Anda di halaman 1dari 72

DOLANAN

TRADISIONAL
Dulu Primadona, Sekarang Cenderung Langka

Penulis:
Mu`arifuddin, S.Pd., M.Pd.
Achmad Rizal Ramadhan
Ade Irawan
Afan Ismi Fauzan
Aulia Pitri Wiyana
Ichsan Ghifari
Jouhar Hanin Afalia
Kevin Agustian Pangihutan Situmorang
Rahmad Dosen
Ratna Desinta Mega Kumala
Resa Nabila Ramadani

Editor:
Mu`arifuddin, S.Pd., M.Pd.
Ratna Desinta Mega Kumala
Resa Nabila Ramadani

Sampul dan Layout:


Ichsan Ghifari

ISBN :

Penerbit
LPPM Universitas Negeri Semarang
Gedung Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko, Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang
50229 WA 085158837598 | Email sentraki@mail.unnes.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan


Buku berjudul “Dolanan Tradisional” dengan lancar. Buku ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi
tugas akhir KKN BMC 1 2021. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga buku ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca tentang dolanan tradisional yang ada
di nusantara. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan buku ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan buku ini.

Semarang, 10 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................ ii
DOLANAN TRADISIONAL ...................................................1
1. Permainan Boi -Boian ....................................................... 3
2. Permainan Bola Bekel ....................................................... 6
3. Sepak Tekong ....................................................................8
4. Gobak Sodor ....................................................................10
Cara Bermain.......................................................................10
5. Layang-Layang ................................................................ 12
Sejarah Permainan Layang-Layang ....................................12
Bahan dan Peralatan : .......................................................... 13
Cara Pembuatan Layang-Layang Sederhana....................... 13
Cara Bermain Layang-Layang ............................................14
6. Permainan Engklek .......................................................... 16
Cara Bermain Engklek ........................................................ 17
Aturan permainan ................................................................ 19
7. Permainan Bentengan ...................................................... 20
Cara Permainan ...................................................................21
Aturan Permainan ................................................................ 22
8. Permainan Lompat Tali ................................................... 24
Aturan dan Cara Permainan ................................................25
9. Mainan Pletokan .............................................................. 27
ii
Alat dan Bahan yang harus disiapkan untuk membuat
pletokan antara lain sebagai berikut : ..................................28
Langkah-Langkah membuat mainan tradisional pletokan,
sebagai berikut: ...................................................................29
10. Permainan Ular Naga ................................................... 31
11. Permainan Egrang ........................................................ 34
Cara Pembuatan Egrang ...................................................... 35
Cara Permainan Egrang ....................................................... 36
12. Permainan Petak Umpat ...............................................38
Cara Bermain dan Aturan Bermain .....................................39
Manfaat Permainan Petak Umpet ........................................40
13. Permainan Gasing Bambu............................................41
Langkah-langkah membuat mainan gasing dengan bahan
dasar bambu, diantaranya .................................................... 43
14. Permainan Rangu Alu .................................................. 45
15. Permainan Congklak .................................................... 48
16. Permainan Ampakeari .................................................. 50
17. Permainan Gundu (Kelereng) ......................................53
Cara Permainan ...................................................................53
18. Permainan Cublak Cublak Suweng ............................. 55
Cara Permainan ...................................................................56
19. Mainan Meriam Bambu ( Long Bumbung ) ................57
20. Permainan Bakiak ........................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 61

iii
DOLANAN TRADISIONAL

Dolanan atau Permainan Tradisional yang


sering kita jumpai di lingkungan sekitar rumah
atau di sekolah telah ada pada zaman dulu
sekali, bahkan mungkin dari zaman nenek moyang
kita. Dengan adanya permainan tradisional
tersebut menjadi lebih seru dan menyenangkan.
Anak-anak yang melakukan permainan tersebut
juga menjadi lebih aktif dan mudah
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar maupun
teman-temannya. Permainan tradisional juga
membuat lingkungan sekitar menjadi lebih ramai
dan terlihat sekali suasana kebahagiaan yang
ditebarkan oleh anak-anak yang sedang bermain
tersebut.

Permainan Tradisional di Indonesia


sendiri terdapat banyak sekali, bahkan dari
Sabang sampai Merauke. Setiap permainan
tradisional memiliki makna,aturan,dan cara
pembuatan yang bermacam-macam. Permainan
Tradisional ada yang non benda dan ada pula
yang memakai alat. Contoh Permainan yang non
benda yaitu: Petak Umpet, Sepak Tekong,

1|Page
Engklek, Boi-Boian, Ular Naga, Bentengan dan
lain sebagainya.

Di Era sekarang ini yaitu zaman yang serba


canggih menggunakan teknologi yang cepat guna.
Sehingga permainan tradisional sudah jarang
dijumpai di sekitar rumah saat ini apalagi di
sekolah. Anak-anak zaman sekarang ini seringnya
memainkan permainan/gim dari gadget/handphone.
Bahkan ada juga anak-anak zaman sekarang yang
telah kecanduan bermain gim di gadgetnya.
Bahaya seringnya bermainan gim di
gadget/handphone dapat merusak mata atau
membuat mata menjadi minus. Dengan kecanduan
bermain gim di gadget/handphone anak-anak
menjadi kurang aktif dan kurang bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar atau anak-anak lain
disekitarnya.

Dengan adanya buku ini dapat memberitahu


apa saja permainan tradisional itu, dan
mengingatkan kita tentang tidak kalah serunya
saat bermain permainan tradisional bersama
dengan teman-teman lainnya.

2|Page
1. Permainan Boi -Boian

Gambar 1 Source: https://baaca.id/permainan-boi-boian/

Boi-boian merupakan salah satu permainan


yang berasal dari Kalimantan Utara. Alat
permainan yang digunakan dapat berupa bola
plastik, bola kasti, atau benda serupa bola.
Misalnya kain, plastik, atau kertas yang
digulung dalam bentuk bola.
Permainan ini dimainkan oleh 5-10 anak
yang dibagi menjadi dua kelompok kecil, yaitu
kelompok bermain dan kelompok berjaga. Selain
bola-bola diatas alat yang digunakan untuk
melengkapi permainan ini adalah lempengan batu
atau genting yang dipecahkan. Cara bermainnya
3|Page
yaitu dengan menyusun lempengan batu dari yang
besar ke yang kecil. Satu orang sebagai penjaga
lempengan, pemain lainnya bergantian melempar
tumpukan lempengan itu dengan bola sampai roboh
semua. Bola yang digunakan untuk melempar
diharuskan yang empuk dan tidak keras, hal ini
bertujuan agar tidak melukai. Setelah roboh,
penjaga harus mengambil bola dan melemparkannya
ke anggota lain. Pemain yang terkena lemparan
bola bergantian menjadi penjaga lempegan.
Penjaga lempengan batu harus mengejar bola,
menangkap, dan melemparkannya hingga mampu
mengenai pemain lain. Pemain lain yang tidak
menjaga lempengan batu secara bergantian
melempar bola ke arah tumpukan batu. Bila tidak
ada satupun yang mampu merobohkan tumpukan
lempengan batu, maka pemain pertama giliran
melempar harus berganti menjadi penjaga
lempenga batu.
Banyak hal yang dapat diambil dari
permainan ini, diantaranya melatih kerjasama
sejak dini dan mengajarkan sikap sportif.
Adapun nilai karakter yang terkandung dalam
permainan boi-boian adalah kerja keras dan
kerja cerdas. Dalam permainan pemain tidak
dituntut untuk bersikap bijak dan demokratis,
4|Page
tetapi pemain harus berpikir bagaimana cara
dapat selesai menyusun lempengan batu dengan
cepat tanpa terkena lemparan bola dari regu
lawan.

