Anda di halaman 1dari 362

Nama : Angga Ryan Putra

NPM : 21344021

Kelas : D - Karyawan

NO. ASPEK PENGERTIAN SATUAN / UKURAN


kegiatan untuk menentukan jumlah dan box, botol, blister (tergantung
periode pengadaan Sediaan Farmasi, bentuk sediaan)
ALKES, dan BMHP sesuai dengan hasil
kegiatan pemilihan untuk menjamin
1 Perencanaan terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien.

kegiatan untuk merealisasikan perencanaan box, botol, blister (tergantung


kebutuhan, pengadaan yang efektif harus bentuk sediaan)
menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu
yang tepat dengan harga yang terjangkau
dan sesuai standar mutu. Kegiatan yang
berkesinambungan dimulai dari pemilihan,
penentuan jumlah yang dibutuhkan,
2 Pengadaan penyesuaian antara kebutuhan dan dana,
pemilihan metode pengadaan, pemilihan
pemasok, penentuan spesifikasi kontrak,
pemantauan proses pengadaan, dan
pembayaran

Kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, box, botol, blister (tergantung


spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan bentuk sediaan)
dan harga yang tertera dalam kontrak atau
surat pesanan dng kondisi fisik yang
diterima
3 Penerimaan

jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu box, botol, blister (tergantung


penyerahan dan harga yang tertera dalam bentuk sediaan)
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi
fisik yang diterima
4 Penyimpanan
Rangkaian kegiatan menyerahkan Sediaan box, botol, blister (tergantung
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis bentuk sediaan)
Habis Pakai dari tempat penyimpanan
sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan
Pendistribusian tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis,
jumlah, dan ketepatan waktu.

1. Pemusnahan dan penarikan sediaan box, botol, blister (tergantung


farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis bentuk sediaan)
habis pakai yang tidak dapat
5 Pemusnahan

Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan box, botol, blister (tergantung


jumlah persediaan dan penggunaan Sediaan bentuk sediaan)
Farmasi, ALKES, dan BMHP .

6 Pengendalian
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang box, botol, blister (tergantung
bertujuan untuk memonitor transaksi bentuk sediaan)
perbekalan farmasi yang keluar dan masuk
di apotek. Pelaporan adalah kumpulan
catatan dan pendataan kegiatan
administrasi sediaanfarmasi, tenaga dan
7 Pencatatan & Pelaporan perlengkapan kesehatan yang disajikan
kepada pihak yang berkepentingan

Merupakan suatu rangkaian kegiatan yang Per lembar (resep)


meliputi penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP,
termasuk peracikan obat dan penyerahan
disertai pemberian informasi

8 Pengkajian resep

kegiatan penyerahan obat kepada yang jumlah obat yang diserahkan


membutuhkan atau frekuensi
9 Dispensing

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Orang


apoteker dalam penyediaan dan pemberian
informasi mengenai obat yang tidak
memihak, dievaluasi dengan kritis dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan obat kepada profesi kesehatan
lain, pasien atau masyarakat
10 PIO
suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran orang/ individu/ (pasien/
terkait terapi Obat dari Apoteker (konselor) keluarga pasien)
kepada pasien dan/atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun
rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat
dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan
11 Konseling dokter, keinginan pasien atau keluarganya.
Pemberian konseling yang efektif
memerlukan kepercayaan pasien dan/atau
keluarga terhadap Apoteker.

kunjungan ke rumah pasien dan atau Orang/individu (sesuai Jumlah


pendampingan pasien untuk pelayanan pasien yang kunjungi)
kefarmasian di rumah dengan persetujuan
pasien atau keluarga terutama bagi pasien
khusus yg membutuhkan perhatian lebih

12 Yanfar di Rumah Sakit


13 PTO proses yang memastikan bahwa seorang pasien
pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif
dan terjangkau dengan memaksimalkan
efikasi dan meminimalkan efek samping.

14 MESO Merupakan kegiatan pemantauan setiap Efek samping obat


respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis

visite kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap


yang dilakukan Apoteker secara mandiri
atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara
langsung, dan mengkaji masalah terkait
Obat, memantau terapi Obat dan Reaksi
Obat yang Tidak Dikehendaki,
meningkatkan terapi Obat yang rasional, dan
menyajikan informasi Obat kepada dokter,
pasien serta profesional kesehatan lainnya
15
dispensing sediaan steril Dispensing sediaan steril harus dilakukan di
Instalasi Farmasi dengan teknik aseptik
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas
produk dan melindungi petugas dari paparan
zat berbahaya serta menghindari terjadinya
kesalahan pemberian Obat.
16
evaluasi penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan 0bat,
Obat yang terstruktur dan
berkesinambungan secara kualitatif dan
kuantitatif.
17
DATA YANG DIPERLUKAN
data hasil perencanaan (nama
obat, jumlah, harga). Anggaran
yang tersedia, penetapan
prioritas, sisa persediaan, data
pemakaian periode yg lalu,
waktu tunggu pemesanan, dan
rencana pengembangan produk

data hasil perencanaan (nama


obat, jumlah, harga). Disertai
sertifikat analisa, bahan
berbahaya harus menyertakan
material safety data sheet,
sediaan farmasi alkes BMHP
harus mempunyai izin edar,
masa ED min. 2 tahun kecuali
utk sediaan farmasi alkes dan
BMHP tertentu (Vaksin,
Reagen)

Data berdasarkan surat pesanan

jenis, jumlah sediaan, dan


spesifikasi sediaan
daftar sediaan yang akan
dimusnahkan, surat berita
acara, jadwal,

Daftar jenis sediaan Farmasi


dan Alkes
Pencacatan :Kartu stok .
Pelaporan : kartu stok dan
Mutasi barang

a. resep; b. nomor resep; c.


formulir untuk pengkajian; d.
komputer; e. kalkulator; f. alat
tulis; g. software atau buku
referensi; dan 3535 h. SPO
pengkajian dan pelayanan

jenis, jumlah dan mutu obat

Informasi meliputi dosis,


bentuk sediaan, formulasi
khusus, rute dan metoda
pemberian, farmakokinetik,
farmakologi, terapeutik dan
alternatif, efikasi, keamanan
penggunaan pada ibu hamil
dan menyusui, efek samping,
interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika
atau kimia dari Obat dan lain-
lain
kriteria pasien, ruangan atau
tempat konseling; dan
alat bantu konseling (kartu
pasien/catatan konseling).

Data pasien khususnya


kelompok lansia dan pasien
dengan pengobatan penyakit
kronis lainnya
Pengumpulan data pasien
meliputi: 1) Data dasar pasien
merupakan komponen penting
dalam proses PTO. Data yang
dibutuhkan yaitu riwayat
pengobatan pasien yang terdiri
dari riwayat penyakit, riwayat
penggunaan obat dan riwayat
alergi. Data tersebut dapat
diperoleh dari wawancara
dengan pasien, keluarga pasien
dan tenaga kesehatan lain. 2)
Semua data yang sudah
diterima, dikumpulkan dan
kemudian dikaji. Data yang
berhubungan dengan PTO
diringkas dan diorganisasikan
ke dalam suatu format yang
sesuai.

Data Penggunaan obat pasien


a. indikator peresepan; b.
indikator pelayanan; dan c.
indikator fasilitas.
TAHAPAN
Persiapan,Pengumpulan data,Penetapan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP,Revisi rencana kebutuhan obat (jika diperlukan)Apotek yang
bekerjasama dengan BPJS diwajibkan untuk mengirimkan
RKO yang sudah disetujui oleh pimpinan Apotek melalui aplikasi E-Monev
yang direncanakan menggunakan metode perhitungan kebutuhan.

pembelian langsung, penunjukan langsung PBF, hibah dan tander

Pemeriksaan sediaan farmasi yang dilakukan :


1. Kondisi kemasan termasuk segel, label/penandaan dalam
keadaan baik.
2. Kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat, isi kemasan antara arsip
surat pesanan dengan obat yang diterima.
3.Kesesuaian antara fisik obat dengan Faktur pembelian dan/atau Surat
Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi:a. kebenaran nama produsen, nama pemasok,
nama obat, jumlah, bentuk,kekuatan sediaan obat dan isi kemasan; danb. nomor bets
dan tanggal kedaluwarsa.

a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi label yang
secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
kadaluwarsa dan peringatan khusus; b. elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di
unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting; c. elektrolit konsentrasi
tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien dilengkapi dengan pengaman, harus
diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk
mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati; dan d. Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa oleh pasien harus disimpan
secara khusus dan dapat diidentifikasi.
membuat daftar sediaan, menyiapkan berita acara pemusnahan, mengkoordinasikan
jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait, menyiapkan tempat
pemusnahan, melakukan pemusnahan sesuai dengan jenis produk yang akan
dimusnahkan sesuai peraturan yang berlaku

Tahapan Pengendalian ketersediaan:


1.Pembuatan kebijakan SPO terkait penyimpanan
sediaan farmasi dan alkes beserta evaluasinya 2.
Melakukan kontrol suhu dan kelembaban dalam penyimpanan dan
menggunakan sistem FEFO dan FIFO
Cara untuk
mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah:
a. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow
moving);
b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam
waktu tiga bulan berturut-turut (death stock);
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
Pencacatan :Kartu stok diletakkan bersamaan/ berdekatan dengan perbekalan farmasi
bersangkutan.Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari.Setiap terjadi mutasi
perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ kedaluwarsa) langsung
dicatat didalam kartu stokd.Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir
bulan. Pelaporan : kartu stok dan Mutasi barang

1) Terima resep elektronik atau resep manual yang diserahkan ke bagian farmasi. 2)
Jika sudah menggunakan sistem informasi, cetak resep elektronik. 3) Jika resep
manual tidak terbaca, hubungi dokter penulis resep. 4) Periksa kelengkapan
administratif berupa identitas pasien (nama, usia/tanggal lahir), berat badan (terutama
pasien pediatri), tinggi badan (pasien kemoterapi), tanggal resep, nama dokter. 5)
Lakukan pengkajian resep dengan menceklis formulir verifikasi resep di belakang
resep manual sesuai dengan kertas kerja. 6) Berikan tanda ceklis di kolom Ya (jika
hasil pengkajian sesuai) atau Tidak (jika hasil pengkajian tidak sesuai) pada masing-
masing hal yang perlu dikaji. 7) Jika ada hal yang perlu dikonfirmasi, hubungi dokter
penulis resep (hasil konfirmasi dengan dokter dicatat di resep). 8) Berikan garis merah
untuk obat golongan Narkotika dan garis biru untuk obat psikotropika. 9) Informasikan
dan minta persetujuan tentang harga resep pada pasien beli tunai. 10) Simpan hasil
pengkajian resep. 11) Membuat laporan pengkajian resep setiap bulan.

mengecek kebenaran obat yang diserahkan, mengecek kebenaran pasien yang


menerima, mengecek kebenaran produk

Tahapan pelaksanaan PIO meliputi: 1) Apoteker menerima dan mencatat pertanyaan


lewat telepon, pesan tertulis atau tatap muka. 2) Mengidentifikasi penanya: nama,
status (tenaga kesehatan, pasien/keluarga pasien, atau masyarakat umum) 3)
Menanyakan secara rinci data/informasi terkait pertanyaan. 4) Menetapkan urgensi
pertanyaan. 5) Memformulasikan jawaban. 6) Menyampaikan jawaban kepada
penanya secara verbal atau tertulis.
a. membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien; b. mengidentifikasi tingkat
pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three Prime Questions; c.
menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan Obat; d. memberikan penjelasan kepada pasien
untuk menyelesaikan masalah pengunaan Obat; e. melakukan verifikasi akhir dalam
rangka mengecek pemahaman pasien; dan f. dokumentasi.

Apoteker, meliputi :
1. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan pengobatan
2. dentifikasi kepatuhan pasien
3. Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di
rumah, misalnya cara pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin
4. Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum
5. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan
Obat berdasarkan catatan pengobatan pasien
6. Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah
dengan menggunakan Formulir sebagaimana terlampir.
a. Memilih pasien sesuai kriteria. b. Memastikan kebenaran identitas pasien: dengan
meminta pasien menyebutkan nama dan identitas lain. c. Pengumpulan data pasien
meliputi: 1) Data dasar pasien merupakan komponen penting dalam proses PTO. Data
yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang terdiri dari riwayat penyakit,
riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi. Data tersebut dapat diperoleh dari
wawancara dengan pasien, keluarga pasien dan tenaga kesehatan lain. 2) Semua data
yang sudah diterima, dikumpulkan dan kemudian dikaji. Data yang berhubungan
dengan PTO diringkas dan diorganisasikan ke dalam suatu format yang sesuai. d.
Identifikasi masalah terkait obat. Masalah terkait obat antara lain: 1) Adanya Indikasi
Tetapi Tidak Diterapi 2) Pemberian Obat Tanpa Indikasi 3) Pemilihan Obat Yang
Tidak Tepat 4) Dosis Terlalu Tinggi 5) Dosis Terlalu Rendah 6) Terjadinya Reaksi
Obat Yang Tidak Diinginkan 7) Terjadinya Interaksi Obat 50 2. Manfaat Memastikan
bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. 3. Pelaksana PTO dilakukan
oleh Apoteker. 4. Persiapan a. Seleksi Pasien Seleksi pasien bertujuan untuk
menentukan prioritas pasien yang akan dipantau mengingat keterbatasan jumlah
apoteker. Seleksi dapat dilakukan berdasarkan: 1) Kondisi Pasien: a) pasien dengan
multidiagnosis; b) pasien dengan polifarmasi; c) pasien kanker yang menerima terapi
sitostatika; d) pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal; e) pasien
geriatri dan pediatri; f) pasien hamil dan menyusui; dan g) pasien dengan perawatan
intensif. 2) Obat Jenis Obat dengan risiko tinggi seperti: a) obat dengan indeks terapi
sempit (contoh: digoksin, fenitoin); b) obat yang bersifat nefrotoksik (contoh:
gentamisin) dan hepatotoksik (contoh: OAT); c) sitostatika (contoh: metotreksat); d)
antikoagulan (contoh: warfarin, heparin); e) obat yang sering menimbulkan ROTD
(contoh: metoklopramid, AINS); dan f) obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin).
5252 e. Menentukan prioritas masalah. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai
kondisi pasien dan menetukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan
terjadi. f. Rekomendasi atau rencana tindak lanjut. Apoteker memberikan rekomendasi
atau rencana tindak lanjut yang berisi rencana pemantauan dengan tujuan memastikan
pencapaian efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki. g. Hasil
identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat oleh Apoteker
harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka mengoptimalkan
tujuan terapi. h. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi obat
1. mendeteksi adanya kejadian reaksi Obat yang tidak
dikehendaki (ESO);
2. mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami
ESO;
3. mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme Naranjo;
4. mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di Tim/Sub
Komite/Tim Farmasi dan Terapi;
5. melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
a. mengevaluasi pengggunaan Obat secara kualitatif; dan b. mengevaluasi
pengggunaan Obat secara kuantitatif.
HASIL KEGIATAN
data yang diperlukan untuk
melakukan pengadaan

produk yang diadakan, jumlah


mutu dan harga

Produk yang sesuai dengan surat


pesanan/faktur penerimaan

terjaminnya stabilitas dan mutu


sediaan
berita acara pemusnahan

Ternyaminnya mutu dan stabilitas


sediaan farmasi dan ALKES
Pencacatan : data kartu stok.
Pelaporan : Data hasil pelaporan

mengevaluasi masalah-masalah
yang sering terjadi untuk
dilakukan tindak lanjut dan
perbaikan.

banyaknya jumlah obat yang


diserahkan

informasi mengenai obat kepada


pasien
kepatuhan pasien, menambah
pengetahuan pasien tentang obat

1.tercapainya keberhasilan terapi


pasien.
2. terlaksananya
pendampingan pasien oleh apoteker
untuk mendukung efektivitas,
keamanan dan kesinambungan
pengobatan
3.terwujudnya komitmen,
keterlibatan dan kemandirian pasien
dan
keluarga dalam penggunaan obatatau
alat kesehatan yang tepat

4.terwujudnya kerjasama profesi


kesehatan, pasien dan keluarga.
pasien mendapatkan terapi obat yang
efektif
dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek
samping

1. efektivitas, keamanan dan


kesinambungan pengobatan
2.terwujudnya
komitmen, keterlibatan dan
kemandirian pasien keluarga. dalam
penggunaan obat atau alat kesehatan
yang tepat
3. terwujudnya kerjasama
profesi kesehatan, pasien dan
keluarga.
mendapatkan gambaran pola
penggunaan Obat; perbaikan
penggunaan obat

Anda mungkin juga menyukai