1149-Article Text-2650-1-10-20180125
1149-Article Text-2650-1-10-20180125
ABSTRACT
Sop Tunjang Pertama (M1) Restaurants consist of 3 culinary spot that specialized in beef-based
soup in Pekanbaru. The group is operated by family-based business system. The aim of this
study is to analyze customers’ perception of culinary service quality on the restaurants.
Population are customers of Sop Tunjang Pertama (M1) Pekanbaru. The sample number
consist of 145 customers who were distributed proportionally in Pinang branch, Kayu Manis
branch and Soekarno-Hatta branch. Variables are culinary service quality on the restaurants
that consist of 5 dimensions are: tangible, reliability, responsiveness, assurance and emphaty.
Data analyzed by using Importance Performance Analysis (IPA). The study reveals that
averagely the culinary service quality is aleady satisfied in 4 dimension that are: assurance
(80%), emphaty (70%), responsiveness (69%) and reliability (66%), unless for tangible aspect
that is still less satisfied (58%). The culinary service quality that are need to be enhanced are:
parking area, restaurant decoration, dining area comfortness and tidiness, peak hous service
punctuality, readable and attractiveness of menu.
Keywords: Serive Quality, Satisfaction, Culinary
ABSTRAK
Restoran Sop Tunjang Pertama (M1) terdiri dari 3 lokasi kulier yang mengambil spesialisasi
pada masakan sup berbasis produk sapi di Pekanbaru. Grup restoran ini dijalankan dengan
sistem bisnis keluarga. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis persepsi
pelanggan pada kualitas pelayanan kuliner di restoran. Populasi penelitian terdiri dari para
pelanggan Restoran Sop Tunjang Pertama (M1) Pekanbaru. Sampel terdiri dari 145 orang
pelanggan yang secara proporsional tersebar di cabang Pinang, cabang Kayu Manis dan cabang
Soekarno-Hatta. Variabel penelitian adalah kualitas pelayanan kuliner yang terdiri dari 5
dimensi yaitu: bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Analisa data
menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata kualitas pelayanan kuliner sudah memuaskan yaitu pada dimensi jaminan (80%),
empati (70%0, daya tanggap (69%) dan kehandalan (66%), kecuali pada dimensi bukti fisik
yang masih kurang memuaskan (58%). Aspek-aspek kualitas pelayanan kuliner yang masih
perlu diperbaiki adalah: area parkir, dekorasi restoran, kenyamanan dan kebersihan area makan,
ketepatan pelayanan di jam-jam sibuk serta menu yang mudah dibaca dan menarik.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan, Kuliner
171
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
jasa kuliner. Sektor kuliner tidak hanya konsumen dapat menambah kenikmatan
mengedepankan aspek makanan dan dalam menyantap hidangan makanan.
minuman yang disajikan, tetapi proses Tak heran saat ini banyak tempat
dan tahapan penyajian serta suasana kuliner juga melengkapi tempat
pelayanan juga ikut memberikan usahanya dengan fasilitas-fasilitas yang
kontribusi bagi terciptanya kepuasan dapat memberikan kenyamanan bagi
pelanggan. pelanggannya, seperti meja kursi yang
Konsumen saat ini sangat nyaman, toilet yang bersih dan wangi,
dimanjakan pilihannya dalam hotspot gratis, layar TV proyektor
menentukan kemana akan menjatuhkan sebagai hiburan sambil menunggu
pilihan tempat makan. Hampir di setiap makanan dihidangkan, tempat parkir
jalan tersedia pilihan alternatif kuliner, yang lapang dan aman, sarana bermain
mulai dari yang kelas kaki lima, anak-anak, dan lain sebagainya.Yang
warung-warung makan, restoran hingga penting juga adalah kualitas pelayanan
tempat-tempat lain yang selain menjual personil restoran itu sendiri. Merekalah
cita rasa masakan, juga menawarkan yang pertama kali berinteraksi dengan
kenyamanan lebih yang terkadang harus pelanggan, mulai dari penyambutan,
dibayar dengan lebih mahal oleh mencatat pesanan, mengolah masakan,
konsumen. Kombinasi antara kualitas mengantarkan makanan, hingga kepada
menu dan suasana lokasi di tempat membersihkan meja.
makan, merupakan perpaduan yang Salah satu pelaku usaha di
banyak dicari oleh konsumen saat ini. bidang kuliner di kota Pekanbaru
Hal ini dikarenakan budaya untuk adalahRestoran Sop Tunjang Pertama.
makan diluar rumah, selain menjadi Jaringan restoran ini memiliki
kebutuhan pangan yang pokok, namun keunggulan pada produk masakan sop
momentum ini sering dijadikan pula tunjang dan daging sapiyang empuk dan
sebagai sarana melepas keletihan dan diolah dengan resep rahasia keluarga
untuk menyegarkan pikiran. yang berkualitas. Data yang penulis
Memandang lingkungan yang berbeda, dapatkan menunjukkan perkembangan
sejuk, nyaman, dipercaya oleh omset penjualan sebagai berikut:
Gambar 1
Perkembangan Omset Penjualan Restoran Sop Tunjang Pertama
2,350,350,500
2,588,850,000
2,890,000,500
2,612,950,000
2,455,700,000
1,800,674,000
1,631,290,000
1,306,500,000
1,526,890,000
1,474,650,000
1,052,800,000
1,159,655,000
1,600,360,000
1,168,950,000
1,506,800,250
2010
2011
2012
2013
2014
Cabang Pinang Cabang Kayu Manis Cabang Soekarno-Hatta
Sumber: Restoran Sop Tunjang Pertama
172
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
173
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
174
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
175
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
176
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
177
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
178
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
pelanggan diberi peringkat dengan skala mudah dijangkau atau sering dilewati
satu sampai lima, pada level yang pelanggan), kartu komentar (yang
sangat rendah (level satu), para bisa diisi langsung maupun dikirim
pelanggan cenderung menjauhi via pos kepada perusahaan), saluran
perusahaan dan menyebarkan cerita telepon khusus yang bebas pulsa,
jelek tentang perusahaan tersebut. Pada websites, dan lain-lain. Kelemahan
level dua sampai empat, pelanggan agak metodenya yang pasif, menyebabkan
puas, tetapi masih merasa mudah untuk sulit untuk memperoleh gambaran
beralih ketika ketika tawaran yang lebih yang lengkap mengenai kepuasan
baik muncul. Pada level lima, atau ketidak puasan pelanggannya.
pelanggan cenderung membeli ulang 2) Ghost Shooping (Mysteri Shooping)
dan bahkan menyampaikan cerita pujian Metode dengan memperkerjakan
tentang perusahaan. Kepuasan atau rasa beberapa orang (ghost shoopers)
senang yang tinggi menciptakan ikatan untuk berperan atau berpura-pura
emosional dengan merek atau sebagai pelanggan/pembeliproduk
perusahaan tersebut, tidak sekedar perusahaan sendiri dan pesaingnya.
kelebih-sukaan rasional (Kotler & Mereka diminta berinteraksi dengan
Keller, 2007:179). Supranto (2011:10) staf dan menggunakan produk/jasa
menyatakan bahwa terdapat 3 aspek perusahaan. Biasanya para ghost
yang berbeda tentang kepuasan terhadap shoppers diminta mengamati secara
jasa yaitu: ketanggapan seksama dan menilai cara perusahaan
(responsiveness), keberadaan dan pesaingnya melayani permintaan
(availability) dan profesionalisme spesifik pelanggan, menjawab
(professionalism). pertanyaan dan menangani setiap
Kepuasan pelanggan merupakan keluhan pelanggan.
suatu indikator ke depan akan 3) Lost Customer Analysis
keberhasilan bisnis perusahaan, yang Sedapat mungkin perusahaan
mengukur bagaimana baiknya seyogyanya menghubungi para
tanggapan pelanggan terhadap masa pelanggan yang telah berhenti
depan bisnis perusahaan. Kepuasan membeli atau yang telah pindah
pelanggan juga merupakan pendorong pemasok agar dapat memahami
utama bagi retensi dan loyalitas mengapa hal itu terjadi dan supaya
pelanggan (Assauri, 2012:11-12). dapat mengambil kebijakan
Kotler, et.,al., (dalam Tjiptono perbaikan/penyempurnaan
& Chandra; 2007; 210-213) selanjutnya. Bukan hanya exit
mengidentifikasi empat metode untuk interview saja yang diperlukan, tetapi
mengukur kepuasan pelanggan: pemantauan customer loss rate juga
1) Sistem Keluhan & Saran penting dimana peningkatannya
Setiap organisasi yang berorientasi menunjukkan kegagalan perusahaan
kepada pelanggan(customer dalam memuaskan pelanggannya.
oriented) perlu menyediakan Hanya saja kesulitan metode ini
kesempatan dan akses yang mudah adalah pada mengidentifikasi dan
dan nyaman kepada para mengontak mantan pelanggan yang
pelanggannyaguna menyampaikan bersedia memberi masukan dan
saran, kritik, pendapat dan keluhan evaluasi perusahaan.
mereka. Media yang digunakan bisa 4) Survay Kepuasan Pelanggan
berupa kotak saran yang ditempatkan Sebagian besar dilakukan dengan
di tempat-tempat strategis (yang menggunakan survey, baik melalui
179
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
180
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
181
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
182
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
Harapan
Pelayanan yang
Prioritas rendah berlebihan
Rendah Tinggi
Kenyataan
Sumber: Rangkuti (2006:111)
183
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
184
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
185
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
186
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
187
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Sop Tunjang Pertama ...
Juang Novrianto
188
Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 171-189 ISSN : 2502-1419
189