Anda di halaman 1dari 10

Volume 13 No.

1
Januari 2021
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@umj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

KARBON AKTIF AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PENURUN


KADAR BESI DAN MANGAN LIMBAH AIR ASAM TAMBANG
Azwardi Imani1, Tatan Sukwika1,*, Laila Febrina1
1
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sahid Jakarta
Jl. Prof. DR. Soepomo No.84, Jakarta Selatan 12870

*E-mail: tatan.swk@gmail.com

Diterima: 16 April 2020 Direvisi: 12 Juli 2020 Disetujui: 05 September 2020

ABSTRAK

Ampas tebu mengandung selulosa yang memungkinkan ampas tebu untuk dimanfaatkan sebagai bahan untuk
karbon aktif. Limbah air asam tambang memiliki kadar besi dan mangan yang cukup tinggi sehingga karbon
aktif ampas tebu digunakan sebagai adsorben penurun kadar besi dan mangan dalam limbah air asam tambang.
Ampas Tebu diubah menjadi arang aktif dengan proses dehidrasi, proses karbonisasi dan proses aktivasi. Arang
aktif yang sudah jadi selanjutnya diuji kualitas bobot, waktu kontak optimum, dan efektivitas menurunkan kadar
besi dan mangan dalam limbah air asam tambang. Hasil uji kualitas arang aktif telah memenuhi standar yang
dipersyaratkan oleh regulasi SNI No. 06-3730-1995. Bobot optimum arang aktif ampas tebu sebesar 3 gram
selama 60 menit. Kandungan Besi diperoleh sebesar 4 mg/L dengan persentase removal sebesar 79,65% dan
kadar Mangan diperoleh sebesar 4,12 mg/L dengan persentase removal sebesar 60,00 % pada limbah air asam
tambang. Nilai kadar Mangan masih belum memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh Kepmen LH No.
113 Tahun 2003. Penelitian selanjutnya bisa membuat variasi bobot karbon aktif ampas tebu yang lebih besar.

Kata kunci: Ampas Tebu, Adsorben, Air Asam Tambang, Efektivitas

ABSTRACT

Bagasse contains cellulose that can be used as raw material to activated carbon. Acid mine drainage has high
levels of iron and manganese so bagasse activated carbon is used as an adsorbent for reducing iron and
manganese levels in acid mine drainage. Bagasse was converted into activated carbon by dehydration,
carbonization, and activation processes. Then activated carbon was tested for weight quality, optimum contact
time, and effectiveness for reducing iron and manganese levels in acid mine drainage. The results of the quality
test of activated carbon have met the standards required by SNI No. 06-3730-1995. The optimum weight of
activated carbon is 3 grams with a contact time of 60 minutes. Iron content obtained at 4 mg / L with a removal
percentage of 79.65% and Manganese content obtained at 4.12 mg / L with a removal percentage of 60.00% in
acid mine drainage. The value of Manganese content still does not meet the quality standard set by the Decree of
the State Minister for Environment No. 113 of 2003. For future studies can make a higher variation in the weight
of activated carbon bagasse.

Keywords: Bagasse, Adsorbent, Acid Mine Drainage, Efectivity

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jurtek.13.1.33-42
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

