Anda di halaman 1dari 3

TARI TORTOR

Ketika kita dengar kata Tor Tor Batak maka kita akan membayangkan
sekelompok orang (Batak Toba) yang menari (manortor) diiringi
seperangkat alat musik tradisional (gondang sabangunan), dengan
gerakan tari yang riang gembira, melenggak-lenggok yang monoton, yang
diadakan pada sebuah pesta suka maupun duka di wilayah Tapanuli. Tari
Tor Tor ini juga sangat terkenal sampai ke penjuru dunia, ini terbukti dari
banyaknya turis manca negara maupun lokal yang ingin belajar tarian ini,
hal ini dikarenakan masyarakat Batak yang pergi merantau pun dengan
bangga selalu menampilkan Tari Tor Tor Sumatera Utara ini dalam acara
perhelatannya.

Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di
Pulau Sumatera. Sejak sekitar abad ke-13, Tari Tor Tor sudah menjadi
budaya suku Batak. Perkiraan tersebut dikemukakan oleh mantan anggota
anjungan Sumatera Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor Tor. Dulunya,
tradisi Tor Tor hanya ada dalam kehidupan masyarakat suku Batak yang
berada di kawasan Samosir, kawasan Toba dan sebagian kawasan
Humbang. Namun, setelah masukknya Kristen di kawasan Silindung,
budaya ini dikenal dengan budaya menyanyi dan tarian modern. Di
kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang
disebut tumba atau juga biasa disebut Pahae do mula ni tumba.

Sebelumnya, tarian ini biasa digunakan pada upacara ritual yang


dilakukan oleh beberapa patung yang terbuat dari batu yang sudah
dimasuki roh, kemudian patung batu tersebut akan menari.

Jenis Tari Tor Tor:

Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan yang dilaksanakan pada acara
pesta besar. Namun sebelum pesta besar tersebut dilaksanakan, lokasi
yang akan digunakan untuk acara pesta besar wajib dibersihkan dengan
media jeruk purut. Ini diperuntukkan, pada saat pesta besar berlangsung
tidak ada musibah yang terjadi.

Tor Tor Sipitu Cawan atau disebut juga Tari Tujuh Cawan. Tor Tor ini
dilaksanakan pada acara pengangkatan raja. Tor Tor Sipitu Cawan
menceritakan 7 putri yang berasal dari khayangan yang turun ke bumi
dan mandi di Gunung Pusuk Buhit dan pada saat itu juga Pisau Tujuh
Sarung (Piso Sipitu Sasarung) datang.

Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Kemudian
ada Tor Tor Tunggal Panaluan yang dilaksanakan pada saat upacara ritual
apabila suatu desa sedang dilanda musibah. Untuk Tor Tor ini, penari
dilakukan oleh para dukun untuk mendapatkan petunjuk dalam mengatasi
musibah tersebut.

Sekarang ini Tari Tor Tor menjadi sebuah seni budaya bukan lagi menjadi
tarian yang lekat hubungannya dengan dunia roh. Karena seiring
berkembangnya zaman, Tor Tor merupakan perangkat budaya dalam
setiap kehidupan adat suku Batak.

Penari Tor Tor SumateraDalam hal tata busana tari Tor Tor sangatlah
sederhana. Seseorang yang ingin menari Tor Tor dalam sebuah pesta yang
diikuti, cukup dengan memakai ulos yang merupakan tenunan khas Batak.
Ulos yang digunakan ada dua macam, ulos untuk ikat kepala dan ulos
untuk selendang. Namun motif ulos yang akan digunakan harus sesuai
dengan pesta yang diikuti.

Selain sederhana dalam hal busana, Tor Tor juga sederhana dalam hal
gerakan. Gerakan tangan dan kaki yang cukup terbatas merupakan salah
satu ciri tarian Tor Tor Sumatera Utara. Hentakan kaki dari penari bergerak
mengikuti iringan magondangi. Magondangi sendiri terdiri dari berbagai
alat musik tradisional yaitu gondang, tagading, suling, terompet batak,
ogung (doal, panggora, oloan), sarune, odap gordang dan hesek.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa gerak Tor Tor Batak berbeda
dalam setiap jenis musik yang diperdengarkan dan berbeda pula gerak Tor
Tor laki-laki dan gerak Tor Tor perempuan. Menurut para pemerhati Tor Tor,
bahwa Tor Tor yang dilakonkan juga dibedakan antara Tor Tor Raja dengan
Tor Tor Natorop. Sementara perangkat lain dalam acara tortor Batak
biasanya harus ada orang yang menjadi pemimpin kelompok Tor Tor dan
pengatur acara/juru bicara (paminta gondang), untuk yang terakhir ini
sangat dibutuhkan kemampuan untuk memahami urutan gondang dan
jalinan kata-kata serta umpasa dalam meminta gondang.
Bagaimanapun juga, Tor Tor Batak adalah identitas seni budaya
masyarakat Batak yang harus dilestarikan dan tidak lenyap oleh
perkembangan zaman dan peradaban manusia. Tari Tor Tor Batak
mengandung nilai-nilai etika, moral dan budi pekerti yang perlu
ditanamkan kepada generasi muda. Dan ini merupakan tugas kita
bersama sebagai warga negara Indonesia agar tidak ada lagi seni budaya
asli peninggalan nenek moyang bangsa kita yang diklaim oleh negara lain.

Anda mungkin juga menyukai