Anda di halaman 1dari 12

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM RITUAL

ADAT DAYAK NGAJU DI KELURAHAN TUMBANG TALAKEN KECAMATAN


MANUHING KABUPATEN GUNUNG MAS SEBAGAI PENUNJANG MATERI
KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X SMA

Inventory of Plant Types Used in Traditional Rituals of the Dayak Tribe in Tumbang Talaken
Village, Manuhing District, Gunung Mas Regency as Supporting Material on Biodiversity for
Class X High School

Alvaro Jose Carlo, Yula Miranda, Titin Purnaningsih


Program Studi Pendidikan Biologi; Jurusan Pendidikan MIPA; Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan; Universitas Palangka Raya
Kota Palangka Raya
Indonesia

alvarocarlo077@gmail.com
Abstrak
Pemahaman dan pengetahuan masyarakat Suku Dayak Ngaju di Kelurahan Tumbang Talaken
Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas mengenai pemanfaatan sumber daya alam perlu digali
dan didokumentasikan. Salah satunya adalah jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat
Dayak Ngaju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan, bagian bagian organ
tumbuhan, habitat, cara penggunaan, dan makna yang terdapat pada setiap jenis-jenis tumbuhan yang
digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju.Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai dari
awal bulan Juli sampai Akhir Agustus 2022.
Jenis penelitian dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan
menggunakan metode studi etnografi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, pengumpulan data spesimen, dan Identifikasi. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode analisis data kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan jenis-jenis
tumbuhan, bagian-bagian organ tumbuhan, habitat, cara penggunaan, dan makna khusus yang terdapat
pada jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju, untuk selanjutnya hasil dari
penelitian ini akan dijadikan sebagai penunjang materi keanekaragaman hayati untuk peserta didik
kelas X SMA dalam bentuk infografis.
 Hasil penelitian menunjukan bahwa di Kelurahan Tumbang Talaken terdapat 43 jenis
tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju, yang dikategorikan sebanyak 21 familia.
Terdapat 5 jenis bagian-bagian organ tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju, yaitu
akar, batang, daun, bunga, dan buah serta ada juga bagian lainnya yang digunakan seperti rimpang dan
umbi. Tumbuhan yang paling sering digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju rotan (Calamus sp
Linn.), Andong (Cordyline fruticosa A.Chev.), Pinang (Areca catechu Linn.) dan Sirih (Piper betle
Linn.).
Kata Kunci: Inventarisasi, Jenis Tumbuhan, Ritual Adat Dayak Ngaju, Keanekaragaman
Hayati.

Abstract
The understanding and knowledge of the Dayak Ngaju people in Tumbang Talaken
Village, Manuhing District, Gunung Mas Regency regarding the use of natural resources
needs to be explored and documented. One of them is the types of plants used in Dayak Ngaju
rituals. This study aims to determine the types of plants, parts of plant organs, habitat,
method of use, and the meaning contained in each type of plant used in Dayak Ngaju
traditional rituals.
This research was carried out for two months, starting from beginning of July to the
end of August 2022. The type of research and research approach used is descriptive
qualitative using ethnographic study methods.The data collection methods used observation,
interviews, documentation, specimen data collection, and identification. The data analysis
used a descriptive qualitative to describe the types of plants, parts of plant organs, habitats,
how to use them, and special meanings contained in the plants for Dayak Ngaju traditional
rituals. Next, the results would be the supporting materials for the biodiversity theme for the
class X high school students in the form of infographics.
The research findings showed that in Tumbang Talaken village, there were 43 species
of plants used for the Dayak Ngaju rituals. They consisted of 21 families. There were five
plant organ parts used in Dayak Ngaju rituals; roots, stems, leaves, flowers, and fruit. There
were also other parts like rhizomes and tubers. The most commonly found plants in Dayak
Ngaju traditional rituals are rattan (Calamus sp Linn.), Andong (Cordyline fruticosa
A.Chev.), Areca nut (Areca catechu Linn.), and Betel (Piper betle Linn.).
Keywords: Inventory, Types of Plants, Dayak Ngaju Traditional Rituals, Biodiversity 

A. Pendahuluan masing-masing dalam pelaksanaan ritual adat


Kelurahan Tumbang Talaken terletak di Dayak Ngaju (Kuenna, 2015). Banyak dari jenis
wilayah Kabupaten Gunung Mas. Luas wilayah tumbuhan yang bisa digunakan secara secara
kecamatan menurut Kantor Kelurahan Kelurahan umum dalam ritual Adat Dayak Ngaju di
Tumbang Talaken dengan luas 351 km2. Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas,
Keadaan letak tofografi wilayah Kelurahan sebagai contoh yaitu Uei/Rotan yang digunakan
Tumbang Talaken termasuk dataran tinggi dalam ritual pemberian nama anak atau Nahunan.
dengan ketinggian 70 mdpl dan memiliki 1 buah batang rotan digunakan sebagai bahan
kawasan hutan dengan luas 400 ha/m2. (Kantor yang disiapkan yang nantinya akan diikatkan
Kelurahan Tumbang Talaken, 2021). bersama andong, jenis tumbuhan uru, dan juga
Ritual merupakan bagian penting dari tombak rabayang dengan mengggunakan serat
sistem keagamaan untuk mencapai berbagai dari akar bajakah tenggang. Adapun ukurannya
maksud dan tujuan tertentu dalam suatu adalah 1 depa, 1 gawang, 1 hasa, sabuti, 3 jari
masyarakat. Dewa, roh halus, neraka, surga, dll, dan lebih sedikit tetapi tidak boleh melebihi dari
selalu mengambil bentuk dan bagian dalam ritual 3 jari tersebut. Makna khusus yang terdapat pada
(Koentjaraningrat, 2002). Tujuan dari ritual-ritual rotan itu sendiri adalah sebagai sebuah janji yang
tersebut adalah: menerima, melindungi, berhubungan langsung dengan usia seseorang
menyucikan, memulihkan, memperbanyak, yang melaksanakan ritual tersebut. Lalu contoh
mengamankan, melestarikan kehendak leluhur kedua dari Sawang/Andong atau Hanjuang.
(menghormati), mengendalikan sikap masyarakat Tumbuhan dengan nama ilmiah Cordyline
sesuai situasi sosial yang semuanya berorientasi fruticosa (A.Chev.) bagian daun Andong atau
pada perubahan keadaan pada manusia atau alam Hanjuang ini digunakan dalam ritual Pernikahan
(Langer, 1971). Dalam ritual adat Dayak Ngaju, Adat Dayak Ngaju atau Pelek Rujin Pengawin
terdapat 3 jenis ritual yang paling sering (ritual pernikahan bagi penganut agama
dilaksanakan dalam ritual yaitu dalam ritual Kaharingan) sebagai pembuat tampung papas
pemberian nama Anak atau Nahunan, Ritual yang bermakna khusus sebagai penghapus segala
Perkawinan/Pernikahan atau Pelek Rujin hal-hal yang berbau negatif dan segala musibah
Pengawin, dan Ritual Adat Mengantar Tulang- dan gangguan yang akan menganggu dalam ritual
tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung pernikahan yang sakral dan kehidupan berumah
atau Tiwah (Kuenna, 2015). tangga.