PENDAHULUAN ampas tebu sebagai adsorben dengan kualitas


Kegiatan penambangan batu bara seringkali karbon aktif yang sesuai dengan SNI No. 06–
menimbulkan cemaran dalam bentuk air 3730–1995; menetukan pengaruh karbon aktif
limbah. Sehingga pemerintah membuat aturan ampas tebu terhadap penurunan kadar Fe dan
berupa Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Mn dengan adanya variasi bobot karbon aktif;
No. 113 Tahun 2013 tentang baku mutu kadar dan mengukur persentase efektivitas
air limbah pada kegiatan penambangan penurunan kadar Fe dan Mn pada limbah air
batubara. Salah satunya adalah kadar total besi asam tambang yang diolah dengan
(Fe) dan mangan (Mn). Untuk kadar total Fe menggunakan karbon aktif ampas tebu.
maksimum 7 ppm dan logam Mn maksimum 4
ppm. METODE PENELITIAN
Kandungan besi, mangan dan logam berat Alat dan Bahan
lainnya dalam limbah cair dapat diturunkan Preparasi karbon aktif menggunakan wadah
melalui proses adsorbsi dengan menggunakan untuk menampung ampas tebu, pisau, dan
arang aktif. Arang aktif dihasilkan dari bahan- talenan. Pembuatan karbon aktif menggunakan
bahan yang mengandung karbon dengan cawan porselen (evaporating basin), oven,
pemanasan pada suhu tinggi. Penggunaan tanur, desikator, gegep besi, ayakan ukuran
adsorben dari jenis arang aktif berguna sebagai 200 mesh, dan kertas saring whattman 42.
media untuk penurunan kadar air limbah. Bahan pembuatan karbon aktif yaitu: ampas
Beberapa peneliti terdahulu yang tebu, aquabides, larutan HCL 0,1N.
memanfaatkan jenis adsorben dari arang aktif
gengan campuran bahan anorganik seperti Pengujian Sampel
zeolite Ali et al. (2020), fly ash (Gobel, 2018), Sampel limbah air asam tambang (sintetis)
dan tanah liat (Nasir et al., 2014). Ada juga diukur kadar besi dan mangannya sebelum
peneliti yang melakukan pengolahan air diolah menggunakan karbon aktif ampas tebu
limbah menggunakan media campuran dan juga diukur kadar besi dan mangannya
organik, seperti tongkol jagung (Antika et al., setelah diolah menggunakan karbon aktif
2019), kulit pisang (Abdi et al., 2015), sekam ampas tebu lalu dibandingkan seberapa besar
padi (Agustiyani et al., 2014), dan kulit penurunan kadar besi dan mangan. Sampel
singkong (Jusmanizah, 2011). Bahan limbah limbah cair sebelum diolah menggunakan
agrikultur yang cukup potensial untuk karbon aktif ampas tebu diukur kadar Fe dan
dikembangkan sebagai bahan baku karbon Mn-nya. Kemudian dilakukan pengolahan
aktif adalah ampas penggilingan tebu, sekam sampel limbah air asam tambang dengan
padi, tongkol jagung dan sabut kelapa. menggunakan variasi perlakuan yang berbeda.
Meskipun beberapa peneliti melakukan
pengujian penurunan kadar air limbah Pengolahan Data
menggunakan arang aktif sebagai medianya, Variabel data yang mencakup variabel bebas
namun penelitian ini mengunakan bahan dan terikat. Variabel bebas terdiri dari jumlah
organik dari ampas tebu sebagai pembedanya. bobot karbon aktif (A) dan waktu kontak (B),
Seperti halnya bahan organik tersebut diatas, memilih bobot dan waktu kontak sebagai
ampas tebu juga dapat dijadikan sebagai bahan variabel bebas karena keduanya berpengaruh
karbon aktif, karena didalamnya mengandung cukup signifikan terhadap efektivitas karbon
selulosa. Ampas tebu merupakan salah satu aktif dalam mengadsorbsi kandungan besi dan
bahan yang cukup potensial dikembangkan mangan dalam sampel air asam tambang.
karena ketersediaannya yang melimpah. Variasi bobot dan waktu ini merupakan
Berdasarkan hasil penelitian Asbahani (2013) modifikasi dari Asbahani (2013). Adapun taraf
arang ampas tebu dapat menghasilkan arang yang dimodifikasi sebagai berikut: Taraf A
aktif yang memenuhi syarat sesuai dengan SNI (bobot karbon aktif bereaksi dengan limbah air
No. 06-3730-1995. asam tambang): a) A1 adalah 1 gram; b) A2
Melalui penelitian ini, diduga karbon aktif adalah 2 gram; dan c) A3 adalah 3 gram. Taraf
ampas tebu mampu mengadsorpsi zat termasuk B (waktu karbon aktif bereaksi dengan limbah
ion pada limbah cair yang berasal dari air asam air asam tambang): a) B1 adalah 30 menit; b)
tambang Tujuan penelitian ini adalah B2 adalah 60 menit; dan c) B3 adalah 90 menit.
membandingkan hasil uji kualitas karbon aktif Karbon aktif ampas ditambahkan dengan

34
Azwardi Imani, Tatan Sukwika, Laila Febrina: Karbon Aktif Ampas Tebu sebagai Adsorben Penurun Kadar Besi dan Mangan Limbah Air Asam
Tambang

