Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM VIII

MORFOLOGI TUMBUHAN
(AKBK 3204)

BUNGA MAJEMUK

Disusun Oleh :
Awaludin Akbar
(2010119110008)
Kelompok I B

Asisten Dosen :
Ainal Wazni Nazara
Dody Alfayed

Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si.
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
APRIL
2021
PRAKTIKUM VIII
Topik : Bunga Majemuk
Tujuan : Mengenal berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk beserta
Tujuan : bagian-bagiannya.
Hari/Tanggal : Rabu, 7 April 2021.
Tempat : Lingkungan sekitar tempat tinggal.

I. TEORI DASAR
Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai
pada satu ibu tangkai bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga
yang lebih rumit. Rangkaian bunga semacam ini banyak bervariasi, baik pada
pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya, kelengkapan bagian
pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (phyllotaxy), dan lain-lain.
Susunan bunga majemuk biasanya disebut dengan istilah
perbungaan (inflorescence). Dalam percakapan sehari-hari sebagian
perbungaan disebut sebagai “bunga” saja atau variasinya, terlebih bila
susunannya rapat atau kuntum-kuntum bunganya kecil-kecil. Pada umumnya,
bagian-bagian dari bunga majemuk dibedakan atas :
A. Bagian-bagian yang bersifat batang atau cabang, terdiri atas
1. Ibu tangkai bunga (peduncullus)
2. Tangkai bunga (pedicellus)
3. Dasar bunga (reseptakulum)
B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, terdiri atas
1. Daun-daun pelindung (bractea)
2. Daun tangkai (bracteola)
3. Seludang bunga (spatha)
4. Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
5. Kelopak tambahan (epicalyx)
6. Daun-daun kelopak (sepals)
7. Daun-daun mahkota (petals)
8. Daun-daun tenda bunga (tepals)
9. Benang-benang sari (stamina)
10. Daun-daun buah (carpella)
Pada bunga majemuk, ibu tangkainya ada yang dapat mengadakan
percabangan, ada juga yang tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang
dan tidak berdaun sering disebut sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang
bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain
itu jumlah cabang dan panjangnya jika dibandingkan dengan ibu tangkai serta
susunan cabang-cabang berpengaruh pula terhadap urutan mekarnya masing-
masing bunga pada suatu bunga majemuk. Karena hal itulah, bunga majemuk
dapat dibedakan kedalam tiga tipe, yaitu bunga majemuk tak berbatas
(inflorescentia racemosa inflorescentia botryoides, atau inflorescentia
centripetala), lalu bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, atau
inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita), serta bunga majemuk
campuran (inflorescentia mixta).
Pada tipe bunga majemuk berbatas, ibu tangkainya selalu ditutup
oleh suatu bunga, jadi ibu tangka mempunyai pertumbuhan yang terbatas,
apabila mekarnya bunga dimulai dari ujung (terminal), lalu diikuti mekarnya
bunga lain dari bawah ke atas, disebut akropetal. Sebaliknya, apabila
mekarnya bunga-bunga lain dari atas menuju ke bawah, itu disebut basipetal.
Apabila mekarnya bunga-bunga dimulai dari tengah-tengah ibu tangkai daun,
hal itu disebut dengan divergen.

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat-alat
1. Baki/nampan
2. Alat tulis
3. Silet
4. Alat dokumentasi
B. Bahan
1. Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)
2. Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
3. Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)/Bunga Lamtoro (Leucaena
glauca)
4. Bunga Jagung Jantan dan Betina (Zea mays L.)
5. Bunga Kelapa (Cocos nucifera)
6. Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)/ Bunga Zinnia elegans
7. Bunga Melati (Jasminum sambac L.)
8. Bunga Sirih (Piper betle L.)
9. Bunga Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
10. Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)/ Anggrek Bulan
(Phalaenopsis sp.)
11. Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
12. Bunga Bougenvil (Bougenvillea spectabilis)
13. Bunga Tasbih (Canna indica L.)
14. Bunga Nangka (Artocarpus integra Merr.)
15. Bunga Pisang (Musa sp.)

III. CARA KERJA


1. Amati bagian-bagian bunga majemuk : ibu tangkai bunga (pedunculus),
tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptakulum), perhiasan
bunga (perianthium), daun pembalut (involucrum), daun pelindung
(bractea), dan daun tangkai (bracteola).
2. Amati tipe bunga majemuk : tak berbatas, berbatas, dan majemuk
campuran.
3. Amati bentuk bunga majemuk : tandan, bulir, untai, tongkol, payung,
cawan, bongkol, periuk, malai, malai rata, payung majemuk, tongkol
majemuk, bulir majemuk, anak payung menggarpu, dan sebagainya.
4. Dokumentasikan hasil pengamatan, serta isilah tabel pengamatan.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan

No Tata Letak Bentuk Jenis Jenis Bunga Berdasarkan


Nama Spesies Tipe Bunga
. Bunga Bunga Perbungaan Kelengkapan
Bunga Merak Flos Majemuk tak Bunga lengkap
1. Zigomorf Tandan
(Caesalpinia pulcherrima Swart.) Terminalis berbatas (Flos completus)
Bunga Soka Flos Aktinomor Majemuk tak Bunga lengkap
2. Malai rata
(Ixora grandiflora L.) Terminalis f berbatas (Flos completus)
Bunga Putri Malu Aktinomor Majemuk tak Bunga lengkap
3. Flos Axillaris Bongkol
(Mimosa pudica) f berbatas (Flos completus)
Bunga Jagung Jantan Flos Majemuk tak Bunga tidak lengkap
4. Zigomorf Bulir majemuk
(Zea mays L.) Terminalis berbatas (Flos in-completus)
Bunga Jagung Betina Majemuk tak Bunga tidak lengkap
5. Flos Axillaris Zigomorf Tongkol
(Zea Mays L.) berbatas (Flos in-completus)
Bunga Kelapa Majemuk tak Tongkol Bunga tidak lengkap
6. Flos Axillaris Zigomorf
(Cocos nucifera) berbatas majemuk (Flos in-completus)
Bunga Zinnia elegans Flos Aktinomor Majemuk tak Bunga tidak lengkap
7. Cawan
Terminalis f berbatas (Flos in-completus)
Bunga Melati Aktinomor Majemuk Anak payung Bunga lengkap
8. Flos Axillaris
(Jasminum sambac L.) f berbatas menggarpu (Flos completus)
Bunga Sirih Majemuk tak Untai/Bunga Bunga tidak lengkap
9. Flos Axillaris Zigomorf
(Piper betle L.) berbatas lada (Flos in-completus)
Bunga Eceng Gondok Flos Aktinomor Majemuk tak Bunga lengkap
10. Tandan
(Eichornia crassipes) Terminalis f berbatas (Flos completus)
Bunga Anggrek Bulan Majemuk tak Bunga lengkap
11. Flos Axillaris Zigomorf Tandan
(Phalaenopsis sp.) berbatas (Flos completus)
Bunga Alamanda Flos Majemuk tak Bunga lengkap
12. Zigomorf Tandan
(Allamanda cathartica L.) Terminalis berbatas (Flos completus)
Bunga Bougenvil Aktinomor Majemuk tak Bunga payung Bunga lengkap
13. Flos Axillaris
(Bougainvillea spectabiis) f berbatas majemuk (Flos completus)
Bunga Tasbih Flos Majemuk tak Bunga lengkap
14. Asimetri Tongkol
(Canna indica L.) Terminalis berbatas (Flos completus)
Bunga Nangka Majemuk tak Bunga tidak lengkap
15. Flos Axillaris Zigomorf Periuk
(Artocarpus integra Merr.) berbatas (Flos in-completus)
Bunga Pisang Flos Majemuk tak Bunga tidak lengkap
16. Zigomorf Bulir
(Musa sp.) Terminalis berbatas (Flos in-completus)
B. Gambar Pengamatan
1. Bunga Merak (Caesalpinia pukcheerrina Swart.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai bunga
2. Mahkota bunga
3. Tangkai kepala putik
4. Kepala putik

b. Foto Pengamatan
Mahkota
Benang sari bunga Kelopak
bunga

Putik
Tangkai
bunga

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
1 4. Putik
5. Tangkai bunga
4
6. Ibu tangkai bunga

2 6
5 3
(Sumber : Cruden., & Herman-Parker, 1979)
2. Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai bunga
2. Bunga
3. Daun

b. Foto Pengamatan

Putik

Benang sari

Mahkota
Ibu tangkai bunga
bunga
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
3 1. Mahkota bunga
2. Tangkai bunga
3. Benang sari

1
2

(Sumber : idntimes.com, 2018)


3. Bunga Putri Malu (Mimosa pudica L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai bunga
2. Mahkota bunga
3. Tangkai kepala putik
4. Kepala putik

b. Foto Pengamatan

Mahkota
bunga

Tangkai
bunga Ibu tangkai
bunga

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Tangkai bunga
3. Ibu tangkai bunga
1

(Sumber : intisari.grid.id, 2013)


4. Bunga Jagung (Zea mays L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Ibu tangkai bunga
2. Tangkai kepala putik
3. Kepala putik
4. Benang sari

b. Foto Pengamatan

Benang
sari
Putik

Ibu tangkai
bunga

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
3
1. Benang sari
2. Ibu tangkai bunga
1 3. Tangkai bunga

(Sumber : steemit.com, 2019)


5. Bunga Kelapa (Cocos nucifera)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Bakal buah
2. Tangkai bunga

b. Foto Pengamatan

Spatha Bakal buah


Bunga betina
Ibu tangkai bunga

Bunga jantan

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Seludang bunga
2. Bunga jantan
3. Bunga betina
2
3

(Sumber : metrobali.com, 2017)


6. Bunga Zinnia elegans
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai bunga
2. Mahkota bunga
3. Putik
4. Benang sari
5. Bunga pita

b. Foto Pengamatan
Mahkota
bunga

Kelopak
Putik bunga
Tangkai Benang
bunga sari
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Mahkota bunga
4
2. Tangkai bunga
3. Benang sari
3
4. Putik

(Sumber : pixabay.com, 2020)


7. Bunga Melati (Jasminum sambac L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
4. Putik

b. Foto Pengamatan

Mahkota
bunga

Benang
sari

Kelopak Ibu tangkai


bunga bunga
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
2 1. Mahkota bunga
1 2. Kelopak bunga
3. Benang sari
4. Ibu tangkai bunga

(Sumber : gardenersworld.com, 2017)


8. Bunga Sirih (Piper betle L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai bunga
2. Dasar bunga
3. Tenda bunga

b. Foto Pengamatan

Tangkai bunga

Dasar bunga
Ibu tangkai bunga

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Ibu tangkai bunga
2
2. Tangkai bunga
3. Dasar bunga

(Sumber : natureloveyou.sg, 2015)


9. Bunga Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai bunga
2. Mahkota bunga
3. Benang sari
4. Kepala sari

b. Foto Pengamatan

Benang Putik
sari

Mahkota
bunga Tangkai
bunga
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
1
2. Tangkai bunga
3. Benang sari
3
4. Putik
4

(Sumber : pixabay.com, 2019)


10. Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Bibir bunga
3. Benang sari

b. Foto Pengamatan

Kelopak
bunga
Benang
sari Bibir
bunga

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Bibir bunga
1 3. Benang sari

(Sumber : pixabay.com, 2020)


11. Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Tangkai bunga

b. Foto Pengamatan

Benang Putik
sari
Kelopak
bunga
Tangkai
bunga
Mahkota
bunga

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Tangkai bunga

2
3

(Sumber : tropicalcoast.net, 2016)


12. Bunga Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Tangkai bunga
3. Daun pemikat

b. Foto Pengamatan

Daun
pemikat

Mahkota
bunga
Tangkai
bunga
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
3 1. Mahkota bunga
2. Tangkai bunga
1 3. Daun pemikat

(Sumber : 123rf.com, 2021)


13. Bunga Tasbih (Canna indica L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
4. Putik

b. Foto Pengamatan
Benang sari

Mahkota
Kelopak Putik bunga
bunga

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
3
4. Putik
4

(Sumber : shutterstock.com, 2018)


14. Bunga Nangka (Artocarpus integra Merr.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Seludang bunga
2. Bakal buah

b. Foto Pengamatan

Jantan

Betina
Bakal
buah Ibu
Seludang
bunga tangkai

(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Seludang bunga
1 2. Bakal buah
3. Tangkai bunga

(Sumber : Ahmed, 2011)


15. Bunga Pisang (Musa sp .)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tenda bunga
2. Benang sari
3. Putik

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Tenda bunga
2. Benang sari
1 3. Putik

2
3
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Tenda bunga
3 2. Benang sari
3. Putik

(Sumber : flowersinisrael.com, 2013)


V. ANALISIS DATA
1. Bunga Merak (Caesalpinia pulcheerrina Swart.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Caesalpinia
Species : Caesalpinia pulcheerrina Swart.
(Sumber : USDA, 2000)
Menurut hasil pengamatan, bunga merak (Caesalpinia
pulcheerrima Swart.) termasuk kedalam tipe bunga majemuk tak berbatas
(inflorescentia centripetala), hal ini dikarenakan ibu tangkai pada bunga
merak masih dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat
bercabang lagi atau tidak, dan pada bagian ujung dari ibu tangkai tidak
ditutup dengan bunga, hal inilah yang membuatnya nampak tak berbatas.
Bunganya berbentuk tandan dengan tata letak Flos Terminalis dan
berbentuk zigomorf atau simetri bilateral. Bunga merak termasuk bunga
lengkap karena memiliki perhiasan bunga dan dua jenis alat perkembang
biakan.
Menurut literatur, tanaman bunga merak (Caesalpinia
pulcheerrima Swart.) termasuk tanaman hias yang berasal dari suku
polong-polongan. Mahkota bunganya berwarna merah kekuningan yang
cerah, hal ini disebabkan adanya senyawa saponin dan flavonoid. Bunga
merak memiliki empat hingga lima lembar daun mahkota dengan warna
dominan merah, memiliki putik dan benang sari yang berwarna merah dan
memiliki panjang rata-rata 35-45 milimeter yang fleksibel. Memilik jenis
perbungaan tanda (racemus) dengan bentuk bunga zigomorf.
Dari hal tersebut, diketahui bahwa bunga merak yang kami amati
ialah sama dengan bunga merak yang diamati pada literatur.
2. Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Family : Rubiaceae
Genus : Ixora
Species : Ixora grandiflora L.
(Sumber : Taylor, 2011)
Menurut hasil pengamatan, bunga soka (Ixora grandiflora L.)
termasuk kedalam tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk
perbungaan malai rata. Hal ini disebabkan pada bunga soka ibu tangkainya
bercabang-cabang, dan cabangnya dapat bercabang lagi sehingga bunga-
bunga tidak terdapat pada ibu tangkai. Bunga soka termasuk kedalam
bunga lengkap atau sempurna, karena bunga soka memiliki perhiasan
bunga berupa kelopak bunga (calyx) dan mahkota bunga (corolla), serta
dua jenis alat perkembangbiakan berupa putik dan benang sari. Memiliki
tata letak flos terminalis dengan bentuk bunga aktinomorf.
Menurut literatur, bunga soka (Ixora grandiflora L.) memiliki
bentuk perbungaan malai rata, yaitu ibu tangkai mengadakan percabangan,
cabangnya pun juga mengadakan percabangan, tetapi cabang-cabang tadi
mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga soka
yang tumbuh ini terdapat pada satu bidang datar atau agak melengkung.
Bunga soka merupakan tipe tumbuhan berumah satu, dengan tata letak flos
terminalis dengan bentuk bunga aktinomorf atau simetri radial. Kelopak
bunganya berbentuk tabung pendek, dengan mahkota yang berwarna putih,
merah, kuning, atau oranye, benang sari lebih pendek dari mahkota bunga,
dan putik yang sangat kecil.
Dari hal tersebut, diketahui bahwa bunga soka yang kami amati
sama dengan bunga soka yang diamati pada literatur.
3. Bunga Putri Malu (Mimosa pudica L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Mimosa
Species : Mimosa pudica L.
(Sumber : NODC, 1996)
Menurut hasil pengamatan, bunga putri malu (Mimosa pudica L)
termasuk tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk perbungaannya
bunga bongkol (capitulum), hal ini disebabkan ujung dari ibu tangkai
membengkak sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola.
Bunga-bunga yang duduk di bagian yang membengkak tadi seringkali
mempunyai sisik pada pangkal. Bunga putri malu merupakan bunga
lengkap karena memiliki perhiasan bunga berupa kelopak bunga (calyx)
dan mahkota bunga (corolla), serta dua jenis alat perkembangbiakan
berupa putik dan benang sari. Selain itu, bunga putri malu merupakan
bunga dengan tata letak flos axillaris dengan aktinomorf.
Menurut literatur, bunga putri malu (Mimosa pudica L.)
merupakan tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk bunga
bongkol (capitulum), hal ini dikarenakan bentuk dari ibu tangkai yang
membengkak sehingga bunga-bunga yang duduk disitu seluruhnya
mengikuti bentuk dari ibu tangkai tadi. Seringkali bunga putri malu
mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik tersebut terletak pada
bongkolnya. Bunga putri malu memiliki kelopak dan mahkota yang tidak
besar, tetapi cukup membuatnya menjadi bunga lengkap. Bunga putri malu
juga bunga yang memiliki tata letak flos axillaris dengan aktinomorf.
Dari hal tersebut, bunga putri malu yang kami amati sama dengan
bunga putri malu pada literatur.
4. Bunga Jagung (Zea mays L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
(Sumber : Soreng et al, 2009)
Menurut hasil pengamatan, bunga jagung (zea mays L.) termasuk
kedalam bunga tidak lengkap atau tidak sempurna, karena masing-masing
bunga merupakan bunga berkelamin tunggal (unisexualis). Masing-masing
dari bunga jagung ialah bunga jagung jantan (flos masculus) dan bunga
jagung betina (flos femineus). Tata letak dari masing-masing bunga ini pun
berbeda, dimana bunga jagung jantan memiliki tata letak flos terminalis
dengan jenis perbungaan bulir majemuk, sedangkan bunga jagung betina
memiliki tata letak flos axillaris dengan jenis perbungaan tongkol
(spandix). Meski merupakan bunga berkelamin tunggal, bunga jagung
jantan dan bunga jagung betina memiliki persamaan berupa sama-sama
bersimetri bilateral atau istilahnya zigomorf.
Menurut literatur, bunga jagung (Zea mays L.) merupakan bunga
yang tidak sempurna, karena tanaman jagung terdiri atas dua bunga, yakni
bunga jantan (flos masculus) yang tumbuh di ujung batang (flos terminalis)
dan jenis perbungaannya bulir majemuk, serta bunga betina (flos femineus)
yang tumbuh di ketiak daun (flos axillaris) dan jenis perbungaannya
tongkol. Bunga jantan tumbuh dari ujung batang hingga mencapai panjang
satu kaki, pada setiap rachis dan sumbu pusat, spikelet tersusun secara
beroasangan 3 atau 4. Sedangkan pada bunga betina, tumbuh dari axillary
apices dengan sejumlah baris ganda spikelets. Pada tahap awal, kedua
bunga memilii primordia bunga biseksual, tetapi selama proses
perkembangan, benang sari pada bunga yang muncul di ketiak daun tidak
berkembang sehingga menjadi bunga betina. Begitu juga yang terjadi pada
bunga jantan. Jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecius)
dimana bunga jantan dan bunga betina ditemukan dalam satu tumbuhan.
Bunga jantan mekar terlebih dahulu daripada bunga betina.

5. Bunga Kelapa (Cocos nucifera)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera
(Sumber : Zona, 2010)
Menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga kelapa
(Cocos nucifera) merupakan bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk
berupa tongkol majemuk. Bunga kelapa termasuk kedalam bunga tidak
lengkap atau tidak sempurna karena pada satu bunganya tidak ditemukan
dua alat jenis perkembangbiakan, atau dengan kata lain merupakan bunga
berkelamin tunggal, dimana bunga jantan berada jauh dari pangkal
karangan sementara bunga betina berada pada pangkal karangan. Bunga
kelapa dilindungi oleh seludang (spatha) yang besar, tebal, dan kuat.
Bunga kelapa tumbuh dari ketiak daun atau dikenal dengan istilah flos
axillaris dengan bentuk bunga zigomorf, atau simetri bilateral.
Menurut literatur, bunga kelapa (Cocos nucifera) dilindungi oleh
seludang (spatha), penyerbukan terjadi di dalam spatha. Ciri khas pada
perbungaan kelapa ini ialah sejumlah besarnya adalah bunga betina dan
berkurangnya jumlah bunga jantan. Dimana bunga betina pada bunga
kelapa ini berkisar 50-500, sedangkan pada bunga lain hanya berkisar 15-
50. Begitu juga pada bunga jantan yang berkisar antara 100-1000,
sedangkan pada bunga lain berkisar 5000-8000. Bunga kelapa tumbuh dari
ketiak daun atau dikenal dengan istilah flos axillaris dengan memiliki satu
simetri atau zigomorf.
Dari hal tersebut, maka bisa dikatakan kalau bunga kelapa yang
kami amati memiliki beberapa persamaan berupa memiliki spatha,
memiliki tata letak flos axillaris, memiliki satu simetri, dan bunga tidak
lengkap serta memiliki jenis perbungaan yang sama, yaitu tongkol
majemuk.

6. Bunga Zinnia elegans


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Zinnia
Species : Zinnia elegans
(Sumber : TICA, 2010)
Menurut hasil pengamatan, bunga Zinnia elegans termasuk
kedalam bunga majemuk tak berbatas dengan tipe perbungaan cawan.
Bunga Zinnia elegans tumbuh pada ujung batang atau sering disebut flos
terminalis, dengan bentuk bunga aktinomorf atau simetri banyak. Bunga
Zinnia elegans termasuk kedalam bunga tidak lengkap karena meskipun
memiliki dua jenis alat perkembangbiakan berupa putik dan benang sari,
bunga Zinnia elegans hanya memiliki salah satu dari dua perhiasan bunga.
Menurut literatur, bunga Zinnia elegans termasuk bunga majemuk
berbentuk cawan yang memiliki dua bunga yakni bunga pita dengan
mahkota berwarna ungu maupun kemerahan dan bagian ujungnya terbelah
dua dan saling tindih membentuk satu lingkaran, sedangkan bunga tabung
dengan mahkota berwarna kekuningan yang terbelah lima dengan jumlah
tiap bunga memiliki 20-30 bunga yang merupakan hemaprodit dan terletak
pada ujung tangkai bunga (flos terminalis). Bunga Zinnia elegans memiliki
daun pelindung berbentuk lanset, pangkal daun pelindung tumpul, dan
dasar bunga berbentuk cawan. Menurut Tjitrosoepomo (2007), bunga
Asteraceae merupakan bunga cawan atau bongkol atau seperti bulir
pendek, dengan daun-daun pembalut bersama untuk seluruh rangkaian
bunga.
Dari hal diatas, maka bisa dikatakan bunga Zinnia elegans yang
kami amati sama dengan bunga Zinnia elegans yang di dalam literatur.