Tumbuhan yang digunakan dalam ritual Setiap daerah memiliki ciri khas pada
adat Dayak Ngaju adalah tumbuhan yang tumbuhan dan kegunaan masing-masing sesuai
dijadikan sebagai bahan dan persyaratan yang dengan adat dan kebiasaan di daerah tersebut.
harus dilengkapi agar nantinya pelaksanaan ritual Kelurahan Tumbang Talaken mempunyai hutan
adat Dayak Ngaju bisa berjalan dengan lancar. dengan tingkat keanekaragaman flora yang
Setiap tumbuhan yang digunakan memiliki tinggi. Kelurahan ini sebagian besar dihuni oleh
fungsi, makna, simbol serta evaluasi ekonomi suku Dayak Ngaju dan terdapat beranekaragaman
jenis tumbuhan yang digunakan secara umum pengetahuan masyarakat desa tersebut dan dapat
maupun dalam ritual Adat Dayak Ngaju, tapi digunakan sebagai bahan pembelajaran pada
pengetahuan mengenai tumbuhan yang materi keanekaragaman hayati tingkat jenis di
digunakan dalam ritual adat saat ini nyaris punah. SMA sesuai dengan Kompetensi Dasar
Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam Kurikulum 2013 yaitu menganalisis data hasil
ritual adat tersebut bisa ditemukan di sekitar observasi tentang berbagai tingkat
rumah warga dan ada juga ditemukan di hutan, keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan
tetapi ada beberapa juga dari jenis tumbuhan ekosistem) di Indonesia.
tersebut sulit dicari keberadaannya dikarenakan
habitat aslinya yaitu hutan banyak B. Metode Penelitian
dialihfungsikan menjadi kawasan perkebunan Penelitian ini berlokasi di Kelurahan
sawit, pertambangan dan serta pembangunan Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing
infrastruktur di area jalan penghubung antara Kabupaten Gunung Mas. Lokasi ini dipilih
Kelurahan Tumbang Talaken – Desa Tumbang karena belum pernah dilaksanakan penelitian
Jutuh. terkait inventarisasi jenis tumbuhan yang
Inventarisasi tumbuhan adalah suatu digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju di
kegiatan untuk mengumpulkan jenis-jenis Kelurahan Tumbang Talaken Kecamatan
tumbuhan yang ada dalam suatu wilayah Manuhing Kabupaten Gunung Mas.
tertentu (Yulianor, 2019). Inventarisasi meliputi Penelitian ini menggunakan metode studi
eksplorasi dan identifikasi. Hasil inventarisasi etnografi yaitu metode studi penelitian kualitatif
tumbuhan dapat digunakan menjadi sebuah terhadap diri indivindu atau sekelompok dengan
dokumen yang berisi data jenis dan informasi lain tujuan untuk mendeskripsikan dan
tentang setiap jenis tumbuhan yang mendiami menginventarisasikan budaya, kelompok sosial
daerah tersebut (Tjistrosoepomo, 1996). atau sistem dalam suku Dayak Ngaju di
Wawancara yang sudah dilakukan dari Kelurahan Tumbang Talaken Kecamatan
tanggal 03 – 06 Agustus 2022 kepada 2 tokoh Manuhing Kabupaten Gunung Mas (Mahdi,
masyarakat yang berprofesi sebagai Rohaniwan 2015).
Kaharingan atau Basir dan 1 anggota masyarakat Penelitian ini menggunakan pendekatan
yang beragama Kaharingan yang pernah deskriptif kualitatif, karena mendeskripsikan
melaksakan ritual adat Dayak Ngaju di Kelurahan jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual
Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Adat Dayak Ngaju. Jenis penelitian dilakukan
Kabupaten Gunung Mas, diketahui mereka juga adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis
menggunakan jenis tumbuhan yang digunakan penelitian deskriptif kualitatif adalah jenis
dalam pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju, penelitian yang berdasarkan pada filsafat
yang mencakup 3 jenis ritual saja yaitu ritual postpositivisme digunakan untuk meneliti pada
pemberian nama anak atau Nahunan, ritual kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
perkawinan/pernikahan atau Pelek Rujin adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
Pengawin, dan ritual adat mengantar Tulang- sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan
tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
atau Tiwah. Hingga saat ini, penelitian mengenai analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual penelitian kualitatif lebih menekankan makna
Adat Dayak Ngaju masih belum lengkap datanya daripada generalisasi. Jenis penelitian deskriptif
serta kurangnya perhatian dari masyarakat dan bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan,
pemerintah daerah. Melihat hal demikian menerangkan, menjelaskan dan menjawab secara
peneliti ingin sekali melakukan penelitian rinci permasalahan yang akan diteliti dengan
mengenai Inventarisasi jenis tumbuhan yang mempelajari semaksimal mungkin seorang
digunakan dalam Ritual Adat Dayak Ngaju di indivindu, atau suatu kejadian (Sugiyono, 2019)
Kelurahan Tumbang Talaken Kecamatan Metode pengumpulan data yang
Manuhing Kabupaten Gunung Mas. Setelah digunakan ada 5 yaitu observasi, wawancara,
dilakukan penelitian, data hasil penelitian dokumentasi, pengumpulan data spesimen dan
inventarisasi tersebut akan digunakan sebagai identifikasi jenis tumbuhan yang digunakan
penunjang pembelajaran untuk materi dalam ritual Adat Dayak Ngaju.
Keanekaragaman Hayati kelas X SMA dalam Teknik analisis yang digunakan adalah
bentuk infografis. Selain itu hasil penelitian teknik analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan
nantinya dapat menambah wawasan dan untuk mendeskripsikan hasil penelitian yang
sudah didapatkan ke dalam bentuk tabel dan Gaertn.), Taberau atau Gelagah (Saccharum
diagram batang mengenai jenis-jenis tumbuhan, spontaneum Linn.), Kembang Sepatu (Hibicus
bagian-bagian organ tumbuhan (mulai dari akar, rosa-sinensis Linn.), Lamang atau Bambu Telang
batang, daun, bunga, buah, rimpang, dan umbi), (Schizostachyum brachycladum Kurz.), Silar atau
cara penggunaaan, dan makna khusus yang Siwalan (Borassus flambellifer Linn.), Pandan
terdapat pada jenis-jenis tumbuhan yang (Pandanus ammaryllifolius Parkinson.), Bunga
digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju. Kertas (Bougainvillea sp Juss.) Bunga Tasbih
(Canna lily Linn.) dan Puring (Codiaeum
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan variegatum Juss.), dikategorikan sebanyak 21
Berdasarkan hasil penelitian yang familia.
