Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Masa Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah Seni budaya ini tentang “Tari Tradisional
Budaya Batak Tor-tor”. Makalah ini telah disusun sedemikian mungkin. Kami harap makalah
ini bisa memberi manfaat yang berguna bagi pembaca. Kami sangat menyadari bahwa
makalah yang telah kami buat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengahrapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah yang
telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan bagi para pembaca.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………I
DAFTAR ISI ……………………..…………………………………………………………II
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………..1
1.1 LATAR BELAKANG ....................…………………………………………………1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………….1
1.3 TUJUAN PENELITIAN …………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
1. PENGERTIAN DAN SEJARAH TARI TOR-TOR.................................................1-2
2. JENIS-JENIS TARI TOR-TOR................................................................................2-3
3. PENGELOLAAN LAUT DI INDONESIA.................................................................3
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................................4
BAB IV DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................5
II
BAB 1
PENDAHULUAN
Awalnya, tarian ini hanya berada di kawasan Toba, Samosir, dan beberapa
wilayah Humbang. Namun, setelah menyebarnya agama Kristen di kota Silindung,
tarian ini akhirnya dikenal sebagai tarian modern yang merupakan hasil dari
kebudayaan suku Batak. Menurut Togarma Naibaho, seorang praktisi dan pencinta
budaya tari tor tor, dulunya tarian ini digunakan untuk upacara panen,
penyembuhan, kematian, serta pesta atau hiburan anak muda. Namun sebelum
melaksanakan tarian itu, perlu melalui ritual tertentu. Meski demikian, hingga kini
belum ada literatur ilmiah yang menjelaskan dengan pasti sejarah tari tor tor ini.
Akan tetapi, ada catatan dari zaman kolonial yang menggambarkan perjalanan tari
tor tor.
Pada masa penjajahan, tarian ini menjadi kesenian yang menghibur para raja
yang juga merupakan bentuk perlawanan kepada tentara Belanda. Raja-raja itu
memanfaatkan bunyi dari tari tor tor sebagai sebuah isyarat untuk masyarakat.
Salah satu contohnya adalah ketika ada bunyi yang ditabuh, maka itu berarti
tentara Belanda telah tiba. Sedangkan, jika ada bunyi gordang maka masyarakat
harus segera mengungsi. Walaupun tor tor merupakan tarian tradisional Indonesia,
namun ternyata tarian ini mendapat pengaruh dari budaya India. Bahkan, jika
ditelusuri lebih jauh, tarian ini berkaitan dengan budaya Babilonia.
Pada masa itu, dalam praktiknya tarian tor tor melibatkan beberapa patung
yang terbuat dari batu. Patung tersebut kemudian di percaya telah dimasuki roh
sehingga patung tersebut akan ‘menari’. Akan tetapi, tarian tor tor di daerah Pahae
lebih dikenal sebagai tarian yang gembira dengan lagu berpantun yang disebut tumba.
Dari sinilah kemudian tari tor tor tak lagi dikaitkan dengan roh dan unsur ghaib.
Simbol dalam setiap gerakan tarian ini juga memiliki arti yang menjelaskan tentang
bagaimana proses menghargai dan menghormati setiap marga untuk membentuk
sebuah hubungan yang baik.
2. Jenis-jenis Tari-tor
Secara umum, tari tor tor memiliki fungsi sebagai sebuah tari tradisional yang
ditampilkan pada sebuah acara pernikahan, penyambutan tamu istimewa, dan acara
perayaan-perayaan lain. tarian ini juga kerap kali diselenggarakan pada pengangkatan
seorang raja dan termasuk ke dalam bagian dari ritual yang berkaitan dengan roh dan
spiritual lain.
Tarian ini memiliki beberapa jenis sesuai dengan kegunaannya masing-masing.
Berikut ini adalah jenis-jenis tari tor tor beserta fungsinya.
1) Tari tor tor pangurason atau pembersihan
Tari tor tor pangurason juga berarti tari pembersihan. Tarian ini biasanya
dilakukan pada suatu pesta atau acara besar. Jenis tari ini berfungsi sebagai
permohonan dan pembersihan tempat acara agar pesta dapat berjalan lancar.
Sebelum acara tersebut di mulai, biasanya masyarakat akan membersihkan tempat
atau lokasi acara tersebut dengan menggunakan jeruk purut. Hal ini dilakukan
dengan harapan pesta tersebut berjalan lancar dan terhindar dari bahaya serta
bencana.
2) Tari tor tor sipitu cawan atau tujuh cawan
Tarian yang satu ini hanya akan dipentaskan pada saat adanya penobatan atau
pengangkatan raja Batak. Tari sipitu cawan ini mengisahkan tentang tujuh orang
putri kayangan yang turun ke bumi untuk mandi di sebuah telaga di puncak
gunung Pusuk Buhit. Kemudian, pada waktu yang bersamaan, datang juga piso
sipitu sasarung atau pisau tujuh sarun.
3) Tari tor tor tunggal panaluan
Jenis tari tor tor yang terakhir adalah tunggal panaluan. Tarian ini umumnya
diselenggarakan sebagai sebuah ritual yang digelar apabila suatu daerah
tertimpa musibah atau bencana. Biasanya, tarian jenis ini dilakukan oleh para
dukun sebagai salah satu cara agar mereka bisa mendapatkan petunjuk dan jalan
keluar guna mengatasi masalah yang sedang terjadi di desa tersebut. Kata
tunggal panaluan sendiri diambil dari nama tongkat perpaduan kesaktian Debata
Natulo, yaitu dewa benua atas, benua bawah, dan benua tengah.