Anda di halaman 1dari 33

1

JENIS TUMBUHAN DAN PENGGUNAANNYA


PADA UPACARA
MEMUKUR DI DESA BENG, GIANYAR- BALI

Pande Ketut Sutara


Jurusan Biologi F MIPA Universitas Udayana, Denpasar-Bali

ABSTRACT
Pitra yadnya is a Balinese ceremony which is dedicated to death body. This
is also reffered to cremation ceremony. This ceremony normally includes three
procession, namely “Sawe prateka”,”Ngaben” and”Mamukur.
Inventarization of plants used in the ceremony (“Mamukur”) in the village
of Beng, Gianyar-Bali was conducted by direct observation at site of ceremony.
This ceremony used 45 familier of plants which included 84 species. Among
these plants, species, such as Santalum album L, Pangium edulu Reinnnw.,
Aleurites muloccana Willd., Massonia aromatika Becc., Plaquium rostratum
(Miq) Burck., Dysaxyllum densiflorum (BL) Miq, are condisered to be endangered
plants.

Key words : invetarization, plants, “Mamukur” ceremony.


2

BAB I. PENDAHULUAN

Menurut kepercayaan para pemeluk agama Hindhu, bahwa Sang Hyang


Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan alam beserta dengan isinya
berdasarkan Yadnya. Yadnya adalah korban suci yang dilakukan secara tulus dan
iklas dengan tidak terkait dengan hasilnya dan merupakan suatu pendidikan untuk
mendekatkan diri terhadap alam lingkungan (alam nyata maupun yang tidak
nyata). Sedapat mungkin Yadnya, (3). Rsi Yadnya (4) Bhuta Yadnya dan (5).
Manusia Yadnya.
Upacara terhadap orang yang telah meninggal (Pitra Yadnya) dapat dibagi
beberapa tahap, antara lain Sawe Wedana atau Saweprateka ; Asti Wedana atau
Nyaben (perabuan) Atma Wedana atau upacara Nyekah atau Ngeroras atau
Meligya atau Mamukur.
Di dalam upacara Ngaben terjadi suatu pemisahan jiwatman dengan stula
sarire (jasad) sehingga arwah seseorang akan mencapai ketingkat pitra berada di
dalam pitra atau bhuwahloka sedangkan dalam upacara Mamukur terjadi
pemisahaan jiwatman dengan antahkarana (sukma sarire) sehingga jiwatman
menjadi suci disebut dewa-pitara dan berada di dalam dewa atau swah-loka
(Purwita,1992).
Pada upacara Mamukur memounyai rentetan acara yang beragam dan
masing-masing rentetan acara memerlukan sarana dan sarana berupa jenis-jenis
tumbuhan tertentu. Imformasi dan pengetahuan tertulis secara ilmiah tentang
jenis-jenis tumbuhan tersebut sangat terbatas keberadaannya. Untuk memperkaya
data penggunaan tumbuhan oleh masyarakat lokal yang terkait dengan etnobotani
perlu dilakukan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan dalam upacara Mamukur.
Desa Beng terletak di kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar terdiri dari 6
Banjar, Banjar kaje kauh, kaje kangin, kelod kauh, kelod kangin, pande, dan
triwangsa. Berpenduduk kurang lebih 2500 orang. Di sebelah utara dibatasi oleh
disebelah utara desa gigit, disebelah barat desa pacung, disebelah selatan kota
ginayar sebelah timur desa selat.
3

BAB II. METODE PENELITIAN

Untuk mengetahui tumbuhan yang dipakai dalam upacara Mamukur


dilakukan penelitian dengan metode, mewawancarai para tukang Banten
(sesajen) dan para Pendeta di samping itu juga mengadakan pengamatan langsung
pada saat upacara Mamukur di Desa Beng, Kabupaten Gianyar-Bali.
Mencatat semua jenis tumbuhan yang digunakan untuk upacara dan
mengambil specimen tumbuhan yang belum diketahui bahasa ilmiahnya untuk
diidentifikasikan di Lab. Taksonomi tumbuhan , Jurusan Biologi, F.MIPA,
Universitas Udayana, Denpasar-Bali.
4

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian dijumpai tumbuhan yang digunakan dengan upacara
Mamukur terdiri dari 84 species tergolong dalam 45 familia. Pada upacara
tersebut didapat banyak rentetan acara, secara garis besar rentetan itu sebagai
berikut.

