Anda di halaman 1dari 12

DEMSY JURA

DIALOG
ANTAR UMAT BERAGAMA
YANG KONSTRUKTIF DI INDONESIA
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara majemuk, dengan


multi etnik, kultur dan agama, dan hal ini
menjadi identitas bangsa.
Dengan identitas multietnik, multikultur, dan
multiagama; NAMUN niat untuk tetap bersatu,
nampak dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
KONFLIK BERNUANSA SARA

 SUKU-SUKU di Indonesia
Jawa dengan suku mayoritas, Jawa (40,2%), Sunda (15,5%), dan sebagainya
Sumatera, dengan suku mayoritas: Minangkabau, Batak, dsb.
Sulawesi dengan 208 suku seperti: Makasar, Bugis, Minahasa dan Gorontalo, dll.
Kalimantan terdapat suku Dayak dengan 268 sub-suku lainnya.
 Papua, dengan 466 suku.
 Terdapat 1.340 suku di Indonesia
 Orang Indonesia beragama: Islam (87,18%), Kristen
(6,96%), Katolik (2,9%), Hindu (1,69%), Buddha (0,72%),
Konghucu (0,05%), agama lainnya (0,13%), dan yang tidak
diketahui berjumlah 0,38%.
 Termasuk agama suku, seperti: Wiwitan di Jawa Barat, Kejawen di
Yogyakarta dan Jawa Tengah, Marapu di Sumba-NTT, Ugamo Malim di
kawasan Toba, Sumatra Utara dan Kaharingan di Kalimantan.
Peristiwa pertikaian yang berbau SARA
muncul diberbagai pelosok negeri, seperti:
Konflik Ambon, Konflik Poso, Konflik Sampit, dll.
Persoalan Ahmadya dan Syiah.
DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA

Skor Tolerasi di Indonesia, mengalami kenaikan

Pada tahun 2014, skor toleransi dan


inklusi Indonesia adalah 27,90 dan naik
menjadi 32,30 di tahun 2015, lalu
menjadi 32,47 pada tahun 2017
Alan Race mempopulerkan istilah
Tipologi Tripolar yang menunjuk pada
pendekatan dalam tiga kategori, yaitu:
Eksklusivisme, Inklusivisme dan
Pluralisme.
 Pertama, Ekskulsivisme, dimana keyakinan
beranggapan bahwa hanya ada satu agama yang benar
yaitu agamanya sendiri. Keyakinan ekslusivisme dalam
sejarah gereja nampak pada adigium extra ecclesiam
nulla salus, yaitu tidak ada keselamatan diluar gereja.
 Kedua, Inklusivisme yang merupakan sikap atau
pandangan yang melihat bahwa agama-agama lain di
luar kekristenan juga dikaruniai rahmat dari Allah dan
bisa diselamatkan, namun pemenuhan keselamatan
hanya ada di dalam Yesus Kristus.
 Ketiga, Pluralisme, merupakan suatu kerangka
interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan
rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi
tanpa konflik atau asimilasi.
 Moderasi Bergama atau beragama secara
modern, diperkenalkan oleh Lukman Hakim
Saifuddin (Mantan Menteri Agama RI), dimana
konsep Moderasi Beragama hadir untuk
mencegah radikalisme dan juga liberalisme
dalam setiap agama.
PENUTUP

 Dialog antar umat beragama yang konstruktif di Indonesia, hanya


dapat terjadi jika masing-masing pihak memahami dengan baik
akan dirinya dan orang lain.
 Pendekatan Alan Race, YAITU Tipologi Tripolar (Eksklusisvisme,
Inklusivisme dan Pluralisme).
 Moderasi Beragama atau beragama secara moderat dapat
mencegah berkembangnya RADIKALISME pada satu sisi dan
LIBERALISME pada sisi lain.

Anda mungkin juga menyukai