Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS DEIKSIS PERSONA PADA NOVEL BUMI KARYA TERE LIYE

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah Pragmatik

Dosen Pengampu: Lusi Komala Sari, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Nama : Shahrul Lesmana Pra Yogy

Nim : 11911113840

Semester/Kelas : 4B

Jurusan : Pendidikan Bahasa Indonesia

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran allah swt. Yang telah memberi rahmat dan
hidayahnya sehingga peneliti dapat menyusun makalah penelitian kajian pragmatik yang
berjudul “Analisis persona dalam novel Bumi karya Tere Liye.”

Penyusun makalah penelitian ini sebagai salah satu tugas untuk memenuhi persyaratan Ujian
Akhir Semester mata kuliah pragmatik program studi pendidikan bahasa indonesai Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau .

Dalam penyusunan makalah penelitian ini peneli menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :

1. Ibu Lusi Komala Sari, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata Pragmatik.
2. Keluarga tercinta yang telah mendukung.
3. Rekan-rekan yang mengikuti mata kuliah Pragmatik.

Dalam penyusunan penelitian ini peneliti merasa masih banyak kekurangan dalam teknik
penulisan dan materi yang disampaikan. Mengingat kelemahan yang dimiliki peneliti, maka dari
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat peneliti harapkan demi penyempurnaan pembuatan
penelitian ini.

Pekanbaru, 15 Juli 2021

Peneliti
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1. Latar Belakang.........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................................4
3.Tujuanpenelitian........................................................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................................................5


BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................................................5
A.DeiksisPersona.................................................................................................................7

B.Keterbatasan...................................................................................................................16

BAB V...........................................................................................................................................16
KESIMPULAN..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan saranakomunikasi paling utama yang digunakan oleh
manusia, sehingga bahasa dapat digunakan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan
saja. Penggunaan bahasa dapat dikatakan tepat apabila sesuai dengan situasi dan
kondisi penuturan. Bentuk bahasa yang dipergunakan biasanya dipengaruhi oleh
sejumlah faktor yang disebut sebagai faktor penentu,misalnya faktor siapa penutur
dan siapa lawan tuturnya, apa tujuan pembicaraan, masalah apa yang dibicarakan
serta situasi pembicara pada saat berbicara.

Deiksis berhubungan erat dengan cara menggramatikalisasikan ciri-ciri


konteks ujaran atau peristiwa ujaran yang berhubungan pula dengan interpretasi
tuturan yang sangat bergantung pada konteks tuturan itu sendiri. Dalam pragmatik,
kajian deiksis dibagi menjadi lima, yaitu: deiksis orang, deiksis tempat, deiksis waktu,
deiksis wacana, dan deiksis sosial. Penggunaan deiksis dapat ditemui dalam dua
ragam bahasa yaitu bahasa lisan dan tulis. Percakapan secara lisan atau langsung
dapat dideskripsikan secara pragmatik dengan adanya situasi penutur dan lawan tutur,
sedangkan bahasa tulis atau tidak langsung dilihat melalui deskripsi dari pengarang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


lebih mendalam mengenai deiksis persona, ruang, dan waktu yang terdapat pada
novel, dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar pembelajaran Bahasa Indonesia. Atas
dasar latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat judul “Analisis Deiksis Pada
Novel Tentang Bumi Karya Tere Liye.”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan dieksis pada novel pada novel Bumi Karya Tere Liye?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi deiksis dalam novel Bumi Karya tere Liye dalam kajian Pragmatik.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Tarigan, H.G. (1990 : 32) Pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-
situasi khusus dan memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah
aneka konteks sosial performansi bahasa dapat dipengaruhi tafsiran atau interprestasi. Telaah
mengenai bagaimana cara kita melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kalimat-kalimat
adalah telaah mengenai tindak ujar. Dalam menelaah tindak ujar ini kita harus menyadari
benar-benar betapa pentingnya konteks ucapan/ungkapan. Teori tindak ujar bertujuan
mengutarakan kepada kita, bila kita mengutarakan peryataan padahal yang dimasutkan adalah
menyuruh, atau bila kita mengatakan sesuatu hal dengan intonasi khusus (sarkastis) padahal
yang dimaksud justru sebaliknya. Telaah umum mngena bagaimana cara konteks
mempengaruhi cara kita menafsian kalimat disebut Pragmatik. Dalam setiap bahasa terdapat
banyak kata dan ekspresi yang referensi-referensinya seluuhnya bersandar pada keadaan-
keadaan ucapan tersebut, dan hanya dapa dipahami bila seorang bila seseorang mengenal
serta memahami situasi dan kondii tersebut. Aspek pragmatic seperti ini disebut deiksis.

