Anda di halaman 1dari 3

FENOMENA PERUBAHAN SOSIAL

ALAT PEMBAYARAN

A. Pengertian dan Penjelasan Singkat


Jauh sebelum mengenal uang, manusia sudah melakukan transaksi dengan
menggunakan praktik barter yaitu, pertukaran barang dan/ atau jasa untuk barang
dan/atau jasa yang diinginkan. Misalnya saja menukar sekarung beras untuk sekantong
kacang. Praktik barter telah dimulai sejak puluhan ribu tahun lalu dan masih bertahan
hingga awal manusia modern. Hanya saja masalah muncul ketika dua orang yang ingin
bertukar tidak bersepakat dengan nilai pertukarannya. Apalagi jika salah satunya tidak
terlalu butuh dengan hal yang akan ditukar. Akhirnya sistem barter ini digantikan
dengan commodity currency, masih sama-sama menggunakan barang namun barang
tersebut harus yang sudah diterima secara umum sebagai media pertukaran maupun
sebagai suatu standard nilai yang digunakan dalam pertukaran barang oleh masyarakat.

Karena kebutuhan manusia yang terus meningkat dan tidak efisiennya


penggunaan barter maupun uang komoditas, masyarakat mengembangkan alat tukar yang
lebih efisien dan terukur yaitu uang. Bentuk uang juga terus berevolusi dari sejak awal
kemunculannya. Yang pertama adalah uang kartal, bentuk uang kartal yang kita kenal ada
dua macam yaitu uang logam dan uang kertas, uang kartal biasa kita sebut dengan uang
tunai.

Uang tunai memang memberi kemudahan dalam bertransaksi. Namun sejalan


dengan perkembangan ekonomi dan teknologi, penggunaan uang tunai dirasa cukup
praktis hanya untuk transaksi dengan nilai kecil, tentu akan sulit mendapatkan dan
membawa fisik uang dalam jumlah banyak untuk transaksi yang bernilai besar. Selain itu
membawa uang tunai mulai dianggap tidak aman karena maraknya pencurian,
perampokan, dan pemalsuan sehingga membuat orang takut menyimpan atau membawa
uang tunai dalam jumlah banyak. Kendala-kendala tersebut akhirnya memunculkan
inovasi dalam menciptakan alat pembayaran non-tunai yang lebih praktis dan efisien.
B. Bentuk Perubahan
Perubahan penggunaan alat pembayaran dari uang tunai ke alat pembayaran berbasis
digital menarik perhatian banyak orang. Karena banyaknya resiko yang terjadi jika
menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran seperti yng disampaikan pada poin A,
banyak orang pada jaman sekarang memakai alat pembayaran berbasis digital. Tujuan
diadakannya inovasi penciptaan alat pembayaran non-tunai berbasis digital ini supaya
lebih praktis, efisien, dan mengurangi resiko-resiko yang membahayakan kita pengguna
uang tunai. Fenomena perubahan sosial alat pembayaran dapat dikategorikan perubahan
besar. Mengapa fenomena tersebut termasuk perubahan besar? Fenomena tersebut
termasuk perubahan besar dikarenakan memberi pengaruh langsung terhadap struktur
sosial dalam masyarakat.

C. Deskripsi Singkat
Perubahan besar memberi pengaruh langsung terhadap struktur sosial dalam masyarakat.
Sutu fenomena dapat dikategorikan sebagai perubahan besar jika mampu membawa
perubahan dalam lembaga kemasyarakatan, misalnya hubungan kerja, system
kepemilikan tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi sosial masyarakat. Deskripsi
ini sangat menjelaskan fenomena perubahan sosial alat pembayaran. Fenomena ini
membawa perubahan langsung terhadap sturktur sosial masyarakat dan membawa
perubahan dalam lembaga kemasyarakatan. Hampir seluruh orang di dunia menggunakan
alat pembayaran berbasis digital. Selain mengurangi resiko-resiko membahayakan utuk
pengguna uang tunai, itu juga bisa mengurangi masalah tentang tidak adanya kembalian
uang jika membayar lebih, dan lain-lain. Maka dari situ diadakannya inovasi
menciptakan alat pembayaran non-tunai berbasis digital.

D. Faktor Penyebab
Fenomena perubahan sosial alat pembayaran disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:

1. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi perubahan dalam
cara bertransaksi, dari system pembayaran menggunakan uang tunai ke alat
pembayaran non tunai (Elektronic payment system). Hal ini memberikan akselerasi
dalam bertransaksi terhadap masyarakat luas pada umumnya. Penggunaan Elektronic
payment system yang efektif akan berdampak pada berkurangnya penggunaan uang
tunai yang signifikan dalam transaksi masyarakat.

2. Transformasi digital
Transformasi digital adalah proses dalam menggunakan teknologi digital untuk
menciptakan hal baru atau memodifikasi proses bisnis, budaya, dan pengalaman
pelanggan yang ada untuk memenuhi perubahan model bisnis dan kebutuhan pasar.
Konsep baru bisnis di era digital ini juga akibat dari adanya transformasi digital.
Penciptaan hal baru yang berupa alat pembayaran non-tunai berbasis digital
merupakan salah satu contoh adanya transformasi digital.

E. Contoh Perubahan
Perubahan sosial alat pembayaran yang tadinya uang tunai sekarang menjadi uang non-
tunai atau berbasis digital. Uang tunai tersebut sekarang dapat berubah menjadi:

1. Pertama ada yang paper-based, contohnya cek/ bilyet dan giro, bentuk ini merupakan
surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu bank sebagai instrumen penarikan dana
nasabah yang memiliki fasilitas rekening giro/ rekening koran.

2. Kedua, card-based contohnya kartu kredit dan kartu debet, uang ini bersifat akses
dan tidak ada pencatatan dana pada instrumen kartu. Dana sepenuhnya berada dalam
pengelolaan bank sepanjang belum ada otorisasi dari nasabah untuk melakukan
pembayaran.

3. Ketiga, electronic based contohnya uang elektronik, bersifat prabayar (prepaid) nilai


uang sudah tercatat dalam uang elektronik dan sepenuhnya dalam penguasaan
konsumen.

4. Pembayaran non-tunai dewasa ini makin berkembang lagi dengan munculnya


pembayaran digital menggunakan QR Code, QR Code atau kode QR adalah sebuah
kode matriks (kode dua dimensi) yang dibuat pertama kali oleh perusahaan Jepang
Denso-Wave pada tahun 1994. The “QR” berasal dari kata “Quick Response“, sesuai
namanya kode ini diciptakan agar kamera digital mampu dengan cepat dan mudah
membaca kode/ kalimat/ data yang terkandung di dalamnya. Sistem pembayaran
QR Code hadir agar transaksi dapat berjalan lebih cepat, efisien, dan
tentunya cashless. Untuk bisa bertransaksi dengan QR Code Sobat cukup
menggunakan smartphone dan koneksi internet, dimana lebih sederhana
dibandingkan sistem pembayaran non tunai lainnya yang membutuhkan kartu
tambahan. Transaksi QR Code payment menggunakan sumber dana berupa simpanan
dan/atau instrumen pembayaran berupa kartu debit, kartu kredit, dan/atau uang
elektronik yang menggunakan media penyimpanan server based.

Anda mungkin juga menyukai