
diimplementasikan dalam cara berpikir dan berperilaku. Hal ini disebabkan organisasi rentan
terhadap perubahan yang menyebabkan resiko kehilangan sumber daya dan komitmen karyawan
dalam mendukung retorika budaya organisasi. Melakukan transformasi sosialisasi perubahan
budaya dalam organisasi, sejauh transformasi budaya organisasi mengarah pada kinerja yang
melebihi ekspektasi dalam organisasi.
Menurut jurnal yang dikutip oleh Wandrial (2012) dalam jurnal yang berjudul “Budaya
Organisasi (Organizational Culture), salah satu sumber keunggulan bersaing perusahaan di
tengah lingkungan yang selalu berubah” . Struktur dan budaya penting di dalam EA untuk
mencerminkan tujuan, proses, dan struktur organisasi yang paling mendasar yang mempengaruhi
pandangan arsitektur saat ini dan yang akan datang. Mengerti struktur dan budaya penting dalam
bekerja dengan stakeholder untuk mendapat dukungan mereka dan mengelola ekspektasi untuk
pengembangan dan implementasi program EA. Stakeholder adalah setiap orang yang sedang atau
akan dipengaruhi oleh sebuah program, proyek, aktivitas, atau sumber daya.
Struktur perusahaan yang dibangun dengan budaya inovasi yang meningkat, aktivitas
organisasi berdasarkan orientasi karyawan, dan memperhatikan setiap masalah penyebab yang
ditimbulkan karyawan membawa implikasi dan hubungan yang lebih baik merupakan efek
samping dari budaya perusahaan dan memberi ruang bagi karyawan untuk Inovasi dan dapat
mengakomodasi permasalahan yang ada.budaya perusahaan tidak berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja karyawan.
b. Who are the potential stakeholders in an EA program?
Siapa pemangku kepentingan potensial dalam program EA?
Pemangku kepentingan (stakeholder) adalah kelompok atau individu yang memiliki dampak
secara langsung atau pengaruh yang besar terhadap kegiatan bisnis pada Pertamina. Dengan
posisi yang begitu strategis, maka Perseroan berkomitmen untuk membangun hubungan yang
harmonis dengan segenap pemangku kepentingan, dan berupaya melibatkan mereka sesuai
dengan kompetensi masing – masing. Interaksi dengan pemangku kepentingan adalah proses
yang berlangsung setiap saat sebagai bagian dari pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
Dalam mengelola pemangku kepentingan, Stakeholder Relations dan Corporate Secretary serta
jajarannya di Unit Operasi, Area, Anak Perusahaan berperan sebagai pemangku kepentingan
yang terkait.
Adapun Pemangku Kepentingan (stakeholder) Pertamina adalah sebagai berikut :

No Stakeholder Fokus Utama Kategori


 Memiliki kekuatan yang tinggi, namun
minat tidak tinggi sehingga strategi
pengelolaan keterlibatannya
dikategorikan menjadi “Keep
Keep Satisfied
Satisfied”.
1 Manajemen Senior (Memastikan
 Visi, misi, tujuan strategis perusahaan,
kepuasan)
pencapaian KPI perusahaan, dan
bagaimana penerjemahannya ke dalam
proses yang efektif dan arsitektur TI
untuk memajukan bisnis.
 Terdiri dari Manajer dan Head
memiliki kekuatan dan minat yang
tinggi, sehingga strategi pengelolaan
keterlibatannya dikategorikan menjadi Key Players
2 Manajemen
“Key Players”. (Pemain Kunci)
 Tujuan strategis perusahaan,
pencapaian KPI departemen, dan
bagaimana aplikasi yang digunakan
dapat mendukung pelaksanaan proses
bisnis oleh fungsi – fungsi dalam
perusahaan.
 Pelaksana operasional memiliki
kekuatan yang rendah, namun minat
yang tinggi, sehingga strategi
Keep Informed
pengelolaan keterlibatannya
(Memastikan
3 Staf dikategorikan menjadi “Keep
terinformasi
Informed”.
dengan baik)
 Dukungan aplkasi dan infrastruktur TI
dalam pelaksanaan suatu proses bisnis
yang dijalankan oleh personel tersebut.
 Pengelola TI yang memiliki kekuatan
dan minat yang tinggi, sehingga strategi
pengelolaan keterlibatannya Key Players
4 Departemen ICT
dikategorikan menjadi “Key Players”. (Pemain Kunci)
 Pengelolaan dan Pengembangan SI/TI
Perusahaan.
c. What strategies for gaining stakeholder buy-in could be used?
Strategi apa untuk mendapatkan dukungan pemangku kepentingan yang dapat
digunakan?

PT. Pertamina dalam rangka membina hubungan dengan Stakeholder yaitu membuat sasaran
keputusan, membuat tujuan program, menentukan kebijakan atau aturan untuk menentukan
taktik, dan memutuskan strategi yang akan digunakan. PT. Pertamina membuat keputusan
mengenai suatu sasaran semua keputusan diserahkan kepada pimpinan perusahaan yang tujuan
utamanya menarik stakeholder agar tertarik untuk melakukan kerja sama bisnis dan mempunyai
beberapa identifikasi khalayak dalam proses pengelolaan terhadap stakeholder.
d. Relate strategies for managing change to various stakeholders.
Hubungkan strategi untuk mengelola perubahan dengan berbagai pemangku kepentingan.