Deiksis merupakan salah satu aspek yang dibahas dalam cabang ilmu pragmatik. Deiksis
berasal dari bahasa Yunani kuno deiktikos yang berarti “hal penunjukan secara langsung‟
( Putrayasa 2014: 37). Menurut Yayat Sudaryat (2008 : 121) deiksis adalah bentuk bahasa
yang berfungsi sebagai penunjuk hal atau fungsi tertentu diluar bahasa. Istilah ini berasal dari
bahasa yunani “deiktikos” yang berarti hal penunjukansecara langsung. Selanjutnya Bambang
Kaswanti Purwo ( 1984: 1 ), mengatakan bahwa deiksis adalah kata yang tidak memiliki
referen (acuan) yang tetap, tergantung pada siapa yang menjadi pembicara dan tergantung
pada saat dan tempat dituturkannya kata itu.Bambang Kaswanti Purwo (1984) memaparkan
secara rinci pada diagram, mengenai deiksis yang telah disebutkan oleh Levinson yaitu
deiksis persona, deiksis ruang/tempat, 4 dan deiksis waktu. Deiksis persona berhubungan
dengan pemahaman mengenai peserta tuturandalam situasi pertuturan dimana tuturan tersebut
dibuat.

Dengan kata lain deiksis persona memiliki pemahaman yaitu pendengar atau pembicara yang
terlibat dalam satu percakapan dan dimana percakapan itu berlangsung. Deiksis ruang/tempat
berhubungan dengan pemahaman lokasi atau tempat yang digunakan peserta pertuturan
(percakapan) dalam situasi pertuturan (percakapan). Deiksis waktu berhubungan dengan titik
ataupun rentang waktu saat tuturan dibuat (atau pada saat pesan tertulis dibuat ). Deiksis juga
dikemukakan oleh Bagus Putrayasa (2014 :43), bahwa sebuah bentuk bahasa bisa dikatakan
bersifat deiksis apabila acuan/ rujukan/ referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti
tergantung pada siapa yang menjadi pembicara dan tergantung pula pada saat dan tempat
dituturkannya kata itu.

Dengan menggabungkan pendapat dari Nababan (1987) dan Purwo (1984) Putrayasa
membagi deiksis menjadi lima jenis, yaitu : deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu,
deiksis tempat, deiksis wacana, dan deiksis sosial.Dari beberapa teori yang telah kemukakan
di atas maka peneliti akan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Bambang Kaswanti

5
Purwo (1984) dan Ida Bagus Putrayasa (2014), karena peneliti menganggap teori tersebut
relevan dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah cara yang harus dilakukan, dilaksananakan atau diterapkan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Sedangkan teknik ialah bagaimana cara melaksanakan
metode yang digunakan oleh seorang peneliti (Sudaryanto, 2015 :9). Menurut Sedarmayanti
dan Syarifudin Hidayat (2002 : 25) metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu
dengan langkah-langkah sistematis untuk memperoleh ilmu. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitiantentang riset yang
menggunakan data deskriptif kualitatif dan cenderung menggunakan analisis ( Sedarmayanti
dan Syarifudin, 2002: 33).

Penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi. Analisis yang dilakukan dalam
metode ini yaitu analisis mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian. Seperti dalam
penelitian ini, penulis mengumpulkan data berupa kalimat-kalimat dalam dialog novel yang
mengandung unsur deiksis, kemudian dianalisis berdasarkan jenis-jenis deiksis yang dibahas
dalam penelitian ini, yaitu: deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana,
dan deiksis sosial Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu deiksis. Pada
metode penelitian dilakukan tiga tahap yaitu tahap persiapan, penyediaan data, dan analisis
data.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

A. DEIKSIS PERSONA
1. Deiksis persona pertama
Sebagian besar deiksis persona yang ditemukan dalam novel Tentang
Kamu karya memiliki fungsi rujukan yang menggunakan kata pengganti
orang pertama. Kata ganti orang pertama dapat dikelompokan menjadi dua
jenis yaitu kata ganti orang pertama jamak dan kata ganti orang pertama
tunggal. Deiksis tersebut memiliki fungsi rujukan dalam membentuk kalimat
atau tuturan. Dari novel Tentang Kamu tersebut, peneliti menemukan 16 data
persona aku, 15 data –Ku, 10 data persona Anda, dan 15 data persona Saya.
Berikut ini adalah sampel data yang mewakili deiksis persona kata
ganti orang pertama tunggal (Aku, -Ku, Ku-, Saya, Anda) dalam novel Bumi.
“Saya mengerjakan PR, bu.”(Hal. 24)

Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
pertama tunggal yaitu Saya. Kata Saya merupakan jenis deiksis persona
pertama yang merujuk pada seseorang yang menyampaikan kalimat tersebut.
Dalam kalimat ini fungsi kata Saya merujuk pada Ibu guru. Fungsi deiksis
dalam kalimat ini yaitu sebagai kata ganti orang pertama yang menuturkan
kalimat itu sendiri.
“Aku tidak melakukan apapun.”(Hal. 29)

Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
pertama tunggal yaitu Aku. Kata Aku merupakan jenis deiksis persona
pertama yang merujuk pada seseorang yang menyampaikan kalimat tersebut.
Dalam 7 kalimat ini fungsi kata Aku merujuk pada tokoh Ali. Fungsi deiksis
dalam kalimat ini yaitu sebagai kata ganti orang pertama yang menuturkan
kalimat itu sendiri.
“perusaan tempat papaku bekerja...”(Hal. 36)

Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
pertama tunggal yaitu –Ku. Klitik -ku merupakan kategori pronomina posesif
atau kepemilikan. Klitik-Ku merupakan jenis deiksis persona pertama yang
merujuk pada seseorang yang menyampaikan kalimat tersebut. Dalam kalimat
ini fungsi klitik -Ku merujuk pada Ali. Fungsi deiksis dalam kalimat ini yaitu
sebagai kata ganti orang pertama yang menuturkan kalimat itu sendiri.
Contoh sampel data yang mewakili deiksis persona kata ganti
orang pertama jamak dalam Bumi karya Tere Liye.
“kami berdua mengangguk...” (Hal. 89)

8
Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
pertama jamak yaitu Kami. Kata Kami merupakan jenis deiksis persona
pertama yang merujuk pada penutur beserta lawan tutur sedang bersama
penutur tersebut. Dalam kalimat ini fungsi kata Kami merujuk pada penutur
yaitu Sali. Fungsi deiksis dalam kalimat ini yaitu sebagai kata ganti orang
pertama jamak yang menuturkan kalimat itu sendiri berserta lawan tuturnya.
Deiksis Persona pertama jamak Kita dalam Novel Bumi.
“semoga mereka tidak tahu kita yang melempar...” (Hal. 7)

Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
pertama jamak yaitu Kita. Kata Kita merupakan jenis deiksis persona pertama
8 yang merujuk pada penutur beserta lawan tutur sedang bersama penutur
tersebut. Dalam kalimat ini fungsi kata Kita merujuk pada penutur yaitu Ria.
Fungsi deiksis dalam kalimat ini yaitu sebagai kata ganti orang pertama jamak
yang menuturkan kalimat itu sendiri berserta lawan tuturnya.

2. Deiksis Persona Kedua


Dalam Novel Bumi ditemukan kata ganti orang kedua sebanyak 39
data. Data tersebut terbagi menjadi dua yaitu deiksis persona kedua tunggal
dan deiksis persona kedua jamak.

Berikut adalah contoh data yang mewakili deiksis persona kata ganti
orang kedua tunggal dalam novel Bumi.
Deiksis Persona kedua tunggal Kamu dalam Novel Bumi.
“sejak kapan kamu sudah duduk di depan meja makan” (Hal. 8)

Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
kedua tunggal yaitu Kamu. Kata Kamu merupakan jenis deiksis persona kedua
yang merujuk pada lawan tutur tanpa penutur tersebut. Dalam kalimat ini
fungsi Kata Kamu merujuk pada lawan tutur yaitu Raib dan kata tersebut
dituturkan oleh Mama. Biasanya kata Kamu dituturkan dengan bahasa yang
formal dan jika lawan tutur tersebut memiliki status sosial yang setara dengan
penutur atau mungkin lebih rendah. Fungsi deiksis dalam kalimat ini yaitu
sebagai kata ganti orang kedua tunggal yang merujuk pada lawan tuturnya.

Deiksis Persona kedua tunggal –Mu dalam Novel Bumi.


“berhenti menggoda mamamu ra...” (Hal. 9)
Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
kedua tunggal yaitu -Mu. Klitik -Mu merupakan jenis deiksis persona kedua
yang merujuk pada lawan tutur tanpa penutur tersebut. Dalam kalimat ini
fungsi Klitik - Mu merujuk pada lawan tutur yaitu Raib dan klitik tersebut
dituturkan oleh Papa. Biasanya Klitik -Mu di tuturkan dengan bahasa yang
non formal dan jika lawan tutur tersebut memiliki status sosial yang setara
dengan penutur ataumungkin lebih rendah. Fungsi deiksis dalam kalimat ini

9
yaitu sebagai kata ganti orang kedua tunggal yang merujuk pada lawan
tuturnya.

