ABSTRAK
58
(a)
(b)
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama bulan
November 2012 hingga Januari 2013 di Pulau
Serangan, Kota Denpasar, Bali. Wawancara
mendalam dilakukan untuk menggali
pengetahuan lokal tentang tumbuhan yang
termasuk kategori penunjang ritual/upacara.
Observasi langsung dilakukan di lapangan
bersama dengan informan kunci untuk Gambar 2.
menginventarisasi spesies-spesies tumbuhan Grafik jumlah spesies tumbuhan penunjang
penunjang ritual/upacara di lokasi penelitian. ritual/upacara berdasarkan famili.
Kemudian, diskusi kelompok fokus (Focus
Group Discussion-FGD) dilakukan untuk Adapun representasi spesies tumbuhan
menggali informasi secara lebih penunjang ritual/upacaradituangkan dalam
komprehensif. Tabel 1 berikut.
59
Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi F. MIPA UNHI ISBN:978-602-9138-68-9
60
Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi F. MIPA UNHI ISBN:978-602-9138-68-9
adat harus dilakukan. Hal tersebut merupakan masyarakat Bali Aga. Disertasi Doktor
bentuk konservasi masyarakat terhadap Program Studi Biologi UI, Depok: xiii
tumbuhan. Menurut Coehoorn (2009), wilayah + 254 hlm.
sakral dengan sejumlah tabu dan larangannya Dalle, S.P. & C. Potvin. 2004. Conservation
dapat terlindung dan terhindar dari gangguan of useful plants: an evaluation of local
manusia yang merusak keanekaragaman hayati. priorities from two indigenous
Dengan demikian, pelestarian bentuk larangan communities in eastern
adat terhadap suatu kawasan yang dilakukan Panama. Economic Botany. 58(1):
oleh masyarakat lokal perlu didukung aspek 38—57.
legalitasnya sehingga terhindar dari intervensi Engels, J. 2001. Home gardens and
akibat pergeseran nilai sosial budaya, tekanan agrobiodiversity: An overview across
jumlah penduduk, serta tekanan ekonomi region. Dalam: Watson, J. W. & P. B.
(Purwanto dan Munawaroh 2001). Eyzaguirre (eds). 2001. Proceedings of
the Second International Home Gardens
SIMPULAN DAN SARAN Workshop, 17—19 July 2001,
Tidak kurang dari 70 spesies dari 37 Witzenhausen: 184 hlm.
famili tumbuhan yang dianggap memiliki Hodgkin, T. 2001. Home gardens and the
manfaat sebagai tumbuhan penunjang ritual/ maintenance of genetic diversity.
upacara oleh masyarakat lokal Pulau Serangan. Dalam: Watson, J. W. & P. B.
Beberapa di antaranya yaitu nyuh (Cocos Eyzaguirre (eds). 2001. Proceedings of
nucifera), jepun bali (Plumeria acuminata), the Second International Home Gardens
pandan arum (Pandanus amaryllifolius), base Workshop, 17—19 July 2001,
(Piper betle), sandat (Cananga odorata), pacah Witzenhausen: 184 hlm.
(Impatiens balsamina), biu (Musa paradisiaca), Kriswiyanti, E. 2013. Keanekaragaman karakter
bingin (Ficus benjamina), pucuk (Hibiscus rosa- tanaman kelapa (Cocos nucifera L.)
sinensis), dan kembang kertas (Bougainvillea yang digunakan sebagai bahan upacara
spectabilis). Bentuk upaya konservasi tumbuhan Padudusan Agung.Jurnal Biologi.
penunjang ritual/upacara yang dilakukan oleh 16(1): 15—19.
masyarakat di antaranya yaitu penanaman Mahendra, M.S., I. M. Sukewijaya, &
tumbuhan di wilayah sakral (pura) serta I.G.A.A.R. Asmiwyati. 2011. Pemetaan
budidaya tumbuhan di pekarangan (natah) pohon bernilai budaya bali yang
rumah masyarakat. Karena setiap kegiatan langkadi Kota Denpasar.Jurnal Bumi
ritual/upacara agama Hindu di Serangan selalu Lestari.(11)1: 66—77.
memanfaatkan tumbuhan, maka kegiatan Martin, G.J. (1995). Ethnobotany. A ‘People and
konservasi perlu terus dilakukan untuk plants’ conservation manual. World
menghindarkan tumbuhan dari risiko kepunahan. Wide Fund for Nature. London:
Chapman & Hall.
DAFTAR PUSTAKA Nala, N. & A. Wiratmadja. 1991. Murdha
Adiputra, N. 2011. Tanaman obat, tanaman Agama Hindu. Penerbit Upada Sastra
upacara, dan pelestarian lingkungan. Denpasar.