dilakukan di Kelurahan Tumbang Talaken, Berdasarkan hasil wawancara dan
Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas observasi, terdapat 7 bagian organ yang
yang dilakukan selama kurang lebih 2 bulan digunakan terdapat yaitu akar, batang, daun,
dimulai dari awal Juli – akhir Agustus 2022 dapat bunga, buah, umbi, dan rimpang. Hasil temuan
ditemukan 43 jenis tumbuhan yang digunakan penelitian juga memperlihatkan bahwa
dalam ritual Adat Dayak Ngaju yang terdiri dari pengambilan bagian tumbuhan biasanya hanya
Uei atau Rotan (Calamus sp Linn.), Sawang atau diambil satu bagian organnya saja, namun ada
Hanjuang (Cordyline fruticosa A.Chev.), Uru beberapa tumbuhan yang diambil beberapa
Lewu atau Rumput Liar (Eustachys paspaloides bagian seperti contoh Sawang atau Andong
((Vahl) Lanza.), Uru Sambelum atau Cocor (Cordyline fruticosa A.Chev.) dalam ritual adat
Bebek (Kalanchoe pinnnata Pers.), Uru Tuntung pemberian nama anak atau Nahunan, bagian dari
atau Sambung Nyawa (Gynura procumbens organ yang digunakan adalah batang dan
(Blume) Miq.), Uru Kajalumpang atau Pulutan daunnya. Selanjutnya jika dilihat dari
(Urena lobata Linn.), Pinang (Areca catechu pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju terdapat
Linn.), Eyuh atau Kelapa (Cocoa nucifera Linn.), persamaan dan perbedaan mengenai bagian-
Suna atau Bawang Kucai (Allium tuberosum bagian organ dari jenis-jenis tumbuhan yang
Linn.), Serai atau Sarai (Cymbopogon citrasus digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju yang
Stapf.), Henda atau Kunyit (Curcuma longa satu dengan yang lain. Contoh dari persamaan
Linn.), Pisang (Musa Paradisiaca Linn.), dari bagian organ yang digunakan dalam Ritual
Tabalien atau Ulin (Eusideroxylon zwageri Adat Dayak Ngaju adalah Rotan. Rotan sendiri
Teijsm & Binn.), Jerangau atau Dlingo (Acorus dalam ritual adat pemberian nama anak atau
calamus Linn.), Sikur atau Kencur (Kaempteria Nahunan, ritual pernikahan/perkawinan atau
galanga Linn.), Sirih (Piper betle Linn.), Pelek Rujin Pengawin dan ritual mengantar
Bawang Bahandang atau Bawang Merah (Allium tulang-tulang orang yang sudah meninggal atau
cepa Linn.), Bawang Puti atau Bawang Putih Tiwah sama-sama menggunakan bagian batang.
(Allium sativum Linn.), Jahe (Zingiber officinale Sementara itu, contoh dari perbedaan dari bagian
Roscoe.), Kakambat atau Gandarusa (Justicia organ yang digunakan dalam Ritual Adat Dayak
gendarussa Burm.f.), Parei atau Padi/Behas atau Ngaju adalah Kelapa. Eyuh atau Kelapa (Cocoa
Beras (Oryza sativa Linn.), Rumbia atau Sagu nucifera Linn.) dalam ritual
(Metroxylon sagu Rottb.), Ipah atau Nipah pernikahan/perkawinan Ngaju atau Pelek Rujin
(Nypa fruticans Wurmb.), Garu atau Gaharu Pengawin menggunakan bagian daun, sementara
(Aquilaria malaccensis Lamk.), Mayan atau Kelapa dalam ritual mengantar tulang-tulang
Kemenyan Sytrax sp (Perkins.), Pulut atau Ketan orang yang sudah meninggal atau Tiwah
(Oryza sativa Var. Glutinosa (Linn.), Bajakah menggunakan bagian dan buah. Data yang
Tengang (Spatholobus Littoralis Hassk.), diperoleh berdasarkan hasil wawancara
Palingkau atau Bambu Hijau (Bambusa vulgaris mendalam dengan masyarakat sebagai informasi,
Schard. Ex J.C.), Haur atau Bambu Kuning untuk memperoleh data bagian organ yang paling
(Bambusa vulgaris Var. Striata Schard. Ex J.C.), sering digunakan dalam digunakan dalam ritual
Biru atau Sang (Johannestijsmania altifrons adat Dayak Ngaju, yang ada di Kelurahan
Tijsman.) Bahinis (Licuala petiolulata Becc. Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing
Venn.) Humbang atau Bambu Betung Kabupaten Gunung Mas disajikan pada Gambar
(Dendrocalamus asper (Schulf.f) Backer ex 1 diagram batang sebagai berikut.
heyne.)), Kajunjung (Actinodaphne glomerata 15 14 14
Linn.), Pilang (Acacia leucophioea ((Roxb.)
Wild.), Tengkawang (Shorea sp Roxb. Ex C.F 10
5 3 4 4 3
1
0
atau Bawang Merah (digunakan sebagai sesajen),
Bawang Puti atau Bawang Putih (digunakan
sebagai sesajen), Jahe (digunakan sebagai
sesajen), Kakambat atau Gandarusa (digunakan
sebagai bahan pembuat Tandak Batang Garing),
Parei atau Padi/Behas atau Beras (digunakan
Gambar 1. Diagram batang tentang bagian-bagian organ dari sebagai bahan Tawur), Rumbia atau Sagu
jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam Ritual Adat (digunakan sebagai bahan pembuat Kakajang
Dayak Ngaju
Langit dan bahan pembuat janur kuning), Ipah
Berdasarkan hasil temuan penelitian
atau Nipah (digunakan sebagai bahan pembuat
terdapat 4 jenis habitat yaitu hutan, pekarangan
Tanggui Layah dan Salapi), Garu atau Gaharu
rumah, ladang dan bantaran sungai, yang
(digunakan sebagai pembuat Parapen atau
disajikan dalam bentuk diagram batang pada
Dupa), Mayan atau Kemenyan Sytrax sp
Gambar 2 sebagai berikut.