Pengelolaan stakeholders diarahkan pada kepentingan bisnis perusahaan dengan memperhatikan


tanggung jawab sosial perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan lingkungan serta
memperhatikan skala prioritas dan saling menghargai (mutual respect) sehingga dapat tercapai
keseimbangan dan keharmonisan antara lain:
 dimensi bisnis yang berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) dan kepuasan
pelanggan
 dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial
perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja dan aspek
sosial kemasyarakatan
 dimensi lingkungan yang mengarahkan perusahaan untuk memperhatikan aspek
kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/lapangan usaha

Pengelolaan stakeholders didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,


responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran.
a. Areas of potential value that an EA program would provide
Area nilai operasional yang akan disediakan oleh program EA

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (IT GOVERNANCE)


1. Kebijakan umum
 Teknologi informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam
mendukung terciptanya produk atau jasa Perusahaan yang unggul dan kompetitif.
 Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek keuntungan berupa
pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi.
 Direksi menetapkan fungsi teknologi informasi yang bertanggung jawab untuk
mewujudkan rancangan menjadi konstruksi yang detail, bertindak sebagai konsultan
dengan melakukan komunikasi secara rutin dengan pihak pengguna (users), memfasilitasi
berlangsungnya pelatihan teknologi informasi, dibebaskan dari kegiatan pengadaan
barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan teknologi informasi.
 Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality
Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistem yang digunakan
dalam teknologi informasi telah berada pada kualitas dan tingkat layanan yang
diharapkan.
 Fungsi pemakai (user) menerapkan penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk
memastikan bahwa data/informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi telah berada
pada kualitas, kuantitas dan waktu yang diharapkan.
 Untuk memperoleh pemanfaatan yang aman dan optimal, fungsi teknologi informasi
harus menerapkan kendali-kendali terkait dengan aktivitas TI
b. Areas of potential risk to the implementation and acceptance of an EA program, and
strategies to mitigate those risks
Area resiko potensial untuk implemetasi dan penerimaan program EA, dan strategi untuk
memitigasi resiko tersebut

Resiko potensial yang terjadi pada PT. Pertamina berupa keuangan, berkurangnya personil
utama. Strategi untuk melakukan mitigasi resiko yaitu kondisi keuangan, perubahan teknologi
dan kemungkinan modernisasi proyek. Menyediakan aturan untuk mengidentifikasi untuk
memilih dan mengidentifikasi pencegahan adanya resiko, menyelaraskan resiko keinginan dan
strategi, mempertimbangkan risiko dalam mengevaluasi alternatif yang strategis, menentukan
objek-objek yang terkait dan mengembangkan mekanisme untuk mengelola resiko. Pengelolaan
dilakukan sebagai sebuah program yang memfasilitasi penyelarasan dan pengintegrasian
investasi teknologi dan proyek dengan apa yang diinginkan pihak manajemen . Arsitektur
enterprise diubah untuk menyesuaikan dengan perubahan yang ada dalam operasional dan
investasi dan disesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku, seperti adanya undang-undang dan
pembatasan anggaran.
c. How EA can help develop views of this business‟ strategic direction and goals; business
services; and supporting resources

Bagaimana EA dapat membantu mengembangkan pandangan tentang arah dan sasaran


strategi bisnis ini; layanan bisnis; dan sumber daya pendukung
EA akan memastikan bahwa tujuan bisnis sejalan dengan aspek teknisnya. EA dapat berbicara
dengan ahli teknis dan pemangku kepentingan, menerapkan pendekatan lengkap untuk
menciptakan solusi yang akan membantu bisnis mencapai tujuannya.
Tujuan bisnis PT. Pertamina adalah untuk mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien serta memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Salah satu panduan bagi PT. Pertamina untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut adalah
Prinsip Tata Kelola Perusahaan atau dikenal dengan istilah Good Corporate Governance (GCG).
Penerapan GCG secara konsisten diharapkan dapat memacu perkembangan bisnis, akuntabilitas
dan mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang tanpa mengabaikan kepentingan
Stakeholders lainnya, yang pada akhirnya akan memberikan nilai lebih bagi perusahaan untuk
bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.
Adapun tujuan penerapan GCG yaitu:
1. Memaksimalkan nilai Perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran dalam
pelaksanaan kegiatan Perusahaan.
2. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri.
3. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang didasarkan
pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Stakeholders.
a. The phases and steps of an appropriate EA implementation methodology.

Tahapan dan langkah dari metodologi implementasi EA yang sesuai.


Suatu metodologi implementasi EA sangat mempengaruhi kelebihan dan kekurangan dari
suatu metodologi implementasi EA sangat mempengaruhi pemilihan metodologi yang sesuai
untuk proyek EA. Pada pengimplementasi EA pada PT. Pertamina menggunakan framework
TOGAF karena memiliki nilai yang paling tinggi untuk seluruh aspek yang ada, namun
framework tersebut perlu menurunkan kompleksitas dari proses dan pemodelannya. Adapun
tahapan dalam metodologi TOGAF yang digunakan, yaitu :
1. Fase Preliminary
Dalam fase ini dilakukan pendefinisian bagaimana mengenai Enterprise Architecture
yang ada saat ini. Pada fase ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu :
- Mengidentifikasi profil PT. Pertamina Indonesia
- Mengidentifikasi visi dan misi PT. Pertamina Indonesia
- Melakukan analisis value chain
Tools yang digunakan dalam fase ini yaitu value chain.