7. Bunga Melati (Jasminum sambac L.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Oleaceae
Genus : Jasminum
Species : Jasminum sambac L.
(Sumber : USDA, 2000)
Menurut hasil pengamatan, bunga melati (Jasminum sambac L.)
termasuk kedalam bunga lengkap atau bunga sempurna, karena pada
bunga melati dapat ditemui perhiasan bunga berupa kelopak bunga (calyx)
dan mahkota bunga (corolla), serta memiliki dua jenis alat
perkembangbiakan berupa putik dan benang sari. Bunga melati termasuk
kedalam bunga majemuk berbatas dengan tipe perbungaan anak payung
menggarpu (dichasium). Selain itu, bunga melati juga merupakan bunga
dengan bentuk aktinomorf atau simetri radial dengan tata letak bunga flos
axillaris.
Menurut literatur, bunga melati (Jasminum sambac L.) merupakan
bunga majemuk berbatas (inflorescentia centrifuga) dengan jenis
perbungaan anak payung menggarpu (dichasium), hal ini dikarenakan pada
ujung ibu tangkai bunga melati terdapat satu bunga, lalu dibawahnya
terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendungkung
satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang
terdapat pada ujung ibu tangkainya. Bunga melati memiliki simetri banyak
atau aktinomorf dengan kelamin bunga bersifat biseksual. Daun mahkota
bunga berjumlah 4, benang sari pada umumnya berjumlah 2. Ketika bunga
mekar maksimal, kepala benang sari sepenuhnya rusak, dan pollen keluar
menuju style, setelah beberapa saat benang sari akan lebih pendek 5 mm
daripada putik.
Dari hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa bunga melati
yang kami amati memiliki beberapa persamaan dengan bunga melati yang
berada di literatur. Persamaan tersebut meliputi jenis perbungaan, tata
letak bunga, kelengkapan bunga, tipe bunga, dan simetri bunga.

8. Bunga Sirih (Piper betle L.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle L.
(Sumber : ITIS, 2010)
Menurut hasil pengamatan, bunga sirih (Piper betle L.) termasuk
ke dalam bunga majemuk tak berbatas dengan jenis perbungaan untai atau
bunga lada (amentum). Bunga sirih tumbuh dari ketiak daun atau sering
disebut dengan flos axillaris dengan bentuk zigomorf atau bersimetri
bilateral. Bunga sirih termasuk bunga yang tidak lengkap karena hanya
memiliki sebagian saja dari perhiasan bunganya dan hanya memiliki salah
satu dari dua jenis alat perkembangbiakan pada bunga.
Menurut literatur, bunga sirih (Piper betle L.) merupakan bahan
utama yang memberikan rasa dan sifat lain pada makanan, minyak atsiri
juga ditemukan pada bunga sirih.

9. Bunga Eceng Gondok (Eichornia crassipes)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Commelinales
Family : Pontederiaceae
Genus : Eichornia
Species : Eichornia crassipes
(Sumber : Acevedo-Rodriguez, 2007)
Menurut hasil pengamatan, bunga eceng gondok (Eichornia
crassipes) termasuk bunga yang lengkap atau sempurna, karena bunga
eceng gondok memiliki perhiasan bunga berupa kelopak bunga (calyx) dan
mahkota bunga (corolla), serta dua jenis alat perkembangbiakan berupa
benang sari (stamen) dan putik (carpel). Bunga eceng gondok juga
termasuk tipe bunga majemuk tak berbatas dengan jenis perbungaan
tandan (racemus). Bunga eceng gondok tumbuh pada ujung batang atau
sering disebut dengan istilah flos terminalis, serta bentuk dari bunga eceng
gondok adalah bersimetri banyak (aktinomorf).
Menurut literatur, bunga eceng gondok (Eichornia crassipes)
merupakan salah satu alat perkembangbiakan eceng gondok secara
generatif. Bunganya berwarna biru atau ungu dengan kuning di bagian
tengahnya. Menurut Tjitrosoepomo (2013), tipe perbungaan tandan
(racemus) ialah jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya.
Atau jika ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya masing-masing
mendukung satu bunga pada ujungnya.

10. Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asparagales
Family : Orchidaceae
Genus : Phalaenopsis
Species : Phalaenopsis sp.
(Sumber : ITIS, 2010)
Menurut hasil pengamatan, bunga anggrek bulan (Phalaenopsis
sp.) merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescene centripetala)
dengan tipe perbungaan tandan (racemus). Bunga anggrek bulan juga
termasuk bunga lengkap atau sempurna karena memiliki perhiasan bunga
berupa kelopak bunga (calyx) dan mahkota bunga (corolla), serta dua jenis
alat perkembangbiakan berupa putik dan benang sari. Bunga anggrek
bulan tumbuh dibagian ketiak daun, atau disebut flos axillaris dengan
bentuk zigomorf atau simetri bilateral.
Menurut literatur, bunga anggrek bulan (Phalaenopsis sp.)
merupakan bunga lengkap karena memiliki perhiasan bunga berupa
mahkota bunga (corolla) dan kelopak bunga (calyx), serta dua jenis alat
perkembangbiakan berupa putik dan benang sari. Bunga anggrek bulan
termasuk bunga berbibir dengan ukuran 7.5 x 5.9 cm, terdiri atas callus,
bibir bunga, mahkota bunga yang terletak di sekitar bibir bunga lebih kecil
daripada mahkota bunga bagian sayap, kelopak bunga seperti bulat telur
dengan ukuran 3.4 x 3.3 cm.
11. Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Family : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Species : Allamanda cathartica L.
(Sumber : USDA, 2000)
Menurut hasil pengamatan, bunga alamanda (Allamanda
cathartica L.) termasuk kedalam bunga lengkap atau bunga yang
sempurna, hal ini dikarenakan pada bunga alamanda dapat ditemukan
perhiasan bunga berupa kelopak bunga (calyx) dan mahkota bunga
(corolla), serta dua jenis alat perkembangbiakan berupa benang sari dan
putik. Selain itu, bunga alamanda juga masuk kedalam tipe bunga
majemuk tak berbatas dengan jenis perbungaannya tandan. Bunga
alamanda tumbuh pada ujung batang, atau bisa disebut flos terminalis
dengan bentuk bunga zigomorf atau simetri bilateral.
Menurut literatur, bunga alamanda (Allamanda cathartica)
memiliki tangkai daun dengan panjang 2-8 meter, daun berbentuk bulat
telur mendekati elips, memiliki mahkota bunga yang berwarna kuning.
Bunga alamanda juga merupakan bunga lengkap karena memiliki mahkota
bunga (corolla) yang berbentuk seperti lonceng dan kelopak bunga (calyx)
yang berbentuk lanset, serta memiliki dua jenis alat perkembangbiakan
berupa benang sari yang berjumlah lima dan putik. Bentuk perbungaan
dari bunga ini ialah tandan dengan tata letak flos terminalis, juga
merupakan bunga dengan bentuk zigomorf atau simetri bilateral.
Dari hal tersebut, diketahui bahwa bunga alamanda yang kami
amati sama dengan bunga alamanda yang diamati pada literatur.
12. Bunga Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Family : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Species : Bougainvillea spectabilis
(Sumber : ITIS, 2010)
Menurut hasil pengamatan, bunga bogenvil (Bougainvillea
spectabilis) merupakan bunga lengkap atau bunga sempurna karena bunga
bogenvil memiliki perhiasan bunga berupa kelopak bunga (calyx) dan
mahkota bunga (corolla), serta dua jenis alat perkembangbiakan berupa
benang sari dan putik. Bunga bogenvil termasuk kedalam jenis bunga
majemuk tak berbatas dengan tipe perbungaan bunga payung majemuk
(umbella composita). Bunga bogenvil tumbuh dari ketiak daun atau (flos
axillaris) dengan bentuk aktinomorf.
Menurut literatur, bunga bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
tumbuh dari ketiak daun (flos axillaris). Dengan perbungaannya, tiga
bunga dikelilingi oleh tiga daun pelindung yang berukuran besar, tiga daun
pelindung ini nantinya akan berubah menjadi daun-daun pemikat
(lokblad). Bunga bogenvil merupakan bunga hermafrodit, atau memiliki
dua jenis alat perkembanbiakan berupa delapan benang sari dan satu putik,
serta berbentuk aktinomorf. Selain itu, bunga bogenvil juga merupakan
tanaman hias dimana bunga, daun, kulit, dan batang dapat digunakan
sebagai obat.
Dari literatur tadi, dapat dikatakan bahwa bunga bogenvil yang
kami amati memiliki beberapa persamaan dengan bunga bogenvil di
literatur.
13. Bunga Tasbih (Canna indica L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Cannaceae
Genus : Canna
Species : Canna indica L.
(Sumber : Maas-van de Kamer, 2008)
Menurut hasil pengamatan, bunga tasbih (Canna indica L.)
termasuk kedalam tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
centripetala) dengan bentuk bunga tandan (racemus). Bunga tasbih juga
termasuk kedalam bunga lengkap atau bunga sempurna, karena bunga ini
memiliki perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota bunga, serta dua
alat perkembangbiakan berupa putik dan benang sari. Bunga tasbih ini
memiliki tata letak berupa flos terminalis, atau tumbuh di ujung batang.
Bentuknya berupa zigomorf atau berupa simetri bilateral
Menurut literatur, bunga tasbih (Canna indica L.) memiliki tata
letak flos terminal, dengan tiga lembar daun mahkota yang berdiri
berbentuk seperti bulat telur atau segitiga yang menyempit. Memiliki tiga
daun kelopak bunga yang berwarna hijau, berdiri, dan berbentuk seperti
bulat telur atau segitiga menyempit. Selain itu, bunga tasbih memiliki
keunikan dimana memiliki benang sari yang menyerupai bentuk mahkota
bunga, sedangkan mahkota bunga aslinya berada di bawah benang sari itu.
Perbungaan pada bunga tasbih terdiri dari beberapa jenis, yaitu daun utama
(primary bract), daun percabangan (branch bract), daun bunga (floral
bract), dan daun pelindung (bracteola). Menurut Hasanah (2015), bunga
tasbih termasuk kedalam bunga banci, zigomorf, dan asimetri.
Dari yang terlihat, maka bisa disimpulkan bahwa bunga tasbih
(Canna indica L.) yang kami amati memliki beberapa persamaan dalam
hal perhiasan bunga, lalu dua alat jenis perkembangbiakan, tata letak
bunga, serta bentuk bunga.

14. Bunga Nangka (Artocarpus integra Merr.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Family : Moraceae
Genus : Artocarpus
Species : Artocarpus indicus Merr.
(Sumer : ITIS, 2007)
Menurut hasil pengamatan, bunga nangka (Artocarpus integra
Merr.) merupakan bunga berkelamin tunggal (unisexualis), hal ini lah yang
menyebabkan bunga nangka termasuk kedalam bunga yang tidak lengkap.
Bunga nangka termasuk tipe bunga majemuk tak berbatas dengan jenis
perbungaan berupa bunga periuk. Bunga nangka tumbuh dari ketiak daun
(flos axillaris) bersimetri satu atau zigomorf.
Bunga ini berwarna mencolok, namun sebenarnya yang terlihat
mencolok itu adalah tangkai benang sarinya yang berbentuk lembaran
yang bersifat seperti mahkota, sedangkan mahkota bunga tidak terlihat
sekilas seperti kelopak bunga. Bunga ini sering kali bercabang. Tajuk
berbentuk lanset, berdiri miring dan kemudian melengkung kembali.
Tangkai kepala putik pada bunga ini berbentuk membulat seperti daun.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang bejudul
Morfologi Tumbuhan, bunga periuk dibedakan dalam dua bentuk yaitu
ujung ibu tangkainya menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti
gada, sedangkan bunganya terdapat meilputi seluruh bagian yang menebal
tadi, sehingga tercapai bentuk bunga bulat dan silinder, misnya pada
keluwih dan nangka. Kemudian terdapat bentuk ujung ibu tangkai
menebal, berdaging, membentuk badan yang berbentuk periuk, sehingga
bungabunga semestinya terletak padanya lau terdapat di dalam periuk tadi
dan sama sekali tidak tampak dari luar.

15. Bunga Pisang (Musa sp.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa sp.
(Sumber : USDA, 1996)
Menurut hasil pengamatan, bunga pisang (Musa sp.) adalah
termasuk bunga majemuk tak berbatas dengan tipe perbungaannya ialah
bulir (spica), hal ini terlihat bahwa bunga pisang sebenarnya berbentuk
tandan, hanya saja bunga tidak bertangkai. Meskipun bunga pisang
memiliki dua jenis alat perkembangbiakan berupa putik dan benang sari,
kelopak bunga dan mahkota bunga pada bunga pisang sulit dibedakan
karena persamaan bentuk, dan warna. Hal ini kemudian disebut sebagai
tenda bunga (tepale), sekaligus membuat bunga pisang menjadi bunga
tidak lengkap. Bunga pisang tumbuh pada ujung tangkai, atau disebut
sebagai flos terminalis dengan bentuk bunga zigomorf.
Menurut literatur, tanaman pisang (Musa sp.) memiliki ciri umum
berupa herba, perenial, mempunyai rimpang dengan batang semu yang
terbentuk dari pelepah daun, memiliki perbungaan spica dengan daun-
daun pelindung (bractea) yang tersusun spiral, bunga zigomorf, memiliki
tenda bunga (5 membentuk silindris, 1 yang bebas) dengan warna cokelat
kemerahan, memiliki 5 benang sari dengan ukuran 2.6-3.2 cm, ada yang
sampai 4.2-5.3 cm, dan putik. Ibu tangkai dengan panjang 8-10 cm. Bunga
pisang juga memiliki tenda bunga yang bebas, dengan ukuran 3.2-3.5 x
1.5-1.7 cm dengan bentuk oval. Sementara yang berbentuk silindris
dengan ukuran 3.8-4 x 1.4-1.6 cm, ada juga dengan ukuran 4.2-4.5 x 1.3-
1.4 cm.
Dari hal tersebut, maka bunga pisang yang kami amati memiliki
beberapa persamaan berupa sama-sama memiliki tenda bunga, dua jenis
alat perkembangbiakan, perbungaannya bulir, bunga zigomorf, dan bunga
flos terminalis.

VI. KESIMPULAN
1. Bunga merak (Caesalpinia pulcheerrima Swart.) memiliki tata letak
bunga flos terminalis dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga
majemuk tak berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
2. Bunga soka (Ixora grandiflora L.) memiliki tata letak bunga flos
terminalis dengan bentuk bunga aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan malai rata.
3. Bunga ♂ dan ♀ jagung (Zea mays L.) juga memiliki tata letak bunga
jantan flos terminalis dan bunga betina flos axillaris. Pada per tipean
Bunga ♂ dan ♀ jagung (Zea mays L.) jantan dan betina memiliki tipe
majemuk tak terbatas. Jenis perbungaannya untuk jantan bulir majemuk
dan betina tongkol.
4. Bunga putri malu (Mimosa pudica L.) memiliki tata letak bunga flos
axxilaris dengan bentuk bunga aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan bongkol.
5. Bunga kelapa (Cocos nucifera) memiliki tata letak bunga flos axillaris
dengan bentuk zigomrof, bertipe bunga majemuk tak berbatas dengan
jenis perbungaannya bulir majemuk.
6. Bunga Zinnia elegans memiliki tata letak bunga flos terminalis dengan
bentuk aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak berbatas dengan jenis
perbungaannya cawan
7. Bunga melati (Jasminum sambac L.) memiliki tata letak bunga flos
axillaris dengan bentuk aktinomorf, bertipe bunga majemuk berbatas
dengan jenis perbungaan anak payung menggarpu.
8. Bunga sirih (Piper betle L.) memiliki tata letak bunga flos axillaris
dengan bentuk zigomorf, bertipe bunga majemuk tak berbatas dengan
jenis perbungaan untai/bunga lada.
9. Bunga eceng gondok (Eichornia crassipes) memiliki tata letak bunga
flos terminalis dengan bentuk aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
10. Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis sp.) memiliki tata letak bunga flos
axillaris dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
11. Bunga alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak bunga
flos terminalis dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk
tak berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
12. Bunga bogenvil (Bougainvillea spectabilis) memiliki tata letak bunga
flos axillaris dengan bentuk bunga aktinomorf, bertipe bunga majemuk
tak berbatas dengan jenis perbungaan bunga payung majemuk
13. Bunga tasbih (Canna indica L.) memiliki tata letak bunga flos terminalis
dengan bentuk bunga yang asimetri, bertipe bunga majemuk tak berbatas
dengan jenis perbungaan tandan.
14. Bunga nangka (Artocarpus integra Merr.) memiliki tata letak bunga flos
axillaris dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
15. Bunga pisang (Musa sp.) memiliki tata letak bunga flos terminalis
dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk tak berbatas
dengan jenis perbungaan bulir.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Acevedo-Rodriguez, P., & Strong, M.T. (2007). Catalogue of the Seed
Plants of the West Indies. Diakses melalui http://botany.si.edu. pada
tanggal 11 April 2021.

Chen, W.H., et al. (1998). Studies on Somaclonal Variation in Phalaenopsis.


Plant Cell Reports. 18(1-2):7-13.

Cruden, R.W., & Herman-Parker, S.M. (1979). Butterfly Pollination of


Caesalpinia pulcheerrima, woth Observations on a Psychophilous
Syndrome. Journal of Ecology. 67(1):155-168.

Deng, Y., Jia, X., Liang, L., Gu, C., & Sun, X. (2016). Morphological
Anatomy, Sporogenesis and Gametogenesis in Flowering Process of
Jasmine. Scientia Horticulturae. 198:257-266.

Hasanah, B.S.N. (2015). Hubungan Kekerabatan dalam Canna berdasarkan


Karakter Morfologi di Kota Batu. Disertasi. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.

Hasanuddin, H., & Fitriana, F. (2015). Hubungan Kekerabatan Fenetik 12


Spesies Anggota Familia Asteraceae. Jurnal EduBio Topika. 2(2):187-
250.

Hwang, L.S., Wang, C.K., Sheu, M.J., & Kao, L.S. (1992). Phenolic
Compounds of Piper betle Flower as Flavoring and Neuronal Activity
Modulating Agents. ACS Publication. 200-213.

Joe, A., Sreejith, P.E., & Sabu, M. (2014). Notes on the Rediscovery,
Taxonomic History, and Conservation of Musa mannii H. Baker
(Musaceae). Journal of Plant Taxonomy and Geography. 69(1):117-122.

Maas-van de Kamer, H., & Maas P.J.M. (2008). The Cannaceae of the
World. Blumea-Biodiversity, Evolution, and Biogeography of Plants.
53(2):247-318.

Morales, J.F. (2014). Studies in the Neotropical Apocynaceae L. : The Genus


Allamanda in Colombia and a New Combination. Phytotaxa. 162(1):51-
56.

Mouly, A., Razafimandimbison, S.G., Khodabandeh, A., & Bremer, B.


(2009). Phylogeny and Classification of the Species-Rich Pantropical
Showy Genus Ixora (Rubiaceae-Ixoreae) with Indication of Geographical
Monophyletic Units and Hybrids. American Journal of Botany.
96(3):686-706.

Muhadjir, F. (1998). Karakteristik Tanaman Jagung. Jagung Central


Research Institute for Food Crops (CRIFC). Bogor.
Okta, N.A. (2019). Pencandraan dan Pendataan Tumbuhan Liana pada
Ekosistem Hutan di Kawasan Sukma Elang Arjasa sebagai Sumber
Belajar Biologi. Disertasi. Universitas Muhammadiyah Jember.

Owens, S.J., Prychid, C., & Cox, A.V. (1995). Structure and Development of
the Stigma, Style, and Ovary of Caesalpinia pulcheerrima Sw., Post-
Anthesis, Pre-and Post-Pollination. Botanical Journal of the Linnean
Society. 118(4):275-288.

Pangestu, F., Aziz, S.A., & Sukma, D. (2014). Karakterisasi Morfologi


Anggrek Phalaenopsis Hibrida. Jurnal Hort Indonesia. 5(1):29-35.

Perera, P.I.P., Wickremasinghe, I.P., & Fernando, W.M.U. (2008).


Morphological, Cytogenetic, and Genotypic Differences between Spicata
and Ordinary Tall Coconut (Cocos nucifera L.). Journal of the National
Science Foundation of Sri Lanka. 36(1):103-108.

Silalahi, Marina. (2017). Diklat Sistematika Tumbuhan Tinggi. Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Kristen Indonesia.

Sinta. (2014). Bab II Tinjauan Pustaka. Diakses melalui


https://sinta.unud.ac.id. pada tanggal 12 April 2021.

Soreng, R.J., et al. (2009). Catalogue of New World Grasses (Poaceae).


Diakses melalui http://www.tropicos.org. pada tanggal 10 April 2021.

Supriadi., Sakung, J., & Irwan. (2014). Identifikasi Flavonoid Pada Ekstrak
Bunga Kembang Merak (Caesalpinia pulcheerrina) dan Aplikasinya
Sebagai Indikator Asam Basa. Jurnal Akademika Kimia. 3(2):295-300.

Syah, A.S., Sulaeeman, M.S., & Pitopang, R. (2014). Jenis-Jenis Tumbuhan


Suku Asteraceae di Desa Mataue, Kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
Natural Science: Journal of Science and Technology. 3(3):297-312.

Tjitrosoepomo, G. (2007). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press

Tjitrosoepomo, G. (2013). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Weatherwax, P. (1916). Morphology of the Flowers of Zea mays. Bulletin of


the Torrey Botanical Club. 43(3):127-144.

Xu, S., Huang, Q., Shu, Q., Chen, C., & Vick, B.A. (2009). Reproductive
Organography of Bougainvillea spectabilis Willd. Scientia Horticulturae.
120(3):399-405.

Anda mungkin juga menyukai