5|Page
2. Permainan Bola Bekel

Gambar 2 Source: https://cuilicious.worpress.com

Bekel adalah sebuah permainan kuno anak-


anak. Di Indonesia, permainan ini awalnya
diambil dari permainan asal Belanda yang
disebut bikkelen atau bikkelspel. Pada jaman
modern ini permainan bekel pun sudah
berkembang. Alat yang digunakan untuk bermain
bekel diantaranya yaitu bola karet dan biji
bekel. Biji bekel mempunyai empat sisi yang
berbeda.

6|Page
Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2-
5 orang pemain. Cara bermainnya dengan
melemparkan sebuah bola keatas dan menangkapnya
kembali. Tantangannya yaitu pada saat bersamaan
dengan melemparkan bola, pemain harus mengambil
atau megubah posisi biji bekel yang ada sesusai
dengan peraturan yang disepakati.
Aturan bermain yang sering digunakan
adalah permainan akan dinyatakan
berakhir/berhenti atau istilahnya mati, jika
saat pengambilan biji bekel tangan si pemain
mengenai atau menyentuh biji bekel lainnya.
Pemain yang lebih dulu menyelesaikan permainan,
dialah pemenangnya.

7|Page
3. Sepak Tekong
Sipak tekong atau biasa yang disebut sepak
tekong ialah permainan tradisional yang berasal
dari Sumatra Barat. Sepak tekong diambil dari
bahasa bahasa Minang dimana sepak berarti
menendang atau menyipak dan tekong adalah
kaleng. Permainan ini
memanfaatkan kaleng
bekas. Yang di
dalamnya di isi batu-
batu kecil, lalu
kaleng ditutup dengan
dengan tutup kaleng
tersebut. Sehingga
menghasilkan bunyi-
bunyian yang keras
karena batu-batu yang
ada dalam kaleng.
Gambar 2 Source: perpustakaan.id
Permainan sepak
tekong ini lebih sering dimainkan oleh anak
laki-laki daripada anak perempuan, dengan
jumlah pemain lima orang atau lebih. Cara
bermainnya yaitu, sebelum dimulai tekong
ditempatkan di dalam lingkaran garis, lalu para
pemain akan hompimpa untuk menentukan siapa

8|Page
yang menjadi penjaga tekong. lalu pemain
lainnya akan segera bersembunyi ditempat yang
tidak jauh dari tekong disaat si penjaga tekong
menginjak tekong sambil menutup matanya dengan
kedua telapak tangan sambil meneriakkan
“alaaaah” (bahasa Minang: sudah) dan “aluuuun”
(bahasa Minang: belum). Apabila ada yang
menyatakan sudah, maka penjaga tekong mulai
mencari dimana arah suara pemain. Jika ada yang
dapat maka ia akan menjadi penjaga tekong
berikutnya. Namun apabila yang dapat bisa
menyipak tekong dengan jauh, maka ia akan
memiliki waktu untuk kembali bersembunyi. Dalam
permainan ini mereka yang sering menjaga tekong
adalah yang kalah. Bagi yang tidak pernah
menjaga tekong maka ia adalah pemenangnya.

9|Page
4. Gobak Sodor

Gambar 3 Source: Okezone, 14 April 2021

Permainan Gobak Sodor berasal dari daerah


Yogyakarta. Nama Gobak Sodor berasal dari kata
gobag dan sodor. Kata gobag artinya bergerak
dengan bebas. Namun ada juga yang mengartikan
Gobak Sodor sebagai permainan maju mundur
melalui pintu-pintu. Istilah Gobak Sodor dalam
Bahasa Belanda diperkirakan memiliki arti yang
sama dengan kata dalam Bahasa Inggris “Go Back
Through the Door”, beberapa menyebutnya dengan
Galasin.

Cara Bermain

Permainan ni biasanya dimainkan di lapangan


bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada
10 | P a g e
atau bisa juga dengan menggunakan lapangan
segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi
menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap
bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.
Anggota grup yang mendapat giliran untuk
menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota
grup yang menjaga garis batas horisontal dan
garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
horisontal, maka mereka akan berusaha untuk
menghalangi lawan mereka yang juga berusaha
untuk melewati garis batas yang sudah
ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi
anggota grup yang mendapatkan tugas untuk
menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya
satu orang), maka orang ini mempunyai akses
untuk keseluruhan garis batas vertikal yang
terletak di tengah lapangan. Permainan ini
sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit
karena setiap orang harus selalu berjaga dan
berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk
meraih kemenangan.

11 | P a g e
5. Layang-Layang

Gambar 4 Source: Merdeka.com

Sejarah Permainan Layang-Layang

Awal mula permainan layang-layang


ditemukan di dokumen dari Cina sekitar 2500
Sebelum Masehi. Sedangkan penggambaran layang-
layang tertua adalah dari lukisan gua periode
mesolitik di pulau Muna, Sulawesi Tenggara,
yang telah ada sejak 9500-9000 tahun SM.
Lukisan tersebut menggambarkan layang-layang
yang disebut kaghati, yang masih digunakan oleh
orang-orang Muna modern. Layang-layang terbuat
dari daun kolope (umbi hutan) untuk layar
induk, kulit bambu sebagai bingkai, dan serat
nanas hutan yang dililitkan sebagai tali,
meskipun layang-layang modern menggunakan senar
sebagai tali. Diduga terjadi perkembangan yang
saling bebas antara tradisi di Cina dan di

12 | P a g e
Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan
bentuk-bentuk primitif layang-layang yang
terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara
sendiri catatan pertama mengenai layang-layang
adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin)
(abad ke-17) yang menceritakan suatu festival
layang-layang yang diikuti oleh seorang
pembesar kerajaan.

Bahan dan Peralatan :

1. Kantong sampah plastik ukuran 183 x 2,54


cm;
2. Plester;
3. Gunting; dan
4. Pasak sekitar 0,3 cm sebanyak 2 buah.

Cara Pembuatan Layang-Layang Sederhana

1. Langkah pertama potong layar dari kantong


sampah berbahan plastik tipis. Caranya
adalah dengan melipat kantong menjadi dua
lalu memotongnya sama besar.
2. Setelah itu tempelkan lagi pasak
berukuran 0,3 cm secara horizontal
menggunakan plester. Lalu, kedua tongkat
tadi bisa bersilangan di lubang layar dan

13 | P a g e
rekatkan 4 buah plester di tongkat dekat
lubang tengah.
3. Berikutnya melengkungkan perentang dengan
memberikan garis tekanan di bagian
belakang.
4. Setelah itu tempelkan pada satu sisi
perentang dengan menggunakan plester.
Kemudian tariklah menjadi lengkung 5 cm.
5. Langkah berikutnya yaitu tempelkan ke
sisi perentang yang satunya menggunakan
plester, kemudian mengikat ekor pada
bagian bawah. Buatlah ekor layang-layang
sesuai selera masing-masing.
6. Pasang benang layang-layang di bagian
kedua tongkat bersilang, layang-layang
siap digunakan

Cara Bermain Layang-Layang

1. Kalau layang-layang sederhana bisa


dimainkan satu orang namun kalau laying-
layang besar dibutuhkan 2 orang untuk
bermain layang layang;
2. Satu orang memegang layangan dari arah
angin yang berlawanan dan satu orang
menarik benang;

14 | P a g e
3. Ketika angin sudah muncul, misal dari
barat (penarik layangan harus
membelakangi arah angin agar layangan
terbang dengan dorongan angin);
4. Ketika angin sudah muncul dari arah
berlawanan;
5. Maka pemegang layangan melepaskan
layangan disertai dengan yang menarik
benang langsung menarik layangannya.

