Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH TARI DAN SENI PERTUNJUKAN

Dosen Pengampu : Rr.Ruth Hertami Dyah Nugrahaningsih M.Si., Ph.D

TOR-TOR BATAK DALAM SENI PERTUNJUKAN DI ASIA TENGGARA

Nama : Indah Mewah Sinaga ( 2213141008 )

Kelas : B ( Seni Tari )

Abtrak

Tari Tortor adalah jenis tarian purba dari masyarakat Batak Toba yang mendiami provinsi dengan
ibukota Medan. Dikutip dari buku Pemikiran Tentang Batak: Setelah 150 Tahun Agama Kristen di
Sumatera Utara (2011) karya diedit oleh Bungaran Antonius Simanjuntak, Tortor Batak Toba sebagai
tarian tradisional yang telah membudaya. Di mana mempunyai tempat dan kedudukan yang penting
dalam kehidupan masyarakat adat. Dalam setiap pelaksanaan adat, Tortor selalu digelar. Dalam
pelaksanaan adat, baik yang berhubungan dengan kematian maupun peristiwa sukacita, tortor selalu
diadakan. Tari Tortor merupakan bagian penting dalam masyarakat adat Batak, yang memiliki nilai
budaya dan nilai spiritual. Melalui Tortor itulah masyarakat adat dapat menyatakan harapannya, doa,
dan semua pergumulannya. Peragaan sikap dan perasaan melalui tortor selalu menggambarkan
kondisi dan situasi yang dialami.

Setiap tarian, baik tarian tradisional dan modern selalu merupakan media untuk mengekspresikan
pesan-pesan moral dan nilai-nilai estetika seni yang indah. Ekspresi itu dapat dilihat dari setiap gerak
dan langgam tarian yang merupakan gambaran jiwa yang terkandung dalam tarian tersebut. . Hal ini
adalah sebuah fenomena yang sangatbmenarik untuk dapat di kaji dan di Analisa. Penulis sangat tertarik
untuk menjadikan hal ini menjadi sebuah penelitian dengan judul ’’ PENTINGNYA TOR-TOR BATAK
DALAM SENI PERTUNJUKAN DI ASIA TENGGARA”.
Pendahuluan
Indonesia terkenal memiliki banyak warisan budaya, termasuk tari tradisional. Setiap daerah
yang ada di Indonesia memiliki tari tradisional yang berbeda-beda, sesuai dengan budaya yang
ada di daerah tersebut.
Seperti halnya di Sumatera Utara, ada salah satu tari tradisional khas Suku Batak yang
terkenal, yaitu Tari Tandok. Tarian ini merupakan tari yang menceritakan tentang kehidupan
agraris dari Suku Batak serta memiliki makna yang mendalam.
Penduduk asli Sumut yang terdiri dari delapan etnis, menjadikannya kaya dengan budaya dan kesenian
daerahnya. Salah satunya, Kabupaten Tapanuli Utara asal suku Batak Toba yang memilki tradisi menortor
pada setiap acara-acara pesta dan kematian.
PENTINGNYA TOR-TOR BATAK DALAM SENI PERTUNJUKAN DI ASIA TENGGARA

Tari Tortor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku  Batak yang tinggal
si Sumatra Utara yang diperkirakan telah ada di dalam kebudayaan Batak sejak sekitar abad ke-13 Pada
awalnya, tarian ini hanya menyebar di kawasan Samosir, Toba dan sebagian kawasan Humbang. Namun,
setelah penyebaran Agama Kristen di kota Silindung. Tarian ini pun dikenal sebagai salah satu tarian
modern yang menjadi kebudayaan dari suku Batak.
Adapun makna simbol dalam tiap gerakan Tortor masing-masing mempunyai arti yang menjelaskan
bagaimana proses menghargai dan memberi penghormatan antar marga  sebagai bentuk hubungan
yang baik. Dalam unsur kekerabatan masyarakat Batak antara hula-hula, dongan sabutuha dan boru
gerakan itu semua menjelaskan proses tersebut melalui simbol gerakan yang akan dibawakan oleh
panortor.

Secara fisik, tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari hanya sekadar
gerakan-gerakannya menunjukkan tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan
yang disajikan terjadi interaksi antarpartisipan upacara. Gerakan menarikan tortor disebut manortor.
Tortor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan. Sebelum acara dilakukan, secara
terbuka, terlebih dahulu tuan rumah (hasuhutan) melakukan acara khusus yang
dinamakan 'mambuat tua ni gondang', meminta berkat dari gondang sabangunan.

Setiap penari tortor harus memakai  ulos dan mempergunakan alat musik/gondang


(Uninguningan). Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat manortor, seperti tangan si
penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu ke atas, bila itu dilakukan berarti si penari sudah siap
menantang siapa pun dalam bidang ilmu perdukunan, atau adu pencak silat (moncak), atau adu tenaga
batin dan lain-lain.
Tari tortor digunakan sebagai saran a penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur
dan maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian
menunjukkan rasa hormat. saran Tor- Tor juga juga dilakukan pada saat ada yang meninggal. Tarian
Tor- tor ini akan disebut sebagai manortot matee (tarian mati). Adapun perbedaannya hanya terletak
pada ekspresi wajah penari. pada saat tor- tor untuk yang sudah meninggal ekspresi penari akan
terlihat sedih dan tarian akan dilakasanakan dengan khidmat, kebalikan dengan tari Tor- tor untuk
persembahan ataupun perkawinan. tidak semua orang yang meninggal yang akan mengadakan tari
Tor- tor.

Seiring perkembangan zaman dan masuknya budaya Hindu-Budha, maka tarian


ini memperoleh pengaruh dan berkembang tidak hanya sebagai tarian upacara. Tari Tor Tor
kemudian digelar sebagai hiburan dan tontonan warga Batak. Selain itu, busana tradisional
yang dikenakan penari Tor Tor juga berubah dan mengalami modifikasi agar lebih menarik.
Sejarah Tari Tor Tor
Tarian ini diperkirakan telah ada sejak zaman Batak purba. Pada masa itu, tarian tor tor
dijadikan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur. Nama tari ini berasal dari kata tor tor, yaitu bunyi
hentakan kaki penari di lantai papan rumah adat Batak.
Ada pendapat dari seorang praktisi dan pecinta tari tor tor, bernama Togarma Naibaho. Beliau
memberikan pendapat bahwa tujuan tarian ini dulunya adalah untuk upacara kematian, panen,
penyembuhan, hiburan atau pesta muda-mudi. Selain itu, sebelum melaksanakan tarian harus melalui
ritual tertentu.

Ada pendapat yang memperkirakan jika tari tor tor ada sejak abad ke-13 Masehi dan
telah menjadi bagian dari kebudayaan Batak. Pendapat ini disampaikan oleh mantan anggota
anjungan Sumatera Utara periode 1973 hingga 2010, sekaligus pakar tor tor.

Perkembangan awal tarian ini dulunya hanya di kehidupan masyarakat Batak di


kawasan Samosir, Toba dan sebagaian kawasan Humbang. Dalam praktiknya, tarian tor-tor
juga melibatkan beberapa patung batu yang telah dimasuki roh dan patung tersebut akan
“menari”.

Penyajian Tari
Secara sederhana, tor tor adalah sebuah tarian. Akan tetapi lebih dari itu, tor tor juga
merupakan media komunikasi. Hal ini nampak melalui gerakan yang dipentaskan melibatkan
interaksi antar partisipan upacara.

Ada keunikan dalam upacara tortor, yaitu adanya banyak pantangan yang tidak boleh
dilanggar saat manortor. Misalnya tangan penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu. Jika
hal tersebut dilanggar, maka dapat diartikan bahwa penari menantang siapapun dalam ilmu
perdukunan, moncak atau pencak silat, atau adu tenaga dalam, serta lainnya.

Gerakan Tari Tor Tor


Tarian tor tor mempunyai gerakan yang sangat sederhana, sehingga mudah
untuk dipelajari. Bahkan bagi orang yang pertama kali mencobanya akan langsung bisa
memainkannya.

Gerakan tari ini terbatas apda gerakan tangan melambai naik turun secara
bersamaan. Kemudian ada pula gerakan hentak kaki sesuai dengan alunan musik
mangondangi atau gondang.
Jenis Tari Tor Tor
Jenis tarian tor tor sangat beragam, beberapa diantaranya adalah tor tor pangurason,
tor tor sipitu cawan dan tor tor tunggal panaluan. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis
tari tor tor tersebut: 1. Tor-tor pangurason atau pembersihan

2. tor-tor sipitu cawan

3. tor-tor tunggal panaluan

4. Tari / tor-tor tandok dll.

Tor-tor yang paling terkenal di asia tenggara adalah salah satunya tor-tor
tandok.
.

Masyarakat Batak sebagian besar memang terdiri dari daerah agraris yang penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Alat tandok melambangkan kesejahteraan dalam  suku Batak.
Melalui alat tandok juga bisa tercipta ikatan kekeluargaan yang erat bagi Jenis tarian tor tor sangat
beragam, beberapa diantaranya adalah tor tor pangurason, tor tor sipitu cawan dan tor tor tunggal
panaluan.

Tandok bukan hanya sekadar wadah hasil rajutan dari bambu yang digunakan untuk
menampung beras. Lebih dari itu, Tandok merepresentasikan suku Batak yang agraris, mempertahankan
seni tradisi dan budayanya, serta memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat diantara sesamanya. Wadah
rajutan bambu inilah yang kemudian menginspirasi terciptanya suatu tarian tradisional dari Tapanuli
Utara yang dikenal dengan nama tari Tandok.

Dalam tarian ini juga terkandung arti penting nili-nilai kekeluargaan di antara sesama
masyarakatTari Tandok biasanya ditarikan oleh empat penari, namun hal ini tidak menjadi pakem,
sehingga tarian ini bisa ditarikan lebih dari empat orang yang jumlahnya genapTari Tandok merupakan
tari tradisional yang lekat hubungannya dengan budaya tanam masyarakat BatakPara penari tandok
umumnya perempuan mengenakan pakaian tradisional Batak yang didominasi warna hitam dan
merahTarian ini menceritakan tentang kegiatan memanen beras dengan menggunakan tandok yang
dilakukan oleh para ibu di ladangProperti tarian yang digunakan antara lain berupa, tandok itu sendiri,
ulos, dan kain sarung Gerakan Tari Tandok didominasi oleh gerakan tangan.

Pada bagian tertentu para penari kemudian membentuk formasi melingkar dengan Tandok
berada di tengahnya. Gerakan tersebut menggambarkan suasana mengumpulkan beras ke dalam wadah
yang biasa dilakukan para ibu di tengah ladang. Gerak tari Tandok secara umum juga menggambarkan
gerakan Tor Tor yang dilakukan para ibu setiap ada pesta dan hajat, sambil menjadikan tandok sebagai
penutup. Tari Tandok mempunyai pesan yang mendalam tentang eratnya ikatan keluarga di tanah
Batak. Lebih dari itu, tari Tandok juga menggambarkan masyarakat Batak yang sejak dahulu hidup
sebagai bangsa yang agraris, bangsa yang lekat hubungannya dengan budaya tanam dan menghormati
alam seperti menghormati para leluhurnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahrafa, Hasnah. 2009. Fungsi, Makna Simbolik Tari Gobuk Pada Masyarakat Melayu Pesisir Asahan Kota
Tanjung Balai. Seni Tari: Universitas Negeri Medan. Ali, Mohhammad. 2012. Strategi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Angkasa Anugrah, Nurul. 2013. Makna Teks Pada Tari Tepak Dalam Upacara
Perkawinan Masyarakat Melayu di Tanjungbalai. Skripsi untuk memperoleh gelar S1 pada program studi
Seni Tari: Universitas Negeri Medan Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta . . 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Husni, T.H.M. Lah.
1978. Lintasan Sejarah Peradaban Sumatera Timur 1620- 1950. Jakarta: Balai Pustaka Koentjaraningrat.
1976. Penghantar Antropologi II, Jakarta: Rineka Cipta , , et. al. 2000. Kebinekaan Suku Bangsa Dan
Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka. Langer K, Suzanne. 1988. Problem of Art,
terjemahan F.X. Widaryanto, Bandung: Akademi Seni Tari. Takari, Muhammad. 2005. Jurnal: Komunikasi
Dalam Seni Pertunjukan Melayu Nugrahaningsih, RHD & Heniwaty, Yusnizar. 2012. Tari Identitas dan
Resistensi. Medan: Unimed Press. Royce, Peterson Anya. Antropologi Tari, terjemahan F.X. Widaryanto.
2007. Bandung: STSI Press Bandung. Saragih, Dian Lestari. 2012. Makna Simbolis Gerak Tortor Dalahi
Dan Daboru Dalam Konteks Upacara Pernikahan Pada Masyarakat Simalungun di Desa Sipispis.
Sendratasik FBS Unimed. Sinar, Luckman Tengku. 2012. Pengantar Etnomusikologi Dan Tarian Melayu.
Medan: Sinar Budaya Group.
Kesimpulan
Tari Tortor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak yang tinggal si Sumatra
Utara yang diperkirakan telah ada di dalam kebudayaan Batak sejak sekitar abad ke-13 Pada awalnya,
tarian ini hanya menyebar di kawasan Samosir, Toba dan sebagian kawasan Humbang. Namun, setelah
penyebaran Agama Kristen di kota Silindung. Tarian ini pun dikenal sebagai salah satu tarian modern
yang menjadi kebudayaan dari suku Batak. Jenis tarian tor tor sangat beragam, beberapa diantaranya
adalah tor tor pangurason, tor tor sipitu cawan dan tor tor tunggal panaluan. Berikut ini adalah
penjelasan dari jenis tari tor tor tersebut:
1. Tor-tor pangurason atau pembersihan
2. tor-tor sipitu cawan
3. Tari / tor-tor tandok dll.

Tandok bukan hanya sekadar wadah hasil rajutan dari bambu yang digunakan untuk menampung beras.
Lebih dari itu, Tandok merepresentasikan suku Batak yang agraris, mempertahankan seni tradisi dan

budayanya, serta memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat diantara sesamanya. Wadah rajutan bambu
inilah yang kemudian menginspirasi terciptanya suatu tarian tradisional dari Tapanuli Utara yang dikenal
dengan nama tari Tandok.

Anda mungkin juga menyukai