Jurnal Teknologi 13 (1) pp 33- 42 © 2021

variasi bobot karbon aktif sebanyak 1gr, 2gr, aktivasi. Proses dehidrasi ini untuk
dan 3gr dengan pengaruh waktu kontak menghilangkan air yang terkandung pada
adsorben selama 30, 60, dan 90 menit. Setelah ampas tebu yaitu dengan proses pemanasan
diperoleh nilai parameter pengujian Fe dan yang dilakukan pada suhu 105˚C ± 5˚C. Proses
Mn melalui proses pengolahan karbon karbonisasi dilakukan dengan pemanasan
aktif, kemudian dihitung nilai efektivitas dengan suhu sekitar 600-900˚C. Pada
penurunan nilai konsentrasinya dengan penelitian ini, proses karbonisasi dilakukan
rumus: pada suhu 600 ˚C selama 30 menit, proses ini
bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur
seperti oksigen dan hidrogen yang dapat
menutupi pori-pori adsorben yang dapat
Sementara pengukuran parameter untuk
menghalangi proses adsorbsi saat
pengujian limbah air asam tambang mengacu
pengaplikasian sehingga dapat menurunkan
pada standar metode APHA 3125 B (APHA,
efektivitas adsorben. Proses selanjutnya yang
2012), lihat Tabel 1.
dilakukan adalah proses aktivasi dengan
melakukan perendaman adsorben selama 24
Tabel 1. Parameter pengujian air
jam dalam larutan HCl 0,1 N dengan tujuan
Parameter Metode Uji
Kadar Besi (Fe) APHA 3125 B
untuk memperbesar luasan pori-pori adsorben
Kadar Mangan (Mn) APHA 3125 B yang berperan sebagai sisi aktif dalam
mengikat adsorbat. Kemudian karbon ampas
Penggunaan metode standar APHA karena tebu dicuci dengan aquades, disaring dan
APHA diakui secara internasional dan lebih dikeringkan menggunakan oven bersuhu
cocok untuk alat instrument ICP-MS yang 105oC.
digunakan untuk analisis kadar besi dan
mangan. Sedangkan SNI masih memerlukan Tabel 2. Hasil rendemen adsorben ampas tebu
pengembangan supaya kompatibel dengan Bahan Baku Adsorben Rendemen
(gr) (gr) (%)
teknologi yang lebih advance.
1002,0935 58,1319 5,80
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adsorben ampas tebu dibuat dengan metode
Tingkat keasaman air tambang adalah pH <4
yang telah diperbaharui, yaitu dengan tahapan
sehingga menimbulkan masalah terhadap
proses berupa tahap dehidrasi, karbonisasi,
lingkungan. Ada tiga faktor utama yang
aktivasi seperti yang telah dijelaskan terperinci
mempengaruhi proses pembentukannya yaitu
sebelumnya. Hasil rendemen adsorben ampas
oksigen, air, dan batuan yang mengandung
tebu yang telah dibuat disajikan pada Tabel 2.
mineral-mineral sulfidik seperti pirit,
kalkopirit, dan lain-lain. Untuk jenis kegiatan
Uji Kualitas Karbon Aktif
penambangan ini dapat berupa tambang
Hasil uji kualitas karbon aktif diperoleh
terbuka maupun tertutup (Natarajan, 2018).
melalui proses uji di laboratorium untuk
Sampel air asam tambang yang diuji memiliki
mengetahui apakah kualitas karbon aktif yang
nilai pH 3,26, conductivity 4567 µS/cm, TDS
dibuat sudah memenuhi syarat keberterimaan
3502 mg/L, salinity 3,6 ppt, kadar besi dan
sesuai dengan SNI-06-3730-1995 (Tabel 3).
mangan menunjukkan konsentrasi yang cukup
tinggi yaitu 22,1 mg/L dan 10,3 mg/L.
Kadar Air
Analisis kadar air dilakukan dengan cara
Kualitas Karbon Aktif Ampas Tebu sebagai
pemanasan pada suhu 105±5˚C kurang lebih
Adsorben
selama 3 jam pada oven untuk memastikan
Kandungan selulosa yang terdapat pada ampas
kandungan air dalam karbon aktif menguap.
tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
Uji ini untuk mengetahui jumlah air yang
karbon aktif, karena kemampuannya untuk
terkandung di dalam karbon aktif dan
mengadsorbsi anion dan kation dalam air yang
mengetahui sifat higroskopis karbon aktif.
tercemar. Beberapa tahapan pembuatan karbon
Hasil uji menunjukkan terdapat nilai kadar air
aktif yaitu proses dehidrasi, karbonisasi dan
sebesar 6,09%. Nilai ini sudah memenuhi nilai

35
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

keberterimaan berdasarkan SNI 06-3730-1995 oksidasi pada saat pembakaran, apabila


