Anda di halaman 1dari 64

Lukas 18:1-8

“DOA ADALAH SUATU PERJUANGAN”


(KERYGMA JULI 2019)

TUJUAN: Mengajak jemaat untuk meningkatkan kehidupan doa dan berdoa dengan setia. saya mengajak
anda menyimak sebuah topik yakni: “DOA ADALAH SUATU PERJUANGAN”.
Di dalam teks Firman Tuhan ini Yesus memberikan suatu nasehat kepada murid-murid mengenai doa.
Berbicara soa doa, kedengarannya sederhana dan mudah, tapi banyak orang percaya tidak setia melakukannya.
Mungkin dikarenakan kesibukan sehari-hari yang begitu melelahkan. Seringkali orang percaya juga tidak sungguh-
sungguh melakukan doa setiap hari, doa menjadi prioritas yang kedua dan bahkan yang ketiga. Ada juga yang tidak
percaya akan doanya sendiri sehingga mereka lebih suka meminta pendeta, teman, atau hamba Tuhan lainnya untuk
berdoa bagi mereka dalam acara-acara khusus, dan doa-doa mereka dianggap lebih manjur. Tidak sedikit orang
percaya menganggap bahwa doa itu tidak penting. Akibatnya doa-doa mereka hanya sebagai rutinisme dan bahkan
menggantikan doa itu dengan kegiatan-kegiatan yang lain.
Dalam ayat 1, kalau Yesus menegaskan kepada murid-muridNya untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu
berarti bahwa doa itu sangat penting bagi kehidupan rohani mereka. Dalam ayat yang ke 8 Yesus mengatakan bahwa
doa itu turut menentukan akhir dari pengiringan orang percaya kepadaNya. Ada banyak orang percaya yang
kehilangan imannya menjelang kedatanganNya yang kedua kali. Ia tidak menemukan iman itu dalam hati mereka.
Memang menjelang kedatanganNya yang kedua, ada banyak penganiayaan yang harus dihadapi oleh orang Kristen.
Tanpa doa, maka tidak seorangpun yang dapat bertahan sampai akhir. Disini doa bukan hanya sebagai bukti kita
sebagai orang Kristen dan yang menjadi awal pengiringan kita kepada Yesus sewaktu menerima Dia sebagai Tuhan
dan juruselamat, tapi Doa itu mempengaruhi iman dan turut menentukan keselamatan jiwa seseorang yang
mengiringi Tuhan.
Doa juga dapat menyelesaikan banyak persoalan-persoalan dalam hidup kita. Melalui doa kita, Allah dapat
melakukan hal-hal yang diluar kemampuan kita. Doa itu menuntun dan mengendalikan kita dalam segala kondisi
dunia yang berubah. Doa itu membuka masa depan anak-anak Tuhan untuk setiap kerinduannya yang ia rasa tidak
mampu mencapainya. Dengan doa kita melibatkan Allah dalam segala segi kehidupan kita. Jadi dapat dikatakan
bahwa “doa” itu merupakan pusat hidup orang percaya, dan tidak ada yang lebih baik daripada berdoa dan berdoa
denga ntidak jemu-jemu. Makin kita berdoa, kita makin mengenal Allah dan kehendakNya dalam kehidupan kita.
Doa itu bagaikan Thermostat yang berfungsi untuk mengendalikan panas pada mesin mobil itu. Doa itu
bagaikan “lari cepat dalam suatu perlombaan ”, ia diawali dengan gerak awal yang cepat dan diakhiri dengan
perjuangan yang cepat pula. Apabila dalam perlombaan lari ini, pelari berhenti di pertengahan jalan, maka ia akan
kalah. Apabila kita tidak mempertahankan kehidupan doa kita dengan setia, maka kita tidak dapat mencapai garis
akhir dalam mengiringi Tuhan. Oleh sebab itu, walaupun doa itu tidaklah semudah yang kita pikirkan, doa harus
membutuhkan suatu perjuangan yang serius untuk melakukannya hingga akhir. Jadi menurut Yesus, “doa itu adalah
suatu pergumulan yang harus dilakukan dengan perjuangan.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, kita dapat mengerti sekarang mengapa Yesus memberikan
perumpamaan seperti ini. Ia memperlihatkan kepada kita mengenai tiga hal dalam perumpamaan ini yang
menggambarkan suatu perjuangan, yakni:
1. Perjuangan di perkotaan.
Kehidupan di kota-kota besar seperti: Jakarta, Bandung dan Surabaya, umumnya berbeda dengan kehidupan di
desa-desa. Di kota-kota besar masyarakat harus berjuang dan bekerja keras untuk menghidupi diri. Jumlah
penduduk di perkotaan juga begitu padat dan setiap orang ingin mendapatkan pekerjaan. Tanpa ini maka
mereka akan mengalami kesulitan. Tidak sedikit mereka yang datang dari desa-desa mengadu nasib di kota-
kota berakhir dengan tragis, yakni menjadi orang-orang jalanan dan bahkan kriminal. Di kota-kota, kehidupan
masyarakat begitu individualis, mereka harus berjuang untuk kehidupan mereka sendiri. Persaingan juga harus
dihadapi, apabila tidak dapat bersaing di kota, maka kehidupan akan juga menjadi sulit. Di sisi lain, kehidupan
sosialpun beraneka ragam dan budaya yang majemuk. Orang-orang harus berjuang untuk beradaptasi dengan
sesamanya. Mereka yang memiliki tingkat kehidupan sosial yang tinggi biasanya tidak mempedulikan yang
lain. Kesenjangan sosial begitu terasa di kota-kota. Kita simpulkan bahwa hidup di kota tanpa mau berusaha
dan berjuang, akan membawa malapetaka bagi siapa saja. Tapi apabila seseorang berani berjuang dengan
tangguh, ia akan menikmati hasil-hasilnya di kemudian hari.
2. Perjuangan hukum.

1
Dalam perumpamaan ini kita juga diperlihatkan tentang kehidupan seorang hakim yang sedang berjuang
dengan hukum yang dipegangnya dalam menghakimi mereka yang bersalah. Hakim ini diperhadapkan dengan
tantangan untuk membela kebenaran dan keadilan atau sebaliknya. Seringkali hakim-hakim di dunia ini
terjerumus kedalam suap sehingga mereka berkompromi dan bertindak tidak adil. Untuk itu, hakim ini harus
berjuang dan memikirkan kepentingan orang banyak yang membutuhkan keadilan dan kebenaran. Disini
hakim itu diuji dalam mengambil suatu keputusan dan menentukan supermasi hukum bagi masyarakat. Setiap
tidnakan keputusan hukum dari sang hakim akan membawa pengaruh hdalam kehidupan masyarakat. Tidaklah
heran rakyat banyak selalu menuntut supremasi hukum di negara kita yang tercinta ini.
3. Perjuangan sosial.
Perjuangan sosial nampak dalam kehidupan yang sedang dijalani oleh perempuan janda ini. Perjuangan ini
dilakukan oleh janda ini untuk mendapatkan haknya supaya dibela oleh sang hakim. Ia harus datang terus
kepada sang hakim tanpa dapat memberikan apa-apa kepada hakim yang lalim itu hingga hakim ini
memberikan haknya atau membela haknya terhadap lawannya. Sikap yang setia dari perempuan janda ini
dihargai dan mendapatkan belas kasihan dari hakim tersebut.
Saudara-saudara yang kekasih, melihat dari perumpamaan Yesus mengenai perjuangan di kota, perjuangan
hukum, dan perjuangan sosial dalam kehidupan masyarakat, Yesus berbicara kepada kita bahwa “betapa doa itu
adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan dan dipertahankan ”. Kalau tidak, maka kita akan menjadi orang percaya
yang tidak akan dapat bertahan menghadapi berbagai-bagai badai dan tantangan iman. Kita tidak akan dapat
mencapai garis akhir iman dalam mengiringi Tuhan Yesus. Olehnya kita diajar untuk tidak boleh berputus asa
apabila doa-doa itu belum terjawab.
Saudara yang kekasih, apabila kita mencermati perumpamaan yang diberikan Yesus perihal tiga perjuangan
tersebut, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengajaran Yesus mengenai doa itu sebagai perjuangan
tidaklah keliru. Kita malah dimotifasikan untuk terus maju, lebih setia untuk berdoa walaupun kita seringkali jatuh
bangun dalam mempertahankannya. Namun kita harus bangkit lagi dengan tiga prinsip perjuangan rohani dalam
berdoa:
1. Kita harus berusaha untuk berdoa setiap hari secara displin dan mendisiplin diri. Walaupun itu sulit, kita harus
melakukannya dalam kondisi apapun. Kita bahkan harus berdoa ketika kita merasa tidak mau berdoa.
2. Kita harus mempunyai tekad yang kuat atau “kommitmen ” untuk berdoa setiap hari. Dengan kommitmen doa,
kita akan sanggup memenangkan atas pencobaan berat, dan masalah-masalah berat.
Ada seorang ibu mempunyai seorang putra yang sedang bermain-main api. Tiba-tiba api tersebut dibawanya
kedalam sebuah gedung. Kemudian terjadilah kecelakaan dimana gedung tersebut terbakar. Kedua kaki anak
ini terbakar, lalu dibawa ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa kedua kaki anak ini akan lumpuh seumur
hidup. Mendengar hal ini ibu si anak merasa sedih, lalu diberitahukannya kepada anaknya. Namun anaknya
mengatakan: “Tidak”, dan ia percaya bahwa kakinya akan sembuh dan berjalan kembali. Setiap hari anak ini
melatih kakinya, memijat, dan ia berusaha berdiri. Tetapi kakinya tidak kunjung kuat dan bahkan ia tidak dapat
merasakan adanya perubahan. Suatu hari anak ini merasa putus asa, dan ia membawa dengan kursi rodanya ke
halaman rumahnya. Lalu ia menjatuhkan dirinya ke rumput dan mulai memaksa dirinya untuk berjalan.
Dengan sekuat tenaga anak ini menyeret kedua kakinya dengan tubuhnya. Ia menguatkan hatinya dan dengan
tekadnya ini ia melakukannya setiap hari. Akhirnya kedua kakinya mulai dapat digerakkan. Perlahan-lahan ia
bergerak dan berdiri, kemudian ia mulai berjalan dengan tertartih-tatih dan berpegang pada benda-benda.
Akhirnya ia dapat berjalan, dan bahkan berlari. Beberapa tahun kemudian ia memenangkan perlombaan lari
cepat sejauh satu mil, dan dialah “Glenn Cuningham”, yang dijuluki sebagai “manusia tercepat di dunia ”.
Betapapun sulitnya bagi kita yang sudah meninggalkan kehidupan doanya atau bahkan kuasa doanya sudah
lumpuh, apabila kita memiliki tekad dan kommitmen untuk mulai berdoa, maka kita akan berhasil bangkit dari
kesuaman.
3. Kita harus menggunakan hak dan kekayaan yang diberikan kepada kita sebagai anak-anak Allah yaitu berdoa
dan berseru kepada Bapa kita di sorga. Apabila hak ini tidak kita gunakan, maka hak itu akan dicabut. Kita
akan kehilangan persekutuan yang indah bersama Tuhan. Kita juga akan kehilangan berkat-berkat yang
disediakan untuk kehidupan kita sebagai anak-anakNya. Jadi, saudara-saudara yang kekasih, hak istimewa itu
adalah hak untuk berseru kepada Bapa sewaktu kita dalam kesulitan, dalam kesukaan, dan juga dalam
menolong orang lain melalui doa-doa kita.
Saudara yang dikasihi oleh Tuhan, kita dapat menarik suatu kesimpulan tentang kehidupan doa yang
dikehendakiNya. Berjuanglah dalam mengiringi Tuhan melalui ketekunan, kesetiaan, tekad, dalam berdoa.
Gunakanlah hak istimewa ini, jangalah kita menjadi lemah karena doa menentukan akhir hidup iman kita dan juga

2
bagi orang lain. Dengan doa ada banyak hal yang dapat kita selesaikan dan ada banyak berkat-berkat rohani dan
jasmani yang akan kita nikmati. Berdoalah terus hingga Yesus datang kembali kedua kali. Kita akan kedapatan
sebagai anak-anak Allah yang beriman sampai akhir. Untuk mengakhiri renungan kita mengenai “Perjuangan Dalam
Doa”, saya ingin memberikan illustrasi mengenai perjuang seseorang yang akhirnya dapat berhasil.
Saudara mungkin tahu siapa Abraham Lincoln. Ia telah berhasil menjadi presiden Amerika Serikat sebagai
hasil dari puncak perjuangannya. Ia lahir dari kemelaratan, ia dihadang oleh kekalahan demi kekalahan. Ia kalah
dalam delapan pemilu, dua kali gagal dalam bisinis, ia pernah juga mengidap gangguan syaraf, ia pernah kehilangan
kekasihnya, kehilangan pekerjaannya, ditolak oleh berbagai peruisahaan ketika ia harus bekerja untuk membayar
hutangnya selama tujuh belas tahun. Tapi karena ketekunannya dalam berjuang untuk kerinduannya, akhirnya ia
terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Abraham Lincoln mengatakan: “Jalan itu licin dan menggelincirkan. Satu
kakiku terpeleset di atasnya, menendang kaki lainnya dan keluar dari jalur, namun aku kembali tegak dan berkata
kepada diriku sendiri, itu Cuma terpeleset dan bukan jatuh”.
Saudara-saudara, apabila anda terpeleset jatuh untuk tidak berdoa, maka bangkitlah kembali, Tuhan menyertai
saudara untuk memulai perjuangan doa saudara.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara
senantiasa.

Yeremia 29:1-14.
“Hidup Yang Menjadi Berkat” (KERYGMA)
TUJUAN: Mengajak orang percaya untuk menjadi berkat di tengah-tengah masyarakat atau di lingkungannya
”.saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “HIDUP YG MENJADI BERKAT ” Pasal 29 dari kitab
Yeremia ini adalah surat “ucapan selamat ” yang disampaikan oleh Nabi Yeremia kepada umat Israel yang sedang
berada dalam pembuangan. Karena dalam surat ini Yeremia mendukung mereka untuk berusaha dan bekerja giat
dalam pembuangan di Babel. Umat Israel telah berdosa kepada Tuhan sehingga mereka diserahkan oleh Tuhan
kedalam tangan orang kafir di Babilonia. Namun kehidupan umat Israel diperlakukan secara baik oleh tuan mereka
yang baru. Jadi walaupun mereka merasa terbuang, mereka masih dapat hidup secara wajar di Babel. Babel adalah
sebuah kota yang besar yang didalamnya berdiam orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan memang
memakai orang kafir untuk mendisiplin umat Israel, namun memberikan kesempatan untuk mereka merubah hidup
dan bertobat kepada Allah. Di negeri orang,Tuhan juga ingin menjadikan mereka menjadi berkat bagi orang-orang
Babel. Mereka diberi tugas untuk membawa mandat-mandat sosial budaya yakni mandat “shalom ” atau damai
sejahtera dalam kehidupan orang yang tidak mengenal Tuhan. Jadi bagi mereka yang mendengarkan perintah Allah
di perantauan ini, mereka dipakai oleh Allah untuk membawa berkat rohani bagi banyak orang.
Surat ucapan selamat dari nabi Yeremia ini memang memiliki dasar yang kuat karena Tuhan menyertai umat
Israel dalam segala suka dan duka. Bahkan Tuhan menjadikan hal yang tidak enak itu untuk kebaikan mereka.
Demikian juga bagi kita semua sebagai anak-anak Tuhan, segala sesuatu terjadi tidaklah terjadi secara kebetulan,
Allah menjadikan segala sesuatu menjadi indah bagi orang percaya. Roma 8:28 mengatakan bahwa: “Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Jadi baik umat Israel maupun kita sebagai orang pilihanNya tidak perlu kecewa atas apa yang sedang
dikerjakan oleh Tuhan melalui peristiwa-peristiwa yang tidak enak itu, sebab dibaliknya mengandung berkat yang
terselubung. ILUSTRASI : Ada seorang ibu bernama Debora, ia baru turun dari pesawat di sebuah Airport dan
bermaksud melanjutkan perjalananya ke Arkansas. Namun tas yang dibawa keluar dari bagasi pesawat rusak berat,
dan ia juga kehilangan dompet yang berisi uang untuk perjalanan, ticket pesawat, dan juga semua kartu identitas
dirinya. Ia tidak mempunyai uang satu peserpun untuk menelpon keluarga yang jauh di Arkansas. Dalam mencari
bantuan diluar Airport, ia diguyur oleh hujan yang deras dan tanpa pakaian pengganti. Ia begitu sedih dengan
pengalaman yang pahit ini. Akhirnya ia tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke Arkansas karena ticket yang dibeli
untuk naik pesawat telah hilang. Beberapa waktu kemudian pesawat yang seharusnya ditumpanginya itu berangkat
ke Arkansas dan ibu ini tidak dapat masuk, dan apa yang terjadi, pesawat dengan nomor penerbangan 1420 menuju
ke Arkansas itu jatuh dan hancur berkeping-keping dalam perjalannya yang menewaskan seluruh penumpangnya.
Rupa-rupanya ia telah lolos dari maut. Kemudian ia menyadari bahwa pengalaman pahit dengan kehilangan dompet,
uang, dan tas yang rusak itu telah menyelamatkan dirinya dari kematian yang mengerikan.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan, Pengalaman yang tragis ini membuat kita melihat bahwa di balik
kesulitan dan kesusahan yang diijinkan Tuhan, membawa kebaikan pada akhirnya. Umat Israel hidup di pembuangan
Babel disebabkan oleh rencana Allah yang indah dibalik itu. Mereka harus menjalankannya dengan segala sikap hati

3
yang benar di hadapan Tuhan. Allah memerintahkan nabi Yeremia untuk menyuruh umat Israel melakukan sesuatu
di tanah pembuangan agar mereka menjadi berkat, yakni membawa kontribusi di tanah orang yakni:
Yang Pertama, umat Israel harus membangun tempat-tempat perlindungan bagi mereka, yakni rumah-rumah
tinggal untuk keluarga-keluarga mereka. Mereka harus dapat berdikari dan tidak bergantung pada orang-orang Babel
yang tidak mengenal Tuhan. Disini mereka dididik untuk bekerja keras dan mengandalkan Tuhan, yang lazimnya
disebut “Oraet Labora”. Umat Israel juga harus bekerja keras dalam memajukan bidang profesi mereka masing-
masing. Apa talenta mereka harus dikembangkan. Mereka pandai berkebun, Ya berkebun, mereka yang beternak, Ya
beternak, dan lain-lain. Tetapi mereka harus melakukannya untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk memegahkan
diri.
Yang Kedua, umat Israel harus mengusahakan regenerasi yang baik. Disini Tuhan memerintahkan umat
Israel untuk berkembang biak atau regenerasi. Tujuannya adalah agar jumlah mereka jangan berkurang. Orangtua-
orangtua harus mencarikan jodoh bagi anak-anak mereka. Jodoh yang dicari adalah dari mereka yang sudah
mengenal Allah. Kesempatan dalam pembuangan bukanlah kesempatan yang tanpa harapan, tapi Allah masih
memberikan masa depan bagi mereka.
Yang Ketiga, umat Israel diperintahkan Tuhan untuk membawa shalom yakni “damai sejahtera di
lingkungan yang berdosa. Tujuannya adalah agar mereka dapat menunjukkan kasih Allah bagi lingkungannya. Damai
sejahtera merupakan wujud ucapan syukur umat terhadap Tuhan yang masih memelihara mereka di tengah-tengah
situasi yang sulit. Orang Babel akan melihat kuasa Allah dalam kehidupan umat Israel dan umat Israel akan dikasihi
oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka dapat hidup dengan tenang dan berkarya serta memberi
kontribusi bagi masyarakat. Dalam membawa Shalom di tengah-tengah masyarakat Babel, umat Israel berdoa untuk
orang-orang Babel agar hidup mereka juga diberkati.
Yang Keempat, umat Israel diperingatkan oleh Tuhan untuk harus beradaptasi dengan lingkungan yang
berbudaya lain, namun mereka tidak diperkenankan oleh Allah untuk berkompromi dengan kepercayaan primitif
orang-orang Babel yang menyembah kepada berhala-berhala. Umat Israel harus menjaga kekudusan di hadapan
Tuhan. Umat Israel menghadapi banyak tantangan dan godaan dari orang-orang Babel, tapi apabila mereka taat
kepada Tuhan, maka mereka akan menang atas pergumulan tersebut.
Yang Kelima, umat Israel dalam segala perjuangan mereka di Babel harus tetap ingat akan rencana Allah di
masa depan. Mereka tidak boleh terbuai dengan segala keberhasilan yang dicapai di Babel. Tuhan Allah akan
membawa mereka kembali ke tempat mereka semula. Apabila mereka merasa menderita di Babel, maka mereka juga
harus ingat bahwa rencana Allah untuk masa depan mereka itu adalah baik. Mereka tidak boleh putus asa dengan
pengalaman yang sulit.
Selama bertahun-tahun umat Israel harus selalu berusaha taat kepada perintah Tuhan ini. Selama mereka
belajar untuk taat, maka hidup mereka aman di negeri orang dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan, Kalau kita melihat apa yang dialami oleh umat Israel di jaman
itu, maka kita harus menyadari dengan kondisi sekarang. Kita hidup di jaman yang penuh dengan segala perubahan.
Ada banyak pergumulan dan tantangan yang sedang kita hadapi. Kita harus berusaha menempatkan diri kita
sedemikian rupa untuk menjadi berkat. Apa yang dilakukan oleh umat Israel di Babel dapat menjadi teladan bagi kita
di jaman ini yakni:
Yang pertama, kita harus hidup dalam “Oraet labora”, yaitu berdoa dan bekerja. Dengan Oraet Labora, kita
berkarya di dunia ini dengan mengandalkan Tuhan sebagai kekuatan untuk maju. Kita dapat mengembangkan bakat
dan potensi yang kita miliki dengan baik untuk kemuliaan namaNya.
Yang Kedua, dalam berkarya kita juga harus mengusahakan regenerasi. Artinya di tengah-tengah karier atau
karya yang sedang kita jalani, kita membawa kasih Allah bagi sesama. Regenerasi rohani ini akan memperluas
kerajaan Allah di muka bumi. Kita akan menjadi orang-orang percaya yang berbuah-buah. Hidup untuk Tuhan dan
hidup untuk sesama.
Yang ketiga, dalam berkarya, kita harus membawa “shalom ” ditengah-tengah masyarakat. Membawa
“shalom” adalah membawa kontribusi bagi masyarakat kita yang sedang mengalami krisi ekonomi dan sosial begitu
berat. Kita dapat melakukan sesuatu untuk bangsa dan negara kita yang tercinta ini. Doa kita adalah agar Tuhan
mengaruniakan pemulihaan bagi Indonesia.
Yang Keempat, kita harus tetap hidup taat kepada Tuhan dalam segala sesuatu. Kekudusan yang telah kita
terima melalui pengorbanan Yesus di kayu salib harus dihargai dan di pertahankan. Kita harus hidup dalam
persekutuan dengan Tuhan agar tetap dekat denganNya dan tidak jatuh dalam pencobaan dunia yang gelap ini.
Yang kelima, apabila kita mengalami hal-hal yang sulit dalam kehidupan ini, maka kita tidak boleh mudah
putus asa, karena Allah mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan kita sekalian.

4
Saudara-saudara yang kekasih, kelima hal ini akan membawa kita menjadi berkat di tengah-tengah dunia
yang gelap dan diberkati Tuhan.
Kita dapat menarik kesimpulan, bahwa apabila Tuhan sudah memanggil kita dan menempatkan kita di
tempat yang sudah diaturNya, maka kita harus belajar dari umat Israel ini. Kita harus menjadi berkat bagi lingkungan
kita dengan berkarya dan berdoa, dengan membawa kontribusi di dalam masyarakat, dengan hidup untuk Tuhan dan
sesama, dan dalam rencanaNya. Kita harus tetap mengingat satu hal ini, bahwa dibalik kesulitan ada berkat yang
terselubung. Untuk mengakhiri renungan kita saya ingin menceritakan sebuah pengalaman menarik dari seorang ibu.
Ia mempunyai seorang anak yang pada masa kecilnya suka bermain api. Pada suatu hari anaknya mengalami
kecelakaan yang luar biasa. Ia membawa api kedalam sebuah gedung, dan tanpa disadarinya ia telah membakjar
gedung tersebut. Lalu anak ini berhasil dilarikan ke rumah sakit. Tapi dokter melihat bahwa kedua kaki anak ini akan
lumpuh seumur hidup karen luka bakar. Dengan segan ia mengatakan kepada ibu ini. Tapi pada pendengaran anak
kecil ini tidak demikian. Anak ini merasa bahwa kedua kakinya tidak akan lumpuh. Ia yakin pada suatu hari kelak ia
akan mampu berjalan. Setelah keluar dari rumah sakit, anak ini berusaha menggerak-gerakkan kakinya dan belajar
berjalan. Namun hasilnya sia-sia. Walaupun ia ditherapi, kakinya tidak dapat bergerak. Anak ini mempunyai
kemauan yang keras, pada suatu hari anak ini keluar rumah, di sebuah taman anak ini menjatuhkan dirinya ke
rumput. Kemudian ia menyeret kakinya dengan badannya, lambat laun kakinya mulai bereaksi, lama kelamanan ia
mulai dapat berdiri dengan tertatih-tatih. Hal ini dilakukannya dengan rajin, dan dalam beberapa waktu anak ini
berhasil berdiri dan berjalan. Anak ini mulai masuk sekolah, dan dia tetap melatih bukan hanya untuk berjalan, tapi
juga berlali. Beberapa tahun kemudian ia memenangkan lari cepat marathon untuk jangkauan satu mil, dialah Glen
Cunningham, yang dijuluki manusia tercepat di dunia. Dengan situasi yang buruk, tapi hidup dalam perjuangan dan
kesungguhan kepada Tuhan maka seseorang itu akan menikmati berkat-berkat rohani dan menjadi berkat bagi orang
lain. Oleh sebab itu lihatlah segala kejadian dalam hidup saudara yang seringkali tidak menyenangkan itu sebagai
jalan untuk memperoleh kasih dan kebaikan Allah yang lebih besar. Janganlah saudara merasa lemah dan putus asa,
berjuanglah terus dengan kekuatan dan pertolongan dari Allah. Penderitaan Kristus di kayu salib juga menjadi contoh
yang paling indah, dimana dibalik penganiayaan yang dialamiNya telah membawa banyak orang berdosa kembali ke
jalanNya, maut dikalahkan, kuasa iblis dihancurkan. Biarlah Firman Tuhan ini menguatkan dan menghibur kita
saudara-saudara yang mendengarkannya.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara
senantiasa.

I Korintus 14:15
Bernyanyilah dan Pujilah Tuhan Dengan Roh dan Akal Budi.
(KERYGMA JULI 19)
TUJUAN: Memberikan pengertian kepada orang percaya apa artinya memuji dan menyembah Tuhan dengan Roh
dan akal budi.
saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “MEMUJI DAN MENYEMBAH TUHAN DENGAN ROH
DAN AKAL BUDI”. Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan, Memasuki abad yang ke 21, pujian dan penyembahan dalam
kehidupan orang percaya maupun dalam liturgi gereja-gereja mengalami kemajuan yang luar biasa. Gereja-gereja
berlomba-lomba meningkatkan kualitas penyembahan dan pujian bagi jemaat. Mereka menciptakan banyak lagu-lagu
baru untuk menggantikan yang lama. Alat-alat musikpun turut ditingkatkan untuk menunjang lagu-lagu baru yang
dinyanyikan setiap ibadah. Kita dapat melihat bahwa liturgi pujian dan penyembahan gereja mengalami suatu
kebangunan yang luar biasa dan mampu mengangkat hati dan jiwa jemaat untuk memuji Tuhan.
Di kalangan gereja2 Pentakosta dan Karismatik, pujian penyembahan sudah merupakan jantung pelayanan.
Mereka percaya bahwa pada jaman akhir ini Tuhan sedang memulihkan kehidupan pujian dan penyembahan dalam
jemaat. Dengan meningkatnya kualitas pujian dan penyembahan ini maka nama Yesus makin dipermuliakan.
Tidaklah heran peminat-peminat berduyun-duyun mengunjungi gereja-gereja ini untuk mendapatkan suasana baru
dalam memuji Tuhan. Kita harus mengakui bahwa perubahan dan kemajuan dalam liturgi gereja maupun kehidupan
pujian dan penyembahan orang percaya memiliki warna, gaya, motifasi, pengertian, dan tujuannya masing-masing.
Kalau kita menelusuri kehidupan pujian dan penyembahan dalam perjanjian lama dan perjanjian baru dan
hingga hari ini kita dapat menemukan hal-hal tersebut. Kita dapat menarik pelajaran dan pedomanyang berharga dari
arti “Memuji Tuhan Dengan Roh dan Akal Budi”, seperti topik kita pada hari ini.
Yang Pertama, kita melihat pada Jaman Musa., Pada jaman ini kehidupan pujian dan penyembahan dari
umat Israel timbul karena adanya pengalaman-pengalaman mereka dalam mengiringi Tuhan. Setiap kali umat Allah
mengalami pertolongan dan kuasa Allah dalam hidupnya maka muncullah pujian dan penyembahan serta syukur

5
kepada Allah. Kita ambil contoh Musa, setelah bangsa Israel keluar dari laut Teberau dan semua pasukan Fir ’aun
terbenam di dalamnya, maka Musa bersama umat Israel memuji Tuhan mengenai berdasarkan yang telah diperbuat
oleh Allah bagi mereka. Pembukaan dalam pujian Musa pada waktu itu berbunyi demikian:
“Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda penunggangnya dilemparkanNya ke
dalam laut. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku,
kupuji Dia. Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. Tuhan itu pahlawan perang. Tuhan itulah namaNya.
Kereta Firaun dan pasukannya dibuangNya ke dalam laut, para perwiranya yang pilihandibenamkan
kedalam laut teberau.” (Keluaran 15:1-4)
Kemudian Debora dan Barak, setelah mereka mengalahkan Sisera dan prajurit-prajuritnya oleh karena
pertolongan dari Tuhan, maka mereka memuji dan menyembah Tuhan sesuai dengan pengalaman mereka. Debora
dan Barak mengatakan:
Karena pahlawan-pahlawan di Israel siap berperang, karena bangsa itu menawarkan dirinya dengan
sukarela, pujilah Tuhan. Dengarlah, ya raja-raja. Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka. Kalau
aku, aku mau bernyanyi bagi Tuhan, bermazmur bagi Tuhan, Allah Israel. Tuhan ketika Engkau
bergerak dari Seir, ketika Engkau melangkah maju dari daerah Edom, bergoncanglah bumi, tirislah
juga langit, juga awan tiris airnya…..(Hakim-Hakim 5:2-4)
Hana, setelah melahirkan anak yang sudah lama ia tunggu-tunggu, ia memuji Tuhan dengan luar biasa. Hana
menyanyikan pujian ini untuk Tuhan:
“Hatiku bersukaria karena Tuhan, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh Tuhan, mulutku
mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukaria krena pertolonganMu. Tidak ada yang kudus
seperti Tuhan, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah
kita. Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena
Tuhan itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. ……..Bahkan orang yang
mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya menjadi mandul. ” (Isamuel 2:1-
3, 5b)
Demikian juga Daud, ketika ia lepas dari cengkraman Saul, ia memuji Tuhan yang mengasihi dan
menyelamatkan dirinya. Jadi dalam kehidupan umat Israel, setiap pengalaman bersama Tuhan selalu dituangkan
dalam pujian, bahkan setelah Daud jatuh kedalam dosa, ia menyuruh pemimpin biduan untuk menyanyikan lagu
penyesalan akan dosa-dosanya, kita dapat membaca ini dalam Mazmur 51. Raja Daud dikenal sebagai seorang raja
yang dikasihi oleh Tuhan, semua lagu-lagu pujian yang diciptakannya itu telah menjadi satu buku Mazmur bagi kita
hingga hari ini. Ia dapat dijuluki sebagai bapak pujian dan penyembahan.
Disini kita dapat melihat bahwa dari jaman Musa hingga jaman raja-raja, kehidupan pujian dan penyembahan
menjadi gaya hidup bagi umat Israel dan dilakukan secara spontanitas.
Apabila dalam kehidupan kita sebagai orang percaya melakukan seperti apa yang dilakukan oleh umat Israel,
niscaya dunia ini akan penuh dengan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Tapi mengapa di tahun 70an yang lalu,
musik-musik dan lagu-lagu rock memenuhi pasaran dunia dan kehidupan generasi muda, hal ini dikarenakan gereja-
gereja dan orang-orang percaya kurang memuji dan menyembah Tuhan, dan mereka kurang berminat menciptakan
lagu-lagu rohani agar menjadi berkat di tengah-tengah dunia yang gelap ini.
Saudara saudaraku yang kekasih, kehidupan pujian penyembahan bukan hanya menjadi gaya hidup bagi umat
Israel, tapi gaya hidup mereka juga adalah pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Tuhan Allah menghendaki agar
umat Israel hidup taat kepadaNya sebagai tanda hormat dan menghargai kekudusanNya. Tanpa ini Allah tidak
berkenan kepada korban persembahan dan korban ucapan syukur mereka. Hal ini terbukti ketika Allah menegur
keras Raja Saul dan menolaknya menjadi raja atas Israel karena ketidaktaatannya kepada Allah. Dalam I Samuel
15:22-23 Nabi Samuel datang menaytakan hal itu kepadanya. Raja Saul rupa-rupanya lebih takut kepada manusia
daripada takut kepada Allah. Umat Israel juga mengalami disiplin yang keras dari Allah di padang gurun ketika
mereka memberontak kepada Tuhan. Jadi menyembah dan memuji Tuhan sebagai gaya hidup dan gaya hidup sebagai
pujian penyembahan kepada Allah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Yang Kedua, memasuki jaman raja-raja, kita melihat juga bahwa pujian dan penyembahan yang dinaikkan
oleh umat Allah itu terjadi karena adanya peranan Roh Kudus dalam kehidupan mereka. Kuasa Roh Kudus
menggerakkan hati Daud untuk memuji dan menyembah Dia dengan sekuat tenaga, memampukan Daud bermain
kecapi, bernubuat, dan membebaskan raja Saul dari roh-roh jahat dan menyentuh hati banyak orang. Peranan Roh
Kudus membuat pujian dan penyembahan itu berkuasa. Dalam jaman ini pujian dan penyembahan sudah mulai
teratur. Di bait Allah raja Daud dan Salomo mempersiapkan pujian dan penyembahan kepada Allah yang dipimpin

6
oleh tenaga-tenaga professional seperti Asaf, Yedutum, dan Heman. Presentasi ini mengundang bangsa-bangsa lain
untuk melihat kemuliaan Tuhan dalam hidup umat Israel.
Yang ketiga, ketika memasuki Perjanjian Baru, orang-orang Yahudi tetap menggunakan pujian yang ditulis
oelh kitab mazmur dan cara-cara Perjanjian Lama diikuti. Yesus juga menyanyikan lagu dari kitab mazmur. Yesus
memuji Tuhan untuk merenungkan perbuatan Allah di masa lalu dalam kehidupan umat Israel, dan karena Roh Allah
bekerja, maka pujian dan penyembahan itu menjadi berkuasa, menjadi gaya hidup dan gaya hidup dari ketaatanNya
itu menjadi pujian dan penyembahan kepada Bapa.
Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam kehidupan gereja mula-mula, pujian penyembahan orang percaya makin
maju. Disini ada peranan Roh Kudus yang bekerja dalam kehidupan umat sehingga mereka begitu bersemangat
melakukannya. Namun pada gereja mula-mula, mereka akhirnya jatuh kedalam ekstemisme dan tidak dapat
mengendalikan diri. Kondisi ini mengakibatkan ketegangan dan kekacauan dalam jemaat mula-mula khususnya
jemaat di Korintus. Paulus merasa sedih dan ia menulis surat Korintus untuk menasehati mereka. Dalam I Korintus
14:15 Paulus mengajak jemaat Korintus untuk memuji dan menyembah Tuhan dengan bijaksana yakni “Memuji dan
Menyembah Tuhan Dengan Roh dan Akal Budi. Jadi walaupun pujian dan penyembahan itu dilakukan dengan
penuh semangat dan oleh kuasa Roh Allah yang bekerja, orang percaya juga diberikan hikamt dan akal budi untuk
melakukannya dengan teratur dan bijaksana sehingga pujian dan penyembahan ini menajdi berkat bagi yang
mendengarkannya.
Saudara yang kekasih, Dengan melihat pengalaman-pengalaman dari umat Allah di Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru dari cara dan motifasi mereka memuji dan menyembah Tuhan, maka kita dapat melihat pentingnya
nasehat Paulus kepada jemaat di Korintus. Paulus juga mengajak kita semua untuk merenungkan dan melakukan
nasehatnya yakni, “memuji dan menyembah Allah dengan Roh dan akal budi. Paulus sendiri telah memberikan
teladan ini kepada jemaat pada waktu itu seperti yang dikatakan oleh Yesus bahwa “barangsiapa menyembah Dia,
haruslah ia menyembahNya dalam Roh dan Kebenaran ”. Untuk melakukan nasehat Paulus ini, kita dapat meneladani
beberapa hal dalam kehidupan umat Israel baik dalam sejarah perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yakni:
Yang Pertama, sebagai orang percaya, pujian dan penyembahan itu harus menjadi gaya hidup kita. Tanpa
ini hidup kita akan menjadi kering dan tidak memberikan kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Budaya memuji
Tuhan harus selalu kita pertahankan. Kita harus memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh. Janganlah melewatkan satu
haripun tanpa memberi waktu untuk memuji dan menyembah Tuhan. Kita boleh lupa makan dan minum, namun kita
tidak boleh lupa untuk menyembahNya.
Yang Kedua, gaya hidup kita juga harus menjadi pujian kepada Tuhan. Tanpa kehidupan yang taat kepada
Allah, maka pujian dan penyembahan dari mulut bibir kita akan menjadi sia-sia. Yesus mengatakan bahwa banyak
orang menyembah Allah dengan bibirnya, tapi hatinya jauh dari pada Allah ”. Orang menyanyi tanpa gaya hidup
adalah seperti burung BEO. Dalam pengalaman saya lima belas tahun yang lalu, saya sudah menjumpai orang-orang
mabuk memuji dan menyembah Tuhan. Jadi pujian dan penyembahan kepada Tuhan tanpa gaya hidup menjadikan
ktia orang-orangh yang munafik.
Yang ketiga, kita juga harus bernyanyi juga harus dengan akal budi. Disini pujian dan penyembahan harus
dinyanyikan dengan melodi yang baik dan teratur. Menyanyi dengan teratur dan disiplin adalah memberikan pujian
yang terbaik untuk Tuhan. Menyanyi dengan akal budi adalah menyanyi dengan tujuan rohani yang jelas dan dengan
lagu yang berisikan firman Allah. Menyanyi dengan akal budi juga diartikan menyanyi dengan sikap dan etika yang
baik di hadapan Allah dan manusia. Dalam meuji dan menymbah kepad Allah kita harus memperhatikan kualitas
dari lagu tersebut, bukan hanya mengandalkan perasaan dan emosi untuk meninggikan Dia. Menyanyi dengan akal
budi akan membuat lagu itu dimengerti dan kedengarannya indah di telinga kita.
Yang keempat, kita juga harus menyanyi dengan kekuatan Roh Kudus. Artinya dalam pujian dan
penyembahan kepada Tuhan, kita harus meminta Roh Allah mengurapi kita sehingga lagu-lagu ini akan menjadi
berkat bagi banyak orang bahkan membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan seperti yang dialami oleh Paulusdan Silas
dalam penjara. Ada banyak pengalaman anak-anak Tuhan dalam pelayanan pelepasan orang yang dirasuk oleh roh-
roh jahat. Mereka selalu menggunakan pujian dan penyembahan kepada Tuhan untuk membebaskan yang terikat.
Pengalaman robohnya tembok Yerikho dengan pujian dan penyembahan kepada Tuhan membuktikan bahwa betapi
pentingnya peranan Roh Kudus dalam hidup orang percaya.
Ada masih banyak hal yang harus dijelaskan bagaimana kita bernyanyi dalam roh dan akal budi. Tapi
keempat hal ini cukup menolong kita untuk meningkatkan kasih kita kepada Tuhan melalui pujian dan penyembahan
yang benar. Memuji Tuhan dengan roh dan akal budi adalah memenuhi kerinduan dari Tuhan Yesus bahwa “setiap
orang menyembahNya, haruslah ia menyembahNya dalam Roh dan Kebenaran ”. Ada banyak berkat rohani dan
persoalan yang dapat diselesaikan melalui pujian dan penyembahan seperti ini.

7
Saudara yang dikasihi oleh Tuhan, Pada akhirnya saya ingin mengajak saudara-saudara untuk menyanyi dan
menyembah Tuhan dengan Roh dan akal budi kita agar pujian penyembahan ini menjadi persembahan yang harum di
hadiratNya dan setiap orang yang mendengar lagu-lagu ini akan mendapat berkat-berkat rohani.Tuhan Yesus Kristus
memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Roma 6:1-23
“Nilai Plus Dalam AnugerahNya” (KERYGMA)
TUJUAN: Agar orang percaya mengerti dan mengalami “nilai plus ” atau nilai tambah yang ada dalam Kristus
Yesus”.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “NILAI PLUS DALAM
ANUGERAHNYA.”. Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara- saudara yang kekasih, Pada jaman Yunani, yakni masyarakat Perjanjian Baru, dalam lingkungan
budaya yang sekuler dimana Paulus melayani, nilai plus atau nilai tambah menjadi ukuran nilai yang terbaik atau
harga diri bagi masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat Yunani selalu berusaha untuk menjadi yang lebih dan lebih
baik, lebih berhikmat, dan lebih rasio dari pada sesamanya. Perlombaan dalam Olympiade yang dimulai pada jaman
ini adalah suatu lambang dimana orang Yunani mengejar nilai tambah atau nilai plus. Sebenarnya budaya seperti ini
juga dimiliki oleh orang Yahudi, namun mereka mengejar nilai plus itu bukan dari Sumber Daya Manusia seperti
orang Yunani, tapi dari Sumber Daya Iman dari Hukum Taurat. Mereka berusaha hidup menurut hukum Taurat, dan
menganggap diri memiliki “nilai plus” yakni lebih suci. Mereka membedakan diri mereka dari orang Yunani yang
dianggap sebagai orang yang tidak mengenal Tuhan.
Dalam Roma 5:20, Paulus menggunakan istilah “nilai plus ini ” , ia mengatakan, “Tetapi Hukum Taurat
ditambahkan supaya pelanggaran menjadi semakin banyak, dimana dosa bertambah banyak, disana kasih
karunia menjadi berlimpah-limpah”.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, kata “tambah” atau bertambah-tambah, digunakan Paulus untuk
menunjukkan bahwa nilai plus itu berasal dari kasih karunia, dan bukan dari hukum Taurat. Paulus menyatakan
bahwa hukum Taurat itu diberikan bukan supaya orang Yahudi itu menjadi lebih rohani, tapi supaya dosa itu lebih
dinyatakan dan dibuka. Apabila dosa itu dinyatakan, maka kasih karunia Allah itu juga lebih dinyatakan lagi. Karena
dosa manusia maka kasih karunia itu dilimpahkan melalui Yesus Kristus. Artinya kasih karunia dalam Kristus itu
jauh lebih berkuasa dari dosa dan kasih karunia membebaskan manusia dari dosa-dosanya. Jadi nilai anugerah dalam
Kristus jauh lebih tinggi nilainya dari nilai tambah dalam kehidupan dosa. Hukum Taurat sendiri tidak memiliki
kuasa untuk membebaskan orang berdosa dari dosanya, tapi menyatakan dosa bagi orang banyak. Tapi bagi orang
Yahudi, hukum Taurat itu digunakan untuk nilai plus bagi dirinya agar menghakimi orang yang berdosa.
Kalau kita melihat dalam beberapa abad ini, orang-orang berusaha mengejar nilai plus. Mulai dari abad
pencerahan, orang mengejar nilai plus melalui ilmu pengetahuan, inilah awalnya jaman moderen, kemudian
memasuki abad ke 20, orang mengejar nilai plus dari membuat senjata, siapa yang lebih kuat ia menang, kemudian
mengakhiri abad ke 20, orang mengejar nilai plus dari ekonomi, dan sekarang orang mengejar nilai plus dari
meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk menjadi yang terbaik. Namun dalam mengejar nilai plus ini, mereka
masih tetap hidup dalam dosa. Tidaklah heran, dengan kemampuan dan professionalismenya mereka berani
mengerjakan apa saja yang bertentangan dengan kebenaran. Jadi Secara lahiriah mereka baik, tetapi secara batiniah
mengalami kerusakan.
Bagi orang percaya, nilai plus yang sesungguhnya itu kita peroleh bukan dari hal-hal jasmani yang hanya
bersifat sementara, apalagi nilai plus dari dosa akan membawa kepada kehancuran, sebab upah dosa itu maut.
Menurut Paulus, nilai plus yang kekal itu kita peroleh dari “kasih Karunia Allah ”. Ada tiga nilai plus yang dapat kita
peroleh dari kasih karunia Allah yakni:
Yang Pertama, kita hidup dalam kasih karunia. Artinya kita telah dipersatukan dalam Kristus, dalam
kematianNya dan kebangkitanNya. Akibatnya kita memiliki kehidupan yang baru. Sesungguhnya tidak ada hidup
yang lebih baru dari hidup yang baru sekarang ini. Ini adalah nilai plus yang paling berharga. Ada banyak nabi
dalam Perjanjian Lama ingin mengetahui hidup dalam nilai plus ini, tapi tidak punya cukup umur untuk itu.
Duniapun menyaksikan bahwa kita adalah orang yang berbeda dari mereka. Orang percaya memiliki nilai plus karena
kematian dan kebangkitan Kristus. Nilai plus ini membuat kita begitu spesial, sehingga kita dapat melayani Allah
dalam dunia ini untuk membawa berita penebusan Kristus. Malaikat tidak melakukan ini, karena malaikat tidak
pernah mengalami penebusan Kristus. Dalam bahasa Yunani, Paulus menggunakan kata “kainos”, artinya “kualitas

8
dalam kehidupan yang baru”, atau tidak pernah terpakai”, disini ia berbicara soal baru dalam kualitas, bukan
dalam penampilan. Inilah kualitas moral dan kualitas imanyang disebut ‘kecantikan yang didalam batin ”. Kualitas ini
tidak dapat dimiliki oleh siapapun yang belum mengenal Yesus. Apabila kita menilik hiudp kita dalam Kristus, maka
kita adalah manusia yang ajaib, yang memiliki kualitas Allah dalam diri kita. Mengapa ada banyak orang Kristen
merasa diri rendah, minder, sehingga tidak menjadi berkat. Seringkali orang percaya merasa hidupnya lebih rendah
dari orang yang tidak mengenal Tuhan. Ia hidup mengisolir diri dari masyarakat.
Saudara saudara yang kekasih, Kainos ini terjadi karena manusia lama kita telah turut disalib, tubuh dosa
hilang kuasanya. Oleh sebab itu: “dosa dan kelemahan itu harus berkurang, dan kasih karunia itu bertambah ”, dan
bukan sebaliknya. Kalau “dosa bertambah” maka “Kasih Karunia lebih bertambah lagi ”, artinya kalau kita jatuh dlam
dosa, maka ada kesempatan yang luas bagi kita untuk bertobat dan menerima pengampunan Allah. Kainos ini terjadi
karena kita mempunyai tuan yang baru, yaitu Kristus. Kita hidup dengan Dia dan bagi Dia. Kita memiliki
persekutuan yang indah dengan Dia. Kainos dalam hidup kita harus menjadi senjata kebenaran. Senjata kebenaran
adalah senjata untuk membela kekudusan Allah dalam hidup kita. Apabila kita memiliki nilai plus dari “kainos ”,
apakah kita mau hidup dalam dosa?, saya yakin tidak.
Yang Kedua, nilai plus dari kasih karunia memberikan status yang baru bagi kita yaitu sebagai hamba
kebenaran. Ini merupakan tanggunjawab rohani kita kepada Allah. Kata yang digunakan oleh Paulus adalah
“Doulos”, yang berarti hamba. Dalam budaya Yunani Doulos atau budak ini tidak mempunyai hak apapun, ia hidup
hanya untuk tuannya dan mengabdi dengan segala pengorbanan. Ia bagaikan harta benda hidup dari tuannya sehingga
tuannya dapat berbuat apasaja yang ia mau. Disini menjadi hamba kebenaran artinya hidup dengan sepenuhnya
dalam ketaatan penuh kepada kebenaran Allah tanpa ada keinginan untuk mengubah kebenaran tersebut. Kita
menjadi hamba kebenaran oleh karena Kristus telah menjadi hamba Allah dan berkorban di kayu salib untuk
membebaskan kita dari hamba dosa. Dengan demikian kita harus menjadi orang yang rela dan bersedia untuk
memperhambakan diri kita kepada kebenaran yakni kepada kehendak Allah. Pada suatu hari, ada seorang budak
perempuan yang cantik dibawa oleh tuannya untuk dilelang di pasar budak di salah satu kota di India. Melihat
pemudi yang cantik ini, maka datanglah anak-anak muda berduyun-duyun untuk membelinya. Kemudian pengusaha
pelelangan ini mulai menawarkan kepada orang banyak yang hadir disitu. Setiap pemuda menawarkan bayaran yang
tinggi untuk pemudi yang cantik ini. Mereka saling bersaing dalam membanting harga yang tinggi-tinggi. Sehingga
di pasar lelang ini begitu riuh dengan persaingan harga untuk membeli budak yang cantik. Tiba-tiba muncul seorang
tua yang peot dan kumal menawarkan harga yang begitu tinggi sehingga tidak seorangpun yang dapat
menyainginya lagi. Lalu budak yang cantik harus menjadi budak si bapak tua ini. Namun perempuan ini merasa geli
dan tidak rela mengikutinya. Kemudian bapak tua ini datang kepada perempuan ini, lalu ia mengatakan, “anakku,
janganlah engkau takut, aku telah membelimu dengan harga yang tinggi supaya engkau dapat hidup dentgan bebas,
engkau tidak usah mengikuti aku dan menjadi budakku. Lalu bapak tua ini merobek dokumen hak memiliki budak di
tangannya dan membiarkan perempuan ini pergi dengan bebas. Melihat apa yang dilakukan oleh bapak tua ini,
perempuan ini menangis dan terharu, lalu perempuan ini mengatakan, pak, biarkanlah aku mengikut bapak dan aku
mau melayani bapak sebagai bapaku dan bukan sebagai tuan, karena bapak telah membebaskan aku dari perbudakan.
Pengorbanan Kristus di salib dan menebus kita dari perbuadakan dosa seharusnya membawa kita untuk
menjadi hamba-hambaNya yang mulia. Ia tidak memperbudak kita, tetapi Ia mau supaya kita hidup taat kepada
kebenaran.
Saudara yang kekasih, kita harus mengerti bahwa kehidupan kita dalam Kristus merupakan suatu kasih
karunia yang besar yang membuat kita memiliki nilai hidup yang begitu berharga. Nilai hidup yang berharga atau
nilai plus ini bukanlah kita peroleh dari nilai-nilai materi yang bersifat sementar. Nilai plus dalam Kristus
mengandung nilai kekekalan yang harus kita kejar. Kita harus meninggalkan dosa-dosa kita dan hidup dalam
kebenaran. Kita harus menjadi memperhambakan diri kita kepada kebenaran dan bukan kepada dosa.
Dalam hidup kita di dunia ini, kita harus mengejar nilai plus yang ada dalam batin. Kecantikan yang di
dalam memiliki nilai yang jauh lebih baik dari kecantikan yang di luar. Tapi kita dapat mengimbangi ini, yakni
mengejar nilai plus untuk hal-hal jasmani dalam karier kita, dan juga mengejar nilai-nilai batin dalam kehidupan
iman kita mengiringi Tuhan. Jadikanlah kehidupan iman kita menjadi senjata-senjata kebenaran untuk
mempertahankan nilai plus yang telah dianugerahkan kepada kita melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.
Saudara yang dikasihi oleh Tuhan, tidak ada hidup yang lebih indah dari hidup dalam kasih karunia Allah.
Hidup ini mengandung nilai plus yang tidak dapat dibeli dengan harta benda manapun. Apabila kita
mempertahankannya, maka kita akan bahagia. Permuliakanlah Kristus dengan hidupmu sekarang ini. Pertahankanlah
kebenaran Kristus dalam hidupmu, jadilah seorang hamba yang mengabdi kepada tuannya yang telah berkorban
untuk diri anda.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

9
Ibrani 12:1-12
“Disiplin Rohani”
TUJUAN: Mengajak pendengar untuk hidup dalam disiplin rohani sebagai wujud kasih kepada Yesus Kristus ”.
Berbicara soal disiplin tidak banyak disenangi oleh banyak orang. Di masyarakat, disiplin seringkali menjadi musuh
besar, karena gaya-gaya hidup masyarakat banyak dikendalikan oleh budaya-budayanya. Apalagi budaya di kalangan
anak muda, disiplin dilihat sebagai penghalang kebebasan. Apalagi kalau ada anak-anak muda yang harus
diasramakan, maka hal itu akan menjadi suatu penjara bagi mereka.
Sebenarnya disiplin dapat dilakukan melalui banyak hal, bukan hanya melalui peraturan, tapi dapat
diterapkan melalui kegiatan. Dalam masyarakat Yunani contohnya, disiplin itu dilatih melalui pendidikan, atau
disiplin “ilmu pengetahuan”, lazimnya disebut gnostik, yang melahirkan ilmu-ilmu filsafat. Disiplin mereka juga
dilakukan melalui melalui olah raga, yang kemudian melahirkan cabang olahraga yang populer. Diantaranya seperti:
lari cepat, tinju, dan circus. Pada jaman Yunani ini, juga sudah lahir olahraga tinju, gulat, lompat tinggi, lempar
lembing, dan lain-lain. Sebelum peserta masuk pertandingan, mereka diharuskan melatih diri dengan disiplin dan
matang, setelah itu diuji dan barulah diijinkan untuk bertanding. Dalam pertandingan ini ada ribuan orang yang
menonton, dan peserta akan mendapatkan hadiah sesuai dengan prestasinya.
Untuk orang-orang Romawi jenis olahraganya pun berbeda dengan jenis olahraga orang-orang Yunani.
Olahraga orang Romawi disebut “perkelahian gladiator ”. Olahraga ini adalah perkelahian antara manusia dengan
binatang buas, manusia dengan manusia ataupun binatang buas dengan binatang buas. Peserta dari olahraga ini
biasanya orang-orang kriminal yang ada di penjara-penjara Romawi. Mereka dilatih sedemikian rupa untuk
dipertontonkan di muka umum. Pertandingan ini dinyatakan selesai apabila ada salah satu pesertanya cidera hingga
mati dan darah korban biasanya dipersembahkan kepada berhala. Dan bagi peserta yang menang, ia akan dibebaskan
dari penjara. Pertandingan olahraga yang mematikan ini menuntut pesertanya untuk melatih diri dengan sungguh-
sungguh dan dengan disiplin tinggi apabila ia tidak ingin menjadi korban.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, kita sekarang masih di dunia. Dunia ini adalah gelanggang
pertandingan rohani yang di kelilingi oleh begitu banyak penonton rohani. Kita juga membutuhkan disiplin diri
supaya dapat memenangkan pertandingan iman. Kalau kita gagal, kita juga akan di disiplin oleh Tuhan supaya kita
kelak dapat merebut kemenangan. Disiplin rohani yang harus kita kerjakan untuk memenangkan pertandingan iman
adalah seperti apa ditulis dalam kitab Ibrani pasal 12:1-12, yakni:
Yang Pertama, kita harus meninggalkan beban dan dosa yang merintangi kita untuk memenangkan
pertandingan iman tersebut. Kata yang digunakan untuk meninggalkan beban dan dosa dalam ayat ini adalah
“membuang segala sesuatu yang menjadi beban”. Pada waktu kapal Titanik menabrak gunung es di lautan Atlantik,
maka kapten kapal memerintahkan penumpang untuk membuang sebagian muatan kapal tersebut untuk mengurangi
beban kapal sehingga kapal itu tidak segera tenggelam dan mereka mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan
diri dari dalam kapal. Beban-beban dosa yang sering menghalangi kita memang harus dibuang dari hidup kita seperti
keinginan-keinginan daging dan dosa-dosa yang menjadi kesukaan kita. Membuang segala beban dosa dan
menganggapnya sampah yang tidak berguna dan harus dibersihkan dari jiwa kita. Sampah-sampah duniawi ini tidak
boleh diberikan tempat dalam kehidupan iman karena akan membuat bahtera rohani kita menjadi tenggelam.
Yang Kedua, kita harus berlomba dengan tekun dalam perlombaan iman yang sudah diwajibkan oleh Tuhan.
Disini kita tidak dipanggil oleh Tuhan untuk hidup pasif atau kita sudah cukup puas dengan keadaan sudah
diselamatkan oleh Yesus. Kita dipanggil untuk maju dalam iman, bertumbuh, melayani dan menjadi saksi-saksi
hidup, bahkan dalam penderitaan. Ini merupakan kewajiban bukan pilihan.
Yang Ketiga, dalam memenangkan pertandingan iman, kita harus melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus yang telah memulai rencana yang indah dalam hidup kita dan akan menyelesaikan rencana itu apabila
kita hidup dalam ketaatan dan dalam disiplin rohani. Dengan menujukan mata iman kepada Yesus, kita mempunyai
tujuan dan sasaran untuk mencapai sesuatu yang berharga bagi hidup kita. Tujuan yang hendap dicapai adalah
penggilan sorgawi seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam Filipi 3:14, yaitu “berlari-lari kepada tujuan untuk
memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dalam Kristus Yesus.
Yang Keempat, dalam perlombaan iman kita harus ingat akan Dia yang sudah mengalami perlombaan
tersebut dengan penderitaan yang berat di kayu salib. Dalam mengingat Dia, kita meneladani Kristus yang telah
menjadi teladan bagi kita. Apabila kita mengalami penderitaan dalam pertandingan iman ini, maka hati kita akan
tetap pada Dia dan terhibur karena Ia sendiri telah mengalami penderitaan yang jauh lebih besar untuk kita semua.
Memang di dunia ini tidak ada teladan yang sempurna seperti Kristus. Dia adalah figur yang terbaik untuk kita.
Identitas dan integritasNya teruji oleh kesukaan dan penderitaan. Dalam perlombaan ini, kita harus percaya bahwa

10
Kristus menyertai kita dan menolong kita saat kita tidak mampu untuk menanggungnya. Yesus tidak akan
membiarkan penderitaan itu melampaui kemampuan kita. Setiap saat Ia ada bersama kita. Saya ingin memberikan
sebuah illustrasi tentang “Naik Sepeda”:
“Hidup itu bagaikan naik sepeda, engkau tidak akan jatuh, kecuali berhenti mengayuh. Diatas sepeda dengan
dua gayuh. Dan aku melihat Tuhan berada di belakangku membantuku mengayuh pedal.
Aku tidak tahu kapan Dia menyarankan kita berganti tempat, tetapi hidup tidak akan pernah sama karena
hidup dengannya akan membuat kehidupan lebih tinggi, menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Ketika aku memiliki kontrol, aku tahu jalan yang ku tempuh. Itu agaknya membosankan, tetapi tidak bisa
diramalkan. Itu selalu merupakan jarak terdekat diantara dua titik.
Tetapi ketika Ia mengambil pimpinan, Dia tahu bagian-bagian yang menyenagkan, mendaki gunung-gunung,
dan mel;ewati tempat-tempat yang berbatu-batu dan dengan kecepatan yang sangat tinggi; itulah semua yang dapat
kulakukan untuk bertahan. Meskipun itu tampak seperti kegilaan, Dia terus saja berkata: “Kayuh, Kayuh …!
Aku kuatir dan menjadi takut, lalu bertanya, kemana Engkau akan membawaku ? Dia hanya tertawa dan
tidak menjawab pertanyaanku, dan aku mendapati diriku mulai percaya. Segera aku melupakan kehidupanku yang
membosankan dan mulai memasuki sebuah petualangan, dan ketika aku berkata: Aku takut, Dia bersandar dan
menyentuh tanganku.
Dia membawaku kepada orang-orang yang mempunyai berkah yang kuperlukan; berkah penyembuhan,
berkat penerimaan, berkat sukacita. Mereka memberikan berkati itu untuk melanjutkan perjalananku. Perjalanan
kami, yakni Tuhan dan aku.
Dan kami berangkat lagi. Dia berkata: “Berikan berkat yang kau terima kepada orang lain, semua itu
merupakan beban tambahan, terlalu berat. Maka kulakukan apa yang menjadi perintahnya, kepadas orang-orang yang
kutemui dan aku mendapati bahwa dalam memberi aku menerima, lagipula beban kami menjadi ringan.
Awalnya aku tidak percaya kepadaNya bahwa Dia mengontrol hidupku. Aku mengira Dia mengacaukannya.
Tetapi Dia mengetahui rahasia sepeda, tahu bagaimana untuk berbelok di tikungan-tikungan yang tajam, melompat
ke tempat-tempat yang terang dan penuh dengan batu-batu, terbang untuk mempersingkat perjalanan yang
menakutkan.
Dan aku belajar untuk diam dan mengayuh pedal di tempat-tempat yang paling asing, dan aku mulai
menikmati pemandangan dan angin bertiup sepoi-sepoi yang menerpa wajahku, bersama temanku yang selalu
menyenangkan, kekuatanku lebih tinggi.
Dan ketika aku yakin bahwa aku tidak lagi bisa melanjutkan perjalanan, Dia tersenyum dan berkata,
kayuhlah…!.
Dalam perlombaan iman ini, kita harus menyadari bahwa kita sering lengah dan gagal. Namun apabila kita
gagal, Allah akan mendisiplin kita. Walaupun rasanya tidak enak karena didisiplin, tapi kita adalah tergolong anak-
anak yang dikasihiNya. Disiplin memperlihatkan suatu perhatian dan kepedulian Allah yang besar. Ia ingin kita
berhasil dan menjadi dewasa dalam pengiringan kita kepadaNya sehingga pada akhirnya kita akan bersyukur dan
memuji Dia.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Disiplin rohani memang mempunyai manfaat yang besar dalam pengiringan kita kepada Tuhan. Kita dilatih untuk
aktif dalam segala hal dan siap menghadapi segala tantangan dan ujian. Kita akan mapu melakukan segala sesuatu
untuk kemuliaan namaNya. Dalam disiplin rohani iman percaya kita akan bertumbuh secara wajar dan normal
dengan mengikuti rencana Tuhan dalam kehidupan kita. Apapun yang kita hadapi dalam dunia ini akan tetap berada
dibawah kendali disiplin iman kita yang sudah terlatih. Dengan disiplin rohani kita akan sanggup mencapai tujuan
akhir yakni mahkota surgawi yang tersedia bagi kita.
Saudara yang dikasihi oleh Tuhan,Relakan dirimu dan disiplinkan hidup rohanimu dengan keempat hal yang
sudah kita bahas sebelumnya yakni: Membuang segala sampah-sampah dunia dari hati kita; berlombalah dengan
tekun dan setia, maju terus dalam mengasihi Tuhan dan jangan undur; arahkan mata rohanimu kepada Yesus sebagai
teladan dalam perlombaan iman; pandanglah Dia yang telah tersalib bagimu; sebab dibalik salib itu ada mahkota
menantimu.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Matius 26:57-67
Pengadilan yang Tidak Adil (KERYGMA)
Tujuan: Agar orang percaya dapat melaksanakan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan mereka.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “PENGADILAN YANG TIDAK ADIL ”.
Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.

11
Saudara-saudara pendengar yang saya kasihi, ketidakadilan memang terjadi dimana-mana. Bahkan ditengah-
tengah propaganda untuk keadilan disitu sering terjadi ketidakadilan. Dalam kondisi ini mereka yang melakukannya
memiliki definisinya sendiri untuk keadilan. Oleh sebab itu benarlah apa kata Nabi Habakuk: “Itulah sebabnya
hukum kehilangan kekuatannya, tidak pernah muncul keadilan, keadilan muncul terbalik. ” Jeritan-jeritan,
penderitaan, tekanan yang dialami oleh masyarakat karena ketidakadilan terjadi dimana-mana seperti yang dialami
oleh Nabi Habakuk. Sejak dahulu hingga jaman sekarang golongan yang paling banyak mengalami ini adalah mereka
yang lemah yang berdomisili di dunia ketiga.
Kata “keadilan”, dalam bahasa Ibrani, “mispat ”, yang berarti hukum atau keputusan pengadilan, atau tindakan
keputusan hukum yang berhubungan dengan hak-hak asasi manusia. Dalam Mazmur 37:28, mengatakan Sebab
Tuhan mencintai “mispat”, berarti Tuhan menetapkan sesuatu hukum atau perintah dengan memperhatikan hak-hak
asasi, budaya, dan harga diri seseorang. Ia bukanlah diktator yang mengendalikan seseorang dengan sewenang-
wenang sehingga menghilangkan hak-hak seseorang. Jadi ketidakadilan melanggar hukum Allah dan hukum
manusia. Saudara-saduara yang kekasih, marilah kita lihat ada beberapa bukti dari “mispat ” Allah tersebut:
Yang Pertama, Tuhan Allah memerintahkan kepada umat Israel agar mereka mengasihi orang-orang yang
lemah dan orang-orang asing yakni memperlakukan budak-budak di lingkungan mereka sebagai orang yang
memiliki hak untuk hidup, yang berbudaya dan berkarya. Disini “mispat ” atau hukum berhubungan dengan belas
kasihan Tuhan. Apabila umat Israel menindas orang lemah maka Tuhan akan bertindak menghukum mereka.
Yang Kedua, kita tahu bahwa dimana-mana Tuhan menrindukan pertobatan orang fasik, apabila Tuhan meminta
orang untuk bertobat, maka ia memberikan kebebasan kepada mereka, untuk memilih, mereka mempunyai hak
untuk menolak, dan keadilan Allah dinyatakan. Allah tidak pernah memaksakan kehendakNya gabi orang
berdosa karena keadilanNya.
Yang Ketiga, apabila Tuhan mengadakan transformasi Allah untuk orang berdosapun, maka proses transformasi
ini tidak menghilangkan jati diri, budaya, dan hak-hak orang tersebut. Allah tidak mau mengendalikan manusia
seperti robot karena keadilanNya.
Yang Keempat, ketika Allah menghukum seseorang dengan adil, Ia memberikan kesempatan kedua untuk orang
berdosa sebelum menghukum, Ia bersedia memperingatkan orang berdosa berulang kali sebelum ia memvonis
sesuatu hukuman, Kita lihat saja pengalaman Nabi Yunus. Ia diutus untuk membawa pertobatan kepada Niniweh.
Allah telah memberikan peringatan awal kepada orang-orang Niniweh sebelum Ia menjatuhkan hukuman. Jadi
keadilan, bagi Allah adalah “second chance for repentance before judgement ”. Maka Injil adalah “the gospel of a
second chance”, yaitu Injil kesempatan kedua bagi orang-orang berdosa agar mereka bertobat kepadaNya.
Jadi apabila ada hak-hak seseorang dilanggar termasuk budayanya, dan harga diri seseorang, maka ia telah
berbuat yang tidak adil, dan Tuhan akan menghukum. Kata “ketidakadilan ” sama dengan kata “dosa ” yaitu “awen ”,
sinonimnya adalah “hata”, to miss the mark, atau melenceng diluar garis, hukum itu memang dilakukan tapi ada
sedikit melenceng, atau melakukan dan memutuskan hukum atau keputusan yang melanggar hak-hak tersebut.
Karena Tuhan itu mencintai “mispat”, maka ketidakadilan adalah pemberontakan terhadap Tuhan. Untuk mengukur
adilnya atau tidak seseorang, kita harus mengukurnya dengan kebenaran dalam Yesus Kristus, karena Dia Allah yang
adil. Sehingga kita dapat menyaksikan cara yang tidak adil yang dibuat manusia dan sebab-sebab sebuah pengadilan
itu tidak adil. Dalam Matius kita diperhadapkan dengan apa yang dialami oleh Yesus yang harus mengalami
ketidakadilan hingga Ia dihukum mati:
Yang Pertama, tidak ada yang membela, karena takut penguasa, resiko dan disalahkan, padahal dengan
pembelaan, kebenaran dapat dinyatakan (Petrus yang takut, berdiri jauh-jauh, tidak mau ambil resiko, ia hanya
jadi penonton dari ketidakadilan, dan yang penting dia sendiri aman) (ayat 58). Akibatnya penguasa-penguasa
mengambil dapat bertindak semau-maunya, mereka memutuskan sesuatu untuk kepentingannya sendiri.
Yang Kedua, orang fasik mengelilingi orang benar, memberikan saksi dusta dan saksi palsu seperti kesaksian
Habakuk dialami oleh Tuhan Yesus. Dengan saksi dusta dan saksi palsu Yesus ditekan dan dipaksa untuk
mengaku perbuatan yang tidak dilakukannya, tapi ini tidak mempan dengan Tuhan Yesus. Kata-kata Hitler
bahwa kalau orang itu berbohong 100 kali, maka kebohongannya akan menjadi kebenaran, maksudnya kalau
orang itu bohong terus maka lama-lama orang lain dikelabuhi dan menerima itu sebagai kebenaran (ayat 59-60).
Mereka yang berbohong itu lama kelamaan akan kehilangan hati nuraninya.
Yang Ketiga, karena orang-orang ini tidak mengerti kebenaran sehingga mereka berbuat tidak adil. Disini,
ketidakadilan terjadi karena ketidaktahuan, tidak dapat membedakan, misunderstanding, miscommunication.
Pengakuan Yesus akan merobohkan bait Allah dan membangunnya dalam tiga hari. Kontras dengan kerinduan
orang Farisi ingin merobohkan kerajaan Romawi agar bait Allah dapat dibangun dan dibaharui. Yesus
mengiyakan bahwa Ia adalah Mesias, dan menyamakan diriNya dengan Allah (ayat 61-66).

12
Yang Keempat, karena lempar batu sembunyi tangan (ayat 67-68). Mereka mempermain-mainkan keadilan itu,
yakni sengaja melakukan ketidakadilan.
Saudara saudara yang kekasih, mari kita lihat apa yang dialami oleh Yesus bahwa ketidakadilan selalu mau
meruntuhkan kebenaran. Dosa adalah sumber dari ketidakadilan. Menentang ketidakadilan itu berarti menentang
dosa itu sendiri. Menentang ketidakadilan akan berakibat pengorbanan. Sebagai orang Kristen, kita memang harus
belajar untuk membela keadilan, kalau tidak maka kita akan menjadi korban dari ketidakadilan. Beberapa hal yang
dapat diperbuat untuk mempertahankan keadilan:
Yang Pertama, mempertahankan keadilan harus dimulai dari diri sendiri yakni dalam keluarga kita dan dalam
gereja kita. Orangtua harus bertindak adil terhadap anak-anaknya, tidak pilih-pilih kasih, tidak membeda-
bedakan, dan memberikan hak-hak dan kebebasan kepada anak-anak, tapi dengan disiplin. Orangtua tidak boleh
memaksakan keinginannya kepada anak-anaknya, contoh: Anaknya tidak punya kemampuan untuk menjadi
dokter, tapi orangtuanya memaksa anak untuk jadi dokter, akhirnya malah jadi dukun. Ini terjadi, karena tidak
bisa mengobati orang dengan ilmu medis, akhirnya pakai kuasa gelap untuk mengobati orang.
Yang Kedua, gereja juga harus hidup dalam keadilan, pemimpin gereja harus mengasihi dan melayani semua
jemaat. Ia tidak boleh pilih kasih. Jemaat adalah tubuh Kristus, Kristus mengindentifikasikan diriNya yang mulia
dengan jemaat. Inilah keadilan. Tapi keadilan itu bukan seperti filasafatnya orang komunis, semuanya sama rata,
tapi setiap orang memiliki sesuai apa yang dianugerahkan oleh Tuhan. Gereja juga tidak dapat memaksakan
jemaat untuk menjadi sesuatu yang bukan bidangnya, tapi gereja menolong jemaat untuk mengembangkan
karunia-karunia mereka.
Yang Ketiga, untuk menciptakan keadilan, kita harus membelanya. Kita tidak boleh tinggal diam, walaupun kita
merasa lemah, kita harus menyuarakan keadilan untuk perubahan. Karena setiap orang memiliki hak ini. Kalau
pada jaman dahulu adil atau tidaknya suatu pemerintah selalu dimulai dari “top – down ”., tapi sekarang kita
sebagai jemaat harus menyuarakan keadilan itu yakni dari “bottom – up ”. Apabila tidak maka kita hanya
menjadi penonton dari ketidakadilan, atau pendukung ketidakadilan, dan akhirnya menjadi korban dari
ketidakadilan. Apa yang dikatakan oleh Mordechai kepada Esther itu benar: “Jangan kira, karena engkau di
dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat
ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau
dengan kaum keluargamu akan binasa” (Daniel 4:12-14). Memang menyuarakan sesuatu lebih baik daripada
berdiam diri, para tokoh-tokoh Kristen mengakui, apabila dalam sejarah perjalanan hidup gereja, mereka berdiam
diri dan tidak menyuarakan keadilan di tengah-tengah ketidakadilan, maka pada hari ini tidak ada kekristenan.
Yang keempat, kita harus hidup jujur baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Segala dusta harus
dibuang dari diri kita. Dusta tidak dapat mengganti kedudukan kebenaran dan keadilan.
Yang Kelima, kita harus mengerti tentang kebenaran itu sendiri. Kebenaran sejati ada didalam Kristus. Dengan
mengerti kebenaran, maka kita dapat melakukan keadilan itu sendiri. Salomo adalah seorang raja yang mengerti
kebenaran Allah, sehingga ia mampu bertindak adil bagi kedua ibu yang memperebutkan seorang bayi. Dengan
mengerti kebenaran, kita dapat memberi jawab, membela diri, dan mangambil keputusan dengan adil.
Yang Keenam, kita harus membawa syalom di tengah-tengah masyarakat. Karena dalam mempertahankan
keadilan akan selalu terjadi suatu konflik, yakni konflik dengan mereka yang membenci keadilan. Jadi Shalom
itu berarti membawa damai sejahtera dan kontribusi dalam masyarakat di lingkungan kita. Kita harus menjauhi
kekerasan, pertentangan, dan perselisihan. Kita harus menjauhi persaingan atau kompetisi yang tidak sehat. Kita
harus menampilkan diri kita sesuai dengan kondisi masyarakat agar tidak memancing tindakan melanggar
keadilan.
Yang Ketujuh, kita harus berdoa kepada Allah untuk semua orang, dan penguasa-penguasa, raja-raja, agar kita
dapat hidup dengan tenang. Di salib Yesus berdoa untuk mereka yang bertindak tidak adil agar Allah
mengampuni kesalahan mereka. Dan kita tidak boleh menyalahkan Tuhan karena semua perbuatan orang-orang
yang tidak adil. Banyak orang menyalahkan Tuhan sebagai yang bertindak tidak adil, kita dapat melihat Allah
yang adil itu telah menjadi korban dari ketidakadilan. Nabi Habakuk sendiri berseru-seru dan Tuhan seolah-olah
berdiam diri. Tapi akhirnya Tuhan menjawab Habakuk untuk tetap menanti-nantikan Dia yang akan mengadakan
pembalasan. Dalam Habakuk 2:1-19. Dalam kitab Habakuk ini, Allah sendiri yang membongkar ketidak adilan
itu dan memberikan sangsi kepada ketidakadilan yang dialami oleh bangsa Israel.
Kesimpulan dari renungan kita hari ini adalah bahwa keadilan itu tidak jatuh dari langit, tapi keadilan itu
harus diusahakan oleh orang percaya dengan pertolongan hikmat dan kuasa Tuhan. Keadilan itu harus dimulai dari
diri kita, yang dilandaskan dengan kebenaran Kristus.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai
saudara senantiasa.

13
Mazmur 126:1-6
Tuhan Telah Melakukan Perkara Besar. (KERYGMA)
Tujuan: Agar pendengar menyadari bahwa Allah telah melakukan perkara besar dalam kehidupan mereka sehari-
hari.
Saudara saudara yang kekasih, dalam pengalaman kita dalam mengiringi Tuhan, kita selalu mengalami
perjkara-perkara besar yang dilakukan oleh Tuhan dalam hidup kita. Kita dapat bernafas setiap hari saja merupakan
suatu perkara besar. Kita tidak usah membeli udara setiap hari, semua itu disediakan oelh Allah bagi semua orang.
Tetapi perkara besar yang dilakukan oleh Allah itu tidak terbatas dengan hal-hal yang bersifat jasmani, tetapi hal-hal
yang bersifat rohani.
Menurut konteks kitab Mazmur fasal 126:1-6, perkara besar yang dilakukan oleh Allah dinyatakanNya dalam
bentuk pemulihan. Pemulihan memiliki arti yang sangat dalam, lebih dari sekedar kesembuhan ilahi, karunia-karunia
roh, mujijat, pelayanan misi, dan berkat-berkat jasmani. Karena pemulihan ini dilakukan oleh Allah untuk suatu
penderitaan yang dalam bagi umat Israel. Jadi Allah adalah sumber dan agen pemulihan itu sendiri. Dalam nats ini
terdapat dua agen pemulihan:
Yang Pertama, Allah sebagai agen Pemulihan, dan
Yang Kedua, Umat Israel sebagai agen pemulihan itu sendiri.
Yang Pertama, Allah sebagai agen pemulihan. Disini pemulihan terjadi oleh karena inisiatif Allah.
Pada waktu itu, umat Israel sangat menderita karena dosa mereka di pembuangan. Mereka sudah kehiilangan
harapan dalam pembuangan. Mereka tidak berharap pulang lagi karena bangsa yang memperbudak mereka begitu
kuat. Bahkan pada saat Allah mengadakan pemulihan, mereka tidak percaya akan hal itu. Dalam Mazmur 126,
dikatakan bahwa pemulihan itu seperti mimpi, karena di tengah-tengah pemulihanpun ada penderitaan. Bangsa
Israel tidak mengakui bahwa itu perbuatan Allah yang besar, tapi oleh bangsa-bangsa yang lain lebih dahulu
mengakui.
Kata “pemulihan” salam bahasa Ibrani disebut “Sub”: Restore, atau pemulihan. Kata ini mempunyai dua arti:
Yang Pertama, Movement back to the point of depature, artinya: suatu gerakan yang kembali keposisi semula.
Pemulihan berarti Allah membawa mereka untuk kembali kepada keadaan mereka yang semula atau kepada
kasih yang mula-mula seperti ketika mereka keluar dari Mesir dan mengalami berkat-berkat dari Tuhan. Disini
umat Israel harus mengingat segala kebaikan dan kasih setiaNya di masa lalu. Umat Israel bernyanyi dan memuji
Allah sesuai dengan pertolonganNya di masa yang sudah-sudah.
Yang Kedua, Floodwaters return to the previous level. Artinya Pada waktu mereka dibuang, mereka mengalami
badai, dan pada waktu mereka dipulihkan, peristiwa ini bagaikan air sungai yang meluap dan melanda seluruh
daerah tapi kemudian air itu mulai surut dan kembali kepada level yang semula, namun demikian masih terasa
pasang dan surut. Masih ada ombak dan badai, tapi sudah wajar dan dapat dikendalikan.
Jadi setelah mereka kembali ke Yerusalem, mereka masih mengalami trauma. Namun setelah mereka mengerti
apa Tuhan perbuat, barulah sukacita itu ada. -Charles Kraft memberikan ilustrasi mengenai trauma apabila
perubahan terjad. Pada waktu Abraham Lincoln menjadi Presiden Amerika Serikat, ia mengadakan suatu
perubahan sosial dalam masyarakat Amerika pada waktu itu. Di tahun 1863, Abraham Lincoln mengadakan suatu
emansipasi untuk mengakhiri perbudakan. Pada waktu budak-budak itu dibebaskan oleh para tuannya orang
kulit putih, mereka mengalami kesulitan untuk beradaptasi di masyarakat. Mereka tidak dapat berperan dan
bekerja karena orang kulit putih tidak mau menganggap mereka sederajat. Sedangkan para budak yang baru
dibebaskan itu tidak mempunyai keahlian apapun untuk bekerja dan berkarya. Dalam kondisi ini baik para budak,
maupun orang kulit putih yang pernah memperbudak mereka mengalami suatu trauma yang berat. Dalam
kehidupan di masyarakat mereka selama beberapa waktu tidak dapat bergabung atau berkomunikasi. Disini
pemulihan yang terjadi menimbulkan trauma dalam kehidupan mereka.

Beberapa waktu yang lalu, terjadi sebuah malapetaka banjir di Mozambique. Pdt. Samuel Naftal berusaha
menyelamatkan jemaatnya dari banjir dan mengangkat jemaatnya keatas rumahnya. Selama dua hari ia bersama
16 orang lainnya naik kepohon untuk melindungi diri dan menunggu air itu surut. Ia melihat TV, Furniture
mereka dibawa pergi oleh air yang deras. Tapi setiap malam di atas pohon mereka digigit nyamuk sehingga
mereka tidak bisa tidur, tapi ia bersyukur kepada Tuhan karena nyamuk-nyamuk itu, kalau tidak, mereka akan
ketiduran dan kemudian jatuh dari pohon terbawa banjir yang deras. Jadi waktu Allah mengadakan pemulihan
dalam kehidupan seseorang, maka juga ada konsekwensi yang harus ditanggung. Disini transformasi atau

14
pemulihan juga mengakibatkan trauma, tapi dibalik trauma itu kemudian menjadi berkat bagi orang-orang yang
tidak mengenal Allah dan pujian dari mereka yang dipulihkan. Pemulihan ini adalah inisiatif dari Allah karena
kasih setiaNya. Allah yang bertindak dan manusia mengalami.
Yang Kedua, umat Israel sebagai agen pemulihan.
Inisiatif Allah seperti yang dijelaskan tadi tidaklah cukup, maka harus melibatkan inisiatif manusia. Mari kita
lihat bagian yang kedua, umat Allah sebagai agen pemulihan. Saudara saudara yang kekasih, setelah umat Israel
dipulihkan, yakni kembali dari pembuangan ke rumah mereka masing-masing di tanah Israel, maka mereka tidak
boleh berdiam diri. Mereka harus mempertahankan iman, berusaha dan berdoa. Tapi umat Israel lupa daratan.
Mereka memohon Allah untuk melakukan semua bentuk pemulihan. Umat Israel meminta agar gurun negev itu
diberi air. Tapi Allah mengajar mereka untuk mengerti, bahwa negev itu ada air kalau musim dingin datang. Jadi
ada masanya umat mengalami waktu senang, dan waktu susah. Umat Israel harus mengusahakan tanah yang
sudah ditinggal bertahun-tahun. Tanah ini sudah menjadi keras, panas, dan berbatu-batu. Mereka harus
mengusahakan sumber daya alam atau SDA, yakni menabur dengan mencucurkan air mata, dan
mengembangkan sumber daya manusia atau yang lazimnya disebut SDM yakni. berjalan maju dengan
menangis. Jadi mereka bukan hanya punya iman, tapi juga punya ilmu. Kita sering mendengar istilah Oraet
Labora yakni bekerja sambil berdoa. Bangsa Babel memang terkenal dengan perkembangan Sumber Daya
Manusianya seperti terlihat dari bangunan-bangunan dan peninggalan-peninggalan mereka. Pada waktu Daniel
dan teman-teman di Babel, oleh raja Babel, Daniel, Sadrach, Mesach, dan Abednego terlebih dahulu
dikembangkan dulu SDM mereka sebelum diberi tugas. Apalagi bangsa Romawi dikenal dengan SDM yang
maju, sehingga Allah mempersiapkan Yesus lahir di jaman Romawi.
Saudara harus menyadari bahwa Allah telah melakukan perkara besar bagi hingga pada hari ini. Ia
menyelamatkan jiwa kita dan memelihara hidup saudara dalam segala kondisi. Allah juga telah melakukan
perkara besar dalam hidup saudara secara pribadi, sebagai keluarga, sebagai mahasiswa. Allah telah berinisiatif
untuk itu. Tapi saudara tidak boleh hanya puas sampai disini, saudara harus mengerjakan keselamatan, pemulihan
itu, dan perkara besar itu dalam hidup saduara. Kalau saudara duduk diam, maka kemajuan akan menjadi
kemunduran. Saudara bukan hanya membangun iman, Sumber Daya Iman, atau SDI, tapi juga sumber daya
pelayanan, atau SDP, dan Sumber Daya Manusia, atau, SDM. Saudara harus mengembangkan diri saudara
dalam segala ppotensi yang saudara miliki. Saudara harus mampu membawa kontribusi sosial dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sedang mengalami krisis-krisis. Saudara dapat
membagikan iman kepada mereka melalui pemberitaan kasih Kristus, tapi itu tidaklah cukup, saudara harus
membawa berkat dan menjadi berkat bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan anda. Saduara-saudara
tidak boleh hanya memikirkan hal-hal yang rohani, tapi keseimbangan dengan hal-hal jasamani juga sangat
penting. Dan sebaliknya, kita tidak hanya memikirkan hal-hal yang rasiional, tapi juga yang rohani.
Jadi saudara dapat menarik kesimpulan disini bahwa apabila Allah memulihkan kehidupan iman saudara,
maka saudara juga harus mengerjakannya dalam kehidupan sehari-hari. Saudara harus menciptakan keseimbangan
antara hal-hal yang rohani dan potensi-potensi yang saudara miliki untuk dikembangkan dan menjadi berkat bagi
orang lain. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Kejadian 13:1-18
Karier dan Pelayanan (KERYGMA Juli 19)
Tujuan: Agar orang percaya dapat hidup berkarya dan juga melayani Tuhan sebagai suatu keseimbangan
dalam kehidupan mereka.
Saudara-saudara yang kekasih, beberapa tahun yang lalu ada seorang wartawan datang ke sebuah sekolah
umum di California. Pada hari itu ia datang untuk mewawancarai anak-anak sekolah mengenai cita-cita di masa
depan mereka. Setelah mewawancarai banyak anak remaja, ia datang kepada seorang anak remaja dan menanyakan
apa yang mau ia perbuat di masa yang akan datang kalau ia berhasil. Lalu anak remaja ini mengatakan:
Kalau saya sudah selesai kuliah, saya ingin bekerja dan mengumpulkan uang sedikit. Lalu saya ingin punya
sebuah mobil. Kalau saya ada uang lagi sedikit, saya mau memiliki sebuah rumah. Kalau saya punya uang sedikit
lagi, pada masa pensiun, saya ingin keliling dunia untuk berlibur di tempat-tempat yang indah, jawab anak ini dengan
singkat, lalu wartawan itu meninggalkannya.
Beberapa menit setelah wawancara itu, maka lonceng sekolah berbunyi dan setiap anak sekolah
meninggalkan tempat tersebut. Begitu anak remaja ini menginjakkan kakinya di ambang pintu keluar dari halaman

15
sekolah, tiba-tiba ada seorang yang berkulit hitam dengan mengendarai sebuah mobil, lalu mendekatinya dan
menembak anak remaja ini hingga tewas seketika. Semua impian anak remaja ini berakhir dan tinggal hanya impian.
Nampaknya anak ini hanya ingin menggunakan impiannya itu untuk diri sendiri dan bukan untuk melayani Tuhan.
Saudara saudara yang kekasih, sejak semula Allah menciptakan manusia dengan memberikan dua mandat
utama atau dua tanggungjawab utama yakni:
Yang pertama, mandat budaya atau tanggungjawab budaya. Dalam mandat ini, manusia diberi
tanggungjawab untuk melaksanakan kariernya, yakni mengusahakan bumi ini. Mandat ini diberikan setelah dan
sebelum manusia jatuh kedalam dosa (Kejadian
Yang kedua, adalah mandat penebusan, atau mandat misi, atau mandat pelayanan. Tanggungjawab misi
atau pelayanan ini diberikan setelah manusia jatuh kedalam dosa (Kejadian
Kedua tanggungjawab ini dimaksudkan agar manusia tidak hidup hanya untuk diri sendiri yaitu menjalankan
kariernya, tapi juga hidup untuk Tuhan, yakni membawa kasih Allah bagi orang berdosa. Kedua mandat atau
tanggungjawab ini bagaikan selembar mata uang yang mempunyai dua sisi gambar yang bersebelahan, tanpa gambar
yang satu maka uang ini tidak bernilai. Oleh sebab itu setiap pelanggaran terhadap mandat-mandat ini,
mengakibatkan tindakan penghukuman Allah. Pada peristiwa menara Babel umpamanya, mereka melanggar mandat
pelayanan, lalu Allah menghancurkan menara Babel.
Saudara-saudara yang kekasih, memasuki jaman Abraham, kedua mandat atau tanggungjawab ini makin jelas
dilanggar atau ditaati.
Dalam Kejadian 13:1-18, kita melihat dua tokoh yakni Abraham dan Lot, bagaimana mereka meresponi kedua
mandat atau dua tanggungjawab dari Tuhan (yaitu mandat misi dan mandat kebudayaan)