2. Fase Visi Arsitektur


Fase ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya
perencanaan strategi sistem nformasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang
dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang
dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip dan identifikasi yang sudah dirancang pada
fase preliminary. Pada fase ini dilakukan beberapa tahap untuk menentukan visi
arsitektur, yaitu :
- Mengidentifikasi stakeholder
- Mengidentifikasi tujuan bisnis dengan driver
- Mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis
Tools yang digunakan dalam fase ini adalah stakeholder view, dan principle view.
3. Fase Arsitektur Bisnis
Pada fase ini dimulai dari proses, fungsi, dan aktivtas yang diinginkan berdasarkan
kegiatan bisnis pada perusahaan yang sudah didefinisikan pada fase visi arsitektur. Pada
fase ini dilakukan beberapa tahap, yaitu :
- Baseline Architecture
a. Menjabarkan kondisi sistem yang berjalan dengan menggunakan flowchart
b. Menjabarkan struktur organisas pada PT. Pertamina Indonesia
- Target Architecture
a. Menjabarkan fungsi bisnis dengan menggunakan ArchiMate
b. Menjabarkan layanan bisnis dengan menggunakan ArchiMate
c. Menjabarkan proses bisnis dengan menggunakan ArchiMate
d. Membuat struktur organisasi usulan dengan menggunakan ArchiMate
Tools yang digunakan pada fase ini adalah flowchart dan diagram dari ArchiMate.

4. Fase Arsitektur Sistem Informasi


Fase ini memiliki dua domain yang mendefinisikan hasil keluaran dari arsitektur bisnis
yang telah dibuat, yaitu arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Fase ini menggunakan
bagaiman arsitektur sistem informasi dibangun dan akan digunakan oleh PT. Pertamina
Indonesia.
- Arsitektur Data
Arsitektur ini dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh komponen data yang akan
digunakan oleh aplikasi yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh PT.
Pertamina Indonesia.
Tools yang digunakan pada fase ini adalah information structure viewpoint.
- Arsitektur Aplikasi
Arsitektur ini digunakan untuk merancang suatu aplikasi yang telah direncanakan
pada arsitektur bisnis. Fase ini dilakukan dengan mengidentifikasi jenis aplikasi yang
dibutuhkan untuk mendukung aktifitas pada PT. Pertamina Indonesia, serta membuat
rancangan arsitektur aplikasi.
Tools yang diunakan pada fase ini adalah application usage viewpoint, application
co-operation viewpoint, dan application behavior viewpoint.
5. Fase Arsitektur Teknologi
Fase arsitektur teknoloi menggambarkan struktur teknologi yang dibutuhkan perusahaan
untuk menunjang operasional aplikasi yang sudah dimodelkan pada fase sebelumnya.

6. Fase Peluang dan Solusi


Pada fase ini dibuat berdasarkan hasil dari fase preliminary, arsitektur visi, arsitektur
bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi. Pada fase ini, diuraikan hasil
analisis gap. Langkah – langkah yang dilakukan pada fase ini adalah :
- Mengevaluasi model perencanaan strategis yang telah dibuat pada fase arsitektur
bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi menggunakan matriks
analisis gap.
Tools yang digunakan pada fase ini adalah matriks analisis gap.
b. The way that EA stakeholder support will be obtained.

Cara mendapatkan dukungan dari stakeholdres EA


Keberhasilan PT Pertamina salah satunya karena dukungan dari stakeholder. PT Pertamina
menyelenggarakan dan menjamin kelangsungan hubungan dan komunikasi dengan para
stakeholders untuk mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan citra perusahaan yang
baik. PT Pertamina berpendapat bahwa pengelolaan stakeholders merupakan salah satu kunci
untuk mendapat dukungan publik terhadap kebijakan yang diambil perusahaan. Pengelolaan
stakeholders diarahkan pada kepentingan bisnis perusahaan dengan memperhatikan tanggung
jawab sosial perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan lingkungan serta memperhatikan
skala prioritas dan saling menghargai (mutual respect) sehingga tercapai keseimbangan dan
keharmonisan antara:
 Dimensi bisnis yang berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) dan kepuasan
pelanggan,
 Dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial
perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja dan aspek
sosial kemasyarakatan,
 Dimensi lingkungan yang mengarahkan perusahaan untuk memperhatikan aspek
kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/lapangan usaha

Pengelolaan stakeholders didasarkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas,


responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran. Penghubung antara perusahaan dengan
Stakeholders adalah Sekretaris Perseroan atau bidang Humas untuk Unit/Daerah atau Pejabat
lain yang ditunjuk berdasarkan ketentuan yang berlaku.
c. The recommended schedule for updating the EA.

Jadwal yang direkomendasikan untuk memperbaharui EA yaitu :