yaitu maksimal 15%. Kadar air yang pembakaran dilakukan dalam keadaan terbuka
terperangkap dalam rongga karbon aktif dapat maka karbon akan teroksidasi dan terbakar
menutupi pori-pori sehingga berpengaruh pada dengan sempurna membentuk abu.
kualitas karbon aktif. Sehingga dapat Nilai kadar zat terbang yang diperoleh sebesar
dikatakan bahwa semakin baik kualitas karbon 18,80%. Nilai ini sudah sesuai dengan syarat
aktif jika semakin kecil kadar airnya. keberterimaan SNI 06-3730-1995. Nilai
kandungan volatile matter ini diukur untuk
Tabel 3. Hasil analisis uji kualitas karbon aktif mengetahui adanya reaksi pada waktu proses
Syarat aktivasi antara karbon dengan uap air
keberterimaan membentuk senyawa yang menguap seperti
Parameter Hasil Unit
SNI 06 3730
CO, CO2, CH4 dan H2.
1995
Kadar-Air 6,09 % Maks.15
Kadar-Abu 5,11 % Maks.10 Fix Carbon
Volatile- 18,80 % Maks.25 Fix carbon merupakan pengukuran kandungan
Meter karbon dalam sampel karbon aktif yang
Fix-Carbon 70,00 % Min.65 tertinggal bersamaan dengan nilai abu setelah
Daya-Serap- 816,41 mg/g Min.750 dihilangkan nilai zat terbang atau volatile
Iodine
matter. Nilai fix carbon ini merupakan
kandungan karbon yang tidak menguap pada
Kadar Abu
saat pemanasan suhu tinggi atau saat
Metode gravimetri digunakan untuk uji kadar
penetapan nilai zat terbang (volatile matter).
abu, yaitu melakukan pemanasan pada suhu
Penetapan nilai fix carbon ini dilakukan
600oC di dalam tanur. Kadar abu diasumsikan
menggunakan kalkulasi total atau secara
sebagai sisa mineral yang tersisa ketika sampel
pengukuran tidak langsung dengan
dibakar. Di dalam bahan dasar karbon aktif,
menghitung sisa persentase dari nilai
terkandung senyawa-senyawa mineral dan
kandungan air, abu, dan volatile matter dalam
senyawa karbon dimana sebagian mineral telah
sampel karbon aktif.
menguap pada saat proses karbonisasi dan
Pada sampel karbon aktif dari bahan ampas
aktivasi. Berdasarkan SNI 06-3730-1995,
tebu ini diperoleh nilai fix carbon sebesar
kadar abu di dalam karbon aktif tidak boleh
70,00 %, nilai ini telah memenuhi kriteria yang
melebihi 10%. Kualitas karbon aktif sangat
ditetapkan SNI 06-3730-1995 yaitu minimal
dipengaruhi oleh kadar abu yang dihasilkan.
65%. Semakin besar nilai kandungan fix
Luas permukaan karbon aktif dapat berkurang
carbon maka kualitas karbon aktif semakin
jika terdapat penyumbatan pada pori-pori yang
baik, karena nilai abu dan volatile matter yang
disebabkan oleh kandungan abu yang
dikandung akan semakin kecil. Kandungan fix
berlebihan. Pada karbon aktif yang sudah
carbon dalam sampel karbon aktif ini juga
teraktivasi diperoleh kadar abu sebesar 5,11%.
dipengaruhi dengan adanya kandungan
Hasil ini telah memenuhi syarat keberterimaan
selulosa atau liginin yang dapat terkonversi
sesuai dengan SNI 06-3730-1995
membentuk karbon didalam sampel.
Volatile Matter
Daya Serap Iodine
Kadar zat terbang dilakukan menggunakan
Parameter daya serap iodine merupakan
metode gravimetri dengan memanaskan
parameter yang penting untuk menilai kualitas
karbon pada suhu 900oC selama 7 menit dalam
karbon aktif yang menyerap partikel yang
keadaaan tertutup. Uji ini untuk mengetahui
berukuran lebih kecil dari 10Å. Daya serap
kemungkinan adanya zat-zat volatile organik
iodine ini biasanya digunakan sebagai
pada karbon aktif. Zat-zat organik tersebut
indikator utama untuk menentukan kualitas
menguap pada suhu tertentu bila dipanaskan.
karbon aktif. Uji ini dilakukan untuk
Volatile matter biasanya berasal dari gugus
mengetahui tingkat kapabilitas karbon aktif
hidrokarbon alifatik atau rantai lurus yang
dalam mengadsorbsi larutan berwarna/kotoran
mudah terputus karena ada pemanasan pada
yang ada pada sampel. Kemampuan karbon
suhu tertentu. Pengujian dengan penutupan
aktif menyerap zat secara optimal apabila
dilakukan untuk menghindari adanya reaksi
karbon aktif sudah dikondisikan ke dalam

36
Azwardi Imani, Tatan Sukwika, Laila Febrina: Karbon Aktif Ampas Tebu sebagai Adsorben Penurun Kadar Besi dan Mangan Limbah Air Asam
Tambang

Jurnal Teknologi 13 (1) pp 33- 42 © 2021

keadaan bebas air sehingga pori karbon aktif usaha dan atau kegiatan pertambangan batu
tidak terhalangi oleh kandungan air dalam bara.
sampel. Hasil pengujian awal, limbah air asam
Pada karbon aktif dari ampas tebu diperoleh tambang masih jauh diatas nilai ambang batas
nilai daya serap iodine sebesar 816,41 mg/g. yang diperbolehkan. Tingginya kadar besi dan
Berdasarkan standar keberterimaan SNI 06- mangan menunjukkan perlu adanya treatment.
3730-1995, maka nilai daya serap iodine Salah satu treatment yang dapat dilakukan
karbon aktif ini sudah memenuhi standar. yaitu dengan proses adsorbsi menggunakan
Artinya, karbon aktif dapat digunakan sebagai karbon aktif. Sifat fisik karbon aktif yang
adsorben untuk menyerap pengotor yang dapat memiliki pori-pori, sehingga memungkinkan
mencemari air. Proses adsorbsi menggunakan adsorbat di dalam limbah air asam tambang
adsorbat iodine merupakan jenis adsorbsi dapat diserap. Pengujian karbon aktif yang
fisika dimana adsorbat tidak menembus masuk telah diaktivasi oleh HCl 0,1 N menggunakan
ke dalam adsorben. Energi yang digunakan 2 variabel bebas, yaitu bobot karbon aktif dan
pun merupakan energi ikatan yang kecil lamanya waktu kontak karbon aktif dengan
dimana ion-ion adsorbat yang terikat oleh limbah air asam tambang. Berdasarkan hasil
adsorben dapat dilepas kembali. uji di laboratorium, nilai parameter uji karbon
Nilai daya serap yang ditunjukan sampel aktif dinyatakan sudah memenuhi syarat
adsorben ampas tebu ini menunjukkan keberterimaan sesuai SNI 06-3730-1995.
kemampuan karbon aktif dalam proses
adsorbsi, semakin besar nilai daya adsorbsinya Tabel 4. Baku mutu air limbah pada
terhadap iodine maka dapat dikatakan luas pertambangan batu bara
permukaan karbon aktif pun semakin besar. Parameter Kadar (mg/L)
Hal ini terjadi karena dalam pembuatan karbon Kadar Besi 7
aktif penghalusan dilakukan hingga ukuran Kadar Mangan 4
yang sangat kecil yaitu 200 mesh. Tujuaanya
agar luas permukaannya semakin besar Efektivitas Penurunan Kadar Besi-Mangan
sehingga kontak adsorbsi akan semakin besar Pengontakan karbon aktif terhadap sampel
pula. Aktivasi dengan cara penggabungan limbah air asam tambang dilakukan dengan
antara menggunakan zat kimia dan proses sistem batch yang mencampurkan adsorben
oksidasi fisika ini dapat mempermudah pada larutan yang tetap jumlahnya pada selang
terbukanya pori karbon aktif sehingga waktu yang berbeda kemudian diamati
memiliki luas permukaan penyerapan serta perubahan kualitasnya. Hasil uji penurunan
kemampuan daya serap yang besar. kadar besi dan mangan pada limbah air asam
tambang dengan menggunakan karbon aktif
Pengaruh Karbon Aktif Ampas Tebu ampas tebu teraktivasi HCl 0,1 N dapat dilihat
Hasil analisis pengaruh karbon aktif ampas pada Tabel 5 dan 6. Pada Tabel 5, setelah
tebu terhadap penurunan kadar besi dan terjadi kontak dengan karbon aktif ampas tebu
mangan dengan pelakuan yang berbeda. maka terjadi penurunan kadar besi. Efektivitas
Pelakukan ini dengan variasi bobot karbon Penurunan kadar besi pada sampel limbah air
aktif sebanyak 1gr, 2gr, dan 3gr serta asam tambang berkisar antara 21,72% hingga
perlakuan lain dengan pengaruh waktu kontak 79,65% dengan bobot optimum 3gr tetapi
adsorben selama 30, 60, dan 90 menit. waktu kontaknya lebih singkat yaitu 60 menit
pengujian karbon aktif dilakukan pada sampel (Gambar 5). Pada penelitian Asbahani (2013)
limbah air asam tambang. Pengujian awal kondisi efektivitas adsorbsi besi (Fe) terjadi
pengukuran kadar besi dan mangan pada karbon aktif ampas tebu mencapai
menunjukkan konsentrasi yang cukup tinggi 90,34%, bobot optimum 2gr, dan waktu kontak
yaitu 22,1 mg/L dan 10,3 mg/L. Hal ini berarti selama 90 menit. Sedangkan penelitian Hayati
bahwa nilai-nilai tersebut masih melampaui et al. (2015) efektivitas penurunan kadar besi
nilai ambang batas atau standar baku mutu menggunakan karbon aktif ampas tebu sebesar
yang telah ditetapkan oleh KepmenLH (2003). 88,00% dengan waktu kontak selama 120
Tabel 4 menyajikan baku mutu air limbah bagi menit.

37
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

Pada Gambar 1, efektivitas adsorbsi kadar besi


terbaik pada waktu kontak 60 menit yaitu
79,65% dan bobot karbon aktif 3gr.
Dibandingkan antara dosis 1gr, 2gr dan 3gr
maka yang paling efektif pada penelitian ini
adalah dosis 3gr dengan efektivitas mencapai
79,65% dan kadar besi sebesar 4,5 mg/L.
Parameter selanjutnya yang dianalisis yaitu
kadar mangan, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5. Kemampuan karbon aktif ampas tebu