15 | P a g e
6. Permainan Engklek

Gambar 5 Source: Inibaru/Tradisinesia

Engklek adalah permainan tradisional yang


memanfaatkan bidang datar sebagai arena
bermainnya. Permainan ini umumnya dimainkan
oleh anak-anak perempuan. Tidak diketahui pasti
sejarah permainan engklek. Sebab, tidak ada
bukti otentik tentangnya. Namun, ada dua
pendapat tentang sejarah permainan engklek yang
cukup dikenal hingga saat kini.
Engklek adalah permainan tradisional yang
memanfaatkan bidang datar sebagai arena
bermainnya. Permainan ini umumnya dimainkan
oleh anak-anak perempuan. Tidak diketahui pasti
sejarah permainan engklek. Sebab, tidak ada

16 | P a g e
bukti otentik tentangnya. Namun, ada dua
pendapat tentang sejarah permainan engklek yang
cukup dikenal hingga saat kini.
Pendapat lain mengatakan bahwa permainan
ini serupa dengan permainan dari Britania Raya
yang disebut dengan hopscotch. Permainan
hopscotch usianya sangat tua, sudah ada sejak
zaman Kekaisaran Romawi Kuno.
Cara Bermain Engklek

Engklek dimainkan dengan cara melompat


dengan satu kaki pada kotak-kotak yang telah
dibuat. Untuk kotak yang letaknya bersebelahan
seperti sayap, pemain diperbolehkan meletakkan
kakinya pada kedua kotak secara bersamaan.
Masing-masing pemain memiliki gaco, yaitu batu
atau pecahan genting yang digunakan sebagai
alat lempar. Adapun penjelasan lengkap teknik
bermain engklek adalah sebagai berikut:

1. Semua pemain melakukan hompimpa atau swit,


yang menang mendapatkan giliran pertama.
Pemain pertama melemparkan gaco dan tidak
boleh melebihi kotak yang telah disediakan.
Jika gaco melebihi kotak, maka pemain
dinyatakan gugur.

17 | P a g e
2. Pemain pertama melompat dengan satu kaki,
kemudian kembali lagi dengan mengabil gaco
yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu
masih diangkat.
3. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut
ke kotak 2. Jika keluar dari kotak 2, maka
pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh
pemain berikutnya. Namun jika berhasil,
pemain bisa melanjutkan permainannya.
4. Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah
dilempar dengan gaco. Pergiliran dilakukan
jika pemain pelempar gaco melewati sasaran
atau menapak dua kaki di satu kotak.
5. Kemudian jika semua kotak sudah dilewati
oleh pemain, maka pemain tersebut bisa
melemparkan gaco dengan membelakangi
engkleknya. Jika gaco jatuh pada kotak yang
dikehendaki, maka kotak itu akan menjadi
rumahnya.
6. Pemain yang mendapatkan kotak boleh berhenti
dikotak tersebut dengan dua kaki. Begitu
seterusnya sampai kotak-kotak menjadi milik
para pemain. Jika semua telah dimiliki oleh
pemain, maka permainan dinyatakan telah
selesai.

18 | P a g e
7. Pemenang adalah pemain yang paling banyak
memiliki rumah dari kotak-kotak pada engklek
yang digambar.

Aturan permainan

1. Pemain tinggal melompat dari satu kotak ke


kotak lain dengan sebelah kaki (boleh
mendaratkan dua kaki pada dua kotak yang
berjajar).
2. Lemparkan karet/gaco ke salah satu kotak.
Kotak yang terisi karet penghapus itu tidak
boleh injak pemain. Kalau diinjak, berarti
pemain kalah.
3. Pemenangnya adalah orang yang paling banyak
berhasil melewati susunan kotak bolak-balik,
tanpa terjatuh dan memiliki rumah.

19 | P a g e
7. Permainan Bentengan

Gambar 6 Source: tirto.id

Permainan benteng – bentengan merupakan


permainan tradisional yang mengasah kita untuk
focus kepada gerak tubuh dan kemampuan kita
dalam membuat strategi. Benteng-bentangan
harus dimainkan oleh 2 tim, masing – masing
satu tim bisa terdiri dari 4 sampai 8 orang,
dan masing – masing tim harus menentukan
tempatnya sebagai basecamp mereka, biasanya,
dalam bermain benteng – bentangan ada sebuah
tongkat atau tiang yang berfungsi untuk menjadi
benteng. Tidak diketahui persis dari mana
permainan ini berasal, akan tetapi permainan
tradisional ini memiliki nama lain di tiap –
tiap daerah di Indonesia. Misalnya didaerah

20 | P a g e
Jawa Barat, nama dari permainan benteng –
bentengan ini adalah “rerebonan”, selain itu di
daerah Bali, dikenal dengan nama “prisprisan”,
di daerah Sumatera, permainan ini dikenal
dengan nama “gala”. Permainan tradisonal yang
tersebar luas ini banyak dimainkan oleh anak –
anak sekolah, tak jarang juga, permainan ini
dijadikan hiuran untuk acara – acara besar,
misalnya saat perayaan kemerdekaan Republik
Indonesia.

Cara Permainan

Cara bermain permainan bentengan yaitu : (1)


Sebelum permainan dimulai diadakan undian, (2)
Regu yang menang memulai permainan dengan cara
keluar dari benteng untuk memancing lawan, (3)
Setiap pemain berfungsi sebagai pemancing atau
dikejar dan juga sebagai pengejar. Ia akan
menjadi pengejar regu lawan apabila lawan lebih
dahulu meninggalkan bentengnya, dan ia akan
menjadi orang yang dikejar oleh lawan apabila
ia meninggalkan bentengnya, (4) Anggota yang
tertangkap akan menjadi tawanan dari pihak
lawan, (5) Cara menangkap cukup dengan
menyentuh bagian badan lawan, (6) Tawanan yang
berkumpul di daerah tawanan dapat bebas kembali
21 | P a g e
apabila teman seregunya yang belum tertangkap
dapat membebaskan dengan jalan menyentuh bagian
badannya. Tawanan yang lebih dari satu orang,
semuanya dapat bebas dengan jalan menyentuh
salah seorang tawanan, bila satu dengan lainnya
bergandengan, (7) Kapten regu ditandai dengan
ban/pita di lengan kanan dan bertugas mengatur
anggota regunya. Bila kapten regu tertangkap,
tugas diserahkan kepada salah seorang regunya,
(8) Benteng suatu regu dinyatakan terbakar
apabila salah seorang dari regu lawan dapat
membakar benteng dengan cara menyentuhnya, (9)
Setelah salah satu regu benteng terbakar,
permainan dilanjutkan dengan regu yang 22
berhasil membakar berfungsi sebagai pemancing,
(10) Pemain yang keluar dari garis lapangan
permainan dianggap tertangkap.

Aturan Permainan

Waktu dan lamanya permainan Alokasi


lamanya permainan adalah 2 x 25 menit yang
terdiri dari babak 1,2, dan babak tambahan
(jika diperlukan) Pemain, terdiri dari 2 regu,
Setiap regu diperbolehkan mengadakan
penggantian sebanyak dua kali. Jika terjadi
sesuatu diluar peraturan bermain yang
22 | P a g e
mengharuskan pemain tidak bisa melanjutkan
permainan maka dapat menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi dilapangan.

