Disusun oleh:
2. Propagasi
Pembentukan radikal bebas akan mengakibatkan terbentuknya radikal baru
dengan suatu reaksi yang disebut reaksi rantai
Secara teoritis, proses ini akan berlangsung terus menerus karena sebuah Cl •
akan mengalami reaksi yang menyebabkan terbentuknya sebuah Cl • yang
lain.
1
3. Terminasi
Reaksi rantai yang terjadi akan berhenti pada tahap terminasi yaitu ketika
radikal bebas bergabung dengan radikal bebas yang lain sehingga tidak
membentuk radikal bebas yang baru.
Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal
seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan
dan polutan lain. Sumber radikal bebas dapat dibagi menjadi 3, yaitu (Kumar, 2011):
1. Sumber internal: berasal dari reaksi enzimatik yang menghasilkan suatu
radikal bebas seperti pada reaksi pernafasan, fagositosis, sintesisprostaglandin,
serta dalam sistem sitokrom P450.
2. Sumber eksternal: asap rokok, polutan lingkungan, radiasi, sinar UV, ozon,
obat-obatan, anestesi, pestisida, dan pelarut industri.
3. Faktor fisiologis: status mental seperti stres, emosi dan kondisi penyakit yang
dapat memicu terbentuknya radikal bebas.
OH FeCl3 OH
H2O OH
2
I.3 REAKSI ADISI PADA SISTEM π SECARA RADIKAL
:
:
Mekanisme yang terjadi pada
: kedua contoh di atas memang berbeda. Oleh
L
Kharasch dan Mayo dinyatakan Lbahwa adisi HCl pada alkena asimetrik yang tidak
:
dipengaruhi oleh peroksida adalah adisi elektrofilik yang mengikuti kaidah
:
Markovnikov, sedangkan yang berlangsung dipengaruhi oleh peroksida merupakan
adisi radikal bebas dan tidak mengikuti kaidah Markovnikov. Pada dasarnya dalam
adisi HCl pada alkena dengan pengaruh peroksida mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
3
Dekomposisi peroksida, menghasilkan radikal bebas RO●, terjadi pada langkah 1.
Selanjutnya radikal bebas yang dihasilkan pada langkah-1 tersebut mengabstraksi atom
H dari HCl (Langkah 2) dan menghasilkan radikal bebas Cl•. Pada langkah 3 radikal
bebas Cl• mengikatkan diri pada salah satu atom C berikatan rangkap dalam alkena
dengan cara menggunakan elektron tunggal yang dimilikinya dan salah satu elektron
pi. Oleh karena itu atom karbon lainnya memiliki satu elektron tidak berpasangan.
Hasil dari langkah-3 ini adalah perubahan alkena menjadi suatu radikal bebas. Pada
langkah-4, radikal bebas yang terbentuk pada langkah-3 mengabstraksi atom H dari
HCl, mirip dengan yang terjadi pada langkah-2.
Bila diperhatikan hasil dari langkah–4, terlihat bahwa adisi sudah terjadi namun
disertai produk lain yang berupa radikal bebas atom klor (Cl•). Dalam langkah
terminasi radikal bebas ini dapat bergabung dengan radikal yang lain. Mekanisme
reaksi yang dituliskan di atas didukung oleh fakta yaitu bahwa molekul peroksida yang
sedikit sekali jumlahnya mampu mengubah orientasi adisi sejumlah besar molekul
HCl. Fakta ini merupakan petunjuk bahwa memang terjadi reaksi rantai. Diperoleh pula
fakta bahwa adisi anti–Markovnikov tidak hanya disebabkan oleh adanya peroksida,
tetapi juga oleh iradiasi cahaya dengan dengan panjang gelombang tertentu, yang
memungkinkan disosiasi HCl menjadi atom H dan Cl.
Dalam menjelaskan fakta bahwa adisi HBr pada propena dengan pengaruh
peroksida menghasilkan n-propilbromida, digunakan dasar hasil kajian terhadap reaksi
berbagai radikal bebas dengan beragam alkena yang menyimpulkan tentang adanya
tiga faktor yang terlibat, yaitu: (a) Kestabilan radikal bebas yang terbentuk, (b) faktor
polar, dan (c) faktor sterik.
Bila ditinjau dari sudut kestabilan radikal bebas yang terbentuk, dapat diberikan
penjelasan bahwa pada tahap reaksi antara radikal bebas Br• dengan propena dihasilkan
suatu keadaan transisi yang dituliskan sebagai berikut.
Dalam keadaan transisi tersebut ikatan antara brom dan salah satu atom C yang
berikatan rangkap, baru terbentuk sebagian. Disamping itu ikatan pi juga terputus
4
sebagian, dan atom C berikatan rangkap yang lain telah memperoleh sebagian elektron
yang akan dibawanya setelah terjadi zat antara radikal bebas. Zat antara tersebut
memiliki struktur berikut.
Radikal bebas dengan struktur seperti di atas merupakan radikal sekunder yang
pembentukannya berjalan lebih cepat daripada radikal primer. Oleh karena itu dalam
adisi HCl pada propena yang mengikuti mekanisme radikal bebas diperoleh
n-propilbromida yang pembentukannya melalui reaksi:
Bila ditinjau dari faktor polar dapat dijelaskan bahwa meskipun radikal bebas bersifat
netral namunmempunyai kecenderungan untuk menarik atau melepaskan elektron.
Oleh karena itu radikal bebas memiliki sebagian dari ciri-ciri nukleofil atau elektrofil.
Gambar: Keadaan transisi pada reaksi propena dengan radikal bebas atom Br (Br•)
Atom Br memiliki elektron lebih banyak daripada elektron yang digunakan dalam
pemakaian bersama (sharing) atas pemberian dari elektron ikatan rangkap. Hal yang
demikian menyebabkan keadaan transisi menjadi polar.
Adisi radikal bebas pada atom C terminal (C1) hambatannya lebih kecil daripada
adisi pada atom C2. Karena keadaan transisi strukturnya tidak terlalu rapat maka cukup
memiliki kestabilan.
5
I.4 FRAGMENTASI RADIKAL
Fragmentasi Radikal
Fragmentasi adalah disosiasi ion molekuler yang tidak stabil secara energetik
yang terbentuk dari melewatkan molekul dalam ruang ionisasi spektrometer massa.
Fragmen molekul menyebabkan pola yang unik dalam spektrum massa. Reaksi-reaksi
ini didokumentasikan dengan baik selama beberapa dekade dan pola fragmentasi
berguna untuk menentukan berat molar dan informasi struktural dari molekul yang
tidak diketahui. Fragmentasi yang terjadi dalam percobaan spektrometri massa
tandem telah menjadi fokus penelitian baru-baru ini, karena data ini membantu
memfasilitasi identifikasi molekul.
6
I.5 REAKSI PENATAAN ULANG RADIKAL
Penataan ulang radikal bebas terlebih dahulu harus diawali dengan pembentukan
radikal bebas, dan kemudian disusul dengan perpindahan gugus yang membawa satu
elektron. Pola umum dari &enis penataan ulang ini adalah:
Hasil dari penataan ulang radikal bebas juga merupakan radikal. Oleh karena itu
untuk menstabilkannya harus ada reaksi lebih lanjut. Karena urutan menurun dari
kestabilan radikal bebas seperti halnya karbokation, yaitu: radikal bebas tersier >
radikal bebas sekunder > radikal bebas primer. Sebagai contoh, perhatikanlah contoh
penataan ulang radikal bebas berikut i radikal bebas berikut ini:
Untuk memperoleh kestabilan maka radikal bebas tersier tersebut harus bereaksi
lebih lanjut misalnya dengan abstraksi atom H dari suatu molekul, sehingga terjadi:
Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi ini berpusat pada pembentukan sepasang radikal bebas oleh
perpindahan litium dari atom karbon ke atom oksigen. Radikal R kemudian
berekombinasi dengan ketil.
7
Gugus alkil berpindah sesuai dengan urutan stabilitas termodinamika metil < alkil
primer < alkil sekunder < alkil tersier. Pasangan radikal-ketil ini tidak berlangsung
lama dan oleh karena efek sangkar pelarut, beberapa isomerisasi terjadi dengan retensi
konfigurasi.
Dengan alil aril eter tertentu, mekanisme reaksi tandingan dapat terjadi. Reaksi alil
fenil eter 1 dengan sec-butillitium pada -78 °C menghasilkan zat antara 2, yang ketika
dipanaskan sampai -25 °C hanya menghasilkan produk 5 dan tiada 4 setelah litium
alkoksida diperangkap dengan trimetilsilil klorida.
8
bereaksi secara bersama pada daerah siklis dengan adanya pelarut yang
tepat. Siklisasi intramolekuler dari isoprena melibatkan dua unit monomer dari jenis
yang sama, disebabkan oleh jenis asam atau katalis Friedel-crafts.
Reaksi siklisasi radikal menghasilkan produk mono atau polisiklik melalui aksi
intermediet radikal. Karena mereka adalah transformasi intramolekul , mereka
seringkali sangat cepat dan selektif. Generasi radikal selektif dapat dicapai pada karbon
yang terikat pada berbagai gugus fungsi , dan reagen yang digunakan untuk
menghasilkan generasi radikal sangat banyak. Langkah siklisasi radikal biasanya
melibatkan serangan radikal pada ikatan rangkap. Setelah langkah ini terjadi, radikal
siklis yang dihasilkan dipadamkan melalui aksi pemulung radikal , proses fragmentasi,
atau reaksi transfer elektron. Cincin beranggota lima dan enam adalah produk yang
paling umum; pembentukan cincin yang lebih kecil dan lebih besar jarang diamati.
Tiga kondisi harus dipenuhi agar siklisasi radikal yang efisien berlangsung:
• Siklisasi radikal harus lebih cepat daripada penjebakan radikal yang awalnya
terbentuk.
• Semua langkah harus lebih cepat dari reaksi samping yang tidak diinginkan
seperti rekombinasi radikal atau reaksi dengan pelarut.
Keuntungan: Reaksi dapat dilakukan dalam berbagai pelarut (termasuk arena, alkohol,
dan air), selama pelarut tidak memiliki ikatan lemah yang dapat mengalami abstraksi,
dan produk seringkali merupakan senyawa yang berguna secara sintetik yang dapat
dilakukan dengan menggunakan bahan yang sudah ada. fungsionalitas atau kelompok
yang diperkenalkan selama perangkap radikal .
Kekurangan: laju relatif dari berbagai tahap reaksi siklisasi radikal (dan reaksi
samping apapun) harus dikontrol dengan hati-hati sehingga siklisasi dan perangkap
radikal tersiklus lebih disukai. Reaksi samping terkadang menjadi masalah, dan
siklisasi sangat lambat untuk cincin kecil dan besar (walaupun makrosiklisasi, yang
menyerupai reaksi radikal antarmolekul, seringkali menghasilkan hasil yang tinggi).
9
BAB II
APLIKASI REAKSI RADIKAL BEBAS
Penataan ulang yang dimediasi radikal memiliki sifat reaktivitas yang menarik,
dimana sebuah gugus fungsi dapat berpindah dari satu atom ke atom lainnya dengan
secara berurutan memutuskan ikatan kimia inert terlepas dari ikatannya.
Migrasi Aril
Sejak migrasi aril yang dimediasi radikal pertama kali dilaporkan oleh Wieland
pada tahun 1911, banyak reaksi migrasi aril telah diselidiki secara ekstensif. Laporan
pertama tentang migrasi 1,2-aril tipe-neofil (penataan ulang neofil) berasal dari Urry
dan Kharasch pada tahun 1944. Produk yang tidak terduga, diisolasi ketika reaksi
Grignard dari neofil klorida dilakukan dengan adanya kobalt klorida. Produk-produk
yang dihasilkan seperti:
10
- Isobutilbenzena: secara luas digunakan dalam industri pembuatan ibuprofen,
analgesic, antiinflamasi, dan obat penghilang rasa sakit.
- 2-metil-3-fenil-1- propena: zat intermediet farmasi aktif.
- β, β-dimetilstirena.
II.2 KOPOLIMERISASI
Reaksi berantai radikal sangat cocok untuk sintesis polimer. Contoh berikut
menunjukkan dengan sangat baik efek substituen penarik elektron atau pendonor
elektron pada reaktivitas radikal. Ketika campuran vinil asetat dan metil akrilat
diperlakukan dengan inisiator radikal, polimerisasi yang cukup luar biasa
terjadi. Polimer yang dihasilkan mengandung monomer vinil asetat dan metil akrilat
bergantian sepanjang rantainya.
11
akrilat bersifat elektrofilik, sehingga menambah vinil asetat. Reaksi ini adalah
demonstrasi yang jelas dari kekuatan teori orbital perbatasan (frontier orbital) untuk
menjelaskan reaktivitas molekul organic.
Sebuah varian dari reaksi ini adalah proses Toray, digunakan dalam skala
industry untuk memproduksi kaprolaktam, prekursor nilon. Alih-alih klorin, nitrosil
klorida digunakan untuk membentuk senyawa nitroso yang dengan cepat
bertautomerisasi menjadi oksim. Oksim klemudian mengalami penataan ulang
Beckmann dalam kondisi asam untuk membentuk kaprolaktam.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14