penurun kadar besi pada limbah air asam
tambang Gambar 1. Grafik hubungan antara % removal
Waktu Bobot Kadar Kadar Persen Rerata kadar besi terhadap bobot karbon aktif
Kontak Karbon Fe Fe Remo- Persen
(menit) Aktif Awal Akhir val Remo-
(g) (mg/L) (mg/L) (%) val
(%)
30 (B1) 1 (A1) 17,1 22,62 21,72
17,5 20,81
30 (B1) 2 (A2) 14,6 33,94 35,07
14,1 36,20
30 (B1) 3 (A3) 10,9 50,68 49,78
11,3 48,87
60 (B2) 1 (A1) 13,0 41,18 39,59
13,7 38,00
60 (B2) 2 (A2) 7,9 64,25 65,16
22,1 Gambar 2. Grafik hubungan % removal kadar
7,5 66,06
60 (B2) 3 (A3) 4,6 79,19 79,65 mangan terhadap bobot karbon aktif
4,4 80,10
90 (B3) 1 (A1) 12,8 42,08 43,89 Tabel 6. Kemampuan karbon aktif ampas tebu
12,0 45,70
90 (B3) 2 (A2) 7,3 66,97 65,84 penurun kadar mangan pada limbah air asam
7,8 64,71 tambang
90 (B3) 3 (A3) 4,8 78,28 78,74 Waktu Bobot Kadar Kadar Persen Rerata
4,6 79,19 Kontak Karbon Mang- Mang- Remo- Persen
Keterangan: A = Bobot Karbon Aktif (gram) (menit) Aktif an an val Remo-
B = Waktu Kontak (menit) (g) Awal Akhir (%) val
(mg/L) (mg/L) (%)
30 (B1) 1 (A1) 8,82 14,37 14,81
Berikut dapat diamati lebih jelas tren 8,73 15,24
penurunan kadar mangan pada Gambar 2. 30 (B1) 2 (A2) 6,28 39,03 39,95
Berdasarkan Gambar 2, penambahan bobot 6,09 40,87
adsorben dan waktu kontak berpengaruh 30 (B1) 3 (A3) 4,59 55,44 55,93
4,49 56,41
terhadap % removal dari kadar mangan. Dari 60 (B2) 1 (A1) 8,52 17,28 17,14
tiga variasi perlakuan waktu kontak karbon 8,55 16,99
aktif dengan sampel limbah air asam tambang 60 (B2) 2 (A2) 5,90 42,72 42,48
10,3
yang dilakukan, didapatkan % Removal 5,95 42,23
terbesar yaitu 60,00% dan kadar mangan 60 (B2) 3 (A3) 4,10 60,19 60,00
4,14 59,81
sebesar 4,12 mg/L. Nilai tersebut diperoleh 90 (B3) 1 (A1) 8,43 18,16 17,97
pada waktu kontak 60 menit dengan 8,47 17,77
penambahan adsorben sebanyak 3gr. 90 (B3) 2 (A2) 5,80 43,67 43,92
Pada Tabel 6 kondisi optimum penurunan 5,75 44,17
90 (B3) 3 (A3) 4,15 59,71 60,00
kadar mangan pada variasi A3B2, yaitu 4,09 60,29
penambahan 3gr adsorben dan waktu kontak Keterangan: A = Bobot Karbon Aktif (gram)
60 menit terhadap 100 ml limbah air asam B = Waktu Kontak (menit)
tambang. Penurunan kadar mangan tersebut
berkisar antara 14,81% – 60,00%. Efektivitas penurunan kadar mangan dengan
menggunakan karbon aktif ampas tebu lebih

38
Azwardi Imani, Tatan Sukwika, Laila Febrina: Karbon Aktif Ampas Tebu sebagai Adsorben Penurun Kadar Besi dan Mangan Limbah Air Asam
Tambang

Jurnal Teknologi 13 (1) pp 33- 42 © 2021

besar dari hasil uji Agustiyani et al. (2014) yang telah diadsorbsi oleh pori-pori karbon
yaitu sebesar 49,67%, Sedangkan, jika aktif dari limbah air asam tambang akan
dibandingkan dengan penelitian Gobel (2018) berkurang sehingga kadar Fe dan Mn pada
yang menggunakan fly ash sebagai adsorben limbah tersebut akan berkurang.
memiliki nilai efektivitas yang lebih besar dari Berdasarkan variasi waktu kontak, efektivitas
karbon aktif ampas tebu yaitu sebesar 81,77%. penurunan kadar besi dan mangan terbaik pada
Proses adsorbsi dapat dipengaruhi oleh bobot waktu kontak 60 menit. Pada kondisi ini,
dan waktu kontak. Pada proses penurunan karbon aktif memerlukan waktu yang cukup
kadar Fe menunjukkan bahwa, hasil efektivitas sehingga dapat mengadsorbsi zat organik
penurunan paling besar pada perlakuan bobot maupun anorganik secara optimal. Logam besi
karbon aktif 3gr dan waktu kontak 60 menit dan mangan yang terikat di dalam pori-pori
yaitu 79,65%. Sedangkan pada kadar Mn akan semakin banyak kesempatan untuk
menunjukkan hasil efektivitas penurunan bersinggungan jika waktu kontak semakin
paling besar pada perlakuan bobot karbon aktif lama. Sementara, efektivitas adsorbs alami
3gr dengan waktu kontak 60 menit yaitu penurunan pada waktu kontak 90 menit.
60,00%. Proses adsorbsi terbaik ditentukan Menurut Syauqiah et al. (2011) lama waktu
berdasarkan efektivitas karbon aktif dalam kontak berbanding lurus dengan penurunan
mengadsorbsi besi maupun mangan dengan tingkat kadar Fe karena proses penyerapan
variasi bobot dan waktu tertentu. Pada saat adsorbat oleh adsorben. Hal ini dimungkinkan
bobot karbon aktif dan waktu kontak mencapai karena proses desorbsi, yaitu pelepasan
nilai maksimal pada proses adsorbsi maka kembali adsorbat. Pada kondisi lain, Ningsih et
bobot dan waktu kontak tersebut dijadikan al. (2016) dan Shafirinia et al. (2016)
sebagai dosis dan waktu kontak terbaik. menyebutkan bahwa permukaan adsorbat yang
Menurut Asbahani (2013), kemampuan karbon telah jenuh dapat menyebabkan terjadinya
aktif ampas tebu yang baik untuk menurunkan desorbsi, dimana waktu kontak tidak lagi
kadar Fe adalah pada dosis 2gr dan waktu berpengaruh karena laju adsorbsi menjadi
kontak 90 menit, dengan efektivitas adsorbsi berkurang pada keadaan jenuh.
mencapai 90,34%. Selain itu, menurut Pemanfaatan limbah ampas tebu sebagai
Agustiyani et al. (2014), penurunan kadar Mn adsorben untuk menurunkan kadar Fe dan Mn
setelah ditambahkan karbon aktif optimum dalam limbah air asam tambang menunjukkan
pada dosis 3gr karbon aktif dengan efektivitas bahwa, karbon aktif limbah ampas tebu dapat
penurunan sebesar 49,67%. digunakan sebagai adsorben dengan efektivitas
Penggunaan dosis karbon aktif ampas tebu, penurunan terbaik pada perlakuan dengan
tidak jauh berbeda dengan uji karbon aktif bobot karbon aktif 3gr dan waktu kontak 60
tongkol jagung, kulit singkong, dan kulit menit dengan efektivitas penurunan kadar Fe
pisang. Hasil pengujian Antika et al. (2019) dan Mn sebesar 79,65 dan 60,00%.
dibutuhkan 3gr karbon aktif tongkol jagung Berdasarkan variasi bobot diketahui bahwa
untuk mencapai kondisi penurunan efektif penambahan jumlah karbon aktif berpengaruh
pada kadar besi dan mangan. Penelitian Abdi positif pada kemampuan zat organik terserap
et al. (2015) membutuhkan 5gr karbon aktif ke dalam pori pori karbon aktif. Sehingga,
kulit pisang. Sedangkan Jusmanizah (2011) kadar Fe dan Mn semakin kecil.
memerlukan 2gr karbon aktif kulit singkong.
Selanjutnya, kadar Mn dalam limbah air asam KESIMPULAN
tambang sesuai baku mutu air limbah adalah 4 Hasil evaluasi pada variabel-variabel yang
mg/L. Hasil uji menunjukkan bahwa diuji, terdapat perbedaan pada sistem
penurunan mangan paling efektif hanya pengolahan adsorben dan sistem pengolahan
mampu sampai 4,12 mg/L artinya, penurunan alternatif lainnya. Kualitas arang aktif ampas
kadar mangan oleh karbon aktif ampas tebu tebu telah sesuai standar keberterimaan SNI
kurang baik jika dibandingkan dengan No. 06-3730-1995 hal ini ditunjukkan oleh
penurunan kadar besi. Semakin banyak dosis parameter uji kadar air sebesar 6,09%, kadar
karbon aktif yang ditambahkan maka akan abu 5,11%, volatile matter 18,80%, fix carbon
semakin banyak logam besi dan mangan yang 70,00%, dan daya serap iodine 816,41 mg/L.
terserap kedalam pori-pori. Logam Fe dan Mn Kondisi optimum diperoleh pada variasi

39
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

perlakuan dengan penambahan adsorben recycle aki bekas. Jurnal Teknologi,


sebanyak 3gr dan waktu kontak 60 menit. 12(1): 87-92.
Tingkat persentase efektivitas penurunan kadar doi:10.24853/jurtek.12.1.87-92
besi pada limbah air asam tambang sebesar Antika, R., Siregar, S. D., & Pane, P. Y. 2019.
79,65% sedangkan penurunan kadar mangan Efektivitas karbon aktif tongkol
sebesar 60,00%. jagung dalam menurunkan kadar besi
Disarankan penggunaan ICP-MS untuk (Fe) dan mangan (Mn)padaair sumur
pengukuran kadar besi dan mangan perlu gali di desa Amplas kecamatan Percut
memperhatikan kondisi fisik sampel. Dimana, Sei Tuan kabupaten Deli Serdang.
jika kondisi fisik sampel berwarna hendaknya Jurnal Kesehatan Global, 2(2): 81-92.
melakukan pengenceran bertingkat supaya APHA. 2012. Standard methods for the
matriks warna dapat dihilangkan. Pada examination of water and wastewater.
penelitian lanjutan, perlu dibuatkan variasi American Public Health Association
bobot karbon aktif yang lebih besar agar (APHA). Washington: WEF.
didapatkan efektivitas penurunan kadar Asbahani. 2013. Pemanfaatan limbah ampas
mangan yang lebih tinggi, sehingga kadar tebu sebagai karbon aktif untuk
mangan dalam limbah air asam tambang dapat menurunkan kadar besi pada air
sesuai dengan syarat keberterimaan sesuai sumur. Jurnal Teknik Sipil Untan,
Keputusan Meneg LH nomor 113 tahun 2003 13(1): 105-114.
tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan doi:10.26418/jtsft.v13i1.2019
atau kegiatan pertambangan batu bara. Gobel, A. P. 2018. Efektifitas pemanfaatan fly
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan ash batubara sebagai adsorben dalam
pengukuran konsentrasi besi dan mangan, menetralisir air asam tambang pada
alkalinitas dalam mg/l sebagai CaCO3, pH, settling pond penambangan banko PT.
total padatan tersuspensi (TSS), jarak antara Bukit Asam. Jurnal Mineral, Energi,
tempat air masuk ke kolam pengendap (total dan Lingkungan, 2(1): 1-11.
padatan terlarut/TDS). Kandungan TDS doi:10.31315/jmel.v2i1.2113
merupakan faktor penting bagi kondisi kualitas Hayati, I. N., Sutrisno, J., Asmoro, P., &
air asam tambang di perairan (Sukwika dan Sembodo, B. P. 2015. Arang aktif
Putra, 2018), Nasir et al. (2014) dan ampas tebu sebagai media adsorpsi
(Mu'ammar, 2018) menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kualitas air sumur
pengolahan air asam tambang dapat diuji gali. Jurnal WAKTU, 13(2): 9-18.
dengan parameter pH, TDS, Kadar Mn dan Fe. Jusmanizah. 2011. Efektivitas karbon aktif
kulit singkong dalam menurunkan
DAFTAR PUSTAKA kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) air
sumur gali di kabupaten Deli Serdang.
Abdi, C., Khair, R. M., & Saputra, M. W. (Skripsi), Universitas Sumatera Utara,
2015. Pemanfaatan limbah kulit pisang Medan. Retrieved from
kepok sebagai karbon aktif untuk http://repository.usu.ac.id/handle/1234
pengolahan air sumur kota Banjarbaru: 56789/33124
Fe dan Mn. Jukung: Jurnal Teknik Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Lingkungan, 1(1): 8-15. No. 113 Tahun 2003 tentang Baku
doi:10.20527/jukung.v1i1.1045 mutu air limbah bagi usaha dan atau
Agustiyani, I. S., Ashar, T., & Nurmaini. kegiatan pertambangan batu bara,
2014. Efektifitas karbon aktif sekam (2003).
padi dalam menurunkan mangan (Mn) Mu'ammar, I. M. 2018. Analisis kualitas air
air sumur gali di kabupaten Deli lahan bekas tambang batu bara
Serdang. Jurnal Kesehatan terhadap sifat kimia (ph dan
Lingkungan & Keselamatan Kerja, konsentrasi logam Cd, Pb, Fe, Cu) dan
3(2): 1-7. sifat fisika (temperatur, konduktivitas,
Ali, R. M., Hendrawati, T. Y., Ismiyati, I., & tds) di danau Biru kota Sawahlunto.
Fithriyah, N. H. 2020. Pengaruh jenis Universitas Andalas, Padang.
adsorben terhadap efektifitas Retrieved from
penurunan kadar timbal limbah cair http://scholar.unand.ac.id/35861/

40
Azwardi Imani, Tatan Sukwika, Laila Febrina: Karbon Aktif Ampas Tebu sebagai Adsorben Penurun Kadar Besi dan Mangan Limbah Air Asam
Tambang

Jurnal Teknologi 13 (1) pp 33- 42 © 2021

Nasir, S., Purba, M., & Sihombing, O. 2014.


Pengolahan air asam tambang dengan
menggunakan membran keramik
berbahan tanah liat, tepung jagung dan
serbuk besi. Jurnal Teknik Kimia,
3(20): 22-30.
Natarajan, K. A. 2018. Microbial aspects of
acid mine drainage—mining
environmental pollution and control.
Biotechnology of Metals, 13: 395-432.
doi:10.1016/B978-0-12-804022-
5.00013-X
Ningsih, D. A., Said, I., & Ningsih, P. 2016.
Adsorpsi logam timbal (Pb) dari
larutannya dengan menggunakan
adsorben dari tongkol jagung. Jurnal
Akademika Kimia, 5(2): 55-60.
Shafirinia, R., Wardana, I. W., & Oktiawan,
W. 2016. Pengaruh variasi ukuran
adsorben dan debit aliran terhadap
penurunan khrom (Cr) dan tembaga
(Cu) dengan arang aktif dari limbah
kulit pisang pada limbah cair industri
pelapisan logam (elektroplating) krom.
Jurnal Teknik Lingkungan, 5(1): 1-9.
Sukwika, T., & Putra, H. 2018. Analisis
sedimentasi dan konsentrasi atmosfer
pada zona mangrove di
Muaragembong, Bekasi. Jurnal
Pengembangan Kota, 6(2).
doi:10.14710/jpk.6.2.186-195
Syauqiah, I., Amalia, M., & Kartini, H. A.
2011. Analisis variasi waktu dan
kecepatan pengaduk pada proses
adsorpsi limbah logam berat dengan
arang aktif. INFO TEKNIK, 12(1): 11-
20.

41
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

42

Anda mungkin juga menyukai