MAKALAH Bisnis Dropshipper Ulan
MAKALAH Bisnis Dropshipper Ulan
“BISNIS DROPSHIPPER”
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Abdullah Sahroni, M.S.I
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Bisnis Dropshipper" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah Kontemporer. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang bisnis dropshepper bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Abdullah Sahroni, M.S.I. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................................3
A. Kelebihan Bisnis Dropshipper...............................................................................................3
Kelebihan Sistem Dropship...........................................................................................................3
B. Perbedaan Dropshipper dan reseller.....................................................................................4
C. Pandangan islam mengenai bisnis dropshipper......................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP......................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................................10
B. Kritik dan saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dropship adalah sebuah model jualan barang yang saat ini trend digunakan oleh para
reseller online. Dengan cara dropship ini reseller dapat memasarkan barang tanpa harus
stok barang. Semua proses packing sampai pengiriman dikerjakan oleh toko online penjual
di mana reseller bermitra sebagai dropshipper.
Dengan maraknya social media dan ecommerce, ini menjadi lahan bagi reseller untuk
memasarkan barang. Modal mereka hanya berupa gambar produk, deskripsi dan harga.
Informasi produk ini di-upload ke sosial media/ ecommerce kemudian tinggal menunggu
pesanan masuk. Untuk di social media seperti Instagram/ facebook, jaringan teman atau
followers akan mempengaruhi besaran target pasar. Semakin banyak jaringan teman atau
followers semakin besar target pasar untuk produk- produk yang dijual.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kelebihan bisnis dropshipper ?
2. Apa perbedaan dropshiper dengan reseller?
3. Bagai mana pandangan islam mengenai bisnis dropshiper ?
1
https://www.resellerdropship.com/blog/pengertian-dropship-dan-cara-kerjanya
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kelebihan bisnis dropshipper
2. Menfetahui perbedaan dropshipper dengan reseller
3. Mengetahui pandangan islam mengenai bisnis dropshiper
2
BAB II
PEMBAHASAN
Anda tidak perlu mengeluarkan sejumlah uang di awal untuk sekadar membeli barang-
barang lalu dijual kembali seperti seorang reseller. Selain itu, tidak ada target penjualan.
Keuntungan lainnya ada pada bagian lokasi dan jam kerja. Menjadi dropshipper cukup
menyenangkan karena pekerjaan ini sangatlah fleksibel.
Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa dropship ini hanya dijadikan pekerjaan
sampingan sehingga mendapat pemasukan tambahan.
3
3. Mudah dan Efisien
4. Produk beragam
Ketika bekerja sebagai seorang dropshipper, Anda bisa menjual berbagai produk dari
berbagai pihak sekaligus. Dengan begitu, produk yang dijual bisa beragam. Hal ini
merupakan keuntungan tersendiri bagi seorang dropshipper.
Meski demikian, tidak disarankan untuk menjual terlalu banyak jenis barang di awal. Jika
Anda baru berkecimpung di dunia dropship sebaiknya cukup menjual 3-5 jenis barang
yang berbeda dan usahakan dari satu supplier yang sama.
Kelebihan lain sistem dropship, yaitu lebih hemat tenaga. Mengapa bisa demikian? Anda
tidak perlu melakukan berbagai hal yang biasanya dilakukan oleh penjual konvesional,
cukup fokus pada bagian marketing agar barang yang dijual laris. Untuk urusan produksi,
pengemasan, hingga pengiriman barang akan diurus oleh supplier langsung.2
2
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/dropship-system-pengertian-kelebihan-kekurangan-dan-
langkah-yang-harus-dilakukan/#:~:text=Model%20bisnis%20dropship%20menawarkan
%20banyak,overhead%2C%20serta%20lebih%20hemat%20tenaga
4
1. Perbedaan reseller dan dropship pada cara kerjanya
2. Perbedaan reseller dan dropship pada modalnya
Selain itu, modal seperti pulsa, paket data, dan ongkos transportasi juga dihitung.
Biaya-biaya itu termasuk dalam biaya operasional kantor.
Ditanya soal ini, jelas lebih untung reseller. Mengapa? Sebab, bisa mendapat barang
dengan harga termurah dan mengatur harga jual sekehendaknya. Di situ, dia dapat untung
yang bisa aja besar.
5
Lain cerita kalau kamu menjadi dropshipper. Sulit bagi dropship mendapat untung
sebesar reseller. Pasalnya, order yang diberikan dropshipper masih kalah banyak dengan
pembelian reseller.
Di sinilah pesanan yang datang mau gak mau harus kamu tolak karena gak ada
ketersediaan barang. Kalau sudah begini, kamu bisa gak dapat pemasukan.