1. Dewasa nanceb yaitu mulai mebangun Payadnyan (tempat untuk upacara).


Menurut Kalaer (1993) pada upacara Mamukur menggunakan suatu areal
khusus yang dipagari. Didalamnya didirikan sejumlah bangunan diperlukan untuk
pelaksanaan upacara, arena dan isinya dinamakan Payadnyan nama yang berasal
dari nama satu bangunan pokok yang terdapart di dalamnya.
Adapun nama-nama bangunan yang terdapat dalam arena adalah, Sanggar
Surya, Payadnyan, Pawedan dan Gapura. Semua bahan bangunan tersebut
berasal dari tumbuhan yang tumbuh disekitar desa tempat upacara. Bangunan dan
pagar pembatasnya baersifat darurat atau mesemtara. Tumbuhan yang dipakai
sebagai bahan bangunan adalah Dendrocalamus asper (Schult.f.) Backer ex
Heyne, Imperarta cylindrical (L). Beauv, Areca cathecu L. Cocos nuacifera L.
2. Dewasa ngaget don bingin (mencari daun Ficus benjamina L)
Poada saat mencari daun F. benyamina peralatan yang dibawa adalah tikar
dibuat dari Pandanus toctorius Park. Tempat usungan untuk menampung daun
Ficus benjamina, galah Banbusa vulgaris Schard ex Wendl. Dengan ujungnya
diisi pisau (sudamala) beserta peralatahn upacara lainnya.
Kepercayaan umat Hindhu di Bali, daun F.benjamina diyakini mempunyai
bobot dan nilai gaib yang sangat istimewa, serta mampu melakukan suatu sifat
khusus pada daun tersebut. Berdasarkan kemampuannya itu, maka daun Ficus
benjamina juga digunakan sebagai sarana untuk dipakai meminum tithacor(air
suci restu atau kutukan) supaya daya tirtha itu lebih mujarab menjadi restu mulia
apabila yang meminumnya orang jujur, dan sebaliknya merupakan kutukan
mematikan apabila yang meminumnya orang curang. Dengan demikian maka
pohon Ficus benjamina digunakan bahan pokok puspalingga supaya unsure-unsur
5

badan halus beserta karma mendiang melekat padanya (Purwita 1992, Kaler,
1993).
3. Ngajum sekah atau puspalingga artinya mewujudkan sekah sebagai
Puspasarira menjadi lingga atau pengawak (badan) dari para arwah yang
diupacarai, ditempatkan di Payadnyan.
Menurut pandangan Agama Hindhu, tubuh manusia terdiri dari 108 kerat
tulang atau 54 pasang. Demikian pula diyakini suksma-sarire sang pitara
sehingga sebuah sekah dipergunakan 108 lebar atau 54 pasang daun Ficus
benjamina. Tata cara tusukan dan pembelitannya pada sumbu selalu diatur agar
daun itu tengkurep bagi pitra lelaki dan dipasang menengadah bagi pendiang
wanita. Mengapa pemasangannya demikian, sebab pada Buana Agung, bapak
angkasa dilambangkan sebagai peria sikap badannya tengkurep dan wanita
dilambangkan sebagai ibu Pertiwi, menyangga dengan menengadah dari bawah.
Selain daun Ficus benjamina bahan yang dipakai untuk pembuatan badan
sekah kebanyakan dari bunga berwarna putih atau kunung yang beraroma wangi
(Lampiran 1) merupakan lambang kesucian. Sekah juga disebut Puspalingga
dimana Puspa yang berarti bunga dan Lingga (linggih) berarti tempat (badan).
4. Mapurwadhaksina
Sekah dijungjung atau dipangku mengelilingi Payadnyan dari arah Timur
ke selatan (arah jarum jam) sebanyak tiga kali. Pesertanya segenap sanak
keluarganya dengan perangkat upacara dan lebih mantap diikuti dengan tarian
rejang dan baris tombak yang merupakan bagian sacral.
5. Pendeta yang memuput mungah mapuja
Dalama mapuja Pendeta memberikan petunjuk lain, menuju ke Sunya Lako
atau Swah loka terhadap Sanghyang Pitara (jiwatman) yang diupacarai.
6. Ngeseng (mepralina) sekah.
Merupakan upacara pembakaran sekah di payadnyan diturunkan
diletakkan diatas dulang dan disiapkan peralatan lainnya seperti sepit,
penguyegan, sendok peralatan ini dibuatdari tumbuhan tertentu sedangkan untuk
pembakaran sekah digunakan kayu beraroma wangi (Lampiran 1).
7. Nganyut ke Segara
6