23 | P a g e
8. Permainan Lompat Tali

Gambar 7 Source: Kompasiana

Permainan tradisional lompat tali merdeka


adalah sebutan untuk mereka yang tinggal di
Provinsi Riau. Penamaan permainan ini ada
kaitannya dengan gerakan pemain yang khususnya
pada lompatan terakhir, tali direnggangkan oleh
pemain setinggi kepalan tangan yang diacungkan
keudara. Kepala tersebut hampir mirip dengan
apa yang dilakukan oleh para pejuang ketika
mengucapkan kan dengan ketinggian yang
bergradasi, Lompat tali termasuk permainan
tradisional yang terbuat dari karet gelang,
karet gelang yang digabungkan dan disusun
panjang. Permainan ini sering dimainkan oleh

24 | P a g e
anak-anak perempuan. Tali karet gelang yang
digunkan dalam permainan ini adalah karet
gelang yang belum matang. Sejarah permainan
lompat tali sudah ada semenjak Belanda menjajah
Indonesia, awalnya permainan ini dimainkan oleh
anak-anak Belanda yang ada di Indonesia. Ada
juga yang mengatakan bahwa asal permainan
lompat tali berasal dari benua Eropa yang
menyebar ke benua-benua lainnya termasuk di
dalamnya benua Asia Tenggara tepatnya
Indonesia. Bukan hanya itu ada beberapa
pendapat juga yang mengatakan permainan ini
berasal dari Mesir, Cina, Australia dan lain
sebagainya, tidak ada kejelasan yang pasti
tentang asal usul permainan yang satu ini.

Aturan dan Cara Permainan

Permainan dimainkan oleh 3 orang atau


lebih. Ada 2 orang sebagai pemegang tali dan
yang lainnya bertugas melompati karet
Ketinggian karet dimulai dari mata kaki hingga
mencapai kepala bahkan tangan yang diacungkan
ke atas. Ketinggian hingga bagian dada,
mengharuskan peserta melompat tanpa mengenai
karet/tali. Jika pemain mengenai karet atau
terjerat karet maka pemain gugur dan bergantian
25 | P a g e
dengan si pemegang karet. Jika semua pemain
sudah berhasil melewati tantangan lompatan
dengan ketinggian akhir, maka permainan akan
diulang dari awal, begitu seterusnya. Sejarah
permainan tradisional Indonesia.

26 | P a g e
9. Mainan Pletokan

Gambar 8 Source:
https://jurnaltech.wordpress.com/2017/11/14/pletokan

Pletokan merupakan senjata mainan dari


bambu dengan peluru dari kertas basah atau bisa
menggunakan biji jambu.1 Nama Pletokan sendiri
berasal dari bunyi yang dihasilkan dari mainan
ini, yaitu “pletok”. Mainan tradisional ini
dahulu banyak dijumpai didaerah Jakarta atau
lebih tepatnya merupakan mainan khas masyarakat

1
Braike Rema A. M, “Pletokan,” Jurnal Tech (wordpress.com), November
2017, November 2017 – Jurnal Tech (wordpress.com)
27 | P a g e
Betawi.2 Meskipun demikian tidak hanya dikenal
oleh masyarakat Jakarta saja, akan tetapi
maianan ini juga dikenal dan dimainkan di
beberapa daerah di Indonesia. Mainan
tradisional ini biasanya dimainkan oleh anak
laki-laki secara perorangan atau kelompok.
Mereka akan berbagi peran dan tempat untuk
melakukan aksi peperangan yang mengandalkan
etepatan dalam menembak dan kegesitan dalam
menghindar. Adpaun cara untuk membuat mainan
pletokan bambu ini, sebagai berikut:

Alat dan Bahan yang harus disiapkan untuk


membuat pletokan antara lain sebagai berikut3 :

1. Bambu berukuran tidak lebih 25-30 cm,


dengan diameter lubang 1-1.5 cm untuk
laras;
2. Bambu berukuran kurang lebih 10-15 cm dari
buku untuk gagang atau pegangan penyodok
atau penolak peluru senapan;

2
Wisata Kebudayaan, “Permainan Peperangan Bersenjata Pletokan dan
Pelajarannya,” Praktisi Online, Maret 21, 2019, Permainan Peperangan
Bersenjata Pletokan dan Pelajarannya 21 (solehagus.com)
3
“Membuat Senapan Bambu,” Tumbang Baraoi Taman Baca dan Pusat
Pengembangan reatifitas Desa, September 2015, Membuat Senapan
Bambu (pletokan) ~ Tumbang Baraoi
28 | P a g e
3. Potongan bambu yang telah dibelah untuk
penyodok atau penolak, ukurannya dengan
bambu untuk laras;
4. Kertas dan air secukupnya atau biji-
bijian;
5. Pisau atau cutter, jika dirasa perlu
gunakan hand glove atau sarung tangan agar
aman saat memegang bambu yang sisinya
tajam saat meraut;

Langkah-Langkah membuat mainan tradisional


pletokan, sebagai berikut4:

1. Ambil ruas bambu yang sudah disiapkan


sebagai laras, untuk hasil terbaik pilih
ruas bambu yang tebal, lurus dan panjang
dan cukup tua;
2. Jika belum, potong kedua ujungnya
mendekati buku sehingga terbentuk sebuah
ruas bambu yang berbentuk seperti laras;
3. Siapkan gagang penyodok, yaitu dari bambu
yang sudah dipotong tetapi pada salah satu
sisinya tidak berlubang (terhalang buku
bambu), ukurannya disesuaikan agar enak
dipegang saat dimainkan;

4
ibid
29 | P a g e
4. Ambil bambu lain yang sudah dibelah dan
raut sedemikan rupa agar berbentuk
silinder sehingga pas dengan ukuran
laras. Tancapkan salah satu sisi pada
gagang dan potong pada bagian ujung
lainnya sehingga panjang penyodok ini
lebih pendek sekitar 1,5-2 cm dari panjang
laras;
5. Jika sudah jadi, saatnya uji coba. Rendam
kertas dalam air, dan ambil secukupnya
lalu masukan kedalam laras sambil
didorong menggunakan penyodok secara
perlahan. Selanjutnya ambil lagi kertas
yang telah direndam lalu masukan kedalam
laras, kali ini coba dorong dengan kuat
dan cepat penyodok hingga terdengar bunyi
"pletok" dan peluru melesat keluar. Jika
tidak ada masalah maka Pletokan ini siap
untuk dimainkan.

30 | P a g e
10. Permainan Ular Naga

Gambar 9 Source: https://elnuha.net/permainan-


tradisional-indonesia/

Ular Naga merupakan salah satu jenis


permaian tradisioanl anak-anak yang bersifat
turun-temurun. Tidak diketahui kapan tepatnya
permainan ular naga ini terbentuk, akan tetapi
berdasarkan buku yang berjudul Folklor Betawi,
asal permainan tradisional ini dari daerah
Jakarta khusunya dari masyarakat betawi. Akan
tetapi, permainan tradisional ini tidak hanya
dikenal oleh masyarkat Jakarta saja, melainkan
juga dikenal dan dimainkan dibeberapa daerah

31 | P a g e
lain di Indonesia dan juga memiliki nama yang
berbeda-beda disetiap daerahnya.

Cara memainkan permainan tradisional ini


pun cukup mudah, yaitu dengan anak-anak
berjumalah 5-10 orang atau lebih berkumpul
menjadi satu barisan, dimana diantara barisan
tersebut 2 (dua) anak diantara mereka akan
menjadi gerbang dengan saling berpegangan
tangan keatas seperti membuat terowongan.
Kemudian anak-anak lainnya melewati gerbang
sambil menyanyikan lagu:

Ular naga panjangnya bukan kepalang


Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang

Setiap lagu selesai akan ada satu anak yang


akan tertangkap, hal ini tidak harus anak yaang
berada di paling belakang barisan, asalkan lagu
selesai di bagian anak yang tepat di bawah
gerbang, dan setelah tertangkap kedua penjaga
gerbang akan menanyakan sesuatu kepada anak
yang tertangkap. Jika anak tersebut menjawab
salah maka sudah ditentukan bahwa anak tersebut
harus berdiri di belakang gerbang yang kanan

32 | P a g e
atau kiri. Begitu seterusnya sampai sang induk
kehabisan barisan dan permainan ular naga pun
selesai.5

5
Angelina Putri Nugroho, (Semarang: UNIKA), Hal. 2 16.L1.0001 - ANGELINA
PUTRI NUGROHO_BAB 1.pdf (unika.ac.id)
33 | P a g e
11. Permainan Egrang

Gambar 10 Source:
https://www.shintapratiwi.com/permainan-tradisional-
anak/

Egrang merupakan Permainan yang telah


kita kenal sejak lama sekali yaitu sejak zaman
nenek moyang kita. Egrang merupakan permainan
yang terbuat dari dua bilah bambu panjang
dengan injakan disetiap bilah bambunya. Egrang
disetiap daerahnya memiliki sebutan yang
berbeda-beda. Contohnya di Jawa Tengah
menyebutnya Egrang yang berarti Jangkungan
(nama burung yang berkaki panjang), di Lampung

34 | P a g e
Egrang disebut terompah pancung yang artinya
yaitu bambu bulat yang panjang, di Kalimantan
Selatan menyebutnya dengan batungkau, Sumatera
Barat menyebutnya Tengkak-Tengkak (di Sumatera
tengkak artinya pincang), di Bengkulu
menyebutnya ingkau yang artinya sepatu dari
bambu.

Cara Pembuatan Egrang

Cara Pembuatan Egrang cukup mudah yaitu


dengan menggunakan Bambu panjang yang terdiri
dari dua bilah bambu dengan setinggi 1 sampai
dengan 2 meter . Kemudian Pada salah satu ruas
kedua bambu bagian bawah namun jangan terlalu
kebawah maupun terlalu ke tengah bambu,
dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran
pendek sebagai pijakan, kemudian pasangkan
bambu yang pendek tersebut kedalam bambu
panjang yang sudah dilubangi sebelumnya. Namun
zaman sekarang Egrang sudah di modifikasi
contohnya dengan menggunakan batok kelapa dan
kaleng untuk pijakan kakinya.

35 | P a g e
Gambar 11 Source: indonesiakaya.com

Terdapat pula modifikasi Egrang yang


menggunakan Kaleng dan Batok kelapa yang di
hubungkan dengan tali sehingga permainannya
yaitu menginjakan kaki diatas kaleng atau batok
kelapa tersebut dan berjalan menggunakan tali
yang telah dihubungkan di kaleng atau batok
kelapa tersebut dengan cara menariknya.

Cara Permainan Egrang

Cara Permainan Egrang sendiri sebelum di


modifikasi pada zaman sekarang tersebut yaitu
berjalan dengan cara menaiki pijakan dari dua
bilah bambu tersebut. Permainan yang pertama
dengan egrang yaitu bisa dengan Balap Egrang
yaitu Lomba lari dengan menggunakan Egrang,
sehingga siapa yang pertama kali sampai di
garis finish maka dia merupakan pemenangnya.
Kemudian permainan egrang bisa juga dengan

36 | P a g e
permainan adu kekuatan dimana para pemain
menjegal kaki egrang bambu lawan sampai
terjatuh. Jika pemain lawan sudah ada yang
terjatuh maka pemain yang berhasil menjatuhkan
ia adalah pemenangnya. Namun untuk permainan
adu kekuatan sendiri dapat dilakukan untuk
pemain yang berusia 11 (sebelas tahun) sampai
dengan 13 (tiga belas) tahun keatas.

Permainan Egrang sendiri biasanya dapat


kita jumpai pada saat Lomba 17 Agustusan untuk
menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia.
Permainan ini bisa untuk anak-anak maupun
dewasa.

37 | P a g e
12. Permainan Petak Umpat

Gambar 12 Source: jurnalislam.com

Permainan Petak Umpet sudah ada sejak lama


sekali. Dahulu anak-anak kecil sebelum adanya
gadget atau teknologi yang canggih pada masa
sekarang ini, anak-anak kecil dulu sering
dijumpai jika bermain yaitu melakukan permainan
petak umpet, baik di sekolah maupun setelah
pulang sekolah pada sore hari. Permainan Petak
umpet bukan sesuatu yang asing.

Tidak tahu kapan pastinya permainan ini


masuk ke Indonesia, namun diperkirakan petak
umpet berawal pada 2 abad sebelum masehi
penulis yang bernama Jullius Pollus yang
berasal dari Yunani yang mendeskripsikan petak
38 | P a g e
umpet melalui tulisannya. Di Indonesia sendiri
Petak Umpet yang di akui oleh Kementrian
Pendidikan dan Budaya yaitu Petak Umpet Betawi
. Petak Umpet Betawi tersebut menjadi warisan
budaya Indonesia Tak Benda.

Cara Bermain dan Aturan Bermain

Cara Bermain Petak Umpet bukan merupakan


hal yang sulit dilakukan, namun permainan ini
sangat seru jika dimainkan. Biasanya permainan
ini dimainkan oleh paling sedikit 3 (tiga)
orang. Biasanya untuk memilih siapa orang yang
akan menutup mata (penjaga) adalah dengan cara
hompimpah. Setelah terpilih maka penjaga
(biasanya menutup mata hadap ke tembok atau
hadap ke pohon yang disebut benteng) tersebut
akan menghitung sebanyak 10 (sepuluh) hitungan
atau lebih. Kemudian teman-teman yang lain akan
bersembunyi ditempat yang aman, dan setelah
hitungan berakhir maka penjaga akan membuka
mata dan mulai mencari teman-temannya yang
bersembunyi. Jika teman yang berhasil
tertangkap dari persembunyiannya harus cepat-
cepat lari menuju benteng, jika lebih dulu
pencari yang sampai ke benteng dengan menepuk
benteng maka ia akan kalah dan harus menjaga
39 | P a g e
benteng dengan menutup mata. Kemudian apabila
semua sudah ketahuan persembunyiannya oleh
pencari maka permainan diulang kembali dengan
penjaga benteng yang berbeda. Petak umpet
sangat seru jika dimainkan oleh orang yang
banyak.

Manfaat Permainan Petak Umpet

1. Menyenangkan
2. Membuat anak-anak lebih aktif
3. Dapat menambah teman dengan
bersosialisasi
4. Melatih sportivitas
5. Belajar menghafal hitungan angka
6. Belajar berdiskusi.