19 (digunakan sebagai pembuat Parapen atau
20 Dupa), Pulut atau Ketan (digunakan sebagai
11 9
10 3 sesajen), Bajakah Tengang (digunakan sebagai
0 pengikat Tandak Batang Garing), Palingkau atau
Bambu Hijau (digunakan sebagai bahan
bangunan ritual Adat Dayak Ngaju), Haur atau
Bambu Kuning (digunakan sebagai bahan
bangunan ritual Adat Dayak Ngaju), Biru atau
Sang (digunakan sebagai penghias ritual Adat
Gambar 2. Diagram Batang tentang habitat dari jenis-jenis Dayak Ngaju) Bahinis (digunakan sebagai
tumbuhan yang digunakan dalam Ritual Adat Dayak Ngaju penghias banguan ritual Adat Dayak Ngaju)
Cara penggunaan dari jenis tumbuhan Humbang atau Bambu Betung (digunakan
yang digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju di sebagai bahan bangunan ritual Adat Dayak
Kelurahan Tumbang Talaken Kecamatan Ngaju), Kajunjung (digunakan sebagai bahan
Manuhing Kabupaten Gunung Mas adalah Uei pembuat Tampung Papas), Pilang (digunakan
atau Rotan (digunakan sebagai bahan pembuat sebagai bahan pembuat Tampung Papas),
Tandak Batang Garing, bahan pembuat tikar, Tengkawang (digunakan sebagai bahan pembuat
bahan pengikat peti mati atau Raung ), Sawang Tampung Papas), Taberau atau Gelagah
atau Hanjuang (digunakan sebagai bahan (digunakan sebagai bahan pembuat Tampung
pembuat Tandak Batang Garing dan pembuat Papas), Kembang Sepatu (digunakan sebagai
Tampung Papas), Uru Lewu atau Rumput Liar penghias Lawang Sakepeng), Lamang atau
(digunakan sebagai bahan pembuat Tandak Bambu Telang (digunakan sebagai bahan
Batang Garing), Uru Sambelum atau Cocor bangunan ritual Adat Dayak, sebagai alas untuk
Bebek (digunakan sebagai bahan pembuat sesajen, dan sebagai wadah buang sial), Silar atau
Tandak Batang Garing dan Alas untuk sesajen), Siwalan (sebagai bahan untuk melalas peralatan
Uru Tuntung atau Sambung Nyawa (digunakan yang digunakan dalam Ritual Adat Dayak
sebagai bahan pembuat Tandak Batang Garing), Ngaju), Pandan (digunakan sebagai Alat
Uru Kajalumpang atau Pulutan (digunakan Tampung Tawar), Bunga Kertas (digunakan
sebagai bahan pembuat Tandak Batang Garing), sebagai penghias Lawang Sakepeng) Bunga
Pinang (digunakan sebagai sesajen), Eyuh atau Tasbih (digunakan sebagai penghias Lawang
Kelapa (digunakan sebagai sesajen, minyak Sakepeng) dan Puring (digunakan sebagai bahan
untuk Tampung Tawar, bahan penghias Lawang pembuat Tampung Papas).
Sakepeng dan Janur Kuning ), Suna atau Bawang Berdasarkan hasil temuan penelitian
Kucai (digunakan sebagai sesajen), Serai atau terdapat berbagai macam makna khusus yang
Sarai (sebagai sesajen), Henda atau Kunyit terdapat pada setiap jenis-jenis tumbuhan yang
(digunakan sebagai sesajen), Pisang (digunakan digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju yang
sebagai alas untuk sesajen dan wadah untuk dipaparkan sebagai berikut.
buang sial), Tabalien atau Ulin (digunakan bahan 1) Bagian batang dari Uei atau Rotan (Calamus
pembuat Hampatung atau Patung), Jerangau atau sp Linn.) dalam kepercayaan agama
Dlingo (digunakan sebagai bahan tawur), Sikur Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai
atau Kencur (sebagai bahan tawur), Sirih sebuah janji yang berhubungan langsung
(digunakan sebagai sesajen), Bawang Bahandang dengan usia seseorang dan juga sebagai
pertanda baik agar selalu diberikan rezeki dari kelapa juga memiliki khusus sebagai
untuk keluarga yang melaksanakan kegiatan pengganti organ manusia dan lambang
ritual Adat Dayak Ngaju. Danum Kaharingan (Air Kehidupan).
2) Bagian batang dari Sawang atau Hanjuang Terakhir minyak dari kelapa bermakna
(Cordyline fruticosa A.Chev.) dalam sebagai pemulus artau pelancar untuk
kepercayaan agama Kaharingan, memiliki menghadapi segala rintangan yang ada dalam
makna khusus sebagai saksi dan janji hidup kehidupan manusia.
manusia di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, 9) Bagian Umbi dari Suna atau Bawang Kucai
sementara daunnya memiliki makna khusus (Allium tuberosum Linn.) dalam kepercayaan
sebagai penolak bala atau hal negatif yang agama Kaharingan, memiliki makna khusus
senantiasa menganggu ketentraman dalam sebagai ungkapan syukur sekaligus bayaran
keluarga. upah kepada pihak-pihak yang membantu
3) Bagian batang dari Uru Lewu atau Rumput dalam pelaksanaan Ritual Adat Dayal Ngaju.
Liar (Eustachys paspaloides ((Vahl) Lanza.) 10) Bagian Batang dari Serai atau Sarai
dalam kepercayaan agama Kaharingan, (Cymbopogon citrasus Stapf.) dalam
memiliki makna khusus sebagai tuntunan dan kepercayaan agama Kaharingan, memiliki
arahan seseorang untuk menjalan hidupnya makna khusus sebagai ungkapan syukur
secara bijaksana selaras dengan kebaikan dan sekaligus bayaran upah kepada pihak-pihak
kebenaran. yang membantu dalam pelaksanaan Ritual
4) Bagian batang dan daun dari Uru Sambelum Adat Dayak Ngaju.
atau Cocor Bebek (Kalanchoe pinnnata 11) Bagian rimpang dari Henda atau Kunyit
Pers.) dalam kepercayaan agama Kaharingan, (Curcuma longa Linn.) dalam kepercayaan
memiliki makna khusus sebagai tuntunan dan agama Kaharingan, memiliki makna khusus
arahan seseorang untuk menjalan hidupnya sebagai ungkapan syukur sekaligus bayaran
secara bijaksana selaras dengan kebaikan dan upah kepada pihak-pihak yang membantu
kebenaran. dalam pelaksanaan Ritual Adat Dayak Ngaju.
5) Bagian Batang dari Uru Tuntung atau Sementara air kunyit memiliki makna
Sambung Nyawa (Gynura procumbens sebagai pembersih hal negatif yang
(Blume) Miq.) dalam kepercayaan agama senantiasa yang mengganggu dalam
Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju
tuntunan dan arahan seseorang untuk 12) Bagian batang dan daun dari Pisang (Musa
menjalankan hidupnya secara bijaksana Paradisiaca Linn.) dalam kepercayaan
selaras dengan kebaikan dan kebenaran. agama Kaharingan, memiliki makna khusus
6) Bagian Batang dari Uru Kajalumpang atau sebagai wadah membuang segala malapetaka
Pulutan (Urena lobata Linn.) dalam dan semua sial yang bakal menimpa dalam
kepercayaan agama Kaharingan, memiliki kehidupan manusia.
makna khusus sebagai tuntunan dan arahan 13) Bagian batang dari Tabalien atau Ulin
seseorang untuk menjalan hidupnya secara (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn.)
bijaksana selaras dengan kebaikan dan dalam kepercayaan agama Kaharingan,
kebenaran. memiliki makna khusus sebagai adalah
7) Bagian buah dari Pinang (Areca catechu sebagai perwujudan dari roh-roh yang ikut
Linn.) dalam kepercayaan agama ambil bagian dan turut menyertai dalam
Kaharingan, memilki makna khusus sebagai setiap ritual Adat Dayak Ngaju dan juga
lambang serta bentuk kekuasaan dan sebagai jalan untuk menuju kehidupan
penyatuan zat-zat Ranying Hatalla Langit selanjutnya atau ke Lewu Tatau (Surga).