Abu Puspasarira ditempatkan ke dalam sebuah kelapa muda (Cocos


nuacifera L) dihhias dengan berbagai macam bunga (Lampiran 1). Disebut puspa.
Diusung kelaut ditempattkan diatas bukur (madya). Bentuk mukur seperti meru
yang merupakan tiruan bentuk gunung, sebagai linggih Dewa Siwa. Sehingga
bukur ini merupakan simbolik tempat Sang Pitara untuk menghadap Dewa Siwa
di Siwa Loka (Parwita,1992). Selanjutnya bukur dibakar di pantai sedangkan abu
Puspasarira dibuang ke laut.
8. Upacara Nyegara-gunung
Kaler (1997) bahwa menyatakan bahwa upacara tersebut merupakan
ungkapan rasa terimakasih ke hadapan Sang Hyang Girinata dan Hyang
Waruna (penguasa laut), karena atas karunianyalah sehingga 1.001 macam
material berupa tumbuhan, hewan darat serta beberapa hasil laut dapat
dipergunakan.
Banten (sesajen) : Untuk menunjukan banyak sedikitnya banten yang
digunakan pada saat upacara maka dikenal dengan istilah : kecil, media dan
utama. Mas Putra (1982) menyebut juga upakara yang merupakan perlengkapan
dari upacara dan pada umumnya banyak berbentuk material. Terdapat76 sepecies
tumbuhan tergolong dalam 43 bfamilia yang dipergunakan dalam banten.
Beberapa tumbuhan tersebut, dikatagorokan sebagai pala gantung seperti Cocus
nucifera L, Artocapus beterophylla Lmk, Manggifera indica L, pala wija Oryza
sativa L, Oryza glutinosa Auct, Phasolus vulgaris L mdan pala Coleus tuberosus
Bth, Solanum tuberosumL, Colocasiaesculenta (L) Schott. Disamping digunakan
buah, umbi dari jenis-jenis tumbuhan tersebut, juga digunakan organ yang lain
sepoerti daun, bunga dan batang.
Dalam Bhagavad Gita disebutkan : patiram puspam phalam to yam yo
me bhaktya prayachchati tad aham bhaktyupahritam asnami
prayatatamanah. (B.G.IX.26). artinya : siapa yang sujud kepada KU dengan
persembahan dengan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan atau
seteguk air. Aku terima sebagai bukti persembahan dari orang yang berhati suci.
Berdasarkan bait tersebut diatas betapa pentingnya hampir semua organ tumbuhan
untuk persembahan kehadapan Nya.
7

No Kegiatan Tumbuhan Yang Digunakan Bagian


Nama Lokal Indonesia Ilmiah Suku Tanaman
1 Tempat Tiing Betung Bambu Dendrocalamnus Poaceae Buluh
Penyadnyan betung asper (Schukt.f.)
Backer ex Heyne
Ambengan Alang- Imperata Poaceae Daun
alang Cylindrica (L.)
Beauv.
Pinang Pinang Areca Cathecu Arecaceae Batang
L.
Nyuh Kelapa Cocos Arecaceae Daun
NuciferaL.
Tiing tali Bamboo Gigantochloa Poaceae Buluh
apus (Bl. Ex
Schult.f.) kurz.
2 Ngangget Tiing Ampel Bamboo Bambusa Poaceae Buluh
Don Bingin ampel vulgaris Schrad.

Tiing gading Bamboo Bambusa Poaceae Buluh


kuning vulgaris Schrad.
Ex Wendl
Bingin Beringin Ficus benyamina Moraceae Daun
L.
Pandan duri Pandan Pandanus Pandanaceae
duri tectorious Park. Daun/tikar

3 Ngajum Tiing gading Bamboo Bambusa Poaceae Buluh


sekah kuning vulgaris Schrad.
Ex Wendl
Cenane Cendana Santalum album Santalaceae Kayu
L.

Medori putih Widuri Callotropis Asclepiadaceae Daun


gigantean Ait. Bunga

Ratna putih Ratna Gomprena Arnaranthaceae Bunga


globosa L.

Jepun putih Kamboja Plumeria Apocynaceae Bunga


acuminate Roxb.
8

Blangsah/buah Pinang Areca cathecu L. Palma Bunga

Tunjung putih Teratai Nympheae lotus Nymphaweceae Bunga


L.

Jempaka Cempaka Michelia Magnoliaceae Bunga


champaca L.
Mesui - Massoia Lauraceae Kulit kayu
aromatika Becc.

Cengkeh Cengkeh Syzygium Myrtaceae Bunga


aromaticum (L.)
Merr.&Perr.
Jebug garum pala Myristica Myristicaceae Biji
fragrans Houtt.
Pale Kruing Dipterocarpus Dipterocarpaceae Buah
basselti B.L.
Tabya bun - Piper Piperaceae Buah
retofraktum
Vahl.
Padang lepas Rumput Cynodon Poaceae Daun
dactylon Pers.
Tumbah Ketumbar Coriandrum Umbelliferaceae Buah
sativum L.
Jali Jali Coix lacyma- Poaceae Buah
jobi L.
Bingin Beringin Ficus benyamina Moraceae Daun
L.

Ambengan Alang- Imperata Poaceae Daun


alang culindrica (L.)
Beauv.
Bunga pucuk Kembang Hibiscus rosa- Malvaceae Daun dan
sepatu sinensi L Bunga

Selasih miik Selasih Ocimum Labiatae Bunga


gratissimum L.
Ental Rontal Borarrasus Arecaceae Daun
flabellifer L.
9

4 Membakar Cendane Cendana Santalum album Santalaceae Kayu


sekah L.
Majagau - Dysoxyllum meliaceae Kayu
densiflorum
(BL.) Miq.
Tebu Tebu Saccharum Poaceae Batang
officinarum L.
Tiing gading Bamboo Bambusa Poaceae Buluh
kuning vulgaris Schrad.
Ex Wendl
Ental Rontal Borarrasus Arecaceae Daun
flabellifer L.
5 Nganyut ke Nyuh Kelapa Cocos nucifer L. Arecaceae
segara
tempat abu
sekah
Cempaka Cempaka Michelia Magnoliaceae Bunga
champaca L.
Tunjung Teratai Nympheae lotus Nymphaeaceae Bunga
L.
Jepun Kamboja Plumaria apocynaceae Bunga
acuminate Roxb.
Tiing gading Bamboo Bambusa Poaceae Buluh
kuning vulgaris Schrad.
Ex Wendl

Bakur Tiing betung Bamboo Dendrocalamus Poaceae Buluh


betung asper (schult.f.)
Backer.ex Heyne
Tiing tali Bamboo Dendrocalamus Poaceae Buluh
apus asper (schult.f.)
Backer.ex Heyne
Kayu sandat Kenanga Cananga Annonaceae Kayu
odorata (Lam)
Hook.f.&Thom
Kayu kutuh Kapuk Ceiba pentandra bombacaceae Kayu
(L) Gaertn.
Banten/
sesajen
Nyuh Kelapa Cocos nucifer L. Arecaceae 1 buah 2
daun
Tingkih Kemiri Aleurites Euphorbiaceae Biji
moluccana
Willd.
Pangi Pangi Pangium edule Flacourtiaceae Biji
10

