Anda di halaman 1dari 8

PAPARAN DATA PENELITIAN

Peneliti telah mengumpulkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui lima teknik

penelitian yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, pengumpulan data spesimen, dan

klasifikasi mengenai tumbuhan yang digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju Di Kelurahan

Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas. Peneliti akan menganalisis

data yang sudah terkumpul secara deskriptif untuk menjelaskan hasil penelitian. Analisis data

yang dipilih oleh peneliti yaitu analsis kualitatif deskriptif dari data yang diperoleh melalui

observasi, wawancara, dokumentasi, pengumpulan data spesimen, dan klasifikasi dengan

lembaga terkit. Data yang diperoleh peneliti akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian

yang bersumber dari narasumber dan observasi secara tidak langsung mengenai tumbuhan

yang digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju Di Kelurahan Tumbang Talaken langsung

dari beberapa tokoh adat seperti Basir yang diketuai oleh Bapak Sathae D. Rumbang dan

Madi serta beberapa tokoh masyarakat yang diketahui memiliki pengetahuan mengenai

tumbuhan yang digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju Di Kelurahan Tumbang Talaken.

Penelitian yang dilakukan peneliti berfokus pada jenis-jenis tumbuhaan yang

digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju, bagian-bagian dari organ tumbuhan yang

digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju, sumber perolehan dari organ tumbuhan yang

digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju, penggunaan dari jenis tumbuhan selama ritual itu

berlangsung, dan makna khusus yang terdapat pada setiap jenis tumbuhan yang digunakan

dalam ritual adat Dayak Ngaju. Dalam proses penelitian ini, peneliti akan mewawancarai

rohaniwan agama Kaharingan atau Basir dan juga beberapa anggota masyarakat yang

diketahui memiliki pengetahuan mengenai tumbuhan tguna mengetahui lebih dalam tentang

apa saja yang harus dipersiapkan dalam ritual tersebut yaitu pada tumbuhan yang digunakan

dalam ritual Adat Dayak Ngaju.


Berikut ini adalah paparan data hasil penelitian yang diperoleh peneliti yang berisi

tentang tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju di Kelurahan Tumbang

Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas.

a. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual adat Dayak Ngaju

Tumbuhan sendiri merupakan suatu organisme hidup yang menutupi sebagian besar

dataran bumi. Sehinga mudah untuk menemuinya dimana-mana. Hal tersebut termasuk

lumut, pakis, rumput, semak, pohon, dan masih banyak lagi. Tumbuhan sangat penting bagi

kelangsungan hidup organisme lain termasuk manusia baik itu dalam jangan pendek maupun

jangkan panjang, diantaranya yaitu penghasul oksigen, yang merupakan produk sampingan

dari fotosintesis. Adapun manfaat dari tumbuh-tumbuhan itu banyak seperti jadikan sebagai

bahan pangan, sandang, obat-obatan, kosmetik dan ada juga yang digunakan sebagai bahan

perlengkapan sekaligus persyaratan yang harus dipenuhi dalam sebuah ritual adat. Mengenai

ritual adat sendiri banyak dari jenis tumbuhan yang pergunakan dan ikut ambil bagian dalam

ritual tersebut. Pada ritual adat adat Adat Dayak Ngaju juga menggunakan tumbuhan sebagai

objek baik sebagai persembahan yang dipersembahkan kepada leluhur atau sebagai alat

pembersih contohnya tampung papas.

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu tanggal 03 Agustus 2022 dengan

Narasumber pertama yaitu Bapak Sathae D. Rumbang (60 tahun) selaku Basir di Kelurahan

Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas, yang diketahui memiliki

pengetahuan mengenai tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju

mengatakan bahwa:

“Badasar bara pengalamanku, sabujur are kya kare jenis batang kayu ji tahu
mahapan uluh melay ritual tergantung en tege batang kayu jite melay eka belum
tuntang manyasuai dengan narai ji persyarat uluh sebelum manampa ritual jite
atawa amun batang kayu jite jatun melai eka belum tahu inganti dengan ji beken.
Jadi batang kayu ji secara umum ji harus tege melay ji harus tege melay ritual te
iyete sawang, uei, enyuh, puring, humbang, pinang, sirih, bunga-bungan bara
kambang sapatu, kambang tasbuh, kambang karatas, tege hindai baru kare garu,
taberau, palingkau, silar, tuntang dawen biru. Are hindai sabujur te batang yang
kayu ji tahu uluh mahapan tuntang ji beken tahu ikau mencermati kabuat amun tege
batang kayu ji beken ji tahu mahapann uluh melay kare ritual Adat Dayak Ngaju
melay daerah beken”
Terjemahan:
“Banyak jenis tumbuhan yang bisa digunakan dalam ritual tergantung ketersedian
tumbuhan tersebut ditempat dia tumbuh dan harus menyesuaikan dengan apa yang
dipersyaratkan sebelum dimulainya ritual atau jika tumbuhan tersebut memang tidak
ada ditempat ia ditemukan bisa digantikan yang lain. Jadi tumbuhan yang secara
umum yang harus ada dalam ritual itu sendiri adalah andong, rotan, kelapa, puring,
bambu betung, pinang, sirih, bunga-bungaan dari kembang sepatu, tasbih, kertas, lalu
ada gaharu, taberau, palingkau, siwalan, dan daun biru. Masih banyak lagi
sebenarnya tumbuhan yang memang bisa dipergunakan dalam ritual adat dan yang
lain bisa anda cermati sendiri apakah ada tumbuhan lain yang bisa digunakan dalam
ritual adat Dayak Ngaju di daerah lain.”
Selanjutnya hasil wawancara dengan narasumber kedua yaitu Bapak Madi (53 tahun)

selaku juga menambahkan selaku Basir kedua di Kelurahan Tumbang Talaken Kecamatan

Manuhing Kabupaten Gunung Mas, yang diwawancarai pada hari Jum,at tanggal 05 Agustus

2022 diketahui memiliki pengetahuan mengenai tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat

Dayak Ngaju menambahkan bahwa:

“Bara ji katawanku, are jenis ji batang kayu ji hapan uluh melay Ritual Dayak Ngaju
badasar bara pengalaman aku kya ji jadi telu nyelu jadi Basir, ji sulak te sawang,
mbas te sirih, pinang, dawen pilang, uru sambelum, enyuh, henda, tabeluen,
tengkawang, mayan, haur, bambu talang, bahinis, kanjunjung, tuntang. Pandan.
Tikas jite ji katawangku”
Terjemahan:
“Dari yang saya ketahui, banyak jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat
Dayak Ngaju berdasarkan pengalaman saya juga yang baru tiga tahun menjadi Basir,
yang pertama adalah andong, lalu sirih, pinang, daun pilang, cocor bebek, Kelapa,
Kunyit, Ulin, Tengkawang Papas, Kemenyan, bambu kuning, bambu talang, bahinis,
kajunjung, dan pandan. Itu saja yang saya ketahui.”
Lalu hasil wawancara dari narasumber ketiga yang berasal anggota masyarakat, yang

pernah ikut ambil bagian atau melaksanakan ritual Adat Dayak Ngaju serta punya

pengetahuan dari jenis tumbuhan yang dipergunakan dalam ritual yaitu Ibu Ampung S.Pd (55

Tahun), Beliau diwawancarai pada hari Sabtu tanggal 06 Agustus juga menambahkan bahwa:

“Awi nyelu male aku puji umba akan acara manguan aran akan esunku atau kuan
uluh ita Nahunan, mungkin aku nyebut kya contoh ji bara batang kayu ji hapan kilau
uwei, sawang, uru lewu, uru sambelum, uru tuntung, uru kajalumpang, uru
kakambat, paramun dapur kilau suna, sarai, henda, jerangau, sikur, bawang
bahandang tunttang tuntang jahe. Mbas te tabalien, pisang, pinang, sirih, enyuh,
behas biasa tuntang pulut, ipah, rumbia, bajakah tengah tuntang parapen bara garu
tuntang kemenyan”
Terjemahan:
“Karena tahun kemaren saya pernah ikut dalam ritual pemberian nama untuk cucu
saya atau kata orang kita Nahunan mungkin sebutkan saja contoh satu persatu dari
tumbuhan yang dipergunakan yaitu rotan, andong, rumput liar, cocor bebek, sambung
nyawa, pulutan, gandarusa, pinang, sirih, kelapa, bumbu dapur seperti bawang kucai,
serai, kunyit, jerangau, kencur, bawang merah, bawang putih, dan jahe. Selanjutnya
ulin, pisang, beras biasa dan beras ketan, nipah, rumbia, bajakah tengang dan
pendupaan dari gaharu dan kemenyan.”
Dari hasil wawancara itu diketahui bahwa tumbuhan yang digunakan dalam ritual

Adat Dayak Ngaju itu beragam jenisnya. Akan tetapi berdasarkan analisis yang didapatkan

dari beberapa jurnal penelitian pada setiap daerah khususnya daerah yang mayoritasnya

berasal dari Suku Dayak Ngaju sendiri terdapat kesamaan dan perbedaan dari setiap jenis

tumbuhan yang digunakan dalam Ritual Adat Dayak Ngaju, misalnya dalam ritual

pemberian nama anak atau Nahunan ada yang menggunakan tumbuhan dari rerumputan atau

dalam bahasa Dayak Ngajunya Uru. Di Kelurahan Tumbang Talaken sendiri, masyarakat

disana menggunakan uru uru sambelum atau cocor bebek dan uru kajalumpang atau pulutan

sebagai penghias pohon sawang yang diikat menggunakan serat dari akar bajakah tengang

bersama rotan dan tombak rabayang, sedangkan masyarakat di Kelurahan Kampuri

menggunakan uru sambelum atau cocor bebek dan uru kakambat atau gandarusa sebagai

penghias pohon yang dimaksudkan tadi. Berdasarkan contoh yang sudah dijabarkan tadi,

setiap tumbuhan yang digunakan ritual Adat Dayak Ngaju memiliki persamaan dan juga

perbedaan tergantung kondisi pada suatu daerah yang menyediakan jenis-jenis tumbuhan

tertentu boleh digunakan dalam ritual adat.

b. Bagian-bagian organ yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju

Tumbuhan bisa dikatakan lengkap bila memiliki lima organ terpenting yang

menunjang proses dalam kehidupannya. Lima organ tersebut terdiri dari akar, batang, daun,

bunga, dan buah. Dalam ritual adat Dayak Ngaju sendiri setiap bagian dari jenis tumbuhan

yang dikumpulkan punya peran dan bagiannya masing-masing dalam memenuhi persyaratan

untuk memulai sebuah acara sakral tersebut.


Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu tanggal 03 Agustus 2022 dengan

Narasumber pertama yaitu Bapak Sathae D. Rumbang (60 tahun) selaku Basir di Kelurahan

Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas, yang diketahui memiliki

pengetahuan mengenai tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju

mengatakan bahwa:

“Amun bara sawang kabuat ji mahapan uluh te dawen tuntang batang, amun uwei
batang ih ji mahapan uluh, enyuh ji mahapan uluh te bua dengan dawen, puring te
dawen ji mahapan uluh, mbas te humbang dengan palingkau, amun bara kambangan
jenis kambang ji mahapan uluh, garu je jadi uluh mangua tuntang katawnagku ji
mahapan uluh te gita bara batang te, terakhir bara kare taberau, silar tuntang biru
ji mahapan ulu te dawen.”
Terjemahan:
“Kalau dari andong sendiri itu yang digunakan adalah daun dan batangnya, rotan itu
jelas batangnya, kelapa buah dan daunnya yang dipakai, puring itu daunnya, lalu
bambu betung dan bambu hijau itu batangnya kalau dari bunga-bungaan jelas
bunganya yang dipakai, gaharu yang dipakai yang sudah diolah dan setahu saya yang
digunakan adalah getah dari batangnya, terakhir dari taberau, siwalan dan biru itu
yang digunakan adalah daunnya.”
Selanjutnya hasil wawancara dengan narasumber kedua yaitu Bapak Madi (53 tahun)

selaku juga menambahkan selaku Basir kedua di Kelurahan Tumbang Talaken Kecamatan

Manuhing Kabupaten Gunung Mas, yang diwawancarai pada hari Jum,at tanggal 05 Agustus

2022 diketahui memiliki pengetahuan mengenai tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat

Dayak Ngaju menambahkan bahwa:

“Bagian bara batang kayu ji mahapan melay ritual Adat Dayak Ngaju te are
missalnya te sawang te kabuat ji hapan uluh te batang dengan dawen, salanjutnya te
sirih te dawen ji hapan uluh, te dawen, mbas te enyuh dan pinang ji mahapan uluh
bua, lalu batang kayu kilau sambelum, tengkawang, bahinis, tuntang kajunjung
dengan pandan ji hapan uluh dawen, henda ji hapan uluh isin henda nah, haru dan
tabalien ji hamapan uluh batang, terakhir mayan ji guna uluh kilau ji kuan Bapak
Bapak Bagau ji hapan uluh jadi uluh mananpa tuntang ji katawangku iyete gita
bara batang a te.”
Terjemahan:
“Bagian dari tumbuhan yang digunakan dalam ritual Dayak Ngaju itu sendiri banyak
misalnya andong itu sendiri yang digunakan adalah batang dan daunnya, lalu sirih
yang digunakan adalah daunnya, lalu kelapa dan pinang yang digunakan adalah
buahnya, lalu tumbuhan seperti cocor bebek, tengkawang, bahinis, dan kajunjung
sama pandan itu daunnya yang dipakai, selanjutnya kunyit yang dipakai adalah
umbinya, bambu kuning dan ulin yang digunakan adalah batangnya lalu terakhir
kemenyan yang digunakan sama seperti yang katakan oleh Bapak Bagau yang dipakai
yang sudah diolah dan setahu saya yang digunakan adalah getah dari batangnya.”
Lalu hasil wawancara dari narasumber ketiga yang berasal anggota masyarakat, yang

pernah ikut ambil bagian atau melaksanakan ritual Adat Dayak Ngaju serta punya

pengetahuan dari jenis tumbuhan yang dipergunakan dalam ritual yaitu Ibu Ampung S.Pd (55

Tahun), Beliau diwawancarai pada hari Sabtu tanggal 06 Agustus juga menambahkan bahwa:

“Ji mahapan uluh are macam, misal te tege ji mahapan upak kilau bajakah, mabs te
isin bara uhat nag kilau paramun dapur ji kuang endau kecuali sarai. Mbas te hindai
batang tuntang dawen ji mahapan uluh mungkin bara sawang, pisang, ipah, rumbia,
uru lewu, uru sambelum, utru tuntung, uru kajalumpang, uru kakambat, tabalien,
sirih tuntang are hindai ji beken.”
Terjemahan:
“Bagian yang digunakan seingat saya itu beragam, misalnya ada yang menggunakan
serat akarnya misalnya bajakah, kemudian umbi seperti bumbu dapur yang saya
sebutkan tadi kecuali serai, lalu batang dan daunnya ya mungkin dari andong, pisang,
nipah, rumbia rumput liar, cocor bebek, sambung urat, pulutan, gandarusa, ulin, sirih
dan masih banyak lagi.”
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dari ketiga narasumber, setiap

organ tumbuhan memiliki perannya masing-masing dalam ritual Adat Dayak Ngaju.

Misalnya contoh yang pertama, dalam ritual perkawinan adat Dayak Ngaju atau Pelek Rujin

Pengawin (bagi yang menganut agama Kaharingan) atau lebih tepatnya pada prosesi

Penganten Mandai, yang dimana bagian dari pohon sawang atau hanjuang digunakan adalah

daunnya yang masih segar (sawang belum) dan daunnya yang sudah mati (sawang gagar).

Selanjutnya contoh yang kedua, dalam ritual mengantar tulang-tulang orang yang sudah

meninggal kedalam sandung atau Tiwah menggunakan Haur atau bambu kuning. Bagian

bambu kuning sendiri yang digunakan adalah batangnya yang berwarna kuning. Dari kedua

contoh diatas sudah cukup memberikan pembuktian bahwa setiap bagian dari organ

tumbuhan punya perannya masing-masing dalam kelancaran pelaksanaaan ritual Adat

tersebut.

c. Sumber perolehan dari tumbuhan yang digunakan dalam Ritual Adat Dayak Ngaju

Alam merupakan sumber untuk memperoleh tumbuh-tumbuhan yang akan

dipergunakan manfaatnya dalam kehidupan manusia. untuk memperoleh tumbuhan dari


sumber, seseorang bisa menemukan di habitatnya langsung misalnya di hutan, lalu

membudidayakannya lagi dengan secara sederhana dengan yakni menggunkaan lahan kosong

sekitar rumah, ladang, kebun dan hutan yang sengaja ditebang untuk digunakan sebagai lahan

penanaman dari tumbuhan yang akan dibudidayakan. Masyarakat umumnya juga menaman

sendiri tumbuhan yang digunakan dalamm ritual Adat Dayak Ngaju misalnya hanjuang,

cocor bebek, pandan, sagu, dan lain sebagainya. Dengan cara budidaya itulah masyarakat

akan lebih mudah lagi mendapatkan untuk mendapatkan dalam pemanfatan sehari-hari,

terutama saat tanaman itu sangat dibutuhkan sebagai bahan yang akan digunakan dalam acara

ritual Adat Dayak Ngaju.

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu tanggal 03 Agustus 2022 dengan

Narasumber pertama yaitu Bapak Sathae D. Rumbang (60 tahun) selaku Basir di Kelurahan

Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas, yang diketahui memiliki

pengetahuan mengenai tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju

mengatakan bahwa:

“Biasa te tahu sundau handak melay kare pakarangan huma, melay parak kayu,
melay tukep sungei, atawa tau kya masundau melay kare petak tana tergantung
kemampuan itah”
Terjemahan:
Biasanya bisa ditemukan mau dipekarangan rumah, dihutan belantara, di dekat
sungai, atau bisa juga ditemukan di ladang-ladang tergantung kemampuan kita.
Selanjutnya hasil wawancara dengan narasumber kedua yaitu Bapak Madi (53 tahun)

selaku juga menambahkan selaku Basir kedua di Kelurahan Tumbang Talaken Kecamatan

Manuhing Kabupaten Gunung Mas, yang diwawancarai pada hari Jum,at tanggal 05 Agustus

2022 diketahui memiliki pengetahuan mengenai tumbuhan yang digunakan dalam ritual Adat

Dayak Ngaju menambahkan bahwa:

“Sabujur tahu itah masupa tumbu tuntang nimbul melay kare pakarangan human
itah, atawa tege biasa tumbu baliar melay kare saran jalan, melay parak kayu tahu
kya melay kare sakitar batang sungai tahu kya asal kita tawa bentuk tuntang baun
batang kayu jite”
Terjemahan:
“Sebenarnya bisa kita temukan tumbuh dan ditanam di pekarangan rumah kita,
ataupun yang biasa tumbuh liar dipinggir jalan, di hutan juga bisa, di sekitar sungai
juga bisa asal kita tahu bagaimana bentuk dan rupa tumbuhan tersebut.”
Lalu hasil wawancara dari narasumber ketiga yang berasal anggota masyarakat, yang

pernah ikut ambil bagian atau melaksanakan ritual Adat Dayak Ngaju serta punya

pengetahuan dari jenis tumbuhan yang dipergunakan dalam ritual yaitu Ibu Ampung S.Pd (55

Tahun), Beliau diwawancarai pada hari Sabtu tanggal 06 Agustus juga menambahkan bahwa:

“Akan mandinu kare batang kayu tahu itah manduan bara sumber atau eka langsing,
misal tau itah supa melay pakarangan huma, tahu kya melay saran jalan hai, atawa
melay parak kayu dan sebagainya.”
Terjemahan:
“Untuk memperoleh jenis tumbuhan bisa kita ambil dari sumber atau tempatnya
langsung, misalnya bisa kita temukan di pekarangan rumah, bisa juga di pinggir jalan
besar, atau bisa juga dihutan dan lain sebagainya”
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dari ketiga narasumber, sumber

perolehan tumbuhan bisa ditemukan dimana saja, contoh sendiri ditanam di pekarangan

rumah, ladang dan perkebunan, lalu ada ditemukan hutan dan lain sebagainya. sebagai

contoh sambung nyawa bisa diperoleh dari tempatnya tertumbuh misalnya pekarangan

rumah, ladang dan lain sebagainya. contoh kedua yaitu bambu betung yang bisa diperoleh

dari hutan berbukit-bukit atau bisa juga ditemukan di hutan yang berada di dataran rendah.

Dari kedua contoh diatas sudah cukup membuktikan bahwa tumbuhan bisa diperoleh dimana

saja tergantung kemampuan kita menyediakan bahan-bahan khsusunya dari tumbuhan yang

akan dipergunakan dalam ritual Adat Dayak Ngaju.

Anda mungkin juga menyukai