Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shahrul Lesmana Prayogy

Nim:11911113840

1. Jelaskanlah pengertian dan batasan drama, tonil, sandiwara, opera, dan teater!


Jawab :
* Drama adalah Drama merupakan genre karya sastra yang menggambarkan
kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak,
serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan
cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk
pementasan teater.

No 1. Batasan drama
1 .drama adalah salah satu cabang seni sastra
2 drama dapat berbentuk prosa atau puisi
3 drama mementingkan dialog, gerak, perbuatan
4 drama adalah suatu lakon yang dipentaskan di atas panggung
5 drama adalah seni yang menggarap lakon-lakon mulai sejak penulisan hingga
pementasanya
6 drama membutuhkan ruang, waktu dan audiens.
7 drama adalah hidup yang disajikan dalam gerak.
8 drama adalah sejumlah kejadian yang memikat dan menarik hati.

* Tonil adalah Istilah ini berasalh dari bahasa Belanda toneel, yang artinya
pertunjukan. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.

*Sandiwara
Pertunjukan Teater pada zaman pendudukan Jepang disebut “Sandiwara”. Kata
Sandiwara (bahasa Jawa) terbentuk dari dua kata yaitu “ Sandi “ berarti samar-samar,
rahasia dan “Wara” adalah berita, pengajaran atau anjuran. Jadi Sandiwara menurut Ki
Hajar Dewantara adalah ajaran, nasihat, atau anjuran melalui perlambangan. Istilah ini
mula-mula dipergunakan oleh P.K.G. Mangkunegara VII sebagai pengganti Toneel.

* Opera
Opera adalah sebuah bentuk seni, dari pentasan panggung dramatis sampai pentasan
musik.
Dalam mementaskan sandiwara, opera memakai elemen khas teater seperti
pemandangan, pakaian, dan akting. Namun kata-kata dalam opera dinyanyikan tidak
dituturkan. Penyanyi ditemani oleh ansambel musik, dari ansambel pembantu yang
kecil hingga orkestra simfoni penuh.

Opera tradisional terdiri atas dua mode nyanyian: resitatif, deklamasi, dan nyanyian,
yang menunjuk kepada bagian tunggal yang dinyanyikan. Opera dinyanyikan
biasanya dengan suara yang tinggi. Bagian yang dinyanyikan yang pendek juga
diserahkan ke sebagai ariosos. Masing-masing macam nyanyian ditemani di samping
alat musik. Peran-peran yang dibawakan penyanyi opera ditentukan oleh "fach"
penyanyi tersebut. Fach pada penyanyi pria dapat dibedakan menjadi "tenor", "
baritone", dan "bass". Untuk penyanyi wanita "soprano", " mezzo-soprano", dan
"contralto".

* Teater
Dalam sejarahnya, kata “Teater” berasal dari bahasa Inggris theater atau theatre,
bahasa Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara
etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan.
Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan
di atas pentas untuk konsumsi penikmat.

2.Deskripsikanlah tentang jenis drama menurut penonjolan unsur seninya,


orisinalitasnya, kuantitas waktupementasannya, tujuan penulisan, aliran
seni, dan sikap terhadap naskah!
 
Jawab;
* Berdasarkan unsur seninya yakni Opera, Sendratari, Tablo
*Berdasarkan orisinalitasnya yakni Drama asli , Drama terjemahan
*Berdasarkan kuantitas waktu pementasannya yakni Drama pendek, Drama panjang
* Berdasarkan tujuan penulisannya yakni Drama tradisional, Drama Modern
* Berdasarkan aliran seni yakni Aliran klasik, Aliran neo klasik , AliranRomantisme,
Aliran realisme, Aliran simbiolisme
* Berdasarkan sikap terhadap naskah yakni tragedi,komedi,melodrama,farce

3.Jelaskanlah tentang jenis-jenis teater yang ada di tanah Melayu dan perkembangann
ya!
Jawab:
Teater melayu sangat beraneka ragam jenisnya, diberbagai tempat teater melayu
menjadi ikon yang menjadi ciri khas daerah masing-masing. Berikut ini adalah tiga
contoh teater melayu yang ada diindonesia.
a. Teater Dulmuluk dari Sumatera Selatan
Salah satu teater melayu adalah teater dumuluk, berbagai versi mengenai asal
muasal Dulmuluk. Ada beberapa versi tentang sejarah teater tradisional yang
berkembang di Sumatera Selatan itu. Satu versi yang sering disebut-sebut, teater ini
bermula dari syair Raja Ali Haji, sastrawan yang pernah bermukim di Riau dan
terkenal dengan Gurindam 12. Salah satu syair Raja Ali Haji diterbitkan dalam buku
Kejayaan Kerajaan Melayu. Karya yang mengisahkan Raja Abdul Muluk itu terkenal
dan menyebar di berbagai daerah Melayu, termasuk Palembang. Versi lain
menyebutkan, seorang pedagang keturunan Arab, Wan Bakar, membacakan syair
tentang Abdul Muluk di sekitar rumahnya di Tangga Takat, 16 Ulu. Acara tersebut
menarik minat dan perhatian masyarakat sehingga mereka datang berkerumun. Agar
lebih menarik, pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa
orang, ditambah iringan musik.Pertunjukan teater melayu itu mulai dikenal sebagai
Dulmuluk pada awal abad ke-20.

b. Teater Mendu dari Kepulauan Riau


Contoh teater melayu yang kedua adalah teater mendu, Mendu adalah sebuah
kesenian yang menyebar ke berbagai tempat di daerah yang disebut sebagai Pulau
Tujuh, yakni: Bunguran Timur (Ranai dan Sepempang), Siantan (Terempa dan Langi),
dan Midai di Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Mendu adalah seni pertunjukan yang
unik. Keunikannya adalah cerita yang dimainkan tanpa naskah, sehingga para pemain
harus hafal benar alur ceritanya di luar kepala. Dialog-dialognya disampaikan dengan
tarian dan nyanyian yang diiringi dengan musik yang khas, gabungan dari bunyi gong,
gendang, beduk, biola, dan kaleng. Sementara itu, lagu-lagu yang dinyanyikan adalah:
Air Mawar, Jalan Kunon, Ilang Wayat, Perang, Beremas, Ayuhai, Tale Satu, Pucok
Labu, Sengkawang, Nasib, Numu Satu Serawak, Setanggi, Burung Putih, Wakang
Pecah, Mas Merah, Indar Tarik Lembu, Numu Satu, Lemak Lamun, Lakau, dan
Catuk. Sedangkan tarian-tariannya adalah: Air Mawar, Lemak Lamun, Lakau, Ladun,
Jalan Runon, dan Baremas.
Cerita yang dimainkan adalah Hikayat Dewa Mendu yang diangkat dari cerita rakyat
masyarakat Bunguran-Natuna. Cerita itu terbagi dalam tujuh episode. Ketujuh episode
tersebut sebagai berikut.
1. Episode pertama, menceritakan kehidupan di kayangan dan turunnya Dewa Mendu
dan Angkara Dewa ke dunia yang fana.
2. Episode kedua, menceritakan berpisahnya Dewa Mendu dengan Siti Mahdewi
akibat perbuatan jin jahat yang diutus oleh Maharaja Laksemalik.
3. Episode ketiga, menceritakan perjalanan Siti Mahdewi, kelahiran anaknya yang
kemudian diberi nama Kilan Cahaya, dan perjumpaannya dengan Nenek Kabayan.
4. Episode keempat, mengisahkan tentang perjalanan Dewa Mendu yang kemudian
sampai di sebuah kerajaan yang rajanya bernama Bahailani.
5. Episode kelima, menceritakan perjalanan Dewa Mendu ke sebuah kerajaan yang
rajanya bernama Majusi.
6. Episode keenam, menceritakan perjalanan Dewa Mendu ke sebuah kerajaan yang
rajanya bernama Firmansyah.
7. Episode ketujuh, mengisahkan bagaimana Dewa Mendu bertemu dengan Kilan
Cahaya yang diawali dengan perkelahian antarkeduanya.

c. Teater Mamanda dari Kalimantan


Seni teater melayu tradisional masyarakat Kutai disebut Mamanda. Istilah
Mamanda diduga berasal dari istilah pamanda atau paman. Kata tersebut dalam suatu
lakon merupakan panggilan raja yang ditujukan kepada menteri, wajir atau
mangkubuminya dengan sebutan pamanda menteri,
pamanda wajir, dan pamanda mangkubumi. Karena seringnya kata pamanda
diucapkan dalam setiap pertunjukan, maka istilah tersebut menjadi julukan bagi seni
pertunjukan itu sendiri. Seni teater tradisional Mamanda merupakan salah satu seni
pertunjukan teater melayu yang populer di Kutai di masa lalu. Kesenian ini selalu
dipertunjukkan pada setiap perayaan hari nasional, pada acara perkawinan, khitanan,
dan sebagainya.

4.Jelaskanlah tentang
pendekatan pengkajian drama yang tepat dilihat dari sisi naskah!
Jawab :1. Pendekatan mimetik
Pendekatan yang berupaya memahami hubungan karya sastra dengan
realitas/kenyataan (berasal dari kata mimesis (bahasa Yunani) yang berarti tiruan)
2. Pendekatan ekspresif
Pendekatan yang memfokuskan perhatiannya pada sastrawan sebagai pencipta atau
pengarang karya sastra
3. Pendekatan pragmatik
Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan
tujuan tertentu kepada pembaca
4. Pendekatan objektif
Pendekatan yang memandang/memfokuskan perhatiannya pada karya sastra itu
sendiri
5. Pendekatan struktural
Pendekatan yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur itu
sendiri.
6. Pendekatan semiotik
Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda
Sebagai ilmu tanda, semiotik secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang
(semeion, bahasa Yunani yang berarti tanda), sistem-sistem lambang dan proses-
proses perlambangan (Luxemburg, 1984)
7. Pendekatan sosiologi sastra
Merupakan perkawinan ilmu sosiologi dan sastra
Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat,
telaah tentang lembaga sosial dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu
bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia
tetap ada.
8. Pendekatan resepsi sastra
Memahami dan menilai karya sastra berdasarkan tanggapan para pembaca terhadap
karya sastra tertentu
9. Pendekatan psikologi sastra
studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi --- psikologi seni
• studi proses kreatif --- psikologi seni
• studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra
(menginterpretasikan dan menilai karya sastra dengan psikologi) --- psikologi sastra
10. Pendekatan moral
Pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa karya sastra dapat menjadi
media yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok
masyarakat
11. Pendekatan feminisme
Pendekatan yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan
adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan

5.Jelaskanlah tentang pendekatan
pengkajian drama yang tepat dilihat dari aspek penyajian atau pementasanya!
Jawab: Pengkajian drama melalui teater adalah pengkajian yang cukup tepat untuk menilai
sebuah drama dari aspek pementasan dan juga penyajiannya.
Drama sebagai teater adalah pengolahan naskah drama oleh sutradara untuk dipentaskan.
Arahan sutradara dipelajari dan ditafsirkan oleh aktor ke sejumlah penonton. Dalam
hubungannya dengan penonton, ia memiliki tafsir sendiri terhadap apa yang dilakukan oleh aktor.
Dengan demikian, ketika sebuah naskah dipentaskan ke sejumlah penonton dengan tafsir
sutradara, aktor, dan tim artistik, naskah tersebut sudah menjelma sebabagai karya teater.
Dalam struktur organisasi teater orang yang sangat berperan penting dalam mewujudkan
pementasan teater adalah pimpinan produksi atau lebih dikenal dengan producer. Ia adalah
orang yang merencanakan, mengatur orang temasuk memilih sutradara, dan seluruh crew atau
awak produksi. Pimpro juga bertugas memilih sutradara, menentukan naskah, mengestimasi
keperluan penonton. Sedangkan sutradara secara khusus menyiapkan aktor dan tim artistik pada
suatu pementasan. Dalam pementasan teater, berdasarkan diagram di atas, maka tugas sutradara
adalah mengubah naskah yang ditulis pengarang menjadi pertunjukan teater tanpa mengurangi
isi, tema, dan maksud tujuan pengarang.

Anda mungkin juga menyukai