Oleh:
Zubair)1, Samsurizal M. Suleman)2 dan Ramadhanil)1
)1Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Tadulako,
)2 Jurusan Biologi, FKIP Universitas Tadulako
Kampus Bumi Tadulako Tondo, Jl.Sukarno Hatta km 9 Palu Sulawesi Tengah
Telepon/Fax : 0451-422844,
ABSTRACT
A research entitled “Ethnobotanical Studies of Medicinal Plant of the Kaili Rai ethnic group in
Wombo Village, District Tanantovea, Donggala Regency, Central Sulawesi” has been
carried out from December 2016 to February 2017. The research objective was to obtain the
information of medicinal plant diversity and its part that utilized and how did their processed
as traditional medicine. The research was done by two methods that is using semi structure
interview technique to 44 respondents with quisioner sheet and direct interview to village
Shaman. The result showed that there were 55 plants species that used by the Kaili Rai
ethnic group in wombo village. The highest percentase that used in the part of plants were
60% of leaves.
Keyword : Kaili Rai Ethnic, Wombo Village, Donggala Central Sulawesi, Ethnobotanical
Medicinal Plant
Tabel 1. Spesies Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Kaili Rai di Desa
Wombo.
c Nama Tumbuhan Famili Kegunaan
Persentase
Organ
Nama Lokal Cara Pengolahan dan
Nama Ilmiah Yang Penyakit Penggunaan
(Kaili Rai) Penggunaan
Digunakan
Cymbopogon
Ditumbuk, ditempelkan
1 Tumbavani citratus (DC.) Poaceae Daun Patah tulang OO
pada bagian yang patah
Stapf
Bambusa vulgaris Ditumbuk + air
Volo
2 Schrad . ex Poaceae Akar Penyakit kuning secukupnya, diperas, O
mbulava
Wendl. diminum
Eleusine indica Ditumbuk, diperas,
3 Pamanu Poaceae Akar Ginjal, Diabetes OO
(L.) Gaertn. diminum
Pennisetum
Ditumbuk, diperas,
4 Lamimi purpureum Poaceae Akar Usus turun OO
diminum
Schumach.
Batang dan Diambil getahnya,
5 Katilalo Jatropha curcas L. Euphorbiaceae Luka sayat OOO
Daun diteteskan
6 Mantalalu Euphorbia hirta L. Euphorbiaceae Daun Gagal ginjal Direbus, diminum OOO
Aleurites
Luka diabetes, Dibakar, ditumbuk,
7 Sapiri moluccana (L.) Euphorbiaceae Biji O
Bisul ditempelkan
Willd.
8 Akar kucing Acalypha indica L. Euphorbiaceae Daun Sakit perut Direbus, diminum O
Orthosiphon
Kumis
10 aristatus (Blume) Lamiaceae Daun Kencing batu Direbus, diminum OO
Kucing
Miq.
Clerodendrum
Kandi Dipanaskan dengan
11 buchananii Lamiaceae Daun Kista O
Ntaveve minyak, dioleskan
(Roxb.) Walp.
Kleinhovia hospita Menghilangkan
12 Balaroa Malvaceae Daun Ditumbuk, dioleskan OO
L. bekas luka
Ditumbuk, diperas,
13 Lelupa Urena lobata L. Malvaceae Daun Sesak napas OO
diminum
Ditumbuk, ditempelkan
14 Silaguri Sida acuta Burm.f. Malvaceae Daun Patah tulang OOO
pada bagian yang patah
Chromolaena
15 Bangkara odorata (L.) R.M. Asteraceae Daun Luka Ditumbuk, ditempelkan OOO
King & H.Rob.
Blumea Panas dalam,
Ditumbuk, diperas,
16 Sivulumboa balsamifera (L.) Asteraceae Daun Melancarkan OOO
diminum
DC. haid
Panas dalam,
Elephantopus Ditumbuk, diperas,
17 Tavampapu Asteraceae Daun Luka di lubang OOO
mollis Kunth. diminum/diteteskan
hidung
Curcuma
Ditumbuk, diperas,
18 Sidagi xanthorrhiza Zingiberaceae Rimpang Panas dalam O
diminum
Roxb.
Zingiber officinale
19 Kula lei Zingiberaceae Rimpang Kurang stamina Direbus, diminum O
Roscoe
Curucuma longa Ditumbuk + beras,
20 Kuni Zingiberaceae Rimpang Gatal-gatal OO
L. dioleskan
Senna alata (L.)
21 Kayu Manuru Fabaceae Daun Panu Ditumbuk, dioleskan OOO
Roxb.
Desmodium Ditumbuk, diperas,
22 Tuvu Bone Fabaceae Daun Impoten OO
triflorum (L.) DC. diminum
Abrus precatorius
23 Katimunda Fabaceae Biji Mata merah Langsung diminum OO
L.
Andrographis
Ditumbuk, diperas,
24 Sambiloto paniculata Acanthaceae Daun Demam, Malaria OOO
diminum
(Burm.f.) Nees.
Justicia Asma, penyakit Ditumbuk, diperas,
25 Paponu Acanthaceae Daun OO
procumbens L. jantung diminum
Obat tetes mata,
Ficus septica Batang dan
26 Besule Moraceae Terkena bisa Ditumbuk, diteteskan
Burm.f. Daun OO
binatang
Fatoua pilosa Ditumbuk, diperas,
27 Silavegie Moraceae Akar Berak darah O
Gaudich. diminum
Peperomia
Ditumbuk, diperas,
28 Uratuvu pellucida (L.) Piperaceae Daun Asam urat O
diminum
Kunth
Tinospora crispa
Malaria, Gatal- Ditumbuk, diperas,
30 Vala Lipa (L.) Hook.f. & Menispermaceae Batang OO
gatal diminum/dioleskan
Thomson
Arcangelisia flava Ditumbuk, diperas,
31 Vala Ngguni Menispermaceae Batang Liver OO
(L.) Merr. diminum
Asma, Panas Ditumbuk, diperas, O
32 Sambiralangi Cissus javana DC Vitaceae Daun
Dalam diminum
7.27%
3.64% Akar
9.09%
9.09% Umbi
5.45%
Rimpang
14,54%
Batang
60% Daun
Buah
“Munta” (Cyperus rotundus L.) dan “Pia alata Linn.), Alpokad (Persea americana
lei” (Allium cepa L.). P. Mill.), Tomat (Solanum lycopersicum
Bana (2016), melakukan penelitian L.), Cabai (Capsicum annum Linn.), dan
mengenai Studi Etnobotani Tumbuhan Gelang (Portulaca oleraceae L.).
Obat Pada Masyarakat Kaili Rai di Desa Sedangkan persentase terendah dari
Taripa, Kecamatan Sindue, Kabupaten penggunaan bagian tumbuhan sebagai
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah, obat tradisional adalah bagian biji
didapatkan bahwa terdapat 41 jenis sebanyak 2%, dimana terdapat 1 spesies
tumbuhan obat yang digunakan oleh tumbuhan obat yaitu Merica (Piper nigrum
masyarakat setempat. Organ tumbuhan L.).
yang paling banyak digunakan untuk Penggunaan dan Pengolahan
Tumbuhan Obat
pengobatan yaitu daun sebesar 50 %.
Tumbuhan yang dimanfaatkan daunnya Cara penggunaan dan pengolahan
untuk pengobatan diantaranya ; Cocor tumbuhan sebagai bahan obat oleh
bebek (Bryophyllum pinnatum (Lamp.)), masyarakat di desa Wombo dilakukan
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.), dengan berbagai cara. Umumnya cara
Rumput belulang (Eleusine indica (L.) yang digunakan masyarakat adalah cara
Gaertn.), Jeringau (Acorus calamus L.), yang sederhana, menggunakan peralatan
Meniran (Phyllanthus niruri Linn.), Bayam sederhana dan tidak memerlukan waktu
merah (Alternanthera amoena Voss.), yang lama. Adapun cara penggunaan
Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.), tumbuhan obat tersebut yaitu: diminum,
Kapas (Gossypium herbaceum L.), digosok, dioleskan, diteteskan dan
Bangun-bangun (Plectranthus ditempelkan. Sedangkan cara
amboinensis (Lour.) Spr.), Jambu biji pengolahannya yaitu dengan cara:
(Psidium guajava L.), Sirih (Piper betle L.), dilumatkan, dihancurkan, direbus,
Jeruk (Citrus aurantifolia (Christm. & ditumbuk, diparut dan dibakar.
Panz.)), Kemangi (Ocimum tenuiflorum Cara penggunaan dan pengolahan
Linn.), Paci (Lawsonia inermis L.), Kumis tumbuhan obat yang paling banyak
kucing (Orthosiphon aristatus (BI) Miq.), dilakukan oleh masyarakat suku Kaili Rai
Sembung kuwuk (Blumea lacera (Burmf.) di desa Wombo adalah dengan cara
DC.), Pegagan (Centella asiatica (L.) ditumbuk kemudian diperas dan diminum
Urban.), Kedondong (Spondias dulcis dengan bagian tumbuhan yang digunakan
Forst.), Rumput karung (Axonopus yaitu bagian akar, batang, daun, ataupun
compressus (Swartz.) Beauv.), Benalu teh bagian tumbuhan lainnya. Sedangkan
(Scurulla atropurpurea (Bl.) Danser.), untuk pengolahan bagian umbi dan
Paria (Momordica charantia L.), Pepaya rimpang dilakukan dengan cara direbus
(Carica papaya L.), Ketepeng cina (Senna kemudian diminum, misalnya umbi pada
rumput teki (Cyperus rotundus L.) untuk dengan cara diparut, diperas lalu diminum
mengobati sakit perut dan rimpang jahe yaitu pada buah nanas (Ananas comosus
merah (Zingiber officinale Roscoe.) (L.) Merr.). Sedangkan untuk penggunaan
digunakan untuk penambah stamina. dengan cara dioleskan pengolahannya
Selain itu, bagian rimpang dapat juga dengan cara ditumbuk, diambil sarinya
digunakan sebagai bahan racikan bedak kemudian dioleskan pada bagian tubuh
dengan cara ditumbuk lalu dicampur yang sakit misalnya pada buah pare
dengan beras secukupnya misalnya (Momordica charantia L.) untuk mengobati
rimpang pada kunyit (Curcuma longa L.) cacar air.
untuk mengobati gatal-gatal. Untuk bagian Berdasarkan hasil wawancara yang
tumbuhan yang bergetah pada umumnya dilakukan terhadap masyarakat suku Kaili
getah tumbuhan langsung diteteskan pada Ija yang bermukim di desa Bora,
bagian yang sakit, misalnya getah pada Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten
bagian batang “Lengaru” (Alstonia Sigi, Propinsi Sulawesi Tengah, bersama
scholaris (L.) R. Br.) untuk mengobati sakit 47 responden yang terdiri atas ketua adat,
gigi. Untuk bagian biji cara pengolahannya dukun kampung dan masyarakat biasa
dengan dibakar kemudian ditumbuk dan yang memanfaatkan tumbuhan sebagai
ditempelkan pada bagian yang sakit, obat, dimana terdapat 32 jenis tumbuhan
misalnya pada biji kemiri (Aleurites yang digunakan oleh masyarakat
moluccana (L.) Willd.) untuk mengobati setempat sebagai bahan pengobatan
bisul dan luka diabetes. Selain itu, bagian tradisional. Tumbuhan obat tersebut
biji dapat juga diminum secara langsung diolah terlebih dahulu sebelum digunakan
tanpa diolah terlebih dahulu misalnya untuk mengobati penyakit. Dari hasil
pada biji saga (Abrus precatorius L.). wawancara didapatkan bahwa cara
Selanjutnya untuk bagian buah, cara penggunaan dan pengolahan tumbuhan
pengolahannya dengan berbagai macam sebagai bahan obat oleh masyarakat suku
cara tergantung pada bagian tubuh yang Kaili Ija di desa Bora dilakukan dengan
akan diobati dan cara penggunaan obat berbagai cara. Adapun cara penggunaan
tersebut. Bila penggunaanya dengan cara tumbuhan obat tersebut yaitu : diminum,
diminum, pada umumnya direbus, disaring dimakan, digosok, dioleskan, diteteskan
