PENDAHULUAN
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan perubahan
senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi
kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-
ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang
walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada
kimia melibatkan senyawa organik. Senyawa organik hanya mewakili satu jenis
senyawa kimia, yaitu yang mengandung satu atom karbon atau lebih. Senyawa yang
mengandung atom karbon terdapat banyak di muka bumi ini. Fakta ini adalah akibat
dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon lain. Atom
karbon dapat dibedakan dengan atom lain yaitu pada kemampuan atom karbon untuk
Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi,
dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen,
dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan
belerang. Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang pemecahan homolitik, yaitu
ikatan yang putus terbagi dua pada atom yang berikatan. Reaksi yang mengalami
pemecahan homolitik adalah reaksi radikal bebas (free radical mechanism) pada
senyawa organologam. Reaksi radikal bebas penting dalam proses biologi dan
reaksi yang diawali dengan oksidasi-reduksi radikal bebas. Mentega dan lemak lain
menjadi tengik sebagian karena reaksi radikal bebas dengan oksigen. Pembahasan
tentang reaksi radikal bebas akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
Radikal bebas merupakan atom atau gugus atom apa saja yang memiliki satu
atau lebih elektron tak berpasangan. Karena jumlah elektron kecil, maka tidak semua
elektron dapat berpasangan. Suatu radikal bebas tidak bermuatan positif atau negatif.
Ciri-ciri senyawa radikal bebas adalah: (1) sangat reaktif; (2) dijumpai sebagai zat
antara yang tak dapat diisolasi (usia pendek); dan berenergi tinggi.
Pada reaksi yang melibatkan radikal bebas maka radikal bebas berfungsi
sebagai zat pemacu (inisiator) yang dapat dihasilkam dengan cara sebagai berikut.
Contoh:
a) Keton
R – C – R → CO + 2 R∙
b) Hipoklorit
RO – Cl → RO∙ + Cl∙
c) Nitrit
RO – NO → RO∙ + ON∙
d) Azoalkana
R – N = N – R → 2 R∙ + N2
2. Pembentukan radikal bebas terimbas panas (termolisis/pirolisis)
Contoh:
a) Tetraalkil lead
PbR4 → Pb + 4R∙
b) Senyawa-senyawa azo
R2 – C – N = C – R2 → 2R2 - C∙ + N2
CN CN CN
X2 → 2X∙
Contoh:
a) Hidrogen peroksida
H – O – O – H → 2 HO∙
b) Per-anhidrida asam
R – C – O – O – C – R → 2 R – C – O → 2 R∙ + CO2
O O O
c) Per-alkoksi
R – O – O – R → 2 RO∙
d) Per-asam karboksilat
R – C – O – O – H → R – C – O + HO∙
O O
2.2. Mekanisme Radikal Bebas
1. Inisiasi (permulaan)
2. Propagasi (pertumbuhan/perambatan)
Setelah terbentuk, radikal bebas klor mengawali sederetan reaksi dalam mana
baru dalam suatu reaksi pengabdian diri (self perpetuating) yang disebut
3. Terminasi (penghentian)
ini memusnahkan atau mengubah radikal bebas menjadi radikal bebas yang
stabil dan tidak reaktif, sehingga mengakhiri daur propagasi radikal bebas.
ini reaktifitas klor menyusul yang diikuti oleh brom. Iod tidak reaktif terhadap
alkana.
I2 Br2 Cl2 F2
Naiknya Kereaktifan
molekul X2 terbelah menjadi radikal bebas. Dari energi disosiasi ikatan halogen,
36 46 58 37
Tahap propagasi iod sangat endoterm, artinya energi produk lebih tinggi
Klor dan brom terletak diantara fluor dan iod dalam hal ∆h tahap propagasi
dan karena itu juga terletak diantara keduanya dalam urutan rea ktivitas.
CH₄ + F₂ hv CH₃F + HF ∆H⁰ = -431 kJ/mol
→
Hanya klor dan brom saja yang merupakan bahan halogenasi radikal-bebas yang
baik. Fluor terlalu reaktif terhadap alkena, dan iod tidak cukup reaktif.
Pada reaksi senyawa hidrokarbon dengan mekanisme radikal bebas maka tahap
klorinasi radikal bebas 12 kali lebih cepat daripada perdeuteriometana (CD 4). Perebutan
metil (CH4), primer (terikat pada karbon primer), sekunder (terikat pada karbon
sekunder), tersier (terikat pada karbon tersier), alilik (terikat pada suatu karbon di dekat
ikatan rangkap), dan benzilik (terikat pada suatu karbon di dekat cincin aromatik).
karbokation, yaitu:
Metil – primer – sekunder – tersier – alilik – benzilik
Naiknya Kereaktifan
50%
Br2 Hv
(CH3)3 – C – Br
t- butlil bromida
100%
Ketidakberlakuan aturan ini kemungkinan disebabkan karena mekanisme radikal
bebas dengan Cl2 sangat eksotermis, sehingga reaktifitas dari abstraksi hidrogen
menjadi terabaikan. Sebaliknya, untuk reaksi radikal bebas dengan Br2, maka
dengan reaktifitas dari abstraksi hidrogen yaitu analog dengan stabilitas ion
karbonium sebagai berikut.
karboradikal yang segitiga planar sama seperti ion karbonium dan karbanion.