Untuk risiko dari reseller, pastinya sudah bisa kamu bayangkan. Misalnya, banyak
barang yang gak laku terjual, sudah pasti mereka mengalami kerugian. Mau gak mau nih
barang yang tersisa dijual rugi daripada gak laku sama sekali.
5. Pelayanan ke konsumen
6
Sementara itu, kalau jadi dropshipper, kamu cuma menyampaikan pesanan
kepada supplier. Urusan pengemasan dan pengiriman menjadi tanggungan supplier.
Dengan begitu, kamu gak usah memikirkan biaya pengemasan dan pengiriman.3
Biasanya sistem ini dilakukan dengan jalan, penjual membuat akun sendiri. Ia
mencantumkan banyak ragam barang yang ditawarkan, sementara barangnya masih
berada di tangan orang lain yang menjadi pedagang aslinya. Ia hanya berperan
mencarikan barang, tanpa kesepakatan imbalan (ujrah) dengan pedagang pertama.
Sebagai gambaran mudahnya adalah perdagangan ala makelaran. Barang yang
ditawarkan belum menjadi milik makelar, dan belum mendapat izin atau meminta izin
kepada pedagang aslinya, tapi dia sudah menawarkan barang.
Jual beli sistem dropship model makelaran seperti ini disepakati oleh mayoritas ulama
sebagai haram, kecuali mazhab Hanafi yang masih membolehkan, asalkan ia mengetahui
ciri-ciri umum dari barang. Sebagian dari kalangan Syafi’iyah juga masih ada yang
menyatakan boleh, namun sifatnya hanya terbatas pada barang tertentu yang mudah
dikenali dan tidak gampang berubah ciri khasnya. Contoh makelar sepeda motor dengan
merek Jupiter Z1, atau makelar mobil dengan merek Avanza. Baik sepeda motor maupun
mobil Avanza adalah merupakan jenis barang yang tidak gampang berubah dan mudah
dikenali oleh pembelinya, meskipun barangnya itu tidak ada di tempat penjualnya. Untuk
jual beli barang seperti ini termasuk jual beli ainun ghaibah, yaitu jual beli barang yang
belum ada di tempat.
Pangkal hukum yang memperlemah status kebolehan dropshipping sistem pertama ini
adalah masalah izin yang belum didapatkan oleh dropshipper dari supplier. Itulah
sebabnya ia dikelompokkan dalam sistem samsarah (makelar) yang hanya di mazhab
3
https://lifepal.co.id/media/reseller-atau-dropshipper-cek-perbedaannya-yuk/
7
Hanafi saja yang membolehkannya. Salah satu ulama dari kalangan Malikiyyah, yakni
Syekh Wahbah Zuhaily juga menyatakan kebolehan dari akad samsarah ini. Dalam Al-
Fiqhu al-Islam wa Adillatuhu, beliau menyampaikan:
ﻭاﻷﺟﺮ اﻟﺬﻱ ﻳﺄﺧﺬﻩ اﻟﺴﻤﺴﺎﺭ ﺣﻼﻝ؛ ﻷﻧﻪ ﺃﺟﺮ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻞ ﻭﺟﻬﺪ ﻣﻌﻘﻮﻝ،ﻭاﻟﺴﻤﺴﺮﺓ ﺟﺎﺋﺰﺓ
Artinya: “Jual beli makelaran adalah boleh. Dan upah yang diambil oleh makelar adalah
halal karena ia didapat karena adanya amal dan jerih payah yang masuk akal.” (Lihat:
Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqhu al-Islam wa Adillatuhu, Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah,
tt.,: 5/21!).
Namun, sayangnya dalam mazhab Maliki tetap mensyaratkan adanya al-ajru, yaitu upah
bagi makelar, yang berarti harus ada izin langsung dari pihak supplier. Jadi, satu-satunya
mazhab yang membolehkan dalam masalah ini adalah mazhab Hanafi saja.
Untuk sistem kedua ini, biasanya dilakukan dengan jalan pihak dropshipper meminta izin
kepada supplier untuk ikut menjualkan barangnya. Dengan demikian pedagang berperan
selaku orang yang diizinkan atau mendapatkan kuasa menjualkan. Selaku orang yang
mendapatkan hak kuasa, maka kedudukannya hampir sama dengan pedagang reseller.
Hanya saja, kondisi barang yang dijual belum ada di tangan pedagang.
Selaku orang yang diberi izin menjualkan barang, maka dropshipping sistem kedua ini
masuk kategori bai’u ainin ghaibah maushufatin bi al-yad, yaitu jual beli barang yang
belum ada di tempat namun bisa diketahui sifat dan ciri khas barangnya dan
diperbolehkan sebab pemberian kuasa. Kalangan ulama mazhab Syafi’i ada yang
memandang hukumnya sebagai boleh sebagaimana pendapat berikut ini:
وقوله لم تشاهد يؤخذ منه أنه إذا شوهدت ولكنها كانت وقت العقد غائبة أنه يجوز
Artinya: “Maksud dari pernyataan Abi Syujja’ “belum pernah disaksikan”, difahami
sebagai “apabila barang yang dijual pernah disaksikan, hanya saja saat akad dilaksanakan
barang tersebut masih ghaib (tidak ada)”, maka hukumnya adalah boleh.” (Taqiyuddin
8
Abu Bakar bin Muhammad Al-Hushny, Kifâyatu al-Akhyar fi hilli Ghâyati al-Ikhtishâr,
Surabaya: Al-Hidayah, 1993: 1/240)
Namun kebolehan ini disertai dengan syarat mutlak yaitu apabila contoh barang tersebut
pernah disaksikan oleh pembeli, mudah dikenali dan tidak gampang berubah modelnya,
sebagaimana pendapat ini tercermin dari pernyataan berikut ini:
إن كانت العين مما ال تتغير غالبا كاألواني ونحوها أو كانت ال تتغير في المدة المتخللة بين الرؤية والشراء صح العقد
لحصول العلم المقصود
Artinya: “Jika barang “‘ain ghaibah” adalah berupa barang yang umumnya tidak mudah
berubah, misalnya seperti wadah (tembikar) dan sejenisnya, atau barang tersebut tidak
mudah berubah oleh waktu ketika mulai dilihat (oleh yang dipesani) dan dilanjutkan
dengan membeli (oleh yang `memesan), maka akad (jual beli ‘ain ghaibah) tersebut
adalah sah disebabkan tercapainya pengetahuan barang yang dimaksud.” (Lihat:
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hushny, Kifâyatu al-Akhyar fi hilli Ghâyati
al-Ikhtishâr, Surabaya: Al-Hidayah, 1993: 1/241).
Adapun akad jual beli untuk dropshipping model kedua ini adalah akad salam, yaitu jual
beli dengan sistem pemesanan. Hukumnya adalah boleh (jaiz).4
4
https://islam.nu.or.id/post/read/95584/hukum-jual-beli-sistem-dropship-dan-reseller
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk beragam
Reseller adalah ketika seseorang membeli produk dengan harga tertentu dan
menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi sehingga ia akan mendapatkan
untuk dari selisih harga tersebut.
Dropshipping adalah jual beli online tanpa modal dengan barang yang masih
belum menjadi milik pihak penjual. Ada dua sistem dropshipping berdasarkan
10
keberadaan izin yang dipegang oleh penjual. Pertama, dropshipping tanpa izin
menjualkan barang oleh supplier. Hukumnya adalah haram menurut mayoritas
ulama. Hanya mazhab Hanafi saja yang memperbolehkan sistem jual beli ini.
Akad yang dibangun dalam sistem pertama ini adalah akad makelaran
(samsarah).
Kedua, dropshipping dengan izin menjualkan barang oleh supplier. Akad yang
dibangun dalam model kedua ini adalah akad salam. Ulama empat mazhab
menyatakan status kebolehan hukumnya. Khusus untuk mazhab Syafi’i, ada
catatan khusus terkait dengan barang yang dijual, yaitu apabila barang terdiri
atas barang yang tidak mudah berubah baik model maupun sifat barangnya.
Untuk barang yang mudah berubah model dan sifat barangnya, maka
hukumnya sepakat tidak boleh. Wallahu a’lam bi al-shawab.
Saran penulis, mengingat ada nya hukum hukum mengenai bisnis dropshipper
alangkah baik nya sebelum memulai bisnis kita meminta izin dulu kepada PEMILIK
Toko agar bisnis yang kita jalankan tidak haram
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan ini, harapan penusil
para pembaca sekalian dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar
penulis bisa membuat tulisan yang lebih baik lagi
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.resellerdropship.com/blog/pengertian-dropship-dan-cara-kerjanya
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/dropship-system-pengertian-kelebihan-kekurangan-
dan-langkah-yang-harus-dilakukan/#:~:text=Model%20bisnis%20dropship%20menawarkan
%20banyak,overhead%2C%20serta%20lebih%20hemat%20tenaga
https://lifepal.co.id/media/reseller-atau-dropshipper-cek-perbedaannya-yuk/
https://islam.nu.or.id/post/read/95584/hukum-jual-beli-sistem-dropship-dan-reseller
12