MORFOLOGI TUMBUHAN
(AKBK 3204)
BUNGA MAJEMUK
Disusun Oleh :
Awaludin Akbar
(2010119110008)
Kelompok I B
Asisten Dosen :
Ainal Wazni Nazara
Dody Alfayed
Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si.
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc., M.Pd.
I. TEORI DASAR
Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai
pada satu ibu tangkai bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga
yang lebih rumit. Rangkaian bunga semacam ini banyak bervariasi, baik pada
pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya, kelengkapan bagian
pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (phyllotaxy), dan lain-lain.
Susunan bunga majemuk biasanya disebut dengan istilah
perbungaan (inflorescence). Dalam percakapan sehari-hari sebagian
perbungaan disebut sebagai “bunga” saja atau variasinya, terlebih bila
susunannya rapat atau kuntum-kuntum bunganya kecil-kecil. Pada umumnya,
bagian-bagian dari bunga majemuk dibedakan atas :
A. Bagian-bagian yang bersifat batang atau cabang, terdiri atas
1. Ibu tangkai bunga (peduncullus)
2. Tangkai bunga (pedicellus)
3. Dasar bunga (reseptakulum)
B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, terdiri atas
1. Daun-daun pelindung (bractea)
2. Daun tangkai (bracteola)
3. Seludang bunga (spatha)
4. Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
5. Kelopak tambahan (epicalyx)
6. Daun-daun kelopak (sepals)
7. Daun-daun mahkota (petals)
8. Daun-daun tenda bunga (tepals)
9. Benang-benang sari (stamina)
10. Daun-daun buah (carpella)
Pada bunga majemuk, ibu tangkainya ada yang dapat mengadakan
percabangan, ada juga yang tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang
dan tidak berdaun sering disebut sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang
bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain
itu jumlah cabang dan panjangnya jika dibandingkan dengan ibu tangkai serta
susunan cabang-cabang berpengaruh pula terhadap urutan mekarnya masing-
masing bunga pada suatu bunga majemuk. Karena hal itulah, bunga majemuk
dapat dibedakan kedalam tiga tipe, yaitu bunga majemuk tak berbatas
(inflorescentia racemosa inflorescentia botryoides, atau inflorescentia
centripetala), lalu bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, atau
inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita), serta bunga majemuk
campuran (inflorescentia mixta).
Pada tipe bunga majemuk berbatas, ibu tangkainya selalu ditutup
oleh suatu bunga, jadi ibu tangka mempunyai pertumbuhan yang terbatas,
apabila mekarnya bunga dimulai dari ujung (terminal), lalu diikuti mekarnya
bunga lain dari bawah ke atas, disebut akropetal. Sebaliknya, apabila
mekarnya bunga-bunga lain dari atas menuju ke bawah, itu disebut basipetal.
Apabila mekarnya bunga-bunga dimulai dari tengah-tengah ibu tangkai daun,
hal itu disebut dengan divergen.
b. Foto Pengamatan
Mahkota
Benang sari bunga Kelopak
bunga
Putik
Tangkai
bunga
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
1 4. Putik
5. Tangkai bunga
4
6. Ibu tangkai bunga
2 6
5 3
(Sumber : Cruden., & Herman-Parker, 1979)
2. Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai bunga
2. Bunga
3. Daun
b. Foto Pengamatan
Putik
Benang sari
Mahkota
Ibu tangkai bunga
bunga
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)
c. Foto Literatur
Keterangan :
3 1. Mahkota bunga
2. Tangkai bunga
3. Benang sari
1
2
b. Foto Pengamatan
Mahkota
bunga
Tangkai
bunga Ibu tangkai
bunga
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Tangkai bunga
3. Ibu tangkai bunga
1
b. Foto Pengamatan
Benang
sari
Putik
Ibu tangkai
bunga
c. Foto Literatur
Keterangan :
3
1. Benang sari
2. Ibu tangkai bunga
1 3. Tangkai bunga
b. Foto Pengamatan
Bunga jantan
c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Seludang bunga
2. Bunga jantan
3. Bunga betina
2
3
b. Foto Pengamatan
Mahkota
bunga
Kelopak
Putik bunga
Tangkai Benang
bunga sari
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Mahkota bunga
4
2. Tangkai bunga
3. Benang sari
3
4. Putik
b. Foto Pengamatan
Mahkota
bunga
Benang
sari
c. Foto Literatur
Keterangan :
2 1. Mahkota bunga
1 2. Kelopak bunga
3. Benang sari
4. Ibu tangkai bunga
b. Foto Pengamatan
Tangkai bunga
Dasar bunga
Ibu tangkai bunga
c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Ibu tangkai bunga
2
2. Tangkai bunga
3. Dasar bunga
b. Foto Pengamatan
Benang Putik
sari
Mahkota
bunga Tangkai
bunga
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
1
2. Tangkai bunga
3. Benang sari
3
4. Putik
4
b. Foto Pengamatan
Kelopak
bunga
Benang
sari Bibir
bunga
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Bibir bunga
1 3. Benang sari
b. Foto Pengamatan
Benang Putik
sari
Kelopak
bunga
Tangkai
bunga
Mahkota
bunga
c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Tangkai bunga
2
3
b. Foto Pengamatan
Daun
pemikat
Mahkota
bunga
Tangkai
bunga
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)
c. Foto Literatur
Keterangan :
3 1. Mahkota bunga
2. Tangkai bunga
1 3. Daun pemikat
b. Foto Pengamatan
Benang sari
Mahkota
Kelopak Putik bunga
bunga
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
3
4. Putik
4
b. Foto Pengamatan
Jantan
Betina
Bakal
buah Ibu
Seludang
bunga tangkai
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Seludang bunga
1 2. Bakal buah
3. Tangkai bunga
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Tenda bunga
2. Benang sari
1 3. Putik
2
3
(Sumber : Dokumen Kelompok I B, 2021)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1 1. Tenda bunga
3 2. Benang sari
3. Putik
VI. KESIMPULAN
1. Bunga merak (Caesalpinia pulcheerrima Swart.) memiliki tata letak
bunga flos terminalis dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga
majemuk tak berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
2. Bunga soka (Ixora grandiflora L.) memiliki tata letak bunga flos
terminalis dengan bentuk bunga aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan malai rata.
3. Bunga ♂ dan ♀ jagung (Zea mays L.) juga memiliki tata letak bunga
jantan flos terminalis dan bunga betina flos axillaris. Pada per tipean
Bunga ♂ dan ♀ jagung (Zea mays L.) jantan dan betina memiliki tipe
majemuk tak terbatas. Jenis perbungaannya untuk jantan bulir majemuk
dan betina tongkol.
4. Bunga putri malu (Mimosa pudica L.) memiliki tata letak bunga flos
axxilaris dengan bentuk bunga aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan bongkol.
5. Bunga kelapa (Cocos nucifera) memiliki tata letak bunga flos axillaris
dengan bentuk zigomrof, bertipe bunga majemuk tak berbatas dengan
jenis perbungaannya bulir majemuk.
6. Bunga Zinnia elegans memiliki tata letak bunga flos terminalis dengan
bentuk aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak berbatas dengan jenis
perbungaannya cawan
7. Bunga melati (Jasminum sambac L.) memiliki tata letak bunga flos
axillaris dengan bentuk aktinomorf, bertipe bunga majemuk berbatas
dengan jenis perbungaan anak payung menggarpu.
8. Bunga sirih (Piper betle L.) memiliki tata letak bunga flos axillaris
dengan bentuk zigomorf, bertipe bunga majemuk tak berbatas dengan
jenis perbungaan untai/bunga lada.
9. Bunga eceng gondok (Eichornia crassipes) memiliki tata letak bunga
flos terminalis dengan bentuk aktinomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
10. Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis sp.) memiliki tata letak bunga flos
axillaris dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
11. Bunga alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak bunga
flos terminalis dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk
tak berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
12. Bunga bogenvil (Bougainvillea spectabilis) memiliki tata letak bunga
flos axillaris dengan bentuk bunga aktinomorf, bertipe bunga majemuk
tak berbatas dengan jenis perbungaan bunga payung majemuk
13. Bunga tasbih (Canna indica L.) memiliki tata letak bunga flos terminalis
dengan bentuk bunga yang asimetri, bertipe bunga majemuk tak berbatas
dengan jenis perbungaan tandan.
14. Bunga nangka (Artocarpus integra Merr.) memiliki tata letak bunga flos
axillaris dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk tak
berbatas dengan jenis perbungaan tandan.
15. Bunga pisang (Musa sp.) memiliki tata letak bunga flos terminalis
dengan bentuk bunga zigomorf, bertipe bunga majemuk tak berbatas
dengan jenis perbungaan bulir.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Acevedo-Rodriguez, P., & Strong, M.T. (2007). Catalogue of the Seed
Plants of the West Indies. Diakses melalui http://botany.si.edu. pada
tanggal 11 April 2021.
Deng, Y., Jia, X., Liang, L., Gu, C., & Sun, X. (2016). Morphological
Anatomy, Sporogenesis and Gametogenesis in Flowering Process of
Jasmine. Scientia Horticulturae. 198:257-266.
Hwang, L.S., Wang, C.K., Sheu, M.J., & Kao, L.S. (1992). Phenolic
Compounds of Piper betle Flower as Flavoring and Neuronal Activity
Modulating Agents. ACS Publication. 200-213.
Joe, A., Sreejith, P.E., & Sabu, M. (2014). Notes on the Rediscovery,
Taxonomic History, and Conservation of Musa mannii H. Baker
(Musaceae). Journal of Plant Taxonomy and Geography. 69(1):117-122.
Maas-van de Kamer, H., & Maas P.J.M. (2008). The Cannaceae of the
World. Blumea-Biodiversity, Evolution, and Biogeography of Plants.
53(2):247-318.
Owens, S.J., Prychid, C., & Cox, A.V. (1995). Structure and Development of
the Stigma, Style, and Ovary of Caesalpinia pulcheerrima Sw., Post-
Anthesis, Pre-and Post-Pollination. Botanical Journal of the Linnean
Society. 118(4):275-288.
Supriadi., Sakung, J., & Irwan. (2014). Identifikasi Flavonoid Pada Ekstrak
Bunga Kembang Merak (Caesalpinia pulcheerrina) dan Aplikasinya
Sebagai Indikator Asam Basa. Jurnal Akademika Kimia. 3(2):295-300.
Xu, S., Huang, Q., Shu, Q., Chen, C., & Vick, B.A. (2009). Reproductive
Organography of Bougainvillea spectabilis Willd. Scientia Horticulturae.
120(3):399-405.