Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas UAS pada Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab
Dosen pengampu:
Oleh :
Salsabila Eka W.
402019128110
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
DIVISI MANTINGAN
2021/1442
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa arab sangatlah penting untuk dipelajari, khususnya untuk
umat Islam. Mempelajari Bahasa arab haruslah dibersamai dengan
mempelajari empat keterampilan Bahasa atau biasa disebut dengan
maharatul lughah. Akan tetapi, selain mempelajari maharatul lughah, ada
lagi unsur yang sangat penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam
mempelajari Bahasa arab, yaitu unsur kaidahnya. Dalam Bahasa arab,
pembelajaran kaidah Nahwu menjadi bagian pokok yang sangat penting
untuk dipelajari.1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Analisa kebutuhan yang dibutuhkan oleh PMDG Putri
Kampus 5 dalam proses pembelajaran Nahwu?
2. Bagaimanakah perencanaan pengembangan strategi melalui media
Spinning Wheel untuk meningkatkan ketertarikan pada pembelajaran
Nahwu di PMDG Putri Kampus 5?
C. TUJUAN
1. Mengetahui hasil Analisa kebutuhan dalam proses pembelajaran
Nahwu di PMDG Putri Kampus 5
2. Mengetahui perencanaan pengembangan strategi melalui media
spinning wheel dalam peningkatan ketertarikan pada pembelajaran
Nahwu di PMDG Putri Kampus 5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEKSRIPSI LEMBAGA
1. Letak Geografis
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 (Gontor Putri
5) terletak di Bobosan, Kemiri, Kandangan, Kediri, Jawa Timur.
2. Sejarah Singkat
Pondok ini berdiri diatas lahan 5,5 hektar dan tanah ini merupakan
wakaf dari Ibu Hj. Halimah pada 5 September 2006,beserta 3 unit rumah.
Fasilitas bangunan terdiri dari 10 lokal, ruang penerimaan tamu, Depot
Latansa, kopel dan kafe serta dapur umum. Pimpinan Pondok telah
menunjuk Ustadh H. Agus Mulyana, S.Ag., sebagai pengelola dan
pengasuh Gontor Putri 5, dibantu oleh 2 Ustadh serta 11 ustadhah sebagai
staf pengajar. Adapun jumlah santriwati ketika pembukaan sebanyak 150
orang yang merupakan pindahan dari Gontor Putri 2.
2
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 - Gontor
guru tahun ke-tiga 20 orang, guru tahun ke-dua 23 orang dan guru tahun
pertama 35 orang.
2. Keadaan Santri
3
Nur Hamim, 2014, Mengenal Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya), p.
19.
Adab al-Lughah, i) Mahfuzat (Nash-nash ‘Arabiyyah), j) Al-
Mu’jam, dan k) Khath.
3. ‘Ulum ‘Ammah : a) Bahasa Indonesia, b) Bahasa
Inggris, c) Matematika, d) Fisika, e) Kimia, f) Biologi, g)
Geografi, h) Sejarah, i) Tata buku, j) Kewarganegaraan, k)
Sosiologi, l) Psikologi, m) Keguruan/ kependidikan dan n) Logika4.
b. Proses Pembelajaran
Pembelajaran Nahwu dilaksanakan setiap 2 kali sepekan
pada kelas 2 hingga kelas 6 KMI. Pembelajaran Nahwu di PMDG
Putri Kampus 5 mengacu pada buku Nahwu Wadhih yang telah
digunakan secara turun temurun sejak system KMI berdiri.
4
Direktur dan Seluruh Staff KMI Gontor, 2007, Panduan Manajemen KMI Pondok
Modern Darussalam Gontor, (Gontor: Darussalam Press), h.20-22
Dengan demikian, mempelajari qawa’id bisa diartikan
sebagai proses yang dilalui peserta didik dengan cara berinteraksi
dengan lingkungan sekitar. Dari situlah kita dapat mengatahui
perilaku peserta siswa dan mereka bisa memahami, kemudian
mengerti sehingga bisa menguasai ilmu qawaid yang diharapkan
dapat menjembatani kemampuan meraka dalam berinteraksi
dengan lawan bicara maupun dalam mempelajari bacaan secara
baik dan benar.5
5
Nisa Fahmi Huda, 2020, Penggunaan Media Spinning Wheel Dalam Pembelajaran
Qawaid Nahwu, Jurnal Yudharta Vol. 11, No. 2, p.91
d. Agar siswa memperoleh kemampuan dalam
mengaplikasikan unsur kaidah Nahwu ketika membuat kalimat
yang berbeda-beda. Maka hasilya siswa dapat memperoleh
pembelajaran yang mantap dalam mengaplikasikan kaidah-kaidah
Nahwu ketika diterapkan dalam kehidupan dan mempraktikkan
kaidah-kaidah Nahwu dengan memberikan contoh pada kalimat
sederhana. Maka dari situ kita bisa melihat hasil pembelajaran
peserta didik yang terlihat mantap dalam mempraktikkan kaidah
Nahwu serta akan lancar ketika digunakan dalam kehidupan sehari-
hari maupun prakti lisan atau tulisan.
e. Membantu para peserta didik dalam memahami
ungkapan-ungkapan bahasa Arab sehingga dapat lebih menguasai
dan mempercepat daya pemahaman yang ada dalam pikiran
mereka tentang maksud dari pembicaran yang berbahasa Arab6
b. Pengertian Spinning Wheel
Media spinning wheel menjadi sebuah media pembelajaran
yang menjembatani dan memfasilitasi peserta dalam memecahkan
sebuah persoalan dengan cara mengerjalan soal-soal latihan yang
berhubungan dengan materi qawaid Nahwu. Soal-soal latihan yang
dirangkai dalam bentuk seperti roda dan dapat diputar. Masing-
masing juring memiliki soal dan ada jarum penunjuknya. Dimana
jarum penunjuk ketika setelah berhenti maka pertanyaan jatuh pada
soal yang ditunjuk oleh jarum penunjuk, dan peserta didik
diwajibkan menyeslesaikan soal tersebut.
Menurut Paul Ginnis, media spinning wheel merupakan
media permainan yang memiliki kelebihan sangat menantang,
dapat mendorong peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal
Latihan secara berkelanjutan melalui setiap juring yang mana
setiap juringnya diberi soal7.
6
Talqis Nurdianto, 2018, Ilmu Nahwu Bahasa Arab (Yogyakarta: Zahir Publishing).
7
Paul Ginnis, 2008, Trik Dan Taktik Menga`jar: Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran Di Kelas (Jakarta: PT Indexs).
Media spinning wheel ini memiliki 10 juring. Pada setiap
juring terdapat kartu pertanyaan yang telah dibuat oleh guru. Guru
atau siswa dapat memutar media spinning wheel dan bagian juring
yang berhenti dapat langsung dibuka oleh peserta didik mengenai
soal latihan yang harus dikerjakan. Siswa diminta membuka kertas
yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan dan dipersilahkan
untuk menjawab pertanyaan tersebut, jika siswa berhasil menjawab
pertanyaan dengan tepat, maka skor yang diberikan oleh guru 100,
apabila jawaban kurang tepat maka guru akan memberikan skor
setengahnya, tetapi jika jawaban tidak ada yang benar maka skor
yang diberikan 0.
Keunggulan dari media spinning whell ialah:
1. Peserta didik dititikberatkan pada kegiatan belajar
sehingga daya serap akan pengetahuan benar-benar dapat dipahami
dan diserap dengan baik
2. peserta didik dilatih untuk bisa bekerja sama.
3. peserta didik dilatih pemahamannya dalam menjawab
soal-soal latihan, karena dengan hal itu minat belajar peserta didik
akan bertambah.
4. Merupakan permainan dengan dengan kelebihan yang
bisa membuat menantang, seperti banyak permainan yang kita tahu
di media televisi. Jenis media ini sudah banyak orang tahu.
5. Dapat dijadikan sebagai persiapan sebelum
melaksanakan ujian pembelajaran yang bisa dipersiapkan sebaik
dan semenarik mungkin.
Kelemahan media spinning wheel:
1. Untuk siswa yang enggan belajar atau belum terpacu
semangatnya maka dirasa media ini tidak dapat mencapai
pembelajaran yang maksimal baik dari segi materi maupun latihan
soal.
2. Membutuhkan manajemen waktu yang pas8.
8
Nisa Fahmi Huda, 2020, p.91
3. Perencanaan Pengembangan
a. Strategi Spinning Wheel
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
B. Lampiran
1. Desain Spinner
2. Contoh Desain Kartu Soal (Kelas 2 KMI)
DAFTAR PUSTAKA
Direktur dan Seluruh Staff KMI Gontor, Panduan Manajemen KMI Pondok
Modern Darussalam Gontor, (Gontor: Darussalam Press, 2007).
Fahmi Huda, Nisa, 2020, Penggunaan Media Spinning Wheel Dalam
Pembelajaran Qawaid Nahwu, Jurnal Yudharta Vol. 11, No.
Ginnis, Paul, Trik Dan Taktik Menga`jar: Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran Di Kelas (Jakarta: PT Indexs, 2008).
Hamim, Nur, Mengenal Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya,
2014).
Nurdianto, Talqis, Ilmu Nahwu Bahasa Arab (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2018).
Rahman Hakim, Arif, Mempermudah Pembelajaran Ilmu Nahwu Pada Abad 20,
Jurnal Al Maqayis, Vol 1, no. 1. 2014.
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 - Gontor