Jurnal Bumi Lestari. 11(2). 346—354. Nala, N. 2004. Filosofis Pemanfaatan dan
Coehoorn, P. 2009. Cultural landscapes values Keanekaragaman Tanaman Upacara
in former homelands, Eastern Cape, Agama Hindu di Bali. dalam ‘Prosiding
South Africa. MSc. Thesis Forest and Seminar Konservasi Tumbuhan
Nature Conservation, Department of Upacara Agama Hindu. UPT Balai
Forest and Nature Conservation-Policy Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Group, Wageningen University, ‘Eka Karya’ Bali.
Netherlands: x + 78 hlm. Nakad, J. 2008. The cost of progress: Failed
Danur, I.A.S. 2005. Etnoekologi lansekap Desa development and community response
Adat Tenganan Pegringsingan, Bali. on Pulau Serangan. School for
Pengetahuan dan pengelolaan International Training. Bali-Indonesia
keanekaragaman jenis tumbuhan oleh Arts and Culture Program. 44 hlm.
61
Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi F. MIPA UNHI ISBN:978-602-9138-68-9
Pinto, L. 1986. Mangroves of Sri Lanka. Natural reklamasi Pulau Serangan. Media
Resources, Energy, & Science Authority Teknik. 1(24): 11—20.
of Sri Lanka: 54 hlm. Vickers, A. & Suwitha. P.G. 1992. Serangan
Pratiwi, F.M. & Sutara, P.K. (2013). Etnobotani Island and Benoa Bay: A cultural.
kelapa (Cocos nucifera L.) di wilayah social and economic description: on
Denpasar dan Badung. Jurnal behalf of the Illawara Technology
Simbiosis. 1(2): 102–111. Corporation. University of Wollongong
Rifai, M.A. & E.B. Walujo. 1992. Etnobotani for LeProvost Environmental
dan pengemabngan tetumbuhan Consultants as part of an
pewarna: Ulasan suatu pengamatan di environmental study of Serangan and
Madura. Makalah Seminar Nasional Benoa Bay commissioned by Jones
Etnobotani Lang Wooton for the Bali Turtle Island
Sardiana, I.K. 2010. Unit pembibitan tanaman Development Consortium. University of
ritual (upakara). Majalah Aplikasi Wollongong, Wollongong: iii + 73 hlm.
Ipteks Ngayah. 1(1): 13—21. Walujo, E.B. 2004. Tumbuhan upacara adat Bali
Sardiana, I.K. & K.K. Dinata. 2010. Studi dalam perspektif penelitian etnobotani.
pemanfaatan tanaman pada kegiatan Prosiding Seminar Konservasi
ritual (upakara) oleh umat Hindu di Tumbuhan Upacara Agama Hindu.
Bali. Jurnal Bumi Lestari. 10(1): 123— 29—39.
127. Walujo, E.B. 2009. Etnobotani: memfasilitasi
Sardiana, I. K., W.P. Windia, I.G.N. Sudiana, penghayatan. pemutakhiran pengetahuan
S.N. Soewandhi, K. Sundra, W. dan kearifan lokal dengan menggunakan
Sudarka, M. W. Sudibya, K.K. Dinata, prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan.
S.M. Sarwadana & W. Sukersa. 2010. Dalam: Purwanto, Y. & E.B. Walujo (eds.).
Taman gumi banten: Ensiklopedi 2009. Keanekaragaman hayati, budaya,
tanaman upakara. Udayana University dan ilmu pengetahuan. Prosiding Seminar
Press, Denpasar: xvi + 166 hlm. Etnobotani IV. LIPI Press. Jakarta: 12 –
Sudi, I. M., K. Wirta & P. Sudarsana. 2006. 20.
Inventarisasi dan eksplorasi tumbuhan Wisnawa, I.M. 2002. Model pemanfaatan Pulau
upacara agama Hindu Bali: 2. Serangan di Kota Denpasar pasca
Kabupaten Buleleng. Laporan teknik reklamasi. Tesis Program Magister
program perlindungan dan konservasi Universitas Diponegoro. Semarang: xiv
sumber daya alam Kebun Raya Eka + 119 hlm.
karya Bali. 155—162. Woinarski, L. 2002. Pulau Serangan: Dampak
Sundra, I.K. 2006. Analisis struktur vegetasi pembangunan pada lingkungan dan
hutan mangrove di kawasan reklamasi masyarakat. Laporan studi lapangan:
Pulau Serangan, Kota Denpasar. Bumi Universitas Muhammadiyah Malang
lestari: Jurnal Lingkungan Hidup. 6(1): kerjasama dengan Australian
49—53. Consortium for In-Country Indonesian
Suwarno, N. 2002. Beberapa permasalahan Studies, Malang: 43 hlm.
arsitektural Pura Sakenan-Bali pasca
62
Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi F. MIPA UNHI ISBN:978-602-9138-68-9
63
Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi F. MIPA UNHI ISBN:978-602-9138-68-9
64