Anda di halaman 1dari 12

Kelompok II

Judul Drama : Dibalik Secangkir Kopi

Diambil dari novel karya : Dee Lestari Judul Novel Pemain : Filosofi Kopi : 1. Fadly Rizky sebagai Ben 2. Luvianti sebagai Jody 3. Siti Robiah. H sebagai Pak Haryono dan Tara 4. Binnari .A sebagai Ibu Ben dan Ibu Juminten 5. Rania sebagai Ayah Ben dan Sally 6. Himma sebagai Bu Seno 7. Nikita .W sebagai Pak Seno 8. Amalia sebagai Pak Suroso Amanat : 1. Tidak ada seseorang yang benar-benar sempurna, yang ada hanya seseorang yang hampir sempurna. 2. Jangan mudah menyerah akan suatu hal. 3. Jangan menjadi orang yang sombong. 4. Persabatan lebih penting dari pada uang. 5. Berusaha keras untuk mencapai cita-cita.

DIBALIK SECANGKIR KOPI


Pagi cerah di sebuah mobil yang bergerak menuju bandara soekarno hatta Ayah Ben Ben Ibu Ben Ben Ibu Ben :Ben, semua barang-barang mu sudah siap? Yakin tidak ada yang tertinggal lagi kan? :Pasport, visa, dompet, hp, laptop, baju, uang cash. Yap, udah semua ko pah, tidak ada yang tertinggal satu pun. :Yakin kamu? Jangan sampai nanti sudah di pesawat malah ada yang tertinggal lagi. :Yakin mom, ga ada yang ketinggalan ko :Lagian, buat apa sih kamu pergi jauh-jauh ke luar negri segala Cuma untuk mencari kopi? Apa di indonesia ini jenis kopinya ndak cukup apa? Lagi pula ga kasian kamu sama temen mu ini, si jodi, kan kasian toh dia di tinggal sendiri begini. Ya kan nak jody? :Hahahaha, ga papa ko tante. Lagi pula, ini kan udah jadi mimpinya Ben sejak lama, ingin mencari sekaligus berkonsultasi dengan peramu kopi ternama dari Moskow itu. :Tuh mom, denger kan kata jody, dia aja dukung aku. Lagi pula mom, kalo aku sudah dapat kopi serta ilmunya, bisnis ku sama jody akan lebih lancar lagi. :Iya mah, benar kata ben, lagi pula dia sudah besar. Sudah bisa jaga diri ko mom. Jadi mamah ga usah khawatir :Iya pap, tapi kan.. :Mom, Ben janji, ben bakal balik ke Indonesia secepat mungkin dan dalam keadaan selamat.

Jody

Ben

Ayah Ben Ibu Ben Ben

(mobil sampai di bandara) Ben :mah, pah Ben pergi dulu ya, jaga diri baik-baik. Makan teratur ya, jangan terlalu khawatirin Ben ya mah. Love you

Ayah & Ibu Ben : Love you too (ben beralih ke arah Jody) Ben :Jody, titip mamah papah gua ya. Lo harus belajar manajemen yang bener, biar nanti pas gua balik, kita bisa bikin kedai kopi bareng. Hahaha

Jody Ben

:Sipp, jaga diri lo baik-baik disana. Cepet-cepet lo balik, jangan keasikan ngobrol sama tukang kopi sampe lupa balik ke Indonesia ya. :hahaha, sipp

Ben pun pergi meninggalkan Jody, ayah dan Ibunya untuk pergi ke Moskow. 1 tahun kemudian... Ben Sally Ben :Itu yang membuat saya mencintai minuman ini. Kopi itu sangat berkarakter :masa sih? :iya, seperti pilihan anda ini, cappuccino. Ini untuk orang yang menyukai kelembutan sekaligus keindahan. (tersenyum seraya menyodorkan cangkir) Anda tahu, cappuccino ini kopi yang paling genit? Sally Ben : hahaha, anda ini ada-ada saja. Kenapa dibilang kopi yang paling genit? : Berbeda dengan cafe latte, untuk cappuccino dibutuhkan standar penampilan yang tinggi. Mereka tidak boleh kelihatan sembarangan, kalau bisa terlihat seindah mungkin. : Oh ya? : Iya, seorang penikmat cappuccino sejati, pasti akan memandangi penampilan yang terlihat di cangkirnya sebelum mencicip. Kalau dari pertama sudah kelihan acak-acakan dan tak terkonsep, bisa-bisa mereka nggak mau minum. : Bagaimana dengan kopi tubruk? : Lugu, sederhana, tapi sangat memikat kalau kita mengenalnya lebih dalam. Kopi tubruk tidak peduli penampilan , membuatnya pun sangat cepat. Seolah-olah tidak membutuhkan skill khusus. Tapi, tunggu sampai Anda mencium aromanya (ben menghirup aroma kopi) silahkan, komplimen untuk anda : Terimakasih (bersiap meminum) : Tunggu dulu! (tahan ben) kedasyatan kopi tubruk terletak pada temperatur, tekanan, dan urutan langkah pembuatan yang tepat. Semua itu akan sia-sia kalau Anda kehilangan tujuan sebenarnya :

Tara Ben

Tara Ben

Tara Ben

aroma. Coba hirup dulu aromanya. Ini kopi spesial yang ditanam di kaki gunung Kilimanjaro. Tara : (sambil menghirup kopi) woww, sangat harum dan menenang kan

Begitulah yang terjadi setiap harinya di Kedai Koffie Ben & Jody . Ben akan berada di bar di tengah-tengah kedai, sedangkan Jody, berada di pojok kasir. Hingga saat tutup pun tiba, ben dan jody menikmati kopi mereka di pojok toko Jody Ben Jody Ben Jody Ben Jody : Tidak terasa, kita sudah punya kedai ini setahun lebih : Sekian banyak manusia sudah datang dan pergi. Dan kamu tahu apa kesimpulan ku? : kita akan kaya raya? : Belum tentu. Tapi semua karakter dan arti kehidupan ada di sini. : Di dalam daftar minuman ini? (sambil menggangkat daftar menu) : Yap benar sekali (mengangguk) : Bagaimana kamu bisa mengkondens jumlah yang tak terhingga itu kedalam sebuah daftar minuman? (menatap ben geli) Ben.. Ben... (menggeleng-geleng) : Jody.. Jody.. (menggeleng-geleng) Buku ini adalah buku yang hidup, daftar yang akan berkembang. Selama masih ada yang namanya biji kopi, orang-orang akan menemukan dirinya disini. (sambil mengangkat daftar menu) : Hahahha, Ben.. Ben.., kamu tahu, kadang aku bingung, sebenarnya kamu ini kuliah filsafat atau cullinary sih? : Jody, aku punya ide, bagaimana kalau kita menambahkan deskripsi singkat mengenai filosofi setiap kopi ini. Dan kita ganti nama kedai ini menjadi FILOSOFI KOPI? : Woww, itu ide yang bagus, nama yang unik Ben : Ya, dan setiap orang yang habis berkunjung, kita bagikan kartu kecil bertuliskan : KOPI YANG ANDA MINUM HARI INI:.. dan keterangan filosofisnya : Itu lebih bagus lagi, kedai kita akan semakin populer karena berbeda dari kedai-kedai yang lain

Ben

Jody Ben

Jody Ben

Jody

Kedai Jody dan Ben pun berubah nama menjadi FILOSOFI KOPI : Temukan Diri Anda di Sini. Omset kedai mereka naik pesat. Hingga datanglah hari tantangan itu..

Pak Haryono

: (mengumumkan keras-keras) Di kedai ini, ada tidak kopi uang punya arti: Kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup! Ada tidak? Kalau ada, saya pesan satu cangkir besar. : (menjawab sopan) Silahkan lihat saja di daftar, barangkali ada yang cocok. : Barusan saya sudah baca. Tidak ada yang artinya itu. : Yang mendekati mungkin? :Hahaahaha, maaf dek, tapi dalam hidup saya tidak ada istilah mendekati. Saya ingin kopi yang rasanya sempurna. Tidak bercacat. : .... (menggaruk kepalanya yang tak gatal) : Berarti Anda belum bisa pasang slogan seperti itu di depan, (menunjuk kaca jendela) saya datang kemari karena ingin menemukan gambaran diri saya. Begini saja, saya menantang anda untuk menciptakan kopi yang saya inginkan tadi. Harus sempurna, tanpa cacat. Jika anda bisa, saya akan memberikan anda 50 juta. Kalau tidak bisa yasudah, tanpa resiko : serius pak? Baiklah saya terima tantangan bapak

