Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

NAHWU DENGAN PENGGUNAAN MEDIA SPINNING WHEEL DI


PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI KAMPUS 5

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas UAS pada Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab

Dosen pengampu:

Al-Ustadzah Halimah As-Sa’diah, M.Pd.I

Oleh :

Salsabila Eka W.

402019128110

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
DIVISI MANTINGAN
2021/1442

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa arab sangatlah penting untuk dipelajari, khususnya untuk
umat Islam. Mempelajari Bahasa arab haruslah dibersamai dengan
mempelajari empat keterampilan Bahasa atau biasa disebut dengan
maharatul lughah. Akan tetapi, selain mempelajari maharatul lughah, ada
lagi unsur yang sangat penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam
mempelajari Bahasa arab, yaitu unsur kaidahnya. Dalam Bahasa arab,
pembelajaran kaidah Nahwu menjadi bagian pokok yang sangat penting
untuk dipelajari.1

Mengingat betapa penting dan krusialnya ilmu Nahwu untuk


dipelajari, Pondok Modern Darussalam Gontor menjadikan Nahwu sebagai
pelajaran wajib dalam kurikulumnya. Sebab jika ilmu ini ditinggalkan,
diabaikan dan tidak dipelajari, maka pembelajaran Bahasa arab yang
berlangsung terutama dari unsur kaidahnya akan menjadi berantakan,
terutama dalam Menyusun kata serta menjadikan sebuah kalimat tersebut
tidak teratur.

Dalam kurikulum Gontor yang menganut system KMI (Kuliyyatul


Mu’alimin al-Islamiyah), pembelajaran Nahwu disajikan mengikuti buku
Nahwu Wadhih yang telah digunakan sejak system KMI berdiri pertama
kali. Dimana pengajar akan memberikan amtsilah atau contoh-contoh
kalimat terlebih dahulu lalu menerangkan kaidah diakhir. Cara ini terbukti
efektif mengingat banyaknya lulusan Gontor yang menjadi ahli Bahasa
diluar sana.

Namun dari pengamatan penulis, meskipun cara pengajaran


tersebut cukup efektif untuk memahamkan santri-santri tentang kaidah
Nahwu, masih terdapat beberapa santri yang belum bisa dengan mudah
memahami kaidah-kaidah Nahwu yang diajarkan. Salah satu factor yang
menyebabkan hal tersebut adalah rasa bosan akan kegiatan pembelajaran
yang monoton, karena strategi yang digunakan hanya itu-itu saja, terutama
santri yang kurang menyukai pembelajaran model audio visual. Factor
lainnya berupa media belajar, dan buku buku qawaid yang masih terlihat
1
Arif Rahman Hakim, 2014, Mempermudah Pembelajaran Ilmu Nahwu Pada Abad 20,
Jurnal Al Maqayis, Vol 1, no. 1.
membosankan dengan kertas buram dengan bentuk tulisan yang kurang
menarik dan tidak disertai dengan gambar dan warna yang menarik. Inilah
yang membuat minat santri menurun dan malas untuk mengikuti pelajaran
Nahwu.

Karena itu, pengajar memiliki peran penting dalam menambahkan


dan menerapkan strategi pembelajaran tanpa mengubah strategi lama yang
telah berlangsung. Strategi tambahan ini bisa menjadi selingan dalam
pengajaran yang ada agar santri tidak merasa bosan dengan pembelajaran
yang monoton. Melihat masalah diatas, media spinning wheel dirasa
sangat cocok untuk menjadi strategi tambahan dalam pembelajaran kaidah
ilmu Nahwu, sehingga menarik minat dan mengembalikan kesemangatan
santri yang mulai luntur.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Analisa kebutuhan yang dibutuhkan oleh PMDG Putri
Kampus 5 dalam proses pembelajaran Nahwu?
2. Bagaimanakah perencanaan pengembangan strategi melalui media
Spinning Wheel untuk meningkatkan ketertarikan pada pembelajaran
Nahwu di PMDG Putri Kampus 5?
C. TUJUAN
1. Mengetahui hasil Analisa kebutuhan dalam proses pembelajaran
Nahwu di PMDG Putri Kampus 5
2. Mengetahui perencanaan pengembangan strategi melalui media
spinning wheel dalam peningkatan ketertarikan pada pembelajaran
Nahwu di PMDG Putri Kampus 5.

BAB II

PEMBAHASAN
A. DEKSRIPSI LEMBAGA
1. Letak Geografis
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 (Gontor Putri
5) terletak di Bobosan, Kemiri, Kandangan, Kediri, Jawa Timur.
2. Sejarah Singkat

Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 5 (Gontor Putri 5), yang


terletak di Kediri, Jawa Timur, merupakan cabang yang secara resmi
diresmikan oleh Ketua MPR RI. DR. KH. Hidayat Nur Wahid, M.A. Turut
hadir dalam acara itu, anggota badan wakaf, instansi pemerintahan kab
Kediri beserta undangan dari masyarakat sekitar.

Pondok ini berdiri diatas lahan 5,5 hektar dan tanah ini merupakan
wakaf dari Ibu Hj. Halimah pada 5 September 2006,beserta 3 unit rumah.
Fasilitas bangunan terdiri dari 10 lokal, ruang penerimaan tamu, Depot
Latansa, kopel dan kafe serta dapur umum. Pimpinan Pondok telah
menunjuk Ustadh H. Agus Mulyana, S.Ag., sebagai pengelola dan
pengasuh Gontor Putri 5, dibantu oleh 2 Ustadh serta 11 ustadhah sebagai
staf pengajar. Adapun jumlah santriwati ketika pembukaan sebanyak 150
orang yang merupakan pindahan dari Gontor Putri 2.

Pada usianya yang ke-13 ini, Pondok Modern Darussalam Gontor


Putri Kampus 5 telah memiliki santriwati berjumlah sekitar 1300
santriwati dengan tenaga pengajar 130 orang Asatidz dan Ustadzat dengan
bimbingan dari Al-Ustadh Khalid Karomi sebagai Wakil Pengasuh
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 52.

B. PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DILEMBAGA


1. Keadaan Guru

Pada tahun ajaran 1442-1443/2020-2021 jumlah guru 130 orang


yang terdiri dari guru senior 5 orang, madamat 7 orang, guru tahun ke-
enam 2 orang, guru tahun kelima 15 orang, guru tahun ke-empat 17 orang,

2
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 - Gontor
guru tahun ke-tiga 20 orang, guru tahun ke-dua 23 orang dan guru tahun
pertama 35 orang.

2. Keadaan Santri

Keadaan santri di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri


Kampus 5 Kediri semakin tahun semakin bertambah, pada tahun ajaran
1442-1443/ 2020-2021 santri Gontor Putri Kampus 5 Kediri berjumlah
hampir 1300 orang.

3. Kurikulum dan Proses Pembelajaran


a. Kurikulum KMI
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang diberikan kepada
peserta pelajaran dalam suatu jenjang pendidikan.3
Program pendidikan dalam sistem Mu’allimin
diintegrasikan dengan sistem Pesantren, santri hidup di dalam
asrama yang berdisiplin selama 24 jam penuh, dengan bimbingan
pada guru dan Kyai. Maka kurikulum Mu’allimin tidak terbatas
pada pelajaran di kelas saja, melainkan keseluruhan kegiatan di
dalam dan di luar kelas merupakan proses pendidikan yang tak
terpisahkan.
Untuk memudahkan pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi, maka program-program tersebut bisa dikelompokkan
menjadi:
1. ‘Ulum Islamiyyah : a) Al-Qur’an, b) Tajwid, c) Tafsir,
d) Tarjamah, e) Hadith, f) Mustolah Hadith, g) Fiqh, h) Usul Fiqh,
i) Faraid, j) Tauhid, k) Al-Din Al-Islamiy (Tsaqafah Islamiyyah), l)
Muqaranat al-Adyan, dan m) Tarikh Islam.
2. ‘Ulum ‘Arabiyyah : a) Imla’, b) Tamrin al-Lughoh, c)
Insya’, d) Muthala’ah, e) Nahwu, f) Sharaf, g) Balaghah, h) Tarikh

3
Nur Hamim, 2014, Mengenal Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya), p.
19.
Adab al-Lughah, i) Mahfuzat (Nash-nash ‘Arabiyyah), j) Al-
Mu’jam, dan k) Khath.
3. ‘Ulum ‘Ammah : a) Bahasa Indonesia, b) Bahasa
Inggris, c) Matematika, d) Fisika, e) Kimia, f) Biologi, g)
Geografi, h) Sejarah, i) Tata buku, j) Kewarganegaraan, k)
Sosiologi, l) Psikologi, m) Keguruan/ kependidikan dan n) Logika4.
b. Proses Pembelajaran
Pembelajaran Nahwu dilaksanakan setiap 2 kali sepekan
pada kelas 2 hingga kelas 6 KMI. Pembelajaran Nahwu di PMDG
Putri Kampus 5 mengacu pada buku Nahwu Wadhih yang telah
digunakan secara turun temurun sejak system KMI berdiri.

C. PENGEMBANGAN KURIKULUM BAHASA ARAB DI LEMBAGA


1. Analisa Kebutuhan Pengembangan Strategi

Proses pembelajaran yang telah berjalan selama ini dengan


kurikulum KMI sudah cukup baik. Namun menimbang para santri yang
cukup mudah bosan dan penat dengan kegiatan diluar akademis, maka
dibutuhkan strategi lain agar menarik minat dan menambah semangat
untuk mengikuti pembelajaran Nahwu tersebut.

2. Landasan Teoritis Pengembangan Kurikulum


a. Pembelajaran Qawaid Nahwu
Pembelajaran merupakan suatu proses dari lingkungan yang
sudah diatur guna merubah perilaku peserta didik dari yang
sebelumnya belum baik agar menjadi lebih baik sesuai dengan
kadar kemampuan dan perbedaan peserta didik. Qawa’id jama’ dari
kata kaidah yang berarti aturan. Jadi Qawa’id adalah kaidah yang
sudah diatur untuk kemudian bisa digunakan dalam penyusunan
kata atau kalimat dalam bahasa Arab. Dimana qawaid sini
memiliki dua cabang yang biasa kita ketahui yaitu ilmu Nahwu dan
saraf.

4
Direktur dan Seluruh Staff KMI Gontor, 2007, Panduan Manajemen KMI Pondok
Modern Darussalam Gontor, (Gontor: Darussalam Press), h.20-22
Dengan demikian, mempelajari qawa’id bisa diartikan
sebagai proses yang dilalui peserta didik dengan cara berinteraksi
dengan lingkungan sekitar. Dari situlah kita dapat mengatahui
perilaku peserta siswa dan mereka bisa memahami, kemudian
mengerti sehingga bisa menguasai ilmu qawaid yang diharapkan
dapat menjembatani kemampuan meraka dalam berinteraksi
dengan lawan bicara maupun dalam mempelajari bacaan secara
baik dan benar.5

Sedangkan ilmu Nahwu secara bahasa adalah ‫اجلهة و الطريق‬


(jalan dan arah). Akan tetapi menurut istilah, ilmu yang membahas
tetang keadaan akhir suatu kalimat dari segi i’rab (perubahan bunyi
akhir kata) dan bina’ (ketetapan bunyinya). Secara singkat i’rab
ialah mengetahui fungsi atau kedudukan kosakata dalam suatu
kalimat ditinjau dari segi rafa’, nashab, jazm, lalu mengetahui
harakat-harakat i’rab nya dan kalimat-kalimat yang harakat
akhirnya tetap (mabni).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi qawaid Nahwu
adalah suaty ilmu yang memiliki suatu aturan atau kaidah-kaidah
bahasa arab tentang keadaan akhir suatu kalimat dari segi i’rab
maupun bina’.
Adapun tujuan dan manfaat yang kita dapat dalam belajar
ilmu qawaid Nahwu adalah:
a. Menhindari dari kesalahan dalam mengucapkan, menjaga
kesalahan dalam menulis, akan terbiasa dalam berkomunkasi dan
berbahasa dengan benar dan cepat.
b. Dapat membantu dalam memahami apa yang diucapkan
dalam sebuah perkataan baik lisan maupun tulisan.
c. Membantu menguatkan alkal, menambah penguasaan
koskaata bagi peserta didik.

5
Nisa Fahmi Huda, 2020, Penggunaan Media Spinning Wheel Dalam Pembelajaran
Qawaid Nahwu, Jurnal Yudharta Vol. 11, No. 2, p.91
d. Agar siswa memperoleh kemampuan dalam
mengaplikasikan unsur kaidah Nahwu ketika membuat kalimat
yang berbeda-beda. Maka hasilya siswa dapat memperoleh
pembelajaran yang mantap dalam mengaplikasikan kaidah-kaidah
Nahwu ketika diterapkan dalam kehidupan dan mempraktikkan
kaidah-kaidah Nahwu dengan memberikan contoh pada kalimat
sederhana. Maka dari situ kita bisa melihat hasil pembelajaran
peserta didik yang terlihat mantap dalam mempraktikkan kaidah
Nahwu serta akan lancar ketika digunakan dalam kehidupan sehari-
hari maupun prakti lisan atau tulisan.
e. Membantu para peserta didik dalam memahami
ungkapan-ungkapan bahasa Arab sehingga dapat lebih menguasai
dan mempercepat daya pemahaman yang ada dalam pikiran
mereka tentang maksud dari pembicaran yang berbahasa Arab6
b. Pengertian Spinning Wheel
Media spinning wheel menjadi sebuah media pembelajaran
yang menjembatani dan memfasilitasi peserta dalam memecahkan
sebuah persoalan dengan cara mengerjalan soal-soal latihan yang
berhubungan dengan materi qawaid Nahwu. Soal-soal latihan yang
dirangkai dalam bentuk seperti roda dan dapat diputar. Masing-
masing juring memiliki soal dan ada jarum penunjuknya. Dimana
jarum penunjuk ketika setelah berhenti maka pertanyaan jatuh pada
soal yang ditunjuk oleh jarum penunjuk, dan peserta didik
diwajibkan menyeslesaikan soal tersebut.
Menurut Paul Ginnis, media spinning wheel merupakan
media permainan yang memiliki kelebihan sangat menantang,
dapat mendorong peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal
Latihan secara berkelanjutan melalui setiap juring yang mana
setiap juringnya diberi soal7.

6
Talqis Nurdianto, 2018, Ilmu Nahwu Bahasa Arab (Yogyakarta: Zahir Publishing).
7
Paul Ginnis, 2008, Trik Dan Taktik Menga`jar: Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran Di Kelas (Jakarta: PT Indexs).
Media spinning wheel ini memiliki 10 juring. Pada setiap
juring terdapat kartu pertanyaan yang telah dibuat oleh guru. Guru
atau siswa dapat memutar media spinning wheel dan bagian juring
yang berhenti dapat langsung dibuka oleh peserta didik mengenai
soal latihan yang harus dikerjakan. Siswa diminta membuka kertas
yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan dan dipersilahkan
untuk menjawab pertanyaan tersebut, jika siswa berhasil menjawab
pertanyaan dengan tepat, maka skor yang diberikan oleh guru 100,
apabila jawaban kurang tepat maka guru akan memberikan skor
setengahnya, tetapi jika jawaban tidak ada yang benar maka skor
yang diberikan 0.
Keunggulan dari media spinning whell ialah:
1. Peserta didik dititikberatkan pada kegiatan belajar
sehingga daya serap akan pengetahuan benar-benar dapat dipahami
dan diserap dengan baik
2. peserta didik dilatih untuk bisa bekerja sama.
3. peserta didik dilatih pemahamannya dalam menjawab
soal-soal latihan, karena dengan hal itu minat belajar peserta didik
akan bertambah.
4. Merupakan permainan dengan dengan kelebihan yang
bisa membuat menantang, seperti banyak permainan yang kita tahu
di media televisi. Jenis media ini sudah banyak orang tahu.
5. Dapat dijadikan sebagai persiapan sebelum
melaksanakan ujian pembelajaran yang bisa dipersiapkan sebaik
dan semenarik mungkin.
Kelemahan media spinning wheel:
1. Untuk siswa yang enggan belajar atau belum terpacu
semangatnya maka dirasa media ini tidak dapat mencapai
pembelajaran yang maksimal baik dari segi materi maupun latihan
soal.
2. Membutuhkan manajemen waktu yang pas8.

8
Nisa Fahmi Huda, 2020, p.91
3. Perencanaan Pengembangan
a. Strategi Spinning Wheel

Strategi pembelajaran dengan menggunakan media


spinning wheel adalah strategi yang melibatkan seluruh santri
dalam kelas untuk aktif berperan mejawab soal-soal dan Latihan
Nahwu yang akan keluar.

b. Prosedur Penerapan Strategi Spinning Wheel

Dalam penerapan strategi ini, guru akan menyediakan


media spinning wheel yang telah dirancang sedemikian rupa dan
dilengkapi dengan soal-soal dan Latihan Nahwu yang terletak
disetiap juringnya. Berikut Langkah Langkah penerapannya:

1. Pengajar menyajikan materi pembelajaran.

2. Pengajar menerangkan materi pembelajaran kepada


peserta didik.

3. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok atau


bisa juga secara individu.

4. Pengajar meletakkan media spinning wheel dengan cara


digantungkan atau dengan penyanggah.

5. Pengajar atau siswa memutar media spinning wheel


hingga berhenti dan jarum penunjuk menunjukkan pada bagian
juring yang terpilih kemudian, guru memberi arahan kepada
peserta didik untuk membacakan latihan soal di depan kelas.
Pengajar mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
latihan qawaid Nahwu yang sudah tersedia dalam kertas
pertanyaan.

7. Pengajar mengoreksi kembali hasil latihan yang


dikerjakan peserta didik secara bersama-sama.
8. Point terbesar dari hasil nilai yang dikerjakan peserta
didik secara kelompok maupun individu akan mendapatlan hadiah
dari Pengajar sesuai dengan kesepakatan antara Pengajar dan
peserta didik.

c. Desain Spinning Wheel

Dalam spinning wheel ini terdapat 8 juring yang akan diberi


kode nomor atau huruf disetiap juringnya. Juga terdapat jarum
yang dapat diputar dan berhenti pada nomor terpilih.

Lalu terdapat kartu yang akan mewakili setiap juring,


dimana didalam kartu tersebut terdapat soal-soal dan Latihan
Nahwu yang `akan dijawab oleh santri secara bergantian. Setiap
kartu memiliki kode warna yang berbeda sesuai dengan warna
yang mewakili setiap juring.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran

Penerapan strategi berbasis media spinning wheel merupakan salah


satu strategi yang cukup efektif membangkitkan semangat para santri
dalam pembelajaran qawaid Nahwu. Selain karena hal ini masih termasuk
jarang, Spinning Wheel bisa membantu Guru dan murid dalam
meningkatkan kekompakan kelas.

Diharapkan dengan adanya penambahan strategi ini, santri tidak


hanya menjadi semangat, namun juga dapat menjadikan materi yang
diajarkan dan dilatih melalui media ini menjadi berkesan dan tidak mudah
dilupakan hingga masa yang akan datang karena setelah pembelajaran,
santri akan langsung diajak berlatih soal sembari bermain dengan teman-
teman sekelas dan juga pengajarnya.

B. Lampiran

1. Desain Spinner
2. Contoh Desain Kartu Soal (Kelas 2 KMI)
DAFTAR PUSTAKA

Direktur dan Seluruh Staff KMI Gontor, Panduan Manajemen KMI Pondok
Modern Darussalam Gontor, (Gontor: Darussalam Press, 2007).
Fahmi Huda, Nisa, 2020, Penggunaan Media Spinning Wheel Dalam
Pembelajaran Qawaid Nahwu, Jurnal Yudharta Vol. 11, No.
Ginnis, Paul, Trik Dan Taktik Menga`jar: Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran Di Kelas (Jakarta: PT Indexs, 2008).
Hamim, Nur, Mengenal Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya,
2014).
Nurdianto, Talqis, Ilmu Nahwu Bahasa Arab (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2018).
Rahman Hakim, Arif, Mempermudah Pembelajaran Ilmu Nahwu Pada Abad 20,
Jurnal Al Maqayis, Vol 1, no. 1. 2014.
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 - Gontor

Anda mungkin juga menyukai