1. Melakukan Pemeliharaan
Pemeliharaan EA harus dipenuhi dalam struktur peraturan dan mekanisme kendali
konfigurasi di PT.Pertamina. Tim inti arsitektur secara periodic menilai dan
menyelaraskan EA dengan perubahan praktik bisnis dan menerapkan teknologi. Oleh
karena itu EA harus tetap diselaraskan dengan proyek yang modernisasi. Fungsi dari
memelihara EA ini dibuat untuk melihat jika EA tidak sesuai dengan kondisi terkini, maka
EA akan segera menjadi sesuatu yang tidak berguna. Jika kondisinya seperti itu
PT.Pertamina akan terbatasi kemampuannya dalam mencapai visi dan misinya. Sehingga
EA harus diperbaharui dari perubahan berkelanjutan dalam fungsi bisnis dan teknologi
pada PT.Pertamina dan dalam peralihan, mendukung perencanaan modal dan manajemen
investasi dalam rangka memelihara dari perubahan tersebut.
Secara berkelanjutan, khususnya dalam hubunganya dengan EA harus ditinjau ulang dan
dipastikan:
 Baseline architecture secara akurat harus dapat merefleksikan status infrastruktur
TI terkini.
 Target architecture secara akurat harus dapat merefleksikan visi pada
PT.Pertaamina dan teknologi yang sesuai.
 Sequencing Plan merefleksikan prioritas perusahaan yang berlaku dan sumber
daya yang secara nyata tersedia.
 Penilaian harus menghasilkan pembaharuan terhadap EA dan perubahan sesuai
dengan proyek.
2. Melakukan pengawasan dan pengaturan program EA secara berkelanjutan
Tujuan dari pengawasan dan pengaturan EA ini untuk memastikan praktik pengembangan
EA, penerapan, dan pemeliharaannya berada dalam jalurnya. Pengawasan dan pengaturan
dilaksanakan secara berkelanjutan, fungsi ini terus menerus dilakukan melalui proses
pembaharuan EA.
d. List examples of documentation from the enterprise that would be appropriate at each of
the five functional levels. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework)
Buat daftar contoh dokumentasi dari perusahaan yang akan sesuai di masing-masing lima
tingkat fungsional. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework)
1. Goals and initiatives
PT.Pertamina mempertahankan dan meningkatkan produksi migas, efisiensi pengelolaan
produksi eksisting (maintain base production) dan efisiensi biaya pengangkatan migas
dengan parameter utama kinerja produksi migas, biaya produksi, sisa cadangan P1 migas

2. Product and Services


 Pengelolaan setiap kegiatan perawatan, perbaikan dan modifikasi fasilitas, optimasi
produksi, operasional pengembangan (infill development drilling dan wellworks),
kegiatan shut down terencana, minimalisir shut down tidak terencana dan penentuan
profil produksi melalui Quarterly Production Improvement Forum (QPIF) dan proses
tracking setiap mingguan.
 Pengelolaan kompetensi pekerja operasi & produksi guna memastikan kompetensi teknis
setiap pekerja melalui serangkaian proses penentuan job profile, program pelatihan,
pengembangan kompetensi, penilaian kompetensi dan evaluasi umpan balik.
 Penerapan Enterprise Asset Management System (EAMS) untuk mengatur kegiatan
preventive dan corrective actions dalam merawat peralatan di lapangan.
 Sistem Sinergi Optimalisasi Produksi (SSOP) dan Maximize Oil Recovery Effort
(MORE).
 Penyelenggaraan Rapat TCM-OCM dan special workshop dengan partner.

3. Data and information


PHE menerapkan kebijakan struktur modal dengan memperkuat Ekuitas Perusahaan.
Perubahan struktur modal dilakukan guna mendukung pengembangan usaha. Tidak ada
dasar pemilihan kebijakan manajemen atas struktur modal. PHE menerapkan tiga strategi
utama untuk memastikan keberlanjutan bisnis di masa mendatang, sekaligus menciptakan
keunggulan dan siap menghadapi persaingan global. Tiga strategi utama dijabarkan
dalam tiga langkah strategis sehingga kesinambungan bisnis akan meningkatkan nilai
tambah bagi Pemegang Saham dan pemangku kepentingan lain.
4. Systems and Applications
 Dukungan dari pekerja untuk melakukan pengembangan / inovasi /perubahan sistem yang
sudah biasa dilakukan
 Dukungan dari mitra untuk melakukan pengembangan / inovasi, termasuk perbedaan strategi
bisnis dan /atau nilai keekonomian dari kegiatan tersebut
 Ketersediaan teknologi tepat guna yang mendukung pengembangan/inovasi sistem yang layak
secara keekonomian

5. Network Infrastructure
Pertamina Hulu Energi (PHE) mengelola dan mengembangkan portofolio atas seluruh
Anak Perusahaan, Perusahaan Patungan dan Perusahaan Afiliasi yang bergerak di dalam
usaha hulu dan kegiatan usaha hilir
e. List examples of documentation from the enterprise that would be appropriate for
the three common planning threads. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework)
Sebutkan contoh dokumentasi dari perusahaan yang akan sesuai untuk ketiganya benang
perencanaan umum. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework

Dokumentasi EA mencakup "utas" aktivitas umum yang meliputi semua tingkat kerangka
kerja. Utas ini mencakup security (keamanan), standards (standar), dan skills
(keterampilan).
- Security (Keamanan)
PT.Pertamina membuat penyusunan kebijakan dan penerapan keamanan data/informasi
sesuai yang meliputi keamanan data, perangkat teknologi infrastruktur dan sistem serta
seluruh proses terkait dengan pengelolaan informasi seperti:
1) Pertukaran data yang bersifat rahasia melalui jaringan publik harus menggunakan
teknik enkripsi.
2) Pengaturan pengamanan pada sistem yang didalamnya terdapat data/informasi yang
digunakan dan dapat diakses antar fungsi perusahaan.
3) Sosialisasi secara berkala ke seluruh personel untuk membangun kesadaran mengenai
keamanan data/informasi.