Ben Pak Haryono Ben Pak Haryono Ben Pak Haryono

Ben

Ben pun menerima tantangan tersebut, selama berhari-hari ini sibuk meracik kopi yang sempurna, hingga akhirnya kopi itu pun jadi.. Ben Jody Ben Jody Ben : Jodyyy.. Jodyyy kemari.(berteriak) : Ada apa sih teriak-teriak segala? : Coba cium, bagaimana menurut mu rasa kopi ini? menyodorkan kopi : (Meminum kopi) Ben, kopi ini... SEMPURNA. Ini kopi yang paling enak! : Aku sudah keliling dunia dan mencoba semua kopi terenak, tapi belum ada yang rasanya seperti ini. Akhirnya aku bisa berkata bahwa ada ramuan kopi yang rasanya SEMPURNA. : Iya Ben. Mau diberi nama apa ramuan ini? : BENS PERFECTO

Jody Ben

Keesok harinya, Ben sudah membuat janji dengan Pak Suryono, penantangnya. Disaksikan oleh semua pelanggan yang sengaja jody dan ben undang, penentuan nasib itu pun berlangsung

Pak Haryono Ben

: Bagai mana Ben? Anda sudah menciptakan kopi yang saya mau? : Sudah, semoga bapak suka (menyodorkan cangkir) (seketika suasana menjadi hening)

Pak Haryono : (menyeruput, menahan nafas, kemudian menghembuskannya lagi, dan berkata pelan) Hidup ini sempurna (sambil menyerahkan cek 50 juta) Selamat. Kopi ini perfect. Sempurna. Ben : Menyerahkan kartu filosofi kopi bertuliskan: KOPI YANG ANDA MINUM HARI INI: BENS PERFECTO Artinya: Suses adalah Wujud Kesempurnaan Hidup Pak Haryono : Setuju! Akan selalu saya simpan kartu ini

Sore itu, sampai hari hari selanjutnya pun berjalan dengan lancar. Malah bisa dibilang lebih dari lancar. Sampai tibalah hari dimana mimpi buruk itu mulai terbuka satu persatu.. Ben Jody Pak Suroso Jody Pak Suroso Jody : Jod, first timer tuh. : Mana? Oh yaa, aku kesana dulu ya (menghampiri pa Suroso) Selamat pagi, Pak : Selamat Pagi. Bisa pesan kopinya satu dik? : Jelas bisa, Pak. Namanya juga kedai kopi. Silahkan, Pak. Mau pesan yang mana? (meyodorkan daftar menu) : Ah, yang mana saja terserah Adik. Pilihkan saja yang enak. (jawabnya kalem) : baik pak. Ben! Perfecto satu

Dalam waktu singkat kopi pun datang Jody Ben : Nah, yang ini buka sekadar enak, Pak. Tapi ini yang pualliiingg... enak! Nomor satu di dunia. : Bapak emang hobi minum kopi?

Pak Suroso

: Iya dik, kopi itu ibarat jamu sehat ku setiap hari. Aku tahu bener, mana kopi yang enak dan mana yang tidak. Kata temen ku, kopi di sini enak sekali. (lalu meminum kopi) : Bagaimana, Pak? : Apanya? : Ya, kopinya. : Lumayan. (jawabnya singkat sambil kembali membaca) : Lumayan bagaimana? : Ya, maksudnya lumayan enak toh, Dik. : Pak, yang barusan bapak minum itu kopi yang paling enak di dunia lohh. : Yang bener toh? Masa iya? Kalian ini bisa aja, hahaha : (wajah ben mengeras) : Aku bercanda kok, Dik. Kopinya uenak, uenak! Sungguh! : Memangnya bapak pernah mencoba yang lebih enak dari ini? : Tapi ndak jaulah lah dengan yang Adik bikin. : Di mana Bapak coba kopi itu? : Tapi.. tapi... ndak jauh ko enaknya! Bedanya sedikiiit... sekali. : Dimana? : Wah. Jauh tempatnya, Dik : DI-MA-NA

Ben Pak Suroso Ben Pak Suroso Ben Pak Suroso Jody Pak Suroso Ben Pak Suroso Ben Pak Suroso Ben Pak Suroso Ben Pak Suroso Ben

Pa Suroso pun menuliskan alamat tempat ia meminum kopi yang lebih enak dari BENS PERFECTO. Tak sampai sejam, kedai kami lalu di tutup Ben Jody Ben : Jo, temani aku pergi ke suatu tempat. Bawa perlengkapan untuk beberpa hari : Kemana ben? : Kita akan pergi ke jawa tengah

Selanjutnya Jody, menyetir dari jakarta sampai ke pedesaan di daerah Jawa Tengah. Sedangkan Ben mempelajari peta minimalis yang digambar oleh bapak malang itu-yang tentunya dibuat dalam keadaan tertekan. Jody Ben : Ben, sudah tambah gelap. Sepertinya kita tersasar. Cari penginapan dulu, besok pagi baru kita lanjutkan lagi. : Oke, kita kembali ke Klaten

Keesokan paginya.. Ben Jody : Biar aku yang menyetir, aku tahu sudah tahu kenapa kita nyasar. Ada satu belokan yang tidak kulihat. : Ohh, yasudah

Sampailah pada belokan yang dimaksud Ben Jody Ibu Juminten Ben Ibu Juminten Ben Ibu Juminten Ben Ibu Juminten : Misi bu, di daerah sini ada penjual kopi? : Oh, barangkali yang sampean maksud itu warungnya Pak Seno? : Pokonya di sana ada kopi yang enak sekali : Oh, iyo iyo! Pokoke warung Pak Seno mlakune terus rono, tapi jalannya jelek loh Mas, alon-alon wae : oh, oke-oke terimakasih banyak ya bu. Oh ya, itu apa? : Jenenge kopi tiwus, Mas. Aku juga baru bawa dari sana. : Maaf bu, saya ambil sedikit ya (sambil menyerahkan 5000 rupiah, dan pamit masuk kemobil) : Masss... limang ewu iki entuk sak bakuuuullll

Seperti kerasukan, saat samar-samar Ben mendengar ibu itu berteriak, jalanan becek dan berlubang itu dilewati dengan kecepatan jalan tol. Pak Seno Jody Pak Seno Ben Pak Seno Jody : Dari kota ya, Mas? : Iya pak. Dari Jakarta : Waduh jauh sekali! : Kopi Tiwusnya dua pak : Jarang-jarang ada orang Jakarta yang ke mari. Paling-paling juga dari kota-kota kecil dekat sini. : Bapak ini Pak Seno, ya?

Pak Seno Jody Pak Seno Jody Pak Seno Ben Pak Seno

: Iya, kok bisa tahu? : Bapak terkenal sampai Jakarta loh pak : Walaaahh, ya mana mungkin! Bisa saja mas-mas ini. Ini kopinya mas, gorengannya sekalian di coba, Mas. Monggo : Satu gelas harganya berapa pak? : Kalau gorengannya 50 perak satu. Tapi kalau kopinya, sih, ya berapa saja terserah situ. : Kenapa begitu, Pak? : Habis bapak punya buanyaaakkk.... sekali. Kalau memang mau dijual biasanya langsung satu bakul. Kalau dibikin minuman begini, CumaCuma juga ndak apa-apa. Tapi orang-orang yang kemari biasanya teap saja mau bayar. Ada yang kasih 150 perak, 100, 200.. ya, berapa saja lah : Mari diminum pak : Oh, monggo-monggo Tambah lagi toh? Banyak sekali orang yang doyan kopi tiwus ini. Bapak sendiri ndak ngerti kenapa. Ada yang bilang bikin seger, bikin tentrem, bikin sabar, bikin tenang, bikin kangen... hahahah! Macem-macem! Padahal kata bapak sih rasanya biasa-biasa saja. Barang kali memang kopinya yang ajaib. Bapak ndak pernah ngutak-ngatik, tapi berbuah terus. Dari pertama kali tinggal disini kopi itu sudah ada.

Jody Pak Seno

Jody Pak Seno

: Ohh, kalo nama tiwusnya ini dari mana pak? : Ohh, kalau tiwus itu dari nama almarhumah anak gadis bapak. Waktu kecil dulu, tiap dia lihat bunga kopi di sini, dia suka ngomong tiwus-tiwus gitu

Tiba-tiba Ben pergi keluar, dia duduk sendirian di bawah pohon besar di luar Jody Ben Jody Ben Jody : Apa lagi yang kamu cari? Kita pulang saja lah : Aku kalah : Kalah dari apa? Tidak ada kompetisi di sini : Berikan ini kepada Pak Seno, dia lebih berhak dapat ini dibanding aku : Kamu sudah gila. Tidak bisa!

Ben Jody Ben

: Jo, kamu sendiri sudah mencoba rasa kopi tadi. Apa itu tidak cukup untuk menjelaskan? : Oke, kopi itu memang unik. Lalu? : Kamu masih tidak sadar? Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang Cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! aku malu pada diriku sendiri, pada semua orang yang sudah kujejali dengan kegombalan BENS PERFECTO Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu? Pak seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi yang macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuat ku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan Cuma sok tahu, mencoba memuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi yang paling enak di dunia. Bodoh! Bodoh!

Jody Ben Jody Ben

: Coba diingat-ingat, rencana pengembangan filosofi kopi yang sudah kususun. Dan semuanya itu membutuhkan kertas ini : Aku pensiun meramu kopi : Kenapa kamu harus membuat urusan kopi ini menjadi kompleks? Okelah, kamu cinta kopi, tapi tidak usah berlebihan. Pakai rasio.. : Memang Cuma uang yang kamu pikir! Profit, laba, omset... kamu memang tidak pernah mengerti arti kopi buat ku. Ambil saja Filosofi Kopi. Kamu sama dengan laki-laki goblok sok sukses itu.. : Ben, kamu masih kalut. Jangan asal ngomong. Ayo kita pulang ke Jakarta sekarang. : Berikan dulu itu kepada Pak seno : Jangan tolol! Sampai kapan pun aku tidak akan kasih. Itu jelas bukan haknya, uang ini kamu dapat karena kerja keras kamu mencipkan BENS PERFECTO : Jo, ingat, uang itu hakku sepenuhnya : Tidak lagi, ketika kita sepakat memasukannya ke dalam kapital yang akan digunakan untuk pengembangan kedai. : Kalau kamu sahabat ku, tolong jangan paksa aku apa-apa

Jody Ben Jody

Ben Jody Ben

Sejak hari itu semangat hidup Ben pupus seperti lilin tertiup angin. Tak tahan melihat sahabatnya seperti itu, jody memutuskan kembali ke Jawa tengah. Setelah dua hari Jody pergi meninggalkan Jakarta Jody Ben Jody Ben Jody Ben Jody : Hai Ben, sedang apa? Sudah malam kenapa masih di sini? Kamu baikbaik aja kan? : Gapapa ko, aku baik-baik aja : Nih aku buat kopi, coba diminum : Tidak terima kasih : Jangan begitu. Kapan lagi aku yang Cuma tahu menyeduh kopi sachet ini nekat membuatkan kopi segar untuk seorang barista : (meminum kopi)apa maksudnya ini? : (memberikan sebuah kartu) KOPI YANG ANDA MINUM HARI INI KOPI TIWUS Artinya: Walau tak ada yang sempurna, Hidup ini indah begini adanya Pak seno titip salam. Dia juga titip pesan, kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, ya tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin untuk disembunyikan. Kesempurnaan itu memang palsu. Ben Jody : Benar kan apa yang aku bilang : Tapi masih banyak yang harus kamu pikirkan. Seperti ini... (menumpahkan surat-surat ) mereka ini orang-orang yang tidak menuntuk kesempurnaan. Mereka mencintai mu dan Filosofi Kopi, apa adanya. : Ya, kamu benar jo, makasih sudah mengingatkan ku bahwa masih ada orang seperti mereka Jo, uang itu? Jody : Ada di tangan yang tepat

Ben

Berpuluh-puluh kilometer dari jakarta Pak seno Bu Seno Pak Seno Bu Seno Pak Seno : Mbok, mau ana sing njupuk kopi tiwus, aku dijoli iki.. : Iki opo, Mas? : Aku ya ora ngerti.. : Ya wis, Mas, disimpen wae. Dienggo kenang-kenangan to : Ya bu, aku simpen di bawah pakaian saja lah

Anda mungkin juga menyukai