Yang pertama LOT, Lot melihat dunia hanya sebagai sasaran karier saja.
Lot adalah keponakan Abraham, anak dari Haran, adik Abraham. Pada waktu keluar dari Urkasdim, ia diajak oleh
Abraham, omnya. Lot begitu setia dengan Abraham dan taat pada perjanjian Allah. Apa yang dilakukan oleh
Abraham dalam ketaatannya kepada Tuhan, juga dilakukan oleh Lot. Ketaatan Abraham kepada Tuhan adalah
ketaatannya Lot juga. Ia melihat Abraham diberkati, ia makin dekat pada Abraham. Tapi lama kelamaan ia mulai
mengecap keberhasilan, Lot mulai lupa, ia malah bertengkar dengan Abraham. Dan sikapnya tidak sopan dengan
Omnya. Memang itulah sifat manusia, selalu lupa kacang akan kulitnya. Pertama-tama ia nebeng dengan Abraham
dan dengan Tuhan, waktu masa ia harus bekerja keras, ia membutuhkan Tuhan, tapi setelah sukses kariernya, ia lupa
dengan Tuhan. Bahkan setelah nebeng ia menyerempet. Akhirnya terjadi konflik, karena Lot pikirannya terus ke
materi, sedangkan Abraham berbeda, ia bukan hanya berpikir materi, tapi juga Abraham ingin menyenangkan hati
Tuhan. Konflik antara Lot dan Abraham tidak dapat diselesaikan, Lot tidak mau mengalah, dan Abraham menyuruh
Lot untuk berpisah karena Lot kaya berbeda dari dulu. Abraham memberikan kepada Lot kesempatan pertama untuk
memilih dimana kambing dombanya mau dibawa, dimana kariernya dapat dikerjakan. Lot melihat dunia di
sekelilingnya dengan hawa nafsu dan ketamakan, lalu memilih lembah sungai Yordan sebagai tempat yang baik,
subur, dan indah seperti taman Tuhan untuk melanjutkan kariernya. Ia bersikap tidak sopan terhadap Abraham dan
Tuhan yang sudah membuatnya kaya.
Saudara-saudara yang kekasih, dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa: Lot melihat dunianya hanya sebagai
sasaran karier dan kepentingan materi. Tuhan Allah adalah prioritas yang kedua, bahkan ketiga. Bagi Lot
“time is money”, time is carier”, waktu adalah uang dan bukan Tuhan. Matanya melihat dunia yang indah, tapi tidak
melihat kejahatan dan dosa merajalela. Lot buta secara rohani sehingga membawa dirinya kedalam kegelapan dunia.
Ia menutup matanya terhadap kasih Allah akan dunia ini. Memang seperti namanya, demikianlah tingkah laku Lot,
Lot artinya Shroud, atau covering, yakni kain kafan atau kain pembungkus orang mati menutupi matanya.
Kelihatannya Lot hidup dan sukses, padahal ia mati rohani dan terbungkus kain kafan. Ia menggunakan kesempatan
yang ada untuk memperkaya diri. Ia melihat dan mencermati dunia sekitarnya hanya sebagai sasaran karier dan
memperkaya diri sendiri. Makin Lot berhasil dengan kariernya, ia makin melupakan tanggungjawab akan perjanjian
Allah. Ia menjauhkan diri dari perjanjian Allah kepada Abraham. Ia melupakan sama sekali bahwa Allah
memberikan bukan hanya mandat karier, tapi juga mandat misi. Lot memberikan tempat makin hari, makin sempit
untuk misi Allah.
Saudara-saudaraku yang kekasih, apa yang terjadi, dunia yang indah mulai berubah, raja Sodom mulai berperang
dengan raja Kedalaomer dan akhirnya dikalahkan. Lot beserta segala kekayaan, budak dan keluarga ditawan. Semua
kekayaannya lenyap dan keluarganya dalam bahaya. Tapi, Abraham mendengarkan kejadian itu lalu datang
menolong dan membebaskan Lot beserta keluarganya. Ini adalah teguran pertama dari Allah kepada Lot, tidak
membuatnya bertobat, ia tetap melanjutkan kariernya di Sodom dan Gomora. Demi kariernya hidup Lot

16
berkompromi dengan dunia, istrinya makin berbuat dosa kepada Tuhan. Ketamakan diri begitu kuat, ia cinta harta,
cinta dunia, dan cinta diri sendiri. Kejahatan Sodom dan Gomora membuat Allah muak, akhirnya ia membinasakan
Sodom dan Gomora dengan belerang dari langit. Sejarah mencatat peristiwa ini, para ahli arkeologi menemukan
lapisan bumi di Sodom dan Gomora penuh dengan belerang sampai hari ini, dan tanah yang tidak dapat diusahakan.
Lot dan istrinya harus dipaksa keluar dari Sodom, tapi istrinya tidak mau mentaati Tuhan karena cinta materi, ia
menjadi tiang garam. Oleh sebab itu janganlah mencari calon teman hidup yang materialis serta mementingkan diri
sendiri. Disini Lot kehilangan segalanya, ia memulai kariernya lagi, tapi ia pindah dari Zoar dan tinggal dalam
sebuah gua beserta kedua anak perempuannya. Dalam Kejadian 19:30-38 mencatat bahwa kedua anak perempuannya
tidur dengan Lot untuk melanjutkan keturunan, mereka berusaha untuk kembali melaksanakan mandat memenuhi
bumi, tapi jalannya sudah menyimpang dari kehendak Tuhan dan terlambat, Lot menjadi tua dan meninggal, ia tidak
sempat menggunakan masa hidupnya dan kariernya untuk Tuhan. Dari kedua anak perempuan Lot ini lahir bangsa
Moab dan Amon, bangsa-bangsa yang begitu jahat. Generasi penerus Lot yang hidup dalam kegelapan.
APLIKASI KE JEMAAT : Hidup orang yang hanya mengandalkan karier dan mengejar karier akan
menjadi seperti keluarga Lot.
Saudara-saudara yang kekasih, ada banyak orang seperti keluarga Lot, ada banyak orang hidup seperti Lot yang
hanya menghabis-habiskan hidupnya untuk diri sendiri, untuk dunia dan untuk hawa nafsu. Mereka mengandalakan
kariernya untuk kepentingan kekayaan dan bukan untuk Tuhan.
Ilustrasi : Ada seorang Millioner Amerika bernama John G. Wendel, Ia adalah seorang yang hidup mementingkan
diri sendiri. Ia mengejar kariernya sejak masih muda. Ia seorang pandai dan cerdas untuk berbisnis. Ia meninggal
dunia di New York tahun 1915. Karena ia hidup hanya untuk diri sendiri, ia meninggalkan seluruh hartanya untuk 6
saudara perempuannya. Mereka tidak mau menikah. Mereka juga tidak mau berhubungan dengan siapapun. Di rumah
mereka tidak pernah punya telepon, listrik, dan mobil. Mereka hidup hanya untuk diri sendiri. Saudara perempuannya
meninggal satu persatu. Akhirnya tinggal yang terakhir meninggal 17 Desember 1992. Perempuan ini selama 25
tahun hanya mempunyai satu pakaian dan tidak ada yang lain.
Ia juga meninggalkan sebuah rumah yang besar dengan nilai 100 juta dollar yang kemudian dinikmati oleh orang
lain. Orang yang hidup hanya untuk karier, dan haarta duniawi akan mengalami nasib seperti Lot, dimana pada
akhirnya ia tidak dapat menikmatinya dan kehilangan segalanya.

Yang kedua ABRAHAM, Abraham melihat dunia sebagai sasaran mandat budaya (kerja) dan mandat misi
(pelayanan kepada Tuhan).
Kita melihat kehidupan Abraham. Ia sangat berbeda dengan Lot. Ia memulai kariernya dengan Allah, dan memiliki
perjanjian Allah. Ia dipanggil Allah dan diberikan perjanjian ini untuk menjadi bangsa yang besar. Inilah rencana
Allah untuk Abraham. Bangsa yang besar adalah keselamatan jiwa-jiwa dimasa yad. Setelah dipanggil, Abraham
keluar dari kehidupan keluarga orangtuanya yang berdosa. Ia memulai hidup baru dan karier yang baru bersama
Tuhan. Dalam memulai kariernya, ia harus mengusahakan sesuatu bagi hidupnya. Ia mengembara dengan kambing
dombanya. Kemanapun ia pergi, ia mendirikan mezbah bagi Tuhan, sebagai tanda ketaatannya. Sekali lagi saya
katakan, Abraham memang berbeda dengan Lot, ia melihat dunia sebagai sasaran kariernya dan sasaran dari
perjanjian Allah yakni sasaran kasih Allah. Ia hiudp bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk Tuhan dan
melayani Dia. Kemanapun Abraham pergi, ia membawa berkat-berkat sosial, ia memberi bantuan bagi sesamanya.
Abraham, melalui kariernya juga mengadakan penyelamatan bagi mereka yang tertawan. Lot adalah salah satu orang
yang dibebaskannya. Abraham berdoa bagi Sodom dan Gomora agar Tuhan jangan menghukum. Abraham melihat
dunia bukan hanya sekedar sasaran karier, tapi juga menggunakan kariernya untuk kepentingan pekerjaan Tuhan
untuk dunia ini. Jadi Abraham melihat dunia dari dua perspektif yang seimbang yakni karier dan misi. Ia
menggunakan apa yang ada padanya untuk Tuhan. Abraham memberikan tempat yang luas untuk misiNya, melalui
kariernya makin hari tempat itu makin luas. Tidaklah heran, nama Abraham, adalah “Father of Many ”, bapa bagi
banyak bangsa. Ia hidup untuk sesamanya, untuk kepentingan orang lain. Kariernya adalah untuk kepentingan
bangsa-bangsa. Kita memang harus hidup seperti bapa Abraham agar menjadi bapa bagi banyak bangsa. Bapa yang
memiliki kehidupan yang seimbang antara karier dan melayani Tuhan.
Apabila kita melihat keadaan dunia kita di jaman millenium yang ketiga ini, betapa banyaknya perubahan-perubahan
yang terjadi. Segala perubahan ini membawa pengaruh dalam masyarakat Kita lihat saja dalam II Timotius 3:1-5.
Dunia menjadi menjadi tempat yang sukar bagi manusia, hidup mereka berada dalam persaingan untuk meningkatkan
diri tapi melalui hal-hal yang jahat.. Nilai manusia ditentukan oleh potensi, bukan moral atau batin. Muncul juga
orang-orang durhaka yang tidak menghargai Allah dan sesama manusia. Orangtua juga tidak dihargai karena kasih
kepada anak-anak mungkin kurang, dan banyak anak-anak lari ke Narkoba. Sekularitas yang beorientasi kemajuan

17
begitu hebat. Millenium ketiga ini adalah jaman manusia hidup untuk diri sendiri, kasih menjadi dingin., Manusia
begitu individualistis dan hubungan sosial menjadi renggang. Kondisi ini membawa kita melihat dunia dalam
keadaan yang bedosa dan membutuhkan kasih dan pengampunannya. Saudara ditantang untuk meneladani kehidupan
Abraham, ia hidup untuk kepentingan orang banyak, dan bukan untuk kepentingan diri sendiri. Abraham
mengerjakan kariernya dan menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan. Disini karier dan pelayanan berjalan bersama-
sama. Kalau kehidupan Lot berbeda, ia hidup hanya untuk diri sendiri. Dalam I Kor .5:15 mengatakan bahwa:
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitan untuk mereka.
Jadi maukah anda hidup seperti Abraham yang melayani Tuhan melalui kariernya. Ketika ia berhasil, ia gunakan
semua keberhasilan itu untuk pelayananNya. Ia menjadi berkat bagi banyak orang sehingga menjadi bapa bagi
banyak bangsa. Apabila saudara ingin menjadi berkat, teladanilah Abraham, apabila saudara hidup seperti Lot,
ingatlah bahwa segala keberhasilan dan kejayaan akan berakhir. Teladanilah Abraham, yang hidup untuk Tuhan dan
hidup untuk sesamanya.

Matius 22:15-22
Integritas Anak Anak Tuhan (KERYGMA)
Tujuannya: Agar orang percaya belajar untuk hidup jujur di hadapan Allah dan manusia.
Saudara saudara pendengar yang dikasihi Tuhan, kalau kita melihat kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus,
Ia selalu menjadi sorotan dalam masyarakat. Memang kondisi ini sangat umum dimana orang percaya, tokoh-tokoh
agama, pejabat-pejabat tinggi negara, berbeda dengan masyarakat biasa. Mereka ini selalu menjadi perhatian
masyarakat umum dimana integritas hidup mereka selalu dipertanyakan, gerak-gerik mereka ditelusuri, apa yang
mereka buat menjadi bahan pembicaraan. Sehubungan dengan ini, dalam kehidupan Tuhan Yesus, Ia sering
menerima kritikan, pertanyaan, jebakan, pujian, dan bahkan hinaan, karena ia seorang tokoh yang berbeda
dibandingkan dengan tokoh-tokoh agama yang lain di jamanNya. Untuk itu mari kita lihat tanggapan orang-orang
Farisi kepada Yesus prihal integritasNya dan memetik pelajaran dari pengalaman Tuhan Yesus yaitu:
Yang Pertama, Yesus dikenal sebagai seorang guru yang jujur dalam kata perbuatannya. Informasi yang
diberikanNya selalu jelas dan tepat. Dalam hal perkataan, Ia tidak bercela. Kejujurannya dalam memberikan
informasi membuat Ia dikenal, dipercayai, dan diterima ajarannya oleh banyak orang, bahkan lebih dari orang-orang
Farisi. Kontras dengan Yesus, orang-orang farisi, selalu menggunakan ketidakjujuran supaya dipercaya, mendapatkan
ketenaran, kedudukan, dan kuasa. Cara ini memang lebih mudah dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh
Yesus yang membawaNya hingga ke atas kayu salib.
Isu-isu kejujuran memang sangat sensitif. Mulai dari yang muda sampai tua, kejujuran seringkali menjadi persoalan
dengan kasus-kasus yang berbeda. Hampir semua buku-buku yang menulis tentang kepemimpinan dan kehidupan
Kristen selalu menyinggung soal kejujuran.
Untuk kalangan muda misalnya, menurut Josh McDowell: tujuan dari ketidakjujuran yang dilakukan seseorang
adalah untuk mencapai sesuatu dengan mudah. Pada suatu hari, pernah diadakan riset untuk kalangan anak muda di
Amerika Serikat yakni dari 13 Denominasi Injili, dengan ribuan gereja dibawahnya. Mereka berhasil mengumpulkan
informasi dari 3700 pemuda yang sudah bergereja, aktif sekolah minggu, kegiatan pemuda, pendalaman Alkitab, dan
orangtua mereka yang mengasihi Tuhan. Hasil dari riset ini adalah:
66% biasa tidak jujur kepada orangtuanya, guru, dan orang dewasa lainnya. 59% tidak jujur dengan teman sendiri.
35% biasa tidak jujur dengan ujian. Menurut Josh McDowell, ketidakjujuran ini berhubungan dalam segala hal dan
dapat dipupuk hingga dewasa.

18
Di dunia promosi, iklan-iklan di televisi maupun surat-surat kabar, kejujuran itu merupakan hal yang sangat serius.
Tujuan dari promosi-promosi itu adalah untuk keuntungan-keuntungan materi tanpa memikirkan kualitas dari
produk-produk yang didagangkannya dan akibat yang negatif yang mungkin dialami oleh si pemakai produk tersebut.
Segala bentuk promosi selalu membuat banyak orang terpikat dan jatuh kedalam materialisme dan menerima promosi
itu sebagai prinsip hidup. Promosi-promosi yang tidak sebenarnya telah menjadikan kepalsuan menjadi kebenaran.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Karl Max: Apabila seseorang itu berdusta sebanyak 100 kali, maka dusta itu akan
menjadi kebenaran. Gaya hidup promosi dan ketidakjujuran akan mengelabuhi dan mengorbankan banyak orang.
Pada akhirnya orang akan jatuh kedalam dusta dan mempercayai dusta itu sebagai suatu kebenaran. Inilah filsafat
dusta dari Karl Max. Ia menjerumuskan orang banyak dengan politik dusta yang sangat menakutkan. Tapi filsafat
dusta tidak dapat bertahan untuk selamanya. Pada suatu kali dusta itu akan berakhir. Ada seorang pemuda yang
tinggal di tepi hutan. Ia seorang yang suka mempermainkan kebenaran. Suatu hari ia berteriak-teriak di tengah hutan
dan meminta pertolongan bahwa ada harimau yang mau menerkamnya. Lalu orang-orang sekampungnya datang
dengan membawa senjata untuk menolongnya. Rupa-rupanya ia hanya bergurau sehingga penduduk menjadi marah.
Pada hari yang berikutnya, pemuda ini memasuki hutan kembali, disana ia bertemu dengan seekor beruang yang
lapar dan hendak menerkamnya. Lalu ia berteriak-teriak meminta tolong kepada penduduk sekitarnya. Namun tidak
ada seorangpun yang muncul karena dianggap pemuda ini hanya bermain-main kata saja. Akhirnya pemuda ini
dicabik-cabik oleh beruang yang ganas, dan ia tewas tanpa ada yang menolongnya. Kepercayaan kepada dusta
akhirnya berakhir. Dan dusta tidak bisa dijadikan suatu landasan kebenaran.

Saudara- saudara yang kekasih, untuk Kalangan hamba Tuhan: menurut Jack Hayford: banyak hamba-hamba
Tuhan yang tidak jujur dalam memberikan informasi. Mereka cenderung menambah-nambah informasi yang dimiliki
mereka. Tujuannya supaya mereka disegani orang, untuk tujuan popularitas, kedudukan, dan bahkan untuk
kepentingan keuangan. Padahal menurut Jack Hayford kita tidak perlu menggunakan diplomasi seperti itu, karena
Allah dapat mengangkat dan memberkati seseorang dengan cara-cara yang benar. Daud saja yang tidak pernah
bersekolah dapat diangkat Tuhan menjadi seorang pemimpin besar tanpa melalui kelicikan dan penipuan. Kejujuran
Abimelek dalam mencari menantu untuk Abraham telah dijadikan berhasil oleh Allah dalam usahanya. Seringkali
orang-orang ingin mengangkat diri dan memberi informasi palsu dengan berbagai macam cara untuk tujuan-tujuan
yang tidak terpuji.
Saudara-saudara yang kekasih, di Indonesia, kita juga dapat menemukan usaha-usaha dari individu-individu untuk
mengangkat derajat hidup mereka. Sebagaimana kita tahu bahwa gelar merupakan sesuatu yang plus. Sehingga orang
sering mengelabuhi publik dengan gelar-gelar yang palsu. Orang-orang percaya ditantang untuk hidup sejujurnya
dalam mengiringi Tuhan. Saudara-saudara harus hidup taat kepada Tuhan dan hidup sebagaimana adanya supaya
Allah memberkati dengan benar. Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam I Korintus 15:10:
Tetapi karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang. Dan kasih karunia
yang dianugerahkanNya kepadaku tidak sia-sia. Tetapi sebaliknya aku telah bekerja lebih keras
daripada mereka semuanya; tetapi bukanlah aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai
aku.”
Apabila kita hidup dalam kasih karunia Tuhan maka kita dapat hidup sebagaimana adanya, kita tidak akan mengaku,
memberi informasi dan mengangkat-angkat diri kita sebagaimana kita tidak ada. Hidup dalam kasih karunia Allah
menjadikan seseorang hidup memuliakan Tuhan dan menghargai anugerah Allah dalam dirinya. Ia tidak akan
berusaha mencuri kemuliaan Tuhan dengan memakai topeng-topeng ketidak jujuran atau topeng-topeng kerohanian
yang sesungguhnya tidak ia miliki. Ia akan menjadi anak-anak Tuhan yang memiliki integritas yang benar dan
menyinari lingkungannya dengan terang Kristus yang dimilikinya. Ia tidak akan menggunakan alat lain untuk
menjadi terang dan berkat kecuali dengan terang kasih karunia Kristus yang ia telah alami bersama Kristus. Kasih
karunia Kristus menjadikan anak-anak Tuhan hidup berharga dan yakin akan jati dirinya. Kasih karunia membuat
seseorang dapat menerima keberadaannya yang telah dipercayakan oleh Kristus. Ia memiliki keyakinan akan dirinya
sebagai seorang yang ditebus dan berharga di hadapan Allah dan manusia. Oleh sebab itu ia tidak perlu menciptakan
sesuatu yang palsu dan semu. Jati diri Kristus dapat ia miliki melalui kasih karunia Allah. Orang percaya dituntut
untuk selalu hidup dalam Kristus dan meneladani perbuatan-perbuatan Kristus yang benar.

Yang Kedua, kejujuran Yesus dalam segala segi kehidupanNya mempengaruhi ajarannya, dan sikapnya terhadap
dosa. Yesus dikenal sebagai seorang pribadi yang tidak suka mencari muka, berkompromi dengan dosa. Tapi Ia
adalah seorang yang dikenal tegas dalam berpegang pada peraturan-peraturan dan perintah-perintah Allah. Kondisi
ini mengakibatkan Yesus tidak disukai oleh banyak ahli-ahli atau tokoh-tokoh agama. Ini merupakan suatu tantangan

19
bagi Yesus. Tapi Yesus tetap mempertahankan kekudusan dan kebenaran. Dalam hidupnya, Yesus bukannya seorang
pribadi yang dapat dirayu atau disuap oleh siapapun agar Ia melanggar kebenaran dan keadilan. Yesus juga tidak
mempan dengan jerat-jerat dari perkataan orang-orang Farisi yang berusaha menjerumuskan dia. Dengan berpegang
kepada Ajaran yang benar Yesus dapat memenangkan segala tipu daya dari orang-orang Farisi yang berusaha
menjerat diriNya.

Yang Ketiga, kejujuran Yesus juga nampak dalam bagaimana Ia menanggapi masalah keuangan. Ketika orang-orang
Farisi mencobai Yesus mengenai membayar pajak kepada kaisar, Yesus menjawabnya dengan satu prinsip dasar,
yakni apa yang menjadi milik manusia harus dikembalikan kepada manusia, dan apa yang menjadi milik Allah akan
menjadi miliki Allah dan tidak boleh diberikan kepada manusia. Apa yang menjadi milik manusia selama mereka
hidup di dunia ini adalah mengerjakan tanggungjawabnya kepada negara dalam pembayaran pajak. Sedangkan apa
yang menjadi milik Allah adalah kemuliaan dan kuasa dan kejujuran yang tidak boleh disalahgunakan oleh manusia.
Saudara-saudara yang kekasih, uang atau kekayaan juga telah membawa banyak orang untuk hidup tidak jujur.
Mereka terlah memperkaya diri dengan ketidakjujuran. Mereka beranggapan bahwa tanpa ketidakjujuran, mereka
tidak dapat menjadi kaya. Tapi uang membawa banyak orang masuk kedalam berbagai-bagai kesulitan dan
pergumulan, bahkan kematian. Uang dapat menjadi hamba yang baik, tapi tuan yang jahat. Kalau saudara dikuasai
oleh keinginan untuk materi, maka saudara akan menjadi hamba uang yang membawa kepada kebinasaan.
Jadi ketiga hal yang berhubungan dengan kejujuran ini haruslah menjadi pedoman bagi saudara-saudara untuk
mengasihi Tuhan dan sesama. Ketiga hal ini adalah bersatu dalam satu kata, yakni kejujuran. Saudara harus jujur
dalam kata dan perbuatan, jujur dalam memberikan informasi, dan kemudian saudara harus jujur dalam soal
keuangan. Tuhan Allah telah mempercayakan harta yang termulia, yakni kejujuran itu bagi saudara untuk diterapkan
dalam kehidupan saudara dalam mengiringi Tuhan. Dengan kejujuran ini saudara dapat melayani Tuhan dan sesama
manusia. Kejujuran akan membawa keuntungan bagi orang lain dan tidak merugikan. Kejujuran menjadikan
integritas saudara sebagai anak-anak Tuhan untuk menjadi terang di tengah-tengah masyarakat yang sedang
mengalami krisis kejujuran. Kejujuran membuktikan saudara sebagai anak-anak Tuhan yang kudus dan mempunyai
Allah sebagai Tuhan. Ketidakjujuran atau dusta menempatkan saudara sebagai anak-anak Iblis, karena iblis adalah
bapa segala dusta dan tipu muslihat. Marilah saudara, saya mengajak kita semua untuk hidup jujur seperti Tuhan
Yesus. Allah kita adalah Allah yang menentang tipu muslihat dan dusta. Hiduplah jujur dengan kata dan perbuatan
saudara, dengan informasi-informasi yang saudara berikan walaupun itu merugikan, dan hiduplah jujur dengan
keuangan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada saudara. Dengan kejujuran ini, maka kita akan dapat dihargai dan
diterima dimana saja.

Yohannes 2:13-25
Pengudusan Bait Allah (KERYGMA)
Tujuan: Agar orang percaya selalu menguduskan dirinya sebagai bait Allah, tempat dimana Roh Allah itu
berdiam.kita melihat dalam nats ini secara jelas bahwa Yesus datang ke Yerusalem untuk persiapan Paskah. Orang
Yahudi yang tinggal di luar Yerusalem berjalan berpuluh-puluh dan bahkan beratus kilometer untuk datang ke bait
Allah di Yerusalem untuk merayakan Paskah tiap tahun.
Paskah itu begitu penting dalam sejarah Israel karena memperingati pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir.
Tapi sebelum Yesus merayakan hari yang besar ini, Yesus datang ke Bait Allah mengadakan suatu penyucian atau
pengudusan karena Yesus melihat Bait Allah itu tidak berada dalam keadaan yang sebenarnya. Bait Allah itu sudah
begitu menyedihkan karena menjadi tempat orang berjual beli. Bait Allah yang dilihat oleh Yesus sebetulnya juga
melambangkan bait Allah dalam hati kita masing-masing dimana Roh Allah diam didalamnya. Dalam menguduskan
Bait Allah ini, ada beberapa hal yang dilakukan oleh Yesus:
Yang pertama, Pengudusan bait Allah dari Luar , dalam ayat 13-17.
Bait Allah di Yerusalem ini adalah bangunan yang didirikan Herodes pada masa pemerintahannya. Kondisi dari
Bait Allah ini memang agak berbeda dengan aslinya. Herodes membangun juga “Gate of Gentiles ”, atau pintu
gerbang untuk bangsa-bangsa lain. Disinilah orang-orang yang bukan Yahudi dapat berjual beli. Orang-orang
yang datang ke bait Allah seringkali datang dengan tujuan ganda yakni beribadah dan nencari nafkah.
Gambaran dari bait Allah menjadi sama dengan tempat dagang, dan gambar Allah dibuat begitu rusak. Kalau di
jaman Salomo setiap orang yang melakukan dagang di bait Allah akan dibinasakan oleh Allah. Itulah sebabnya
Yesus mengatakan bahwa “RumahKu telah menjadi sarang penyamun ”. Bait Allah ini telah bersinkretisme atau
bercampur dengan dunia yang membuat hati Yesus hangus dengan murka. Apa yang dilakukan oleh Yesus untuk

20
keadaan ini adalah Ia membuat cambuk dari tali, lalu mengusir semua orang berjual beli dan membersihkan
halaman bait Allah ini. Dan orang-orang yang berjual beli lari tunggang langgang keluar dari halaman bait Allah.

Yang Kedua, Pengudusan yang di dalam (18)


Waktu Yesus ingin melakukan pembersihan yang lebih lanjut Ia ditanya: Tanda apakah yang dapat Engkau
tunjukkan, bahwa Engkau berhak bertindak demikian
Saudara-saudara pendengar yang dikasihi Tuhan, rupa-rupanya Yesus dianggap tidak berhak untuk
mengadakan pembersihan tersebut, karena Bait Allah ini dibangun oleh raja Herodes. Mereka beranggapan
bahwa Herodeslah yang berhak atas bait Allah tersebut. Herodes adalah penguasa dunia kafir yang menjadi
pengendali atas semuanya, dan semua pemimpin bait Allah harus tunduk kepada peraturan Herodes, dan
dengan demikian Herodes menjadi imam untuk bait Allah. Kali ini Yesus mau mengadakan pengudusan yang
kedua yaitu pengudusan terhadap pemimpin-pemimpin atau pelayan-pelayan dalam bait Allah. Inilah
pengudusan yang dari dalam. Bagi Yesus tidak ada seorang manusiapun yang berhak atas rumah Tuhan
kecuali Allah sendiri dan apapun kontribusi dari Herodes dalam membangun, bait ALLAH itu tetap berada
dalam kekuasaan Tuhan. Pada jaman sekarang hal ini juga sering terjadi, gereja tempat beribadah menjadi
milik dari orang-orang yang merasa berjasa seperti Herodes, sehingga Bait Allah kehilangan kemuliaanNya.
Saudara-saudara yang kekasih, kita mungkin perlu mengenal sedikit tetang kehidupan Herodes, apa
yang dikerjakannya dan siapa dia begitu dihormati sebagai founder atau penemu. Pada waktu Yesus
mengadakan pengudusan ini Herodes sudah mati.
Herodes, orang Idumean, generasi ketiga proselit, mendukung agama Yahudi.
IA adalah seorang yang cerdas, strategic, artistik, dan arsitektur kelas kakap, menurut tulisan Peter
Rchardson, is seorang yang hobi membangun. Arsitek Eropa, Brazil, New York, Jepang pun tidak dapat
tandingi Herodes.
Ada 83 bangunan megah yang berhasil dibangun di Yerusalem, Samaria, Kaisarea, Tirus dan Sidon, Siro
Fenesia, Asia Minor, dan Gerika, belum termasuk kota-kota yang dibangunnya jadi metropolitan di jaman
Romawi.
Di bidang agama: Ia bangun Kuil Baal, Kuil Dewi Apollo, tugu-tugu peringatan untuk mengenang
Abraham, Isak dan Yakub.
Ia bangun tempat persekutuan Basilika Romawi di setiap kota, jalan-jalan dengan tiang-tiang bergaya Yunani
yang artistik, shopping center, gedung pertunjukkan, sarana olahraga seperti amphitheater, Hyppodome
(gelanggang pacuan kuda), dan gedung2 kesenian, tempat2 peristirahatan, hotel2 megah yang disertai taman
dan kolam-kolam renang yang indah, sistim pengairan yang canggih, pabrik-pabrik anggur untuk pesta,
museum peringatan, gedung pemerintahan di setiap kota, tempat-tempat perlindungan, pasar dan supermarket
moderen, pelabuhan laut, serta perlengkapan prajurit yang hebat, belum lagi kota-kota yang khusus dibangun
seperti kota di Athena sebagai hadiah bagi kaisar Agustus, dan juga patung-patung artistik untuk
persembahan-persembahan kepada dewa dewinya.
Ia juga membangun benteng2, kota moderen Kaisarea, istananya yang megah di Yerikho dengan taman yang
berhektar-hektar, menara tinggi 20 meter dimana Yesus diadili.
Ia mengadakan ekspansi ekonomi ke dunia Internasional reputasinya mendapat penghargaan. Ia berhasil
mengadakan perlombaan internasional yang disebut Olympic Game.
Dia juga seorang budayaan ulung yang membangun budaya Romawi dan gedung-gedung budaya di
setiap kota. Ia mampu berkomunikasi ditengah-tengah budaya majemuk.
Ia adalah ahli politik, agama, dan ahli sosial masyarakat sehingga Ia mampu mengambill hati orang
Yahudi dan rakyatnya untuk mendukung dirinya kendatipun ia sangat kejam.
Ia juga adalah seorang pendidik yang luar biasa, ia membangun sekolah-sekolah, pusat-pusat pendidikan
untuk mengangkat SDM-SDM masyarakat Romawi pada waktu itu.
Ia juga membangun bait Allah yang megah dengan gaya Romawi untuk mengambil hati , menandingi
raja Salomo. Bait Allah bangunan yang paling sulit dibangun. Orang jahat juga bisa bangun bait Allah.
Ia adalah seorang politikus yang sangat Fasik, Ia membangun Dynasti keluarga, supaya kerajaan ini tidak
jatuh diluar tangan keluarganya, memainkan politik yang sangat kotor dan penuh tipu muslihat. Ia biasa
dengan cakap besar, dusta dan kejahatan tidak pernah absent dari bibirnya. Sifat omong besar dan dusta ini
turun temurun hingga Herodes Agripa II yang dalam KPR 12:20-23, kita baca bahwa malaikat menampar
bibirnya hingga mati dimakan cacing2. Karena kepentingan politik dinasti ia menikahi saudaranya sendiri, ia
membunuh Marianne I dicekik di kolam renang dan putranya, dan Yohannes Pembapbtis.

21
Ia mempunyai moral yang rusak dan kejam, membunuh bayi-bayi di Yerusalem termasuk anak dari
gundik2nya.
Hidup Herodes yang penuh kejayaan dan kejahatan. Hubungannya dengan masyarakat juga begitu akrab
karena ia ahli politik, sosial, budaya dan agama, tapi semua itu dilakukannya untuk kejahatan dan
kepentingan dinasti keluarganya. Kematian Herodes juga begitu mengerikan:
Kematian Herodes terjadi pada tanggal 1 April 04 , pada waktu itu Yesus masih kecil. Ia mati di istana
musim dinginnya di Yerikho. Herodes menderita berbagai penyakit komplikasi yakni penyakit Syphillis yang
mengakibatkan rusak alat vitalnya karena Poligami. Demam yang tinggi, gatal-gatal pada tubuh, sakit berat
pada bagian usus besar, kakinya membengkak, bagian usus yang hangus karena panas infeksinya yang tinggi.
Ia juga terkena penyakit paru-paru, dan emosi yang tidak menentu, kadang-kadang ia marah-marah, kadang-
kadang ia tertawa terbahak-bahak, ataupun menangis tersedu-sedu, dan kadang-kadang ia diam seribu
bahasa. Dokter yang terhebat di Roma tidak sanggup mengobatinya lagi. Herodes mendapat tekanan sosial
dari masyarakat, tekanan politik dari keluarga, tekanan jiwa karena membunuh istrinya, putranya, dan bayi2
yang tidak berdosa.
Ia mati dalam dosanya, ia mati karena ketamakan, ambisi, dan hawa nafsu keserakahannya. Kematian
Herodes diupacarakan besar, penghormatan terakhir, anak-anak dan sedadu2 berjalan kaki mengangkat
jenazah sejauh 25 mil menuju kuburannya di padang gurun Yudea. Pada pintu masuk kuburnya dibangun
tugu peringatan untuk Raja Daud. Tapi sampai hari ini kubur Herodes tidak diketemukan.
Betapa tragisnya hidup Herodes yang membuat Gambar Allah di Bait Allah hancur luluh. Herodes juga
adalah lambang manusia berdosa dalam memasuki millenium pertama. Yesus berkorban di salib untuk
memulihkan gambar Allah yan g hancur berkeping-keping. Di Italia ada sebuah Gereja Basilika Santo
Fransiskus yang sangat terkenal, Di gereja ini tersimpan tulang2 dari Fransiskus dari Asisi. Pada tanggal 26
September 1997 Italia diguncang gempa yang begitu hebat, dan ada seorang ahli restorasi bangunan gedung
ini tiba-tiba dijatuhi pecahan kaca dari relik-relik gambar di kubah, ia nyaris terkubur. Kehancuran gereja ini
mengakibatkan kebanggaan orang Italiapun berakhir. Harapan menyerap 12 juta turis di tahun 2000pun
lenyap. Kemudian ada ratusan sukarelawan bekerja untu restorasi relik-relik itu dan berhasil mengumpulkan
3000 nampan serpihan kaca yang berisi kira-kira 100 ribu pecahan kaca dari gambar yang rusak. Umur dari
kaca-kaca lebih dari 700 tahun. Dengan kerja keras mereka berhasil mempertemukan kaca-kaca sesuai
dengan gambar dalam relik kaca tadi.
Saudara-saudara yang kekasih, kematian Yesus Kristus di kayu salib adalah usaha untuk mengembalikan
serpihan-serpihan gambar Allah yang sudah hancur berkeping-keping dalam kehidupan manusia maupun
dalam gerejanya. Seperti yang dilakukan oleh sukarelawan-sukarelawan tadi, demikianlah Yesus berusaha
menguduskan bait Allah yang sudah kehilangan gambar Allah.
Yang Ketiga, Setelah Yesus menyatakan pengudusan ini, maka mujijat-mujijat terjadi di Yerusalem dan
banyak orang percaya kepada Allah, ayat 23.
Kita lihat disini bahwa pengudusan membawa berkat bagi banyak orang yang datang ke Bait Allah. Mujijat-
mujijat terjadi di Bait Allah, orang-orang sakit disembuhkannya. Memang pengudusan rumah Tuhan ini
adalah syarat utama sebelum berkat-berkat itu dicurahkan.
Yang Keempat, Pembersihan merupakan awal dari pengiringan kepada Allah yang hidup dan benar, ayat 24-
25.
Dalam ayat-ayat ini kita melihat bahwa Yesus tidak mempercayakan diriNya pada mereka walaupun mereka
telah menjadi percaya. Yesus tahu bahwa perjalanan rohani mereka masih terlalu panjang. Mereka akan
menghadapi banyak tantangan dan pencobaan. Banyak dari mereka akan menyangkal dan bahkan
menyalibkan Dia. Oleh sebab itu Yesus tidak mempercayakan diriNya kepada mereka. Yesus ingin mereka
membuktikan pengiringan mereka kepadaNya.
Saudara-saudara yang kekasih, dari keempat hal mengenai usaha pengudusan ini dapat mengambil
kesimpulan bahwa:
Saudara-saudara adalah bait dari Roh Allah yang kudus. Kekudusan itu selalu harus saudara jaga dan
pelihara. Apabila saudara jatuh kedalam dosa, maka saudara harus bertobat dan kembali ke jalanNya. Pengudusan itu
juga penting bagi saudara-saudara yang sduah melayani di rumah Tuhan. Tanpa kekudusan ini maka tidak ada berkat
bagi orang yang saudara layani. Apabila saudara menguduskan diri, maka Tuhan akan berbuat perkara besar.
Kehidupan kekristenan juga bukan hanya puas dengan apa yang saudara miliki, itu hanya merupakan suatu
permulaan, saudara harus tetap berjuang dan mencapai garis akhir dalam pengiringan kepada Yesus. Tuhan Yesus
Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

22
Mazmur 121:1-8
Pertolongan Dari Tuhan

Tujuan: Agar pendengar percaya bahwa Tuhan itulah penolong satu-satunya dalam kehidupan mereka.
Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “PERTOLONGAN DARI TUHAN ”. Selamat
menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Dalam nats Mazmur 121:1-8, kita diperlihatkan adanya pergumulan pemazmur dalam kehidupannya.
Pergumulan ini membuat pemazmur berusaha dan bekerja keras dalam untuk mendapatkan pertolongan. Namun ia
tidak mendapatkan pertolongan dari manapun. Rupa-rupanya masalah yang dihadapinya terlalu besar untuk dapat
ditolong. Pemazmur merasa frustrasi sehingga ia mengeluarkan kata-kata ini: Aku melayangkan mataku ke gunung-
gunung, dari manakah akan datang pertolonganku ?
Pengalaman dari pemazmur ini tidak asing lagi bagi kita. Didalam kehidupan kita sebagai orang percaya, kita juga
sering menghadapinya, bahkan mungkin lebih buruk dari ini. Kita sering kehilangan iman, doa dan pengharapan. Kita
mulai lari kepada hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Allah. Kita mulai menyalahkan Tuhan memperlakukan kita
tidak adil, kita juga menganggap bahwa Tuhan itu tidak mendengar doa permohonan kita. Dan pada akhirnya kita
menyerah dengan keadaan atau dengan nasib.
Tetapi ketika kita menyerah, maka Tuhanpun campur tangan. Ilustrasi : Alkisah, ada seorang ibu dengan seorang
anak laki-laki sedang berjalan-jalan di tepi sebuah sungai. Namun terjadilah kecelakaan, pada waktu anak lelaki ini
sedang bermain-main di pinggir sungai ia terjatuh kedalamnya. Sungai ini begitu dalam dan anak ini tidak dapat
berenang. Maka berteriak-teriaklah ibu ini mencari pertolongan. Ada banyak orang di sekitarnya dan bahkan ada
penjaga taman tepi sungai itu hanya menonton perjuangan anak lelaki ini dalam sungai tersebut. Ibu ini memohon-
mohon agar penjaga taman itu untuk segera menolong tetapi tidak ada jawaban dan mereka hanya menonton saja.
Bebrapa menit kemudian tiba-tiba penolong mulai terjun ke sungai dan berenang mendekati anak lelaki tadi yang
sudah lelah dan mulai tenggelam. Dengan cepat penolong itu berebang mendekati anak lelaki ini dan membawanya
ke tepi sungai, dan ia berhasil diselamatkan. Ibu ini heran dan bertanya, mengapa bapak tidak segera masuk kedalam
sungai tersebut untuk menolong, tapi malah menunggu beberapa waktu, bukankah itu berbahaya untuk anak saya ?
Namun penolong ini mengatakan kalau kami segera turun menolong anak ibu, maka kami akan mengalami bahaya,
sebab dalam keadaan panik, anak ibu akan menarik kami ke dasar sungai dan kami akan mati bersama. Tapi ketika
anak ibu sudah lelah dan tidak sanggup lagi menyelamatkan diri, maka kami datang menolong dan anak ibu hanya
menyerah saja dan tidak lagi membahayakan.
Saudara pendengar yang kekasih, ketika kita dan pemazmur berjuang dengan masalah-masalah kita, kita
merasa kita mampu. Tuhan mengijinkan hal itu terjadi hingga kita menyerah dan menyerah, barulah Tuhan datang
menolong kita. Sebab itu kita perlu menyerahkan segala masalah dan pergumulan kita kepadaNya sebab Ia akan
bertindak.
Ketika pemazmur menyerah, Tuhan mulai menguatkan pemazmur, Tuhan mulai menolong dan akhirnya
pemazmur mengakui bahwa “Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi ”. Inilah pengakuan
dari pemazmur yang telah mengalami pertolongan Tuhan. Ia mulai sadar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan
dirinya. Dari ayat 3 hingga ayat 8, kita dapat menemukan rahasia dari pertolongan Tuhan:
Yang pertama, Tuhan menolong di masa yang lalu.
Pemazmur mengakui bahwa dalam kehidupannya ia selalu lupa akan pertolongan di masa lalu. Pemazmur
mengakui bahwa Allah itu adalah Allah Israel. Istilah Allah Israel berhubungan dengan sejarah masa lalu. Ini
berbicara soal pertolongan dan kehadiran Allah di masa lalu. Allah telah terbukti kesetiaan dan kebaikanNya kepada
umat Israel di masa lalu. Ia membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir. Ia menuntun umat melalui padang
gurun yang panas, dan hingga masuk ke tanah perjanjian. Di tanah perjanjian Allah tetap menyertai dan memberkati
dengan memberikan kemenangan-kemenangan kepada bangsa Israel. Tuhan itu tidak pernah tertidur, ia selalu
menolong umat Israel. Namun kesetiaan ini juga diikuti oleh disiplin dari Tuhan apabila umat Israel mulai lupa akan
Tuhan. Inilah yang direnungkan oleh pemazmur ketika ia datang kepada Tuhan. Tuhan dimasa lalu adalah Tuhan
yang setia.
Yang kedua, Tuhan menolong di masa kini.
Pemazmur juga merenungkan kalau Tuhan itu adalah Tuhan di masa lalu, maka Ia juga adalah Tuhan di masa
kini. Pemazmur katakan: Tuhanlah penjagamu, Tuhanlah naunganmu, di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak

23
menyakiti engkau pada waktu siang atau bulan pada waktu malam. Pemazmur setelah merenungkan pertolonganNya
di masa lalu, ia dikuatkan dan diyakini bahwa Tuhan itu juga menolong di masa kini. Ia Allah yang tidak pernah
berubah. Mulai dari janjiNya, kemudian kepada kasihNya dan bahkan kuasaNya tidak pernah berubah. Pertolongan
Tuhan begitu nyata, hingga Ia menjadi pelindung kita pada siang dan malam. Seringkali kita tidak mnyadari, bahwa
ada banyak pertolongan Tuhan yang sedang dilakukanNya baik yang kecil hingga yang besar. Hanya kelem,ahan
pemazmur adalah ia ingin melihat mujijat-mujijat yang besar-besar. Namun setelah ia sadar, ia mulai mengucap
syukur kepada Allah.
Yang ketiga, pertolongan Tuhan di masa yang akan datang.
Pemazmur juga mulai yakin, apabila Tuhan itu penolong dalam sejarah dan juga di masa kini, maka Tuhan itupun
adalah penolong di masa yang akan datang. Tuhan itu adalah Allah untuk masa depan. Ia adalah Allah yang setia.
Pemazmur mengatakan: “Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan, Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan
akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya ”.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih. Tuhan Allah adalah Allah yang mahatahu, Ia tahu akan persoalan-
persoalan yang akan dihadapi juga di kemudian hari. Persoalan itu tidak akan selesai hingga kita ada bersama-sama
Dia dalam kerajaanNya, barulah semuanya berakhir. Sebab itu pertolongan di masa yang akan datang bagi
pemazmur begitu penting. Pemazmur akan mengahdapi berbagai cobaan dan rintangan. Pemazmur juga ingin agar
kehidupannya menjadi berhasil. Ia percaya kepada Tuhan yang menjaga selalu langkah-langkahnya, baik ia keluar
rumah, maupun kembali kepada keluarganya.
Jadi ketiga pertolongan Tuhan yang berhubungan dengan waktu kemarin, sekarang dan yang akan datang,
adalah suatu pertolongan Tuhan yang begitu nyata. Kita harus melihat kasih Tuhan di masa lalu dalam kehidupan kita
sebagai bukti bahwa Ia tidak pernah meninggalkan kita. Mari kita ingat akan pertolonganNya di masa lalu ini supaya
kita dikuatkan dan diteguhkan. Kita tidak boleh berputus asa. Kemudian berdasarkan pertolonganNya di masa lalu,
kita harus juga percaya bahwa di masa kini Dia tetap berada bersama kita. Ketika Yesus naik ke surga Ia menjanjikan
seorang penolong yang lain yaitu Roh Kudus untuk menyertai kita dan menolong kita dalam segala sesuatu. Ia juga
berjanji untuk menyertai kita hingga pada kesudahan alam. Kita juga harus percaya dan menggantungkan hidup masa
depan kita dalam tangan Yesus, karena Dia Allah yang mahatahu tentang masa depan yang baik. Ia akan terus
melaksanakan rencanaNya dalam hidup kita hingga pda akhirnya. Paulus pernah berkata dalam Filipi 1: 6 berbunyi:
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik diantara kamu, akan
meneruskannya sampai pada akhir pada hari Kristus Yesus.

