LAPORAN MAGANG
Laporan Magang
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Magang Industri
di Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
Disetujui oleh
Mengetahui,
Dr. Ir .T. Ersti Yulika Sari, S.Pi., M.Si Aidil Fadli Ilhamdy, S.Pi, M.Si
NIP 198805172019031011 NIP 198805172019031011
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal magang di
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu (BKIPM) dan Keamanan Hasil
Perikanan Tanjungpinang.
Proposal magang industri yang berjudul “Metode Pengujian Angka Lempeng
Total (ALT) pada Ikan Segar di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu
(BKIPM) dan Keamanan Hasil Perikanan Tanjungpinang.” ini merupakan tugas
mata kuliah magang industri yang di kategorikan mata kuliah wajib Program
Studi S1 Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Dalam proses mengerjakan proposal magang tidak terlepas dari doa, bantuan,
serta semangat dari berbagai belah pihak, oleh karena itu saya ingin menyampai
kan ucapan terimakasih kepada:
1. Orang tua, kakak, abang dan adik saya yang selalu mendukung dan mendoakan
saya, beserta teman-teman kelompok Magang Industri.
2. Pimpinan Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) dan Keamanan
Hasil Perikanan beserta seluruh staff dan karyawan.
3. Dosen Pembimbing Magang Industri Bapak Azwin Apriandi S.Pi,M.Si.
4. Ketua Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Bapak Aidil Fadli Ilhamdy
S.Pi,M.Si.
5. Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Haji,
Dr. Ir .T. Ersti Yulika Sari, S.Pi., M.Si
6. Teman-teman angkatan 2018 Jurusan Teknologi Hasil Perikanan.
Tanjungpinang, Oktober
2021
DAFTAR LAMPIRAN
1. ......................................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui proses pengujian Ikan segar
dengan menggunakan metode uji Angka Lempeng Total (ALT) di Badan
Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) serta Keamanan Hasil
Perikanan Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
1.4. Manfaat
Manfaat bagi mahasiswa :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hasil perhitungan dikalikan faktor pengenceran. Jika sel jasad renik yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembang biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dapat
dihitung dengan menggunakan mata tanpa mikroskop. metode hitungan cawan
merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena
beberapa hal yaitu :
a. Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung.
b. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung satu kali.
c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan
pertumbuhan yang spesifik.
2.2. Persyaratan MA.85/MIK/06 untuk Perhitungan ALT
Adanya jumlah angka lempeng total yang ditemukan pada suatu sampel dapat
dijadikan acuan bahwa sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi atau tidak.
Adapun untuk batas persyaratan sesuai MA.85/MIK/06 perhitungan dari angka
lempeng total adalah :
1. Mikroba yang dapat dihitung 30-300 koloni
2. >30 koloni, dianggap cemaran
3. <300 koloni, spreader atau tak terhingga sehingga tak dapat dihitung
4. Jumlah bakteri adalah jumlah koloni x faktor pengenceran.
5. Perbandingan jumlah bakteri dari pengenceran berturut-turut antara
pengenceran yang akhir dengan pengenceran yang sebelumnya.
6. Jika sama atau kurang dari 2 maka hasilnya dirata-rata. Jika lebih dari 2
digunakan pengenceran sebelumnya.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Lujtanidae
Genus : Lujtanus
Species : Lujtanus vitta
Ikan kakap Lutjanus vitta (Quoy & Gainmard, 1824) (Pisces: Lutjanidae)
merupakan salah satu jenis ikan demersal yang hidup berkelompok di daerah
terumbu karang atau perairan dengan dasar yang rata pada kedalaman 10-100
meter (Newman & Williams 1996, Anderson & Allen 2001; Ramachandran et al.
2013). Daerah persebaran ikan kakap mencapai seluruh wilayah tropis, seperti di
sebelah barat Samudera Pasifik, sebelah timur Samudera Hindia, Caledonia Baru
dan Pulau Gilbert hingga ke selatan India dan perairan Jepang (Anderson & Allen
2001). Ciri umum marga ini adalah memiliki badan yang agak tinggi dan pipih.
Ciri khusus yang dimiliki oleh L.vitta adalah adanya garis kehitaman yang terletak
di bagian tengah badan dari belakang mata hingga bagian atas batang ekor
(Anderson & Allen 2001).
Class : Actinopterygii
Ordo :Scombriformes
Family : Scombridae
Genus : Scomberomorus
Species : Scomberomorus commerson
dari 20 pada ikan muda. Sirip dorsal bagian tengah berwarna putih, sirip lainnya
hitam (Latama, 2006).
BAB III
METODOLOGI
Tabel 3.Alat yang digunakan dalam menghitung Angka Lempeng Total (ALT).
No Alat Fungsi
Untuk menjaga keamanan, kebersihan,
1 Sarung Tangan serta sterilisasi bagian tangan dalam
mengambil sampel ikan segar .
Masker di lab berfungsi untuk
melindungi hidung dan mulut dari zat-zat
2 Masker kimia yang berbahaya dan menjaga
ruangan serta sampel ikan segar agar
tetap steril.
Digunakan sebagai wadah untuk
3 Cawan Petri
mengkultur bakteri.
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat
mereaksikan dua larutan/bahan kimia
4 Tabung Reaksi atau lebih, serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba dalam
media cair.
5 Pinset Untuk mengambil sampel ikan segar
6 Pisau Bedah Untuk memotong sampel ikan segar
Untuk mensterilkan wadah dan alat yang
7 Bunsen
akan digunakan
8 Timbangan Analitik Untuk menimbang sampel ikan segar
Sebagai wadah penampung yang
digunakan untuk mengaduk, mencampur,
9 Beaker Glass
dan memanaskan cairan yang biasanya
digunakan dalam laboratorium
10 Spatula untuk mengambil suatu sampel atau
13
No Alat Fungsi
bahan penelitian.
Untuk mengukur volume larutan atau
11 Gelas Ukur
suatu cairan yang akan digunakan
Sebagai media atau meja kerja yang steril
12 Laminary Air Flow dan bebas dari radikal bebas selama
proses penanaman.
Sebagai wadah dalam menampung
13 Erlenmeyer
larutan yang akan digunakan
Untuk mengaduk/mencampur suatu
larutan dengan larutan yang lainnya
14 Magnetic Stirrer
sehingga larutan tersebut bersifat
homogen.
Sebagai alas dalam memotong sampel
15 Talenan
yang akan digunakan.
Untuk meningkatkan akurasi dalam
pengambilan cairan atau larutan dan
16 Finntip
sebagai kultur jaringan tanpa risiko
terkontaminasi
Untuk menutup tabung reaksi agar tetap
17 Kapas
steril
18 Cricket Untuk menghidupkan api di bunsen
Untuk menumbuhkan kultur mikroba
19 Inkubator atau kultur sel serta meningkatkan laju
pertumbuhan organisme.
Untuk menyimpan cairan atau larutan
20 Schott Bottle
yang sudah di sterilkan.
Sebagai alat untuk sterilisasi agar virus,
21 Autoklaf bakteri, jamur, dan organisme lainnya
dapat mati.
Untuk menyimpan bahan kimia tertentu
22 Refrigator
dalam suhu tertentu.
Untuk mengeluarkan udara bersih di
dalam tempat kerja sehingga pengguna
23 ESCO Airstream
dan sampel terjaga kebersihannya saat
bekerja.
Sebagai alat bantu yang digunakan untuk
menghitung koloni bakteri yang
24 Colony Count
ditumbuhkan pada media yang disimpan
dalam cawan petridish.
25 Stomacher Sebagai alat homogenisasi
Untuk memindahkan cairan atau larutan
26 Mikropipet dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai
ukuran yang dikehendaki secara akurat.
14
Tabel 4. Adapun bahan yang digunakan dalam menghitung Angka Lempeng Total
(ALT)
No Bahan Fungsi
Larutan buffer yang
memiliki pH 7,2 yang sering
digunakan dalam persiapan
Larutan Butterfield’s PhosphateBuffered kultur bakteri. Fungsi dari
1
(BFP/larutan KH2PO4) larutan ini adalah sebagai
larutan pengenceran serta
penyangga karena memiliki
variasi pH yang luas.
Berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan
mikroba non koli. Dapar
fosfat dan kandungan nutrisi
tinggi yang ada dalam
2 Lauryl Sulfate Broth (LSB)
media ini akan
mempercepat pertumbuhan
bakteri koli dan
meningkatkan pembentukan
gas.
Sebagai bahan pelarut atau
3 Aquades pencampur dari bahan-
bahan kimia.
Sebagai media tumbuh
mikroba pada uji TPC
(Total Plate Count). Media
4 Media PCA (Plate Count Agar) ini mengandung agar
sehingga setelah dingin
media tersebut akan menjadi
padat.
3.3.Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang di Badan Karantina Ikan
Pengendalian Mutu (BKIPM) dan Keamanan Hasil Perikanan Tanjungpinang,
meliputi pengumpulan data secara primer dilakukan dengan wawancara, observasi
dan partisipasi aktif di lokasi magang serta pengumpulan data secara sekunder
dilakukan dengan studi pustaka dan dokumentasi data-data yang didapatkan pada
pelaksanaan magang.
Sampel
Menyiapkan Larutan BFP sebanyak 225 ml, dan larutan PCA 17,5
gram yang dilarutkan dengan 1000ml Aquades
Sterilisasikan Alat
4. Menghitung ALT
∑C
N=
[(1xn 1 )+(0,1xn 2 )]x(d)
Dimana:
C = adalah jumlah koloni dari tiap-tiap petri
n1 = adalah jumlah petri dari pengenceran pertama yang dihitung
n2 = adalah jumlah petri dari pengenceran kedua
d = adalah pengenceran pertama yang dihitung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
30,000
25,000
20,000
15,000 35 °C
45 °C
10,000
5,000
0
Ikan Amoy Ikan Tenggiri Ikan Tenggiri Ikan Anggoli Ikan Jahan
(Kim Tjung) (Fredy) (Jhony) (Jessen) (RB)
Gambar 7. Hasil analisis ALT
Tabel 3. Hasil ALT ikan amoy (Lujtanus vitta) diperoleh dari Kim Tjung
Uji ikan amoy (Lujtanus vitta) diperoleh dari Kim Tjung yang dilakukan pada
tanggal 27 Agustus 2021 dengan melakukan ikunbasi selama 48 jam ± 2 jam dan
19
suhu inkubasi 45oC, jumlah koloni yang dihasilkan pada petri 1 pengenceran 102
sebanyak 0 koloni, pengenceran 103 sebanyak 0 koloni, pengenceran 104 sebanyak
7 koloni dan jumlah koloni pada petri 2 pengenceran 102 sebanyak 0 koloni,
pengenceran 103 sebanyak 0 koloni, pengenceran 104 sebanyak < 2500 cfu/gram.
berdasarkan SNI 2729:2013 jumlah tersebut masih di bawah ambang batas koloni
sehingga sampel dapat ekspor ke Singapore.
b. ikan amoy diperoleh dari Kim Tjung
Nama Sampel : Ikan Amoy (Lujtanus vitta) (Kim Tjung)
Jenis Ikan : Ikan Amoy (Lujtanus vitta)
Tanggal Mulai Pengujian : 27-08-2021
Waktu / Lama Inkubasi : 48 jam ± 2 jam
Suhu Inkubasi : 35o
Tanggal selesai pengujian : 30-08-2021
Metode Uji : SNI 2332.3:2015
Uji ikan amoy (Lujtanus Vitta) diperoleh dari Kim Tjung yang dilakukan pada
tanggal 27 Agustus 2021 dengan melakukan ikunbasi selama 48 jam ± 2 jam dan
suhu inkubasi 35oC, jumlah koloni yang dihasilkan pada petri 1 pengenceran 102
sebanyak 160 koloni, pengenceran 103 sebanyak 9 koloni, pengenceran 104
sebanyak 2 koloni dan jumlah koloni pada petri 2 pengenceran 10 2 sebanyak 2
koloni, pengenceran 103 sebanyak 16 koloni, dan pengenceran 104 sebanyak 2
koloni, jadi total koloni yang dihasilkan sebanyak 16.000 koloni. berdasarkan SNI
2729:2013 jumlah tersebut masih di bawah ambang batas koloni sehingga sampel
dapat ekspor ke Singapore.
berdasarkan SNI 2729:2013 jumlah tersebut masih di bawah ambang batas koloni
sehingga sampel dapat ekspor ke Singapore.
c. ikan tenggiri diperoleh dari Jhony
Nama Sampel : Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson)(Jhony)
Jenis Ikan : Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson)
Tanggal Mulai Pengujian : 10-09-2021
Waktu / Lama Inkubasi : 48 jam ± 2 jam
Suhu Inkubasi : 35o
Tanggal selesai pengujian : 13-09-2021
Metode Uji : SNI 2332.3:2015
Tabel 7. Hasil ALT ikan tenggiri diperoleh dari Jhony
Uji ikan tenggiri (Scomberomorus commerson)diperoleh dari Jhonyyang
dilakukan pada tanggal 10 September 2021 dengan melakukan ikunbasi selama 48
jam ± 2 jam dan suhu inkubasi 35oC, jumlah koloni yang dihasilkan pada petri 1
pengenceran 102 sebanyak 182 koloni, pengenceran 103 sebanyak 54 koloni,
pengenceran 104 sebanyak 6 koloni dan jumlah koloni pada petri 2 pengenceran
102 sebanyak 137 koloni, pengenceran 103 sebanyak 37 koloni, dan pengenceran
104 sebanyak 5 koloni, jadi total koloni yang dihasilkan sebanyak 19,000 koloni.
berdasarkan SNI 2729:2013 jumlah tersebut masih di bawah ambang batas koloni
sehingga sampel dapat ekspor ke Singapore.
jam ± 2 jam dan suhu inkubasi 45oC, jumlah koloni yang dihasilkan pada petri 1
pengenceran 102 sebanyak 17 koloni, pengenceran 103 sebanyak 2 koloni,
pengenceran 104 sebanyak 0 koloni dan jumlah koloni pada petri 2 pengenceran
102 sebanyak 9 koloni, pengenceran 103 sebanyak 1 koloni, dan pengenceran 104
sebanyak 0 koloni, jadi total koloni yang dihasilkan sebanyak < 2500 koloni.
berdasarkan SNI 2729:2013 jumlah tersebut masih di bawah ambang batas koloni
sehingga sampel dapat ekspor ke Singapore.
1 Pengenceran 101
0
2
2 Pengenceran 10 0
4 Pengenceran 104 0 0
23
1 Pengenceran 101
2 Pengenceran 102 7 6
0
4 Pengenceran 104 0
Uji ikan Jahan (Arius Thalassinus) yang diperoleh dari RB yang dilakukan
pada tanggal 10 September 2021 dengan melakukan ikunbasi selama 48 jam ± 2
jam dan suhu inkubasi 45oC, jumlah koloni yang dihasilkan pada petri 1
pengenceran 102 sebanyak 7 koloni, pengenceran 103 sebanyak 0 koloni,
pengenceran 104 sebanyak 0 koloni dan jumlah koloni pada petri 2 pengenceran
102 sebanyak 6 koloni, pengenceran 103 sebanyak 0 koloni, dan pengenceran 104
sebanyak 0 koloni, jadi total koloni yang dihasilkan sebanyak < 2500 cfu/gram.
berdasarkan SNI 2729:2013 jumlah tersebut masih di bawah ambang batas koloni
sehingga sampel dapat ekspor ke Singapore.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil pengujian mikrobiologi pada ikan segar di Laboratorium BBP2HP
Jakarta Timur menggunakan metode Angka Lempeng Total (ALT) sesuai dengan
SNI 2332.3.2015. Pengujian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan,
pengujian, uji pendugaan, uji penegasan, dan uji biokimia. Hasil dari pengujian ini
menunjukkan nilai sebesar 5,0 x 105 cfu/gram (SNI 2729:2013) yang mana
merupakan batas maksimum koloni dalam ikan segar.
5.2 Saran
Pengujian pada ikan segar perlu dilakukan dengan baik dan benar sesuai
prosedur dan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) agar ikan yang diekspor
tidak menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak.