Anda di halaman 1dari 16

Perkembangan Taman Kota di Bandung.....

(Hary Ganjar Budiman) 185

PERKEMBANGAN TAMAN KOTA DI BANDUNG


MASA HINDIA BELANDA
(1918-1942)
CITY PARK DEVELOPMENTS IN BANDUNG IN DUTCH EAST INDIES ERA
(1918-1942)

Hary Ganjar Budiman


Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung
Jl. Cinambo No. 136, Ujungberung-Bandung
email: hgbudiman@gmail.com

Naskah Diterima: 24 Februari 2015 Naskah Direvisi:24 Maret 2015 Naskah Disetujui:27 April 2015

Abstrak
Penelitian ini berusaha menguraikan tentang perkembangan taman kota serta analisis
persebarannya di Bandung pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Penelitian ini penting untuk
dilakukan agar diketahui contoh pola perancangan taman kota yang baik dalam perkembangan
kota. Penelitian ini menggunakan metode sejarah (heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi)
dengan pendekatan sosio-spatial. Adapun konsep yang digunakan adalah “dialektika sosiospatial”,
yaitu di suatu sisi masyarakat menciptakan dan memodifikasi ruang-ruang perkotaan namun di sisi
lain, pada saat bersamaan, berbagai ruang berusaha disesuaikan agar sesuai dengan ruang-ruang
tempat mereka tinggal dan kerja. Melalui penelitian ini diketahui bahwa pembangunan taman-
taman kota dipengaruhi oleh peranan elit Eropa (Preangerplanters dan pejabat pemerintah) di
Bandung. Pembangunan taman kota terjadi sepanjang tahun 1918 hingga 1925 bersamaan dengan
rencana perpindahan ibu kota Hindia Belanda ke Bandung. Taman kota dibangun sebagai fasilitas
publik yang berada di dekat lingkungan pendidikan, perumahan, dan pemerintahan. Pengambil
kebijakan di masa itu menyadari pentingnya penyediaan ruang hijau ketika jumlah penduduk dan
kehidupan kota semakin berkembang.
Kata kunci: Taman kota, Bandung, preangerplanters, kota kolonial.

Abstract
This study tried to describe the development of the city park and the analysis of their
distribution in Bandung during the reign of the Dutch East Indies. This research is important to do
in order to know the examples of design pattern of a city park in both of the development of the
city. This study uses historical methods (heuristic, criticism, interpretation, and historiography)
with socio-spatial approach. The concept used in this research is the "dialectic sosiospatial" ; a
society creates and modifies the urban spaces, but on the other hand, at the same time, a variety of
space is tried to be adjusted to fit the spaces where they live and work.Through this research, can
be inferred that the construction of city parks affected by the role of the European elite
(Preangerplanters and government officials) in Bandung. City park development occurs
throughout the 1918 to 1925 along with plans to transfer the capital of the Dutch East Indies to
Bandung. City Park was built as a public facility that was located near an educational
environment, housing, and governance. Policy makers at the time realized that the importance of
providing green space when the population of city life is growing.
Keywords: City park, Bandung, preangerplanters, colonial city.
186 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

A. PENDAHULUAN merupakan suatu contoh ideal kota


Sepanjang pertengahan tahun 2014 kolonial2 yang dirancang dengan
hingga 2015, pemerintah Kota Bandung kecermatan konsep tuinstad (kota taman)
gencar membangun taman-taman kota1. Berdasarkan pada penelitian dan
Taman yang dibangun tentu saja bisa tulisan-tulisan terdahulu yang terkait
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dengan taman kota di Bandung, penulis
udara dan menjaga sistem hidrologis, lebih menemukan bahwa buku karya Haryoto
jauh dari itu, taman menyediakan ruang Kunto, Semerbak Bunga di Bandung Raya
yang menyenangkan untuk masyarakat (1986) merupakan sumber acuan yang
melepas penat dari rutinitas kota. Lahan menyediakan banyak data terkait
hijau seperti taman, penting bagi penduduk pembangunan lahan hijau di Bandung
kota agar mengalami perasaan saling masa Hindia Belanda. Mengingat gaya
berhubungan dengan alam dan memahami penulisannya yang cenderung populer,
bahwa umat manusia membentuk suatu buku tersebut masih minim analisis dan
bagian integral dari alam. Dengan secara kronologis belum terjelaskan latar
keberadaan taman, orang dapat mengubah belakang pembuatan taman-taman kota di
pandangannya terhadap alam, masyarakat Bandung. Sumber lain yang relevan untuk
dapat berjalan-jalan, mendengarkan kicau artikel ini adalah disertasi Sobana
burung, beristirahat setelah kerja (Nas, Hardjasaputra, Perubahan Sosial di
2007). Dilihat dalam konteks yang lebih Bandung 1810-1906 (2002). Disertasi
luas, taman sebagai salah satu bentuk tersebut memberikan penjelasan yang
ruang hijau dapat merepresentasikan komprehensif terkait andil pemerintah
keberadaban sebuah kota; di mana Belanda, golongan menengah Eropa, dan
perkembangan kota yang sarat dengan penguasa pribumi di Bandung dalam
teknologi, tak bisa begitu saja mengembangkan infrastruktur kota,
mengabaikan keseimbangan alam, juga termasuk mengembangkan kepariwisataan-
keseimbangan psikologis manusia nya. Acuan lain yang memiliki signifikansi
perkotaan untuk tetap terhubung dengan penting dalam tulisan ini adalah tesis yang
alam tersebut. dibuat Suhardi Maulana, Seremban Urban
Khususnya di Kota Bandung, Park, Malaysia: A Preference Study
kesadaran akan pentingnya ruang-ruang (2002). Tesis tersebut memberikan model
hijau di tengah perkembangan masyarakat sekaligus menjelaskan konsep taman kota
kota sudah terjadi dan dimulai sejak masa yang pada masa lampau dipahami oleh
Hindia-Belanda. Dalam persoalan orang-orang Eropa.
pengembangan rencana kota saat ini, Mengacu pada hal-hal yang
khususnya jika pembangunan itu akan dikemukakan di atas, tulisan ini dibuat
diorientasikan pada ruang-ruang terbuka untuk mengetahui bagaimana
hijau, agaknya menjadi perlu untuk perkembangan taman kota di Bandung,
menggali kembali sejarah munculnya khususnya pada awal abad ke-203 hingga
taman-taman kota di Bandung. Studi
tentang sejarah taman menjadi menarik,
2
karena Bandung di masa Hindia-Belanda Menurut Peter J.M. Nas, kota kolonial
mempunyai beberapa ciri, yaitu berorientasi ke
Barat, mempunyai fungsi sebagai pusat
*Sebagian besar data dari artikel ini diambil perekonomian dan pemerintahan, serta
dari skripsi penulis dengan beberapa pemisahan kelompok-kelompok penduduk
penambahan pada data dan analisisnya. berdasarkan latar belakang etnisnya (Nas,
2007: 305).
1 3
http://regional.kompas.com/read/2014/09/16/1 Umum diketahui model-model kota kolonial
3041431/janji.ridwan.kamil.untuk.tahun.2015. di Hindia Belanda seperti Malang, Surabaya,
dari.taman.sampai.monorel, diakses 25 Semarang, termasuk pula Bandung, mulai
Februari 2015. mengalami perkembangan pesat dalam
Perkembangan Taman Kota di Bandung..... (Hary Ganjar Budiman) 187

akhir kekuasaan Pemerintah Hindia surroundings. Adapun dalam analisis data,


Belanda. Adapun dalam penguraiannya, tulisan ini menggunakan pendekatan
tulisan ini juga akan membahas dan spatial yang dikemukakan oleh Soja
melacak awal mula dikenalnya konsep (dalam Kuper, 2000). Ia memperkenalkan
taman oleh masyarakat Eropa sebagai konsep “dialektika sosiospatial”, yaitu di
pihak yang membawa dan mewujudkannya suatu sisi masyarakat menciptakan dan
di tanah jajahan. Hal ini penting untuk memodifikasi ruang-ruang perkotaan
mengetahui pemahaman taman dalam alam namun di sisi lain, pada saat bersamaan,
pikir orang-orang Eropa. Berdasarkan hal berbagai ruang berusaha disesuaikan agar
tersebut, nantinya dapat pula diketahui sesuai dengan ruang-ruang tempat mereka
pola perancangan taman dilihat dari tinggal dan kerja. Mengamati persoalan-
perancangan Kota Bandung secara persoalan perkotaan, termasuk dalam
keseluruhan. Perancangan kota Bandung mengamati taman kota, perspektif spasial
juga akan memberikan gambaran, berguna untuk digunakan. Penyekatan
bagaimana orang-orang Eropa di Bandung ruang melalui penetapan batas-batas
memandang alam atau lahan hijau. teritorial menyiratkan pentingnya atribut
spasial yang memiliki akibat-akibat
B. METODE PENELITIAN langsung terhadap berbagai bidang
Tulisan ini menggunakan metode kehidupan perkotaan (Budiman, 2010: 14).
sejarah yang meliputi empat tahapan kerja.
(1) tahap heuristik, yaitu pengumpulan C. HASIL DAN BAHASAN
sumber. Dalam hal ini lebih difokuskan 1. Awal Mula dikenalnya Konsep Taman
pada sumber primer berupa peta Bandung Selama masa kolonisasi pada akhir
tahun 1933 dan sumber arsip Gemeente abad ke-19, orang-orang Eropa
Bandung, serta didukung sumber-sumber memperkenalkan konsep taman kota ke
sekunder berupa buku. (2) tahap kritik Asia. Pada awal abad ke-20 kota-kota
yaitu mengkaji otentisitas sumber dan seperti Manila, Hongkong, Singapur, dan
kredibilitas sumber. (3) tahap interpretasi, Kuala Lumpur yang merupakan bagian
yaitu menafsirkan fakta-fakta serta koloni Inggris, telah memiliki taman-
menetapkan makna dari serangkaian fakta taman kotanya sendiri (Maulana, 2002: 2).
yang diperoleh. (5) tahap historiografi Hindia Belanda sebagai wilayah koloni
yaitu rekonstruksi yang imajinatif masa Kerajaan Belanda, tentu saja memiliki
lampau berdasarkan data yang diperolah kondisi yang hampir serupa, dan jejak
dengan menempuh proses menguji dan dikenalnya taman di Hindia Belanda bisa
menganalisis secara kritis rekaman dan dilacak sejak abad ke-17 dan 18.
peninggalan masa lampau (Lubis, Semenjak VOC menetapkan
2011:15). kekuasaan dagangnya di Batavia, atau
Untuk memperjelas dan terhitung semenjak kedatangan Jan
mempertajam analisis, tulisan ini Pieterzoon Coen pada 1619, orang-orang
menggunakan konsep urban park. Belanda mulai mendirikan benteng dan
Mengacu pada tulisan Yuen (dalam membangun kehidupan di Batavia.
Maulana, 2002: 9), urban park as any Kehidupan di dalam Benteng ditinggalkan
public area of land set aside for aesthetic, pada abad ke-18, orang-orang Belanda atau
educational, recreational or cultural use pun pejabat VOC mulai membangun
by the public amidst essentially urban rumah-rumah peristirahatan dan taman
yang luas (landhuis) di luar benteng.
pembangunan kota seiring makin mapannya Mereka berbaur dengan orang pribumi dan
politik ekonomi terbuka. Banyak pengusaha penduduk pendatang dari timur asing,
Eropa datang dan menetap di Hindia Belanda, namun demikian orang-orang Belanda
dan secara tak langsung mendorong kehidupan tetap membangun tempat tinggal dengan
perkotaan, khususnya di awal abad ke-20.
188 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

konsep yang mirip dengan negara asalnya lahan-lahan di sekelilingnya melalui


(Soekiman, 2011: 2). Eksistensi awal bukunya Observations on the Theory and
taman di Batavia bisa diamati dari lukisan Practice of Landscape Gardening (1803),
John Rach tahun 1764 yang melukis Ebenzer Howard yang mengemukakan
Rumah Reinier de Klerck. Dalam lukisan idenya tentang kota taman melalui
Rach tergambar halaman rumah Reiner de bukunya yang berjudul Tomorrow, a
Klerck yang terdapat taman dengan bunga- Peaceful Path to Real Reform (Kunto,
bunga yang Indah (Soekiman, 2011: 102). 1986: 206).
Melalui lukisan tersebut dapat diketahui Memasuki abad ke-19 manakala
bahwa pada awalnya taman dibangun revolusi industri bergulir dengan kencang
untuk kenyamanan pribadi seseorang, atau di Eropa, kota-kota besar mulai disesaki
orang-orang yang memiliki kedudukan oleh industri dan perumahan-perumahan
penting seperti misalnya seorang Gubernur kumuh, mulai terjadi pergeseran fungsi
Jenderal. Hal ini sejalan dengan konsep taman; sebelumnya digunakan untuk taman
perancangan taman di Eropa pada abad ke- pribadi di kalangan bangsawan/raja,
17 diperuntukkan bagi Raja. kemudian muncul gagasan untuk
John Claudius Loudon dalam digunakan oleh masyarakat umum. Taman
bukunya An Encyclopeadia of Gardening yang pertama kali dijadikan ruang untuk
mengungkapkan bahwa kuatnya tradisi kepentingan publik adalah Regent Park
taman di Eropa bisa dilihat sejak era Louis yang digagas oleh John Nash. Ia
XIV. Pada masa itu, dengan mengambil merancang konsep taman atau landscape
contoh taman Versailles, taman sebagai bagian dari tempat tinggal di
menyimbolkan dominasi laki-laki, lingkungan perkotaan. Pada 1827, Nash
manipulasi alam untuk menunjukkan mengubah Regent Park, yaitu dengan
kekuasaan, kekayaan dan kekuatan (Roger, menghubungkan jalur dalam taman dengan
2001). Taman Versailles digunakan khusus jalan di Westminister London dan
untuk kalangan kerajaan, atau untuk mengubah tampilan kota secara umum.
kesenangan Raja Louis pribadi, contohnya Jejak Nash ini kemudian diikuti oleh
pada 1664, Louis XIV merayakan festival Joseph Paxton yang merancang ulang
selama enam hari di taman, dengan iring- Prince Park di Liverpool menjadi taman
iringan, komedi, balet, dan kembang api publik pada 1843. Perancangan Prince
(Roger, 2001: 165-167). Park menjadi pengaruh yang besar dalam
Selepas Revolusi Prancis, cara design landscape taman di perkotaan. Ide
pandang orang Eropa terhadap alam Joseph Paxton kemudian diadopsi oleh
semakin kaya, salah satunya dipengaruhi Frederick Law Olmsted dalam merancang
oleh pemikiran Jean-Jacques Rousseau Central Park New York pada 18574.
lewat tulisannya yang berjudul “Nobility of Perancangan taman dengan nuansa
Nature” pada 1762. Ia pun Romantik Eropa sangat popular di Inggris
mengimajinasikan persepsinya tentang pada akhir 1800-an yang sejalan dengan
keindahan taman yang sempurna melalui trend taman kota berkonsep “Pleasure
novelnya yang berjudul La Nouvelle Ground” yang popular di Amerika pada
Heloise. Gambaran taman dalam novel 1850 hingga 1900 (Maulana, 2002:4).
tersebut, kemudian menjadi model dalam Di negeri Belanda terdapat pula
perancangan taman di Prancis (Roger, taman-taman tertua, di antaranya adalah
2001: 165-167). Hampir serupa dengan Hortus Botanicus Amsterdam yang
Prancis, di negeri besar seperti Inggri didirikan pada 1638 untuk kebutuhan
muncul pula para pemikir yang medis atau pengobatan, Frankedael Park
memunculkan ide-ide tentang taman; pada
1803 Humphrey Repton mengemukakan 4
http://www.manchester2002-
idenya tentang harmonisasi taman dengan uk.com/daytrips/parks-gardens.html, diakses 4
Juni 2015
Perkembangan Taman Kota di Bandung..... (Hary Ganjar Budiman) 189

telah ada sejak abad ke-18 yang dibangun Memasuki akhir abad ke-19 dan
sebagai halaman rumah pribadi Nicolaas menjelang abad ke-20, kehidupan di
van Liebergen. Terdapat pula Sarphatipark Bandung semakin dinamis, sarana dan
dan Wertheimpark. Taman yang disebut prasarana semakin lengkap. Hal ini terkait
terakhir ini merupakan salah satu taman dengan wilayah Bandung yang dikenal
tertua di Amsterdam, dibangun pada 1812 subur dan potensial secara ekonomi
yang merupakan hadiah pemberian sebagai lahan-lahan usaha perkebunan
Napoleon untuk Amsterdam. Pada 1849 (salah satunya komoditi kopi). Agar laju
Wertheimpark5 digunakan sebagai tempat ekonomi perkebunan bisa berjalan baik,
hiburan, kemudian pada 1897 ditetapkan maka diperlukan transportasi dan fasilitas
sebagai taman umum. rumah tinggal yang memadai, termasuk
Ide-ide tentang perancangan taman sarana lainnya untuk menunjang kehidupan
memang meluas pada awal abad ke-19, para pengusaha Eropa yang dikenal
meliputi Amerika, Inggris, dan daratan sebagai preangerplanters (Hardjasaputra,
Eropa. Kota-kota di Swedia, Denmark, dan 2002). Para preangerplanter ini yang
Belanda mulai mengembangkan taman kemudian lebih banyak mengambil peran
kota untuk meningkatkan kualitas kotanya dalam pembenahan kota. Tentu hal ini bisa
(Maulana, 2002: 1). Menyebarnya trend dipahami, dengan kekuatan ekonomi yang
pembuatan taman agaknya harus dilihat mereka miliki, para preangerplanter
dalam konteks upaya pembenahan kota sebagai golongan elit—bersama pejabat
manakala dampak revolusi industri pemerintahan—di kota, ingin mewujudkan
semakin terasa. Taman diperlukan untuk kehidupan yang nyaman. Definisi nyaman
menjaga kualitas kehidupan di perkotaan. dalam hal ini bisa berarti sesuai dengan
Konsep berpikir ini kemudian turut ukuran-ukuran mereka di tempat asalnya
berimbas pada pembuatan taman-taman (Eropa).
kota di negara jajahan6, seperti di Hindia Melihat besarnya potensi dari para
Belanda. Ketika politik Pintu Terbuka preangerplanter ini, Asisten Residen
diberlakukan sejak 1870, orang-orang Pieter Sijhoff menggagas pembentukan
Eropa semakin banyak datang ke Hindia Vereeniging tot nut van Bandung en
Belanda untuk merintis bisnisnya dan Omstreken (Perkumpulan Kesejahteraan
membangun kehidupan baru. Tentu saja Masyarakat Bandung dan Sekitarnya) pada
cara pandang orang Eropa di tempat 1898. Anggota organisasi tersebut terdiri
asalnya dibawa dan berusaha diwujudkan dari para pengusaha Eropa terkemuka di
di tempat barunya agar mereka bisa Bandung7 . Organisasi yang digagas oleh
menetap dengan nyaman. Singkatnya, Pieter Sijhoff tersebut, sejak 1898 hingga
orang Eropa membawa budaya dari tempat 1906 telah melakukan beberapa
asalnya, kemudian disesuaikan dengan pembenahan kota, antara lain memerlukan
kondisi di Hindia Belanda, termasuk dalam penambahan jalur jalan, pembangunan
pembangunan rumah tinggal, perancangan fasilitas pendidikan, peningkatan mutu
perkotaan (termasuk pembuatan taman- rumah tinggal, pemindahan pekuburan
taman), bahkan perilaku dalam kehidupan orang-orang Eropa dan Cina,
sehari-hari. pembangunan Societat Concordia

7
Anggota Vereeniging tot nut van Bandung en
2. Latar Belakang Pembangunan Taman Kota Omstreken, di antaranya adalah Keluarga
di Bandung Soesman, keluarga Roeman, keluarga V. D.
Wijck, R.A. Kerkhoven, K.A.R. Bosscha,
5 Schenk, Melinger, J.H. Bessem dari, B. Th.
http://www.europecities.com/en/786/netherlan
Neervoort, F.W. Brinkman, dan W.A. del Val
ds/amsterdam/place
dari Negla (Kunto, 1984: 41).
190 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

(sekarang dikenal sebagai Gedung “plein”9). Tabel berikut menunjukkan


Merdeka), pembangunan pasar baru, dan angka jelas dan telah diterjemahkan dalam
penyediaan sarana kereta kuda sebagai bahasa Indonesia, tentang anggaran
pengganti pedati (Kunto, 1984: 75). pemerintahan otonom Bandung (gemeente
Mengacu pada buku Semerbak Bandoeng) yang terkait dengan
Bunga di Bandung Raya (1986) dapat pemeliharaan lahan hijau. Walaupun tidak
diketahui bahwa peran elit Eropa sangat eksplisit disebutkan anggaran untuk
menentukan dalam pembenahan kota. pemeliharaan taman kota, namun tidak
Pemerintah, dalam hal ini Asisten Residen menutup kemungkinan dua jenis
memberi ruang sekaligus bersinergi pengeluaran tersebut, termasuk pula dalam
dengan preangerplanter dalam pemeliharaan taman. Hal ini dikuatkan
membangun kehidupan kota yang layak oleh pertambahan pengeluaran dari tiap-
melalui organisasi sosial kemasyarakatan8. tiap tahunnya, berbanding lurus dengan
Besarnya porsi golongan Eropa dalam kemunculan taman-taman kota kemudian.
pembenahan kota dapat dilihat dari
berdirinya taman kota pertama di Bandung, Tabel 1.Catatan Keuangan Gemeente
yang merupakan suatu bentuk penghargaan Bandoeng Tahun 1906-1918
terhdap jasa Asisten Residen Pieter Sijhoff.
Pada 1885 berdiri taman kota pertama di Tugas-tugas Gemeente
Bandung dengan nama Pieter Sijhoff Park, Tahun
diambil dari nama sang Asisten Residen
(Kunto, 1984;114). Pemeliharaan Konstruksi
Taman yang menjadi salah satu jalan dan dan
sarana untuk menunjang kenyamanan lapangan pemeliharaan
kehidupan orang-orang Eropa di Bandung tanaman
pada akhirnya terlihat begitu diperlukan. 1906 20.980 ---
Salah satu buktinya terlihat dari potongan
dokumen dari Verslag van der Toestand 1907 21.480 ---
der Gemeente Bandoeng over de Jaren 1908 26.050 ---
1906/198: Staat van Uitgaven van de
Gemeente Bandoeng over de Dienstjaren 1909 23.20 ---
1906 t/m 1918. Kutipan dokumen tersebut 1910 41.000 ---
menunjukkan anggaran khusus untuk
pemeliharaan tanaman, jalan, dan lapangan 1911 ---*) ---
luas (ditulis dalam bahasa Belanda,
1913 61.720 ---
8
lebih jauh lagi, organisasi kemasyarakatan 1914 66.870 ---
yang notabene terdiri dari golongan elit Eropa 1915 77.750 2.670
terus berkembang menjadi Bandoeng Vooruit
pada 1925. Kepengurusannya memadukan 1916 99.675 2.350
pejabat pemerintah Belanda, preangerplanters,
dan bupati. Organisasi Bandoeng Vooruit ini 1917 109.370 3.520
didirikan atas inisiatif Perhimpunan Golongan 1918 116.000 9.400
Menengah Muda Eropa (De Nog Jonge
Midden-stands-vereeniging). Para pejabat
pemerintah dilibatkan secara langsung dalam
aktivitas organisasi ini, hal ini bertujuan agar
9
pemerintah pribumi maupun pemerintah Kata plein dalam bahasa Belanda biasanya
kolonial turut serta memperhatikan potensi diidentikkan sebagai lapangan yang luas untuk
wisata di wilayahnya (Hardjasaputra, 2006: aktifitas, bisa pula berupa hamparan rumput
23). yang luas.
Perkembangan Taman Kota di Bandung..... (Hary Ganjar Budiman) 191

Sumber: Verslag van der Toestand der undang desentralisasi tahun 1903
Gemeente Bandoeng over de Jaren 1906/198: (Soekiman, 2011: 36; Nas, 2007: 305).
Staat van Uitgaven van de Gemeente Bandoeng Bagi Kota Bandung realisasi atas
over de Dienstjaren 1906 t/m 1918). pembentukan kota praja terjadi pada 1906
Keterangan: berdasarkan mata uang Gulden
ketika Bandung ditetapkan sebagai
*): Data dalam sumber tidak menunjukkan
angka yang jelas. Gemeente10. Ketika ditetapkan sebagai
Gemeente, jumlah penduduk Eropa di
Bagi para pengusaha Eropa Bandung meningkat cukup pesat. Tahun
keberadaan tempat-tempat hiburan, sarana 1900, jumlah penduduk Eropa sebesar
rekreasi, dan tempat makan di kota dirasa 1.522. Kemudian dalam jangka waktu lima
sangat penting, mengingat waktu mereka tahun, yaitu pada 1905, jumlah penduduk
lebih banyak digunakan di perkebunan Eropa mencapai 2.200 orang. Meski jika
sekitar dataran tinggi Bandung. Manakala dibandingkan dengan jumlah pribumi dan
akhir pekan atau waktu kosong tiba, orang- penduduk Timur Asing, jumlah penduduk
orang Eropa ini pergi menuju kota dan di Eropa lebih sedikit, namun karena
menikmati fasilitas yang ada sebagai mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan
bagian dari penyegaran atas rutinitas yang secara politik dan ekonomi, maka
dilakukannya. Keberadaan Pieter Sijhoff golongan yang minoritas inilah yang justru
Park menjadi contoh nyata bagaimana banyak berpengaruh dalam penataan kota.
taman digunakan untuk melepas penat. Ditambah status Kota Bandung yang
Karena letaknya yang berdekatan dengan otonom, membuat kebijakan lebih banyak
Kweekschool, taman ini sering digunakan dipengaruhi golongan elit Eropa. Menurut
pelajar ketika istirahat siang. Para pemain Hardjasaputra, masyarakat Bandung ketika
drumband tentara Belanda pun sering itu merupakan Een Western Enclave
berlatih di Pieter Sijhoff Park. Bagi para (sebuah enklave masyarakat Barat/asing),
preangerplanter, Pieter Sijhoff Park masyarakat Eropa menggunakan aturan
digunakan pula sebagai tempat sendiri, sedangkan masyarakat pribumi
mendengarkan orkes musik sambil makan- menggunakan sistem pemerintahan yang
makan (Kunto, 1984: 114). tetap mengacu pada hukum adat di bawah
Kebutuhan fasilitas kota, termasuk kepemimpinan Bupati (Hardjasputra, 2002:
pula kebutuhan akan taman-taman makin 275). Mengacu pada konsep yang
dirasa manakala pertambahan penduduk dikemukakan J.M. Nas, Bandung
Eropa di Bandung semakin tinggi. merupakan Kota Kolonial, yaitu kota yang
Pertambahan penduduk Eropa ini berorientasi ke Barat dan mempunyai
dipengaruhi oleh perekonomian dunia yang fungsi sebagai pusat perekonomian dan
semakin maju. Bandung yang sangat pemerintahan (Nas, 2007: 305).
potensial sebagai daerah perkebunan, Kota Bandung memang berbentuk
semakin dituju oleh para pengusaha. Kota Kolonial, hal ini ditegaskan dengan
Datangnya para preangerplanter, secara rencana pemindahan ibu kota Hindia
langsung mendorong kedatangan aparatur Belanda dari Batavia ke Bandung, di mana
pemerintah dari Eropa. Hal ini perencanaannya telah dimulai sejak tahun
mengakibatkan pertambahan penduduk 1918 hingga tahun 1925. Fokus
Eropa. Sementara di sisi lain, gaya hidup pembangunannya pun diarahkan pada
serta pembangunan cenderung mirip ke kepentingan orang-orang Eropa. Dalam
gaya Eropa, dan kelas menengah tumbuh
10
dengan cepat. Menurut J.M. Nas, kelas Pemerintah dengan sistem desentralisasi,
menengah ini ingin lebih berpengaruh, bukan hanya desentralisasi dalam bidang
Kedatangan mereka menjadi salah satu keuangan, tetapi juga desentralisasi dalam
faktor yang mengakibatkan berdirinya pemberian hak otonomi bidang pemerintahan
kota-kota praja yang berdasarkan undang- (zelfbestuur) (Lubis, 2000:127)
192 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

kurun waktu tujuh tahun, Gemeente lurus dengan perkembangan pembangunan


Bandung telah berhasil membangun 400 kota secara keseluruhan.
hingga 750 bangunan rumah modern yang Belum ditemukan angka yang pasti
direncanakan sebagai tempat tinggal para mengenai jumlah taman kota yang ada
pegawai pemerintah pusat (Dienaputra, selama masa pemerintahan Gemeente
2004: 18). Dari titik inilah bisa Bandoeng, namun berdasarkan dua buku
diasumsikan bahwa taman-taman kota karya Haryoto Kunto yaitu Bandoeng
merupakan bagian penting dalam rencana Tempo Doeloe dan Semerbak Bunga di
pemindahan ibu kota karena banyak taman Bandung Raya, serta mengacu pada
yang dibangun dalam rentang waktu 1918 majalah terbitan Bandoeng Vooruit, yaitu
hingga 1925. majalah Mooi Bandoeng, dapat diketahui
bahwa pada masa pemerintahan kolonial,
3. Perkembangan Taman Kota khususnya sepanjang tahun 1885 hingga
Pembangunan taman-taman kota 1925, setidaknya Bandung memiliki lima
mulai terjadi dari tahun 1919 hingga buah taman kota yang cukup terkemuka,
sekitar tahun 1925. Melihat dari rentang serta beberapa lapangan hijau (plein)12
waktu pembangunan taman-taman yang fungsinya hampir memiliki kesamaan
tersebut, besar kemungkinan bahwa dengan sebuah taman.
kemunculannya memang sebagai salah Pada 1919 dibangun Ijzerman
satu komponen pendukung dalam Park. Taman tersebut dibangun untuk
penyediaan fasilitas, guna persiapan mengenang jasa-jasa Dr.Ir.J.W. Ijzerman
pemindahan ibu kota Hindia-Belanda ke yang telah berandil dalam merancang dan
Bandung yang berlangsung sepanjang memimpin pemasangan jalur kereta api,
1918 hingga 1925. Asumsi ini bersandar dari Bogor ke Bandung. Pada tahun yang
pada persebaran taman-taman kota yang sama dibangun pula Molukkenpark. Pada
sebagian besar berdekatan dengan tempat- 1920, setidaknya telah terdapat tiga buah
tempat strategis khususnya gedung-gedung taman, yaitu Tjitaroemplein, Tjilakiplein,
pemerintahan, dan sebagian lainnya dan Oranjeplein. Oranjeplein merupakan
berdekatan dengan fasilitas pendidikan pusat lingkungan pemukiman di ujung
serta pemukiman masyarakat Eropa. Selain tenggara Rioustraat (Jalan Riau). Lalu
posisinya berdekatan dengan fasilitas- pada tahun 1920, sebuah lapangan di
fasilitas strategis, taman-taman kota depan gedung Departement van Oorlog
dibangun pula dalam jangka waktu yang dijadikan sebagai sebuah taman tropis,
hampir bersamaan dengan pembangunan taman tersebut kemudian diberi nama
fasilitas-fasilitas tersebut11. Sangat masuk Insulide Park pada tahun 1925. Adapun
akal jika diasumsikan bahwa pembangunan untuk memperingati hari jadi Gemeente
taman-taman kota tersebut berbanding Bandoeng, dibangun Jubileum Park pada
tahun 1923 (Mooi Bandoeng, 1933-1934
dan Kunto, 1986: 368-370).
11
Beberapa contoh yang nampak, antara lain
Selain taman-taman yang telah
pembangunan Ijzerman Park yang dibangun disebutkan di atas, terdapat pula beberapa
pada 1919, hampir bersamaan pula dengan
pembangunan Technische Hoogeschool pada 12
Plein adalah lapang yang luas, biasanya
1920. Sementara keduanya berada pada posisi
ditanami dengan rerumputan. Hampir memiliki
yang memang berdekatan. Hal serupa dapat
kesamaan karakter dengan taman, namun
ditemui pada pembangunan Oranjeplein dan
perancangannya lebih sederhana. Sebagian
perumahan mewah, di Kapitein Hill.
besar plein hanya berupa lapangan rumput saja.
Keduanya, baik Oranjepelin maupun Kapitein
Namun ada beberapa plein yang dirancang
Hill sama-sama dibangun pada 1920 dan
dengan kerumitan dan komposisi layaknya
dengan posisi yang saling berdekatan, bahkan
sebuah taman, seperti Oranjeplein dan
saling melengkapi.
Tjitaroemplein.
Perkembangan Taman Kota di Bandung..... (Hary Ganjar Budiman) 193

plein di Kota Bandung, namun beberapa kolonial yang berbangsa Belanda


plein13 yang ada ini belum dapat dipastikan menyebabkan gambaran relief pola kota
tahun pembuatannya karena belum lebih berkembang. Pola pemukiman kota
ditemukan sumber yang menyebutkan menunjukkan secara jelas pencerminan
angka pasti. Selain itu, sebagian besar adanya pluralisme masyarakat, yang juga
plein hanya berupa lapangan rumput yang menunjukkan stratifikasi sosial masyarakat
hijau tanpa penataan yang khusus seperti kolonial Hindia Belanda (Soekiman, 2000:
halnya sebuah taman, kecuali penataan 208). Pemukiman khusus orang-orang
yang lebih detil seperti diperlihatkan oleh Eropa, umumnya tinggal berkelompok,
keberadaan Tjitaroemplein dan yaitu pada bagian terpilih dari kota, yang
Oranjeplein. Dalam buku Semerbak Bunga biasanya terletak di tepi jalan-jalan besar
di Bandung Raya disebutkan bahwa kabupaten, terpisah dari tempat tinggal
beberapa plein yang terdapat di Bandung, pribumi.
antara lain Orchideeplein, Houtmanplein, Pada periode 1910-an hingga
Limburg Stirumplein, Pandawaplein, 1930-an, perumahan Eropa telah memiliki
Rotgansplein, dan Sabangplein. permukiman yang terkonsentrasi di sekitar
Keberadaan taman-taman tersebut sudah wilayah Bandung Utara seperti daerah
tercantum dalam peta Perencanaan Kota Nylandweg (Cipaganti sekarang), kawasan
Bandung yang dibuat pada tahun 1933. Fokkerhuis di sekitar Andir, sekitar
Pembangunan taman-taman kota Riouwstraat, Menadostraat (Jalan Aceh
ini memiliki pola-pola tertentu dalam sekarang), Jalan Papandayan, sekitar
penempatan serta persebarannya. Untuk Dennenlust Hoofdweg (Jalan Hegarmanah
mengamati pola-pola persebaran taman sekarang), daerah sekitar Insulinde Park,
kota ini, maka perlu dilihat dari pola atau daerah sekitar Gedung Sate, hingga
penempatan pemukiman penduduk di kota meliputi daerah Dagoweg dan sekitarnya.
Bandung. Pemukiman penduduk ini Daerah ini sering juga disebut sebagai
meliputi penduduk pribumi, Eropa, dan wilayah pusat kegiatan masyarakat Eropa
Timur Asing. Masyarakat Eropa memiliki (Europeesche Zakenwijk) (Hariyono, 2006:
keunggulan tersendiri dibandingkan 74). Kompleks pemukiman yang memiliki
dengan masyarakat lainnya. Begitupun daerah yang unik pada awal abad ke-20
dengan tata letak taman yang ditetapkan adalah pemukiman sekitar Riouwstraat
berdasarkan letak pemukiman Eropa. yang dikenal sebagai kompleks Kapitein
Pihak pemerintah memiliki Hill. Sejak dimulainya perancangan Kota
peranan yang sangat dominan dalam Bandung, yaitu pada 1918 dilakukan
mengatur pola pemukiman di kota perencanaan pemukiman elit orang-orang
Bandung. Secara garis besar pola Eropa, pemukiman ini meliputi daerah-
pemukiman masyarakat di kota Bandung daerah yang telah dikemukakan di atas,
pada masa kolonial terpisah antara bagian termasuk pula kompleks Jaarbeurs.
Bandung Utara dan Bandung Selatan. Kemudian pemukiman Eropa ini meluas
Bandung Utara sebagian besar merupakan hingga daerah Wastukencana, Merdikaweg
daerah yang dihuni oleh sebagian besar (Jalan Merdeka sekarang), Cihampelas,
masyarakat Eropa, yang dibatasi dengan Rembrandtstraat (Jalan Dipenogoro
rel kereta api (Lubis, 2003: 438). sekarang), Tjitaroemstraat (Jalan Citarum
Kehadiran para pejabat pemerintah sekarang), Tjilakistraat (Jalan Cilaki
sekarang), Lembangweg (Jalan Setiabudi
13
Pemisahan lokasi pemukiman memang telah sekarang), Parkweg (Jalan Taman Sari
terjadi jauh sebelumnya berdirinya Gemeente sekarang), hingga Beatrix Boulevard
Bandung, paling tidak sejak tahun 1860-an, (Jalan Dipati Ukur sekarang).
yaitu setelah Kota Bandung menjadi pusat
pemerintahan Keresidenan Priangan (1864)
(Hardjasaputra, 2000: 53).
194 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

4. Analisis Spatial berdekatan dengan lingkungan masyarakat


Beberapa taman kota yang ada di Eropa nampak begitu jelas, seperti juga
Bandung memang sengaja dirancang dan terlihat di sekitar Oranjeplein. Taman ini
ditempatkan di lingkungan masyarakat sengaja dibangun sebagai pelengkap dari
Eropa. Taman-taman kota ini tersebar di fasilitas perumahan mewah, Kapitein
Bandung Utara, yang merupakan sebuah Hill15. Kompleks perumahan sekeliling
kawasan yang bergaya Tropische Stad, Oranjeplein yang dibangun oleh Ir. D.H.
yaitu terdiri atas bangunan-bangunan serta Ton, merupakan wilayah perbatasan paling
perumahan yang tergolong mewah dan timur Kota Bandung. Dengan demikian,
modern bagi masyarakat Eropa. akses bagi masyarakat Eropa di Kapitein
Berdasarkan analisis Peta Perencanaan Hill ke Oranjeplein sangatlah mudah.
Kota Bandung tahun 1933 dan berdasarkan Keberadaan taman yang
data taman yang ada hingga tahun 1925 berdekatan dengan perumahan mewah
dapat diketahui pola-pola persebaran memang cukup penting. Menurut H.F.
taman di sekitar lingkungan masyarakat Tillema, standar kelayakan sebuah rumah
Eropa, khususnya pada taman-taman yang itu bergantung pada baik atau buruknya
sudah dikenal di Kota Bandung meliputi penataan sanitasi dan kelengkapan
Pieter Sijhoff Park, Ijzerman Park, fasilitas. Kelengkapan fasilitas ini di
Molukken Park, Insulinde Park, Jubileum antaranya meliputi jalan, lapangan, dan
Park, Tjitaroemplein dan Oranjeplein. taman. Tersedianya fasilitas-fasilitas
Wilayah yang meliputi Tropische tersebut menentukan harga jual sebuah
Stad adalah jaringan jalan yang rumah (Budiman, 2010: 63).
memanjang di sebelah kanan dan kiri Salah satu aspek menarik dari
Riouwstraat. Di wilayah ini, setidaknya keberadaan Oranjeplein adalah posisinya
terdapat tiga buah taman yang tersebar di yang juga cukup berdekatan dengan
kanan dan kiri jaringan jalan sepanjang pemukiman pribumi golongan menengah
Riouwstraat. Taman-taman tersebut antara yang berada di sekitar Kampemenstraat
lain Molukkenpark, Tjitaroemplein, dan (Jalan Cihapit sekarang). Hal ini membuka
Oranjeplein. kemungkinan bahwa orang pribumi pun
Posisi Oranjeplein, Molukkenpark, memiliki kemudahan akses untuk menuju
dan Tjitaroemplein terhubung melalui tiga ke Oranjeplein. Perlu diketahui bahwa
jalan utama. Ketiga taman tersebut, sebagian besar pemukiman golongan
masing-masing berdekatan dengan pribumi begitu berjauhan dengan fasilitas-
fasilitas-fasilitas masyarakat Eropa. fasilitas seperti taman kota. Pemukiman
Misalnya, Molukkenpark berdekatan pribumi, seperti kawasan Karapitan,
dengan lapangan olahraga Gelora dan Babakan Surabaya, Babakan Tarogong,
Bangunan Jaarbeurs14. Sementara itu, maupun Babakan Cianjur, berada cukup
Tjitaroemplein berdekatan atau berada di jauh dari wilayah Bandung Utara yang
belakang Departement Verkeer &
Waterstaat (Gedung Sate sekarang) yang
15
saat itu merupakan bangunan resmi Pada sekitar tahun 1920, pemerintah
instansi Pemerintah Pusat Kolonial membangun pemukiman 2 lantai di sekitar
Belanda. Kedudukan taman yang begitu Oranjeplein, pemukiman tersebut tergolong
sangat mewah pada saat itu. Komplek
14
Jaarbeurs adalah bursa tahunan, yang secara perumahan ini disebut Kapitein Hill (Akhmad
rutin diselenggarakan pada bulan Juni-Juli di G, 2007: 57).
Bandung. Pertama kali diselenggarakan pada
1920. Jaarbeurs menyajikan segala macam
pameran, dari hasil kerajinan rakyat sampai
barang-barang produksi dari industri maupun
perusahaan-perusahaan.
Perkembangan Taman Kota di Bandung..... (Hary Ganjar Budiman) 195

merupakan pemukiman masyarakat Eropa Pada Insulinde Park hampir


dengan fasilitas yang lengkap. Dengan keseluruhan lahannya dikelilingi oleh
demikian, keberadaan kawasan Departement Van Oorlog (Kementerian
Kampemenstraat yang cukup berdekatan Peperangan), di samping itu posisi
dengan sebuah taman kota, yaitu Insulinde Park cukup dekat dengan Pieter
Oranjeplein adalah pengecualian bagi Sijhoff Park. Kedua taman ini, kurang
sebagian kecil golongan menengah lebih berjarak 0,3 kilometer16. Dua taman
pribumi. ini dihubungkan oleh dua jalan utama,
Wilayah Bandung Utara yaitu Menadostraat dan Merdikaweg. Jika
didominasi oleh pemukiman dan fasilitas Insulinde Park berdekatan dengan
lengkap bagi masyarakat Eropa sehingga Departement Van Oorlog, maka Pieter
di wilayah ini terdapat beberapa poros Sijhoff Park berdekatan dengan Kantor
pemukiman yang menjadi pusat Gemeente Bandoeng dan Gedung De
lingkungan masyarakat Eropa, beberapa di Javesche Bank. Pola demikian
antaranya adalah Kapitein Hill, Fokkerhuis menampakkan bahwa kawasan antara
di sekitar Andir, Europeesche Zakenwijk di Pieter Sijhoff Park hingga Insulinde Park
sekitar Insulinde Park, dan pemukiman merupakan kawasan pemerintahan dan
pegawai pemerintah di sekitar lingkungan pemukiman militer yang
Departement Verkeer & Waterstaat sengaja dibangun dengan memadukan
(Gedung Sate sekarang). Di beberapa gedung-gedung pemerintahan dengan
poros pemukiman tersebut terdapat pula lahan hijau.
beberapa taman kota. Misalnya sekitar Perpaduan antara bangunan atau
Insulinde Park. Kawasan ini merupakan kawasan pemerintahan dengan lahan hijau
inti dari wilayah terbangun di Kota atau taman nampak lebih jelas di sekitar
Bandung yang memiliki identitas jalan Tjitaroemplein dan sepanjang
dengan nama-nama kepulauan di Rembrandtsraat. Kawasan Rembrandt-
Nusantara (Kunto, 1986: 288). straat hingga ke arah utara menuju
Kematangan dan kecermatan dalam kawasan Beatrix Boulevard merupakan
menata pemukiman di sekitar Insulinde wilayah yang sengaja disediakan Gemeente
Park telah menjadikan wilayah Bandung untuk dibangun sebagai kawasan
pemukiman di sekitar Insulinde Park ini Gouvernement Bedrijven17 (Pusat Instansi
sebagai prototipe Indische Koloniaal Stad Pemerintah). Bangunan-bangunan di
(Dienaputra, 2004: 18). Perwujudan kompleks Gouvernement Bedrijven
Indische Koloniaal Stad terlihat dari tersebut beberapa di antaranya berdekatan
pemukiman di sekeliling Insulinde park dengan Tjitaroemplein dan Tjilakiplein.
yang cenderung digunakan sebagai
lingkungan pemukiman militer. Tepat di 16
sekeliling Insulindepark, setidaknya Perhitungan berdasarkan Peta Bandung tahun
1933 dengan skala 1: 10.000
terdapat sembilan bangunan yang
17
digunakan untuk keperluan militer, antara Perancangan konstruksi dan denah tata letak
lain: (1) Gedung Departement Van Oorlog bangunan perkantoraan dilakukan oleh V. L.
(Gedong Sabau), (2) Gedung Sekolah Slors dibantu oleh J. Gerber. Pembangunan
Hoogere Burgerschool di Bilitonstraat kawasan perkantoran pemerintahan ini
(Jalan Belitung), (3) Rumah Komandan dilakukan pada lahan seluas 27.000 meter.
Pembangunan ini berdasarkan Raadbesluit
Ajudan Jenderal, (4) Menara Sekolah
tanggal 18 Desember 1929, yang dikukuhkan
MULO di Javastraat (Jalan Jawa), (5) lewat surat tanggal 25 Januari 1930. Namun
Rumah Komandan Divisi, (6) Dua dari seluruh perencanaannya, Slors dan Gerber
bangunan Mess Perwira, (7) Gereja Pieters baru sempat menyelesaikan bangunan
Kerk , (8) Rumah Komandan Garnisun. Departement Verkeer & Waterstaat yang kini
disebut Gedung Sate. (Kunto, 1986: 933).
196 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

Tjitaroemplein tepat berada di (sekarang ITB). Technische Hoogeschool


belakang Departement Verkeer & sebagai suatu lingkungan pendidikan
Waterstaat yang terhubung ke sebelah memperlihatkan bahwa perancangannya
utara melalui Tjiratoemstraat. Adapun mengikutsertakan lahan hijau. Tidak jauh
posisi Tjilakiplein berada di sebelah timur dari Ijzerman Park terdapat sebuah taman,
dari Departement Verkeer & Waterstaat yaitu Jubileum Park. Kedua taman ini,
yang terhubung melalui Rembrandtsraat. kurang lebih berjarak 0,15 kilometer18.
Sementara itu, posisi Tjilakiplein Posisi Jubileum Park terletak di bagian
berdekatan atau berhadapan langsung barat dari Ijzerman Park yang
dengan Laboratorium Geologie en dihubungkan oleh Hogeschoolweg (Jalan
Mijnwezen (Laboratorium Pusat Geologi Ganesha sekarang). Hampir setiap taman
dan Pertambangan). Tidak jauh dari posisi yang ada, tidak berdiri sendiri, namun
kedua taman tersebut, yaitu dari selalu terhubung dengan taman lainnya
Departement Verkeer & Waterstaat yang jaraknya berdekatan, juga taman-
terdapat penataan ruang yang simetris, taman tersebut saling melengkapi dengan
berupa poros selatan-utara (menuju ke arah bangunan di sekelilingnya untuk
utara), merupakan sebuah boulevard yang menunjukkan keindahan lahan hijau. Hal
lebar mengesankan, dengan jalur ini menampakkan suatu pola yang
pertamanan indah memanjang di tengah menarik, yaitu taman-taman kota,
(Kunto, 1986: 936). khususnya taman-taman kota utama yang
Selain taman-taman yang telah berukuran besar, ternyata tersebar dalam
dikemukakan di atas, terdapat pula poros-poros atau kelompok-kelompok
beberapa taman yang kedudukannya lebih tersendiri. Setidaknya terdapat tiga poros
sebagai lapangan hijau atau biasa disebut utama taman-taman kota di Bandung utara.
plein. Sebagian besar plein tersebar di Poros pertama yaitu taman yang
sekitar Kapitein Hill atau berada di sebelah terdapat sekitar di Merdikaweg menuju
barat dari jaringan jalan Haoutman Straat Menadostraat di sebelah utara, taman
(Jalan Supratman sekarang), taman-taman tersebut meliputi Pieter Sijhoff Park dan
tersebut antara lain: Van Limburg Stirum Insulinde Park. Kedua taman tersebut
Plein, Orchidee Plein, Tjampaka Plein, mengakomodasi lingkungan pemerintahan.
dan Houtman Plein. Adapun plein lainnya
terdapat di wilayah Europeesche Gambar 1. Letak Pieter Sijhoff Park dan
Zakenwijk (sekitar Insulinde Park) yaitu Insulinde Park
Sabang Plein di Sabang weg. Di wilayah
sekitar Fokkerhuis terdapat pula dua buah
plein yaitu Pandawa Plein di jaringan jalan
sebelah selatan Burgemeester Copsweg
(Jalan Padjadjaran sekarang), dan Rotgan
Plein di jaringan sebelah selatan
Pasteurweg (Jalan Pasteur sekarang).
Pemaparan di atas menunjukkan
bahwa terjadi harmonisasi antara bangunan
atau fasilitas yang ada dengan taman-
taman kota. Selain itu juga terlihat bahwa
memang beberapa poros lingkungan
masyarakat Eropa, hampir selalu terdapat
taman-taman kota. Hal serupa dapat dilihat
pula dari keberadaan Ijzerman Park.
Taman ini merupakan bagian dari 18
Perhitungan berdasarkan Peta Bandung tahun
bangunan Technische Hoogeschool 1933 dengan skala 1: 10.000
Perkembangan Taman Kota di Bandung..... (Hary Ganjar Budiman) 197

ke Djatoroto, Jawa Timur. Selain di Jawa


Timur, Treub pun menyebutkan taman
Sumber: Bandoeng Town Plan Second Edition dinas yang berada di Batavia (Mrazek,
1933, ANRI 2006: 99-100).
Berdasarkan taman-taman kota
Poros kedua adalah taman-taman di sekitar yang ada beserta bangunan-bangunan di
Kapiteinhill hingga Wilhelmina Boulevard. sekitarnya dapat dikatakan bahwa taman
Taman-taman tersebut, secara berurutan kota merupakan bagian yang cukup
meliputi Oranjeplein, Molukken Park, dan penting dalam perancangan karena taman-
Tjitaroem Plein. Poros ketiga adalah dua taman tersebut dibangun dengan sistemnya
taman yang dihubungkan oleh tersendiri, yaitu ada perpaduaan antara
Hogeschoolweg, yaitu Ijzerman Park dan bangunan, jalan, dan taman itu sendiri
Jubileum Park. dalam menciptakan lingkungan yang
indah. Hal ini menjadi sangat masuk akal
Gambar 2. Letak Ijzerman Park dan Jubileum
Park karena awal abad ke-20 merupakan awal
perkembangan sistem taman dalam
perancangan kota yang modern, khususnya
di Eropa dan Amerika. Hal ini sejalan
dengan esai yang ditulis oleh Sonja
Dümpelmann,“The Park International:
Park System Planning as An International
Phenomenon at The Beginning Of The
Twentieth Century”19.
Sangatlah mungkin bahwa cukup
banyaknya persebaran taman kota di
Bandung sepanjang tahun 1919 hingga
1925, ikut dipengaruhi oleh kemajuan
pengetahuan akan sistem taman itu sendiri.
Sebagaimana yang terjadi di Eropa pada
Sumber: Bandoeng Town Plan Second Edition awal abad ke-20 sebagai periode awal
1933, ANRI perkembangan sistem taman dalam
perancangan kota modern. Adapun poros-
Ketiga poros taman-taman tersebut selalu poros taman kota yang terdapat di
berdekatan dengan fasilitas atau bangunan Bandung Utara memang memperlihatkan
bagi masyarakat Eropa, baik itu berupa konsep kota taman. Konsep tersebut
pemukiman, gedung-gedung pusat
pemerintahan, maupun lingkungan 19
Pengakuan akan fungsi sistem taman
pendidikan. memperoleh momentum bersamaan dengan
Berdekatannya taman dengan kematangan perkembangan keindahan kota
perkantoran milik Pemerintah Hindia pada dekade pertama awal abad ke-20. Ide
Belanda di masa itu boleh jadi hal yang dalam menghubungkan jalur taman dan
biasa diterapkan di Kota Kolonial lainnya. boulevard yang terhubung dengan seluruh
Rudolf Mrazek (2006) menyebutkan istilah taman utama kota dan poin menarik dalam
menerangkan perkembangan yang terjadi itu,
dienst park yang berarti taman dinas. Ia
mengacu pada kombinasi antara kegunaan
menyebutkan mengenai keberadaan taman- dan keindahan dalam pembangunan kota.
taman di sekitar kantor dinas administrator Pada awal abad ke-20, Amerika Utara dan
perkebunan atau di sekitar rumah Eropa mengakui akan pentingnya sistem
administrator. Tulisan Mrazek tentang taman (www.ghi-dc.org/publications diakses
taman dinas tersebut mengacu pada catatan 18 Juli 2009 ).
Profesor M. W.F. Treub atas kunjungannya
198 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

diadopsi oleh Gemeente Bandung dari kota Hindia Belanda sehingga jumlah
rancangan kota taman yang terdapat di pejabat atau pegawai bangsa Belanda
Eropa, khususnya di Inggris. Haryoto semakin bertambah. Pada tahun 1920,
Kunto (1986) mengibaratkan konsep jumlah penduduk Eropa mencapai 9.043
perancangan kota Bandung pada masa orang, lalu mengalami peningkatan yang
Hindia Belanda seperti konsep kota cukup pesat pada tahun 1930, yaitu
concentric circle yang dikemukakan oleh mencapai 19.327 orang (Hardjasaputra,
Ebenezer Howard, suatu bentuk kota yang 2000). Mengantisipasi pertambahan jumlah
ditata berlapis-lapis, melingkari pusat kota penduduk, sejak 1930 Plan Karsten mulai
yang tepat berada di tengah. Pusat-pusat disusun dan direncanakan. Menurut
kota yang dimaksud adalah pusat kota rencana yang disusun, dikemukakan bahwa
yang di dalamnya terdapat kompleks Balai dalam waktu 25 tahun wilayah Kota
Kota, Gedung Pertemuan Umum, dan Bandung diperluas sampai 12.758 hektar,
Pusat kebudayaan. Kemudian pada lapisan dengan asumsi bahwa penduduk kota akan
kedua terdapat lahan-lahan hijau, dan pada mencapai ± 750.000 jiwa pada tahun 1935.
lapisan terluar terdapat lahan pertanian dan Untuk mengkaji rencana tersebut,
hunian penduduk pedesaan. pemerintah pusat membentuk Commissie
Kebijakan perancangan kota yang voor de Bevordeeling van den Uit-
dilaksanakan oleh pemerintah Hindia bredingsplannen der Gemeente Bandoeng
Belanda ini, selain menunjukkan (Komisi Penilai Rencana Pemekaran
keindahan lahan hijau melalui taman- Gemeente Bandung). Dalam empat poin
taman kota yang ada, namun sekaligus hasil penilaian komisi tersebut, salah satu
menegaskan pola pembangunan yang lebih poin mengemukakan bahwa: perlunya
difokuskan pada lingkungan masyarakat segera diambil langkah-langkah untuk
Eropa. menyebarkan penduduk dari pusat-pusat
kegitan secara seimbang ke berbagai
5. Taman Kota dalam Rencana Perluasan penjuru kota. Agar kota memiliki banyak
Kota pusat kegiatan penduduk (Hardjasaputra,
Selepas tahun 1925, tidak banyak 2000: 14 )
ditemui perkembangan yang berarti dalam Pusat-pusat kegiatan penduduk
keberadaan taman kota. Suatu yang dimaksud ini boleh jadi termasuk
perkembangan taman-taman kota di pula taman-taman kota atau lapangan-
Bandung baru terjadi sejalan dengan lapangan hijau, layaknya taman kota yang
rencana perluasan kota, atau dikenal biasa disebut plein. Berbagai plein yang
dengan sebutan Plan Karsten. Sebutan ada, berdasarkan pada peta tahun 1933,
Plan Karsten sendiri diambil dari nama Ir. memang banyak tersebar di beberapa
Thomas Karsten, selaku perancang dalam penjuru kota. Taman atau plein memang
rencana perluasan kota Bandung. Plan lazimnya digunakan sebagai pusat kegiatan
Karsten yang dikenal pula sebagai masyarakat atau pun untuk tempat rekreasi.
Uitbreidingsplan Stadsgemeente Bandoeng Perluasan wilayah Kota Bandung
(Rencana Perluaan Kotapraja Bandung) yang direncanakan Karsten bukan semata-
mencakup rencana perluasan wilayah mata dikaitkan dengan standar kepadatan
administratif kota. Rencana tersebut penduduk, tetapi lebih condong pada
diterapkan guna mengantisipasi pertimbangan untuk mendapatkan luas
perkembangan kehidupan di Kota Bandung kota yang ideal, memenuhi syarat sebagai
yang terus meningkat, juga mengantisipasi Tuinstad (Kota Taman) yang banyak
perkembangan penduduk. memerlukan lahan hijau terbuka di dalam
Mengenai pertambahan penduduk kota (Kunto, 1984: 40)
Eropa, hal tersebut terkait erat dengan Plan Karsten yang direalisasikan
rencana dijadikannya Bandung sebagai ibu di Bandung memang sejalan dengan
Perkembangan Taman Kota di Bandung..... (Hary Ganjar Budiman) 199

rencana Gemeente Bandoeng, yang Sementara itu, rencana perluasan


menginginkan penataan Kota Bandung Kota Bandung yang juga mencakup
menjadi sebuah Tuinstad. Plan Karsten ini penataan kota Bandung menjadi Tuinstad
setidaknya mengakomodasi tiga konsep (Kota Taman), belum dapat terlaksana
pokok perancangan Kota Bandung, yaitu: secara sepenuhnya, mengingat pada tahun
(1) Membangun kota menjadi prototipe 1942 terjadi Perang Dunia II. Ir. Thomas
sebuah koloniaalstad (kota kolonial), (2) Karsten, selaku perancang rencana
Menata dan menghijaukan kota dalam perluasan kota, meninggal dunia di tahun
upaya mewujudkan tuinstad (kota taman), 1942, dalam kamp interniran Jepang di
(3) Mempersiapkan Bandung sebagai ibu Kota Bandung.
kota Hindia Belanda. Salah satu penataan
yang dimaksud adalah penataan taman- D. PENUTUP
taman kota. Melalui bantuan dari Konsep taman di Hindia Belanda
perkumpulan Bandoeng Vooruit, sepanjang bisa ditelusuri sejak pejabat-pejabat VOC
1930 hingga 1935, taman-taman kota di membangun kehidupan di luar benteng, di
Bandung berusaha diubah menjadi Mini Batavia, pada abad ke-16. Awalnya taman
Botanical Garden. Sejumlah biaya telah dikenal hanya taman milik pribadi. Konsep
dikeluarkan oleh perkumpulan itu untuk taman pribadi ini sesuai dengan
melengkapi pohon dan tanaman di taman- perkembangan perancangan taman di
taman dengan plat aluminium, Eropa dari abad ke-15 hingga ke-17.
mencantumkan nama jenis tumbuhan Konsep taman kota atau taman yang
bersangkutan dalam Bahasa Latin, Sunda, digunakan oleh publik baru muncul ketika
dan Melayu (Kunto, 1986: 295). revolusi industri terjadi.
Di bawah penilikan botanikus Dr. Orang-orang Eropa, khususnya
L. Van der Pijl, pemberian plat nama pada para elit (pejabat dan pengusaha
pohon dan tanaman dalam taman-taman perkebunan) membangun kota tempat
kota dapat dirampungkan dalam waktu dua tinggalnya di Hindia Belanda, sesuai
tahun (Jaarverslag van de Vereeniging dengan cara pandang mereka di tempat
Bandoeng Vooruit, 1934 dalam Kunto, asalnya. Perkembangan taman kota di
1986: 295). Selain pemberian nama pada Bandung didorong oleh peranan elit-elit
tanaman-tanaman, tidak banyak ditemui Eropa ini. Sepanjang tahun 1918-1925
perkembangan yang berarti. Salah satu taman-taman kota dibangun di Bandung
perkembangan yang cukup mencolok sebagai komponen penting rencana
terjadi di Jubileum Park. Taman yang perpindahan ibu kota Hindia Belanda.
dibangun pada tahun 1923 ini awalnya Dalam perancangan kota Bandung di masa
digunakan untuk menanam berbagai jenis itu, taman selalu disertakan berdampingan
tanaman langka, namun sejak tanggal 12 dengan lingkungan perumahan, lingkungan
April 1933, sekitar 13,6 hektar lahan taman pendidikan, dan lingkungan kantor-kantor
dijadikan Bandoeng Zoological Park pemerintah. Hal ini memperlihatkan bahwa
(sekarang Kebun Binatang Bandung) orang Eropa melihat perkembangan kota
(Tresnawati, 2008: 50). Taman ini yang yang baik, harus disertai dengan
sejatinya merupakan pengembangan dari pemeliharaan dan penyediaan lahan
Jubileum Park, mengalami pengembangan hijau/alam yang sama baiknya.
pada 1934 hingga 1936, berupa
penambahan 58 kelompok jenis binatang DAFTAR SUMBER
dari seluruh dunia. Keberadaan Bandoeng 1. Arsip
Zoological Park memberi nuansa baru Bandoeng Town Plan Second Edition. 1933,
dalam pilihan objek wisata bagi para ANRI.
wisatawan (Suganda, 2007:154).
200 Patanjala Vol. 7 No. 2 Juni 2015: 185 - 200

Verslag van der Toestand der Gemeente Nasionalisme di sebuah Koloni.


Bandoeng over de Jaren 1906/1918, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Perpustakaan Nasional.
Nas, Peter J.M. 2007.
Kota-kota Indonesia; Bunga Rampai.
2. Makalah, Skripsi, dan Tesis Yogyakarta: Gadjah Mada University
Budiman, Hary Ganjar. 2010. Press.
Taman Kota di Bandung (1885-1942).
Skripsi. Bandung: Universitas Rogers, Elizabeth Barlow. 2001.
Padjadjaran. Landscape Design: A Cultural and
Architectural History. New York:
Dienaputra, Reiza. 2004 Harry N. Abrams, Inc.
Bandung 1906-1970; Studi tentang
Perkembangan Ekonomi Kota, Makalah Soekiman, Djoko. 2011.
disajikan pada “The 1st Internasional Kebudayaan Indis: dan Gaya Hidup
Conference on Urban History”, Surabaya: Masyarakat Pendukungnya di Jawa
23-25 Agustus. (Abad XVII-Medio XX). Jakarta:
Komunitas Bambu.
Hardjasaputra, Sobana . 2002.
Perubahan Sosial di Bandung 1810-1906. Suganda, Her. 2007.
Disertasi, Depok: FIB UI Jendela Bandung; Pengalaman
Bersama Kompas. Jakarta: Kompas.
Hariyono, Agung. 2007.
Perkembangan Gaya dan Bentuk Rumah Tresnawati, Titin. 2008.
Tinggal di Kota Bandung. Skripsi. Industri Pariwisata di Bandung Masa
Jatinangor: Jurusan Sejarah Fakultas Hindia-Belanda (1898-1942). Skripsi.
Sastra Universitas Padjadjaran. Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas
Padjadjaran.
Maulana, Suhardi. 2002.
Seremban Urban Park, Malaysia: A 4. Internet
Preference Study.Tesis. Blacksburg: Dümpelmann, Sonja.
College of Architecture and Urban Study. “The Park International: Park System
Planning as An International
3. Buku Phenomenon at The Beginning Of The
Kunto, Haryoto. 1984. Twentieth Century” diakses dari
Balai Agung Kota Bandung: Granesia. www.ghi-dc.org/publications, Tanggal
_____. 1984. 18 Juli 2009
Wajah Bandoeng Tempo Doloe. Kompas.
Bandung: Granesia. “Janji Ridwan Kamil untuk Tahun 2015,
_____. 1986. dari Taman sampai Monorel” diakses
Semerbak Bunga di Bandung Raya.: dari
Granesia. http://regional.kompas.com/read/2014/0
9/16/13041431/janji.ridwan.kamil.untuk
Kuper, Adam dan Jessica Kuper. 2000. .tahun.2015.dari.taman.sampai.monorel
Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: , diakses Tanggal 25 Februari 2015.
Raja Grafindo Persada.
NN.
Lubis, Nina Herlina, Kunto Sofianto, Ietje “Public Park and Garden in
Marlina, Sobana Hardjasaputra, Reiza D. Manchester” diakses dari
Dienaputra, Mumuh Muhsin Z. 2000. http://www.manchester2002-
Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat. uk.com/daytrips/parks-gardens.html,
Jatinangor: Alqaprint Tanggal 4 Juni 2015
http://www.europecities.com/en/786/netherland
Mrazek, Rudolf. 2006. s/amsterdam/place diakses Maret
Engineers of Happy Land; 2010.
Perkembangan Teknologi dan

Anda mungkin juga menyukai