NIM : 202210101019
Kelas : Farmasi B
• Radikal bebas pada tubuh dapat masuk melalui polusi dan makanan.
Bagian dalam tubuh yang rentan diserang oleh radikal bebas adalah lipoprotein yang
membentuk sel-sel dan DNA, karena lipoprotein dan DNA manusia sehat dapat menjadi sumber
pasangan elektron yang baik bagi radikal bebas (cenderung untuk menyumbangkan elektron pada
senyawa yang kekurangan elektron), sehingga lipoprotein dan DNA dapat mengalami perubahan
bentuk secara molekuler. Hal tersebut dapat memicu bentuk sel yang tidak normal (abnormal),
sehingga bisa timbul penyakit kanker (sel tumbuh secara tidak terkendali dan tumbuh sel yang
seharusnya tidak ada)
Oksidasi selalu berpasangan dengan reduksi. Ketika suatu senyawa mengalami reaksi oksidasi,
senyawa tersebut juga dapat mengalami reaksi reduksi (reaksi bolak-balik) apabila produk dari
reaksi oksidasi merupakan senyawa yang tidak stabil. Akan tetapi, jika produk yang dihasilkan
dari reaksi oksidasi stabil, maka tidak akan terjadi reaksi bolak-balik (tidak dapat mengalami reaksi
reduksi)
Oksidasi → suatu reaksi pelepasan 1 elektron oleh suatu molekul atom atau ion, sehingga senyawa
tersebut kehilangan 1 elektron
Reduksi → suatu reaksi penambahan 1 elektron
Radikal bebas mengalami reduksi. Radikal bebas menarik 1 elektron dari pasangan
senyawa, molekul, atom atau ion (mengalami reduksi). Tetapi senyawa yang kehilangan elektron
mengalami oksidasi
Bentuk tereduksi ⇌ bentuk teroksidasi + n e-
Hidrokuinon memiliki 2 gugus OH, 1 benzene pada posisi para. Digunakan sebagai obat
hiperpigmentasi (bekas luka, flek hitam). Hidrokuinon mengalami reaksi oksidasi (kehilangan 2
atom H) menjadi kuinon. Atom H hilang karena ditangkap oleh O (oksigen) membentuk H O
2 2 2
Suatu senyawa bisa kehilangan elektronnya jika bertemu dengan oksigen. Jika bertemu
dengan oksigen, maka suatu senyawa tersebut akan memberikan elektronnya (tidak terjadi pada
semua senyawa, tergantung pada halangan ruang, tingkat keelektronegatifan atom atau gugus
tersebut)
Pada hidrokuinon mudah mengalami oksidasi karena pada posisi para. Sedangkan pada
reaksi meta dan orto kemungkinan untuk mengalami reaksi oksidasi semakin kecil, karena
halangan ruang
Orto = posisi 1 dan 2 ; meta = posisi 1 dan 3 ; para = posisi 1 dan 4
Reaksi oksidasi dari hidrokuinon menghasilkan produk berupa kuinon. Senyawa kuinon
dapat berfungsi sebagai katalis lebih lanjut. Sehingga, jika senyawa kuinon bertemu dengan
hidrokuinon, maka akan terjadi reaksi lebih lanjut menjadi autokatalisis.
AUTOKATALISIS
➔ katalisis yang disebabkan karena produk reaksi dari suatu senyawa bereaksi dengan
senyawa tersebut
Contoh : Pada reaksi hidrokuinon autokatalisis terjadi ketika hidrokuinon teroksidasi
menghasilkan produk berupa kuinon. Kuinon ini akan menjadi katalisis pada reaksi
oksidasi hidrokuinon. Sehingga, jika sudah terdapat kuinon, reaksi oksidasi dari
hidrokuinon berjalan semakin cepat, karena kuinon menjadi katalisis
Reaksi hidrokuinon dipengaruhi oleh pH dan adanya cahaya (sebagai katalis) dan mengalami
oksidasi karena disebabkan oleh oksigen (semua reaksi oksidasi disebabkan karena oksigen)
KINETIKA AUTO-OKSIDASI
Terjadi 3 tahapan terjadinya reaksi oksidasi :
1. Inisiasi RH → R *
Merupakan tahap awal pembentukan radikal bebas. Radikal bebas yang mengalami
auto-oksidasi tidak membutuhkan trigger dari luar untuk mengalami inisiasi. Dengan
adanya oksigen, langsung menjadi radikal. Pada saat proses RH, terjadi Rate of Initiation
(laju inisiasi).
Semakin cepat laju inisiasi, maka senyawa tersebut makin mudah untuk teroksidasi.
Semakin lambat laju inisiasi, maka senyawa tersebut semakin lambat untuk mengalami
inisiasi
2. Propagasi R + O → ROO
*
2
*
ROO + RH → ROOH + R
* *
Radikal yang baru akan bereaksi dengan oksigen menjadi radikal yang baru lagi,
pada saat tahap propagasi, reaksi inisiasi tetap terjadi
Diakhir produk menjadi 2, yaitu produk 1 R radikal (R ) dan produk 2 ROO radikal (ROO )
* *
ROO radikal (ROO ) dapat bereaksi dengan molekulnya, senyawanya atau atomnya,
*
Seiring berjalannya reaksi inisiasi dan propagasi, lama kelamaan RH menjadi habis.
Dalam tahap propagasi juga terdapat Rate of Propagation (laju propagasi).
Propagasi merupakan tahap pemanjangan dari inisiasi. Jika tidak ada tahap inisiasi, maka
propagasi tidak akan bisa terjadi
3. Terminasi 2 ROO → *
ROO + R →
* *
Produk Stabil
R +R →
* *
Hasil dari produk inisiasi dan propagasi saling bereaksi. Radikal dan radikal
saling bereaksi. 2 molekul radikal akan membentuk produk yang tidak bersifat radikal,
tetapi berbeda dengan senyawa asalnya (RH). Jadi, produk akhirnya bukan merupakan
suatu radikal bebas (produk stabil), akan tetapi tahapan prosesnya merupakan radikal
bebas. Dalam terminasi juga terdapat Rate of Termination (laju terminasi)
Kinetika Auto-Oksidasi. Bersifat auto (otomatis) karena tidak ada pemicu. RH memiliki
kecenderungan untuk melepas H sehingga terbentuk radikal bebas (R ). *
Reaksi auto-oksidasi dapat terjadi jika tahap inisiasi terjadi. Jika tahap inisiasi tidak terjadi, maka
tahap propagasi dan terminasi tidak akan terjadi, sehingga reaksi oksidasi tidak terjadi.
Inisiasi = Rate of Initiation (laju inisiasi) ; Propagasi = Rate of Propagation (laju propagasi) ;
Terminasi = Rate of Termination (laju terminasi)
INISIASI
➔ Membutuhkan waktu tertentu untuk terjadi, tergantung dari laju inisiasi. Semakin lama laju
inisiasinya (semakin kecil angkanya) maka reaksi oksidasi berjalan semakin lama,
sehingga stabilitas suatu obat semakin baik. Akan tetapi, semakin cepat laju inisiasinya
(semakin besar angkanya) maka reaksi oksidasi akan semakin cepat untuk terjadi, sehingga
senyawa tersebut semakin tidak stabil
➔ Macam katalis :
a. Metal ions (logam-logam)
b. Cahaya (intensitas dan panjang gelombang)
Semakin besar panjang gelombang, maka energinya makin kecil. Semakin pendek
panjang gelombang dari cahaya, maka energinya makin besar, sehingga kerusakan
yang ditimbulkan semakin besar (efek sebagai katalis semakin kuat)
c. Pemanasan (semakin tinggi suhu maka akan menjadi katalis yang baik, makin cepat
reaksi oksidasinya)
d. pH basa (semakin basa pH nya, maka oksidasi semakin cepat)
Contoh : melapisi apel dengan larutan basa dan asam. Apel yang terlapisi larutan
basa akan mudah mengalami oksidasi (cepat berubah warna menjadi coklat),
sedangkan apel yang terlapisi larutan asam, maka akan sulit untuk mengalami
oksidasi
➔ Katalis tersebut bisa mempercepat terjadinya reaksi oksidasi. Katalis tersebut bisa
mempercepat terjadinya reaksi oksidasi jika senyawa tersebut memang cenderung mudah
untuk teroksidasi (mudah untuk menyumbangkan 1 elektronnya).
➔ Katalis tidak dapat menyebabkan oksidasi jika memang senyawanya tidak cenderung
mudah untuk melakukan oksidasi
➔ Katalis hanya mempercepat oksidasi, tidak menyebabkan oksidasi
PENGHAMBATAN OKSIDASI
a. Eksklusi Oksigen
➔ Tidak mengontakkan sediaan dengan oksigen, dengan cara :
1. Pada saat proses produksi ruangan dikedapkan dari oksigen dan bisa diganti dengan
nitrogen/gas inert (dengan syarat dalam proses produksi tidak ada tenaga manusia yang
digunakan)
2. Contoh :
• Obat larutan/obat suntik, dengan cara menyedot oksigen yang ada di dalam botol
larutan/ampul tersebut kemudian diganti dengan nitrogen. Tetapi harus dapat
dipastikan bahwa bahan obat dalam larutan/ampul tersebut tidak dapat berikatan
dengan nitrogen. Celah antara larutan dan tutup botol/ampul walaupun sudah di
press, tetap bisa menjadi celah untuk oksigen masuk
• Kapsul/tablet, dengan cara strip kapsul/tablet dibuat kedap udara (divakum)
b. Pengubahan pH larutan
Obat-obat asam akan mudah teroksidasi pada suasana pH netral-alkali, sehingga dibuat
suasana asam. Beberapa macam pH, yaitu :
1. pH senyawa tersebut (obat dilarutkan, dan langsung di cek pH)
2. pH stabilitas obat (pH dimana senyawa tersebut memiliki stabilitas yang lebih baik
daripada kondisi pH yang lain)
3. pH kelarutan (pH dimana suatu senyawa memiliki kelarutan yang paling tinggi
daripada pada kondisi pH yang lain)
• Beberapa obat stabil pada pH tertentu
c. Cahaya
Dapat menimbulkan reaksi inisiasi. Pada auto-oksidasi reaksi inisiasi berjalan secara
otomatis, tetapi jika oksidasi terkadang membutuhkan cahaya untuk mempercepat terjadinya
reaksi inisiasi. Cahaya terdiri dari intensitas dan panjang gelombang. Semakin besar panjang
gelombang, maka energinya makin kecil. Semakin pendek panjang gelombang dari cahaya,
maka energinya makin besar, sehingga kerusakan yang ditimbulkan semakin besar (efek
sebagai katalis semakin kuat).
Intensitas cahaya berhubungan dengan sinar UV. Pada pagi hari (07.00 - 09.00)
intensitas cahaya baik, karena sinar UV dalam cahaya tidak terlalu banyak dan menyengat ke
kulit. Sedangkan pada siang hari (11.00 - 14.00) intensitas cahaya tidak baik, karena banyak
mengandung sinar UV yang kuat dan menyengat ke kulit. Sinar UV yang berlebihan dapat
memicu kanker kulit, karena sinar UV dapat masuk menembus kulit hingga ke dermis,
sehingga sel-sel kulit akan rusak, maka diperlukan sunscreen untuk melindungi kulit dari sinar
UV
Antioksidan
Sekunder
Antioksidan
Primer
Antioksidan
Tersier
Antioksidan menetralisir radikal bebas dengan mendonasikan electron, sehingga unpaired electron
menjadi berpasangan, sehingga tidak terjadi reaksi. Antioksidan memiliki electron yang tidak
berpasangan