kemudian diminum misalnya pada buah dan ditempelkan. Sedangkan cara
pinang (Areca catechu L.) untuk pengolahannya yaitu : dilumatkan,
mengobati penyakit usus buntu, ada juga dihancurkan, direbus dan ditumbuk. Cara
yang ditumbuk, diperas lalu diminum penggunaan dan pengolahan tumbuhan
misalnya pada buah belimbing (Averrhoa obat yang paling banyak dilakukan oleh
billimbi L.) untuk mengobati penyakit masyarakat suku Kaili Ija di desa Bora
kencing batu. Cara pengolahan lainnya adalah dengan cara direbus lalu airnya
diminum baik bagian akar, batang, daun A., dan Hasyim, M. (2012). Atura
Nuada Ante Givu Nuada To Kaili Ri
dan bagian tumbuhan lainnya (Megawati,
Livuto Nu Palu (Hukum Dan Sanksi
2015). Adat Kaili Di Kota Palu). Badan
Penelitian Dan Pengembangan
KESIMPULAN
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Masyarakat suku Kaili Rai di Desa Palu.
Wombo memanfaatkan obat tradisional
Handayani (2003). Sehat Dengan
yang berasal dari tumbuhan sebanyak 55 Ramuan Tradisional. Agromesha
Pustaka. Surabaya.
spesies yang termasuk dalam 36 famili.
Tumbuhan yang paling banyak digunakan Martin, G. J. (1995). Ethnobotany : A
‘People and Plant’ Conservation
sebagai obat tradisional yaitu dari famili
Manual. Chapman and Hall, London.
Poaceae dan Euphorbiaceae dimana
Megawati (2015). Studi Etnobotani
terdapat 4 jenis tumbuhan dari setiap
Tumbuhan Obat Pada Masyarakat
famili. Persentase penggunaan Suku Kaili Ija Di Desa Bora,
Kecamatan Sigi Biromaru,
bagian/organ dari tumbuhan yang terbesar
Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
adalah bagian daun yaitu 60%, kemudian Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA,
Universitas Tadulako. Palu.
batang 14,54%, akar dan buah dengan
masing-masing persentase 9,09%, Paik J. H., Lee J., Choi S., Marwoto B.,
Juniarti F., Irawan D., Pitopang R.
kemudian biji dengan persentase 7,27%,
(2013). Medicinal Plants in Lore
lalu rimpang dengan persentase 5,45%, Lindu National Park, Sulawesi I.
Volume ke-1. Bekasi: PT. Alimindo
sedangkan persentase terkecil yaitu umbi
Sejati.
dengan jumlah persentase 3,64%. Cara
Pieroni, A., Quave, C., Nebel, S., dan
pemanfaatan obat dengan cara diminum,
Hendrich, M. (2002).
digosok, dioleskan, diteteskan dan Ethnopharmacy Of The Ethnic
Albanians (Arbereshe) Of Northern
ditempelkan, juga melalui proses
Basilicata, Italy. Fitpterapia. 72: 217-
pengolahan seperti dilumatkan, 241.
dihancurkan, direbus, ditumbuk, diparut,
Pitopang R. dan Ramawangsa P.A.
diperas dan dibakar. (2016). Potensi Penelitian
Etnobotani Di Sulawesi Tengah
Indonesia. Online Journal of Natural
DAFTAR PUSTAKA Science 5 (2), 111-131.
Bana, S. W. (2016). Studi Etnobotani Rahayu, M., Sunarti, S., Sulistiarini, D.,
Tumbuhan Obat Pada Masyarakat dan Prawiroatmodjo, S. (2006).
Kaili Rai di Desa Taripa, Kecamatan Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Sindue, Kabupaten Donggala, secara Tradisional oleh Masyarakat
Sulawesi Tengah. Skripsi. Jurusan Lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi
Biologi FMIPA, Universitas Tenggara. Biodiversitas. 7 (3), 245-
Tadulako. Palu. 250.