Reinw.
Base Sirih Piper betle L. Piperaceae Daun
Buah Pinang Areca cathecu L Arecaceae Daun
Manggis Manggis Garcinia Guttiferaceae Daun
manggostana L.
ceroring Duku Lansium Meliaceae Daun
domesticum Jack
Jagung Jagung Zea mayes L. Poaceae Biji
Jali Jali Coix lacryma- Poaceae Buah
jobi L.
Keladi Talas Colocasia Arecaceae Umbi
esculenta (L).
Schott
Temu hitam Temu Curcuma Zingiberaceae Akar
hitam aeruginosa rimpang
Roxb.
Cengkeh Cengkeh Syzygium Myrtalceae Bunga
aromaticum L.
Tumbah Ketumbar Coriandum Umbelliferaceae Biji
sativum L.
Jebug garum pala Myristica Myristicaceae Biji
fragrans Houtt.
Pale Kruing Dipterocarpus Dipterocarpaceae Buah
basselti B.L.
Tabya bun - Piper Piperaceae Buah
retofraktum
Vahl.
mesui - Massoia Lauraceae Kulit kayu
aromatika Becc.
Padi Padi Oryza sativa L. Graminae Biji
Biyu Pisang Musa sp. Musaceae Buah
Ketan Padi Oryza glutinosa Poaceae Biji
ketan Auct.
Salak Salak Salacca edulis Palmae Buah
Reinw.
Timun Mentimun Cucumis sativus Cucurbitaceae Buah
L.
Poh Mangga Mengifera Anacardiaceae Buah
indica L.
Jae Jahe Zingiber Zingiberaceae Akar
officinale Rosc. rimpang
Sabrang Kentang Coleus Solanaceae Umbi
ireng tuberosus Bth.
Bingin Beringin Ficus benyamina Moraceae Daun
L.
11

Tebu Tebu Saccharum Graminae Batang


officinarum L.
Tebu selem Tebu Saccharum Poaceae Batang
hitam officinarum L.
Nangka Nangka Artocarpus Moraceae Buah
beterophylla
Lmk.
Bawang Brang Allium Liliaceae Umbi
bang ascalonicum L. lapis
Jae Jahe Zingiber Zingiberaceae Akar
officinale Rosc. rimpang
Kunyit Kunir Curcuma Zingiberaceae Rimpang
domestica Val.
Kacang hijau Kacang Phaseolus Papillionaceae Biji
hijau radiates L.
Kacang undis Kacang Cajamus cajan Papillionaceae Biji
liris (L.)
Kacang barak Tunggak Vigna sinensis L. Papillionaceae Biji
Kacang putih Kacang Canadalia Papillionaceae Biji
pedang ensiformis (L.)
Kacang Kacang Dolichos lablab Papillionaceae Biji
komak komak
Bunga merak Kembang Caesalpinia Caesalpinaceae Bunga
merak pulcherima (L.)
Swartz.
Celeng Kembang Clitoria ternate Leguminosaceae Bunga
telang L.
Jempaka cempaka Michelia Magnoliaceae Bunga
champaca L.
Menuh Melati Jasminum Oleaceae Bunga
sambac (l.)Ait.
Pandan arum Pandan Pandanus Pandanaceae Daun
wangi amaryllifollus
Roxb.
Dapdap tis Dapdap Erythirina Fabaceae Daun
tis lithospermaL.
nage sari Naga sari Palaquium Sapotaceae Daun
rostramtum
(Miq.) Burck.
Cemara Cemara Casuarina Casuarinaceae Daun
gunung equisetfolia J.R.
& G.Fors.t,
Katewali Brotowali Tinospora crispa Menispermaceae Batang
(L.) Miers
Hook.f.&Thems
12

Kentang Kentang Solanum Solanaceae Umbi


tuberosum
Puring Puring Codiaeum Euphorbiaceae Daun
variegatum
Glagah Glagah Saccharum Poaceae Batang
spontaneum
Ambengan Alang- Imperata Poaceae Daun
alang culindrica (L.)
Beauv.
Pakis saji Pakis biji Cycas rumphii Cycadaceae Daun
Miq.
Bandil Rotan Calamus rotan Palma Batang
L.
Jake Aren Arenga pinnata Palma Buah
Merr.
Padang Sudamala Artemesia Compositae Daun
derman vulgaris L
Tapak bila Nusa inda Mussenda flava Rubiaceae Daun
Bakh.f.
Ancak - Ficus rumphii Moraceae Daun
B.L
Meiana Miana Coleus Labiatae Daun
cemeng scutellariodes L.
Selasih miik Selasih Ocimum Labiatae Daun
gratissimum L.
Padang lepas Rumput Cynondon Poaceae Daun
dactylon Pers.
Bila Bila Cresentia cujete Bignoniaceae. Buah
Gedang Papaya Carica papaya Caricaceae Buah
L.
Sage Saga Abrus Leguminosa L. Biji
precatorius
Genitri Genitri Elaeocarpus Elaeocarpaceae Biji
shaericus Schum
Menuh Melati Jasminum Oleaaceae Daun
sambac Ait.
Kelor Kelor Moringa oleifera Moringaceae Daun
Juss.
Tunjung Teratai Nyemphea lotus Nymphaeaceae Bunga
L.
Endong anjuang Cordyline Liliaceae Daun
fruticosa Backer
Juuk Jeruk Citrus sinensi Rutaceae Daun
Osb.
Badung Beruas/ Garcenia Clusiaceae Daun
13

keros celebica Lim.


14

BAB IV. KESIMPULAN


Dalam rentetan acara pada upara Mamukur digunakan tumbuhan yang
tergolong dalam 45 familia terdiri dari 84 species yang digunakan untuk keperluan
pembuatan bangunan tempat upacara. Banten dan sarana lainnya. Tumbuhan
tersebut terdapat disekitar desa, diantaranya ada yang sudah langka yaitu :
Santalum Album L. Pangium edule Reinw, Aleorites muloccana Willda, Massoisa
aromatika Becc, Palaqium rostratum (Miq) Burck, Dysoxyllum densiflorum (BL)
Miq. Hampir semua bagian dari ,masing-masing organ tumbuhan (buah, bunga,
daun, biji dan umbi) dipakai untuk upacara tersebut.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A. & R.C. Bakhuizwn van den Brink. Jr.1968. Flora of java. Wolrters-
Noordhoff NV. Groningen The Nederland
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. yayasan Sarana Wana Jaya.
Jakarta.
Kaler I.G.K. 1993. Naben Mengapa Mayat Dibakar. Yayasan Dharma Narada.
Denpasar
Masa Putra I.G.A. 1982. Upacara Yadnya. Denpasar.
Pendit. N.S. 1989. Bhagavangita. Yayasan Dharma Sarathi. Jakarta.
Purwita I.B.P 1982. Upacara Mamukur. Upadata Sastra. Denpasar
Sharma, S. 1985. Aglossary of Indonesian Plant-Names. Udayana University.
Denpasar.
Sumatra, I.W. dan Roemantyo. 1992. Peranan Tumbuhan Dalam “Upacara
Ngaben” di Balli. Seminar dan Lokakarya Nasional Etonobita. Cisarua-
Bogor.
31

JENIS TUMBUHAN DAN PENGUNAANNYA

PADA UPACARA MEMUKUR

DI DESA BENG GIANYAR - BALI

OLEH:

PANDE KETUT SUTARA

NIP : 1952082191984031001

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR – BALI

2016
32

KATA PENGANTAR

Om Swatyastu.

Puji syukur penulis haturkan kehadapan IDA SANG YANG WIDHI,,

Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya lah, sehingga penulisan karya ilmiah

ini dapat terselesaikan .

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, banyak pihak telah memberikan

bantuan kepada penulis. Melalui kesempatan ini kami penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan banyak terima kasih yang tak terhingga.

1. Kepada teman-teman yang telah membantu pelaksanaan penelitian

ini.

2. kepada semua pihak-pihak yang telah membantu, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis, dapat

balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Om, Cantih, Cantih, Cantih Om.

Gianyar, Oktober 2016

Penulis
33

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
INTISARI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian . ..................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II MATERI DAN METODE .............................................................. 9


2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 9
2.3. Metode Penelitian .................................................................... 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 10


2.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 10
3.2. Pembahasan .............................................................................. 10

BAB IV KESIMPULAN ............................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai