Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bahasa Indonesia : Menyusun Resensi

Nama : Willona Khairunissa Kenya Damaraji

Kelas : XI MIPA 2

No. : 34

Resensi Buku Filosofi Kopi : Kopi Tak Sempurna, Begitupun Hidup

Judul buku : Filosofi Kopi

Pengarang : Dee Lestari

Penerbit : Trudee Books & GagasMedia

Cetakan pertama : Februari 2006

Jumlah halaman : xii + 134 halaman

Filosofi Kopi karya Dee Lestari merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan cerita
dan prosa yang Dee ciptakan selama satu dekade, mulai dari tahun 1995 – 2005. Buku ini
terdiri dari 18 cerita dan prosa, yaitu Filosofi Kopi (1996), Mencari Herman (2004), Surat
yang Tak Pernah Sampai (2001), Salju Gurun (1998), Kunci Hati (1998), Selagi Kau Lelap
(2000), Sikat Gigi (1999), Jembatan Zaman (1998), Kuda Liar (1998), Sepotong Kue Kuning
(1999), Diam (2000), Cuaca (1998), Lara Lana (2005), Lilin Merah (1998), Spasi (1998),
Cetak Biru (1998), Buddha Bar (2005), dan Rico de Coro (1995).

Di dalam buku ini, cerita pembuka berjudul Filosofi Kopi-lah yang menarik perhatian
saya. Filosofi Kopi menceritakan dua orang sahabat bernama Ben dan Jody yang mempunyai
usaha kedai kopi. Ben merupakan seorang barista yang sangat terobsesi akan segala hal
tentang kopi. Ia bahkan rela pergi keliling dunia hanya untuk belajar membuat berbagai
macam kopi dan akhirnya mantap membuka kedainya sendiri. Jody adalah teman Ben yang
setuju untuk bekerja bersamanya di kedai sebagai kasir karena ia tak tahu-menahu tentang
kopi. Awalnya, kedai kopi mereka bernama ‘Kedai Koffie BEN & JODY’. Namun, akhirnya
nama kedai kopi tersebut diganti menjadi ‘FILOSOFI KOPI’ dengan slogan ‘Temukan Diri
Anda di Sini’. Pergantian nama kedai tersebut disebabkan Ben membuat terobosan baru,
yaitu menambahkan deskripsi singkat mengenai filosofi setiap ramuan kopi. Ternyata
pergantian nama dan slogan membuat kedai tersebut makin ramai pengunjung. Bukan para
mania kopi saja yang datang, orang yang tidak suka kopi pun datang karena penasaran.
Keterangan filosofi masing-masing kopi menjadi daya tarik tersendiri.

Pada suatu hari, ada seorang pria berusia 30 tahun-an yang menantang Ben untuk
membuat kopi yang memiliki arti : ‘kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup’. Orang
tersebut berjanji akan memberikan imbalan 50 juta apabila Ben berhasil membuat kopi itu,
dan Ben menerima tantangannya. Berminggu-minggu Ben pun bekerja keras meramu kopi
tersebut dan akhirnya ia berhasil menemukan ramuan yang menurutnya terenak di dunia.
Kopi itu pun ia beri nama ‘Ben’s Perfecto’ dan ia menerima uang 50 juta. Hingga suatu hari,
ada seorang pria setengah baya datang dan mencoba Ben’s Perfecto. Tanpa diduga, pria
tersebut hanya mengatakan bahwa Ben’s Perfecto lumayan enak dan menceritakan bahwa ada
kopi yang lebih enak lagi di daerah Jawa Tengah. Ben yang tidak percaya dan penasaran pun
langsung mengajak Jody mencari asal kopi tersebut.

Setibanya di sana, yang mereka lihat hanyalah sebuah warung tua kecil dan kebun
kopi. Mereka pun memesan kopi yang bernama ‘Kopi Tiwus’. Uniknya, bapak si penjaga
warung yang bernama Seno tidak memasang harga untuk kopi itu dan menceritakan tentang
asal nama Tiwus yang merupakan nama almarhum anaknya. Setelah mencoba kopi tersebut,
Ben dan Jody hanya terdiam, Kopi Tiwus memang kopi terenak yang pernah mereka coba.
Kopi ini membuat penikmatnya merasakan berbagai macam perasaan yang tidak bisa
dideskripsikan. Mereka berdua pun pulang ke Jakarta dan merasa putus asa. Ben merasa
gagal menjadi barista karena tidak mampu membuat kopi terbaik di dunia. Ia pun mulai
menyerah dan Filosofi Kopi sempat tutup sementara. Kemudian Jody menasihati Ben dan
membuat ia kembali sadar bahwa setiap kopi memiliki ciri khasnya masing masing. Ben pun
melanjutkan kedai Filosofi Kopi-nya dan cerita selesai.

------

Filosofi Kopi karya Dee Lestari ini merupakan salah satu cerita pendek terbaik yang
pernah saya baca. Cerita pendek ini mengangkat cerita yang bisa ditemukan di keseharian
kita dan membuat cerita ini ringan untuk dibaca siapa aja, cocok untuk pembaca di segala
umur. Filosofi Kopi memuat banyak pelajaran hidup. Sebagai contoh, kita harus memiliki
ambisi untuk meraih cita-cita / tujuan hidup seperti yang Ben lakukan terhadap impian
menjadi barista terbaik. Ada juga pelajaran dimana kita harus bisa bangkit dari keputusasaan,
dan juga pelajaran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Segala hal diciptakan dengan
keunikan yang dimilikinya masing masing. Bahasa yang digunakan pun cukup mudah
dipahami oleh pembaca dan tidak terlalu berat. Sebuah bacaan yang sangat cocok untuk
dinikmati saat sedang bersantai di waktu luang.

Dengan segala kelebihan yang sudah saya sebutkan tadi, buku ini nyaris tidak
memiliki kekurangan. Namun, tidak adanya penjelasan maupun kelanjutan mengenai dialog
Pak Seno di akhir cerita membuat pembaca sedikit bingung. Desain sampul buku pun kurang
menarik bagi sebagian pembaca remaja.

Buku Filosofi Kopi : Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade ini merupakan bacaan
yang ringan namun memiliki banyak pelajaran di dalamnya. Filosofi Kopi merupakan salah
satu karya terbaik yang tidak hanya mengenalkan kita kepada kopi, namun juga kenyataan
bahwa walau tidak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya. Sebuah bacaan yang
sangat direkomendasikan bagi pembaca segala umur yang ingin menikmati waktu luangnya
bersama dengan buku.

Anda mungkin juga menyukai