Anda di halaman 1dari 16

Nama:

NIM:

PANDUAN PRAKTIKUM
BIOLOGI HUTAN

Oleh:

Dra. Eny Dwi Pujawati, M.Si

Universitas Lambung Mangkurat


Fakultas Kehutanan
Banjarbaru
2021
TATA TERTIB PRAKTIKUM

TATA TERTIB ASISTEN


1. Anggota tim asisten yang bertugas harus datang 10 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Anggota tim diwajibkan hadir pada setiap kegiatan praktikum yang dilaksanakan dan
mengenakan jas lab.
3. Jika salah satu anggota berhalangan hadir harus melapor kepada koordinator atau anggota
tim lainnya.
4. Setiap anggota tim tidak diperkenankan memakai T-shirt atau sandal selama praktikum
berlangsung dan harus dapat membina keakraban antara anggota tim untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Setiap anggota tim tidak dibenarkan memberi informasi mengenai hal-hal yang bersifat
rahasia.

TANGGUNG JAWAB ASISTEN


1. Setiap anggota tim asisten wajib bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang
dilaksanakan.
2. Setiap anggota tim asisten wajib bertanggung jawab terhadap setiap kelompok yang
dibimbingnya.

TATA TERTIB DAN SANKSI BAGI PRAKTIKAN


A. Tata Tertib
1. Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus sudah belajar setiap materi, tujuan, bahan,
alat dan prosedur kerja yang tertulis dalam panduan.
2. Praktikan wajib mengikuti praktikum 100%
3. Praktikan yang berhalangan atau tidak dapat mengikuti kegiatan praktikum harus
segera melapor kepada asisten dengan menunjukkan surat izin, surat keterangan dokter
bagi yang sakit, atau keterangan lainnya. Kemudian bersama asisten menentukan waktu
untuk praktikum susulan. Kesempatan untuk praktikum susulan hanya diberikan 1 kali.
4. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.
5. Praktikan tidak diperkenankan meminjam peralatan dan bahan dari peserta praktikum
lainnya saat praktikum berlangsung.
6. Praktikan tidak diperkenankan memakai T-shirt dan sandal selama praktikum
berlangsung.
7. Paktikan wajib memakai pakaian laboratorium (jas lab).

B. Sanksi
1. Praktikan yang tidak mengikuti kegiatan praktikum 100% tidak diperkenankan
mengikuti ujian praktek dan ujian akhir semester.
2. Praktikan yang terlambat datang akan diberikan sanksi.
3. Praktikan yang membuat keributan atau menghambat jalannya praktikum akan diberi
peringatan dan apabila tidak diindahkan, maka tidak diperkenankan mengikuti
praktikum dan dianggap tidak hadir.
4. Praktikan yang memakai T-shirt, sandal atau tidak memakai jas lab tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
PEMBUATAN LAPORAN DAN EVALUASI
A. Pembuatan Laporan
Setelah selesai melaksanakan praktikum untuk setiap materi, praktikan wajib
menyerahkan laporan yang berupa gambar hasil pengamatan dengan keterangan lengkap,
untuk dikoreksi. Apabila belum benar atau belum lengkap maka praktikan wajib memperbaiki
atau melengkapi laporan tersebut. Pada akhir kegiatan seluruh praktikum, praktikan wajib
menyerahkan laporan seluruh kegiatan praktikum yang telah dikoreksi dan disetujui oleh
asisten.
B. Evaluasi
1. Ujian praktikum dilaksanakan setelah semua materi selesai dipraktikkan
2. Nilai praktikum didasarkan pada 20% keaktifan (A), 30% nilai laporan (L), 50% nilai
ujian praktikum (UP).
P=20% A + 30%L + 50%UP
3. Nilai mata kuliah Biologi Hutan didasarkan pada: 30% nilai praktikum, 30% nilai
UTS dari dosen dan 40% nilai UAS
NA = 30%P + 30%UTS + 40% UAS
PRAKTIKUM I

Materi : Mengenal daun dan bagian-bagiannya


Tujuan : 1. Mengenal bagian-bagian daun: daun lengkap dan tidak lengkap
2. Mengenal daun tunggal dan daun majemuk
Bahan :
1. Daun lengkap:
Daun bambu (Bambusa sp.)
2. Daun tidak lengkap:
a. Daun tebu (Saccharum officinarum) atau rumput gajah (Panisetum purpureum)
b. Daun gemelina(Gmelina arborea)
c. Daun akasia (acacia mangium)
3. Daun tunggal:
a. Daun jambu biji (Psidium guajava)
b. Daun singkong (Manihot utilissima)
c. Daun bungur (Lagerstroemia speciosa)
4. Daun majemuk:
a. Daun mahoni (Swietenia macrophylla)
b. Daun lamtoro (Leucaena glauca)
c. Daun kapuk randu (Ceiba pentandra) atau daun alaban (Virtex pubescen)
Alat :
1. Pensil
2. Penggaris
3. Penghapus
4. Alat tulis lainnya
Prosedur Kerja :
1. Siapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Amati setiap daun dari masing-masing jenis tumbuhan tersebut.
3. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagian serta beri keterangan dengan jelas!
PRAKTIKUM II
Materi : Rumus Daun dan Tataletak Daun (Phyllotaxis)
Tujuan : 1. Membuat bagan dan diagram daun
2. Menentukan rumus daun
Bahan :
1. Phyllotaxis:
- Ranting akasia (Acacia mangium)
- Ranting jambu biji (Psidium guajava)
- Ranting atau cabang alamanda (Alamanda cathartica)
2. Bagan dan diagram daun:
- Ranting gemelina (Gmelina arborea)
- Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Alat :
1. Pensil
2. Penggaris
3. Jangka
4. penghapus
Prosedur Kerja :
1. siapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan
2. amati dan gambar tata letak daun tersebut pada batang, sebutkan bagian-bagiannya dan
beri keterangan!
3. Tentukan rumus daunnya!
4. Gambar bagan dan diagram daunnya, perhatikan garis ortostik dan garis spirostik
(spiral genetik) nya!
Contoh gambar tata letak, bagan dan diagram daun dengan rumus 2/5
PRAKTIKUM III

Materi : Bunga dan bagian-bagian bunga


Tujuan : 1. Mengenal bagian-bagian bunga
2. Membuat rumus bunga : Mengetahui bagian-bagian bunga berdasarkan pada
tanda-tanda, huruf dan angka yang terdapat pada rumus bunga
3. Diagram bunga : Menggambarkan bagian-bagian bunga dengan cara
memproyeksikan pada bidang datar
Bahan
1. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2. Kembang pepaya (Carica papaya)
3. Bunga bogenvil (Bougenvillea spectabilis)
4. Bunga pisang (Musa paradisiaca) atau bunga anggrek
Alat
1. Pensil
2. Penggaris
3. Penghapus
4. Alat tulis lainnya
Prosedur Kerja
1. Bagian-bagian bunga
Gambar dan beri keterangan bunga yang dihadapi
2. Rumus bunga
1. Amati masing-masing bunga tersebut serta hitung jumlah bagian-bagian bunga
yang diamati
2. Dengan bantuan simbol-simbol yang ada tentukan rumus dari bunga tersebut
Tanda-tanda yang diterapkan dalam penentuan rumus bunga adalah:
1. Huruf merupakan rumus nama dari bagian-bagian yang menyusun satu bunga:
a. “K” adalah singjatan dari Kalix (kelopak bunga)
b. “C” adalah singkatan dari Corolla (mahkota bunga)
c. “A” adalah singkatan dari Androecium (alat kelamin jantan/benang sari)
d. “G” adalah singkatan dari Ginaecium (alat kelamin betina/putik)
e. “P” adalah singkatan dari Perigonium (tenda bunga), bila antara kelopak
bunga dan mahkota sulit untuk dibedakan karena mempunyai bentuk
maupun warna yang relatif sama.
Angka-angka (1,2,3,...) menunjukan jumlah masing-masing bagian bunga.
Contoh “A3” artinya benang sari ada 3 buah kecuali jika jumlahnya terlalu
banyak untuk dihitung, maka kita gunakan lambang tak terhingga yaitu “~”
penulisan angka-angka ini diletakkan di belakang huruf dari nama bagian-
bagian bunga bersangkutan.
2. Tanda-tanda lain yang digunakan dalam rumus bunga adalah:
a. ‘*’ tanda bunga bersimetri banyak (actinomorphus)
b. ‘↑’ tanda bunga bersimetri satu (zygomorphus)
c. ‘♂’ tanda bunga yang mempunyai benang sari saja (kelamin jantan)
d. ‘♀’ tanda bunga yang mempunyai putik saja (kelamin betina)

e. ‘♀ ‘ tanda bunga yang mempunyai benang sari dan putik (bunga banci)
f. ‘( )’ tanda apabila bagian-bagian bunga tersebut posisi atau susunannya
berlekatan satu sama lain.
g. ‘_’ tanda apabila bakal buah dalam bunga tersebut letaknya menumpang
h. ‘ ‘ tanda apabila bakal buah dalam bunga tersebut letaknya tenggelam
i. ‘+’ tanda apabila suatu bagian bunga terdiri dari beberapa lingkaran, misal
“P(3+3)” artinya bahwa perigonium bunga tersebut terdapat dalam dua
lingkaran, dimana pada lingkaran satu ada tiga buah dan lingkaran kedua
terdapat tiga buah.

Contoh rumus bunga dan cara membacanya:


♀ * K(5) C5 A 5+5 G2
Artinya bunga tersebut adalah bunga banci, bersimetri banyak (aktinomorf),
mempunyai lima daun kelopak yang berlekatan satu sama lainnya, lima daun mahkota yang
saling berlepasan, dua lingkaran benang sari dimana dalam masing-masing lingkaran terdapat
lima benang sari yang saling berlepasan, bakal buah menumpang beruang 2.

3. Diagram bunga:
1. Dari bunga yang ada, tentukan letak bunga tersebut pada tumbuhan, apakah
merupakan flos terminalis (di ujung cabang) atau flos axilaris (di ketiak daun) \.
2. Buatlah sejumlah lingkaran dengan satu titik pusat sesuai lingkaran perhiasan
bunga dengan jumlah tempat duduk dari bagian-bagian bunga yang menyusunnya.
3. Melalui titik pusak lingkaran kita buat garis tegak lurus vertikal yang merupakan
bidang meridian dari bunga tersebut.
4. Pada lingkaran-lingkaran yang telah dibuat, gambarkan secara berurutan dari luar
ke dalam bagian-bagian (K) daun kelopak, (C) daun mahkota, (A) benang sari, (G)
bakal buahnya. Jumlah bagian-bagian bunga tersebut sesuai dengan rumus bunga
yang telah dibuat.
Contoh diagram bunga

1. Rumus bunga ♀ * K(5) C5 A 5+5 G2


Deskripsi : Bunga banci, bersimetri banyak (aktinomorf), mempunyai lima daun
kelopak yang berlekatan satu sama lainnya, lima daun mahkota yang
saling berlepasan, dua lingkaran benang sari dimana dalam masing-masing
lingkaran terdapat lima benang sari yang saling berlepasan, bakal buah
menumpang berruang 2.

2. Rumus bunga ♂ ↑ K5 C(5) A (5+5) G0


Deskripsi : Bunga jantan, bersimetri tunggal (zigomorf), daun kelopak 5 buah dalam
satu lingkaran yang saling berlepasan; daun mahkota 5 buah dalam 1
lingkaran dan saling berlekatan; benang sari ada 2 lingkaran masing-
masing 5 buah dan antara lingkaran luar dan lingkaran dalam saling
berlekatan, bakal buah tidak ada
PRAKTIKUM IV A

Materi : Mikroskop

Tujuan : Mengenal bagian-bagian Mikroskop

Alat :

1. Mikroskop
2. Object glass (gelas objek) dan cover glass (gelas penutup)
3. Kain flannel
4. Kertas tissue

Mikroskop dan Bagian-Bagiannya

Mikroskop adalah alat optik, biasanya terdiri dari kombinasi lensa-lensa berguna untuk
memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang sangat kecil (sukar dilihat mata
biasa). Mikroskop yang umum digunakan pada praktikum anatomi tumbuhan-tumbuhan
mempunyai bagian-bagian sebagai berikut

a. Statif (Bagian yang tidak bergerak)


Bagian ini terdiri:
1. Kaki, berbentuk persegi, tapal kuda atau berbentuk lainnya
2. Tiang, menghubungkan kaki dengan tangkai atau tiang dan tangkai dapat merupakan
satu kesatuan
3. Tangkai, merupakan pendukung teropong
4. Meja benda, tempat untuk meletakkan sediaan (preparat) yang akan kita lihat dengan
mikroskop
5. Sekrup penggerak preparat yang akan kita lihat dengan mikroskop jumlahnya dua,
terletak pada atau disamping meja benda, sekrup ini menyebabkan preparat dapat
bergerak ke samping atau ke muka atau ke belakang
6. Sekrup-sekrup pengatur jarak antara teropong dengan preparat, jumlahnya satu atau
dua, kalau dua merupakan sekrup pengatur gerakan kasar dan halus

b. Lensa
Bagian ini terdiri dari:
1. Lensa objektif, ialah lensa/susunan lensa yang terdapat di bagian bawah teropong
menghadap pada preparat.
2. Lensa okuler, lensa atau susunan lensa yang terdapat di bagian atas teropong
menghadap pada mata pengamat.
3. Tabung lensa (tabung mikroskop), ialah bagian mikroskop yang membawa lensa
okuler serta obyektif dengan revolvernya.

c. Alat Penerangan
1. Cermin, alat ini untuk menangkap sinar, biasanya terdapat dua macam cermin: cermin
datar untuk cahaya yang cukup terang atau jelas dan cermin cekung bila cahaya kurang
terang.
2. Gelas filter (aperatur), ialah gelas berwarna hijau atau biru yang dapat dipasang di
bawah/di atas lensa kondesor atau di atas cermin.
3. Diafragma, adalah bagian yang dapat membuka atau menutup berguna untuk mengatur
banyaknya sinar yang masuk ke dalam mikroskop.
4. Kondensor, berguna untuk mengatur pemusatan sinar.

d. Prosedur Kerja
1. Keluarkan mikroskop dari tempatnya, pegang mikroskop dengan erat pada lengan
yaitu bagian melengkung dengan satu tangan dan tangan lain menyangga kaki
mikroskop.
2. Letakkan mikroskop dengan hati-hati di atas meja, lengan menghadap ke tempat
duduk kita dan meja objek menghadap ke arah yang berlawanan. Jangan terlalu ke tepi
meja, karena dikhawatirkan mikroskop jatuh.
3. Naikkan tabung lensa dengan menggunakan pengatur kasar, sehingga lensa objektif
tidak menyentuh meja apabila revolver diputar-putar.
4. Putarlah revolver, sehingga lensa objektif lemah ditempatkan langsung di bawah
okuler.
5. Aturlah diafragma.
6. Aturlah letak cermin sehingga cahaya masuk teratur melalui lubang pada meja obyek
dan usahakan cahaya yang terlihat pada/melalui lensa okuler itu berupa sebuah
lingkaran terang yang merata, jika menyilaukan, kecilkan diafragma. Bila kurang jelas
aturlah kedudukan cermin. Gunakan cermin datar bila cahaya terang dan cermin
cekung untuk cahaya kurang terang.
7. Kalau lensa objektif atau lensa okuler kelihatan berkabut atau berdebu, bersihkan
bagian yang kotor itu dengan kain flanel atau tissue lembut yang bersih. Caranya
dengan menggosokkan kain flanel tersebut menurut gerakan melingkar dan dengan
tekanan yang lemah. Jangan sekali-kali menggunakan kertas atau kain yang kasar.
Apabila cara membersihkan tidak memberikan hasil yang diharapkan, beritahukan
kepada asisten.

Pemeliharaan mikroskop

Mikroskop selalu dibawa dan dianggak dalam keadaan tegak. Satu tangan memegang
erat lengan mikroskop dan mikroskop perlu dicondongkan letaknya, hal ini harus dilakukan
dengan menggerakkan lengen dengan engsel inklinasi sebagai titik putarnya. Setelah
pekerjaan selesai, maka mikroskop itu harus ditegakkan kembali.

Pada akhir praktikum atur kedudukan lensa objektif pada kira-kira 1 cm diatas meja
objek. Begitu pula penjepit harus disusun diatas meja obyektif, sehingga tidak ada bagian
menonjol keluar dari meja. Kembalikan mikroskop ke dalam tempat penyimpanannya.
Bersihkan gelas objek dan gelas penutup.

Catatan:

Selalu mulai melihat preparat dengan meletakkannya pada meja objek, turunkan lensa
objektif dengan pembesaran lemah/kecil perlahan-lahan dengan memutar sekrup pengatur
kasar tanpa melihat pada lensa okuler, perhatikan gerakan lensa obyektifnya dan hentikan
ketika akan menyentuh preparat, kira-kira berjarak 0,5 cm. untuk memperoleh fokus, naikkan
lensa objektif perlahan-lahan sambil melihat pada lensa okuler. Jika preparat telah terlihat,
hentikan kemudian atur fokus dengan memutar sekrup pengaturan lemah.
Hati-hati! Jangan sampai lensa objektif menyentuh/menekan gelas obyek dan gelas penutup,
karena akan menyebabkan pecah.

PRAKTIKUM IV B
Materi : Bentuk-bentuk sel
Tujuan : Mengenal bentuk-bentuk sel
Bahan :
1. Rambut/serabut buah kapuk (Ceiba petandra)
2. Rambut/serabut biji kapas (Gossypium sp.)
3. Penampang melintang empulur batang ubi kayu (Manihot utilissima)
4. Air, alkohol 70%

Alat :
1. Mikroskop
2. Gelas objek dan gelas penutup
3. Pisau silet
4. Pipet dan pinset
5. Kain flanel
6. Kertas tissue
Prosedur Kerja:
1. Ambil gelas objek 2 buah masing-masing tetesi dengan air, ambil rambut buah
kapuk dan rambut biji kapas masing-masing 1 helai, letakkan di atas gelas objek
dengan menggunakan pinset kemudian tutup dengan gelas penutup. Jangan
tertukar.
2. Potong melintang setipis mungkin empulur ubi kayu dengan menggunakan pisau
silet, letakkan di atas gelas objek yang telah ditetesi air dengan menggunakan
pinset, dan tutup dengan gelas penutup.
3. Letakkan setiap preparat di atas meja objek pada mikroskop satu persatu, amati
dan gambar bentuk-bentuk sel tersebut, sebut bagian-bagiannya dan beri
keterangan.
4. Khusus rambut buah kapuk. Setelah preparat rambut buah kapuk selesai
diamati, tetesi tepi gelas penutup dengan alkohol 70%. Amati dan gambarkan .
PRAKTIKUM V
Materi : 1. Sel hidup dan bagian-bagiannya
2. Plastida dalam sel
Tujuan : 1. Mengenal berbagai organel dalam sel
2. Mengenal macam-macam pigmen warna dalam sel
Bahan
1. Selaput bagian dalam umbi lapis baeang merah
2. Penampang melintang umbi wortel (Daucus carota)
3. Penampang melintang daging buah lombok merah (Capsicum annuum)
4. Penampang membujur daun jadam (Rhoeo discolor)
5. Penampang membujur daun mangga (Mangifera sp)
6. Air
Alat
1. Mikroskop
2. Gelas objek dan gelas penutup
3. Pisau silet
4. Pipet, pinset, jarum preparat
5. Kain flanel
6. Kertas tisu
Prosedur kerja
1. Tetesi gelas objek dengan air, lalu ambil 1 helai selaput bagian dalam umbi
bawang merah yang masih hidup, letakkan di atas gelas objek, amati di bawah
mikroskop, amati inti sel (bentuk bulat seperti lensa), vacuola, antosianin
(berwarna ungu) dan sitoplasma. Gambar organel-organel yang terlihat dan beri
keterangan.
2. Tetesi gelas objek dengan air, lalu iris melintang bagian cortex umbi wortel
kemudian letakkan irisan preparat pada gelas objek dan tutup dengan gelas
penutup. Ulangi langkah tersebut untuk irisan melintang buah lombok, irisan
membujur daun Rhoeo discolor dan daun mangga.
3. Letakkan setiap preparat di atas meja objek pada mikroskop.
4. Amati pigmen warna merah/orange dari caroten pada wortel, warna merah dari
likopen pada lombok merah, warna ungu dari anthocyanin pada daun Rhoeo
discolor dan warna hijau dari klorofil pada daun manga/jambu.
5. Gambar objek yang terlihat, dan sebutkan bagian-bagiannya.
PRAKTIKUM VI

Materi : Benda-benda ergastik dalam sel

Tujuan : 1. Melihat bentuk bentuk kristal Ca-oksalat


2. Melihat bentuk-bentuk aluminum

Bahan :

1. Irisan melintang tangkai daun begonia (Begonia sp.)


2. Irisan melintang daun lidah mertua (Sansevieria sp.)
3. Irisan melintang tangkai daun bayam (Amaranthus sp.)
4. Umbi kentang (Solanum tuberosum)
5. Air

Alat :

1. Mikroskop
2. Gelas objek dan gelas penutup
3. Pisau silet
4. Pipet, pinset, jarum preparat
5. Kain flannel
6. Kertas tisu

Prosedur Kerja :

1. Tetesi gelas objek dengan air. Iris melintang setipis mungkin tangkai daun begonia,
kemudian letakkan masing-masing irisan preparat pada gelas objek dengan
menggunakan pinset dan tutup dengan gelas penutup. Ulangi langkah tersebut untuk
daun lidah mertua dan tangkai daun bayam.
2. Amati dan gambar benda ergastik berupa Ca-oksalat berbentuk drussen (bintang)
pada tangkai daun begonia, bentuk rafida (jarum) dan pasir pada daun lidah mertua
dan bentuk pasir pada daun bayam.
3. Tetesi gelas objek dengan air. Tusuk-tusuk umbi kentang dengan jarum lalu cairannya
letakkan pada gelas objek yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup
dan amati di bawah mikroskop. Ulangi langkah tersebut untuk buah jagung.
4. Amati dan gambar serta beri keterangan. Amilum konsentris pada kentang bila hilum
(titik pusat pembentukan amilum) terletak di tengah, dan amilum eksentris bila hilum
terletak di tepi. Untuk membuktikan adanya amilum, tetesi preparat dengan KI 1%
amati warnanya.
PRAKTIKUM VII
Materi : Epidermis dan derivatnya
Tujuan : 1. Mengenal berbagai bentuk sel epidermis
2. Mengenal derivat-derivat epidermis seperti trikoma, stomata, sel pendek dan
sel kipas
Bahan :
1. Penampang membujur epidermis bawah daun tebu (Saccharum officinarum)
2. Penampang melintang daun tebu (Saccharum officinarum)
3. Penampang membujur epidermis bawah daun durian (Durio zibethinus)
4. Penampang membujur epidermis tangkai daun gamelina (Gmelina arborea)
5. Penampang membujur epidermis batang tebu (Saccharum officinarum)
6. Air
Alat :
1. Mikroskop
2. Gelas objek dan gelas penutup
3. Pisau silet
4. Pipet dan pinset
5. Kain flanel
6. Kertas tisu
Prosedur Kerja:
1. Tetesi gelas objek dengan air. Belah sedikit gabus lalu jepitkan daun tebu
diantaranya, iris melintang daun tebu setipis mungkin. Ambil irisan preparat
tersebut dengan pinset dan letakkan di atas gelas objek yang telah ditetesi air
kemudian tutup dengan gelas penutup. Amati lapisan epidermis atas dengan
adanya sel-sel epidermis yang bentuknya sama, sel kipas (sel bulliform) yang
terdiri dari beberapa sel berukuran besar dan trikoma, mesofil daun dengan
berkas pengangkut (bundle sheet) dan epidermis bawah dengan stomata.
2. Tetesi gelas objek dengan air. Iris membujur epidermis bawah daun tebu. Dengan
pinset ambil irisan preparat dan letakkan di atas gelas objek yang telah ditetesi air
kemudian tutup dengan gelas penutup. Amati sel penutup stomata berbentuk halter
pada irisan membujur daun tebu
3. Ulangi langkah no 2 tersebut untuk epidermis bawah daun durian. Letakkan di atas
gelas objek yang telah ditetesi air kemudian tutup dengan gelas penutup. Amati
dan gambar trikoma berbentuk sisik pada daun durian.
4. Ulangi langkah no 2 untuk epidermis tangkai daun gamelina. Letakkan preparat di
atas meja objek yang telah ditetesi air kemudian tutup dengan gelas penutup.
Amati dan gambar trikoma bentuk bintang dan trikoma tunggal.
5. Ulangi langkah no 2 untuk irisan membujur batang tebu. Amati dan gambarkan,
ada stomata dengan sel penutup (guard cell) bentuk halter, sel silika (SiO2)
dengan warna mengkilat dan sel gabus (mengandung suberin) yang berwarna abu-
abu.
PRAKTIKUM VIII
Materi : Jaringan penyusun organ tumbuhan

Tujuan : 1. Melihat jaringan pada daun monokotil dan dikotil


2. Melihat jaringan pada batang monokotil dan dikotil

Bahan : 1. Daun tebu (Saccharum officinarum) dan daun jambu air (Eugenia aquiea)
2. Batang muda rumput gajah dan ranting muda gamelina

Alat :
1. Mikroskop
2. Gelas benda dan gelas penutup
3. Pisau silet
4. Pinset , pipet dan jarum preparat
5. Kain flannel
6. Kertas tissue
7. Air

Prosedur Kerja:
1. Tetesi gelas objek dengan air. Belah sedikit gabus lalu jepitkan daun tebu diantaranya.
Iris melintang daun tebu setipis mungkin. Dengan pinset ambil irisan preparat dan
letakkan di atas gelas objek yang telah ditetesi air kemudian tutup dengan gelas
penutup. Ulangi tahapan tersebut untuk daun jambu air. Letakkan preparat di atas meja
objek pada mikroskop.
2. Amati secara cermat, gambar dan beri keterangan apa yang terlihat pada masing-
masing preparat. Perhatikan parenkim mesofil pada daun tebu, parenkim mesofil daun
bentuknya sama : sedangkan pada daun jambu air parenkim daun terdiferensiasi
menjadi jaringan palisade (pagar) dan jaringan spon (bunga karang).
3. Tetesi gelas objek dengan air. Iris melintang ranting gamelina setipis mungkin.
Dengan pinset ambil irisan preparat dan letakkan di atas gelas objek yang telah ditetesi
air kemudian tutup dengan gelas penutup. Ulangi tahapan tersebut untuk batang
rumput. Letakkan preparat di atas meja objek pada mikroskop.
4. Amati secara cermat, gambar dan beri keterangan apa yang terlihat pada masing-
masing preparat. Perhatikan bagian terluarnya berupa epidermis, di dalamnya terdapat
jaringan parenkim korteks dan jaringan pengangkut dengan empulur di tengahnya.

Anda mungkin juga menyukai