40 | P a g e
13. Permainan Gasing Bambu

Gambar 13 Source: tempo.co

Gasing bambu merupakan sebuah mainan


tradisional yang berputar dan dapat
mengeluarkan suara dengan bahan dasar bambu
yang berbentuk tabung dan menggunakan tali.6
Permainan gasing ini diyakini berasal dari
pesisir pantai Melayu, Riau yang pada mulanya
menggunakan buah Berembang yang berbentuk bulat
dan lancip sehingga dapat diputar menggunakan
tangan.2 Penamaan gasing sendiri berasal dari

6
Saprima, Tendi. "Permainan Gasing Di Sambas." Jurnal SAMBAS:(Studi
Agama, Masyarakat, Budaya, Adat, Sejarah) 3.1 (2020): 13-27.
2 Cultura Editors, "Gasing Permainan Tradisional yang Bertahan Hingga
Sekarang.” on April 22, 2019, https://www.cultura.id/gasing-permainan-
tradisional-yang-bertahan-hingga-sekarang
41 | P a g e
dua suku kata, yaitu “Gang” dan “Sing”. Gang
a007Acdiartikan sebagai lokasi dan Sing
diartikan sebagai suara, sehingga jika
didefinisikan gasing sendiri memiliki arti
sebagai permainan yang mengeluarkan bunyi yang
dimainkan pada sebuah lokasi.3 Secara umum,
permainan gasing dimainkan oleh anak-anak
maupun orang dewasa sebagai sarana hiburan
ketika suatu kegiatan kerja telah selesai
maupun mengisi waktu luang. Gasing sendiri
merupakan mainan yang bisa dimainkan secara
kelompok maupun one by one. Dalam memainkannya,
gasing siapa yang paling lama berputar ialah
pemenang dari permainan tersebut.

Adapun cara memainkan gasing bambu ini dengan


cara melilitkan tali yang sudah dililitkan pada
bagian atas gasing. Baru kemudian
melemparkannya kebawah sambil menarik tali
yang sudah dililitkan hingga gasing tersebut
berputar hingga mengeluarkan suara desing.
Selanjutnya, untuk membuat mainan gasing dengan
bahan dasar bambu ini, dapat mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :

42 | P a g e
Langkah-langkah membuat mainan gasing dengan
4:7
bahan dasar bambu, diantaranya

1. Siapkan dan potong bambu sepanjang 10 cm.


2. Lubangi dinding bambu dengan teknik
serong membentuk persegi pajang dari atas
ke bawah dengan tujuan membuat sumber
bunyi.
3. Siapkan bambu sepanjang 20 cm dengan
diameter 6-8 mm untuk membuat tongkat
bambu dan bambu lain dengan panjang 12-15
cm sebagai pegangan tali.
4. Buatlah papan kayu menjadi bentuk
lingkaran sesuai diameter dalam bambu
kira-kira 6-8 cm. Dan lubangi bagian
senter lingkaran dengan bor dengan
diameter mata bor 6-8 mm.
5. Pasangkan lingkaran kayu ke kedua ujung
bambu hingga tertutup dan rekatkan dengan
lem.
6. Kemudian pasang tongkat berdiameter 6-8
mm ke center papan kayu dan rekatkan

3 Cultura Editors, "Gasing Permainan Tradisional yang Bertahan Hingga


Sekarang.” on April 22, 2019. https://www.cultura.id/gasing-permainan-
tradisional-yang-bertahan-hingga-sekarang
4
428-anoksa, “Cara Membuat Gasing Bambu,” on Feb 21, 2019.
https://www.sebarin.info/2019/02/cara-membuat-gasing-bambu.html
43 | P a g e
dengan lem. Dengan posisi bagian atas
sepanjang 7 cm dari permukaan papan kayu
yang berguna sebagai poros gasing.
7. Lilitkan tali ke poros gasing bagian atas
dan gasing pun siap diputar atau
dimainkan.

44 | P a g e
14. Permainan Rangu Alu

Gambar 14 Source: https://www.dictio.id/

Rangku Alu merupakan permainan yang


dimainkan dengan menggunakan dua pasang tongkat
atau bambu dengan menggerakannya berirama
hingga kaki lawan terjepit oleh tongkat atau
bambu tersebut. Permainan ini berasal dari
bagian timur Indonesia yang lebih tepatnya
berasal dari Manggarai, Nusa Tenggara
Timur.58Pada mulanya permainan ini dilakukan
untuk merayakan hasil panen perkebunan maupun

5
Rahmat, R. F., et al. (2018, March). Rangku Alu–A Traditional East Nusa
Tenggara Game in Android Platform. In Journal of Physics: Conference
Series (Vol. 978, No. 1, p. 012103). IOP Publishing.
45 | P a g e
pertanian sebagai bentuk rasa syukur dan
bahagia karena terjadinya panen besar. Namun
semakin berkembangnya zaman, permainan ini
dimainkan bisa kapan saja, tidak perlu menunggu
hasil panen tiba. Nyatanya permainan ini
menjadi kegiatan favorit yang dilakukan oleh
semua kalangan tidak hanya anak-anak saja, para
remaja dan orang dewasa pun ikut serta
memainkan permainan ini sebagai sarana hiburan
dengan rasa senang dan bahagia.

Adapun untuk memainkan permainan rangku alu


ini, terdapat dua kelompok yang memainkannya.
Masing masing kelompok terdiri dari empat orang
dengan satu kelompok bertugas menjadi penjaga
dengan posisi jongkok atau duduk sambil
memegang dua bilah bambu dan satu kelompok lain
bertugas untuk bermain dengan melompat di sela-
sela bambu untuk menghindari jepitan bambu.
Ketika memasuki permainan, bambu digerakkan
sesuai dengan pola atau irama nyanyian
tertentu. Semakin lama biasanya pola atau irama
semakin cepat sehingga kelompok yang bermain
atau melompati bambu ini dituntut untuk lebih
lincah lagi, jika salah satu anggota kelompok
yang bermain atau melompat ini kakinya

46 | P a g e
terjepit, maka diharuskan bergiliran berganti
tugas dengan kelompok satunya.

47 | P a g e
15. Permainan Congklak

Gambar 15 Source: sebutik.com

Para ahli berpendapat dan meyakini bahwa


congklak berasal dari negara timur tengah yang
kemudian menyebar ke Benua Afrika, lalu Asia.
Permainan yang melatih konsentrasi dan
kejujuran ini menjadi populer di Tanah Air
karena bangsa bangsa Arab masuk ke Indonesia.
Di Jawa, permainan congklak disebut juga dakon.
Sedangkan di Sulawesi dikenal dengan nama
makaotan. Menurut AJ Resink-Wilkens dalam Het
Dakonspel (Permainan Dakon) ditulis Historia,
permainan dakon biasa dimainkan anak-anak
perempuan dari kalangan bangsawan. Masyarakat
Jawa Kuno menggunakan congklak untuk menghitung

48 | P a g e
musim tanam dan musim panen. Sedangkan di
beberapa tempat lainnya, permainan tradisional
congklak hanya dimainkan pada saat-saat
tertentu saja. Seperti di Sulawesi hanya
dimainkan pada saat berkabung. Alat permainan
congklak ini bisa terbuat dari bahan kayu atau
plastik yang menyerupai perahu, bentuk lonjong.
Di sisi kiri kanan dilubangi untuk menyimpan
batu atau biji-bijian yang sudah dikeringkan.
Ada juga yang memakai cangkang kerang.
Cara bermain congklak ini adalah pemain
berhadapan menghadap papan congklak. Misal,
pemain A memindahkan batu atau biji dengan
memasukkan ke tiap lubang dan gunung miliknya.
Kalau batu terakhir jatuh pada lubang yang
masih berisi biji congklak maka permainan
dilanjutkan terus dan terus sampai batu habis,
dan terus berlangsung hingga batu terakhir
habis.

49 | P a g e
16. Permainan Ampakeari

Ampakeari adalah salah satu permainan


tradisional yang ada di Indonesia. Permainan
ini berasal dari provinsi Papua. Ampakeari
sebenarnya adalah nama buah yang biasanya
tumbuh di rawa-rawa di Kabupaten Yapen-Waropen,
yaitu buah mange-mange (buah yang berasal dari
pohon perdu yang berwarna putih). Permainan ini
biasanya dimainkan saat akan menidurkan anak.
Pemain permainan ini biasanya berjenis kelamin
wanita bisa anak-anak maupun dewasa yang
terdiri dari 2-6 orang. Peralatan yang
dibutuhkan adalah buah mange-mange, iri atau
tiang dari belahan kayu dan oinai atau sempe
dari kayu yang berbentuk seperti piring besar.

50 | P a g e
Lokasi bermain permainan ini bisa di dalam
rumah ataupun di luar rumah.

Cara bermainnya adalah setelah alat-alat


yang dibutuhkan telah terpenuhi atau telah
terkumpul, semua pemain membawa anak yang belum
tidur. Jika pemain lebih dari seorang, maka
secara serentak mereka memutarkan ampakeari di
oinai. Pemain dianggap kalah jika ampakeari
mereka jatuh atau tidak berputar serta anak
yang tidak bisa tidur atau terlambat juga
dikatakan kalah.

Ampakeari biasanya dimainkan sambil menyanyikan


lagu yang berlirik sebagai berikut.

Mamompa diana

kuife rawinte,

andorife rawinte,

amkarife rawinte,

anitafe rawinte,

andafe rawinte.

Diamow kuaikobu ariankatung nei rurene


bo,

imbaro denama denama tamani denafa,

51 | P a g e
Tamani denama denawe inan idena.

(Mengantuk turunlah

dari ujung pohon kui,

dari ujung pohon jambu,

dari ujung pohon kelapa,

dari ujung pohon sukun,

dari ujung pohon mangga,

turunlah kemari kena di mata ini,

supaya dia bisa tertidur seperti

bapaknya juga seperti ibunya)

Ungkapan dalam lagu yang dinyanyikan


dalam permainan ini, memiliki hubungan dengan
kepercayaan bahwa dengan kemenangan mendapatkan
ampakeari ini akan lebih cepat atau memudahkan
seorang anak untuk tertidur. Lagu ini terdapat
di daerah Kabupaten Yapen-Waropen Kecamatan
Waropen Bawah pada suku Serui di kampung Nau.

Refrensi :

52 | P a g e
17. Permainan Gundu (Kelereng)
Gundu merupakan sebuah permainan
tradisional dengan benda bulat kecil dari kaca
atau marmer yang dimainkan dengan cara disentil
untuk diarahkan ke benda yang sama milik lawan.
Permainan gundu ini
mulai populer di
Eropa, Amerika dan
tentunya Asia di abad
ke-16 sampai 19.
Namun, ternyata dari
berbagai penelusuran
Gambar 16 Souce: idntimes.com sejarah, permainan
ini awalnya berasal dari peradaban Mesir Kuno
sejak tahun 3000 Sebelum Masehi (SM). Di Mesir,
kelereng terbuat dari tanah liat atau batu.

Untuk kelereng yang biasa kita temuin


sekarang terbuat dari kaca, baru dikembangkan
di pertengahan abad ke-19. Tepatnya di tahun
1864 dan dibuatnya di Jerman dengan beragam
warna mirip permen.

Cara Permainan

53 | P a g e
Permainan anak laki-laki berumur 7-12
tahun dan dilakukan oleh semua lapisan
masyarakat. Jumlah pemainnya tidak tentu dan
bermanfaat untuk keterampilan serta hiburan.
Permainan gundu biasa dimainkan kapan saja
terutama pada siang hari.
Cara Bermain :
Lubang dibuat pada jarak 2 m setelah
garis. Garis digunakan sebagai batas untuk
melempar gundu masing-masing anak ke dalam
lubang. Anak yang dapat memasukkan gundunya ke
dalam lubang dapat berjalan terlebih dahulu.
Selama permainan berlangsung masing-masing
berusaha untuk dapat mengalahkan lawannya. Anak
yang menang dapat mengambil gundu lawan yang
dikalahkannya.

54 | P a g e
18. Permainan Cublak Cublak Suweng

Gambar 17 Source: KapanLagi.com

Cublak-cublak Suweng merupakan permainan


tradisional yang diiringi lagu selama
permainan. Lagu pengiring dalam permainan ini
berjudul sama dengan nama permainan itu sendiri
yaitu Cublak-cublak suweng. Permainan
tradisional cublak-cublak suweng biasa
dimainkan oleh anak-anak kecil di pedesaan dari
Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Cublak-
cublak Suweng diciptakan oleh salah satu
anggota Wali Songo yaitu Syekh Maulana Ainul
Yakin atau yang dikenal sebagai Sunan Giri pada
tahun 1442 M di Jawa Timur.

55 | P a g e
Cara Permainan

Permainan Cublak-cublak suweng cukup


sederhana untuk dilakukan. Pertama, lakukan
hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi
Pak Empo. Pak Empo harus berbaring telungkup di
tengah, anak-anak lain duduk melingkari Pak
Empo. Selanjutnya, semua pemain membuka telapak
tangan menghadap ke atas dan diletakkan di
punggung Pak Empo. Salah satu anak memegang
batu kerikil dan dipindah dari telapak tangan
satu ke telapak tangan lainnya diiringi lagu
Cublak-Cublak Suweng.

Setelah itu pada saat bernyanyi lirik


akhir lagu salah satu anak harus menyerahkan
kerikil ke tangan seorang anak untuk
disembunyikan dalam genggaman tangan. Lalu
ketika lagu sudah berakhir, semua anak
menggenggam kedua tangan masing-masing, pura-
pura menyembunyikan kerikil.

Kemudian, Pak Empo menebak tangan siapa


yang menyembunyikan kerikil. Kalau tebakannya
benar, anak yang menggenggam kerikil harus
bergantian menjadi Pak Empo. Bila salah, Pak

56 | P a g e
Empo kembali ke posisi semula dan permainan
diulang lagi.

19. Mainan Meriam Bambu ( Long Bumbung )

Gambar 18 Source: correcto.id

Memasuki bulan ramadhan, musim kembang


api dan petasan lagi. Ada yang spesifik di bulan
ramadhan yaitu meriam bambu. Pada zaman di masa
sekolah dasar, biasanya untuk mengisi waktu
luang liburan puasa anak-anakk memainkan meriam
bambu. Di setiap daerah berbeda-mbeda dalam
menyebut mainan meriam bambu terkadang di sebut
“long bumbung” entah apa artinya,yang jelas
kalau menyebut long bumbung semua sudah tahu
apa yang dimaksut.

57 | P a g e
Sesuai namanya meriam bambu ini terbuat
dari bambu sekitar 3 meter yang di bobok sekat
sekat ruasnya sehingga jadi mirip pipa bambu
saja layaknya. Di bagian ujung bawah ruasnya
tidak di bobok, hanya dibuat lubang untuk
mengisi minyak & memasukkan sumbu api.

Cara memainkan meriam bambu diletakkan


miring sekitar 45 derajat seperti
meriamlah,setelah minyak tanah dimasukkan lalu
disulut. Dan efek suara ledakan mulai
terdengar.9

9 Greenlee,”Meriam bambu,” Antara Foto, July 14, 2010, Meriam Bambu


| ANTARA Foto
58 | P a g e
20. Permainan Bakiak

Gambar 19 Source Kutaibatkab.com

Bakiak merupakan salah satu mainan


tradisional di Indonesia yang dapat dimainkan
secara berkelompok. bakiak memiliki bentuk
seperti sandal panjang yang terbuat dari kayu
dan terdiri dari 5 sampai 6 selop. Itu artinya,
cara bermain bakiak tradisional tersebut
setidaknya haruslah diikuti oleh 5-6 pemain
dalam satu grupnya.10

Sebagai permainan beregu, maka bakiak


dapat dilakukan dalam acara bounding dengan
tujuan melatih kekompakan para pemain. Pasalnya

10
“Bagaimana Cara Bermain Bakiak,” Artikel Guru, Mret 06, 2021,
Bagaimana Cara Bermain Bakiak? - Artikel Guru
59 | P a g e
jika para pemain tidak kompak atau tidak
selaras dalam menjalankan bakiak tersebut, maka
semua anggota regu bisa terjatuh bersama-sama.

Cara bermain bakiak tradisional


sebenarnya cukup sederhana, namun setiap
anggota dalam regu tersebut harus bisa selaras
dan kompak dalam menggerakan kakinya sesuai
dengan komando ketua regu agar bisa berjalan
dengan benar dan tidak terjatuh.11

11
“Bangun Kekompakan, Dengan Olahraga Tradisonal Bakiak Dan
Pakulele,” Pemerintahan Kabupaten Kutai Barat, November 01, 2018,
Bangun Kekompakan, Dengan Olahraga Tradisonal Bakiak Dan Pakulele
(1/11/2018) – Website Resmi Pemerintah Kabupaten Kutai Barat
(kutaibaratkab.go.id)
60 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Adityawarman. (2001). Permainan Tradisional Sumatra Barat.
Museum Negeri Provinsi Sumatra Barat, 30.
Andany, A. (2019). Makna Filosofis di Balik Permainan Tradisional
Cublak-cublak Suweng. Diakses pada September, dari
https://kumparan.com/tugujogja/makna-filosofis-di-balik-
permainan-tradisional-cublak-cublak-suweng-
1sODfFaLMEX/full
Angelina Putri Nugroho, (Semarang: UNIKA), Hal. 2 16.L1.0001 -
ANGELINA PUTRI NUGROHO_BAB 1.pdf (unika.ac.id)
Anjani, Anastasia. (2021). "Fakta Manda Engkle, Permainan
Tradisional Asli Sunda yang Sudah Ada Sejak Dulu". Diakses
pada 15 September 2021 pukul 20.35, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5618581/fakta-
manda-engkle-permainan-tradisional-asli-sunda-yang-
sudah-ada-sejak-dulu
Artikel Guru (2021), “Bagaimana Cara Bermain Bakiak”. Bagaimana
Cara Bermain Bakiak? - Artikel Guru
Braike Rema A. M. (2017). Pletokan. Diakses pada September dari
November 2017 – Jurnal Tech (wordpress.com)
Cultura Editors. (2019). Gasing Permainan Tradisional yang Bertahan
Hingga Sekarang. Diakses pada September, dari

61 | P a g e
https://www.cultura.id/gasing-permainan-tradisional-yang-
bertahan-hingga-sekarang

Dapobas.kemendikbud.go.id. (2019). Boi-boian. Diakses pada 15


September 2021, dari
https://dapobas.kemdikbud.go.id/home?show=isidata&id=9
14
Druva. India Independence Day Background Color.
https://www.cleanpng.com/png-kite-transparent-png-clip-
art-20953/. Diakses pada 9 September 2021
Dwi, Agus. (2020). "Cara Membuat Layang-Layang. Diakses pada 15
September 2021 pukul 20.30, dari
https://www.rumahmesin.com/cara-membuat-layang-
layang/
Eightonesix (2018). Creative dark event flyer Free Psd.
https://www.freepik.com/free-psd/creative-dark-event-
flyer_1259719.htm#page=1&query=creative%20dark&positi
on=0&from_view=author. Diakses pada 9 September 2021
Gpswisataindonesia.info. (2013). Sejarah Permainan Tradisional
Bekel (Gatheng). Diakses pada 15 September 2021, dari
https://gpswisataindonesia.info/sejarah-permainan-
tradisional-bekel-gatheng/
Greenlee,”Meriam bambu,” Antara Foto, July 14, 2010, Meriam
Bambu | ANTARA Foto

62 | P a g e
Kinasih, Laras dan Faiz Aditya Rahman (2017) Indonesian Traditional
Game : Congklak (Motion Graphic).
https://www.behance.net/gallery/55466833/Indonesian-
Traditional-Game-Congklak-(Motion-Graphic). Diakses pada
9 September 2021
Oriflameid (2020) Aturan Permainan Tradisional Benteng-Bentengan
Dan Gobak Sodor. https://oriflameid.com/aturan-
permainan-tradisional-benteng-bentengan-dan-gobak-
sodor/. Diakses pada 9 September 2021 (Vector cover)
Pemerintahan Kabupaten Kutai Barat, (2018). “Bangun Kekompakan,
Dengan Olahraga Tradisonal Bakiak Dan Pakulele,” Bangun
Kekompakan, Dengan Olahraga Tradisonal Bakiak Dan
Pakulele (1/11/2018) – Website Resmi Pemerintah
Kabupaten Kutai Barat (kutaibaratkab.go.id)
Putra, AP. (2019). MAN 4 Bantul Kemas Permainan Boi-Boian sebagai
Media Madrasah Ramah Anak. Diakses pada 15 September
2021, dari https://diy.kemenag.go.id/3447-man-4-bantul-
kemas-permainan-boi-boian-sebagai-media-madrasah-
ramah-anak-.html
Rahmat, R. F., et al. (2018). Rangku Alu–A Traditional East Nusa
Tenggara Game in Android Platform. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 978, No. 1, p. 012103). IOP Publishing.

63 | P a g e
Reza, M. (2020). Gundu / Kelereng. Diambil kembali dari Setu
Babakan: http://www.setubabakanbetawi.com/gundu-
kelereng/
Saprima, Tendi. "Permainan Gasing Di Sambas." Jurnal
SAMBAS:(Studi Agama, Masyarakat, Budaya, Adat, Sejarah)
3.1 (2020): 13-27.

Setiawan, Danang. (2020). "Ini Asal Usul, Jenis, dan Cara Membuat
Layang-layang, Ada Sejak Abad 17 Sejarah Melayu", diakses
pada 15 September 2021 pukul 20.20, dari
https://batam.tribunnews.com/2020/09/14/ini-asal-usul-
jenis-dan-cara-membuat-layang-layang-ada-sejak-abad-17-
sejarah-melayu
Tumbangbaraoi.com. (2015). Membuat Senapan Bambu (pletokan).
Diakses pada September, dari Membuat Senapan Bambu
(pletokan) ~ Tumbang Baraoi
Vector Kelereng. https://www.pngegg.com/id/png-telgu. Diakses
pada 9 September 2021
Wicaksono, D., Siswantoyo, S., Primasoni, N., & Fauzi, F. (2021).
Gobak sodor: permainan tradisional untuk meningkatkan
kecepatan reaksi dan keseimbangan anak usia 12-14 tahun.
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 17(1), 71-77.
Wirayudha, R. (2017). Sejarah Panjang Permainan Kelereng, Begini
Faktanya! Diambil kembali dari okezone:

64 | P a g e
https://nasional.okezone.com/read/2017/04/21/337/16736
26/top-files-sejarah-panjang-permainan-kelereng-begini-
faktanya/
Wisata Kebudayaan. (2019). Permainan Peperangan Bersenjata
Pletokan dan Pelajarannya. Diakses pada September, dari
Permainan Peperangan Bersenjata Pletokan dan
Pelajarannya 21 (solehagus.com)

65 | P a g e
1|Page

Anda mungkin juga menyukai