- Standards (Standar)
Sejalan dengan misi untuk menjadi perusahaan pelumas kelas dunia, PT.Pertamina
dengan berbagai produk unggulannya, berkomitmen untuk selalu memberikan produk
dengan kualitas terbaik untuk konsumen di berbagai segmen di Indonesia maupun luar
negeri. Hal tersebut dibuktikan dengan upaya Pertamina dalam mendaftarkan produk-
produknya ke Balai Sertifikasi Industri (BSI) untuk memperoleh SPPT SNI (Sertifikasi
Produk Penggunaan Tanda SNI) dimana perusahaan berhak untuk mencantumkan logo
SNI (Standar Nasional Indonesia) pada setiap kemasan produknya. Standar produksi
PT.Pertamina adalah Standar Internasional ISO 9001 : 2008, ISO 14001 : 2004, dan
ISO/IEC 17025 : 2008. Formula pelumas mengacu pada standar American Petroleum
Institute (API) dan telah mencapai standar tertinggi API-SN untuk Passanger Car Motor
Oil dan API-CJ untuk Commersial Diesel Oil.
PT.Pertamina melakukan evaluasi manajemen mutu yang sesuai dengan standar
internasional, dengan tujuan untuk :
1) Mengetahui posisi/tingkat kinerja yang telah dicapai dibandingkan dengan target dan
benchmark.
2) Mendapatkan peluang-peluang yang masih dapat ditingkatkan (Opportunities for
Improvement).
3) Memperoleh umpan balik untuk meningkatkan kinerja.
4) Mendorong peningkatan kinerja Perusahaan.

Evaluasi dilakukan oleh assessor melalui on desk review dan on site visit untuk
mendapatkan penilaian yang dituangkan dalam laporan umpan balik (Feedback Report).
Untuk mencapai tingkat efektivitas yang baik dalam rangka peningkatan kinerja,
PT.Pertamina menerapkan mekanisme tindak lanjut yang berkesinambungan dari Direksi
dan jajaran manajemen atas laporan umpan balik (Feedback Report).

- Skills (Keterampilan)
Pengelolaan sumber daya manusia di PT. Pertamina sangat baik dengan menempatkan
budaya organisasi sebagai ciri, nilai atau norma atas perilaku dalam berorganisasi.
Budaya organisasi PT.Pertamina menjadi dasar bagi karyawan yang berimplikasi pada
motivasi kerja. Efek dari motivasi ini adalah kinerja karyawan dan organisasi yang
meningkat. Budaya organisasi yang dibangun di PT.Pertamina yaitu dengan
meningkatkan budaya inovasi, aktivitas organisasi berorientasi pada karyawan dan juga
memperhatikan permasalahan yang ada dengan baik membawa implikasi ketenangan dan
kinerja karyawan.

PT.Pertamina juga memberikan motivasi kepada karyawannya berupa pemberian


penghargaan, kesempatan berprestasi, kesempatan berkarir, pemberian imbalan/insentif,
kesempatan maju dan berkembang, kesempatan promosi, upah, dan keamanan kerja, yang
dapat meningkatkan kinerja karyawan.
f. List examples of documentation from the enterprise that would illustrate Lines of
Business. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework)
Buat daftar contoh dokumentasi dari perusahaan yang akan menggambarkan Lines of
Business. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework)

Pada PT.Pertamina untuk menurunkan resiko dan meningkatkan efisiensi, metode


implementasi yang bertahap, kerangka EA dibagi menjadi Line of Business. Pada setiap Line of
Business memiliki sub-arsitektur lengkap yang mencakup keseluruhan lima tingkat level hirarki
dalam kerangka kerja EA3. Komponen EA dapat berubah, proses, standar, dan sumber daya
yang dapat diperluas ke dalam suatu Line of Business yang spesifik. Contoh dari komponen-
komponen ini termasuk tujuan dan inisiatif strategis, produk bisnis dan pelayanan, arus
informasi, knowledge warehouses, dan objek data sistem informasi, aplikasi software, program
enterprise resource, dan web sites, suara, data, dan jaringan video, dan infrastruktur pendukung
termasuk bangunan, ruang server.
Cube documentation framework adalah framework yang didokumentasikan dalam
mengidentifikasi scope arsitektur yang akan dikembangkan dan membangun hubungan antar area
arsitektur. Layer pada framework dibentuk hirarki sehingga sub arsitektur yang berbeda memiliki
relasi satu sama lain. Cube documentation framework menjadi tools bagi stakeholder untuk
memahami fungsi utama dalam mengelola dan merencanakan sumber daya IT dan dokumentasi
arsitektur enterprise. Stakeholder dapat mengetahui melalui 5 layer pada cube yang menjelaskan
5 komponen perencanaan strategi. Cube framework ini membantu manajemen dalam
merencanakan strategi dengan menggunakan EA
1. Goals and Initiative

Kerangka kerja EA mengidentifikasi arah strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan dan
memberikan gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa TI akan membuat dalam mencapai
tujuan-tujuan ini. Perencanaan strategis dimulai dengan pernyataan yang jelas, tujuan perusahaan
dan juga misinya. Dilengkapi dengan sebuah pernyataan singkat dari visi untuk sukses.
2. Product and Services

Tingkat kedua dari kerangka kerja EA mengidentifikasi produk bisnis layanan dari perusahaan
dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut. Istilah “product services” adalah
digunakan untuk proses dan prosedur yang mencapai misi dan tujuan perusahaan, apakah itu
adalah untuk bersaing di sektor swasta, menyediakan layanan publik, mendidik, memberikan
layanan medis, atau memberikan kemampuan pertahanan. Perencanaan strategis membantu
untuk mengarahkan dan memprioritaskan layanan berbagai bisnis dan
kegiatan pengiriman produk dalam suatu perusahaan untuk memastikan bahwa mereka secara
kolektif bergerak dalam arah strategis yang ditetapkan dalam Rencana Strategis
3. Data and Information

Tingkat ketiga dari kerangka kerja EA dimaksudkan untuk mendokumentasikan bagaimana


informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana masa depan arus informasi
akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui dokumen strategi TI yang mengikat ke
Rencana Strategis perusahaan dan Rencana Bisnis.
4. System and Application

Pada cube dapat dilihat bahwa Goals & Initiative berada di tingkatan atas, lines of business ada
di tengah dan infrastruktur IT ada di tingkatan bawah. Line Of Business EA Cube Framework
sebuah tools untuk mendokumentasikan, current arsitektur perusahaan PT Pertamina dan future
arsitektur
5. Network and Infrastructure

Tingkat kelima dan bawah kerangka EA dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan
pandangan saat ini dan masa depan suara, data, dan video jaringan perusahaan yang digunakan
untuk sistem host, aplikasi, website, dan database. Tingkat ini juga mendokumentasikan
infrastruktur perusahaan (misalnya bangunan, ruang server, modal, peralatan). LAN (Local Area
Network), WAN (Wide Area Network), SANS (Systems Application Network), intranet, extranet,
jaringan wireless semua terorganisir dan didokumentasikan pada tingkat ini sehingga desain
yang efisien dapat diimplementasikan melalui arsitektur masa depan yang mengurangi duplikasi,
meningkatkan biaya dan efisiensi kinerja, dan mempromosikan ketersediaan dan survivabilitas.
f. List examples of documentation from the enterprise that would illustrate crosscutting and
vertical EA components. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework)
Buat daftar contoh dokumentasi dari perusahaan yang akan mengilustrasikan komponen
lintas sektor dan vertical EA. (jika diimplementasikan ke EA3 Cube Framework)

Pada PT Pertamina komponen horisontal adalah tujuan, proses, program, atau sumber
daya yang melayani beberapa lini bisnis. Contoh termasuk sistem dukungan email dan
administrasi yang melayani seluruh PT Pertamina. Metode dokumentasi EA harus mencakup
kerangka EA dokumentasi dan metodologi implementasi yang mendukung terciptanya
pandangan arsitektur saat ini dan masa depan, serta pengembangan rencana pengelolaan EA
untuk mengelola transisi perusahaan itu dari arsitektur saat ini ke arsitektur masa depan.

Framework EA3 Cube merupakan framework umum yang digunakan untuk sektor publik,
komponen-komponen EA3 cube :
1. Layer Goals & Initiative, identifikasi dari statement visi dan misi perusahaan, primary
goal, strategic goal.
2. Product & Service, diidentifikasi dari menjawab pertanyaan seperti aktivitas spesifik apa
saja di setiap line of business, produk apa saja yang dihasilkan pada tiap line of business,
apakah layanan bisnis atau proses manufaktur perlu di improve atau re-engineering
sebelum menjadi bagian dari arsitektur yg akan datang
3. Data & information, diidentifikasi dengan menjawab aliran informasi apa saja yang
diperlukan dalam area aktifitas agar sukses, bagaimana aliran informasi ini bisa
disatukan, efisien, akurat, dan aman, bagaimana data akan berguna menjadi informasi dan
knowledge
4. System & Application, diidentifikasi dengan menjawab teknologi, sistem, dan aplikasi
apakah yang dibutuhkan untuk di bangun dan untuk menyimpan data, informasi dan
knowledge layanan bisnis yang dibutuhkan, bagaimana semua aplikasi dan teknologi bisa
bekerja bersama saat dibutuhkan
5. Network & Infrastructure, diidentifikasi dgn menjawab bagaimana network bisa
diintegrasikan agar efisien dan efektif, infrastruktur apa saja yang dibutuhkan untuk
mendukung sistem
1. Membuat Strategic Artifacts level dari perusahaan PT.Pertamina

Mission Statement

Menjalankan usaha inti minyak, gas dan bahan bakar nabati secara terintegrasi,
berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

Vision Statement

Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia serta perusahaan yang unggul, maju
dan terpandang (To be a respected leading company).
Strategic Plan

Strategic Goal :
Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan
efisien.

Intended Outcome (s)


Initiative 1-1 IT Component: Performance
Menyelenggarakan usaha di Perangkat Keras (Hardware) Measure(s)
bidang minyak dan gas yaitu : Tingkatkan produktivitas

bumi beserta hasil olahan PC Work Station karyawan sebesar 29

dan turunannya. Server persen.

LAN

Printer

Perangkat Lunak (Software)


yaitu :
 
 MySAP
 
Web P2P

eProc

e-Auction

Initiative 1-2 IT Component Performance


Membangun sinergi di Perangkat Keras (Hardware) Measure(s)
antara Pertamina Group yaitu : Membuahkan hasil yang

yaitu terdiri dari PT. PC Work Station cukup baik, di mana

Pertamina (Persero) dan Server memiliki peningkatan

anak perusahaannya baik LAN value creation sebanyak

yang bergerak di usaha Printer 4 persen dari tahun
hulu, migas, dan hilir sebelumnya.
migas. Perangkat Lunak (Software)
yaitu :

MySAP

Web P2P

eProc

e-Auction

Initiative 1-3 IT Component Performance


Menurunkan integrated port Perangkat Keras (Hardware) Measure(s)
time untuk menurunkan yaitu : Memerlukan kinerja

beban pokok penjualan. PC Work Station operasional secara

Server keseluruhan yang

LAN menunjukkan tren

Printer positif. Pertamina
mencatat volume
Perangkat Lunak (Software) penjualan seluruh produk
yaitu : sebesar 6,9 juta kiloliter

MySAP (KL) atau meningkat

Web P2P lima persen.

eProc

e-Auction

Strategic Goal :
Memberikan kontribusi
dalam meningkatkan
kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
Intended Outcome (s)
Initiative 2-1 IT Component Performance
Melaksanakan pengusahaan Perangkat Keras (Hardware) Measure(s)
dan pemasaran Liquified yaitu :

Natural Gas (LNG) dan PC Work Station Tingkatkan jumlah

produk lain yang dihasilkan Server pasokan gas alam

dari kilang LNG. LAN sebesar 25 persen.

Printer

Perangkat Lunak (Software)


yaitu :

MySAP

Web P2P

eProc

e-Auction

Initiative 2-2 IT Component Performance


Membuat program Bumi Measure(s)
Kreatif Agar Makmur yang Perangkat Keras (Hardware)
mempunyai fokus usaha yaitu : Tingkatkan

dalam pengelolaan usaha PC Work Station perekonomian nasional

pakan. Diharapkan ke Server sebanyak 7,44 persen.

depannya Bumi Agar LAN

Makmur dapat menjadi unit Printer
usaha koperasi yang sukses
sehingga memberikan Perangkat Lunak (Software)
dampak positif bagi yaitu :

masyarakat baik dari segi MySAP

ekonomi, sosial maupun Web P2P

lingkungan. eProc

e-Auction

Initiative 2-3 IT Component Performance


Menyalurkan Program Measure(s)
Corporate Social Perangkat Keras (Hardware)
Responsibility (CSR) untuk yaitu : Membuah hasil yang

Bidang Pemberdayaan PC Work Station baik, di mana rasio

Ekonomi bagi masyarakat Server kewirausahaan melonjak

berupa bank sampah, modal LAN menjadi 3,1 persen

usaha, revitalisasi posyandu Printer
berupa perlengkapan dan
pendampingan yang Perangkat Lunak (Software)
bertujuan untuk yaitu :

meningkatkan taraf MySAP

ekonomi masyarakat. Web P2P

eProc

e-Auction

IT Implementation and Support Strategy


Implementasi pengelolaan IT pada PT. Pertamina dilakukan melalui beberapa tahapan
dan proses. Tahapan tersebut adalah tahap pra-implementasi, tahap implementasi dan
tahap pengembangan. Kegiatan – kegiatan yang termasuk dalam tahap implementasi
yaitu :
1. Perencanaan yang matang.
2. Pelatihan dan pengembangan SDM.
3. Pembakuan atau standardisasi mutu layanan.
4. Evaluasi dan pengendalian sistem.
5. Penerapan sistem penanganan darurat (disaster recovery planning atau contingency
planning).

2. Dari setiap level ada beberapa EA Artifacts, Silahkan pilih 2 (harus beda level),
sertakan contoh dan jelaskan secara singkat artifact yang dipilih.

1) Level Goals and Initiatives

EA Artifacts yang dipilih : SWOT Analysis

SWOT merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities


(O), dan Threats (T). Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT yang menjelaskan bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir
adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT PT.Pertamina (Persero)
A. Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT.Pertamina (Persero) yaitu:
1. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi.
Produk dari PT.Pertamina sudah memiliki pengakuan dari dunia
internasional. Diantaranya produk oli dari Pertamina yang sudah memiliki
sertifikat ISO.
2. Memiliki pelayanan yang baik.
Untuk pelayanan, PT. Pertamina sudah dapat mendistribusikan produknya ke
seluruh penjuru Indonesia bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil.
3. Sumber daya manusia yang handal.
SDM di PT.Pertamina merupakan orang-orang yang sudah profesional di
bidangnya. Memiliki kemampuan dan pengalaman yang sudah teruji. Selain
itu pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia bisnis banyak
diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
kemampuannya.
4. Pengalaman di bidang migas.
PT.Pertamina sudah bergerak di bidang migas di Indonesia sejak tahun 1968.
Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang migas, faktor ini dapat
menjadi salah satu nilai tambah. Pengalaman dan pengakuan dari dunia
internasional berhubungan dengan dunia migas menjadikan Pertamina cukup
disegani di bidang migas.
5. Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi.
Teknologi informasi di PT.Pertamina sudah terintegrasi dan mendukung
proses bisnis perusahaan.

B. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT.Pertamina (Persero) yaitu :
1. Kurangnya modal.
Kendala yang dihadapi PT.Pertamina saat ini adalah kurangnya modal dalam
melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sehingga
pihak manajemen membangun kerjasama dengan pihak asing.
2. Masalah birokrasi yang menghambat kinerja.
Birokrasi yang terlalu rumit menghambat proses pengambilan keputusan
karena terlalu banyak waktu yang terbuang untuk menjalankan suatu
keputusan.
3. Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan.
Sumber daya manusia di PT.Pertamina banyak yang penempatan dan
penggunaannya tidak maksimal sehingga mengurangi efektifitas dan efisiensi
perusahaan.
4. Kurangnya jumlah armada pengangkut barang.
Peningkatan permintaan pasar yang membutuhkan arus distribusi barang yang
tinggi dapat terhambat karena kurangnya jumlah armada pengangkut barang
yang ada saat ini.

C. Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT.Pertamina (Persero) yaitu :
1. Pasar bisnis yang masih tinggi.
Penggunaan migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dunia saat
ini membuat permintaan akan produk tetap tinggi walaupun terjadi kenaikan
harga.
2. Harga jual yang murah.
PT.Pertamina dapat menjual BBM dengan harga murah karena pemanfaatan
dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan Pertamina sebagai salah
satu kesempatan untuk menguasai pasar migas di Indonesia.
3. Sumber daya migas yang masih cukup tinggi.
Sumber cadangan migas yang tersedia di Indonesia masih cukup banyak
yang belum tereksplorasi. Cadangan minyak ini dapat digunakan
PT.Pertamina untuk meningkatkan penjualan dalam memenuhi permintaan
pasar.
4. Sebagai Pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM).
PT.Pertamina memiliki kesempatan untuk mengubah pelayanan yang kurang
baik dan mengubah image konsumennya menjadi konsumen yang memiliki
loyalitas tinggi pada PT.Pertamina.

D. Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT.Pertamina (Persero) yaitu :
1. Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM.
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM,
cakupan pasar PT.Pertamina dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi
berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan PT.Pertamina menjadi berkurang.
2. Semakin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di
wilayah Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di Indonesia terkadang
mempunyai dana dan peralatan yang lebih bagus dibandingkan
PT.Pertamina. Hal ini akan menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya
akan cadangan minyak akhirnya dikelola oleh pihak swasta.
3. Pengaruh Intervensi.
PT.Pertamina merupakan perusahaan multi internasional yang mempunyai
pengaruh-pengaruh intervensi khususnya pada posisi manajemen strategis
seperti dewan komisaris. Intervensi ini menyebabkan terbatasnya ruang
gerak manajemen untuk menentukan kebijakan yang akan diambil.
4. Pasar bebas.
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di bidang
migas diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di wilayah
Indonesia. Hal ini akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.

2) Level Data and Information


EA Artifacts yang dipilih : Knowledge Management Plan
Knowledge Management adalah metode yang dipakai suatu organisasi
untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan dan mendistribusikan
pengetahuan yang digunakan dan dipelajari kembali demi keberhasilan organisasi
dalam proses mencapai tujuan. Diharapkan seluruh lapisan dalam organisasi akan
menyerap dengan mudah pengetahuan dan wawasan mengenai bisnis atau operasi
organisasi agar organisasi tersebut mampu berkesinambungan dalam
mempertahankan dan menjalankan prosesnya. Knowledge Management
melibatkan 3 faktor utama yaitu people, process dan technology.

Penerapan Knowledge Management Plan pada PT. Pertamina


PT. Pertamina memiliki keunggulan dalam mengembangkan budaya
perusahaan berbasis pengetahuan, inovasi atau menghasilkan produk atau jasa
berbasis pengetahuan, memaksimalkan modal intelektual perusahaan, dan
knowledge sharing atau menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan
secara kolaboratif.

Budaya berbasis pengetahuan pada PT. Pertamina berdasarkan visi-misi


perusahaan, yaitu „Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia‟. Untuk
mengembangkan energi selain minyak dan gas, PT. Pertamina harus memiliki
pengetahuan terlebih dahulu mengenai energi lain seperti energi panas bumi, Coal
Bed Methane (CBM), sehingga Knowledge Management memainkan peran
penting. Knowledge Management pertama kali diterapkan PT. Pertamina pada
tahun 2008 yang dikelola oleh Tim Knowledge Management Pertamina
(KOMET). Dengan bertumpu pada empat komponen yang berperan dalam
strategi perubahan, yaitu pedoman, infrastruktur, people dan kepemimpinan.

PT. Pertamina menciptakan sistem pengelolaan program inovasi melalui


kegiatan Continuous Improvement Program (CIP) dengan menerapkan prinsip
Delapan Langkah Tujuh Alat (DELTA) dan Plan-Do-Check-Action (PDCA) .
Pengelolaan CIP dilakukan oleh person in charge (PIC) dengan kegiatannya yang
terdiri dari pelatihan CIP, rencana pelaksanaan Forum Presentasi, hingga
pelaksanaan audit CIP. Pada setiap tahunnya, PT. Pertamina mengadakan Forum
Inovasi sebagai puncak pelaksanaan forum prestasi CIP di seluruh
Unit/Region/Anak Perusahaan.

PT. Pertamina mendefinisikan model intelektual dalam tiga kategori,


yaitu :

1. Human Capital → Melakukan evaluasi dan monitoring melalui Talent pool


serta diskusi melalui Community of Practice (CoP).
2. Enterprise Capital → Melalui Sistem Tata Kerja (STK), Sistem Manajemen,
HAKI dan pengelolaan asset pengetahuan.
3. Customer Capital → Setiap tahunnya PT. Pertamina menyelenggarakan
customer loyalty dan customer satisfaction survey.

Dengan adanya model intelektual, PT. Pertamina mampu meningkatkan


bisnisnya pada energi panas bumi serta mampu mengakuisisi beberapa blok di
dalam negeri. Selain itu, PT. Pertamina memfasilitasi sharing knowledge melalui
aktivitas yang diselenggarakan oleh KOMET yang terbagi menjadi aktivitas
online dan offline. Untuk kegiatan offline dapat berupa forum atau media.
Sedangkan untuk online dengan sistem informasi terintegrasi yang dinamakan
Portal KOMET.

Anda mungkin juga menyukai