3. Deiksis Persona Ketiga


Kemudian kata deiksis persona kata ganti orang ketiga terbagi menjadi
dua bagian yaitu kata ganti orang ketiga tunggal dan kata ganti orang ketiga
jamak. Dalam novel Bumi ditemukan data deiksis persona ketiga Data ini
terbagi menjadi deiksis persona ketiga tunggal dan deiksis persona ketiga
jamak.

Berikut adalah contoh data yang mewakilkan deiksis persona kata


ganti orang ketiga tunggal dalam novel Bumi:
Deiksis Persona ketiga tunggal Dia dalam Novel Bumi.
“Dia selalu saja menabrak orang lain....” (Hal. 22)

Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
ketiga tunggal yaitu Dia. Kata Dia merupakan jenis deiksis persona ketiga
tungal yang merujuk pada lawan tutur. Dalam kalimat ini fungsi kata Dia
merujuk pada lawan tutur yaitu seli. Fungsi deiksis dalam kalimat ini yaitu
sebagai kata ganti orang ketiga tunggal yang merujuk pada lawan tuturnya.

Deiksis Persona ketiga tunggal –Nya dalam Novel Bumi.


“..itu artinya papa jangan mandi lama lama.” (Hal. 11)

Dalam kalimat tersebut terdapat unsur deiksis yaitu kata ganti orang
ketiga tunggal yaitu -Nya. Klitik -Nya merupakan jenis deiksis persona ketiga
tungal 10 yang merujuk pada kepemilikan lawan tutur. Dalam kalimat ini
fungsi klitik -Nya merujuk pada penghuni panti. Fungsi deiksis dalam kalimat
ini yaitu sebagai kata ganti orang ketiga tunggal yang merujuk pada
penuturnya.

B. Keterbatasan

10
Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan seperti:
1. Peneliti hanya memfokuskan meneliti sebanyak satu novel.
2. Sudut pandang deiksis dikaji dari linguistik sehingga mengabaikan sudat
pandang kepenulisan.
3. Peneliti hanya memfokuskan pada deiksis persona
4. Peneliti hanya menganalisis sebanyak bab 12 dari keseluruhan 45 bab.

11
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang deiksis persona dalam novel “Bumi” karya Karya Tere
Liye, peneliti menemukan beberapa jenis deiksis dalam novel tersebut. Adapun jenis-jenis
yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu deiksis persona. Dalam novel, peneliti menemukan
dialog antar tokoh yang terbagi dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia, dan Perancis.
Namun dalam penelitian ini, penulis hanya membahas dialog dalam bahasa Indonesia. Dalam
novel yang dikaji, peneliti menemukan sebanyak 184 buah deiksis persona.

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa deiksis
berarti “rujukan” atau “penunjuk” bagi suatu acuan, fungsi membentuk tuturan yang brsifat
merujuk adalah memudahkan lawan tutur mengerti apa isi dari tuturan tersebut. Deiksis
terdapat lima macam yaitu deiksis persona, deiksis waktu, deiksis ruang, deiksis sosial dan
deiksis wacana. Kelima deiksis ini merupakan suatu pembelajaran bahasa khususnya dalam
bidang pragmatik. Dapat disimpulkan dari novel Bumi deiksis persona yang paling sering
mucul dalam novel ini adalah deiksis persona orang kedua tunggal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung. PT Refika Aditama.

Kushartanti, dan Yuwono. 2007. Persona Bahasa (Langkah Awal Memahami Linguistik). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Lateka, Mirsa. 2011. Deiksis dalam Iklan Majalah Forbes Indonesia. Skripsi Manado: Universitas
Sam Ratulangi.

Levinson, Stephen. C. 1983. Pragmatic. New York: Cambridge University Press.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nggawu, La Ode. 2011. “Tuturan Lisan Pada Tahap Defenagho Tungguno Karete Dalam
Perkawinan Masyrakat Muna Di Kota Kendari. Kandai, Volume 7, No. 1, Mei 2011, halaman 105-
115.

Pakaya, Fitria. 2007. Deiksis dalam Drama Die Verspatung karya Wolfgang Hildersheimer. Skripsi.
Manado : Universitas Sam Ratulangi.

Wijana, I Dewa, Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI.

Rohmadi, Muhammad. 2004. Analisis Wacana Pragmatik (Kajian Teori dan Analisanya). Surakarta:
Yuma Pustaka.

Rohmadi, Muhammad, Yakub Nasucha. 2015.Dasar-dasar Penelitian Bahasa, Sastra, dan


Pengajaran. Surakarta: Pustaka Briliant.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nor Shahila Mansor, Roslina Mamat, dkk. 2014. “Ketidaksantunan Bahasa sebagai Strategi Pujukan
dalam Iklan Berbahasa Sepanyol” Journal of Language Studies, Volume 14(3), September 2014
halaman 207-223.

13

Anda mungkin juga menyukai