(Tuhan Yang Maha Esa) tersebut dengan 14) Bagian rimpang dari Jerangau atau Dlingo
kebijaksanaan sehinga nilai kebijaksaan ada (Acorus calamus Linn.) dalam kepercayaan
tertanam dalam perilaku manusia yang saling agama Kaharingan, memiliki makna khusus
melengkapi. sebagai bentuk komunikasi kepada roh-roh
8) Bagian daun dari Eyuh atau Kelapa Cocoa yang menyertai kegiatan agar memberkati
nucifera (Linn.) dalam kepercayaan agama para peserta ritual adat Dayak Ngaju dengan
Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai panjang umur, murah mendapatkan rejeki
pendingin atau penetralisir sifat jahat dalam dan diawali dengan sempurnanya lahir dan
seseorang yang ikut dalam pelaksanaan batin.
dalam ritual Adat Dayak Ngaju. Bagian buah 15) Bagian Sikur atau Kencur (Kaempteria
galanga Linn.) dalam kepercayaan agama harapan akan kelangsung dan kelancaran
Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju dari
bentuk komunikasi kepada roh-roh yang awal sampai akhir.
menyertai kegiatan agar memberkati para 23) Bagian daun dari Ipah atau Nipah (Nypa
peserta ritual adat Dayak Ngaju dengan fruticans Wurmb.) dalam kepercayaan agama
panjang umur, murah mendapatkan rejeki Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai
dan diawali dengan sempurnanya lahir dan penutup yang sanggup menutupi segala hal
batin. negatif agar tidak dapat kelansungan jalannya
16) Bagian daun dari Sirih (Piper betle Linn.) pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju.
dalam kepercayaan agama Kaharingan, 24) Bagian kulit dan getah yang sudah diolah
memiliki makna khusus sebagai sebagai dari batang Garu atau Gaharu (Aquilaria
lambang serta bentuk kekuasaan dan malaccensis Lamk.) dalam kepercayaan
penyatuan zat-zat Ranying Hatalla Langit agama Kaharingan, memiliki makna khusus
(Tuhan Yang Maha Esa) tersebut dengan sebagai penyampai dan pencipta suasana
kebijaksanaan sehinga nilai kebijaksaan ada hening dan sakral dalam ritual serta sebagai
tertanam dalam perilaku manusia yang saling pemusat pikiran tujuan dalam pelaksanaaa
melengkapi. dari segala prosesi ritual Adat Dayak Ngaju.
17) Bagian umbi dari Bawang Bahandang atau 25) Bagian kulit dan getah yang sudah diolah
Bawang Merah (Allium cepa Linn.) dalam dari batang Mayan atau Kemenyan Sytrax sp
kepercayaan agama Kaharingan, memiliki (Perkins.) dalam kepercayaan agama
makna khusus sebagai ungkapan syukur Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai
sekaligus bayaran upah kepada pihak-pihak penyampai dan pencipta suasana hening dan
yang membantu dalam pelaksanaan Ritual sakral dalam ritual serta sebagai pemusat
Adat Dayak Ngaju. pikiran tujuan dalam pelaksanaaa dari segala
18) Bagian umbi dari Bawang Puti atau Bawang prosesi ritual Adat Dayak Ngaju
Putih (Allium sativum Linn.) dalam 26) Bulir dari Pulut atau Ketan (Oryza sativa
kepercayaan agama Kaharingan, memiliki Var. Glutinosa (Linn.) dalam kepercayaan
makna khusus sebagai ungkapan syukur agama Kaharingan, memiliki makna khusus
sekaligus bayaran upah kepada pihak-pihak sebagai ungkapan syukur atas dilimpahkan
yang membantu dalam pelaksanaan Ritual panen yang tersedia sebagai sesajen serta
Adat Dayak Ngaju. makanan kepada pelaksana dan peserta yang
19) Bagian rimpang dari Jahe (Zingiber hadir dalam ritual Adat Dayak Ngaju.
officinale Roscoe.) dalam kepercayaan 27) Bagian serat dari akar Bajakah Tengang
agama Kaharingan, memiliki makna khusus (Spatholobus Littoralis Hassk.) dalam
sebagai ungkapan syukur sekaligus bayaran kepercayaan agama Kaharingan, memiliki
upah kepada pihak-pihak yang membantu makna khusus sebagai tuntunan dan arahan
dalam pelaksanaan Ritual Adat Dayak Ngaju. seseorang untuk menjalankan hidupnya
20) Bagian batang dari Kakambat atau secara bijaksana selaras dengan kebaikan dan
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.) kebenaran dan sebagai pengikat hubungan
memiliki makna khusus sebagai tuntunan dan kekerabatan dalam bermasyarakat dalam satu
arahan seseorang untuk menjalankan kesukuan.
hidupnya secara bijaksana selaras dengan 28) Bagian batang dari Palingkau atau Bambu
kebaikan dan kebenaran. Hijau (Bambusa vulgaris Schard. Ex J.C.)
21) Behas atau Beras (Oryza sativa Linn.) dalam dalam kepercayaan agama Kaharingan,
kepercayaan agama Kaharingan, memiliki memiliki makna khusus sebagai penyemarak
makna khusus sebagai bentuk media bagi roh-roh leluhur dan roh-roh penguasa
komunikasi kepada para roh-roh penguasa yang berkumpul hadir dalam suatu bangunan
dan roh-roh leluhur agar menyampaikan yang dibuat khusus dalam pelaksanaan ritual
maksud dan tujuan dilaksanakannya ritual Adat Dayak Ngaju.
adat kepada Ranying Hatalla Langit (Tuhan 29) Bagian batang dari Haur atau Bambu Kuning
Yang Maha Esa) (Bambusa vulgaris Var. Striata Schard. Ex
22) Bagian daun dari Rumbia atau Sagu J.C.) dalam kepercayaan agama Kaharingan,
(Metroxylon sagu Rottb.) dalam kepercayaan memiliki makna khusus sebagai penyemarak
agama Kaharingan, memiliki makna khusus bagi roh-roh leluhur dan roh-roh penguasa
sebagai pelindung dari marabahaya serta yang berkumpul hadir dalam suatu bangunan
yang dibuat khusus dalam pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju.
Adat Dayak Ngaju. 37) Bagian bunga dari Kembang Sepatu (Hibicus
30) Bagian daun dari Biru atau Payung rosa-sinensis Linn.) dalam kepercayaan
(Johannestijsmania altifrons Tijsman.) dalam agama Kaharingan, memiliki makna khusus
kepercayaan agama Kaharingan, memiliki sebagai penghalang yang berwarna-warni
makna khusus sebagai pelindung bagi roh- yang harus segara disingkirkan demi
roh leluhur dan roh-roh penguasa yang kelangsungan pelaksanaan ritual Adat Dayak
berkumpul hadir dalam suatu bangunan yang Ngaju dengan cara adu tenaga antar dua
dibuat khusus dalam pelaksanaan ritual Adat kubu.
Dayak Ngaju. 38) Bagian batang Lamang atau Bambu Telang
31) Bagian daun dari Bahinis (Licuala (Schizostachyum brachycladum Kurz.) dalam
petiolulata Becc. Venn.) dalam kepercayaan kepercayaan agama Kaharingan, yang
agama Kaharingan, memiliki makna khusus pertama sebagai penyemarak bagi roh-roh
sebagai bentuk pelindung dari roh-roh leluhur dan roh-roh penguasa yang
leluhur dan roh-roh penguasa yang berkumpul hadir dalam suatu bangunan yang
berkumpul hadir dalam suatu bangunan yang dibuat khusus dalam pelaksanaan ritual Adat
dibuat khusus dalam pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju. Kedua, memiliki makna
Dayak Ngaju. khusus sebagai wadah membuang segala
32) Bagian batang dari Humbang atau Bambu malapetaka dan semua sial yang bakal
Betung (Dendrocalamus asper (Schulf.f) menimpa dalam kehidupan manusia.
Backer ex heyne.) dalam kepercayaan agama 39) Bagian daun dari Silar atau Siwalan
Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai (Borassus flambellifer Linn.) dalam
pelindung dari roh-roh leluhur dan roh-roh kepercayaan agama Kaharingan, memiliki
penguasa yang berkumpul hadir dalam suatu makna khusus sebagai bentuk pengurapan
bangunan yang dibuat khusus dalam dan penyucian pada barang-barang yang akan
pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju. dipergunaan dalam ritual Adat Dayak Ngaju.
33) Bagian daun dari Kajunjung (Actinodaphne 40) Bagian daun dari Pandan (Pandanus
glomerata Linn.) dalam kepercayaan agama ammaryllifolius Parkinson.) dalam
Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai kepercayaan agama Kaharingan, memiliki
penghapus segala hal-hal yang berbau negatif makna khusus sebagai pendingin atau
dan segala musibah yang terbawa oleh penetralisir berbagai keburukan dalam
peserta yang akan mengganggu dalam kehidupan peserta yang ikut melaksanakan
pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju. ritual Adat Dayak Ngaju.
34) Bagian daun dari Pilang (Acacia 41) Bagian dari Bunga Kertas (Bougainvillea sp
leucophioea ((Roxb.) Wild.) dalam Juss.) dalam kepercayaan agama Kaharingan,
kepercayaan agama Kaharingan, memiliki memiliki makna khusus sebagai penghalang
makna khusus sebagai penghapus segala hal- yang berwarna-warni yang harus segara
hal yang berbau negatif dan segala musibah disingkirkan demi kelangsungan pelaksanaan
yang terbawa oleh peserta yang akan ritual Adat Dayak Ngaju dengan cara adu
mengganggu dalam pelaksanaan ritual Adat tenaga antar dua kubu.
Dayak Ngaju. 42) Bagian dari Bunga Tasbih (Canna lily Linn.)
35) Bagian daun dari Tengkawang (Shorea sp dalam kepercayaan agama Kaharingan,
Roxb. Ex C.F Gaertn) dalam kepercayaan memiliki makna khusus sebagai penghalang
agama Kaharingan, memiliki makna khusus yang berwarna-warni yang harus segara
sebagai penghapus segala hal-hal yang disingkirkan demi kelangsungan pelaksanaan
berbau negatif dan segala musibah yang ritual Adat Dayak Ngaju dengan cara adu
terbawa oleh peserta yang akan mengganggu tenaga antar dua kubu.
dalam pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju. 43) Bagian dari daun Puring (Codiaeum
36) Bagian batang dan daun dari Taberau atau variegatum Juss.) dalam kepercayaan agama
Gelagah (Saccharum spontaneum Linn.) Kaharingan, memiliki makna khusus sebagai
dalam kepercayaan agama Kaharingan, penghapus segala hal-hal yang berbau negatif
memiliki makna khusus sebagai penghapus dan segala musibah yang terbawa oleh
segala hal-hal yang berbau negatif dan segala peserta yang akan mengganggu dalam
musibah yang terbawa oleh peserta yang pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju.
akan mengganggu dalam pelaksanaan ritual
Implementasi dari hasil penelitian ini Sikur atau Kencur (Kaempteria galanga Linn.),
layak dijadikan sebagai dapat dijadikan sebagai Sirih (Piper betle Linn.), Bawang Bahandang
penunjang pembelajaran pada materi atau Bawang Merah (Allium cepa Linn.),
keanekaragaman hayati kelas X SMA sehingga Bawang Puti atau Bawang Putih (Allium sativum
mendorong siswa untuk memanfaatkan Linn.), Jahe (Zingiber officinale Roscoe.),
lingkungan sekitar sebagai objek ilmu Kakambat atau Gandarusa (Justicia gendarussa
pengetahuan khususnya ilmu biologi yang Burm.f.), Parei atau Padi/Behas atau Beras
berwawasan potensi lokal untuk mencapai (Oryza sativa Linn.), Rumbia atau Sagu
Kompetensi Dasar 3.2 yaitu menganalisis data (Metroxylon sagu Rottb.), Ipah atau Nipah
hasil observasi tentang berbagai tingkat (Nypa fruticans Wurmb.), Garu atau Gaharu
keanekaragaman (gen, jenis, dan ekosistem) di (Aquilaria malaccensis Lamk.), Mayan atau
Indonesia serta ancaman dan pelestariannya, Kemenyan Sytrax sp (Perkins.), Pulut atau Ketan
sementara untuk indikator pencapaian (Oryza sativa Var. Glutinosa (Linn.), Bajakah
pembelajarannya sendiri adalah 3.2.5 yaitu Tengang (Spatholobus Littoralis Hassk.),
mengaitkan keanekaragaman hayati di Indonesia Palingkau atau Bambu Hijau (Bambusa vulgaris
dengan fungsi dan manfaatnya. Hasil penelitian Schard. Ex J.C.), Haur atau Bambu Kuning
ini disusun dalam bentuk infografis yang berisi (Bambusa vulgaris Var. Striata Schard. Ex J.C.),
informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan yang Biru atau Sang (Johannestijsmania altifrons
digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju yang Tijsman.) Bahinis (Licuala petiolulata Becc.
sudah diperoleh dan peserta didik bisa melihat Venn.) Humbang atau Bambu Betung
sendiri dari infografis mulai dari nama lokal, (Dendrocalamus asper (Schulf.f) Backer ex
nama ilmiah, deksripsi singkat morfologi, heyne.)), Kajunjung (Actinodaphne glomerata
bagian-bagian organ yang digunakan, habitat, Linn.), Pilang (Acacia leucophioea ((Roxb.)
cara penggunaan dan makna khusus yang Wild.), Tengkawang (Shorea sp Roxb. Ex C.F
terdapat pada setiap jenis-jenis tumbuhan yang Gaertn.), Taberau atau Gelagah (Saccharum
digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju, spontaneum Linn.), Kembang Sepatu (Hibicus
dengan makasud supaya peserta didik akan lebih rosa-sinensis Linn.), Lamang atau Bambu Telang
mudah memahami isi dari penjelasan yang (Schizostachyum brachycladum Kurz.), Silar atau
disampai oleh pengajar karena materi yang Siwalan (Borassus flambellifer Linn.), Pandan
diajarkan disaikan dengan tampilan dan gambar (Pandanus ammaryllifolius Parkinson.), Bunga
yang menarik serta berwawasan potensi lokal. Kertas (Bougainvillea sp Juss.) Bunga Tasbih
(Canna lily Linn.) dan Puring (Codiaeum
D. Simpulan dan Saran variegatum Juss.), dikategorikan sebanyak 21
1. Simpulan familia.
Berdasarkan hasil penelitian dan Bagian-bagian organ dari jenis
pembahasana dapat disimpulkan bahwa terdapat tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat
43 jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual Dayak Ngaju terdiri akar, batang, daun, bunga,
adat dalam Dayak Ngaju di Kelurahan Tumbang buah, rimpang dan umbi. Bagian-bagian organ
Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten yang paling sering digunakan dalam ritual Adat
Gunung Mas, yaitu Uei atau Rotan (Calamus sp Dayak Ngaju adalah bagian batang dan daun.
Linn.), Sawang atau Hanjuang (Cordyline Habitat dari tumbuhan jenis tumbuhan
fruticosa A.Chev.), Uru Lewu atau Rumput Liar yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju
(Eustachys paspaloides ((Vahl) Lanza.), Uru dikategorikan sebanyak 4 jenis dengan rincian,
Sambelum atau Cocor Bebek (Kalanchoe 11 jenis tumbuhan diperoleh dari hutan, 19 jenis
pinnnata Pers.), Uru Tuntung atau Sambung tumbuhan diperoleh dari pekarangan rumah, 9
Nyawa (Gynura procumbens (Blume) Miq.), Uru jenis tumbuhan diperoleh dari ladang, dan 3 jenis
Kajalumpang atau Pulutan (Urena lobata Linn.), tumbuhan diperoleh dari sekitar bantaran sungai.
Pinang (Areca catechu Linn.), Eyuh atau Kelapa Berdasarkan hasil temuan penelitian
(Cocoa nucifera Linn.), Suna atau Bawang Kucai terdapat berbagai macam cara penggunaan pada
(Allium tuberosum Linn.), Serai atau Sarai setiap jenis-jenis tumbuhan yang digunakan
(Cymbopogon citrasus Stapf.), Henda atau dalam ritual adat Dayak Ngaju. Contohnya pada
Kunyit (Curcuma longa Linn.), Pisang (Musa Uru Lewu atau Rumput Liar (Eustachys
Paradisiaca Linn.), Tabalien atau Ulin paspaloides ((Vahl) Lanza.), bagian batang Uru
(Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn.), Lewu atau Rumput Liar dalam ritual adat
Jerangau atau Dlingo (Acorus calamus Linn.), pemberian nama anak atau Nahunan, digunakan
sebagai bahan pembuatan Tandak Batang yang selaras dengan dengan kebaikan dan
Garing. Selanjutnya jika dilihat dari perbedaan kebenaran), Uru Kajalumpang atau Pulutan
cara penggunaan untuk 1 jenis tumbuhan dalam 1 (sebagai tuntunan dan arahan untuk menjalankan
ritual terdapat pada Sawang atau Andong hidupnya dengan bijaksana yang selaras dengan
(Cordyline fruticosa A.Chev.), yang dimana jenis dengan kebaikan dan kebenaran), Pinang
tumbuhan ini dalam ritual adat (sebagai lambang dan bentuk kekuasaan dari
perkawinan/pernikahan atau Pelek Rujin Tuhan Yang Maha Kuasa), Eyuh atau Kelapa
Pengawin, bagian batang digunakan sebagai (sebagai perwujudan dari organ manusia dan
bahan pembuatan Tandak Batang Garing, lambang air kehidupan, sebagai penetralisir sifat-
sementara daunnya sendiri digunakan sebagai sifat negatif yang terkandung pada manusia, dan
bahan pembuatan Tampung Papas. Selanjutnya sebagai pelancar atau pemulus dalam
jika dilihat dari pelaksanaan ritual Adat Dayak menghadapi rintangan dalam kehidupan
Ngaju terdapat persamaan dan perbedaan manusia), Suna atau Bawang Kucai (sebagai
mengenai cara penggunaan dari jenis tumbuhan ungkapan syukur dan upah pelaksana atas
yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju terlaksananya ritual Adat Dayak Ngaju), Serai
yang satu dengan yang lain. Contoh dari atau Sarai (sebagai ungkapan syukur dan upah
persamaan pada cara penggunaan jenis tumbuhan pelaksana atas terlaksananya ritual Adat Dayak
yang digunakan dalam Ritual Adat Dayak Ngaju Ngaju), Henda atau Kunyit (sebagai ungkapan
adalah Pinang. Pinang (Areca catechu Linn.) syukur dan upah pelaksana atas terlaksananya
dalam ritual adat pemberian nama anak atau ritual Adat Dayak Ngaju), Pisang (sebagai wadah
Nahunan, ritual pernikahan/perkawinan Ngaju buangan tempat tinggal segala malapetaka dan
atau Pelek Rujin Pengawin dan ritual mengantar segala sial yang bakal menimpa dalam
tulang-tulang orang yang sudah meninggal atau kehidupan), Tabalien atau Ulin (sebagai
Tiwah, pada bagian buah sama-sama digunakan perwujudan dari roh-roh leluhur dan sebagai
sebagai sesajen bersama daun sirih. Sedangkan jalan menuju kehidupan selanjutnya), Jerangau
contoh dari perbedaan pada cara penggunaan atau Dlingo (sebagai bentuk komunikasi kepada
jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam roh-roh leluhur), Sikur atau Kencur (sebagai
Ritual Adat Dayak Ngaju adalah Cocor Bebek. bentuk komunikasi kepada roh-roh leluhur), Sirih
Uru Sambelum atau Cocor Bebek (Kalanchoe (sebagai lambang dan bentuk kekuasaan dari
pinnnata Pers.) dalam ritual adat pemberian nama Tuhan Yang Maha Kuasa), Bawang Bahandang
anak atau Nahunan, digunakan sebagai bahan atau Bawang Merah (sebagai ungkapan syukur
pembuatan Tandak Batang Garing. Sementara dan upah pelaksana atas terlaksananya ritual
dalam ritual mengantar tulang-tulang orang yang Adat Dayak Ngaju), Bawang Puti atau Bawang
sudah meninggal atau Tiwah, bagian daun dari Putih (sebagai ungkapan syukur dan upah
cocor bebek digunakan sebagai alas untuk pelaksana atas terlaksananya ritual Adat Dayak
sesajen yang telah dimasak untuk kelengkapan Ngaju), Jahe (sebagai ungkapan syukur dan upah
dalam Ritual Tiwah. pelaksana atas terlaksananya ritual Adat Dayak
Makna Khusus yang terdapat pada Ngaju), Kakambat atau Gandarusa (sebagai
tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat tuntunan dan arahan untuk menjalankan hidupnya
Dayak Ngaju di Kelurahan Tumbang Talaken dengan bijaksana yang selaras dengan dengan
Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas kebaikan dan kebenaran), Parei atau Padi/Behas
yaitu Uei atau Rotan (sebagai janji panjang umur atau Beras (sebagai bentuk komunikasi kepada
dan diberkati rezeki melimpah), Sawang atau roh-roh leluhur), Rumbia atau Sagu (pelindung
Hanjuang (sebagai saksi dan janji hidup manusia dari marabahaya serta kelancaran pelaksanaan
serta sebagai penolak bala atau hal negatif dalam ritual Adat Dayak Ngaju), Ipah atau Nipah
kehidupan manusia), Uru Lewu atau Rumput (penutup segala hal negatif yang mengganggu
Liar (sebagai tuntunan dan arahan untuk kelangsungan pelaksanaan ritual Adat Dayak
menjalankan hidupnya dengan bijaksana yang Ngaju), Garu atau Gaharu (sebagai bentuk
selaras dengan dengan kebaikan dan kebenaran), komunikasi dan pencipta suasana hening dalam
Uru Sambelum atau Cocor Bebek (sebagai pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju), Mayan
tuntunan dan arahan untuk menjalankan hidupnya atau Kemenyan (sebagai bentuk komunikasi dan
dengan bijaksana yang selaras dengan dengan pencipta suasana hening dalam pelaksanaan ritual
kebaikan dan kebenaran), Uru Tuntung atau Adat Dayak Ngaju), Pulut atau Ketan (sebagai
Sambung Nyawa (sebagai tuntunan dan arahan ungkapan syukur), Bajakah Tengang (sebagai
untuk menjalankan hidupnya dengan bijaksana tuntunan dan arahan untuk menjalankan hidupnya
dengan bijaksana yang selaras dengan dengan Berdasarkan hasil kesimpulan dari dari
kebaikan dan kebenaran), Palingkau atau Bambu hasil penelitian ini diharapkan ada penelitian
Hijau (sebagai penyemarak bangunan tempat lebih lanjut mengenai mengenai makna khusus
tinggal roh-roh leluhur), Haur atau Bambu dari berbagai tumbuhan yang digunakan dalam
Kuning (sebagai penyemarak bangunan tempat ritual Adat Dayak Ngaju agar tidak di daerah lain
tinggal roh-roh leluhur), Biru atau Sang (sebagai serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjutan
pelindungan bangunan tempat tinggal roh-roh tentang studi etnobotani, manfaat dan kegunaan
leluhur) Bahinis (sebagai pelindungan bangunan lain dari tumbuhan yang digunakan dalam ritual
tempat tinggal roh-roh leluhur) Humbang atau adat Dayak Ngaju seperti dalam pengobatan,
Bambu Betung (sebagai penyemarak bangunan sandang, dan pangan sehingga khasiat dan
tempat tinggal roh-roh leluhur), Kajunjung manfaat tumbuhan bisa lebih dimaksimalkan.
(sebagai penghapus segala hal-hal yang berbau
negatif dan musibah yang terbawa oleh peserta E. Ucapan Terimakasih
pelaksanan ritual Adat Dayak Ngaju), Pilang Penulis mengucapkan terimakasih
(sebagai penghapus segala hal-hal yang berbau kepada Ibu Dr. Yula Miranda, M.Pd. selaku
negatif dan musibah yang terbawa oleh peserta dosen pembimbing I dan Ibu Titin Purnaningsih
pelaksanan ritual Adat Dayak Ngaju), S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang
Tengkawang (sebagai penghapus segala hal-hal telah rela meluangkan waktu dan dengan ikhlas
yang berbau negatif dan musibah yang terbawa memberikan bimbingan kepada penulis.
oleh peserta pelaksanan ritual Adat Dayak Terimakasih kepada teman-teman serta semua
Ngaju), Taberau atau Gelagah (sebagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penghapus segala hal-hal yang berbau negatif dan artikel ini.
musibah yang terbawa oleh peserta pelaksanan
ritual Adat Dayak Ngaju), Kembang sepatu F. Daftar Pustaka
(sebagai penghalang yang berwarna-warni yang
Kantor Kelurahan Tumbang Talaken. 2021. Data
harus segala diputuskan), Lamang atau Bambu
Kependudukan Kecamatan Manuhing.
Telang (sebagai penyemarak bangunan tempat
Tumbang Talaken: Kantor Kelurahan
tinggal roh-roh leluhur dan wadah pembuang
Tumbang Talaken.
segala sial), Silar atau Siwalan (sebagai bentuk
pengurapan atau penyucian segala barang yang
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu
digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju),
Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Pandan (sebagai penetralisir segala keburukan
dalam kehidupan peserta yang ikut dalam Kuenna. 2015. Simbol dalam Adat Dayak Ngaju
pelaksanaan ritual Adat Dayak Ngaju), Bunga (Symbol in Tribe Ritual Of Dayak
Kertas (sebagai penghalang yang berwarna-warni Ngaju). Skripsi. Banjarmasin:
yang harus segala diputuskan) Bunga Tasbih Universitas Lambung Mangkurat.
(sebagai penghalang yang berwarna-warni yang
harus segala diputuskan) dan Puring (sebagai Langer, Susanne K. 1971. Philosophy in a New
penghapus segala hal-hal yang berbau negatif dan Key. New York: The Free Press.
musibah yang terbawa oleh peserta pelaksanan
ritual Adat Dayak Ngaju). Mahdi, Ika Nurwahida. 2015. Inventarisasi Yang
Hasil penelitian inventariasi jenis-jenis digunakan dalam Ritual Adat Di Desa
tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat Tindang Kecamatan Bonomompo
Dayak Ngaju di Kelurahan Tumbang Talaken Selatan Kabupaten Gowa. Skripsi.
Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas Makassar: UIN Alauddin.
sebagai penunjang pembelajaran pada materi
keanekaragaman hayati yang disusun dalam Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan
bentuk infografis berisi gambar jenis tumbuhan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
dan informasi mulai dari nama lokal, nama R&D. Bandung: Alfabeta.
ilmiah, bagian-bagian organ, deskripsi singkat
morfologi, habitat, cara penggunaan, dan makna Tjitrosoepomo, G. (1996). Taksonomi
khusus yang terdapat dalam ritual Adat Dayak Tumbuhan. Gadjah Mada University
Ngaju. Press.
2. Saran
Yulianor, Ahmad. 2019. Inventarisasi Jenis
Tumbuhan Paku-pakuan (Pteridophyta)
Area Bekas Tambang Baku Bara PT
AKT Kelurahan Muara Tuhup
Kecamatan Laung Tuhup Kecamatan
Murung Raya. Skripsi. Palangkaraya:
IAIN Palangkaraya.

Anda mungkin juga menyukai