Kita tahu akan Allah yang setia, rencanaNya tidak akan gagal kalau kita tetap setia kepadaNya. Ialah Bapa kita yang
senantiasa membuka tanganNya untuk menolong kita sesuai dengan kehendakNya. Jadi ingatlah ini, di tengah-tengah
kondisi di Indonesia yang begitu sulit ini, krisis ekonomi, krisis sosial, krisis budaya, krisis politik, dan krisis iman,
kita harus tetap percaya dan bergantung penuh kepadaNya. Dialah sumber kehidupan kita satu-satunya. Tuhan sudah
menolong kita di masa lalu, Tuhan masih tetap setia menolong kita di masa kini, dan Dia tidak akan menjadi bosan
untuk menolong kita untuk masa yang akan datang. Serahkanlah hidupmu dan segala persoalanmu kepadaNya

Matius 7:24-27; Kejadian 2:10-14


Membangun Dasar Iman Yang Kokoh

Tujuannya: Agar orang percaya membangun dasar iman yang kokoh dengan melakukan firman Tuhan.
Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “MEMBANGUN DASAR IMAN YANG
KOKOH”. Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Pada saat ini saya ingin mengajak pendengar sekalian untuk mengambil waktu berjalan-jalan melihat taman
Eden. Menurut banyak ahli theologia taman Eden itu sudah tidak ada lagi di bumi karena setelah manusia jatuh
kedalam dosa, Tuhan mengutus malaikatNya menjaga taman Eden itu sehingga tidak ada manusia yang dapat
menemukan atau memasukinya lagi. Manusia pertama yakni Adam dan Hawa telah diusir keluar dari taman itu
karena ketidaktaatan mereka. Kejadian pasal 3:23-24 menjelaskan hal ini. Manusia tidak akan dapat menemukannya
lagi. Namun kalau kita melihat di Kejadian 2:10-14, kita dapat sedikit membayangkan kira0kira dimana lokasinya
sebelum manusia jatuh kedalam dosa. Memang para ahli arkeologipun tidak menemukannya. Menurut Kitab
Kejadian 2:10-14, taman Eden itu terletak di sekitar empat alur sungai yang membasahi taman itu yakni:

24
Yang pertama, sungai Pison, yang disebut tanah Hawila, tempat dimana orang menemukan emas dan rempah-
rempah di daerah Timur Tengah, dan istilah ini adalah istilah berhubungan dengan istilah dari bahasa Arab. Tetapi
lokasi ini sulit dibuktikan, dan di tanah Hawila tidak terdapat sungai, walaupun peninggalan-peninggalan ditemukan
di tanah Arab banyak berupa benda-benda yang terbuat dari emas dan juga makanan orang Timur Tengah
kebanyakan bercampur rempah-rempah.
Yang kedua, sungai Gihon, yakni mengalir di seluruh tanah Kusy. Tanah Kusy sebetulnya ada di Afrika, yakni di
daerah Ethiopia. Banyak ahli percaya bahwa sungai Gihon itu adalah sungai Nil yang mengalir dari tanah Kusy.
Tetapi jarak tanah Kusy atau sungai Nil ini begitu jauh dengan dua sungai lainnya. Jadi bagaimana letak taman Eden
itu bisa di lokalisir. Sungai yang kedua ini tidak ditemukan.
Yang ketiga, sungai Tigris, yang mengalir di sebelah Timur Asyur. Nah, sungai yang satu ini dapat dilokalisir. Pada
peta saudara dapat melihat sungai ini yang mendapat air dari Timur yakni dari pegunungan Ararat di dekat Niniweh.
Yang keempat, sungai Eufrat, yang nampak pada peta dimana Babel itu ada. Jadi kedua sungai yang terakhir yang
berhasil ditemukan. Tapi kondisi dari masyarakat disini begitu jahat dan memberontak kepada Tuhan. Kalau
seandainya kita ingin melokalisir dimana Taman Eden ini berada, setidak-tidaknya ada di sekitar kedua sungai ini.
Namun kondisinya sangat berbeda dengan kondisi dari taman Eden dimana dahulu Tuhan hadir disitu, dan tidak ada
kejahatan seperti pada jaman setelah taman eden diambil dari bumi. Memang ketidak hadiran Allah di daerah tersebut
mengakibatkan dosa dan malapetaka merajalela.
Saudara pendengar yang kekasih, di tengah-tengah kedua sungai Tigris dan Eufrat, terdapat daerah yang disebut
Mesopotamia. Daerah ini adalah daerah yang sangat subur karena diapit oleh kedua sungai. Pada jaman dahulu tanah
ini diperebutkan oleh masyarakat karenaa sangat baik untuk bercocok tanam. Tetapi seringkali terjadi malapetaka,
karena kedua sungai yang mengapitnya itu acapkali membawa banjir yang besar dengan lumpur dan menutupi daerah
itu. Pada tahun 1978, kota Babel, yang sekarang adalah Iraq mengalami malapetaka banjir dari kedua sungai ini
sehingga menelan banyak korban jiwa serta bangunan-bangunan yang runtuh terbawa air. Kehidupan masyarakat di
Mesopotamia ini adalah hidup dari lumpur. Mereka bercocok tanam dengan mudah dan mendapatkan hasil yang
besar. Mereka membangun rumah juga dengan dasar dari lumpur dan dari batu bata dari tanah liat. Setiap kali ada
banjir melanda, maka rumah-rumah tersebut runtuh beserta seluruh kota yang dibangun, tapi mereka membangun lagi
diatas reruntuhan-reruntuhan tersebut. Tidaklah heran apabila terjadi penyelidikan dari ahli arkeologi, maka mereka
menemukan kota dibawah tanah itu bertingkat-tingkat. Orang-orang Mesopotamia juga harus selalu membuat
tembok-tembok perlindungan dari bahan lumpur. Tapi dasar rumah dan tembok perlindungan yang terbuat dari
lumpur tidak dapat bertahan lama, kalau ada hujan dan banjir deras datang, maka semua yang dibangun itu sia-sia.
Dalam kehidupan umat Israel di Mesir juga demikian, mereka dipaksa untuk membuat batu-batu bata dari lumpur dan
jerami untuk dipakai sebagai tembok, karena pada waktu musim dingin sungai Nil sering meluap dan membawa
banjir yang dahsyat. Jadi tenaga orang Israel sangat dibutuhkan oleh Fir ’aun, dan tidaklah heran orang Israel tidak
diijinkan keluar dari Mesir kecuali dengan hukuman yang berat dari Allah. Orang Mesir sangat membutuhkan orang
Israel bekerja membuat batu bata dari tanah liat. Mmebiarkan umat Israel bebas adalah suatu tindakan yang bodoh
bagi Fir’aun, karena orang-orang Israel pada umumnya kuat bekerja di tengah-tengah panas terik. Di pembuangan
Asyur umat Israel juga mengerjakan hal yang sama. Semua perabotan terbuat dari tanah liat termasuk mendirikan
rumah. Nabi Yeremia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke rumah tukang periuk yang sedang bekerja dengan tanah
liatnya. Di rumah tukang periuk ini orang Israel bekerja membuat segala perabotan-perabotan dari tanah liat.
Membuat perabotan dari tanah liat memang lebh mudah dibandingkan membuatnya dari batu. Jadi kehidupan orang-
orang di sekitar sungai Eufrat dan Tigris itu adalah kehidupan yang mudah, namun mudah juga mengalami
kehancuran.
Saudara-saudara yang kekasih, jadi kita dapat menyimpulkan bahwa kehidupan yang didasarkan dengan lumpur ini
tidak dapat bertahan lama. Tidaklah heran kalau Yesus mengatakan kepada murid-muridNya dan kepada kita masing-
masing bahwa kita harus mendirikan rumah rohani kita atau rumah iman diatas dasa batu-batu. Memang membangun
rumah diatas lumpur atau tanah liat lebih mudah dibandingkan membangun rumah diatas batu dan bahkan lebih sulit.
Tapi membangun rumah diatas batu itu lebih kuat dan dapat bertahan apabila ada hujan dan badai melanda rumah
tersebut. Yesus Nasehat Tuhan Yesus adalah nasehat yang begitu bijaksana, dan orang yang melakukannya adalah
dikategorikan sebagai orang yang bijaksana.
Saudara pendengar yang dikasihi Tuhan, ada banyak orang Kristen membangun rumah iman mereka dengan cara
yang mudah, mereka tidak mau taat kepada Tuhan dan melakukan perintah Allah. Mereka mau datang beribadah
kepada Tuhan, menyanyi dan menyembah Tuhan dan memberi persembahan, namun mereka tidak mau melakukan
perintah-perintah Tuhan. Sehingga apabila pencobaan dan badai hidup itu melanda rumah iman mereka, maka iman
mereka hancur berantakan, dan banyak dari mereka menyangkal Yesus dan kecewa. Jadi hidup mereka hanya

25
didasarkan dengan ibadah secara fisik, tapi hati mereka jauh dari pada Allah. Oleh sebab itu Tuhan Yesus mengajar
murid-murid dan kita sekalian untuk tidak hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah. Mereka kelihatannya baik
di luar, tapi dalam hati dan jiwa mereka berbeda. Mereka ingin hidup sesuai dengan pertimbangan hati mereka dan
bukan ingin mentaati perintah-perintahNya. Dengan demikian segala usaha mereka selalu mengalami musibah
secara rohani ketika krisis-krisis itu datang dan melanda mereka. Berkali-kali dari tahun ke tahun mereka
membangun rumah iman mereka, tapi berakhir dengan kehancuran. Kondisi seperti ini membuat orang percaya tidak
dapat setia kepada Allah sampai akhir hidup mereka.
Saudara pendengar yang dikasihi Tuhan, Tuhan Yesus mengajak kita melakukan dua hal supaya kita dapat
membangun rumah iman kita dengan teguh, yakni:
Yang pertama, kita diminta untuk mendengar firman Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari. Firman Tuhan adalah
kekuatan kita dan penuntun kita dalam berkarya. Tanpa perintah Tuhan, maka hidup kita tidak akan dituntun dengan
baik. Kita tidak dapat membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik. Mendengar perintah-
perintah Tuhan menurut pemazmur adalah suatu tindakan yang bijaksana. Hal ini menjauhkan kita dari berbuat dosa,
Firman Allah menguduskan kita sehingga hidup kita sehari-hari akan diberkati dan menjadi berkat. Marilah kita
menggunakan waktu setiap hari secara disiplin untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan sebelum
melaksanakan sesuatu.
Yang kedua, Yesus juga mengajarkan kepada kita semua agar kita bukan hanya mendengar dan membaca firman
Tuhan, tetapi kita juga melaksanakannya. Tanpa ini maka seperti yang dikatakan oleh Yakobus, bahwa kita hanya
mengamat-amati wajah kita di cermin, kemudian kita pergi dan melupakan wajah kita itu. Melakukan perintah Allah
membuat kita hiudp kuat dan kokoh. Kita mendapat tuntunan, tapi kita mentaati tuntunan itu. Apa gunanya kalau
kita hanya mendengar nasehat tapi tidak melaksanakannya dalam kehidupan kita. Kita bagaikan orang Kristen yang
hanya di bibir, tapi hati kita tidak Kristen. Yesus mengatakan inilah satu-satunya jalan bagi kita bagaimana kita
dapat membangun rumah rohani atau rumah iman dengan kuat dan teguh. Dengan melaksanaklan perintah Allah
maka segala badai dan pencobaan tidak akan merusak hubungan kita dengan Allah. Kita akan menjadi anak-anak
Tuhan yang kuat dan kokoh berdiri diatas segala badai hidup. Apalagi sekarang krisis sedang melanda Indonesia
dengan buruknya. Kita sebagai anak-anak Tuhan patut hidup dalam ketaatan kepadaNya.
Jadi kedua hal ini yakni mendengarkan perkataanNya setiap hari dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari
begitu penting jika kita ingin membangun rumah iman kita yang kokoh. Ia bagaikan sebuah pohon yang besar dan
mempunyai daun-daun yang indah serta buahnya yang dapat dinikmati. Keduanya adalah suatu keseimbangan dalam
membangun rumah iman yang kokoh. Membangun rumah rohani dengan mendengar firman Tuhan dan mentaatinya
membuat kehidupan iman kita menjadi berkat bagi banyak orang. Kita tidak akan takut apabila datang krisis-krisis,
karena firman Tuhan menjadi pegangan dan pedoman hidup ini. Biarlah firman Tuhan ini menjadi berkat dan
kekuatan kita untuk maju dalam Kristus.
Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara se8

Kejadian 11:1-9
Berakhirnya Kekuatan Manusia
Tujuan: Agar orang percaya hidup rendah hati dan hidup untuk Tuhan melalui ketaatannya.

“Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini. Bersama anda
saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “BERAKHIRNYA KEKUATAN MANUSIA ”. Selamat
menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang kekasih, cerita tentang menara Babel tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita.
Kejadian ini adalah usaha manusia untuk memberontak kepada Allah setelah air bah. Dari keluarga Nuh yang kecil
beserta sanak saudaranya mereka masuk bahtera beserta segala kambing domba. Mereka telah diselamatkan dan
Allah mempunyai rencana untuk meneruskan keturunan umat manusia melalui keluarga Nuh. Mereka menolak
perintah Allah untuk berkembang biak dan memenuhi bumi. Mereka tidak mau berpisah dari keluarga, sanak saudara,
anak cucunya, tapi ingin tetap tinggal dalam satu daerah. Secara manusia hal ini dapat dimengerti, tapi apabila Allah
tidak memerintahkan mereka untuk memenuhi bumi maka jumlah binatang-binatang di hutan akan melampaui
jumlah manusia.
Jumlah penduduk pada jaman menara Babel memang tidak banyak, diperkirakan 30,000 jiwa karena ada
jarak kira-kira 100 tahun dengan air bah. Allah ingin supaya mereka beranak cucu, menguasai dan mengerjakan bumi
ini. Kalau tidak, tentunya Allah telah menciptakan bumi dalam ukuran kecil. Tetapi Allah telah menciptakan bumi
dengan ukuran yang luar biasa dan inilah cermin dari kemuliaan Allah d an berkat Allah yang dinyatakan kepada

26
manusia. Sebetulnya pada jaman ini bumi sudah dibagi menjadi tiga bagian yakni: untuk Sem, Ham dan Yafet, kita
temukan ini dalam Kejadian 10:25. Tapi bagian-bagian ini masih terlalu besar. Satu keluarga bisa mendapat jutaan
hektar. Keluarga satu sama lain masih dekat-dekat, tapi Tuhan mau mereka menyebar. Hal ini memang tidak
gampang, karena bagi manusia primitif, hubungan kekeluargaan sangat erat.
Dari keturunan Ham, yakni keluarga Kusy, lahirlah Nimrod, dalam Kejadian 10:8-20. Mereka tinggal di
Afrika yang disebut sebagai tanah Kusy yakni tanah milik, keluarga Kusy, orangtua dari Nimrod. Nimrod adalah
seorang pemburu binatang dan manusia yang gagah perkasa. Memang di Afrika adalah pusat satwa yang terbesar di
dunia, sehingga membuat keturunan Ham ini berdarah pemburu. Dari nama Ham inilah keluar istilah daging Ham.
Nimrod adalah seorang yang menunjukkan ketidaksetujuannya kepada perintah Allah untuk memenuhi bumi, ia
mengambil sikap memberontak seperti orantuanya yaitu Kusy. Tidaklah heran arti dari nama Nimrod adalah “we will
revolt”, kami akan memberontak. Di jaman ini orang suka makan daging dan karakter merekapun keras.
Nimrod yang menunjukkan sikapnya yang angkuh untuk memberontak kepada Tuhan tercermin dari
usahanya membangun menara Babel. Menurut Yosephus, keluarga ini menaruh dendam dan sakit hati kepada Allah
yang telah memusnahkan keluarga nenek moyang mereka dengan air bah sehingga keluarga Nimrod enggan pergi
untuk menguasai bumi.
Nimrod mendirikan tiga kerajaan, semuanya di tanah Sinear, daerah antara sungai Eufrat dan Tigris.
Kerajaan pertama adalah Babel, Erekh, dan Akad, yang menjadi simbol dari kekuatan dunia dan permusuhan dengan
Allah. Ia juga pergi ke Asyur untuk membangun kerajaan disana, dan juga di Niniweh. Kegagahannya membuat
Nimrod menjadi begitu sombong dan akhirnya ia menara Babel dijadikannya sebagai simbol kesombongan dan
pemberontakan besar. Inilah jaman yang begitu keras dimana manusia secara terang-terangan melawan Allah, tidak
dengan sembunyi-sembunyi. Dalam Kejadian 4:4, mengatakan:
Mereka mendirikan sebuah kota dengan menara sampai ke langit.
Mereka memiliki tujuan utama yaitu untuk cari nama.
Mereka mempunyai tujuan yang lain yakni supaya jangan terserak ke seluruh bumi.
Mereka sepakat dan bersatu untuk memberontak kepada Allah. Mereka mau mempertahankan bahasa, budaya, dan
logatnya satu. Mereka tidak mau heterogenitas, tapi homogenitas, agar dapat membanggakan diri bahwa orang lain
tidak dapat seperti mereka. Inilah awal dari sejarah kolusi, korupsi, dan nepotisme yang lazimnya disebut KKN.
Allah tidak berkenan dengan KKN, karena KKN akan berakibat hal-hal yang negatif, seperti:
1. Persatuan mereka bukan persatuan batin, tapi hanya berpakaian seragam..
2. Bumi tidak dikuasai, akibatnya manusia dikuasai alam, kehidupan menjadi primitif, mereka menyembah
kepada alam semesta.
3. Mereka menjadi orang yang tertutup. tidak akan maju, karena orientasi kepada diri sendiri dan tidak terbuka
dengan dunia luar.
4. Kekuatan dan kekuasaan akan ada di tangan satu orang yaknii Nimrod.
5. Hidup untuk diri sendiri dan untuk kepentingan penguasa (Nimrod).
6. Allah bukan menjadi pusat kehidupan, tapi diri sendiri dan dunianya.
7. Hidup akan menjadi seperti robot, kehidupan sosial diatur oleh peraturan penguasa.
8. Kesejahteraan ditentukan oleh kedekatan dengan penguasa.
9. Setiap usulan dan pendapat akan dianggap sebagaii pemberontakan.
10. Tidak ada rasa saling membutuhkan.
11. Kekuasaan akan menjadi orientasi dari kemasyarakatan dan bukan persekutuan.
12. Semua kegiatan menjadi begitu kaku dan hanya merupakan perputaran tradisi.
13. Tidak ada kreatifitas, melainkan matinya kreatifitas.
14. Suatu kali akan terjadi perpecahan dan kehancuran yang lebih dahsyat karena keinginan dalam hati manusia
tidak dapat dikendalikan. Disini terjadi pertumpahan darah dari kudeta.
Kita dapat melihat betapa besar penderitaan ini dan setiap dosa akan menyebar lebih hebat lagi akibat KKN di Babel.
Saudara-saudara yang kekasih, dalam keadaan seperti inipun Allah tetap mengasihi mereka. Ia mengadakan
suatu pembaharuan yang bersifat “Low-Profile ”. Ia tidak memberi penyakit, atau membinasakan mereka, tidak
satupun yang mati terkena bencana atau tulah, tapi Allah mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak bisa
mengerti satu dengan yang lain. Disinilah awal perserakan dan perpisahan itu dan usaha mengakhiri KKN. Yosephus
menulis pada waktu itu Allah menurunkan angin kencang yang bertiup diatas Sinear menghancurkan menara
kesombongan itu, dan kemudian setiap orang bahasanya berubah, setiap orang mendapat karunia berbahasa baru.
Bahkan Nimrod tidak dapat berkomunikasi dengan istri anaknya sendiri. Anak-anak Nimrod juga tidak dapat

27
berkomunikasi satu dengan lainnya. Karunia berbahasa baru dikaruniakan oleh Allah kepada orang orang kafir.
Pemulihan diadakan oleh kuasa Allah mengakibatkan:
1. Tidak ada saling pengertian, berbagai bahasa lahir, inilah awalnya lahir sejarah bahasa baru.
2. Mis-communication, anak minta roti, diberi batu, anak minta ikan diberi kalajengking. Ibu-ibu disuruh
masak, tapi malah pergi tidur.
3. Mereka terpaksa menggunakan bahasa isyarat, dan inipun sulit.
4. Akhirnya mereka frustrasi dan masing-masing memisahkan diri satu sama lain dan KKNpun berakhir.
5. Perpisahan disini tidak menimbulkan kehancuran total dan pertumpahan darah tapi karena kesadaran masing-
masing. Inilah satu-satunya perpecahan yang sehat dan yang pernah terjadi dalam sejarah Alkitab. Tujuan
dari perpecahan ini agar manusia memenuhi dan mengasai bumi sehingga binatang hutan tidak lebih banyak
dari manusia.
6. Bumi dapat diusahakan dan dikelola. Ada banyak kekayaan di bumi sehingga orang dapat menikmati kasih
dan pemeliharaan Allah dengan baik dan Allah akan menjadi pusat hidup mereka. Inilah kontras dari hidup
untuk diri sendiri.
7. Mereka dapat mengembangkan diri dengan wajar dan hidup bebas. Manusia dapat memikirkan bagaimana
membuka hutan, mencari hasil bumi, merapikan dan memelihara bumi ini.
8. Mereka diajar untuk menghargai orang lain dan saling menolong. Akibat perpisahan ini dan perbedaan
bahasa, manusia menjadi makhluk sosial. Mereka hidup menolong satu dengan yang lain dan menanggung
beban satu sama lain. Mereka tidak dapat hidup sendiri atau hidup hanya untuk diri sendiri. Tuhan mengatur
sedemikian rupa agar dalam kehidupan masyarakat tercipta suatu persekutuan yang indah.
9. Mereka dapat mengenal Tuhan dan saling mengasihi dalam heterogenitasnya. Keperbedaan bukanlah
merupakan penghalang bagi mereka untuk mengenal Tuhan. Justru manusia diperkaya dengan cara yang
berbeda. Manusia mengenal Tuhan melalui budaya mereka masing-masing. Betapa indahnya pemandangan
ini.
10. Di kemudian hari mereka dapat memperkaya satu sama lain. Mereka akan bertemu kembali dari perpisahan
dengan hasil-hasil yang telah mereka capai di kemudian hari.
11. Babel hanya menjadi lambang sebuah masyarakat KKN. Disini KKN hanyalah menjadi suatu lambang dari
“hidup untuk diri sendiri” dan hancurnya kekuatan manusia”.
Saudara-saudara yang kekasih, tindakan Allah untuk mengacaukan bahasa manusia adalah kebaikan bagi
manusia, jangka panjang. Sedangkan KKN hanyalah suatu kenikmatan dan sandiwara sementara dan membawa
kehancuran di masa depan. Dari peristiwa menara Babel ini kita dapat memetik pelajaran yang rohani yang sangat
berguna untuk kehidupan iman kita dalam mengiringi Tuhan yakni:
Yang pertama, pemberontakan kepada Allah tidak membawa berkat dalam kehidupan kita, malah
sebaliknya. Oleh sebab itu kita harus belajar untuk selalu taat kepadaNya dalam segala hal.
Yang kedua, Allah merindukan agar kita hidup mengusahakan dunia ini untuk kemuliaanNya. Segala yang
kita lakukan harus memiliki tujuan untuk kemuliaan namaNya dan bukan untuk mencari nama atau untuk
diri sendiri. Kalau kita mengerjakan karier kita ini untuk diri sendiri, maka kita sudah membangun menara
Babel dan mengakibatkan kehancuran.
Yang ketiga, Allah membenci KKN, karena KKN membuat mata orang buta dan hidup untuk kepentingan
diri sendiri. KKN mengakibatkan banyak orang menderita di dunia ini. Manusia KKN adalah manusia
Babel yang menyalahgunakan hak dan kekuasaan yang diberikan oleh Tuhan. KKN adalah musuh Allah dan
musuh manusia di bumi ini. Kita harus menjauhkan diri kita dari KKN. Menjauhkan diri dari KKN berarti
menjauhkan diri kita musuh Allah dan mengurangi penderitaan di negara kita yang tercinta.
Yang kelima, apabila Allah menegur kita dan mengacaukan segala rencana-rencana kita, itu berarti Allah
mengasihi dan mempunyai maksud di balik itu. Terimalah semua disiplin dan teguran dari Tuhan dengan
sukacita.
Yang keempat, kasih Tuhan tetap menyertai kita ketika Dia mengadakan pembaharuan dan penyucian dalam
kehidupan kita. Kita akan merasa sakit, tapi dibalik kesakitan itu Tuhan akan dipermuliakan, dan banyak
orang melihat terang Kristus dalam kehidupan kita.

Biarlah Firman Tuhan ini menjadi berkat bagi kita sekalaian. Berbahagialah mereka yang mendengarkan
Firman Allah dan melakukannya dalam kehidupannya. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan
menyertai saudara senantiasa.

28
Matius 8:5-13
Iman Seorang Perwira
Saya bersama anda dalam acara “Topik Minggu Ini ”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan
sehat walafiat pada hari ini. Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “IMAN SEORANG
PERWIRA”. Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang kekasih, dalam nats ini kita menemukan sesuatu yang begitu aneh karena Yesus
merasa takjub dengan iman seorang perwira. Kebanyakan orang pada waktu itu khususnya di kalangan orang Yahuid,
mereka menyanjung dan menghargai tokoh-tokoh agama Yahudi seperti para ahli Taurat, imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi yang selalu menonjolkan kehidupan keagamaannya di muka umum. Tetapi Yesus sama sekali
tidak pernah memuji-muji mereka, malah sebaliknya, Yesus mengecam habis-habisan tokoh-tokoh agam Yahudi
yang hidupnya tidak sesuai dengan hukum Taurat yang diajarkan kepada banyak orang.
Perwira ini bukanlah orang Yahudi, tapi seorang berkebangsaan Romawi, namun perwira ini rupa-rupanya
tertarik kepada agama orang Yahudi sehingga ia menjadi proselit. Seorang proselit adalah seorang yang bukan
Yahudi tapi memeluk agama Yahudi. Namun si perwira ini tidak hanya punya agama seperti ahli Taurat, tapi ia
mempunyai iman dan perbuatan yang mengagumkan hati Tuhan Yesus. Yesus mengatakan dalam ayat yang 10,
bahwa “iman sebesar ini belum pernah aku jumpai pada seorangpun diantara orang Israel. Artinya walaupun banyak
orang mengaku beragama di kalangan orang Israel, namun mereka adalah orang-orang yang munafik dan tidak
mempunyai iman seperti perwira ini. Iman orang-orang Farisi adalah iman yang hanya ada pada mulut mereka,
namun hati mereka jauh dari pada Allah. Iman perwira ini dihargai karena telah diikuti oleh perbuatan. Disini, bagi
Yesus, iman itu berbicara soal hati dan soal praktek. Ia tidak tertarik dengan teori-teori iman dari tokoh-tokoh agama
Yahudi, ia tertarik dengan iman si perwira Kapernaum yang dianggap kafir oleh mereka yang berpegang pada hukum
Taurat. Kondisi ini memang benar-benar unik, bagi Yesus agama itu harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,
bukan hanya di bait Allah. Perwira ini mendapat kehormatan dari Yesus bahwa kelak ia akan masuk kedalam
kerajaan Allah.
Pada jaman ini kita banyak menemukan orang-orang percaya bukan seperti perwira ini. Mereka mengaku
Kristen tapi tidak punya iman dan perbuatan sehingga mereka dikategorikan sebagai orang-orang yang tidak akan
masuk kedalam kerajaan Allah. Oleh sebab itu pada saat ini kita ingin mempelajari apa rahasia dari iman perwira
yang menakjubkan ini, agar supaya kita menjadi orang Kristen yang beriman.
Yang pertama, iman melibatkan kasih (ayat 5-7).
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, kita dapat melihat kehidupan perwira ini sebagai proselit, ia memiliki
kehidupan yang benar di hadapan Tuhan. Ia bukan hanya punya iman kepada Allah Israel atau Allahnya orang
Yahudi, tapi ia juga seorang yang mempunyai moral yang baik. Perwira ini sangat mengasihi hambanya. Kita
hambanya sakit, maka ia berusaha mencari jalan untuk menyembuhkannya. Mungkin ia sudah mencari tabib dan
memberikan obat-obatan kepada hambanya, tapi tidak kunjung sembuh. Kemudian ia mencari Yesus untuk meminta
pertolongan. Biasanya pada jaman Romawi, budak atau hamba yang bekerja bagi seorang tuan tidak diperlakukan
seperti ini. Apabila hambanya atau budaknya itu sakit, maka budak ini disuruh pergi dari rumah atau dijual kepada
tuan lain dan ia mencari budak yang baru dan sehat. Kehidupan budak di jaman Romawi memang sangat
menyedihkan. Namun perwira ini adalah seorang yang beriman, dan memiliki kasih dalam kehidupannya terhadap
hambanya yang menderita.
Yang kedua, iman melibatkan kerendahan hati (ayat 8).
Sebagai seorang perwira di Kapernaum, ia adalah seorang yang cukup dihormati oleh masyarakat. Apapun yang
dilakukan oleh perwira ini akan disetujui oleh semua orang. Perwira ini bertugas menjaga keamanan suatu kota,
tempat dimana ia diberi tugas oleh pemerintah Romawi. Tapi kedudukan yang baik ini tidak membuat perwira ini
menjadi sombong. Ia seorang yang rendah hati dan menghargai Yesus sebagai guru orang Yahudi. Ia mengaku dan
menganggap diri tidak layak untuk menerima Yesusdalam hidupnya. Ia merasa tidak pantas datang kepada Yesus
karena ia adalah seorang proselit, bukan Yahudi asli. Ia menempatkan dirinya sebagai “orang Yahudi kelas dua ” atau
“second class Jew”. Pengakuannya adalah suatu pengakuan kerendahan hati yang membuat hati Yesus tersentuh.
Ujud iman dari perwira ini telajh dinyatakan dalam kerendahan hatinya dalam menerima Yesus dan melayani
hambanya.
Yang ketiga, iman melibatkan disiplin rohani (ayat 8-10).
Walaupun perwira ini adalah seorang yang penuh kasih dan belas kasihan, ia seorang yang rendah hati. Ia juga
memiliki disiplin hiudp yang tinggi. Disiplin ini adalah disiplin perwira. Tapi ia juga memiliki disiplin iman. Ia
menempatkan dirinya dalam disiplin rohani. Ia mengaplikasikan disiplin ini dalam kehidupan imannya kepada Yesus.
Jadi kasih perwira, kerendahan hati perwira, telah diikuti oleh gaya hidup yang disiplin. Disiplin membuat perwira ini

29
tegas dalam mengambil keputusan, tegas dal;am menanggapi dosa ketidakadilan, tegas terhadap apa saja yang
berusaha merusak tanggungjawabnya kepada pemerintah.
Yang keempat, iman melibatkan kesaksian di muka umum (ayat 10).
Melihat kehidupan kasih, kerendahan hati, dan disiplin rohaninya, Yesus memuji perwira ini di muka umum.
Kehdiupan perwira ini menjadi terang bagi banyak orang. Kehidupannya mencerminkan kasih, iman, dan
kesungguhannya kepada Allah. Ia memancarkan terang Kristus dalam kehidupannya yang mau berkorban. Tidaklah
heran kalau Yesus memuji perwira ini di hadapan orang-orang Yahudi yang munafik. Perwira yang dianggap sebagai
orang Kkafir oleh bangsa Yahudi telah mendapatkan penghargaan dari Yesus. Yesus mengatakan bahwa ia adalah
bagian dari orang-orang yang akan masuk kedalam kerajaan Bapa dan duduk dipangkuan Abraham. Yesus
mendengarkan semua permohonan perwira yang baik ini sehingga hambanya menjadi sembuh. Ada banyak orang
Yahudi yang meminta kesembuhan dari Yesus, tapi mereka tidak disembuhkan, karena kehdiupan mereka penuh
dengan kemunafikan.
Saudara-saudara yang kekasih, kita melihat betapa bangganya hiudp seperti perwira ini. Ia tidak banyak bicara, tapi
iman dan perbuatannya menjadi berkat bagi orang bnyak dan menyentuh hati Yesus yang terdalam. Ia menerima
berkat dan anugerah dari Yesus dengan kerendahan hati, bukan sebagai perwira, tapi sebagai seorang hamba kepada
tuannya. Walaupun ia mempunyai kedudukan yang tinggi dan menjadi tuan di masyarakat, ia merendahkan hatinya
dan menjadi seorang hamba dan mau menolong seorang hambanya yang sedang sakit keras. Marilah kita meneladani
perwira ini. Ada empat hal yang dapat menjadi teladan bagi kita:
w jk9*
Yang pertama, milikilah hati seperti perwira. Apabila saudara menganggap diri sebagai orang percaya kepada
Yesus, maka kasihilah orang yang lemah. Di lingkungan kita ada banyak orang yang lemah, miskin sakit dan
tertindas. Kita juga memiliki pembantu di rumah, kasihilah mereka, tolonglah mereka, dan sebagai orang yang
percaya kepada Yesus, janganlah menutup pintu hatimu untuk menolong. Milikilah hati yang murah hati, sebab
berbahagialah orang yang murah hatinya, maka mereka akan memperoleh kemurahan. Ulurkanlah tanganmu untuk
membantu yang berkekurangan. Kalau kita melihat krisis yang berkepanjangan di negara kita yang tercinta ini, krisis
sosial, krisis ekonomi, krisis politik, telah mengakibatkan krisis kasih dalam kehidupan banyak orang. Mereka tidak
lagi mempedulikan yang lain, karena mereka berusaha untuk menghidupi diri sendiri. Ini bertentangan dengan hukum
kasih yang diajarkan oleh Yesus, sebab dalam memberi, kita menerima. Tidaklah heran jika Friman Allah berkata:
“Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima ”. Kristus telah memberi teladan ini kepada kita bahwa Ia
telah memberi hidupNya bagi kita supaya kita diselamatkan.

Yang kedua, milikilah hati seperti perwira ini. Ia seorang yang besar, tapi rendah hati. Apabila saudara mempunyai
kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, maukah kita hidup rendah hati terhadap sesama ?. Maukah kita hidup
bergantung penuh kepada kekuatan Tuhan ?. Maukah kita memberi tempat yang luas kepada Tuhan untuk mengatur
kehidupan kita ?. Apabila kita mau, maka kerendahan hati kita akan nampak. Kalau kita bersalah kita akan datang
mengakuinya di hadapan Tuhan, dan tidak menggunakan keberadaan kita untuk menutupi kesalahan kita.
Kerendahan hati membuat Allah mengasihi kita dan mengangkat kita. Sebab Allah menentang orang yang congkak
tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Kristus juga telah memberikan teladan kepada kita, Ia telah
menrendahkan diriNya dengan menjelma menjadi manusia yang terbatas seperti kita supaya Ia dapat melayani kita
dan mati untuk kita.

Yang ketiga, milikilah kehidupan seperti perwira ini, ia adalah seorang yang sangat disiplin dalam tugas dan
tanggungjawabnya sebagai perwira. Ia melakukan tanggungjawab sepenuhnya untuk negaranya dan untuk. Kita harus
meneladani ini, dengan mempraktekkan disiplin rohani berarti kita akan tegas terhadap dosa, tidak berkompromi,
ataupun menyalahgunakan kebebasan yang telah dikaruniakan kepada kita. Disiplin rohani membuat kekudusan
Allah itu selalu hadir dalam kehidupan kita. Tanpa disiplin rohani, kita tidak dapat menjadi orang Kristen yang baik.

Yang keempat, jadilah terang di tengah-tengah masyarakat di sekitarmu melalui tindak tandukmu. Ada banyak mata
di sekeliling kita mengamati hidup kita. Seperti perwira ini, kita harus hidup membawa terang Kristus dalam
kehdiupan sehari-hari. Perbuatan kita akan senantiasa mengikuti kita dan bukan keagamaan kita. Keagamaan tanpa
buah pertobatan akan menghasilkan kehidupan yang penuh kegelapan. Pertobahan harus diikuti dengan buah-buah
kebenaran seperti perwira ini. Marilah kita persembahkan kehdiupan kita untuk Tuhan agar menjadi alat Tuhan di
tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis.

30
Biarlah Firman Tuhan ini menjadi berkat dan bekal bagi kita dalam berkarya danb berjuang untuk kemuliaan
nama Tuhan. Dimanapun kita ada dan kemanapun kita pergi, milikilah teladan perwira di Kapernaum ini supaya
Tuhan yang penuh kasih itu nampak dalam kehdiupan kita sehari-hari. Kita juga akan menjadi calon-calon yang
mewarisi kerajaan Allah, sebagai keturunan Abraham melalui pengorbanan Yesus, dan ikut menikmati berkat-berkat
yang telah disediakan oleh Allah.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Lukas 8:40-56
Iman Mendahului Segalanya
Saudara YANG DIKASIHI Tuhan saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “IMAN
MENDAHULUI SEGALANYA”.
Saudara-saudara yang kekasih, seringkali dalam kehidupan kita berada di tengah-tengah orang percaya, kita
mendengar mengenai pergumulan orang-orang Kristen tersebut. Banyak diantara mereka telah banyak berseru-seru
kepada Tuhan, tapi doa-doa mereka tidak kunjung dijawab, tapi ada sebagian orang Kristen yang tidak berseru
dengan susah payah, namun doa-doa mereka selalu dijawab. Kedua hal ini menimbulkan suatu tanda tanya yang
besar dan bahkan sering terjadi dalam kehidupan kita. Pada saat ini kita akan belajar dari pengalaman yang dialami
oleh dua orang perempuan yang sama-sama membutuhkan pertolongan. Mereka sama-sama memohon kepada Tuhan
Yesus, namun yang satu mendapat jawaban hampir terlambat, sedangkan yang lain begitu cepat ditolong oleh Yesus.
Saya ingin mengajak saudara menemukan apa rahasia dibaliknya, mengapa perempuan yang mengalami pendarahan
lebih dahulu dijawab, dan mengapa anak perempuan Yairus dijawab belakangan.
Yang pertama, anak perempuan Yairus diwakili oleh orangtuanya untuk meminta kepada Yesus. Ia tidak datang
secara pribadi kepada Yesus, mungkin karena kondisi anak ini begitu berat sakitnya sehingga ia tidak mampu
bergerak. Perempuan ini berumur dua belas tahun, tapi penyakitnya baru ia derita. Pada waktu Yesus mendengar
seruan ini, Ia tidak langsung menjawab permohonan ini. Tapi Yesus mengalihkan perhatianNya kepada orang
banyak. Yairus adalah orang yang datang pertama kali dalam peristiwa ini kepada Yesus. Ia telah mendahului semua
orang yang datang kepadaNya dalam meinta pertolongan, ia begitu merendahkan hatiNya dan tersungkur di hadapan
Yesus. Tapi Yesus juga tidak kunjung menolong anak perempuannya. Biasanya tokoh agama Yahudi seperti Yaiurs
akan sangat malu kalau ia datang kepada Yesus untuk meminta pertolongan, karena para ahli Taurat dan orang Farisi
membenci Yesus. Yairus harus menantikan Yesus untuk bertindak dalam menolong anak perermpuan yang hampir
mati itu.
Yang kedua, ada seorang perempuan yang mengalami pendarahan yang berat datang juga kepada Yesus. Perempuan
ini sudah duabelas tahun mengalami pendarahan dan tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun, baik oelh tabib-tabib,
maupun oleh orang pintar di Israel. Ia mendengar tentang Yesus, dan bergegas datang untuk mencari pertolongan. Ia
tidak diwakili oleh siapapun, ia juga tidak titip pesan dengan orang lain, bahkan kehadirannya membahayakan
dirinya, sebab orang yang mengalami pendarahan itu najis menurut hukum Taurat dan tidak boleh menyentuh atau
dekat kep-s, maka ia akan sembuh. Perempuan ini percaya bahwa Yesus bukan manusia biasa seperti yang lain, ia
percaya juga bahwa Tuhan Yesus tidak seperti ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang kejam, perempuan ini percaya
bahwa Yesus itu penuh kasih dan tidak akan memberikan sangsi lempar batu kalau ia mendekat kepadaNya dalam
keadaan yang najis menurut hukum Taurat, perempuan ini juga sudah menyaksikan sendiri akan kasih Yesus yang
telah menolong banyak orang. Dengasn kepercayaan ini, perempuan ini denga nsegala keberaniannya mendekat
kepada Yesus dan menyentuh jubah Yesus. Setelah itu dengan seketika pendarahannya berhenti. Kita bisa
membayangkian betapa berbaunya perempuan yang mengalami pendarahan, karena darah tidak kunjung berhenti.
Tapi dengan segala keberadaannya ia datang dan percaya kepada Yesus. Yesus menyembuhkannya tanpa mendengar
teriak dari perempuan ini meminta tolong. Iman merempuan ini merupakan permohonan yang begitu berarti bagi
Yesus. Perempuan ini disembuhkan, diampuni, dan dibersihkan dari kebnajisannya. Suatu mujijat yang begitu luar
biasa. Padahal perempuan ini datang pada Yesus setelah semua orang datang meminta kepadaNya. Namun herannya,
justru perempuan ini lebih dahulu dijawab doanya.
Yang ketiga, kita lihat lagi anak perempuan Yairus tadi, ternyata karena kesibukanNya, Yesus tidak menyembuhkan
anak Yairus. Anak ini meninggal dunia setelah beberapa waktu. Yairus mengatakan agar Tuhan Yesus tidak usah
datang lagi, karena anaknya sudah mati. Tapi dari jawaban Yesus kepada mereka untuk percaya kepadaNya bahwa
anaknya tidak mati. Saudara-saudara yang kekasih, sebetulnya Yesus sedang meminta Yairus untuk percaya
keapdaNya seperti perempuan ini, Yesus tidak menghendaki Yairus hanya berseru dan menangis, tapi ia harus
percaya. Walaupun Yairus lebih dahulu datang kepada Yesus untuk meminta-minta, namun tindakannya tidak
menjamin bahwa doanya di dengar. Yesus mendengar doa mereka yang disertai dengan iman. Dan apa yang terjadi
Yesus memasuki rumah Yairus dan membangkitkan anak perempuan yang sudah mati. Betapa besar kasih Yesus

31
kepada keluarga Yairus, Ia mengerti kelemahan Yaiurs dan keluarganya. Yesus tetap memberikan pertolonganNya,
tapi itu adalah pertolongan yang kedua dan bukan yang pertama.
Saudara-saudara yang kekasih, ada sesuatu yang indah dapat kita pelajari dari peristiwa ini, banyak orang
percaya mengalaminya. Kita seringkali berdoa dan berseru kepada Tuhan dalam waktu yang lama, bahkan bertahun-
tahun, namun doa-doa itu tidak kunjung didengar, tapi kita juga mempunyai banyak teman yang hanya berdoa sekali
dua kali dan doa mereka langsung dijawab oleh Tuhan. Apa sebetulnya rahasianya. Nah, rahasianya sperti yang
kita lihat dengan Yairus dan perempuan yang mengalami pendarahan tadi. Kita dapat simpulkan bahwa:

Yang pertama, bukan orang yang lebih dahulu berseru kepada Tuhan itu doanya yang akan dijawab, tapi
mereka yang lebih dahulu percaya kepada Yesus. Jadi ada pepatah mengatakan “Not First Come, First Serve, But
First Believe First Serve”. Orang yang datang kepada Yesus dan beriman kepadaNya itulah yang paling dihargai.
Yesus juga mengatakan bahwa bukan setiap orang yang ebrseru-seru kepadaKu: “Tuhan, Tuhan, akan masuk
kedalam kerajaan sorga, tapi mereka yang melakukan kehendak bapaKu yang di sorga. ” Jadi dalam kita mengiringi
Tuhan, Ia mau supaya kita hidup percaya kepadaNya, bukan percaya hanya di mulut, tapi percaya di hati. Kita harus
mengikuti kehendakNya dan bukan kehendak kita. KehendakNya adalah agar kita percaya kepadaNya. Percaya atau
iman kepadaNya adalah suatu penghormatan terhadap Allah yang mahatinggi. Persembahan, pujian, ibadah yang
besar, jika tidak disertai dengan iman, maka semuanya itu akan sia-sia. Banyak orang percaya menjadi undur dan
kecewa kepada Allah. Mereka merasa bahwa Tuhan tidak mau menjawab dan mendengarkan mereka, mereka tidak
mengenal kehendak Allah. Mereka hanya mau menerima dan menerima, tapi tidak mau beriman. Mereka hanya ingin
mengharapkan apa yang instan dan kelihatan tanpa mau hidup meneurut kehendak Allah. Allah menghargai iman
saudara. Datanglah kepadaNya dengan modal iman yang sungguh.
Yang kedua, iman yang sungguh itu menyelamatkan kita. Kalau kita mempunyai iman seperti perempuan dan yang
disertai dengan tindakan yang nyata, maka pertolongan Tuhan tidak pernah akan terlambat. Perempuan ini datang
kepada Yesus dan beriman. Ia menyentuh kuasa Allah. Kita harus percaya kepada Yesus seperti perempuan ini. Mari
kita percaya akan kuasaNya, kemampuanNya, Ia sanggup melakukan segala sesuatu dengan mudah kalau kita
percaya. Janganlah kita meminta orang lain mewakili iman kita seperti anak perempuan Yairus yang sakit itu.
Dalam keadaan krisis, perempuan pendarahan itu dapat percaya, dan dalam keadaan krisispun kita dapat percaya.
Dengan iman dan kepercayaan yang sungguh kepada Tuhan, Ia akan melewatkan kita dari segala marabahaya yang
akan menimpa diri kita. Dengan iman persoalan-persoalan besar dapat dikendalikan dan dibuka jalan untuk
penyelesaian. Bagi orang beriman, Allah dapat mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaanNya. Ia bukan hanya
menolong tapi menyelamatkan jiwa kita dari dosa dan maut.
Yang ketiga, percayalah bahwa Allah itu mahakasih, kalau Ia mengulur waktu sebelum menolong kita, maka Ia
sedang mengajarkan kepada kita sesuatu untuk kita mengerti, Seperti Ia mengajar Yairus untuk percaya, dan taat,
demikian juga Ia mengajar kita untuk percaya dan taat kepadaNya. Pada akhirnya Ia juga akan menolong kita. Ada
sebuah lagu yang sering kita nyanyikan: “Tak tersembunyi kuasa Allah, kalau lain ditolong, saya juga. TanganNya
terbuka menunggulah, tak tersembunyi, kuasa Allah”. Saudara-saudara yang kekasih, Tuhan tidak pernah melupakan
kita, kita tidak usah kecil hati karena pertolongan Tuhan kepada kita agak terlambat. Ia adalah Allah yang adil,
teman-teman kita seiman yang alin telah ditolongNya, tentu Ia juga akan menolong kita sekalian. Ia tidak melupakan
permohonan dan doa-doamu. Belajarlah percaya, dan belajarlah percaya. Ia suatu kali akan menjawab doamu.
Saudara-saudaraku yang kekasih, kita beruntung memiliki Allah seperti Yesus. Ia adalah Allah yang tidak
membeda-bedakan orang. Semuanya sama di hadapanNya. Tapi dalam hal Ia bertindak untuk kita, Ia selalu
bertindak berdasarkan kehendakNya dan iman kita kepadaNya. Kalau kita berseru tanpa iman, maka jawabanNya
juga akan terhambat. Allah tahu melalakukan yang baik dalam kehidupan kita kendatipun kita masih lemah dalam
iman. Tapi kita dapat melatih diri kita untuk percaya. Melalui pengalaman-pengalaman berjalan bersama Tuhan maka
makin hari kita akan makin mengenal Dia. Allah selalu mau bertindak bagi anak-anakNya, terutama bagi mereka
yang beriman kepadaNya dengan berani. Kalau kita percaya kepadaNya, mungkin ada harga yang harus dibayar.
Mungkin kita mengalami tantangan dari berbagai pihak. Namun iman yang hidup itu tidak akan membuat kita
mneyerah, melainkan membawa kita menembusi semua tantangan dan pencobaan itu. Inilah nilai iman yang tinggi di
hadapan Tuhan, iman yang menembusi segala tantangan-tantangan. Milikilah iman seperti ini, yakni iman dari
perempuan yang mengalami pendarahan itu. Biarlah Firman Tuhan ini memberikan motifasi kepada kita untuk lebih
beriman dan lebih bergantung kepada kuasa Allah.
Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

32
Lukas 11:5-13
PertolonganNya Yang Tidak Terbatas
Saudara-saudara yang kekasih, pada saat ini kita akan mempelajari bagaimana pertolongan Tuhan itu tidak
terbatas bagi kita orang percaya. Seringkali dalam kehdiupan kita, kita diperhadapkan dengan banyak kebutuhan dan
persoalan. Kemudian kita pergi mencari pertolongan baik dari saudara kita, sahabat-sahabat dekat kita, dan juga
bahkan dari orangtua kita. Namun pertolongan mereka selalu terbatas, terbatas dalam waktu, tempat, maupun dalam
kemampuan. Terbatas dalam tempat misalnya, kita meminta pertolongan dari saudara kita yang jauh dari kita,
mereka tidak mampu menolong karena jarak yang tidak dapat dicapai dan tidak memungkinkan dia mengunjungi
kita. Terbatas dalam kemampuan, seperti kalau kebutuhan kita lebih besar dari kemampuan orang yang mau
memberikan pertolongan. Terbatas dalam waktu, seperti pertolongan yang datang hanya satu kali atau dua kali,
mereka tidak bisa setiap kali atau setiap waktu datang menolong kita. Jadi semua keterbatasan ini membuat hati kita
sering menjadi ciut atau kecewa. Namun pada saat ini kita akan mempelajari bagaimana pertolongan Yesus itu tidak
terbatas. Ia tidak terbatas dengan waktu, Ia tidak terbatas dengan tempat ataupun kemampuan. Allah adalah Allah
yang mahakuasa dan sanggup melakukan segala perkara yang ajaib.
Pada waktu murid-muridNya berada dalam keadaan bahaya di danau Genesaret karena perahu mereka dilanda oleh
ombak dan angin sakal, tiba-tiba Yesus muncul di tengah kegelapan malam itu dan meredakan badai ombak itu. Pada
waktu murid-murid tidak sanggup memada dan melipatgandakan berkat itu bagi banyak orang. Keetiak seorang
perempuan yang mengalami pendarahan bqelas tahun dan tidak seorangpun yang sanggup menolongnya, maka Yesus
menyembuhkannya dengan seketika. Ketika pemuda di Gadara diikat oleh Legion se
Saudara-saudara yang kekasih dalam nats Lukas 11:5-13 ini kita dapat menemukan sesuatu rahasia
mengenai pertolongan Yesus yang tidak terbatas itu. Paling sedikit empat hal yang dikerjakan oleh Yesus dan
menunjukkan bahwa Ia Allah sanggup menolong siapa saja tanpa ada batasnya yakni:

Yang pertama, Allah selalu terbuka menolong kita dalam segala waktu.
Dalam ayat yang ke 5, Tuhan Yesus memberikan suatu perumpamaan mengenai seorang sahabat yang datang pada
waktu malam kepada sahabat yang lain untuk meminta pertolongan. Karena dalam keadaan yang sangat terdesak
sekali maka ia tidak segan-segan datang pada waktu yang sangat tidak memungkinkan sahabatnya untuk menolong.
Namun ia datang juga pada tengah malam. Sahabatnya terpaksa bangun dari tidur dan menolong kebutuhannya
tersebut. Yesus mengumpamakan pertolongan Tuhan seperti cerita ini. Kita sebagai sahabatNya dapat datang dengan
tiba-tiba untuk memohon sesuatu kepada Allah dalam doa-doa kita. Kita tidak perlu menunggu esok hari atau hari
libur kepada Yesus agar Dia menolong kita. Bagi Yesus, tidak ada hari libur, tapi bagi Yesus semua hari atau waktu
adalah hari Tuhan. Hari Tuhan adalah hari dimana Allah dengan hati terbuka siap menolong kita. Tiada hari bagi
Allah untu tidak menolong kita. Bahkan kita merasa itu bukan waktu yang baik untuk memohon pertolongan, Diapun
tetap bersedia menlolong. Waktu tidak menghalangi Allah untuk menolong kita. Oleh sebab itu dalam segala waktu
kita dapat datang untuk memohon uluran tangan kasihNya.
Oleh sebab itu permintaan kita juga harus disesuaikan dengan kehendakNya. Kita tidak boleh meminta sesuatu yang
hanya bertujuan memuaskan keinginan kita, tapi memuaskan keinginan dari Allah.
Saudara-saudara yang kekasih, dengan keempat hal diatas yang disebut dalam perumpamaan ini, Yesus
memberikan kesimpulan kepada kita yakni: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan
mendapat; ketoklah pintu, maka pintu itu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang meminta, menerima; setiap
orang mencari, mendapat; dan setiap orang mengetok, baginya pintu itu akan dibukakan.
Saudara-saudaraku yang kekasih, sebagai Allah yang memberi, membuka jalan, dan menyediakan yang
terbaik bagi anak-anakNya, maka sewajarnyalah kalau kita juga mau mempersembahkan yang terbaik dari kita untuk
Dia. Persembahan kita yang terbaik bukanlah uang kita, bukan juga waktu kita, bukan juga tenaga kita. Persembahan
kita yang terbaik adalah hidup kita sendiri yang telah ditebusNya di kayu salib. Paulus mengatakan dalam Roma
12:1, bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang harum, hidup, dan berkenan
kepadaNya. Ini merupakan wujud dari kasih dan pengabdian kita kepadaNya. Disini kita juga memberikan jalan bagi
kasihNya untuk senantiasa beroperasi dalam kehidupan di dunia yang gelap supaya melalui kehidupan kita ini, maka
nama Allah dipermuliakan. Kita harus menjadi orang percaya yang lebih baik dari mereka yang tidak mengenal
Allah. Apabila orang yang tidak mengenal Allahpun dapat melakukan yang terbaik untuk diri sendiri maupun bagi
keluarganya, apatah lagi kita sebagai anak-anak terang, tentu akan melakukan jauh lebih baik daripada itu. Allah
sendiri telah menyatakan diriNya selalu setia menolong kita lebih dari pada setiap orang yang pernah menolong kita.
Ia jauh lebih baik dan lebih berkuasa dari allah lain yang pernah kita sembah sebelum mengenal dia. Maka wajiblah
kita hidup lebih baik dari orang-orang kafir. Yesus mengatakan bahwa kalau hidup keagamaanmu tidak lebih baik

33
dari ahli Taurat dan orang-orang Farisi, maka kamu tidak akan masuk kedalam kerajaan sorga. Hidup yang baik
adalah bukanlah hidup beragama, tapi hidup yang taat kepada kehendakNya.
Saudara-saudara yang kekasih, prinsip memberi yang kita pelajari dari Allah sebagai suatu pribadi yang
selalu memberi dan menolong membawa kita menyadari bahwa pertolonganNya itu tidak terbatas. Dan hidup kita
juga tidak terbatas untuk melakukan kehendakNya. Kiranya firman Allah yang sederhana ini menjadi berkat buat
kita, dan memotifasikan kepada kita untuk percaya akan pemeliharaanNya baik sekarang, maupun untuk yang akan
datang. Sesungguhnya pertolongan Tuhan itu tidak terbatas dengan waktu, tempat, situasi apapun yang terjadi di
sekitar kita. Ia juga tidak membatasi pertolonganNya dengan latar belakang budaya kita, dari mana kita berasal dan
dari mana kita datang. Asal kita setia dan taat kepadaNya maka tanganNya selalu terulur untuk menolong, telingaNya
mendengar ketukan kebutuhan kita, dan pintu pengharapan itu tidak terkunci bagi kita. Tuhan Yesus dapat
mengerjakan lebih banyak dari kebutuhan kita karena Dia tahu kebutuhan kita yang sebenarnya. Kalau kita salah
dalam meminta, maka Ia akan memperbaikinya. Tapi Tuhan Allah kita yang maha tahu dan mahakuasa itu tidak
pernah salah dalam memberikan pertolongan. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara
senantiasa.

Kisah Para Rasul 8:26-40


Kasih Tuhan Yang Menyelamatkan
Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “KASIH TUHAN YANG
MENYELAMATKAN.”. Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, kalau kita melihat nats ini, maka kita menemukan satu tokoh yang
bernama Filipus sedang diutus oleh Tuhan untuk melayani satu jiwa yakni Sida Sida Ethiopia ”. Sida Sida ini adalah
bendahara negeri ethiopia yang beru saja turun dari Yerusalem dimana ia beribadah kepada Tuhan. Sedangkan
Filipus adalah seorang hamba Tuhan yang baru saja menyelesaikan pelayanan kebangunan rohani di Samaria. Ada
banyak jiwa yang dimenangkan untuk Kristus disana. Namun jumlah banyak yang diselamatkan oleh Tuhan melalui
pemberitaan Filipus, tidaklah menjadi suatu ukuran yang mutlak untuk karya penyelamatan Allah. Tuhan malah
mengutus Filipus kepada satu jiwa yang sedang dalam perjalanan pulang dengan melewati padang gurun yang panas.
Banyak orang beerfikir bahwa Tuhan selalu ingin mencapai banyak jiwa, tapi itu keliru, karena bagi Tuhan satu
jiwapun berharga di mataNya. Tuhan Yesus mengatakan apabila ada satu orang yang bertobat di muka bumi ini,
maka ada banyak malaikat di sorga bersorak-sorak memuji Allah. Jadi walaupun ada satu jiwa yang perlu
diselamatkan menurut rencana Tuhan, maka Tuhan sanggup mengirim orang untuk melayani. Tuhan mengutus
Filipus untuk melayani satu jiwa ini walaupun tidak ada yang melihat Sida Sida ini. Dalam pelayanan Filipus kepada
Sida Sida ini, kita dapat melihat ada hal yang sangat penting untuk penyelamatan.
Yang pertama, keselamatan jiwa seseorang adalah insiatif dari Tuhan.
Tuhan mempunyai rencana untuk menyelamatkan Sida Sida Ethiopia ini tidak pernah terpikirkan oleh
Filipus. Filipus sedang memfokuskan dirinya untuk memberikan bimbingan kepada ribuan orang yang baru
mengalami jamahan Tuhan di Samaria. Mereka ba8ang lewat disitu, dan tempat dimana banyak petualang-
petualang yang lewat. Anehnya Tuhan memperhatikan ada seorang yang sedang membaca kitab nabi Yesaya
dan sedang bertanya-tanya dalam hatinya mengenai arti dari ayat yang sedang dibacanya itu. Inisiatif Allah
adalah awal dari tindakan penyelamatan Sida Sida ini. Tidak ada seorang manusiapun yang merencanakan
keselamatan untuk manusia, tapi Allah secara pribadi yang merencanakannya. Betapa bahagianya Sida Sida
di Ethiopia ini.
Yang kedua, Tuhanlah yang mengusahakan jalan untuk penyelamatan itu. Dalam Allah berinisiatif untuk
penyelamatan Sida Sida, Allah jugalah yang mempersiapkan orang yang akan melayani. Allah tidak panggil Paulus
atau Petrus, atau Silas untuk pergi mengunjungi Sida Sida, tapi Ia mengutus Filipus, padahal waktu itu Filipus sedang
sibuk dengan pelayanan di Samaria dan kemudian dikunjungi oleh Petrus dan Yohanes. Hal ini berarti bahwa Allah
menggunakan juga cara Allah sendiri untuk membawa penyelamatan. Untuk Sida Sida, Allah tidak menggunakan
kebangunan rohani besar-besaran di lapangan terbuka, tapi ia dilayani oleh Filipus secara pribadi. Dengan cara Allah
ini maka Filipus dapat memenangkan Sida Sida ini dengan baik. Jadi dalam bagian pertama, keselamatan jiwa itu
ada dalam peranan Allah, sedangkan bagian yang kedua, adalah peranan Allah dan hamba Tuhan yang diutus.

34
Yang ketiga, Tuhan melihat hati dari seseorang yang mau sungguh-sungguh mengenal kebenaran. Disini kita
melihat walaupun Allah itu berperan dengan Filipus untuk maksud penyelamatan, kesungguhan Sida Sida itu juga
menentukan keselamatannya. Jadi Allah tidak melakukan penyelamatan secara sepihak atau dengan cara paksa, tapi
Allah juga mau supaya mereka yang mau diselamatkan itu mengambil bagian didalamnya yakni memiliki hati yang
mau mendengar dan memberi respons. Ketika Filipus menjelaskan kebenaran Firman Allah kepada Sida Sida, maka
ada respons yang baik. Ia mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Bahkan Sida
Sida menyerahkan dirinya untuk dibaptis oleh Filipus dalam perjalanannya. Jadi dalam penyelamatan, ada bagian
yang dikerjakan oleh Allah, oleh hamba Tuhan dan oleh si pendengar Firman.

Yang keempat, Tuhan yang harus dipermuliakan dan bukan hamba Tuhan yang melayani. Dalam pelayanan Filipus
kepada Sida Sida, Allah menunjukkan bahwa yang patut menerima kemuliaan itu adalah Dia sendiri. Setelah Sida
Sida dibaptis, tiba-tiba Filipus lenyap dari pandangan Sida Sida, hingga ia tidak sempat mengucapkan terima kasih
kepada Filipus. Filipuspun tidak sempat menerima pujian dan syukur itu dari Sida Sida, sehingga segala pujian itu
diberikan kepada Tuhan. Filipus dilarikan oleh Tuhan ke tempat lain yang sedang menantikan pelayanannya.
Saudara saudara pendengar yang kekasih, keempat hal ini kita dapat melihat betapa penyelamatan yang
dilakukan oleh Allah melalui diriNya, melalui manusia dan untuk manusia begitu unik. Nampaknya rencana dan
tindakan penyelamatan itu sempurna dan rapi teratur. Damai sejahtera Allah dirasakan baik oleh Filipus maupun
oleh Sida Sida. Pengalaman Filipus dan Sida Sida ini sebetulnya juga adalah pengalaman yang sudah kita alami
bersama ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi. Kalau kita merefleksikan kembali
pengalaman ini, maka kita mendapat suatu pelajaran yang penting bagi hidup iman kita yakni:

Yang pertama, kalau kita sudah diselamatkan oleh Kristus, maka kita harus menyadari bahwa Tuhanlah yang penuh
kasih telah merencanakan keselamatan jiwa kita ini. Tidak ada seorang manusiapun dalam dunia ini merencanakan
keselamatan kita. Keselamtan jiwa kita tidak direncanakan oleh pendeta, tidak oleh penginjil, tidak oleh saudara kita
yang sudah percaya, juga tidak oleh malaikat, semuanya adalah inisiatif dari Allah. Inisiatif yang paling besar adalah
bahwa Yesus telah mengorbankan diriNya di kayu salib sehingga kita mengalami penebusan dari dosa. Tanpa salib
Kristus, yakni inisiatif awal, maka kita berada dalam kebinasaan. Sebab itu haruslah kita mengucap syukur kepada
Tuhan untuk kasih dan perhatianNya kepada kita. Melalui pengorbananNya di kayu salib, semua orang berdosa telah
dimasukkan kedalam agenda penyelamatanNya. Tidak seorangpun Ia inginkan binasa. Kasih Allah akan terbukti
dalam kehidupan orang berdosa ketika Ia menerima karya penyelamatan itu.

Yang kedua, Tuhanlah yang mengusahakan juga penyelamatan jiwa kita. Ia mengirim hamba-hamba Tuhan untuk
memberitakan injil kepada kita. Allah mengirim seseorang yang tertentu untuk melayani kita. Allah menggunakan
caraNya sendiri untuk itu. Tidak seorang manusiapun yang mengertinya. Ada berbagai cara Allah mengadakan
tindakan penyelamatan, mungkin itu melalui penginjilan pribadi, kebangunan rohani, atau melalui berita Injil di
radio, televisi, atau melalui suatu peristiwa yang besar. Semuanya itu digunakan oleh Allah secara khusus untuk
maksud penyelamatan. Penyelamatan itu dapat terjadi dalam waktu singkat ataupun dalam jangka waktu yang lama.
Semuanya itu ada dalam rencana Tuhan.

Yang ketiga, dalam tindakan penyelamatan Allah kepada kita, Tuhan juga menantikan dan menunggu jawaban kita
yang positif. Ia ingin kesungguhan hati kita untuk menerima, dan bukan dengan paksaan. Jadi setiap orang yang
mendengar Injil, ia harus memberikan jawaban atau respons dengan sukacita, ia tidak perlu dirayu, dibujuk, disuap,
atau dengan cara berkompromi dengan dosa-dosanya supaya ia menerima Yesus, tapi dengan segala senang hati dan
sukarela memberikan jawaban yang pasti. Ketika Injil diberitakan, maka Allah menanti dan mananti apa jawaban
kita. Seperti dalam kitab Wahyu 3:20, yang mengatakan “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok, jikalau ada
orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku akan makan
bersama-sama dengan dia, dan dia bersama-sama dengan Aku ”. Sebab itu bukalah hatimu apabila Tuhan mengetuk
hatimu untuk masuk. Biarkanlah Ia bertakhta dan menjadi Tuhan dalam kehidupanmu, sehingga Ia memimpin
hidupmu kepada air kehidupan. Apabila seseorang menerima Yesus Kristus dalam kehidupannya, maka ia
mendapatkan keselamatan jiwa sesuai dengan janji yang telah diucapkanNya.

Yang keempat, dalam tindakan penyelamatan melalui hamba-hamba Tuhan, maka pujian dan syukur itu harus
dipersembahkan kepadaNya. Jiwa kita yang sudah diselamatkan adalah milik Yesus dan bukan milik hamba Tuhan
atau milik sesuatu gereja. Jadi berikanlah syukur kepadaNya dan persembahkanlah hidupmu bagi Yesus. Kita harus

35
beribadah kepada Allah dengan setia dan membangun iman kita dari hari ke hari. Kita juga dapat membagikan
keselamatan itu kepada orang-orang di sekitar kita kalau kita digerakkan oleh Tuhan untuk bersaksi. Kita tidak boleh
tinggal diam, kalau Tuhan menunjukkan jiwa-jiwa yang lain, kita juga harus memiliki beban untuk mereka.
Keselamatan itu adalah untuk semua orang, untuk keluarga kita, untuk teman-teman kita, untuk mereka di jalanan,
untuk mereka yang jauh dari kita. Jadi berikanlah waktumu, tenagamu, doamu dan yang lain-lain untuk menunjang
pemberitaan Injil di dunia yang gelap ini. Makin banyak orang diselamatkan, maka makin besar juga pujian dan
syukur dipanjatkan bagi Allah di sorga.
Jadi, saudara saudara pendengar yang kekasih, kita dapat belajar dari keempat hal ini. Allah berinisiatif untuk
penyelamatan, Allah bertindak memakai hamba-hamba Tuhan, dan Allah menanti respons atau jawaban dari
pendengar. Marilah kita bersyukur kepadaNya yang begitu mempedulikan kita khususnya untuk menyelamatkan kita.
Maka kita juga yakin bahwa Tuhan mempunyai rencana penyelamatan bagi semua orang karena korbanNya di salib
untuk semua orang, dan juga Ia mempunyai caraNya sendiri untuk melakukannya.
Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Matius 21:18-22
Kuasa Iman
Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “KUASA IMAN ”. Selamat menikmati dan Tuhan
Yesus memberkati.
Saudara saudara pendengar yang dikasihi Tuhan, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering menghadapi
berbagai kebutuhan. Ada kebutuhan yang mendesak dan ada kebutuhan yang tidak mendesak. Apabila kita
menemukan kebutuhan yang tidak mendesak, tentu kita tidak kuatir dan tidak menimbulkan reaksi yang besar karena
hal itu dapat dipenuhi. Tapi apabila kebutuhan yang sangat mendesak atau kebutuhan utama kita hadapi, tentu reaksi
yang besar muncul di permukaan kehidupan kita. Reaksi-reaksi dari persoalan atau kebutuhan yang besar ini bisa
negatif dan bisa positif. Negatif, apabila persoalan besar itu membuat kita menajdi putus asa dan menjauhkan diri dari
Tuhan, kita tidak lagi mencari Tuhan untuk penyelesaiannya. Positif, apabila melalui persoalan dan kebutuhan yang
besar itu membuat kita lebih berpegang kuat dengan Yesus, kita menjadi lebih dewasa dalam mengiringi Yesus.
Reaksi-reaksi ini bagaikan kalau kita menceburkan sebuah batu kecil ke laut, batu kecil ini tidak akan menimbulkan
suatu gelombang yang besar pada permukaan laut karena tekanan batu kecil ini kecil, tapi kalau kita melemparkan
batu yang besar ke dalam laut maka gelombang yang akan ditimbulkannya juga besar sebab tekanan batu yang besar
itu besar sekali. Reaksi-reaksi dari kebutuhan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari memang selalu berbeda-
beda, tapi bagaimana kita dapat menanggulangi reaksi-reaksi yang besar karena pengaruh dari kebutuhan yang primer
ini.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, kalau kita melihat kehidupan Kristus di muka bumi, Ia juga sering
menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang mendesak sama seperti. Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus juga
dicobai, hanya Ia tidak berbuat dosa. Kebutuhan yang begitu mendesak bagi Yesus tidak juga menimbulkan
gelombang yang besar dalam kehidupanNya, namun reaksi-reaksi dari diri Yesus selalu positif. Hal ini disebabkan
Tuhan Yesus tahu menanggulanginya dengan bijaksana sehingga kebutuhan yang tidak terpenuhi itu tidak
mengecewakanNya. Yesus selalu bergantung penuh kepada kehendak bapaNya yang telah mengutusNya kedalam
dunia. Dengan modal ketaatanNya kepada Bapa di sorga, Yesus dapt melewat isemua bentuk kebutuhan yang
mendesak tersebut.
Mari kita mempelajari apa yang dilakukan oleh Yesus ketika menghadapi kebutuhan yang mendesak
sehingga kita dapat terapkan dalam hidup kita.
Yang pertama, dalam ayat 18 dan 19, Pada waktu kebutuhan mendesak itu datang, kemanusiaan Yesus
bereaksi. Kita melihat dalam ayat ini Tuhan Yesus merasa lapar dan lelah karena Ia baru saja mengadakan
penyucian bait Allah di Yerusalem. Kesibukan ini mengakibatkan Yesus mengundurkan jam makan. Setelah
itu Yesus masuk ke kota untuk mencari sesuatu untuk mengisi perutnya. Dalam ayat ini Yesus menemukan
sebatang pohon ara dan Ia tidak menemukan buah pada pohon itu. Memang pada waktu itu belum waktunya
musim buah ara itu dapat dinikmati. Kemanusiaan Yesus bereaksi dengan wajar. Ia adalah manusia sama
seperti kita, Ia berusaha mencari jalan keluar dari kebutuhan itu, namun Ia tidak menemukannya.
Yang kedua, dalam ayat ke 19, nampak bahwa ketika kebutuhan mendesak itu tidak terpenuhi, maka iman
Yesus mulai bereaksi. Sebetulnya tidak ada kekecewaan dalam hati Yesus ataupun sungut-sungut yang dapat

36
ditimbulkanNya. Ia tetap tenang. Kali ini kemanusiaan Yesus tidak bereaksi lagi, namun imanNya. Kalau
kemanusiaanNya bereaksi maka akan timbul marah dan kekecewaan. Tapi kita lihat reaksi yang keluar dari
diri Yesus adalah reaksi iman. Ia langsung berkata kepad pohon ara itu bahwa ia tidak akan berbuah lagi.
Seketika itu keirnglah pohon ara itu bagaikan terkena sambaran petir. Peristiwa ini membuat murid-
muridNya tercengang-cengang. Mereka bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi.
Yang ketiga, kuasa iman itu dapat menyelesaikan banyak kebutuhan yang besar yang tidak dapat
diselesaikan secara manusia. Dalam ayat yang 21 dan 22, Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya
mengenai rahasia iman karena murid-muridNya merasa heran dengan kejadian tersebut. Apabila
kemanusiaan itu diberi tempat yang luas, maka akan menimbulkan berbagai reaksi, tapi apabila iman itu
diberi tempat yang lebih luas, maka mujijat akan terjadi, kuasa iman akan menyelesaikan banyak kebutuhan-
kebutuhan yang tidak dapat diselesaikan oleh kekuatan manusia.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, mari kita merenungkan ketiga hal ini tentang apa yang dialami dan
diajarkanNya kepada murid-muridNya. Pengalaman Yesus dapat menjadi pengalaman kita apabila kita meneladani
Yesus. Tiga hal yang dapat kita ikuti dari Yesus yaitu:
Yang pertama, apabila kita menghadapi kebutuhan yang mendesak atau sesuatu persoalan yang mendesak,
maka kita harus berusaha mencari jalan keluarnya. Kita tidak boleh berpangku tangan dan menanti jawaban
dengan tidak melakukan apa-apa. Hal ini memang wajar, karena Tuhan memberikan kepada kita hak dan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dalam
kehidupan kita pribadi, maupun untuk keluarga kita, dan bahkan untuk menolong sesama kita. Kita hidup di
dunia ini telah diperintahkan oleh Tuhan untuk mengusahakannya dan menempuh karier kita untuk
kebutuhan kita. Kita diberi akal budi untuk membuat keputusan-keputusan yang penting dan menolong kita
menyelesaikan masalah. Kita juga diberikan anggota-anggota tubuh yang sempurna seperti tangan untuk
mengerjakan sesuatu, mata untuk melihat sesuatu, telinga untuk mendengar nasehat, kaki untuk berjalan
menuju ke tempat sasaran, dan hati untuk selalu percaya keopada pertolonganNyaz. Walaupun memang
seringkali agak berat, tapi manusia telah dikaruniakan kekuatan untuk menanggungnya. Allah berfirman
kepada Adam dan Hawa setelah mereka jatuh kedalam dosa, bahwa: “Dengan peluh di mukamu, engkau akan
memakan rezekimu”. Setiap kali kita menghadapi kebutuhan, kita ditantang untuk kreatif, berusaha, dan
mencari, karena semuanya telah disediakan oleh Tuhan untuk kita. Keaktifan membuat kita berhasil dan
berbahagia dengan memakan hasil dari jerih lelah tangan kita sendiri. Jalan keluar yang dapat kita capai dari
segala masalah, persoalan dan kebutuhan, merupakan suatu rezeki yang besar yang dilimpahkanNya sesuai
dengan janji-janji Allah. Kalau kita berusaha dengan pertolongan Tuhan maka kita dapat hidup berdikari dan
bahkan membantu orang lain yang mengalami persoalan dan kebutuhan tersebut.

Yang kedua, apabila dalam usaha kita dan perjuangan hidup kita untuk menemukan jalan keluar dari
masalah dan kebutuhan hidup yang mendesak baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama kita itu tidak
tercapai, maka kita harus menguatkan hati kita dan memberikan reaksi dari iman percaya kita bahwa Allah
akan buka jalan. Kita tidak boleh mengomel, bersungut-sungut, atau menyalahkan orang lain. Kita mungkin
diuji oleh Tuhan sampai dimana kita bergantung kepadaNya. Kita harus percaya, apa yang tidak dapat kita
kerjakan untuk kebutuhan kita yang mendesak, itu dapat dikerjakan oleh Allah untuk kita kalau kita percaya
kepadaNya. Kita mempunyai seorang pribadi yang sanggup menolong ketika kemanusiaan kita gagal
mengatasi persoalan dan kebutuhan. Bagi manusia hal itu memang tidak mungkin, namun tidak demikian
bagi Allah, sebab segala sesuatu itu mungkin bagi Allah. Kita harus mengakui bahwa kekuatan kita terbatas.
Jadi kita harus mengambil langkah iman untuk menangani masalah kita. Langkah iman merupakan suatu
penghormatan kita kepada Allah bahwa Allah yang sanggup mengerjakannya. Langkah iman memberikan
tempat bagi Allah untuk beroperasi dalam kelemahan kita. Seperti Paulus katakan “bahwa justru dalam
kelemahanlah maka kuasaMu menjadi sempurna”. Jadi sempurnakanlah kuasa Tuhan melalui kelemahan kita
dan iman kita yang bangkit untuk percaya.

Yang ketiga, kuasa iman dan doa akan menyelesaikan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang
pelik ini. Kuasa iman melampaui pikiran manusia atau akal budi manusia. Apa yang tidak dapat dikerjakan
oleh kekuatan manusia dapat dikerjakan oleh kekuatan iman. Yesus mengatakan dalam ayat 21 dan 22,
bahwa “sesungguhnay jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja dapat perbuat apa yang
Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jilakau kamu berkata kepada gunung ini: “Beranjaklah dan

37
tercampaklah ke dalam laut. Hal itu akan terjadi. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya”.

Saudara-saudara yang kekasih, marilah kita memanfaatkan iman yang telah dipercayakan kepada kita oleh
Tuhan. Janganlah kita terlalu mengandalkan kekuatan kita pribadi, karena kakuatan itu terbatas. Tapi dengan iman
maka kita dapat menghadapi hidup ini dengan ucapan syukur. Ada seorang ibu yang tinggal di suatu tempat. Di
halaman rumahnya tumbuh sebuah pohon jambu yang besar. Namun setiap pagi ibu ini merasa lelah karena harus
menyapu daun-daun yang jatuh. Pohon ini besar namun tidak berbuah. Ibu ini ingat akan pohon ara yang tidak
berbuah dan yang diperintahkan Yesus untuk tidak berbuah lagi. Lalu ibu tua ini setiap pagi ketika menyapu halaman
rumahnya dari daun-daun jambu yang selalu menyusahkannya ini, ibu tua ini berseru: “kiranya pohon jambu ini
mati”, setiap pagi perkataannya ini diulangi, dan dalam beberapa waktu kemudian pohon jambu ini kering dan mati.
Ibu ini terkejut bahwa ada kuasa pada perkataannya. Kuasa iman dari perkataan telah memampukan ibu ini
menyelesaikan masalah yang berat baginya.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, manfaatkanlah iman dan doa ketika saudara jatuh kedalam
persoalan-persoalan yang berat. Janganlah anda terlalu mengandalkan kekuatanmu sendiri. Apabila anda
memanfaatkan kuasa iman dan doa yang telah dianugerahkan kepadamu maka Allah akan mengerjakan hal-hal yang
ajaib yang membawa kemuliaan bagi namaNya. Segala kekecewaan dan sungut-sungut itu akan menajuh
daripadamu. Melalui kuasa iman dan doa, maka saudara-saudara pendengar akan melihat kemuliaan Tuhan dan
kehadiranNya yang nyata dalam kehidupanmu. Kuasa iman dan doa berada diatas segala kekuatan yang dimiliki oleh
dunia ini dan ia berharga bagi setiap orang yang memilikinya. Kuasa iman dan doa membuat saudara mampu
bertahan dalam keadaan yang sulit, dan memuji Dia di tengah-tengah kesulitan. Saudara tidak akan tertelan oleh
persoalan atau kebutuhan yang mendesak, melainkan menguasainya dan menaklukkannya dengan kuasa iman dan
doa. Seperti pemazmur berkata: “Dari jurang yang dalam aku berseru kepadaMu Tuhan, Ya Tuhan dengarkanlah
Doaku”. Biarlah firman Tuhan ini menjadi berkat bagi saudara-saudara pendengar untuk dipraktekkan dalam
kehidupan saudara sehari-hari. Tuhan kiranya memberkati saudara melalui kuasa iman dan doa..
Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Yehezkiel 47:1-12
Sungai Allah
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “ROH KUDUS DAN KUASANYA
DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA”. Selamat menikmati, Tuhan memberkati.
Saudara saudara yang kekasih, berbicara soal Roh Kudus dan kuasaNya dalam kehidupan orang percaya,
biasanya kita langsung mengarah kepada hari pentakosta ketika Roh Tuhan dicurahkan bagi semua yang hadir pada
waktu itu. Memang pengajaran mengenai Roh Kudus banyak dipelajari dari Perjanjian Baru, karena peranan Roh
Kudus sudah tidak lagi terbatas hanya pada para nabi, para imam, dan raja-raja Israel, melainkan telah merata dalam
setiap kehidupan orang yang telah ditebus. Janji Allah dalam kitab Yoel mengenai pencurahan Roh Kudus telah
digenapi, dan Roh Allah ini dicurahkan diatas semua daging atau semaua manusia yang percaya kepada Yesus.
Dalam nats yang kita ingin pelajari tentang Roh Kudus kali ini justru tidak diambil dari Perjanjian Baru, melainkan
dari Perjanjian Lama. Walaupun dalam nats ini pekerjaan Roh Kudus mengambil bentuk sebagai simbol-simbol,
namun memberikan pengertian yang mendalam bagi kehidupan orang percaya pada jaman ini. Didalam kitab
Yehezkiel 47:1-12, kita dapat mempelajari beberapa hal yang penting mengenai pekerjaan Roh Kudus yakni:
Yang pertama, dalam ayat 1-2, Roh Kudus dilambangkan sebagai sungai yang mengalir dari bait suci. Roh
Kudus ini keluar dan datang dari Allah sendiri. Itulah sebabnya Roh Kudus juga disebut Roh Allah. Bait suci
itu adalah lambang dari diri Allah sendiri yang kudus. Disini Roh Allah memiliki tempat pada bait suci atau
diri Allah sendiri. Pada jaman akhir Roh Kudus tinggal dalam diri orang percaya. Paulus mengatakan bahwa
tubuh orang percaya adalah bait Allah dan Roh Allah diam dalam dirinya. Orang percaya telah menerima
penebusan dari darah Yesus, sumber dari kuasa penyucian. Dan dengan penyucian ini, orang percaya
dilayakkan untuk menjadi tempat tinggal Roh Allah yang hidup. Roh Kudus yang diam dalam hati orang
percaya menjadi suatu meterai atau jaminan bahwa ia adalah milik Tuhan. Orang yang menjadi milik Tuhan
mendapat anugerah dan perlindungan dari Allah secara khusus. Roh Kudus membuat hati orang percaya
selalu peka terhadap dosa. Apabila ia jatuh kedalam dosa, maka Roh Kudus menyadarkan dia untuk bertobat
dan mengakui dosanya. Roh Kudus juga menuntun orang percaya kepada segala kebenaran Allah. Ia
mencelikkan mata rohani orang percaya untuk mengerti kehendak Tuhan. Roh Kudus memberikan kekuatan

38
bagi orang percaya untuk bertahan dalam pencobaan dan menang atasnya. Roh Kudus selalu memimpin
orang percaya untuk berdoa dan memuliakan Kristus.

Yang kedua, dalam ayat 3-5, memperlihatkan kepada kita jangkauan dari kuasa Roh Kudus dalam
kehidupan orang percaya dan dalam dunia ini. Pekerjaan Roh Kudus memang luar biasa dan makin hari akan
makin heran hingga mencapai puncaknya yakni kehendak Allah dilaksanakan di bumi dan banyak orang-
orang berdosa kembali kepada jalanNya. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa air dari sungai itu mengalir
makin lama makin penuh dan makin dalam Pertama-tama, sungai ini menangalir hingga pergelangan tangan,
lalu ia mengalir mencapai atau melampaui lutut, ia naik sampai ke pinggang dan kemudian menutupi seluruh
tubuh dan menjadi sungai yang besar sehingga tidak seorangpun dapat berjalan dan melewatinya. Gambaran
ini juga melambangkan hidup yang dikuasai total oleh kuasa Roh Kudus dengan melalui proses-proses iman
orang percaya dalam mengiringi Tuhan yakni mulai dari pertobatannya, menerima Yesus sebagai Tuhan dan
juruselamat, kesetiaan menjadi murid-muridNya, menjadi dewasa dalam Kristus dan dipanggil untuk
melayani Dia. Proses ini merupakan suatu proses yang normal, bahkan lebih dari pada itu Roh Kudus
menjadikan orang percaya menajdi alat-alat Tuhan yang luar biasa dalam dunia ini. Seringkali orang yang
sudah percaya, kehidupannya pada permulaannya mengiringi Tuhan tidak dikuasai sepenuhnya oleh Roh
Kudus, tidak heran terjadi banyak jatuh bangun dan menyangkal Tuhan. Orang-orang percaya mundur dari
Tuhan, kecewa, tidak bertahan dalam pencobaan, tidak menjadi berkat bagi sesamanya. Disini nampak
bahwa bukan Roh Kudus yang tidak mampu mengadakan proses untuk pertumbuhan iman seseorang, tapi
karena individu itulah yang tidak bersedia menerima pembentukan Roh Kudus dalam kehiudpan imannya.
Memang proses kerja Roh Kudus dalam kehidupan kita tidak selalu dirasakan enak, karena operasi Roh
Kudus membuat seseorang harus menyangkali dirinya dan dosa-dosa yang disukainya. Jadi rahasia
keberhasilan iman percaya kita dalam kuasa Roh Kudus adalah memberikan tempat dan kepercayaan
kepadaNya untuk mengoreksi dan membaharui hidup kita setiap hari.

Yang ketiga, dalam ayat 6-12, kita melihat lagi bahwa kemana sungai itu mengalir, maka mengakibatkan
suatu keajaiban yang mengesankan. Jadi kemana Roh Allah itu beroperasi dalam kehidupan orang percaya,
maka akan terjadi sesuatu yang indah kemanapun ia pergi bersamanya. Apabila kita sebagai orang percaya
mau taat dan berjalan dalam kuasa Roh Kudus, maka Ia akan membuat kehidupan yang sulit menjadi indah
pada waktunya. Ia akan menjadikan segala kepahitan menjadi kenikmatan, sebab segala yang terjadi dapat
menjadi kebaikan, dan kebaikan akan menjadi kemuliaan bagi namaNya. Apa yang dikerjakan oleh Roh
Kudus adalah untuk masa depan yang indah yang penuh dengan pengahrapan. Jadi marilah kita lihat tujuan
dari Tuhan untuk hidup kita. Janganlah kita melihat keinginan kita sendiri, tapi libatkanlah kehendak dan
rencana Allah itu sehingga kita menjadi kuat dan kokoh dalam mengiringi Yesus. Apabila kemana sungai itu
mengalir dan membawa sesuatu yang ajaib, ini berarti dengan kuasa Roh Kudus yang mengusai hidup kita,
maka kemanapun kita pergi kita akan dapat bertahan dan menjadi berkat. Kondisi apapun yang mungkin kita
hadapi, kita akan memetik pelajaran iman darinya bahkan apabila ada kuasa kegelapan yang mau
mempermaikan hidup kita, semuanya akan menjadi kebaikan. Pengalaman Yusuf waktu dijual oleh saudara-
saudaranya ke Mesir, telah menjadikan dirinya sebagai penguasa di sana. Setelah menjadi penguasa ia malah
dapat memelihara keluarganya yang kemudian mengalami kelaparan di tanah Kanaan. Hal ini dapat terjadi
karena Yususf seorang yang taat kepadaNya dan Tuhan senantiasa menyertai Yusuf. Segala keburukan
menjadi kemuliaan bagi Yusuf. Penderitaan Yusuf menjadi berkat bagi dirinya dan bagi keluarganya. Tetapi
apa akibatnya kalau Yusuf berusaha meloloskan diri atau melarikan diri dari penjara di Mesir, tentunya itu
akan mengakhir seluruh rencana Allah bagi dirinya dan bagi keluarganya yang kelak akan menjadi bangsa
yang besar di bumi. Yusuf telah menjadi seorang yang bertahan dalam suatu arus penderitaan yang berat, ia
bagaikan ikan Salmon yang selalu berenang bertahan dan menentang arus di depannya, akibatnya ikan-ikan
Salmon di sungai Kolumbia memiliki postur tubuh yang besar-besar. Ikan ini menjadi kuat bahkan mapu
bertahan di tempat yang airnya sedikit ketika ia terdampar di darat.

Saudara-saudara pendengar yang kekasih, mari kita telusuri apa yang terjadi disini ketika Roh Allah mengalir
ke tempat-tempat yang lebih dalam dan jauh:
1. Ketika air dari bait suci itu mengalir ke laut, maka air laut yang asin menjadi air tawar. Hal ini berarti bahwa
kuasa Roh Kudus yang luar biasa mengubah kehidupan yang berdosa menjadi kehidupan yang kudus dan
benar. Roh Allah sanggup mengubah segala sesuatu yang perlu diubahnya. Kehadiran orang percaya yang

39
diurapi oleh Roh Kudus mengakibatkan perubahan pada lingkungan orang percaya. Orang percaya dibuatNya
menjadi terang dan berkat bagi sesamanya.
2. Kemana saja air itu mengalir, maka mahluk-mahluk dapat hidup didalamnya. Kemana Roh Tuhan itu
beroperasi, maka akan membawa kehidupan bagi orang berdosa yang bertobat. Mereka akan menemukan
pengharapan dan terang hidup itu didalam Kristus. Orang percaya akan menemukan pengharapan juga di
tengah-tengah kesulitan dan kegelapan.
3. Banyak ikan-ikan dan mahkluk hidup itu berkeriapan. Ini melambangkan bahwa kuasa Roh Kudus membawa
banyak jiwa-jiwa untuk datang kepadaNya. Jiwa-jiwa atau orang-orang berdosa akan menemukan sesuatu
yang mereka butuhkan dalam hidupnya dimana dunia tidak dapat berikan.
4. Di tempat sungai itu mengalir datang banyak penangkap-penangkap ikan. Ada pepatah mengatakan dimana
ada gula, disana ada semut. Kalau Roh Tuhan hadir, disitu banyak pelayan dan orang-orang yang terpanggil
untuk melayani dan pintu-pintu pemberitaan Injil terbuka untuk banyak orang yang perlu diselamatkan. Roh
Allah membuka jalan untuk misi lintas budaya hingga ke ujung-ujung bumi..
5. Tempat itu juga menjadi tempat penjemuran pukat. Hali ini dapat diartikan bahwa dimana ada Roh Kudus,
disitu ada tempat istirahat yang nyaman. Hadirat Allah ada dimana Roh Allah itu sedang beroperasi. Akan
terjadi suatu persekutuan yang indah.
6. Rawa-rawa dan paya-paya tidak jadi tawar, tempat ambil garam. Artinya dimana ada Roh Tuhan, segala
sesuatu menjadi berguna, bahkan yang paling tidak berguna diubah menjadi berkat. Roh Allah membuat
hidup orang percaya menjadi produktif dan berbuah-buah untuk kerajaan Allah. Segala sesuatu yang dimiliki
oleh orang-orang percaya seperti talenta, keahlian dan kemampuan, akan dapat dipakai sebagai alat bagi
Tuhan untuk memperluas kerajaanNya di muka bumi ini.
7. Pohon-pohon tumbuh, berbuah tidak habis, karena pohon mendapat air dari tempat kudus, buah jadi
makanan, daunnya menjadi obat. Artinya apabila Roh Allah hadir, maka ia akan membawa pemulihan bagi
sakit, yang lemah, dan yang tertindas. Roh Kudus akan menghibur orang percaya di saat mengalami
penganiayaan.

Saudara-saudara yang kekasih, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Roh Kudus memiliki peranan yang
begitu besar dan penting dalam kehidupan orang percaya dan juga dalam dunia ini. Kalau pada jaman dahulu Roh
Allah hanya berperan secara mendalam dalam kehidupan para nabi, raja dan imam, namun pada akhir jaman ini kita
orang percaya menjadi imamat rajani dimana Roh Allah diam didalamnya. Kita harus memberikan tempat seluas-
luasnya untuk pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita agar Ia memenuhi hidup kita dan berperan dalam dunia ini
melalui kita. ia menuntun hidup kita kepada segala kebenaranNya dan disini Roh Kudus mengingatkan kita untuk
bertobat apabila kita jatuh kedalam kelemahan. Roh Kudus juga turut membentuk kehidupan iman kita supaya
menjadi seperti Kristus. Roh Kudus juga membawa hidup kita untuk menjadi terang bagi lingkungan dan membawa
kasih Allah bagi orang lain. Roh Kudus membuka pintu-pintu pemberitaan injil sampai keujung-ujung dunia. Ia
memanggil dan memakai banyak jiwa-jiwa yang sudah diselamtkan untuk melaksanakan misi lintas budaya dengan
kuasa. Biarlah kita menjadi bait-bait dari Roh Allah yang kudus. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan
menyertai saudara senantiasa.

Lukas 5:1-11
Nelayan Tuhan
saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “IMAN SEORANG PERWIRA”. Selamat menikmati dan Tuhan
Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang kekasih, dalam pelayanan Tuhan Yesus semasa Ia menjadi manusia, Ia telah
menelusuri kota demi kota dan desa demi desa untuk memberitakan kabar baik. Yesus juga tidak melewatkan para
nelayan yang tinggal di tepi pantai bekerja menangkap ikan. Yesus berdiri di pantai danau Genesaret yang cukup
populer pada waktu itu. Inilah sumber pemasokan ikan yang terbesar di Galilea. Nelayan-nelayan nampak lalu lalang
di depan Yesus karena baru selesai dari pekerjaannya dan membersihkan jala-jala mereka. Segera Yesus di kerumuni
oleh orang banyak untuk mendengarkan Dia, diantara mereka juga banyak nelayan yang datang. Perhatian Yesus
pada waktu itu tertuju kepada perahu Simon yang juga baru menurunkan jalanya. Simon nampak lelah dan air
mukanya tidak seperti biasanya kalau kembali dari laut. Rupa-rupanya kalau kita membaca nats dalam Lukas 5:5,
Simon dan teman-teman nelayan yang lain tidak mendapat apa-apa sepanjang malam tadi. Tiba-tiba Yesus mendekati
Simon dan meminjam perahunya untuk dijadikan sebagai mimbar di tengah laut sehingga lebih mudah memberitakan

40
injil dari laut. Yesus melihat jiwa-jiwa yang begitu merindukan Firman Tuhan, sedangkan Simon merindukan ikan-
ikan di laut untuk penghidupannya.
Saudara-saudara yang kekasih, setelah Yesus menyampaikan kabar baik kepada orang banyak, Ia mengajak
Simon yang juga ada dalam perahu itu untuk langsung bertolak ke tempat yang lebih dalam untuk membantunya
menangka p ikan. Mendengar ini Simon terkejut. Di siang bolong tidak ada orang menangkap ikan, apalagi ke
tempat yang dalam, tentu Yesus keliru, pikir Simon. Namun Simon mengikuti nasehat Yesus yang tidak masuk akal
itu. Ternyata ketika Simon menebarkan jalanya, maka betapa banyak ikan yang mereka dapatkan hanya satu kali
melempar jala. Nasehat yang tidak masuk akal ini menjadi masuk akal ketika apa yang dikatakan Yesus itu terjadi.
Jala yang menarik ikan itu mulai koyak dan perahupun hampir tenggelam dan berbahaya. Para teman-teman nelayan
mulai berdatangan untuk menolong. Apa yang dilakukan Yesus membuat Simon sadar akan siap Yesus dan siapa
dirinya. Simon merasa ia adalah seorang berdosa karena harus menjalani hidup yang sulit waktu itu. Tapi Yesus
segera menenangkan hati Simon dan memintanya untuk mengiringi Dia. Simon menyadari siapa yang berbicara
dengan dia dan segera ia meninggalkan jalanya dan menjadi nelayan Tuhan atau penjala manusia.
Dari peristiwa ini kita dapat memetik beberapa pelajaran yang sanfgat berharga untuk kehidupan iman kita
sebagai pengikut-pengikut Tuhan. Mungkin kita tidak sama dengan Simon sebagai seorang yang menjadi nelayan
Tuhan. Mungkin kita bisa menjadi dokter-dokter dari Tuhan, arsitek-arsitek dari Tuhan, akuntan-akuntan dari Tuhan,
sopir-sopir dari Tuhan, buruh-buruh dari Tuhan, pilot-pilot dari Tuhan, dan lain sebagainya. Namun mari kita lihat
prinsip-prinsip apa yang memungkinkan kita menjadi seseorang yang lain dari Tuhan. Apa yang dilakukan oleh
Yesus adalah pedoman bagi kita semua untuk mencapai hal tersebut, yakni:
Yang pertama, memberikan tempat dalam perahu kehidupan kita kepadaNya.
Saudara-saudara yang kekasih, dalam kehidupan kita sebagai kaum awam, pedagang, buruh, atau dokter dan lain-
lain, kita telah memberikan hidup kita sepenuhnya untuk karier kita. Seringkali kita melupakan bahwa kita juga harus
memberikan prioritas itu kepada Tuhan yang memegang kehidupan kita dan yang menentukan jalan hidup kita.
Seringkali kita merasa lelah seperti Simon yang tidak berhasil mendapatkan apa-apa dari kerja kerasnya, namun tiba-
tiba Yesus datang dan mengambil tempat dalam kehidupan Simon. Ini merupakan suatu intervensi dari Yesus dalam
kehidupan seorang nelayan. Intervensi ini menyadarkan Simon pada akhirnya bahwa Simon tanpa Tuhan dalam
hidupnya, akan menjadi sia-sia. Demikian juga kita sekalian, kita perlu memberikan ruang bagi Yesus untuk
berintervensi. Ia ingin memasuki dan menembusi kehidupan kita dan campur tangan dengan apa yang sedang kita
kerjakan. Dengan intervensi ini, maka Yesus akan menjadi Tuhan dan kemudi dalam setiap segi kehidupan. Ia dapat
menggunakan perahu kehidupan kita untuk hal-hal yang rohani. Kalau kita tidak membiarkan Yesus berintervensi
dan mengambil tempat dalam kehidupan kita, maka perahu kehidupan kitapun hanya digunakan oleh dunia dan untuk
tujuan-tujuan yang duniawi saja. Ingatlah hidup kita ini adalah milik Tuhan, sebab itu gunakan milik Tuhan ini
untukmu dan untuk Dia.

Yang kedua, mendengarkan nasehat dari Yesus yang sering tidak masuk akal. Apabila Tuhan telah
memasuki kehiudpan kitamelalui intervensi tadi, maka Yesus akan selalu berbicara kepada kita melalui
firmanNya. Ada banyak hal-hal yang dapat kita terima dari nasehat-nasehat Firman Tuhan tadi, tapi ada juga
nasehat-nasehat yang tidak masuk akan dan bertentangan dengan pengalaman kita seperti yang dialami oleh
Simon. Simon adalah seorang ahli penangkap ikan yang tiba-tiba dinasehati oleh Yesus dengan instruksi
menangkap ikan yang sangat tidak masuk akal. Tapi Simon ikut saja, dan akhirnya ia berhasil. Dalam
kehidupan kita yang penuh dengan professionalisme, Tuhan juga akan memberikan nasehat-nasehat yang
kontra dengan prpofessionalisme kita. Baiklah kita dengarkan apa kata Yesus dan apa yang kita harus
lakukan. Hal-hal yang tidak masuk akal ini akan menolong kita untuk hidup benar di hadapanNya,
memuliakan namaNya, dan menjadi berkat bagi orang lain. Hal-hal yang aneh ini mungkin tidak disukai oleh
orang-orang di sekitarmu, contohnya dalam pergaulan dan bekerja anda harus jujur. Ini bertentangan dengan
prinsip dunia bahwa kejujuran membuat orang tidak dapat menjadi kaya. Oleh sebab itu kita harus belajar
untuk mentaati Yesus yang sering mengajak kita untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal supaya
kemuliaanNya ada di tengah-tengahmu.

Yang ketiga, menyadari bahwa harta dunia dapat merobek jiwa kita.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, hal yang berikutnya ini mengingatkan kepada kita bahwa harta
kekeayaan dunia tidak menjadi penentu kebahagiaan. Setelah Simon menarik jalanya, begitu banyak ikan
yang didapatinya, namun ikan yang banyak itu mulai merobek jalanya sehingga ia butuh teman-teman lain
untuk membantu. Berkat itu memang kita butuhkan, harta itu dibutuhkan, uang itupun tidaklah salah, tapi

41
kalau kita hidup dengan serakah dan jiwa kita penuh dengan hawa nafsu untuk menarik keuntungan yang
sebesar-besarnya tanpa mempedulikan prinsip-prinsip rohani dari Yesus, maka harta benda dan keuntungan
itu akan merusak dan merobek hidup kita dan bahkan menenggelamkan perahu kehidupan kita, perahu
keluarga kita, perahu anak-anak kita untuk masa depannya. Tidaklah heran kalau pada jaman sekarang
banyak keluarga-keluarga rusak berantakan, anak-anak jatuh kedalam narkoba, oleh karena tidak ada nilai-
nilai kerohanian dalam luarga, hanyalah nilai-nilai duniawi yang gelap. Marilah kita menyadari hal ini,
sedapatnya kita melibatkan Yesus yang memberi nilai-nilai rohani itu dalam kehidupan keluarga kita masing-
masing. Hadirkan Dia setiap saat, jauhilah ketamaankan, hawa nafsu untuk menginginkan segala-galanya
dalam dunia ini. Dunia hanya dapat memberikan kebahagiaan sementara, kita butuh uang hanya untuk
sementara, tapi kita butuh Yesus untuk selamanya.

Yang keempat, menyadari siapakah kita dan siapakah Yesus.


Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang awam, dokter, dan apa saja kedudukan kita dalam
masyarakat, kita harus tetap mengintrospeksi diri. Introspeksi diri membuat kita dapat mengendalikan diri
kita kalau kita sudah jauh dari Tuhan. Amsal mengatakan “orang yang tidak dapat menguasai diri bagaikan
kota yang temboknya runtuh”. Introspeksi diri adalah perlindungan awal dalam kehidupan kita. Kita
menyadari diri sampai sejauh mana sudah melangkah. Tanpa ini juga, kita tidak dapat mencapai tujuan dan
kehendak Allah dalam kehidupan kita dan kita akan berjalan sendiri dan tersesat dengan keindahan-
keindahan dunia. Simon menyadari siapa dirinya ketika bertemu dengan Yesus, ia mengintrospeksi dirinya
dan sadar bahwa telah banyak pelanggaran yang sudah ia lakukan. Namun ketika ia sadar, Yesus
menyambutnya kembali. Kalau kita sadara akan diri kita, akan kejatuhan kita, akan dosa-dosa yang kita
perbuat, maka Yesus akan memulihkan kita kembali hari lepas hari. Oleh sebab itu milikilah hati yang mau
bertobat setiap kali melakukan kesalahan. Pertobatan membawa hidup kita makin hari makin sempurna
dalam mengiringi Tuhan. Pertobatan membawa iman kita untuk maju dan maju. Pertobatan itu
menyenangkan hati Tuhan karena itu memberikan penghargaan terhadap kekudusan Allah. Petobatan
membawa berkat yang lebih besar lagi.

Yang kelima, bersedia menjadi seperti apa yang Tuhan Yesus inginkan.
Setiap orang mempunyai keinginan dan cita-cita, tanpa ini kita tidak dapat hidup dengan baik dan berhasil.
Namun keinginan kita juga harus disesuaikan dengan rencana dan pimpinan Tuhan dalam kehidupan kita.
Setelah Yesus berbicara kepada Simon, maka Ia memanggil Simon untuk meninggalkan jalanya dan
mengiringi Yesus. Disini Yesus memberikan kepadaNya suatu tujuan hidup yang baru. Sebelumnya hidup
Simon hanya untuk diri sendiri dan untuk dunia. Seluruh kehidupannya dihabiskannya dengan kariernya. Ia
tidak mempunyai kesempatan apapun untuk melayani Yesus. Simon memberikan jawaban yang positif
kepada Yesus. Ia mau melayani Tuhan melalui keberadaanNya. Yesus mau menjadikannya menjadi penjala-
penjala manusia. Identitas Simon tidaklah hilang, namun Yesus memberikan suatu identitas rohani
kepadanya yakni menjadi nelayan rohani. Ia akan menjala jiwa-jiwa bagi Kristus. Simon meninggalkan
jalanya dan pergi mengiringi Yesus. Masa depannya ia taruh dalam tangan Yesus. Ia tahu bahwa Yesus
mampu melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, dan bersama Yesus ia aman. Saudara-saudara pendengar
yang kekasih, maukan anda menjadi seperti apa yang Tuhan inginkan. Seandainya Tuhan memanggil anda
untuk menjadi yang lain daripada status anda saat ini, bersediakah anda menajwab seperti Simon. Apabila
anda sebagai seorang dokter, Tuhan meminta anda untuk melayani Dia melalui profesi anda dan menjadi
hamba Tuhan atau dokter rohani untuk menolong mereka dalam kesusahan, bersediakah anda. Atau anda
sebagai seorang akuntan, tapi Tuhan mau anda menjadi bendahara di gereja, maukah anda menerimanya,
anda seorang buruh yang bekerja di pabrik, tiba-tiba Tuhan memanggil anda menjadi buruh rohani dan
menjadi saksi di pabrik tempat anda bekerja, bersediakan anda menerimanya. Apabila anda seorang
pedagang, tapi Yesus memanggil anda untuk menjadi seorang yang mensponsori pekerjaan Tuhan,
bersediakan anda melakukannya bagi Yesus. Saudara-saudara yang kekasih, ada banyak cara Allah untuk
memanggil saudara, apabila saudara menjawab “Ya Tuhan Saya Mau ”, maka Ia yakinlah Tuhan Yesus akan
memelihara dan memberkatimu. Bahkan lebih dari itu, ada banyak jiwa-jiwa yang akan diselamatkan melalui
pengabdian saudara.
Kelima hal ini kiranya menjadi bahan renungan saudara-saudara pendengar dimanapun anda berada, Tuhan
kiranya memampukan anda untuk melaksanakannya dalam kehidupanmu. Tuhan Yesus Kristus memberkati,
melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

42
Yohanes 3:1-21
Kelahiran Kembali
Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “KELAHIRAN KEMBALI ”. Selamat menikmati
dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, pada suatu malam tiba-tiba Yesus dikagetkan dengan seorang tamu
yang mengunjunginya. Tanpa curiga tamu tersebut masuk ke tempat dimana Yesus tinggal. Tamu ini nampaknya
seperti masyarakat biasa, ia seorang Yahudi. Tanpa ada pemberitahuan lebih dahulu tamu ini muncul di hadapan
Yesus. Yesus menerimanya dengan senang hati. Rupa-rupanya tamu ini adalah seorang Farisi, pemimpin agama
Yahudi yang bernama Nikodemus. Seorang pemimpin agama seperti Nikodemus tidak biasanya datang kepada
seseorang pada malam hari. Ia seorang yang terhormat di mata masyarakat, dan nama Nikodemus berarti “seorang
penakluk”. Ini berarti ia memiliki karakter yang tegas dan disiplin terhadap siapa saja yang melanggar hukum
Taurat. Setiap pelanggar akan mendapat sangsi sesuai dengan hukum Taurat. Namun supaya tidak dilihat oleh
siapapun atau oleh temannya, ia mengunjungi Yesus pada waktu hari sudah gelap. Pemimpin agama Yahudi
memang tidak biasa juga keluar pada malam hari karena mereka tidak mau dianggap berjinah dengan pelacur.
Pemimpin agama Yahudi juga biasanya dicari oleh orang banyak untuk mendapatkan pengajaran, namun apa yang
dilakukannya justru kebalikan dari kebiasaannya. Nikodemus datang kepada Yesus dengan tujuan untuk menanyakan
sesuatu, ia sudah mendengar Yesus dari banyak orang. Ia seorang yang ingin mengetahui kebenaran-kebenaran
Taurat. Yesus juga ia kenal sebagai guru atau rabi di mata masyarakat karena kebaikan dan pelayanannya.
Saudara-saudara yang kekasih, ketika berjumpa dengan Yesus, Nikodemus langsung memberikan suatu
impresi kepadaNya. Ia percaya dan mengaku bahwa semua mujijat yang dilakukan oleh Yesus terjadi karena
penyertaan Allah. Namun Yesus sama sekali tidak merasa bangga dengan pujian Nikodemus, tapi malah Yesus
mengambil kesempatan untuk memberitakan kebenaran Injil kepadanya. Yesus mengajarkan bahwa Nikodemus
harus dilahirkan kembali, walaupun ia sudah melakukan hukum Taurat secara lahiriah dan tegas, namun belum
mengalami transformasi. Yesus mengajarkan beberapa prinsip mengenal kelahiran kembali:

Yang pertama, alasan mengapa seseorang harus dilahirkan kembali.


Dalam ayat yang ke 3 dan ke 5, Yesus menegaskan suatu alasan mengapa seseorang harus dilahirkan
kembali. Ayat ini menjelaskan bahwa kelahiran kembali adalah syarat satu-satunya untuk dapat
masuk kedalam kerajaan Allah. Yesus menegaskan kalau Nikodemus, walaupun seorang yang
disiplin terhadap ajaran hukum Taurat dan melaksanakannya secara lahiriah tidak mengalami
kelahiran kembali, maka ia tidak dapat melihat dan tidak dapat masuk kedalam kerajaan Allah.
Karena tanpa kelahiran kembali, Nikodemus tidak bedanya dengan seorang yang melakukan
peraturan keagamaan dengan sia-sia. Hukum Taurat hanya menunjukkan seseorang itu berdosa, tapi
tidak dapat menolong seseorang untuk menang terhadap dosa itu sendiri. Sebab manusia itu lemah
dikuasai oleh daging, sedang hukum Taurat itu menuntut manusia untuk mengendalikan diri. Hukum
Taurat mengancam orang berdosa dengan hukuman, tapi tidak memberikan kuasa untuk menang
terhadap dosa. Itulah sebabnya Nikodemus harus dilahirkan kembali agar tubuh dosa itu hilang
kuasanya.

Yang kedua, proses kelahiran kembali.


Saudara-saudara yang kekasih, dalam ayat 3 dan ayat 5, juga menjelaskan bagaimana proses
kelahiran kembali itu terwujud. Kelahiran kembali adalah suatu perubahan hidup yang dari dalam
batin dan mempengaruhi kehidupan yang diluar. Perubahan ini membutuhkan kuasa Allah untuk
menjadi agen perubahan atau transformasi. Kuasa Allah yang dapat merubah kehidupan seseorang
menjadi baru adalah melalui air yakni firman Allah dan roh yakni kuasa Allah. Menurut Yesus
Nikodemus harus menerima kebenaran Firman Allah bahwa ia adalah orang berdosa. Ia harus
bertobat dari dosa dan kelemahannya agar dikuduskan oleh anugerah Allah dalam Kristus Yesus.
Perbuatan baik tidak dapat menyucikan dosa-dosanya. Hukum Taurat memberitahu dosanya dan
tidak menolong untuk menguduskannya. Kemudian Nikodemus harus menerima kuasa Allah untuk
memampukan dirinya hidup dalam kekudusan. Roh Kudus memberikan kemenangan kepada
Nikodemus dan diam dalam hatinya. Melalui proses ini Nikodemus menerima anugerah keselamatan

43
dari Yesus dengan Cuma-Cuma dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat, karena tidak
seorangpun yang dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna. Melalui firman Allah atau
kebenaran, yakni Yesus sendiri, Nikodemus menerima keselamatan dan kelahiran kembali tersebut.
Nikodemus mengalami pembaharuan dari dalam batin oleh Roh yang beroperasi dalam hatinya
ketika ia menerima kebenaran itu. Kelahiran kembali memang berbeda dengan kelahiran secara
jasmani seperti yang ditanyakan oleh Nikodemus. Kelahiran kembali adalah hidup baru dalam
Kristus, ia mengalami pembaharuan dari dalam batin dan keluar batin. Kelahiran kembali adalah
benar-benar bukan usaha Nikodemus, melainkan usaha dari anugerah Allah dan kuasa Allah.
Nikodemus hanya membuka hati dan menerima anugerah tersebut dan kemudian Nikodemus
mengalami pembaharuan itu secara ajaib. Itulah sebabnya Yesus mengatakan dalam ayat 6 dan ayat
8, bahwa “Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah
roh. Angin bertiup keman ia mau, dan kamu mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana
ia datang dan kemana ia pergi. Demikianlah halnya tiap-tiap orang yang lahir dari Roh ”.

Yang ketiga, refleksi sejarah mengenai kelahiran kembali.


Untuk menjelaskan sedikit kebingungan dari Nikodemus, Yesus merefleksi peristiwa sejarah
Musa pada waktu ia ada di padang gurun. Dalam ayat ke 14 Yesus katakan bahwa orang Israel harus
memandang kepada tongkat ular yang diangkat tinggi oleh Musa sehingga umat Israel selamat dari
hukuman Allah. Ini menandakan bahwa manusia berdosa harus memandang kepada Yesus yang
tersalib di golgota untuk menanggung dosa-dosa mereka. Refleksi sejarah ini menjelaskan kepada
Nikodemus bahwa hukum Taurat menggenapi anugerah Allah dalam diri Yesus Kristus. Jadi
Nikodemus harus percaya dan menerima anugerah Yesus ini sebagai penggenapan dari hukum
Taurat itu sendiri. Tapi bukan hanya Nikodemus, melainkan dunia ini, dikatakan oleh Yesus dalam
ayat yang ke 16, dimana Allah telah mengutus anakNya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia
dari dosa. Dan setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.

Yang keempat, akibat dari orang yang tidak dilahirkan kembali.


Saudara-saudara pendengar yang kekasih, akhirnya Yesus menegaskan kepada Nikodemus
mengenai akibat mereka yang tidak percaya kepada Anak Tunggal Allah. Dalam ayat 17 hingga ayat
21, mereka yang tidak percaya kepada Anak Tunggal Allah, akan menerima hukuman yang kekal
baik mulai dari waktu ia tidak percaya kepadaNya. Mereka akan hidup dalam kegelapan dan dibawah
penghukuman Allah. Mereka tidak akan menyadari akan dosa-dosa mereka yang akan membawa
kepada penghakiman. Tapi Anak Allah diutus bukan untuk menghakimi atau menghukum dunia ini,
melainkan supaya manusia mengenal Dia dan diselamatkan oleh anugerahNya.

Apa yang diajarkan oleh Yesus kepada Nikodemus akhirnya membuat Nikodemus tidak dapat berdalih dan
berbantah dengan Yesus. Tapi Nikodemus mengerti apa yang diucapkan oleh Yesus denga tegas. Ia meninggalkan
Yesus dan merenungkannya. Di kemudian hari kita tahu bahwa Yesus menjadi salah seorang dari pengikut Yesus.
Proses kelahiran kembali beroperasi dalam diri Nikodemus sehingga ia juga menerima anugerah keselamatan
tersebut.
Saudara-saudara yang kekasih, bagaimana dengan kehidupan kita sekarang, apakah kita sudah dilahirkan
kembali ?. Apakah kita sudah mengenal kebenaran itu ? Kalau belum, marilah kita merenungkan keempat bagian dari
firman Tuhan ini mengenai kelahiran kembali. Yang perlu kita renungkan pada saat ini adalah:
Yang pertama, setiap orang, termasuk saudara saudara pendengar, harus dilahirkan kembali. Kelahiran
kembali ini adalah suatu kewajiban dan bukan pilihan. Kita tidak dapat masuk kedalam kerajaan sorga tanpa
kondisi ini. Allah tidak akan membiarkan kita masuk kedalam tempat yang kudus di sorga tanpa kekudusan
dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu berilah dirimu untuk dilahirkan kembali.
Yang kedua, proses kelahiran baru itu begitu sederhana yakni kita harus menerima kebenaran Injil dari
Yesus Kristus. Kebenaran injil itu mengatakan bahwa kita adalah orang yang berdosa dan membutuhkan
pengampunan. Pengampunan dan pengudusan itu ada dalam diri Yesus Kristus. Oleh sebab itu dengan
menerima Yesus, kita menerima anugerah pengampunan itu. Kita juag harus menerima kerja kuasa Roh
Kudus untuk menguasai hidup kita. Ini akan memberikan kekuatan kepada kita menghadapi segala

44
pencobaan. Kuasa Roh Kudus membaharui hiudp kita dari dalam batin dan membawanya keluar untuk
menjadi berkat. Inilah yang disebut oleh Yesus tentang dilahirkan oleh air dan roh.

Yang ketiga, kita haru percaya bahwa Yesus di salib untuk menebus dosa-dosa kita. Ia ditinggikan di kayu
salib agar kita menerima pengampunan itu. Tanpa salib Kristus, maka kita tidak akan mengalami
keselamatan yakni pengampunan dari dosa-dosa kita. Salib Kristus adalah tindakan nyata dari akasih Allah
bagi orang berdosa. Pada salib ini, anugerah Allah dicurahkan bagi semua orang.

Yang keempat, apabila saudara tidak mau menerima Kristus dan kuasaNya untuk menguduskan saudara,
maka saudara akan berada dibawah pengukuman, hidup dalam kegelapan dan dosa yang mengerikan.
Saudara tidak akan menyadari bahwa diri saudara adalah orang berdosa hingga penghukuman itu datang
kepadamu.

Saudara-saudara yang kekasih, renungkanlah Firman Tuhan ini, berilah dirimu dilahirkan kembali oleh air
dan roh. Tidak ada jalan atau cara lain kecuali menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat saudara, bertobat dari
dosa-dosamu, maka saudara akan mengalami kehidupan yang baru dalam Kristus. Ada banyak orang berusaha
menyucikan dirinya dengan berbagai bentuk kegiatan keagamaan dan perbuatan baik, namun tanpa Yesus semua itu
akan tetap menjadikan status saudara sebagai orang berdosa. Status ini adalah penghalang setiap orang untuk masuk
kedalam kerajaan Allah. Tapi apabil saudara datang kepada Yesus hari ini, maka status saudara akan menjadi status
anak-anak Allah yang berhak untuk mewarisi kerajaan sorga bersama-sama Dia. Seba itu selama masih ada
kesempatan yang baik, rebutlah kehidupan dan keselamatan yang kekal di sorga melalui kelahiran kembali dalam
Kristus Yesus yang penuh kasih ini. Ia sedang menantikan saudara untuk melimpahkan pengampunan dosa kepada
anda.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Lukas16:19-31 Kehiudpan Dibalik Kematian

Saya bersama anda dalam acara “Topik Minggu Ini ”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan
sehat walafiat pada hari ini. Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “KEHIDUPAN DI
BALIK KEMATIAN”. Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang kekasih, Pada suatu hari terjadi kebakaran yang besar di suatu tempat di London pada
tahun 1978. Angkatan bersenjata Inggris telah mengambil alih untuk memadamkan api tersebut. Ada seorang ibu
datang untuk meminta tolong petugas pemadam kebakaran tersebut untuk menyelamatkan kucing dari rumah yang
terbakar tersebut. Rupa-rupanya petugas ini tidak menemukan di bawah sebuah pohon besar dan tersangkut. Setelah
selasai menyelamatkan kucing tersebut, maka sang ibu mengundang petugas ini untuk minum kopi di dekat kucing
itu ditemukan. Setelah selesai minum kopi, petugas itu bergegas meninggalkan tempat tersebut. Begitu ia
menjalankan mobilnya tiba-tiba kucing itu muncul di depannya dan kecelakaan terjadi. Kucing itu digiling oleh roda
yang besar dari mobil pemadam kebakaran itu, dan mati. Kucing yang sial itu memang tidak dapat lepas dari maut.
Kini kucing itu telah tiada, ia tidak dapat dihidupkan kembali. Namun berbeda dengan manusia, dalam Lukas 16 ayat
19 hingga ayat 31, Firman Tuhan berbicara tentang kehidupan di balik kematian. Manusia memang tidak seperti
kucing, manusia adalah ciptaan Allah tertinggi. Ia diberi tanggungjawab untuk menjalani kehidupannya di bumi ini.
Setelah mati, manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Tuhan. Tuhan Allah juga
memberikan kepada manusia suatu kesempatan untuk hidup memuliakan namaNya. Apabila manusia
menyalahgunakan kesempatan ini, maka ia akan menerima sangsi pada hari penghakiman tersebut. Marilah kita lihat
apa yang dialami oleh Lazarusdan orang kaya p[ada masa hidupnya, dan apa yang diterima mereka setelah mereka
mati.
Yang pertama, ada seorang kaya yang hidupnya selalu berfoya-foya dan bersukaria dqalam kemewahannya.
Ia tidakpeduli dengan sesama dan lingkungannya. Ia hidup untuk diri sendiri. Ia tentu orang yang tidak
mengenal belas kasihan. Pada waktu Lazarus seorang yang miskin datang kepadanya, ia menutup pintu
hatinya untuk menolong, padahal ia seorang yang kaya dan pemberiannya yang sedikit itu akan
menyejukkan perut si Lazarus yang sedang lapar dan mulut yang haus. Ia tidak menghargai Lazarus, malahat
anjing-anjing yang datang melayani si miskin ini. Kita tentu tahu juga bahwa dalam dunia ini, terdapat
banyak sekali orang yang kaya yang tidak tahu menolong orang miskin. Mereka hidup untuk diri sendiri,
sekali pesta, orang kaya dapat menghabiskan dana berjuta-juta rupiah bahkan bermilyar-milyar. Sedangkan
orang miskin harus bekerja seumur hiudp untuk dapat membuat sebuah pesta kecil. Apabila orang kaya ini

45
baik hati, maka pemberiannya kepada Lazarus itu tidak akan membuatnya menjadi miskin. Dengan remah-
remah yang dari meja orang kaya, Lazarus ini dapat menjalankan hidup untuk seumur hidupnya.

Yang kedua, ada juga seorang yang miskin, bernama Lazarus, seperti yang sduah disinggung pada bagian
pertama. Si miskin ini memang tidak berdaya. Ia hanya hidup bergantung pada orang lain. Lazarus yang
miskin ini mungkin tidak mempunyai kemampuan untuk bekerja, atau ia tidak punya keahlian seperti orang
kaya tadi. Memang dalam perumpamaan ini tidal disebutkan apa dan bagaimana membuat Lazarus jatuh
miskin, tapi jelas bahwa ia adalah orang miskin. Lazarus mewakili semua orang miskin dalam dunia ini. Ia
hidup dari hari ke hari hanya untuk mengemis. Kita tahu dimana-mana ada orang miskin. Yesus mengatakan:
“Orang-orang miskin selalu ada padamu”. Ini menandakan orang-orang yang dianggap hina oleh dunia ada di
segala bagian dunia ini. Kehadiran mereka dapat memberi kesempatan bagi orang kaya untuk memperbaiki
karakter mereka. Namun tidak banyak orang memperhatikan si miskin. Orang-orang dapat mencatat jumlah
orang-orang miskin, tapi tidak mencatat berapa yang sudah ditolong. Orang-orang tahu tentang si miskin, tapi
tidak diketahui siapa yang mau menolong. Ini merupakan suatu kenyataan yang terjadi dalam dunia semasa
kita hidup.

Saudara-saudara pendengar yang kekasih, rupa-rupanya dalam nats ini kita melihat bahwa kedua orang
tersebut, baik yang kaya ataupun miskin tidak luput dari kematian. Semua orang akan mati, dan mereka akan
menerima balasannya masing-masing sesuai dengan perbuatan mereka dalam dunia ini. Orang kaya itu mati dan
masuk kedalam tempat siksaan, sedangkan Lazarus masuk kedalam tempat yang bahagia yakni di pangkuan
Abraham. Orang kaya dan Lazarus masing-masing mendapatkan bagiannya yakni:

Yang pertama, orang kaya masuk kedalam tempat penderitaan. Ia kesakitan dalam nyala api. Ia panas dan
haus dan tidak seorangpun menolong. Sifat kemanusiaannya masih nyata, ia meminta agar Lazarus
mencelupkan jarinya kedalam air untuk menyejukkan mulutnya yang kehausan. Kebahagiaan di dunia
berubah menjadi malapetaka bagi si kaya. Ia lupa bahwa dahulu di dunia ia adalah seorang yang kejam dan
tidak mau memberi setitik air kepad Lazarus, malahan anjing-anjing yang datang melayani Lazarus. Orang
kaya ini memohon-mohon kepada Abraham agar ia memberitakan keadaan ini kepada saudara-saudaranya
yang masih hidup agar jangan hidup seperti dia. Mungkin orang kaya ini berpikir kalau-kalau saudara di
bumi bisa menolong. Rupa-rupanya Abraham menolak, karena di bumi ada kesaksian para nabi dan tidak
perlu ada orang dari dunia orang mati untuk memberitahukan, karena hal itu bertentangan dengan Firman
Tuhan dan mengakibatkan penyesatan yang lebih buruk. Akhirnya orang kaya harus menerima nasibnya.

Yang kedua, di tempat dimana Lazarus ada, adalah tempat yang bahagia. Disana Lazarus tidak menderita
lapar dan haus lagi, ia dihibur, dan diberkati. Ia juga tidak dapat menolong mereka yang menganiaya dirinya,
seandainya dapat, mungkin Lazarus akan melakukannya karena kehidupannya penuh penderitaan sebelum ia
mengalami kebahagiaan kekal. Namun semuanya telah terlambat, antara jurang maut dan tempat bahagia itu
tidak seorangpun dapat bertemu.

Saudara-saudara yang kekasih, kedua pengalaman yang dikatan Yesus melalui suatu perumpamaan harus
menjadi pelajaran bagi kita sekalian. Kita harus memiliki sikap yang benar di hadapan Tuhan dan manusia.
Sikap itu ada dalam kehidupan salah satu tokoh ini, dan juga dalam kehidupan Abraham. Pelajaran yang
dapat kita petik dari peristiwa ini adalah:

Yang pertama, kita harus memiliki hati seperti Lazarus. Ia seorang yang miskin, namun hidupnya tidak
menyangkal Tuhan. Ia rela menerima keberadaannya. Ia tidak melarikan diri dari kenyataan lalu berbuat jahat
untuk menjadikan kebutuhannya terpenuhi. Ia seorang yang mengasihi Tuhan dalam keadaannya yang buruk
secara jasmani. Ia mengemis kepada orang kaya untuk mengingatkan orang kaya ini agar tidak hidup untuk
diri sendiri. Kehadiran Lazarus seharusnya menjadi berkat bagi orang kaya ini. Tapi orang kaya ini tidak mau
bertobat. Hidup Lazarus seringkali juga hadir di lingkungan kita. Ada berbagai orang yang membutuhkan
pertolongan kita, janganlah kita menutup pintu hati kita ini. Milikilah hati yang penuh belas kasihan sebagai
ujud kasih kita kepada Kristus. Apabila ada orang yang lemah datang meminta pertolongan, itu mungkin
suatu teguran dan kesempatan bagi kita untuk merubah diri. Kalau teguran dan kesempatan ini kita lewatkan,
mungkin itu adalah kesempatan yang terakhir bagi kita untuk bertobat.

46
Yang kedua, kita harus menjauhi hidup yang berfoya-foya untuk diri sendiri. Kita harus menjauhi hidup
yang kejam, pelit, dan yang tidak peduli kepada sesama yang membutuhkan pertolongan. Seperti Tuhan
Yesus sudah memberkati hidup kita, sewajarnyalah kita menyalurkan berkat-berkat itu kepada yang
membutuhkan. Apapun yang kita miliki tidak akan menyertai kita menghadap Tuhan. Semuanya itu akan kita
tinggalkan, karena harta duniawi tidak mendapat tempat dalam kerajaan sorga. Yang akan tetap mendapat
tempat adalah harta rohani yakni iman dan perbuatan yang menjadi berkat bagi sesama. Disini kita diajar
untuk hidup untuk Tuhan dan sesama kita. Tanpa ini, maka Yakobus mengatakan semuanya sia-sia, iman
tanpa perbuatan adalah mati.

Yang ketiga, kita harus hidup seperti ABraham yang telah menjadi bapa bagi banyak bangsa. Tidaklah heran
Allah menggenapi janjiNya bagi Abraham. Ia menjadi bapa bagi Lazarus yang miskin ketika bertemu dalam
kerajaannya. Ia adalah bapa yang menghibur kepedihan hati Lazarus pada penderitaan di dunia. Abraham
seorang bapa yang beriman kepada Allah. Ia seorang yang taat dan berkorban untuk ketaatannya. Ia hidup
dekat dengan Allah dan menolong sesamanya, bahkan menolong orang yang memusuhinya dalam hati seperti
Lot. Ia seorang yang selalu ingat kepada Allah dan tetap mendirikan mezbah untuk menyembah Allah dalam
suka maupun duka. Hidup Abraham dapat menajdi contoh yang terindah. Abraham adalah seorang ayah yang
telah mendidik anak-anaknya kedalam jalan Tuhan walaupun ia kaya raya. Berbeda dengan orang kaya tadi,
setelah kematiannya barulah ia ingin membina keluarganya kedalam jalan Tuhan, namun semuanya telah
terlambat. Selama hidup orang kaya ini hanya hidup untuk diri sendiri dan membina keluarganya dengan
kekayaannya dan bukan dengan jalan Tuhan. Betapa tragisnya hidup orang kaya ini, seluruh keluarganya
akan terancam untuk mendapatkan hukuman seperti dirinya. Marilah kita memiliki hati dan hidup Abraham,
ketika hidup ia hidup, ia memimpin keluarganya kedalam jalanTUhan. Ia mnejadi teladan bagi anak cucunya
untuk mengenal jalan-jalan Tuhan. Akibatnya Abraham diberkati luar biasa baik secara jasmani, ia
mempunyai banyak kambing domba, emas dan perak. Tapi Abraham juga memiliki kekayaan iman yang luar
biasa sehingga Yakobus menyebutnya sebagai sahabat Allah. Melalui Abraham, maka dunia ini mendapat
anugerah pengampunan dalam diri Yesus Kristus. Abraham menjadi teladan dan figure bagi orng percaya.

Saudara-saudara yang kekasih, kita tidak boleh melupakan ketiga tokoh ini, Lazarus seorang yang mengasihi
Tuhan, Abraham adalah orang yang beriman menjadi sahabat Allah, dan orang kaya yang karena kekayaannya lupa
segalanya. Biarlah ketiga tokoh ini menjadi contoh bagi kita untuk hidup berhati-hati dan mengasihi Tuhan hingga
akhir hidup kita. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Matius 4:1-10
Kemenangan Atas Pengajaran Yang Sesat

Saya bersama anda dalam acara “Topik Minggu Ini ”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan
sehat walafiat pada hari ini. Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “KEMENANGAN
PENGAJARAN YANG SESAT”. Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara pendengar yang kekasih, pada jaman ini kita dapat menemukan banyak ajaran-ajaran baru yang
menyesatkan. Ini terjadi dimana-mana di belahan dunia. Banyak orang percaya telah disesatkan. Dalam nats ini kita
akan khusus mempelajari bagaimana iblis mencobai Yesus dengan menggunakan Firman Tuhan secara salah dan
menyesatkan. Sebelum Yesus memasuki pelayananNya, Ia melewati beberapa hal yang sungguh tidak tidak masuk
akal. Namun semuanya itu diturutiNya dengan besar hati, demi melakukan kehendak Allah. Ia telah melakukan
kehendak Allah yaitu dibaptis oleh Yohanes. Kemudian Yesus dibawa ke padang gurun untuk dicobai oleh iblis.
Rupa-rupanya melakukan kehendak Allah juga belum cukup tanpa melalui pengujian sehingga dapat diketahui
sampai sejauh mana Kristus mengerti dan taat kepada kehendak Allah . Dalam nats ini kita dapat melihat Yesus
berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam. Setelah berpuasa sedemikian lama, tentulah fisiknya menjadi
lemah. Dalam keadaan fisik yang lemah ini Ia menghadapi godaan. Godaan iblis untuk Yesus cukup unik. Iblis
menggunakan kehendak Allah itu sendiri yakni firman Allah untuk mencobai Yesus. Namun iblis menggunakan
kehendak Allah secara kedagingan dan disajikan kepada Yesus. Iblis mengubah makna kehendak Allah itu kepada
makna yang lain yakni menterjemahkan kembali makna kebenaran itu agar Yesus dapat berkompromi dengan
keinginan dagingnya. Iblis menggunakan pendekatan yang berbahaya agar dapat membawa Yesus jatuh kedalam

47
kesesatan. Iblis berusaha menyalahgunakan kehendak Allah atau firman Allah agar Yesus juga menyalahgunakan
firman Allah. Iblis mengajak Yesus untuk berkompromi dengan dosa dalam imanNya kepada Allah. Disini Yesus
diuji sampai sejauh mana ia mengerti dan mengenal kehendak BapaNya secara sempurna, dan bagaimana ia
membedakan yang benar dan yang sesat.
Saudara-saudara yang kekasih, apakah Yesus terkelecoh oleh iblis yang begitu licik ini ?. Tidak, Yesus tidak
terkelecoh sedikitpun. Pengenalan akan kebenaran Firman Allah begitu sempurna sehingga Ia tidak mau
menyalahgunakan demi untuk kekuasaanNya. Apalagi menyalahgunakan kekuasaanNya untuk taat kepada iblis.
Yesus tidak terpengaruh sedikitpun walaupun keadaan fisikNya yang lemah, penglihatanNya yang mungkin juga
kurang akibat berpuasa, namun Ia mengakui bahwa manusia hidup bukan hanya oleh roti tapi oleh setiap firman yang
keluar dari mulut Allah. Dalam segala strategi iblis yang begitu licin, ia menggunakan firman Allah dari Mazmur
91:10-12. Disini pengertian yang sebenarnya begitu jelas bahwa kejatuhan itu bukan disengaja sehingga malaikat itu
melindungi, melainkan malaikat melindungi supaya jangan jatuh dan terantuk batu. Yesus mengerti ayat ini tetap
setia kepada kebenaran dan konteks dari ayat tersebut. Yesus tidak mau bunuh diri seperti yang diminta oleh iblis.
Bagi Yesus, Allah adalah pusat dari hidup dan ketaatannya dan bukanlah setan. Yesus memerintahkan iblis
untuk menyembah Allah dan bukan disembah. Yesus tetap taat kepada pencipta langit bumi dan bukan kepada
ciptaan Allah yang ditunjukkan kembali oleh iblis yang memoles segala kegemilangan dunia yang sementara.
Walaupun pendekatan iblis untuk menjatuhkan Kristus begitu lihai dan strategic, namun Yesus telah mengukur
berita yang salah itu dengan kebenaran firman Allah. Bagi Yesus, Allah sebagai pusat dari pengertian berita itu
sendiri. Dengan menterjemahkan kembali berita yang salah dari iblis yakni menyelewengkan arti dan pelaksanaan
kehendak Allah menjadi kompromi, maka Kristus dapat mengalahkan segala strategi-strategi yang digunakan iblis
untuk menjatuhkan diriNya. Disini dapat terlihat suatu peperangan strategi antara Yesus dengan kuasa kegelapan.
Kristus yang mengenal kebenaran itu selalu berada dalam kondisi kebenaran firman Allah dan melaksanakan firman
Allah dengan benar. Peperangan rohani ini luar biasa, tapi telah dimenangkan dengan waktu yang singkat karena
ketaatan dan kebijaksanaanNya.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, walaupun jalannya iblis begitu cerdik dan berlika-liku, Yesus telah
menyatakan kebenaran dari diriNya yang adalah kebenaran itu sendiri. Iblis tidak berhasil membawa Yesus keluar
dari kebenaranNya yang sejati. Apa yang nampak dalam perbuatanNya adalah sama seperti apa yang ada dalam
hatinya. Hidup Yesus dikendalikan oleh hati yang kudus, bukan oleh keinginan perut ataupun oleh keinginan mata.
Segala yang timbul dari dalam hatiNya adalah kebenaran semata. Disini iblis tidak menemukan jalan masuk kedalam
hati ataupun kedalam kebutuhanNya pada waktu itu. Yesus hidup bergantung pada Allah dan hal-hal rohani menjadi
prioritas. Ia tidak mungkin mau menukar keinginan rohani yakni kebenaran dengan keinginan daging yakni
kebutuhan jasamaniNya. Yesus rela berkorban dan lapar karena kebenaran Allah. Peperangan strategi antara kuasa
Yesus dan kuasa kegelapan berakhir dengan kemenangan yang transfomatif bagi Yesus.
Tindakan transformasi dari Kristus oleh karena pekerjaan Roh Kudus telah berhasil membuka rahasia iblis
akan pendekatannya yang menyesatkan. Dengan transformasi, maka tidak ada pekerjaan iblis yang dapat
disembunyikan dari hadapan Allah. Dalam misi Kristus, Ia akan membawa berita yang dapat mentransformasikan
kehidupan orang berdosa kedalam kehidupan yang baru.
Pencobaan yang diciptakan iblis adalah suatu strategi penggagalan terhadap misi yang akan dikerjakan oleh
Yesus. Melalui godaan ini Iblis berusaha menaburkan benih yang jahat agar dalam pelayanan Yesus kedepan
dipengaruhi hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Tiga pencobaan utama ini merupakan dasar untuk
menggagalkan segala pelayanan Yesus. Tiga pencobaan ini mengandung beberapa unsur yang dilakukan oleh Yesus
dalam kehidupan pelayananNya selama di bumi ini:
Yang pertama, merubah batu menjadi roti
Dalam pencobaan ini Yesus diperlihatkan akan kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang lapar. Disini misi
sosialpun akan dilaksanakanNya, tapi Yesus diajak untuk menggunakan cara-cara yang salah untuk
melaksanakannya yakni menyalahgunakan kekuasaannya dalam memberi makan banyak orang. Dengan kata
lain bahwa semua misi sosial yang juga mencakup menyembuhkan orang sakit, menolong orang miskin,
dilakukan dengan cara-cara dan tujuan yang salah. Memang kita akui banyak pelayanan sosial terjadi
dimana-mana hanyalah untuk mencari pengaruh dan nama di tengah-tengah masyarakat. Banyak mereka
menggunakan gaya “Robinhood”, yakni melakukan kejahatan untuk mendukung kebenaran.

Yang kedua, menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah.


Dalam pencobaan ini Yesus dibawa ke bubungan Bait Allah agar Ia menjatuhkan diriNya. Bubungan bait
Allah adalah tempat yang tertinggi dalam fasilitas ibadah kepada Allah. Disini nampak unsur keagamaan

48
yang penting dalam pelayanan Yesus dimana Ia menghadapi para ahli taurat dan orang-orang Farisi yang
menggunakan Taurat dengan tujuan yang salah yakni untuk kepentingan diri sendiri. Iblis mencoba Yesus
agar Ia menggunakan ajaran agama untuk kepentingan pribadi sehingga jauh dari kehendak Allah. Memang
nampaknya itu rohani, tapi sebetulnya didalamnya penuh dengan kemunafikan. Yesus tidak mau melakukan
hal ini.

Yang ketiga, menjatuhkan diri ke bawah.


Berhubungan dengan bubungan Bait Allah yakni keagamaan dan ajaran-ajarannya, Iblis berusaha menjadikan
Yesus sebagai orang yang spektakuler. Dengan melaksanakan ajaran-ajaran agama secara ekslusif, maka
akan menjadikan Yesus menjadi terkenal. Iblis ingin menabur benih kesombongan dalam diri Yesus apabila
Ia kelak melakukan mujijat-mujijat yang spektakuler, Ia akan menjadikan diriNya segala-galanya bagi
masyarakat. Kesombongan ini tentu akan mempengaruhi moral Yesus di kemudian hari dan Yesus tidak
pernah melakukan hal itu. Yesus bahkan melarang orang untuk mempropagandakan mujijat-mujijat yang
diadakanNya.

Yang keempat, melihat kerajaan dunia.


Dengan menampakkan segala kemuliaan dunia. Iblis mengajak Yesus untuk mengejar kekuatan politik
daripada pembaharuan rohani. Tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk membaharui orang berdosa dan
membebaskan umat Israel dari tindasan dosa, dan bukan dari tekanan politik. Yesus datang untuk
mendirikan kerajaan Allah dan bukan kerajaan Israel. Disini Yesus tetap berpegang teguh kepada nubuatan-
nubuatan atau janji-janji Allah yang diterimaNya dari Bapa di sorga. Kebenaran yang dipegang oleh Yesus
adalah kebenaran untuk memerdekakan orang berdosa dan bukan untuk diri sendiri.

Saudara-saudara pendengar yang kekasih, dari pengalaman cobaan yang dihadapi Yesus merupakan suatu
gambaran bahwa kita juga akan mengalami pencobaan tersebut. Disini pencobaan dari Iblis begitu berbahaya, karena
ia berusaha menyesatkan orang dengan menggunakan kebenaran Firman Tuhan. Tidaklah heran, sejak dari jaman
sekarang hingga ke jaman ini, penyesatan telah terjadi dimana-mana. Mereka menggunakan Alkitab dan
mensalahtafsirkan kebenaran untuk membawa orang menyimpang dari ajaran Yesus yanfg sebanarnya. Oleh sebab
itu kita harus berhati hati dan meneladani Yesus dalam Ia menghadapi iblis yang menyesatkan. Teladan yang dapat
kita ambil dari Yesus adalah
Yang pertama, kita harus berpegang kepada kebenaran Allah dalam konteks kebenaran Allah. Kita harus
belajar firman Allah dengan baik agar kebenaran itu tidak diselewengkan. Kita harus menerima ajaran yang
murni mengenai kebenara itu sendiri.
Yang kedua, kita harus taat kepada Allah sebagai sumber Firman Allah dari pada kepada pembawa Firman
Allah.
Yang ketiga, kita harus menggunakan Firman Allah untuk kemuliaan nama Tuhan dan pendewasaan iman.
Kita tidak boleh menggunakan kebenaran Firman Allah untuk tujuan-tujuan materi dan untuk kepentingan
diri sendiri.
Yang keempat, kita harus berhati-hati dengan ajaran-ajaran Firman Allah yang aneh-aneh dan ajaran-ajaran
yang baru dibawakan oleh seseorang seolah-olah dialah yang paling mengetahuinya.
Yang kelima, kita harus menjunjung tinggi kebenaran diatas kebenaran pribadi. Kita harus menjadikan
kebenaran Firman Allah sebagai landasa hidup yang utama, bukan yang kedua. Firman Allah bukanlah
filsafat manusia, tapi adalah kebenaran dari atas. Kita harus memperjuangkan kebenaran Firman Allah ini
agar dapat membawa pertobatan bagi mereka yang menyalahgunakan kebenaran.

Segala strategi iblis dan rencana dalam pencobaannya dengan menggunakan kebenaran Firman Allah untuk
menyesatkan adalah senjata yang ampuh bagi iblis untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Tapi apabila kita waspada,
belajar firman Allah dengan benar, taat kepada sumber Firman Allah dan pimpinan Roh Kudus, maka kita akan
menang terhadap penyesatan itu. Di akhir jaman akan tampil banyak penyesat-penyesat yang akan menggoyahkan
iman orang percaya. Marilah kita merenungkan firman Tuhan ini agar kita beroleh pengertian yang benar mengenai
Firman Allah. Kita harus hidup bergantung kepada kebenaran itu sendiri dan bukan bergantung kepada pengetahuan
yang terbatas. Kiranya kelima hal diatas turut memperkuat benteng iman kita dalam menghadapi segala
kemungkinan penyesat-penyesat yang dapat hadir setiap waktu.Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan
menyertai saudara senantiasa.

49
Yoshua 7:1-26
Dosa Yang Tersembunyi

saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “ DOSA YANG TERSEMBUNYI ”. Selamat menikmati
dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang kekasih, dalam persekutuan orang percaya kita selalu mendengarkan berkat-berkat
kesaksian dari anak-anak Tuhan yang mengambil bagian dalam ibadah. Banyak dari mereka selalu bersaksi mengenai
banyak hal, hingga seringkali menyita waktu persekutuan. Mereka begitu semangat dalam menguraikan segala
kebaikan-kebaikan Tuhan, namun jarang diantara mereka membeberkan kelemahan-kelemahan dan dosa-dosa yang
tersembunyi agar mereka mendapat pengampunan dari Tuhan. Dalam Alkitab ada seorang yang rendah hati,
namannya Daud. Ia seorang raja yang sangat dikasihi rakyatnya. Daud menuliskan pengalaman-pengalamannya
berjalan bersama Tuhan di kitab mazmur dan menjadi pujian penyembahan kepadaNya. Betapa banyak berkat-berkat
itu. Namun demikian Daud juga tidak segan-segan menuliskan dosa-dosanya yang tersembunyi dalam kitab mazmur
itu untuk dinyanyikan oleh kelompok penyanyi bait Allah. Betapa luar biasanya kerendahan hati Daud. Ia
menyaksikan bukan hanya kebaikan-kebaikan dirinya, tapi juga kelemahan-kelemahan sehingga daud tidak
mengibuli orang-orang di sekitarnya. Dengan siakp ini tidaklah heran Daud menjadi seorang yang sangat dikasihi
Tuhan. Setgala rencana Allah di masa yang akan datang dibukakanNya untuk Daud karena Daud hidup jujur dan
berkenan kepadaNya.
Saudara-saudaraku yang kekasih, kita dapat belajar meneladani Daud, agar kita selalu terbuka, jujur di
hadapan Allah, kalau tidak, kita juga akan menerima sangsi yang berat. Berkat-berkatpun terhalang oleh dosa-dosa
kita. Tuhanpun tidak mau mendengar ketika kita berseru-seru dalam kesesakan.
Pada saat ini kita akan melihat bagaimana kehidupan orang yang selalu menyembunyikan dosanya. Dalam
nats yang panjang ini yakni Yoshua 7:1-26, mengisahkan seorang yang bernama Akhan Bin Karmi Bin Zabdi Bin
Zerah, melakukan sesuatu yang mencelakakan bukan hanya dirinya, tapi juga semua umat Israel. Pengalaman ini
dapat menjadi pelajaran bagi saat ini. Mari saya mengajak saudara-saudara pendengar untuk merenungkannya sesuai
dengan topik kita “Dosa Yang Tersembunyi”.
Yang pertama, dalam peperangan umat Israel dengan musuh-musuhNya di tanah Kanaan, Allah telah
berfirman bahwa semua musuh harus dilenyapkan dan harta milik mereka juga harus dimusnahkan. Keadaan
ini memang tidak gampang bagi umat Israel, karena mereka yang baru masuk ke tanah Kanaan juga
membutuhkan banyak hal. Apabila mereka mengalahkan musuh, maka banyak harta benda yang dapat
dijarah. Orang Israel cenderung melihat hal-hal yang jasmani atau kebutuhan jasmani tapi tidak melihat
maksud rohani dibalik itu. Tujuan Allah mengatakan demikian agar supaya umat Israel jangan kelak menjadi
sombong, jatuh kedalam dosa orang-orang kafir, dan kenajisan mereka yang menyembah berhala. Bangsa
Israel harus menjaga harga diri dan kekudusan Allah yang ada di tengah-tengah mereka dan percaya bahwa
Dialah yang memelihara. Jadi mereka tidak boleh kompromi untuk kebutuhan hidup mereka.

Yang kedua, Godaan-godaan yang dihadapi oleh umat Israel makin hari makin berat, mereka dengan mudah
tergiur oleh barang-barang yang harus dimusnahkan. Ketika mereka menngalahkan musuh di Yerikho dengan
merobohkan tembok Yerikho, ada yang mulai jatuh dalam pencobaan. Seorang yang bernama Akhan
mengambil barang-barang yang indah-indah dari hasil kemenangan tersebut. Ia merasa sayang kalau pakaian-
pakaian yang bagus-bagus milik orang kafir itu dibakar. Lalu dengan diam-diam ia menyimpannya dalam
kemahnya. Kedengarannya memang masuk akal, tapi ini merupakan pelanggaran terhadap titah Tuhan.
Akhan mulai menyembunyikan barang-barang ini dan sekaligus telah menyembunyikan dosa di hadapan
Tuhan. Dari hari ke hari Akhan mulai main kucing-kucingan baik dengan Yoshua, maupun dengan Tuhan
sendiri. Hal ini membuat Akhan hidup dalam dosa bagaikan menymbunyikan api dalam gelembung baju.
Namun bagaimana seorang dapat menyimpan api dalam gelembung baju, tanpa kebakaran tubuh ?. Akhan
melakukan sesuatu yang keliru, ia pikir itu baik, tapi malah mengakibatkan murka dari Tuhan.

Yang ketiga, akibat dari menyembunyikan dosa ini maka, umat Israel mengalami kekalahan besar dalam
pertempuran. Mereka tidak dapat lagi maju bersama-sama. Setiap kali berperang, mereka selalu terpukul
mundur dan melarikan diri dari musuh-musuh mereka. Allah sudah meninggalkan mereka karena ada udang
di balik batu. Di hadapan Allah umat Israel hiudp dalam dosa akibat dosa Akhan. Nila setitik rusak susu
sebelanga.

50
Yang keempat, kemudian hal ini dicurigai oleh Yoshua sebagai pemimpin. Ia peka terhadap apa yang
dilakukan oleh umat. Lalu Yoshua berdoa dan bertanya kepada Tuhan, mengapa hal ini terjadi. Lalu Allah
yang mahatahu itu memberitahukan apa yang dianggap Akhan bahwa tidak ada yang tahu. Semuanya yang
disembunyikan itu ketahuan, terbuka, dan telanjang di hadapanNya.

Yang kelima, lalu Yoshua mengambil tindakan, tanpa menghakimi, ia menyisir satu demi satu umat Israel
yang menyimpan barang-barang najis itu. Akhan tidak merasa takut dan bahkan tidak mau mengaku. Tapi
setelah ketahuan barulah ia mengaku, namun sudah terlambat. Yoshua sadar bahwa malapetaka ini tidak
terjadi secara kebetulan, tapi ada sesuatu yang mengakibatkannya. Lalu Yoshua menyerahkan kepada Tuhan
yang menghakimi dengan adil dan benar sesuai dengan kemahatahuanNya.

Yang keenam, Allah yang mahakudus itu memang tidak dapat berkompromi kepada dosa, Ia ingin supaya
dosa yang tersembunyi itu diselesaikan dengan baik dan jujur. Ia tidak mengira-ngira, atau menyangka-
nyangka, atau menurut kata orang. Semua orang Israel harus digeledah satu persatu, siapa yang mengambil
dan siapa yang terlibat. Tujuannya supaya Allah ditakuti oleh umat dan berkenan akan umatNya. Lalu
Akhanlah didapai sebagai sumber kekacauan dan kekalahan itu, ia dihukum dimuka umat Israel. Akhan
dibakar beserta barang-barang yang harus dibakar itu. Ia telah menjadikan dirinya seperti barang-barang itu
sendiri. Setelah Akhan dihukum, maka Allah memberi kemenangan untuk merebut kota Ai. Disini Allah
menepati janjiNya kepada umat Israel, bahwa apabila mereka hidup dengan sungguh-sungguh berpegang
pada perintahNya, maka mereka akan diberkati. Dan tidak ada teori lain selain daripada hidup taat
kepadaNya. Tapi teori yang sederhana ini justru sering dilanggar dan dipermainkan oleh umatNya. Tapi dari
peristiwa ini umat Israel belajar untuk taat kepada Allah. Bagi Allah tidak ada yang terlambat.

Pengalaman yang sederhana ini cukup membuat hati dan jantung kita berdebar, terutama bagi umat Israel
karena ada dosa yang tersembunyi yang dketahui oleh Tuhan. Disini kita dapat mempelajari suatu pelajaran rohani
yang begitu berharga, agar hal ini tidak terjadi kepada kehidupan kita. Saudara-saudara yang kekasih, marilah kita
aplikasikan ini dalam kehidupan kita.

Yang pertama, bahwa Allah yang kita sembah itu Yesus Kristus adalah Allah yang membenci dosa. Ia
adalah Allah yang kudus menghendaki kita anak-anakNya selalu menjaga kekudusan yang telah dikaruniakan
kepada kita sekalian. Menjaga kekudusan Allah adalah penyembahan dan penghormatan kepadaNYa. Oleh
sebab itu musuh-musuh Allah adalah dosa itu harus dilenyapkan dari kehidupan kita, baik dosa kecil maupun
dosa besar. Kita tidak boleh kompromi sedikitpun dengan dosa-dosa orang lain ataupun dengan orang yang
paling kita cintai. Karena dosa tidak dapat diganti dengan apapun kecuali dengan meninggalkannya.

Yang kedua, dalam kehidupan kita sehari-hari, ada banyak godaan-godaan yang berat yang mungkin akan
kita hadapi. Kita harus selalu tetap setia kepada perintahNya. Kita jangan tergiur oleh apapun yang
ditawarkan kepada kita supaya kita jatuh kedalam dosa. Ketaatan adalah tempat perlindungan kita yang aman
dalam tangan Tuhan. Ketaatan bernilai dengan harga jiwa kita di hadapan Tuhan. Tanpa ketaatan kita tidak
dapat menjaga dan melindungi diri dari pencobaan dunia yang berat ini. Kalau kita jatuh kedalam godaan,
maka dengan diam-diam kita telah menyembunyikan dosa karena godaan itu nikamat untuk kita dan sulit
untuk dihilangkan. Oleh sebab itu kalau kita jatuh, jangan berdiam diri, tapi datanglah kepadaNya untuk
meminta pengampunan.

Yang ketiga, apabila kita menyembunyikan dosa, maka kita akan mengalami kekalahan-kekalahan iman.
Berkat-berkat Tuhan akan terhalang. Kita akan membawa pengaruh yang negatif terhadap lingkungan kita.
Sebab itu janganlah kita menyembunyikan dosa itu, namun akuilah supaya kita beroleh pengampunan. Sebab
Allah itu mahatahu diantara mereka yang tidak tahu akan dosamu. Amsal mengatakan bahwa orang yang
menyembunyikan kesalahan tidak akan bahagia, tapi ia akan dikasihi kalau ia mengakuinya. Mengaku dosa
mendatangkan berkat, tapi tidak banyak orang yang mau melakukannya. Bukankah ini suatu keheranan bagi
kita ? Orang merasa mengaku dosa itu membawa malu, tapi menyimpan dosa membawa kesulitan dalam
kehidupan iman.

51
Yang keempat, kita juga harus memiliki hati rohani dan hati nurani yang peka terhadap serangan dosa.
Kepekaan membuat kita terjaga dan berdoa untuk mencari solusinya. Kepekaan dapat kita peroleh dari kuasa
Tuhan dan pengalaman-pengalaman berjalan bersama Tuhan. Tanpa kepekaan rohani kita juga akan mudah
terjerumus kedalam dosa-dosa orang lain. Jadi milikilah kepekaan itu dalam kuasa Roh Kudus.

Yang kelima, hiduplah taat kepada Tuhan. Janganlah hingga kita ditegur oleh Tuhan barulah kita mau
bertobat. Apabila kita jatuh dan menyimpan sesuatu dosa, hendaklah kita datang kepadaNya. Apabila hati
nurani berbicara, maka kita harus segera menyelesaikannya sebelum hal itu terlambat. Allah yang penuh
kasih akan menolong kita untuk mengakuinya dengan rendah hati. Disiplinkanlah dirimu sebelum Tuhan
mendisiplin engkau. Dibalik ketaatan untuk mengaku dosa-dosa yang tersembunyi itu akan terbuka pintu-
pintu berkat bagi kehidupan kita.

Saudara-saudara yang kekasih, kelima prinsip ini hendaklah kita renungkan dan menjadi suatu motifasi bagi
kita untuk lebih maju dalam Kristus. Serahkanlah hal-hal yang tersembunyi yakni dosa-dosa yang sulit saudara
lepaskan dan akui itu kepadaNya. Dia Allah yang mahatahu akan datang mengampuni saudara dan memberikan
berkat pada hari ini. Ia Allah yang memberikan kesempatan demi kesempatan untuk kita merubah hidup menjadi
anak-anak yang jujur, terbuka dan menghormati kekudusanNya. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan
menyertai saudara senantiasa.
I Raja Raja 19:1-18
Ketekunan

Saya bersama anda dalam acara “Topik Minggu Ini ”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan
sehat walafiat pada hari ini. Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “KETEKUNAN ”.
Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, ada seorang bernama James Garfield. Ia adalah kepala sekolah di
Hiram College, yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat. Pada suatu hari ada seorang bapak bertanya
kepadanya, apakah anaknya yang sekolah di tempat ini dapat menyelesaikan studinya dengan waktu yang lebih
singkat. Lalu jawab James Garfield: “Oh tentu saja bisa, semua itu tergantung dengan apa yang anda kelak anak itu
mau jadi apa”. Ketika Tuhan menumbuhkan pohon cemara, itu memerlukan waktu bertahun-tahun, tapi ketika Ia mau
menumbuhkan sayur, itu hanya membutuhkan waktu beberapa minggu. Tapi jaman kita sudah mempunyai
kebanyakan sayur, sedangkan pohon cemara tidak ada dimana-mana.
Ada banyak orang di dunia ini seperti bapak tadi, yang menginginkan anaknya itu cepat dan cepat. Ia tidak
mengajarkan ketekunan kepada anaknya agar dapat membawa hasil pendidikan yang lebih baik. Ketekunan dan
kerja keras memang selalu menghadapi berbagai ujian dan tantangan, tapi hasilnya akan maksimal, ia akan
memperolah keberhasilan yang lebih baik dan bukan biasa-biasa saja. Dalam kehidupan kekristenan sebenarnya
lebih dari ini, kita dituntut untuk tetap menekuni iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan. Kalau kita undur, maka kita
akan kehilangan sesuatu. Kalau kita bertekun, maka kita akan setia hingga akhir.
Saudara-saudara yang kekasih, pada saat ini kita akan mempelajari bagaimana Tuhan Allah mengajar kita
untuk bertekun melalui pengalaman nabi Elia. Ia seorang yang luar biasa dalam pelayanan. Banyak mujijat yang
dikerjakannya. Ia adalah nabi yang paling disegani oleh umat Israel. Ia juga seorang nabi yang berani melenyapkan
450 nabi-nabi baal dalam suatu pertandingan iman. Tapi nabi Elia ketika menghadapi ancaman dari Izebel, ia
menjadi kecut, lalu kehilangan semangat. Ia ingin mengambil jalan yang se pendek-pendeknya untuk hidupnya dan
bahkan Elia meminta kepada Allah untuk mengambil nyawanya supaya ia tidak lagi pusing menghadapi Izebel. Nabi
Elia memang lelah dengan perjalanan yang panjang yang harus dilalui, padahal tugas yang harus diembaninya masih
jauh. Tapi Allah mengasihi Elia dan mengajarkan kepadanya sesuatu untuk Elia supaya ia bertekun, kendatipun
akhirnya Allah menggantikan pelayanan Elia dengan nabi Elisa. Marilah kita lihat apa yang diperbuat oleh Tuhan
untuk mengajar Elia dalam bertekun:

Yang pertama, Tuhan mengutus malaikatNya untuk memberikan penghiburan kepada Elia. Dalam ayat 5,
nampak bahwa Elia dijumpai malaikat itu dan membangunkannya, lalu menyuruhnya untuk makan. Setelah
bangun, maka Elia mengambil sarapan yang telah disediakan malaikat Tuhan, kemudian ia tidur lagi. Rupa-
rupanya Elia betul-betul sedang mengalami frustrasi berat. Tidak seorangpun yang sanggup menghiburnya.
Malaikat Tuhan menyuruh Elia hingga kedua kalinya untuk bangun dan makan, dan memberi pesan bahwa
“perjalanannya masih terlalu jauh”. Hal ini menunjukkan bahwa Elia harus melanjutkan perjalanan atau

52
pelayanan. Tuhan tidak mengijinkan Elia untuk mengambil jalan singkat mengakhiri perjalanannya. Tuhan
menunjukkan kepada Elia bahwa Ia tidak meninggalkan Elia dan masih tetap bersamanya dan
memeliharanya seperti yang sudah sudah. Elia tidak sendirian karena Tuhan Allah selalu setia.

Yang kedua, setelah bangun dari tidurnya dan makan, Elia mendengarkan perintah Tuhan dan ia bangun
untuk melanjutkan perjalanan. Ia sanggup berjalan selama empat puluh hari dan empat puluh malam tanpa
makan dan minum. Tuhan benar-benar menepati janjinya. Perjalanan jauh dan melelahkan memberikan
kesempatan Elia untuk merenungkan kasih Tuhan bahwa Allah tetap bersamanya. Elia pergi ke gunung
Allah atau gunung Horeb. Disini Elia dapat mengingat tentang kuasa dan kehadiran Tuhan dalam kehidupan
umat Israel pada jaman Musa menjadi nabi bagi umat. Tantangan yang dihadapi oleh Musa sebenarnya jauh
lebih berat dibanding pengalaman Elia pada saat ini. Jadi Elia tidak ada alasan untuk menyalahkan Tuhan
atau kecewa terhadapNya.

Yang ketiga, di gunung Horeb Tuhan juga menyatakan sesuatu kepada Elia. Dalam pengalaman Elia,
memang ia selalu mengadakan mujijat-mujijat di mata umat Israel. Kehidupan Elia sendiri adalah kehidupan
yang mujijat. Namun kehidupan mujijat ini tidak membuat Elia menjadi tekun kepada Allah, karena tanpa
mujijat Elia menjadi kecut dan tawar hati ketika tantangan mengancam. Tuhan ingin membuktikan bahwa
tanpa mujijatpun Ia selalu hadir. Saudara-saudara pendengar yang kekasih, kesempatan ini digunakan
Tuhan untuk mengajar Elia sesuatu. Dalam ayat 11 hingga ayat 14 ada beberapa peristiwa terjadi, tiba-tiba
angin badai besar dari Tuhan lewat dan membelah gunung-gunung, namun Elia tidak melihat Tuhan didalam
badai itu. Sesudah angin badai maka datanglah gempa, tetapi tidak ada Tuhan dalam gempa. Kemudian
datanglah api, tapi Elia juga tidak melihat Tuhan dalam api. Lalu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa dan
didalamnya Allah berfirman kepada Elia. Tapi disini Elia masih merasa frustrasi bahwa ia telah bekerja
segiat-giatnya karena orang Israel berdosa kepada Tuhan.

Yang keempat, dalam keadaan frustrasi ini Allah tetap meminta Elia untuk meneylesaikan tugasnya hingga
akhir yakni mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram, Yehu cucu Nimsi, menjadi raja atas Israel, dan Elisa
Bin Safat untuk menggantikan dirinya menjadi nabi bagi umat Israel. Dalam ayat 15 hingga ayat 17 ini
Tuhan memberikan masa pensiun kepada Elia dan mempersiapkan penggantinya. Tuhan juga menunjukkan
kepada Elia bahwa ada 7000 orang Israel yang hidup mereka tidak pernah menyembah baal. Ini juga adalah
buah pelayanan Elia yang mengikuti masa pensiunnya.

Saudara-saudara pendengar yang kekasih, ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan Elia, dan
ada banyak hal yang juga Tuhan buat dalam kehidupannya. Seringkali kekristenan kita seperti Elia, kita hidup
mengabdi dan akhirnya mengalami kekecewaan dan tawar hati. Apalagi ada krisis-krisis yang berat di tanah air yang
tak kunjung selesai. Kita tidak mampu bertekun dan setia hingga akhir dari pengiringan kita. Namun Allah yang setia
itu tetap mendukung kita untuk menyelesaikan tanggungjawab kita sampai tuntas, barulah Ia memberikan masa
pensiun kepada kita. Namun kita tidak tahu kapan masa pensiun itu. Mari kita lihat makna rohani dari pengalaman
Elia bersama Tuhan dan apa yang Tuhan buat bagi Elia hingga ia dapat bertekun sampai akhir:

Yang pertama, ketika kita merasa lelah dan lesu karena pelayanan dan mengalami beban yang berat karena
tantangan dan pencobaan ataupun krisis-krisis yang terjadi di tanah air, maka Tuhan akan mengirimkan
penghiburan kepada kita sekalian. Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Roh Penghibur yang selalu
berada bersama kita. Ia dapat datang mengunjungi kita melalui sahabat-sahabat dekat untuk menguatkan
iman kepercayaan yang sudah lemah dan lesu. Kita dapat berdoa agar Roh Penghibur itu menggenapi
janjiNya bahwa Tuhan menghibur tatkala kita mengalami kesedihan. Ia akan memampukan kita untuk tetap
bertekun dalam pengiringan kepada Yesus dan Ia tidak mengijinkan kita mundur atau mencari jalan yang
pendek untuk mengakhiri kesetiaan kita kepadaNya. Perjalanan pelayanan kita masih terlalu jauh, ada banyak
jiwa yang membutuhkan kita untuk dilayani dan diselamatkan oleh berita Injil. Kita tidak boleh berpikir
bahwa itu adalah tanggungjawab orang lain, karena kita mempunyai tanggungjawab sendiri di hadapan
Tuhan untuk menyelesaikan pertandingan iman itu.
Yang kedua, dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat melanjutkan perjalanan iman kita. Kita mampu
bertahan dalam kondisi yang pelik dan krisis-krisis di masa kini. Marilah kita merenungkan apa yang Tuhan

53
sudah buat di masa lalu, dan merenungkan apa yang dialami oleh rekan-rekan hamba-hamba Tuhan yang lain
dan mungkin mengalami tantangan yang jauh lebih berat dari kita.

Yang ketiga, kita harus mengerti bahwa kehadiran Tuhan dalam menguatkan kita itu tidak selalu dalam
bentuk peristiwa-peristiwa besar seperti mujijat, berkat-berkat besar untuk membuat kita percaya. Banyak
orang Kristen menyangkal Tuhan karena imannya telah dipraktekkan dengan cara yang salah yakni untuk
kepentingan-kepentingan duniawi. Padahal pengiringan kepada Yesus itu juga melibatkan penderitaan salib
yang harus ditanggungnya. Kristus telah menanggung penderitaan salib, oleh sebab itu kita juga harus
meneladani Dia yang setia dan tekun untuk menderita bagi orang berdosa. Di tengah-tengah situasi tidak ada
mujijat dan berkat-berkat yang besar, Ia justru hadir disana dan bahkan ketika kita merasakan bahwa Ia tidak
ada disana. Keadaan yang tenang-tenang itulah membuat Allah hadir lebih dahsyat lagi. Allah sering
menguji kita pada saat kita merasa bahwa Ia tidak ada disitu ketika mengalami badai dan tantangan hidup.
Allah adalah Allah yang setia, Ia selalu berada dimana kita berada dan di tempat dimana kita merasa bahwa
Allah tidak ada disitu.

Yang keempat, Allah tetap menginginkan kita menyelesaikan segala tanggungjawab yang telah
dipercayakan. Kita tidak boleh berhenti di pertengahan jalan atau di perjalanan akhir, tapi kita harus
menyelesaikannya hingga tuntas. Rencana Allah harus digenapi secara sempurna dalam pengiringan kita
kepadaNya. Apabila waktu itu sudah datang maka Tuhan akan memberikan masa pensiun kepada kita. Ia
akan menyediakan orang lain untuk mengambil tempat dan tanggungjawab yang lain. Allah bekerja hingga
sekarang, maka kitapun harus bekerja terus hingga Ia datang kembali kedua kali. Masa pensiun atau sabat
bagi orang percaya akan membawa berkat-berkat yang besar. Kita akan melihat buah-buah pelayanan kita
yang begitu indah. Banyak jiwa-jiwa yang sesat diselamatkan untuk kerajaan Allah. Betapa ini merupakan
suatu kebanggaan yang tersendiri. Daniel mengatakan bahwa mereka yang membawa orang-orang kepada
jalan kebenaran akan bersinar seperti bintang-bintang di langit tetap ada untuk selama-lamannya. Tuhan akan
menyediakan mahkota kemuliaan bagi setiap orang yang setia sampai akhir.

Saudara-saudara yang kekasih marilah kita bertekun dalam mengiringi dan melayani Dia. Kita akan
mengecap hasil dan buah-buah kebenaran kalau kita tidak menjadi lemah dan putus asa. Teladanilah Kristus yang
begitu setia, tekun hingga Ia menyelesaikan segala rencana Bapa untuk dunia ini. Yesus telah menerima kemuliaan
dan kehormatan itu ketika Ia kembali di sorga.
Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

Matius 5:1-12
Kebahagiaan Yang Sesungguhnya
saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “KEBAHAGIAAN YANG SESUNGGUHNYA ”.
Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Pada tahun 1966, satu tahun sebelum James Robert Oppenheimer, seorang ahli kimia, mengatakan bahwa ia
adalah seorang yang gagal, ia telah menciptakan sebuah bom atom. Ia menjadi direktur Institut Pendidikan Tinggi di
Princeton. James Robert melihat bahwa hasil penemuannyaitu sia-sia. Ketika orang-orang bertanya kepada mengapa,
ia menjawab bahwa semua penemuan itu hanyalah seperti abu-abu yang tidak berguna. Saudara-saudara yang
kekasih, kalau kita melihat ada sejumlah orang-orang yang terkenal yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
kebanyakan mereka sebelumnya telah mengalami ketenaran dan kesuksesan dunia yang begitu luar biasa. Seorang
millioner bernama George Vanderbilt bunuh diri dengan melompat dari jendela hotel. Lester Hunt, yang pernah dua
kali menjadi gubernur di salah satu negara bagian di Amerika Serikat mengakhiri hidupnya sebelum terpilih menjadi
senator. Aktris Marilyn Monroe, atlet terkenal Tony Lazzeri, dan penuli Ernest Hemingway, yang secara duniawi
sangat populer dan berhasil, juga mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri yang mengerikan. Disini kita dapat
melihat bahwa memang kebahagiaan duniawi atau materi memang telah meninggalkan suatu bagian dalam hati
manusia kekosongan yang tidak dapat diisi oleh apapun juga. Kebahagiaan duniawi juga membuat manusia yang
berdosa tidak pernah puas dan cukup.
Saudara-saudara yang kekasih, dalam kesempatan ini kita ingin merenungkan apa kebahagiaan yang
sesungguhnya. Supaya dengan kebahagiaan ini kita dapat hidup dengan damai dan memuliakan nama Tuhan.
Dalam Matius 5:1-12, Yesus Kristus memberikan suatu pesan-pesan yang begitu jelas mengenai kebahagiaan
itu. Dua belas ayat ini menguraikan bagaimana kita mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan ini

54
bertentangan dengan kebahagiaan materi atau jasmani, kebahagiaan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah
kebahagiaan batin, damai sejahtera yang tidak dapat diperoleh dengan harta benda manapun. Kebahagiaan ini akan
membuat seseorang dapat menikmati hidupnya dengan wajar. Marilah kita lihat ayat demi ayat mengenai
kebahagiaan:

Yang pertama, dalam ayat 3, Yesus mengatakan orang yang berbahagia adalah orang yang miskin di
hadapan Tuhan, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga. Saudara-saudara, secara manusia, orang
yang miskin itu tidak bahagia. Ia akan hidup sebagai seorang yang penuh kekurangan. Tapi ini bukan maksud
dari Yesus. Namun menurut Yesus, orang miskin itu dilihat dari keberadaannya di hadapan Tuhan, bukan di
hadapan manusia. Orang miskin adalah orang yang lemah, ia hidup bergantung pada orang lain, ia tidak
menganggpa diri mampu, atau kuat. Ia tidak mempunyai pegangan hidup kecuali pada orang lain. Ia tidak
somboong karena tidak mempunyai alasan untuk itu. Jadi orang yang miskin di hadapan Allah adalah orang
yang hidupnya, baik kaya atau miskin secara materi, selalu hidup bergantung pada Tuhan. Ia merasa tidak
dapat hiudp dengan tenang tanpa Tuhan. Pegangan hidupnya adalah Tuhan bukan diri sendiri. Ia seorang
yang rendah hati yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Oleh sebab itu orang yang demikian akan
mewarisi kerajaan sorga karena hidupnya selalu ada dalam kuasa Allah. Kebahagiaan adalah mereka yang
hidup tidak bergantung pada diri sendiri, tapi kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan. Tatkala ia lemah,
maka Tuhan menjadi penghiburan.

Yang kedua, ayat yang keempat, berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Orang
yang sedih, atau yang sedang kehilangan keluarga, kehilangan pekerjaan, kehilangan jabatan, dan karena
musibah-musibah yang lain, sudah tentu tidak akan berbahagia. Namun bukan ini maksud dari Yesus. Orang
yang berduka dan akan dihiburkan adalah orang yang berduka atau menyesal karena dosa-dosa perbuatan
yang dilakukannya. Kalau ada orang yang jatuh kedalam dosa dan menyadari ia bersalah, hati nuraninya
mengajari dia, ia merasa hidup tidak layak di hadapan Allah, lalu ia bertobat, maka Tuhan Allah akan
mengampuninya. Nah, dalam pengampunan inilah Tuhan Yesus menerima dia kembali dan mengampuni
serta memberi berkat penghiburan yang besar. Damai sejahtera akan mengalir dalam hatinya. Ia tidak akan
menjadi seorang yang tertuduh oleh dosa-dosanya. Ia akan menjadi orang yang berbahagia di dunia ini,
karena dosanya telah dihapuskan dan dijauhkan daripadanya. Tuhan tidak akan mengingat dosa-dosanya lagi.
Inilah kebahagiaan orang yang bertobat. Di sorga, kata Firman Tuhan, bahwa ada banyak malaikat yang
berpesa, bersyukur dan memuji kebaikan Tuhan karena pertobatan seseorang. Mengampuni dosa merupakan
hal yang termulia di hadapan Allah bagi yang bertobat.

Yang ketiga, ayat 5, berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Saudara-
saudara yang kekasih, lemah lembut adalah suatu karakter yang indah. Lemah lembut bukan berarti hidup
yang tidak berdaya dan lemah. Musa dijuluki sebagai soerang yang lemah lembut di muka bumi, tapi ia
seorang yang tegas, disiplin, dan mengasihi umat Allah. Lemah lembut berbicara soal hati dan bukan soal
penampilan. Orang yang lemah lembut adalah orang yang mengasihi, mudah mengampuni kesalahan sesama,
orang yang dapat menerima orang lain tanpa membeda-bedakan. Hati yang lemah lembut adalah hati yang
yang mudah dibentuk oleh Tuhan dan taat kepada Allah dalam segala hal. Ia adalah orang yang tidak mudah
kecewa dengan apapun yang dialaminya. Akibat dari hati yang lemah lembut ini, maka kita akan memiliki
bumi. Artinya kita akan mendapatkan banyak sahabat kemanapun kita pergi. Karena karakter ini, maka kita
akan menhjadi orang yang dikasihi oleh banyak orang di dunia ini. Dikasihi orang adalah suatu anugerah
yang berharga.

Yang keempat, ayat 6, berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan. Sebenarnya orang yang lapar dan haus tidak akan membawa kepada kebahagiaan. Karena perut
lapar dan tenggorokan yang haus seringkali membawa manusia terjerumus kepada kriminalitas. Orang-orang
menjarah, mencuri, merampok, berdusta, karena mereka berada dalam keadaan yang krisis. Krisis menuntut
seseorang untuk berbuat jahat. Tapi lapar dan haus yang dimaksudkan oleh Yesus adalah lapar dan haus
akan kebenaran , dan bukan karena makanan atau minuman. Artinya seseorang yang rindu akan kebenaran
Allah dan keadilan akan selalu didengarkan oleh Tuhan. Orang yang rindu mengerti kebenaran itu, ia akan
memperolehnya. Tuhan Yesus akan mengirim kuasa RohNya yang kudus untuk menuntun orang tersebut
kepada kebenaran dan keadilan. Jadi berbahagialah kita kalau dalam kehidupan kita selalu merindukan

55
kebenaran itu dinyatakan dan ditegakkan. Kebenaran itu ada didalam Firman Tuhan, yakn idalam diri Yesus
Kristus. Datanglah kepada Yesus maka saudara akan menemukna kebenaran itu.

Yang kelima, ayat 7. Yesus mengatakan “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan”. Orang yang murah hatinya bukan berarti orang itu murahan, atau mudah melakukan
apa saja. Orang yang murah hati bukanlah seorang robot yang dikendalikan. Tapi ia mempunyai hati dan
karakter yang murah hati. Murah hati dalam memberi pengampunan, dalam memberi pertolongan kepada
sesama, dalam memberi pertolongan kepada orang yang lapar dan menderita. Dengan memberi, maka orang
itu berbahagia, karena ia tidak hidup untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Rasul Paulus mengatakan:
“Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima ”. Banyak orang dalam dunia ini hanya mempunyai
prinsip menerima dan menerima, bukan memberi. Orang yang suka memberi karena kemurahan hati, berarti
ia telah membagi anugerah kehidupan bagi sesamanya, apalagi membagikan berkat-berkat rohani bagi yang
tersesat. Ia membagi jalan yang benar, nasehat-nasehat, semangat, dan motifasi bagi yang lemah dan lesu.
Inilah kebahagiaan yang harus kita capai yakni menjadi orang yang murah hati. Alkitab mengatakan orang
yang murah hatinya akan juga beroleh kemurahan dari Yesus.

Yang keenam, dalam ayat ke delapan, orang yang berbahagia adalah orang yang suci hatinya, karena mereka
akan melihat Allah. Kesucian merupakan sesuatu yang mahal. Kesucian itu sulit untu dicapai tanpa kuasa
Tuhan. Orang yang berusaha hidup suci dengan kemampuan sendiri atau dengan berbuat kebaikan, kesucian
itu akan lari daripadanya. Kesucian itu harus dicapai melalui kuasa darah Yesus yang terlebih dahulu
menyucikan segalah sifat-sifat dosa dalam hati manusia. Kalau sifat dosa belum disucikan, maka orang itu
akan selalu hidup dalam dosa, kecenderungannya adalah dosa semata-mata. Jadi kebaikan apapun yang
dilakukannya, maka ia adalah tetap orang berdosa. Oleh sebab itu orang berdosa harus menerima Yesus
sebagai Tuhan dan juruselamatnya. Orang yang hidup suci berkenan kepada Allah. Tanpa kesucian tidak ada
yang berkenan kepadaNYa. Tanpa kesucian, orang tidak dapat melihat Allah. Melihat Allah tanpa kesucian
akan membawa kebinasaan, karena Allah itu mahasuci dan tidak berdosa. Ia hanya dapat didekati dengan
kesucian dalam Kristus. Melihat Allah juga dapat diartikan melihat kemuliaan Allah, melihat kebaikan Allah,
melihat pertolongan Allah dalam kehidupan kita. Jadi berbahagialah kita yang mau hidup suci dalam Kristus
karena kita akan melihat Allah.

Yang ketujuh, dalam ayat ke 9, Yesus mengatakan berbahagialah orang yang membawa damai, karena
mereka disebut anak-anak Allah. Damai sejahtera adalah bukti seseorang yang menjadi anak-anak Tuhan.
Yesus memberikan damai sejahtera itu dalam hati orang percaya, sehingga ia dapat membawa damai bagi
orang lain. Orang yang mempunyai hati yang kacau tidak mungkin membawa damai, tapi membawa
kekacauan juga. Sebab itu kita harus hidud dalam damai sejahtera dengan Allah barulah kita dapat
membawa damai sejahtera kepada mereka yang berada dalam kekacauan dan permusuhan. Kita harus
membina hubungan yang baik dengan Allah untuk membawa dampak bagi sesama. Mengapa terjadi
kekacauan dan kerusuhan di banyak tempat di dunia ini, karena manusia telah kehilangan damai sejahtera
dari Allah. Hal ini membuat mereka saling merusak, dan menghancurkan. Akibatnya mereka mengalami
kerugian yang besar untuk diri sendiri dan orang lain. Oleh sebab itu jadilah bahagia dengan membawa
damai kepada semua orang. Dengan damai ini maka kita akan menjadi terang dan orang-orang akan melihat
bahwa kita orang yang dikasihi dan mengasihi.

Saudara-saudara yang kekasih, ketujuh hal ini memberikan kepada kita pedoman hiudp bagaimana kita dapat
hidup berbahagia dalam dunia ini. Kita tidak akan merasa kekurangan sesuatu yang membuat kita mengalami hidup
yang membosankan. Milikilah apa yang dikatakan oleh Yesus untuk mendapat kebahagiaan. Jadilah orang yang
bergantung kepada Allah, milikilah hati yang rendah hati, mudah mengampuni dan menerima kekurangan orang lain,
jadilah orang yang membawa damai sejahtera di tengah-tengah kekacauan, sadarlah akan dosamu dan mintalah
pengampunan setiap kali anda berdosa kepadanya dan milikilah hati yang suci di hadapanNya. Dan yang terakhir
dalam ayat yang ke 10 hingga ayat 12, bertahanlah menderita karena kebenaran yakni karena Kristus. Dalam segala
penderitaan ini maka kita akan mendapt harta dan kemuliaan apabila Ia datang kembali. Inilah kebahagiaan yang
melengkapi segala kebahagiaan yang anda telah terima bersama Kristus. Biarlah kita memiliki kebahagiaan yang
sejati untuk kemuliaan namaNya.
Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan menyertai saudara senantiasa.

56
Ayub 1:1-2:13
Kesetiaan

Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “IMAN SEORANG PERWIRA ”. Selamat
menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, Clarence Jordan adalah seorang yang mempunyai kepandaian dan
pengabdian yang luar biasa. Ia menyandang dua doktor dalan bidang pertanian dan bahasa. Karena ia begitu pandai,
tentu ia akan berhasil dalam bidangnya. Tetapi ia memilih untuk melayani orang miskin. Pada tahun 1940, dia
membeli sebuah ladang di Georgia yang ia juluki sebagai Ladang Koinonia. Lingkungan ladang itu terdiri dari
orang-orang miskin baik orang putih maupun orang berkulit hitam. Pelayanan ini tentunya tidaklah membuat
Clarence menjadi sukses atau hidup yang baik di tahun 1940 ini. Clarence selalu mendapat tantangan dari orang-
orang sekitarnya yang menyebut diri sebagai orang Kristen. Mereka mencoba menghentikan Clarence dan bahkan
memboikot pekerjaan Clarence. Kendaraan yang digunakan oleh pekerja-pekerja Clarence selalu dirusak. Terus-
terusan mereka lakukan itu kepada Clarence selama empat belas tahun agar supaya Ladang Koinonia ini dapat
berhenti beroperasi. Akhirnya pada tahun 1954, penghalang-penghalang merasa mereka sudah tidak sabar lagi
dengan pelayanan Clarence, maka mereka mengambil keputusan untuk mengakhiri operasi Clarence. Pada suatu
malam mereka datang pada waktu malam dengan senjata pistol dan membakar semua lumbung-lumbung dan
bangunan-banguna Ladan Koinonia tersebut kecuali bangunan rumah Clarence. Mereka menembaki rumah Clarence.
Mereka mengusir semua orang hitam dalam rumah-rumah itu kecuali ada satu keluargaorang hitam yang tidak mau
meninggalkan rumah tersebut. Clarence melihat mereka adalah orang-orang gereja dan diantara mereka adalah
wartawan surat kabar. Keesokan harinya wartawan ini datang melihat sisa bangunan itu tapi Clarence sendiri sedang
mencangkul tanah dan ladangnya. Lalu ia berbicara dengan Clarence, bahwa ia telah mendengar berita yang
menyedihkan. Saya wartawan ibukota datang untuk memuatnya dalam surat kabar di kota. Saya melihat anda
bukannya mengpak barang-barang anda dan meninggalkan tempat ini karena sudah runtuh. Bukankah anda
mempunyai dua gelar doktor dan mengapa anda tidak berhasil dengan keahlianmu. Lalu Clarence menjawab, anda
tidak mengerti mengenai kehidupan kami disini. Apa yang kulakukan disini bukanlah untuk kesuksesan, tapi
kesetiaan. Kami tetap bertahan dengan baik disini. Pada hari berikutnya Clarence beserta semua pengikutnya mulai
membangun kembali tempat-tempat yang sudah diruntuhkan, dan Ladang Koinonia itu berdiri hingga pada hari ini
untuk melayani orang-orang miskin.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, kesetiaan memang lebih kuat dari keberhasilan. Orang yang setia
selalu mencapai kesuksesan, tapi mereka yang sukses seringkali tidak setia pada akhirnya. Kesetiaan membuat
seseorang dapat bertahan dalam segala pergumulan dan tantangan. Kesetiaan membuat seseorang mampu mengusai
kondisi yang sulit dan bukan dikuasai. Ada seorang yang bernama Mark Hatfield, sedang berjalan-jalan di Calcutta,
India, dengan Ibu Theresia. Mereka mengunjungi sebuah rumah yang bernama “Rumah Kematian ”. Di tempat ini
ditampung orang-orang yang sakit dan menderita penyakit yang parah. Juga terdapat banyak anak-anak yang sakit
sedang menghadapi ajalnya. Belum lagi terhitung orang-orang miskin yang mengantri untuk mendapatkan
pengobatan. Melihat Ibu Theresa melayani orang-orang ini, Mark Hatfield terkejut dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh Ibu Theresa beserta pembantunya, Hatfield bertanya: “Bagaimana mungkin Ibu mampu melakukan tugas seberat
ini tanpa akhir ataupun terkena musibah penyakit ?. Ibu Theresa menjawab: “Senator yang terhormat, saya tidak
terpanggil untuk mencapai sesuatu yang enak dalam hidup ini, tetapi, saya terpanggil untuk setia melakukannya.”
Saudara-saudara yang kekasih, kesetiaan memang mempunyai harga yang mahal. Banyak orang mampu
memulai sesuatu, tapi ia tidak dapat setia melaksanakannya hingga akhir. Hanya sebagian atau sekelompok kecil
masyarakat yang dapat bertahan dalam segala kesulitan untuk tetap melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan
kepadanya. Saat ini kita ingin belajar dari seorang bernama Ayub. Ia adalah tokoh dalam Alkitab yang sudah tidak
asing lagi bagi kita. Ia juga mengalami suatu penderitaan yang begitu berat, namun Ayub dapat mempertahankan
kesetiaannya kepada Tuhan. Ia telah setia dari menguduskan anak-anaknya. Ia telah kehilangan segalanya, yakni
harta bendanya, anak-anaknya, dan istrinya yang menyangkal dia. Tapi Ayub tetap bertahan dalam mengiringi
Tuhan. Apa rahasia dari kehidupan Ayub ini ?. Kalau kita membaca dalam kitab Ayub 1:1-2:13, maka kita akan
menemukan bagaimana Ayub hidup dihadapan Tuhan dan menresponi penderitaan sehingga ia bertahan dan setia
hingga akhir:
Yang pertama, Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur.

57
Dalam ayat yang pertama ini, nampak integritas Ayub sebagai seorang yang memiliki moral yang baik. Pada
jaman Ayub integritas manusia memang cukup memprihatinkan. Tapi Ayub dapat bertahan dan menang atas
pencobaan. Apalagi ia seorang yang kaya raya. Biasanya kehidupan orang yang seperti ini memiliki moral
yang rusak. Karena dengan kekayaannya ia berani melakukan hal-hal yang tidak bermoral. Namun Ayub
sangat berbeda, ia mempertahankan nama baik di mata masyarakat. Moral Ayub begitu baik sehingga ia
dikenal banyak orang. Selain itu Ayub juga seorang yang jujur. Kehidupan Ayub sebagai peternak kambing
domba dan sapi juga dapat merusak integritas dalam hal kejujuran. Tapi Ayub mempertahankan kejujurannya
sehingga ia tidak pernah jatuh kedalam tipu muslihat dan dusta. Inilah integritas Ayub yang nyata dari
identitasnya sebagai anak Tuhan.

Yang kedua, Ayub takut akan Tuhan.


Saudara-saudara yang kekasih, kehidupan moral yang baik dari Ayub disebabkan oleh pribadinya yang takut
akan Tuhan. Ia memilih untuk hidup kudus dari pada berdosa walaupun ada bujuk rayu atau tawaran-tawaran
yang menggiurkan. Tidaklah heran kalau ia rela menyangkali istrinya ketika istrinya mengajaknya untuk
mengutuki Tuhan Allah. Takut akan Tuhan menjadi gaya hidup Ayub sebagai seorang yang terkenal pada
jamannya. Segala berkat dan kekayaan yang dimilikinya membuatnya tidak lupa akan Tuhan dan
membuatnya untuk lebih hidup berhati-hati. Takut akan Tuhan akan terbukti ketika Ayub mengalami
pencobaan berat. Hal ini berarti ia seorang yang setia kepada Tuhan bukan karena ketika ia berada dalam
keadaan suka.

Yang ketiga, Ayub menjauhi kejahatan.


Bagian ini merupakan suatu hal yang sangat penting. Ayub selalu menjauhi setiap dosa dan kejahatan yang
dihadapinya. Arti “menjauhkan” dari bahasa Ibrani adalah membelokkan diri atau mengendalikan diri dari
kejahatan atau dosa yang datang menggoda. Sikap hati yang dapat menguasai diri ini mengakibatkan Ayub
dijauhkan dari dosa. Arti yang lain dari “menjauhkan ” adalah menghentikan dosa yang terjadi di tengah-
tengah kehidupan keluarganya maupun dalam kehdiupan masyarakat. Anak-anak Ayub pernah mengadakan
pesta pora bersama sahabat-sahabatnya, setelah selesai pesta, Ayub mengadakan pengudusan terhadap anak-
anaknya. Ayub kuatir kalau-kalau anak-anaknya menyangkal Allah di dalam hatinya. Hal ini juga
berhubungan dengan arti membuang jauh-jauh dosa dari kehidupan anak-anaknya.
Jadi Ayub adalah seorang yang benar-benar mempertahankan kekudusan dirinya maupun dalam kehidupan
keluarganya.

Yang keempat, Ayub tidak menyangkal Tuhan atau menyalahkan Tuhan ketika mengalami malapetaka.
Saudara-saudara yang kekasih, setelah Ayub mengalami pencobaan berat, segala harta miliknya habis lenyap
dan bahkan anak-anaknya terkena musibah yang mengakibatkan kematian mereka, Ayub tetap tidak
menyangkal Tuhan. Ia tidak menyalahkan Tuhan melakukan yang tidak patut. Memang Allah tidak bertindak
yang demikian kepada Ayub, hanya Ia mengijinkan iblis menggocoh Ayub supaya Ayub murtad. Tapi Allah
memuji Ayub, bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini seperti Ayub. Ayub menjadi figur utama dalam
Alkitab sebagai seorang yang bertahan dalam penderitaan. Ia adalah tipe dari Yesus yang setia dalam
penderitaan hingga akhir.

Yang kelima, Ayub rela berkorban demi kesetiaannya.


Kalau kita melihat riwayat hidup Ayub, bagaimana ia melewati penderitaannya, kita dapat menyimpulkan
bahwa ia adalah seorang yang begitu setia kepada Allah. Penderitaan Ayub memang begitu berat, apabila
tidak didukung oleh pengenalannya kepada Allah dan integritas yang mulia, niscaya ia telah mengutuki Allah
dalam hatinya. Kehidupan batin Ayub begitu cemerlang, imannya terbukti dalam perbuatannya. Ia seorang
yang mau belajar dari pengalaman pahitnya. Penderitaan membuatnya lebih mengenal Tuhan. Penderitaan
membuat Ayub makin dewasa dalam Tuhan, dan makin mengasihi Tuhan. Pada akhirnya Allah memberkati
Ayub lebih dari sebelumnya. Kesetiaan Ayub kepada Tuhan teruji dalam penderitaan dan bukan dalam
kesukaan. Ia telah mengiringi Tuhan dengan setia sejak mulanya, dan hingga akhir ia juga tetap setia kepada
Tuhan. Kesetiaan menjadi gaya hidup Ayub dan mewarnai perjalanan imannya. Karena kesetiaannyalah
maka Tuhan mengaruniakan berkat yang lebih besar. Tuhan Allah percaya akan kesetiaan Ayub. Ia
menghargai Ayub dan menghormati Ayub di hadapan musuh-musuhnya dan pendakwa-pendakwanya.

58
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, kalau kita merenungkan kesetiaan Ayub, kita akan menjadi malu
karenanya. Kita sering tidak hidup seperti Ayub, mungkin seperti sahabat-sahabat Ayub yang mengajak Ayub
menyangkal Tuhan dalam penderitaannya. Tetapi kita tahu bahwa rahasia dibalik kesetiaan Ayub adalah
kehidupannya yang saleh dan jujur, ia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan akan menjadi pedoman dalam hidup
ini. Ayub adalah teladan yang sempurna dalam hal mempertahankan kesetiaan. Marilah kita belajar dari Ayub.
Milikilah hidup iman seperti Ayub dan pengenalannya kepada Allah yang luar biasa. Belajarlah dari Ayub, karena
Ayub mampu mengasihi Tuhan baik dalam keadaaan senang, diberkati berlimpah-limpah , maupun dalam keadaan
menderita karena pencobaan berat. Inilah kehidupan yang setia dan seimbang. Ia mau menerima hal-hal yang baik,
dan juga hal-hal yang tidak baik. Hal yang baik tidak mengurangi kesetiaannya kepada Allah, dan hal-hal yang buruk
dijadikannya suatu pelajaran untuk lebih mengenal dan mengasihi Tuhan.
Saudara-saudara, banyak orang takut untuk mengalami seperti Ayub, mereka ingin setia kepada Tuhan hanya
untuk hal-hal yang materi. Mereka dapat bersyukur ketika mengalami kesuksesan secara jasmani. Karena memiliki
kesetiaan dalam penderitaan begitu sulit untuk diterima. Kehidupan yang takut akan Allah akan membawa iman kita
menjadi sempurna pada waktu kita mengalami penderitaan. Biarlah kesetiaan kepada Tuhan dalam suka dan duka
menjadi gaya hidup dan warna dalam kehidupan iman kita kepada Yesus.
.i jumpa kembali di udara pada kesempatan lain. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan
menyertai saudara senantiasa.

2 Raja-Raja 6:8-23
Malaikat Penolong

Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “IMAN SEORANG PERWIRA ”. Selamat
menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang kekasih, ada seorang missionaris yang bernama John Paton. Ia bekerja melayani di
Pulau Hebrides. Pada suatu malam orang-orang asil pulau itu mengelilingi lokasi misinya. Mereka bermaksud
membakar seluruh fasilitas misi dan membunuh pada keluarga missionari ini. Paton dan isterinya berdoa kepada
Allah selama ancaman teror yang menakutkan pada malam itu agar mereka dibebaskan oleh Tuhan. Ketika malam
itu lewat mereka heran melihat bahwa para penyerang itu telah meninggalkan mereka. Satu tahun kemudian kepala
suku setempat bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Mengingat apa yang terjadi
dahulu, Paton bertanya kepada kepala suku ini mengapa mereka tidak jadi merusak dan membakar mereka pada
malam satu tahun yang lalu itu. Kepala suku itu menjawab dengan kagum dan bertanya: “Sebenarnya siapa orang-
orang yang bersama kalian malam itu, karena kami ketakutan melihat ratusan orang yang besar-besar dengan jubah
yang bersinar dan pedang di tangan mengelilingi lokasi tersebut. ” Paton sadar bahwa itu adalah malaikat-malaikat
yang diutus oleh Tuhan untuk menjaga perkemahan missionaris sehingga penyerang melarikan diri dari hadapan
lokasi.
Kalau kita melihat pertolongan Tuhan yang tidak kelihatan ini, niscaya kita akan selalu dikuatkan. Allah kita
adalah Allah yang setia, perlindunganNya untuk anak-anakNya begitu nyata. Allah telah berjanji bahwa malaikat-
malaikatNya akan diutusNya untuk melindungi kita pada waktu mengalami kesulitan. Saudara-saudara yang kekasih,
pada saat ini saya ingin mengajak kita melihat pengalaman ketika Elisa mengalami bahaya pengepungan dari musuh-
musuh umat Israel.
Yang pertama, dalam ayat 8, mengatakan bahwa raja Aram sedang berperang melawan umat Israel. Memang
pasukan raja Aram ini secara fisik dan perlengkapan perang lebih kuat dari Israel. Mereka telah mengatur strategi
untuk melumpuhkan lawan mereka. Pasukan Aram telah turun untuk menghadang tentara Israel. Biasanya lawan
yang mengadakan penghadangan kepada lawan yang lain akan berhasil mengalahkan musuh karena mereka telah
mengawasi gerak gerik tentara Israel. Namun strategi itu diketahui oleh agen rahasia Allah ini yaitu nabi Elisa, yang
mengetahui apa yang direncanakan oleh raja Aram di kamar tidurnya. Di tempat yang tersembunyi Allah telah
memberitahukan kepada umat Israel mengenai kelemahan dan strateginya. Akibatnya tentara raja Aram ini tidak
berhasil menghadang tentara Israel karena mereka tidak berjalan ke daerah tersebut. Allah orang Israel memang luar
biasa, Ia memberikan pertolongan pertama kepada umatNya sehingga mereka luput dari bahaya.

Yang kedua, setelah bahaya yang pertama lewat, dalam ayat yang ke 13 dan 15, raja Aram menjadi gusar,
karena diketahui bahwa ada agen rahasia Allah yang mengetahui maksud dan strategi mereka. Lalu raja

59
Aram menyuruh tentaranya untuk mencari agen rahasia Allah ini. Mereka pergi ke Dotan dan mengepung
tempat dimana nabi Elisa itu ada pada malam hari. Sekarang kondisi jadi berubah, malah nabi Elisa
mengalami pengepungan. Elisa menjadi musuh besar dari Aram. Elisa berada dalam keadaan yang sangat
sulit dan berbahaya karena Elisa tidak mempunyai pasukan untuk melindunginya. Ia hanya punya satu
pelayan yang menjadi pembantu Elisa. Kali ini elisa betul-betul terjerumus kedalam bahaya yang sebentar
lagi akan menyelesaikan hidupnya. Nabi Elisa juga tidak dapat melarikan diri. Tapi sebagai hamba Tuhan
Elisa hanya tenang-tenang saja, malah bujangnya yang bukan sasaran orang Aram itu ketakutan. Bujang
Elisa ini memang adalah seorang yang tidak mengenal Tuhan, padahal ia telah mengikuti Elisa kemanapun
Elisa pergi. Ia tidak belajar dari pengalaman yang sebelumnya bagaimana Allah menolong mereka.
Ketakutan melanda bujang Elisa ini. Memang orang yang tidak percaya kepada Tuhan mudah dihinggapi
oleh rasa takut dan kuatir. Ia heran melihat Elisa hanya berdiam diri dan tidak berusaha meloloskan diri.

Yang ketiga, saudara-saudara yang kekasih, dalam ayat ke 16 kita melihat Nabi elisa harus menenangkan
hati bujangnya, karena disamping mengganggu, juga dapat melemahkan iman Elisa. Tapi elisa katakan:
“Jangan Takut, sebab lebih banyak yang mnenyertai kita daripada yang menyertai mereka ”. Elisa dapat
melihat dengan mata rohaninya bahwa Tuhan mengutus malaikat-malaikatNya untuk melindungi. Sedangkan
bujangnya tidak melihat apa-apa karena ia tidak percaya. Rupa-rupanya ketidakpercayaan akan kuasa Allah
mengakibatkan seseorang itu buta rohani, ia tidak dapat melihat berkat perlindungan Tuhan pada waktu
kesesakan. Ia mungkin hanya percaya kepada Tuhan ketika mendapat berkat-berkat keamanan. Lalu elisa
berdoa kepada Tuhan agar Tuhan membuka mata bujangnya untuk melihat. Setelah berdoa Allah membuka
mata rohani bujangnya sehingga ia melihat bahwa di sekeliling mereka yakni gunung-gunung Yerusalem
pebuh dengan kuda dan kereta berapi. Tidaklah heran bahwa sepanjang malam itu tentara Aram tidak berani
mendekat ke kemah Elisa. Di sepanjang malam itu tentara Aram tidak dapat masuk dan menyerang mereka.
Elisa aman karena perlindungan Allah melalui malaikatNya yang berpasukan.

Yang keempat, dalam ayat ke 18 hingga ayat 23, orang –orang Aram turun juga ke perkemahan tempta
dimana Elisa tinggal. Tapi kepercayaan Elisa tidak luntur, ia berdoa lagi agar Tuhan membutakan
matatentara Aram itu sehingga mereka tidak dapat mengetahui Elisa ada di depannya. Lalu nabi Elisa
memimpin musuh itu pergi dari tempat itu ke Samaria. Begitu ajaib kejadian ini, musuh-musuh Elisa telah
dituntun oleh Elisa sendiri ke jalan lain dan tiba ke Samaria. Mereka telah digiring hingga ke tengah-tengah
tentara Israel bagaikan seekor lembu yang dikendalikan oleh penunggangnya. Di hadapan orang Israel Elisa
memerintahkan untuk melayani musuh-musuhnya dengan baik. Mereka diberi makan dan minum dan tidak
dibunuh. Sejak peristiwa itu orang Aram tidak lagi berencana untuk menyerang Israel.

Saudara-saudara yang kekasih, perlindungan Allah untuk umatNya memang begitu sempurna dan tuntas. Ia
melakukan sesuatu yang aneh kedengaran di telinga orang Israel. Agen rahasia Allah yang kedua yaitu para malaikat
Tuhan itu telah membuat Elisa dan umat Israel terluput dari bahaya maut. Dalam peristiwa ini kita dapat mempelajari
beberapa hal yang sangat menyolok bagaimana Allah memberikan pertolongan kepada umat Israel dan dapat menjadi
pedoman dalam kehidupan pengiringan kita kepada Tuhan. Ketika kita mengalami bahaya, kita ingat akan tindakan
Elisa untuk mendapatkan perlindungan yakni:

Yang pertama, dalam kehidupan kita mengiringi Tuhan, kita selalu akan menghadapi kesulitan-kesulitan
dari orang-orang yang membahayakan kita. Ini merupakan suatu pergumulan rohani yang dialami oleh setiap
orang percaya. Tapi kita harus tahu bahwa semua rencana kejahatan yang ditujukan kepada kita itu berada
dalam kuasa Allah. Rencana jahat itu tidak akan terjadi tanpa ijin dari Tuhan. Tuhan mampu menggagalkan
segala rencana buruk dari si iblis yang diarahkan kepada anak-anak Tuhan. Bagaimamapun licik dan lihai
strategi iblis, semua itu akan sia-sia karena Allah mahatahu dan menjaga kita sehingga rencana itu tidak akan
sampai.

Yang kedua, strategi yang pertama dari iblis gagal, tapi ia mempersiapkan strategi yang kedua. Tapi
janganlah kita takut karena demikian Allah telah menjaga kita yang pertama, Ia juga tetap menjaga kita untuk
yang kedua kalinya dan bahkan seterusnya. Kita tidak boleh menjadi takut seperti bujang Elisa. Kita harus
menanti dengan sabar apa yang akan Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita di depan.

60
Yang ketiga, Apabila kita takut dan kuatir berati kita tidak percaya kepada Tuhan. Mata rohani kita
mempunyai masalah, oleh sebab itu kita harus berdoa agar Tuhan mengangkat kelemahan kita dan membuka
mata rohani kita supaya kita dapat melihat perkara-perkara besar dari Tuhan. Kita berdoa supaya Tuhan
menyatakan kemuliaanNya kepada kita yang lemah ini. Kita harus mengingat akan perbuatan-perbuatan
Tuhan dimasa lampau walaupun pertolongan Tuhan itu tidak akan sama seperti sekarang ini. Tapi kita
mengerti bahwa Tuhan itu senantiasa menyediakan pertolongan tepat pada waktunya. Janganlah kita seperti
bujang Elisa yang sudah melihat berbagai keajaiban, namun masih tetap tidak percaya kepada Allah Israel.

Yang keempat, kita harus berdoa dan berdoa terus seperti Elisa. Setiap tindakan yang mau diambilnay itu
didahului dengan berdoa. Elisa tidak bergantung pada pengalaman yang sebelumnya, tapi ia meminta
petunjuk Tuhan untuk bertindak. Elisa berdoa bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk yang lain.
Oleh sebab itu kita harus berdoa bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk mereka yang ingin menrusak
dan merongrong hidup kita supaya perusak-perusak dapat dipimpin Tuhan kepada jalan yang benar dan
bukan kepada perbuatan yang tercela. Doa bukan hanya menyelamatkan diri kita, tapi juga menyelamatkan
orang lain yang bermaksud jahat. Doa untuk musuh-musuh kita mengakibatkan perubahan yang begitu besar.
Musuh-musuh itu akan meninggalkan kita dan kejahatannya tidak akan terulang lagi. Yesus memang sudah
mengatkan: “Kasihilah sesamamu, dan doakanlah mereka yang menganiaya kamu ”. Dengan berbuat
demikian kita memenuhi hukum kasih dari Yesus. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi
kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan. Inilah yang dilakukan oleh elisa. Pertolongan Tuhan yang diberikan
oleh Tuhan melalui para malaikatNya adalah bertujuan agar orang-orang berdosa juga bertobat dan sadar dari
perbuatannya.
Saudara-saudara yang kekasih, kiat telah menyaksikan betapa hebatnya pertolongan Tuhan kepada Elisa,
kita juga sudah menerima prinsip atau pedoman iman dari Elisa. Oleh sebab itu milikilah hati dan iman seperti Elisa.
Yakinlah bahwa dalam segala pergumulan dan kesulitanmu Tuhan selalu menolong. Dalam kitab Mazmur 23:4,
mengatakan “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab engkau besertaku;
gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku. ” Allah kita adalah Allah yang hadir bukan hanya di waktu kita
senang, tapi diwaktu kita menghadapi bahaya-bahaya dalam kehidupan ini. Memang dalam kehidupan orang benar
bahaya itu selalu mengintip. Tapi Allah sanggup meluputkan kita semua dari bahaya tersebu. Percayalah kepada
Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala
lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu. Ia berjanji menyertai engkau hingga kepada akhir jaman. Biarlah firman
Tuhan ini menambahkan kemaanan dalam hatimu bahwa malaikat-malaikatnya diperintahkanNya untuk menjaga dan
melindungi engkau. Milikilah pengalaman yang indah ini bersama Kristus Yesus.
.i jumpa kembali di udara pada kesempatan lain. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan
menyertai saudara senantiasa.

Matius 26:41; Yakobus 1:2-4, 12.


Bertahan Dalam Pencobaan

Saudara pendengar dimanapun anda berada, bagaimana dan apa kabar anda saat ini ? Saya bersama anda
dalam acara “Topik Minggu Ini”. Saya berharap dan berdoa agar anda dalam keadaan sehat walafiat pada hari ini.
Bersama anda saya mengajak anda menyimak sebuah topik yakni: “BERTAHAN DALAM PENCOBAAN ”.
Selamat menikmati dan Tuhan Yesus memberkati.
Saudara-saudara yang kekasih, pada suatu hari ada seorang yang bernama Parnell Bailey mengunjungi
sebuah pompa irigasi yang rusak sehingga tidak dapat mengairi air ke taman-taman di sekitarnya. Pada waktu itu
kebetulan sedang datangnya musim panas sehingga ada banyak pohon yang menjadi kering karena kekurangan air.
Parnell Bailey diajak berjalan keliling untuk melihat tanaman-tanaman yang kering akibat musim panas terik yang
menyengat pada siang hari itu. Ketika melewati suatu tempat, penjaga kebun yang menemaninya menunjukkan
sebuah pohon yang masih nampak segar, ia berkata sambil menunjuk kepada pohon besar ini kepada Bailey, bahwa
pohon ini masih mampu bertahan segar dalam waktu dua minggu lagi, karena pada waktu pohon ini masih muda,
saya jarang memberi air yang berlebihan dan bahkan kadang-kadang saya tidak memberi air sama sekali. Akibatnya
pohon ini menjulurkan akar-akarnya makin dalam kedalam tanah untuk mencari sumber air. Tidaklah heran dalam

61
musin terik tanpa air, pohon ini tetap dapat hidup sedangkan pohon-pohon lain yang selalu mendapat air yang cukup
pada musim panas, kali ini mereka tidak mendapat air, dan akan segera kering.
Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, kita juga sering dihadapkan dengan keadaan yang kering atau
krisis. Seperti pohon yang dilanda kekeringan tersebut. Tuhan memang tidak pernah berjanji bahwa kita akan selalu
mengalami berkat-berkat, tapi kadangkala atau seringkali juga kita mengalami kekeringan berkat. Apa yang diijinkan
kepada kita oleh Tuhan memang mempunyai tujuan yang jelas. Seperti pohon itu, kalau ia menghadapi kekeringan,
maka akar-akarnya akan mencapai tanah yang lebih dalam agar mendapatkan sumber-sumber air. Usaha yang keras
dari akar pohon ini membuat akar itu sendiri menjadi kuat, kokoh, dan besar. Kalau kita menghadapi krisis atau
pencobaan dalam kehidupan kita, maka Allah juga sedang mendewasakan iman percaya kita. Kita akan menjadi
anak-anakNya yang makin hari makin sempurna di dalam Dia.
Saudara-saudara pendengar yang kekasih, pada saat ini saya ingin mengajak saudara untuk merenungkan apa
yang dikatakan oleh Yesus dan Yakobus. Bagaimana kita dapat bertahan dalam pencobaan atau krisis dalam
kehidupan ini agar supaya kita dapat menjadi dewasa dalam Kristus. Paulus juga mengatakan bahwa “sebab justru
dalam kelemahanlah maka kuasa Allah menjadi sempurna didalam dirinya ”.

Yang pertama, dalam Matius 26:36-46, Yesus diperhadapkan dengan suatu kondisi bahwa ia harus memilih
untuk taat kepada Allah atau menuruti keinginannya. Yesus mengalami masa yang sulit. Ia dicobai untuk
menyangkali rencana Allah untuk penyelamatan dunia melalui korban di kayu salib. Secara normal memang
berkorban di kayu salib itu berat. Tidaklah heran pada waktu Yesus bergumul dan berdoa, keringatnya seperti
titik-titik darah. Tapi Yesus tetap bertahan dalam pencobaan daging ini. Ia berdoa berkali-kali untuk
meminta kepada Allah agar kehendak Allah yang jadi dan bukan kehendakNya. Kalau kehendak Yesus yang
jadi, maka berarti Yesus telah kalah dengan pencobaan, dunia tidak akan melihat keselamatan itu. Kemudian
Yesus mengajar murid-muridNya dengan prinsip yang sama yakni dalam ayat 41: “Berjaga-jagalah dan
berdoa supaya kamu jangan jatuh kedalam pencobaan, roh memang penurut tetapi daging lemah ”. Murid-
murid harus berjuang melawan pencobaan itu yang datang dari sendiri, mereka akan kalah terhadap krisis
atau pencobaan kalau mereka tidak berdoa. Doa merupakan alat yang ampuh dalam mengalahkan keinginan
daging. Melalui doa, kita akan dikendalikan oleh kuasa Tuhan dan mencondongkan hati kita untuk taat
kepada Allah. Tanpa pergumulan doa, maka murid-murid tidak akan mampu bertahan dalam pencobaan.

Yang kedua, dalam I Korintus 10:13, Firman Tuhan mengatakan bahwa pencobaan yang dialami atau
dihadapi oelh orang percaya itu adalah pencobaan yang biasa. Artinya setiap orang percaya akan mendapat
bagian. Namun pencobaan biasa ini tidak akan melampaui kekuatan kita. Allah akan segera turun tangan
ketika kita tidak mampu menghadapinya. Paulus berusaha meyakinkan orang percaya di Korintus untuk tetap
bertahan menghadapi pencobaan itu, karena semuanya itu akan berakhir. Kesetiaan Tuhan akan menolong
orang percaya menang atas pencobaan itu.

Yang ketiga, dalam Yakobus 1:2-4 dan ayat 12 mengajar kita bagaimana sikap kita terhadap pencobaan.
Pencobaan itu bukan berasal dari Allah. Dibalik pencobaan ada berkat yang besar. Pencobaan akan
menghasilkan ketekunan, tahan uji, dan buah-buah kebenaran dalam hidup kita. Melalui pencobaan, Allah
sedang melakukan sesuatu dalam kehidupan iman ini. Oleh sebab itu tidaklah heran kalau Yakobus
mengatakan bahwa orang percaya harus menganggap pencobaan itu sebagai suatu kebahagiaan. Kebahagiaan
karena hasil dari pencobaan itu untuk kita. Berkat yang lain dari pencobaan itu tertulis dalam ayat yang ke
12, bahwa orang percaya akan menerima mahkota kehidupan di sorga. Jadi pencobaan itu adalah suatu
pertandingan iman yang luar biasa, kita tidak boleh menyerah dan menyangkali iman percaya kita, tapi harus
memenangkannya sesuai dengan janji-janji Allah. Jadi Allah bukan hanya mengijinkan pencobaan itu terjadi
seolah-olah ada sesuatu kesulitan dalam mengiringi Tuhan, tapi kita dididik melalui pencobaan. Tuhan
Yesus juga telah dicobai dengan berat, namun Ia tidak berdosa. Jadi Yesus merupakan teladan yang terbaik
untuk kita, ketika dicobai kita harus tetap bertekun, dan jangan menyerah ataupun berkompromi. Kita harus
membiasakan diri dan melatih diri dalam menghadapi pencobaan. Janganlah kita selalu mengharapkan
kehidupan iman yang tanpa tantangan dan cobaan, tapi sadarlah bahwa kita hidup dalam dunia ini penuh
dengan segala kejahatan yang berusaha membuat kita jatuh. Kalau kita tidak menghadapi pencobaan, maka
kita perlu mempertanyakan iman percaya kita.

62
Yang keempat, dalam ayat 13 hingga ayat 18, mengatakan bahwa pencobaan itu bukan datang dari Allah.
Pencobaan itu datang dari diri sendiri dan juga dari iblis yang menggunakan berbagai hal untuk mencobai
orang percaya. Kalau kita dicobai, kita tidak boleh menyalahkan Tuhan atau sesama kita, tapi kita harus lebih
dahulu mengoreksi diri sendiri dan melihat dibalik pencobaan itu ada campur tangan iblis. Dengan pengertian
ini maka kita dapat segera menghardik pencobaan atau menolak pencobaan itu dan juga menyangkal diri kita
kalau kita jatuh dalam kelemahan daging. Bertentangan dengan apa yang diperbuat oleh Allah kepada kita, Ia
selalu melakukan segala sesuatu yang baik, bahkan hal yang buruk menimpa kita dapat dijadikanNya
sebagai kebaikan. Allah itu luar biasa bukan ?. Jadi janganlah kita ragu akan kasih setiaNya. Ia tidak pernah
menghendaki yang buruk itu terjadi padamu, tapi mengijinkan hal buruk itu terjadi dengan tujuan untuk
berbuat yang baik pada akhirnya.

Saudara-saudara yang kekasih, Allah kita memang tidak sama dengan Allah lain. Ia adalah Allah yang
bijaksana dan setia. KebijaksanaanNya membuatNya tahu berbuat sesuatu untuk kebaikan kita. Mari kita
merenungkan empat hal tadi supaya kita dapat bertahan dalam pencobaan yakni:

Yang pertama, seperti Tuhan Yesus dalam menghadapi pencobaan yang berat, dalam Matius 26:36-46,
Yesus berdoa dan berdoa. Kita juga harus berdoa kepada Tuhan ketika pencobaan itu melanda hidup kita.
Dengan doa kita akan menghadirkan kuasa Allah dan memberi tempat kepada rencana Allah terjadi melalui
pencobaan itu. Dengan doa, kita akan dapat bertahan dalam pencobaan. Allah akan memberikan kekuatan
untuk menghadapinya.

Yang kedua, kita harus sadar bahwa pencobaan itu adalah biasa dan ada batas-batas yang sudah dipatok
oleh Allah. Ketika Ayub dicobai dengan berat, Allah tidak mengijinkan iblis mengambil nyawanya. Pada
akhirnya iblis menyerah kepada Ayub karena Ayub bertahan dalam imannya dan tidak menyangkal Tuhan.
Allah tidak mengijinkan pencobaan itu lebih dari kemampuan kita. Ketika kita lemah, Ia menolong kita.
Sebab itu kita perlu berserah kepada kehendak Tuhan dalam menguji kita. Kita akan mampu melewatinya.
Kalau kita jatuh, bangkitlah kembali, mulailah dengan pertandingan iman yang baru. Allah besertamu.

Yang ketiga, dalam mengalami pencobaan, kita akan didewasakan, iman kita dikuatkan, kita diajar untuk
bertekun dan mengenal Allah dengan baik. Semuanya itu akan menghasilkan buah-buah kebenaran yang
akan memuliakan nama Tuhan. Buah=buah kebenaran adalah sesuatu yang dapat dinikmati oelh banyak
orang. Buah-buah itu adalah pelayanan yang berhasil, jiwa-jiwa dimenangkan kepada Yesus, orang-orang
yang mengalami kesulitan tertolong karena kemenangan kita atas pencobaan. Selain itu Allah berjanji akan
mengaruniakan mahkota kehidupan bagi kita yang menang atas pencobaan ini. Allah yang adil itu tahu
menghibur kita ketika kita ada dalam kesesakan yang mendalam.

Yang keempat, yang terakhir, kita harus menyadari bahwa pencobaan itu tidak dibuat atau datang dari
Allah, tapi dari diri sendiri yang merupakan musuh dalam selimut. Kalau kita masih belum menyerahkan
hidup sepenuhnya kepapda Tuhan, maka hidup lama, hawanafsu akan tetap menggoda kita untuk kembali.
Jadi karena keinginan kita yang bertentangan dengan kehendak Tuhan itu akan menjadi pencobaan bagi
kita. Iblis memakai kelemahan kita untuk menggagalkan kita. Sedangkan Allah sendiri selalu mengaruniakan
kepada kita yang terbaik, dan bukan mencobai kita atau menjatuhkan kita. Kita adalah anak-anakNya, Ia
berusaha menolong kita keluar dari pencobaan itu. Banayak orang percaya yang gagal dan jatuh kedalam
dosa dan penderitaan menyangkal imannya dan menyalahkan Tuhan, karena mereka menganggap bahwa
pencobaan itu dari Tuhan, padahal Allah tidak pernah mencobai ataupun dicobai. Alla hadalah sumber dari
segala sesuatu yang baik, dan mengaruniakan anugerahNya yang besar dari sorga.

Saudara-saudara pendengar yang kekasih, hadapilah segala pencobaan itu dengan mata yang tertuju kepada
Yesus. Yakinlah bahwa Allah setia kepada milikNya dan merindukan hidup iman kita bertaha ndi masa krisis dan
menjadi dewasa karena pencobaan-pencobaan berat.
.i jumpa kembali di udara pada kesempatan lain. Tuhan Yesus Kristus memberkati, melindungi dan
menyertai saudara senantiasa.

63
64

Anda mungkin juga menyukai