Anda di halaman 1dari 17

ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI DESA SEMATA KABUPATEN

SAMBAS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BUKU PANDUAN


PENGENALAN TUMBUHAN PADA SUB MATERI PEMANFAATAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X SMA

DESAIN PENELITIAN

Annisa Nur Ramdhayani – F1071181030

Dosen Pembimbing 1 : Dosen Penguji 1 :

Dra. Syamswisna, M.Si Dra. Entin Daningsih, M.Sc., Ph.D


NIP 196509091991022001 NIP 196301301986032001

Dosen Pembimbing 2 : Dosen Penguji 2 :

Hayatul Fajri, S.Si., M.Si Asriah Nurdini M, S.Si., M.Pd., Ph.D


NIP 198801102020122007 NIP 198105112005012002
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam dengan potensi tumbuhan yang dapat dimanfaatkan menjadi
tumbuhan rempah, tumbuhan buah-buahan, tumbuhan industri, dan tumbuhan obat, selain itu
Indonesia berada di urutan kedua dari tujuh negara megadiversity setelah Brazil yang memiliki
keanekaragaman flora dan fauna yang berlimpah (Muhtaman dkk, 1997).

Indonesia juga memiliki keanekaragaman etnis/suku yang terpencar dari Sabang sampai Merauke
dengan kebudayaan dan pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan yang berbeda-beda (Fakhrozi,
2009).

Kalimantan Barat merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman etnis/suku diantaranya Dayak,
Tionghoa, dan Melayu dengan kearifan lokal yang berbeda dalam penggunaan tumbuhan khususnya
sebagai obat tradisional (Frihady, 2013).
Sambas merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Barat yang memiliki suku beranekaragam,
diantaranya adalah Desa Semata yang mayoritas penduduknya suku melayu dan masih memanfaatkan
pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan yang diambil langsung dari kebun dan pekarangan
rumah .

Berdasarkan wawancara dengan salah satu masyarakat Desa Semata beberapa tumbuhan obat yang
biasanya digunakan sebagai bahan dasar obat tradisional antara lain pedoroan sebagai obat masuk
angin, sireh cine sebagai obat untuk mengobati kencing manis, kemudian cangkok manis sebagai obat
penambah asi pada ibu yang sedang menyusui, gelinggang untuk mengobati panu, dan daun ati-ati
sebagai obat penurun panas demam
Pengetahuan tentang tumbuhan obat mulai dari pengenalan jenis tumbuhan, bagian yang digunakan,
cara pengolahan sampai khasiat pengobatan yang dilakukan merupakan kekayaan pengetahuan
masing-masing etnis dalam masyarakat setempat (Supriadi 2001).

Informasi jenis tumbuhan obat dan manfaatnya penting diperoleh peserta didik terutama pada
pembelajaran biologi pada materi keanekaragaman hayati Indonesia kelas X pada silabus kurikulum
2013 KD 3.2 yang menekankan kepada peserta didik untuk mampu melakukan analisis data yang
didapatkan dari hasil observasi, selain itu salah satu sub materi terdapat pembahasan mengenai
pemanfaatan keanekaragaman hayati terutama tumbuhan, tujuan pembelajaran yang perlu dijangkau
adalah peserta didik diharapkan dapat mengumpulkan informasi mengenai tanaman yang berkhasiat
obat dan mengoleksi tanamannya.
guru menjelaskan jika pembelajaran pada sub materi keanekaragaman hayati terbatas pada buku paket,
dan terkendala pada ketersediaan proyektor sehingga metode yang dilakukan lebih sering
menggunakan ceramah dan diskusi dengan bantuan pencarian di internet. ketika peserta didik berada
di lapangan melakukan pengamatan secara langsung pada materi pengenalan pemanfaatan
keanekaragaman hayati khususnya tumbuhan mengalami kesulitan untuk mengenali nama objek dan
memahami pemanfaatannya di kehidupan sehari-hari

peserta didik akan lebih tertarik jika buku yang digunakan terdapat banyak gambar dengan warna yang
menarik dan tulisan yang sedikit, selain itu peserta didik juga memerlukan informasi jelas mengenai
nama daerah, nama ilmiah, dan deskripsi penggunaan tumbuhan di kehidupan sehari-hari agar
memudahkan peserta didik untuk mengingat pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
khususnya di lingkungannya sendiri.
Buku panduan memiliki kelebihan antara lain memuat foto tumbuhan secara langsung di alamnya,
foto tumbuhan tersebut juga menampilkan detail variasi morfologi dari tumbuhan seperti variasi
bentuk bagian daun, batang, dan akar (Ummah & Wisanti, 2021).

Yang membedakan buku panduan dengan bahan ajar lainnya yaitu buku panduan dapat membantu
peserta didik dalam melakukan pengamatan, mengidentifikasi, mengelompokkan, dan memberi nama
tumbuhan di lingkungan sekitar karena dalam buku panduan terdapat pedoman untuk peserta didik
dalam melakukan kegiatan di lapangan (Andira dkk, 2021).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat di
Desa Semata ?
2. Bagaimana kelayakan buku panduan pengenalan tumbuhan
di Desa Semata ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat di Desa Semata.
2. Untuk mengetahui kelayakan buku panduan pengenalan
tumbuhan di Desa Semata.
BAB
Kajian Teori
2
Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat

Desa Semata Bahan Ajar

Pemanfatan Keanekaragaman
Buku Panduan Hayati
BAB 3
Metodologi
• Penelitian kualitatif deskriptif

• Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling

• Dilakukan dalam dua tahap :


 Studi Etnobotani di Desa semata Kabupaten Sambas
 Pembuatan dan Uji Validasi Buku Panduan
Pengenalan Tumbuhan
1. Studi Etnobotani di Desa Semata Kabupaten Sambas

Keadaan Lokasi
Waktu Alat & Bahan
Penelitian
Estimasi 1,5 bulan - Terdiri dari 4 dusun (Sari
Medan, Karya Bakti, Darul Alat: kamera digital, plastik
pembungkus, alat tulis, buku
Makmur, dan Darussalam)
identifikasi tumbuhan, kertas koran,
- Jumlah Kepala Keluarga kardus, label, pisau, gunting, selotip,
sebanyak 915 botol semprot, sasag, tali raffia, dan
kertas manila.
Langkah Bahan: spesies tumbuhan obat yang
Teknik Pengumpulan sudah diperoleh dan alkohol 70% untuk
Data Pengumpulan pembuatan spesimen herbarium.
Data
Teknik triangulasi (gabungan
wawancara, observasi, dan
dokumentasi)
Langkah-Langkah Pengumpulan Data
STUDI ETNOBOTANI

WAWANCARA OBSERVASI DOKUMENTASI

1. Jumlah informan sebanyak 92


orang masyarakat asli Desa
1. Mengambil dan mengumpulkan 1. Mengambil foto tumbuhan di
Semata
sampel tumbuhan yang diambil habitat aslinya dan bagian dari
2. Informan berusia 18 tahun ke berdasarkan data wawancara tumbuhan seperti akar, batang,
atas daun, bunga, dan buah
2. Mencatat ciri-ciri tumbuhan obat
3. 8 orang pengobat tradisional
3. Mengidentifikasi tumbuhan obat
yang memiliki keterampilan
dalam mengolah tumbuhan 4. Membuat spesimen herbarium
obat tumbuhan obat
4. Informan berasal dari
masyarakat umum memiliki
ketentuan dipilih berselang 10
rumah.
2. Pembuatan dan Uji Validasi Buku Panduan Pengenalan Tumbuhan

Waktu Alat & Bahan

Estimasi 2 bulan Alat: laptop, dan printer


Bahan: buku penunjang materi, kertas glossy A4,
tinta printer, hasil dokumentasi berupa foto data
tumbuhan obat yang sudah didapat dari hasil studi
etnobotani tumbuhan obat di Desa Semata

Pelaksanaan Pembuatan Analisis data hasil


Validasi Kelayakan Buku
Penelitian Buku validasi buku
• Dilakukan analisis data dari lembar validasi menggunakan rumus
Lawshe yaitu CVR (Content Validity Ratio) dan di cari rata-rata CVI
(Content Validity Index) untuk mengetahui layak atau tidaknya buku
panduan pengenalan tumbuhan sebagai bahan ajar peserta didik.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai