ID Karakter Warga Negara Yang Baik Dan Cerd
ID Karakter Warga Negara Yang Baik Dan Cerd
Oleh: Winarno2
ABSTRAK
paper will reveal the terms of the good citizens and intelligent, also
This distinguish the good and intelligent (smart and good man). Furthermore, we
will make comments about a teacher of character "smart and good citizen".
Paper will rest on the assertion that good and intelligent is part of the character and the
assumption that the good citizens and intelligent does not mean a person/ individual/ man
good and smart.
1
Artikel non penelitian
2
Dosen Prodi PPKn FKIP UNS
PKn Progresif, Vol. 7 No. 1 Juni 2012 55
bertindak. Kebajikan terdiri atas penulis atau ahli pendidikan, misal dalam
sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti Ratna Megawangi (2004), Ari Ginanjar
jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, Agustin (2005), Doni Koesoema (2007),
dan hormat kepada orang lain dan Furqon Hidayatullah (2009).
(Kemdiknas, 2010). Menurut hemat penulis, sejumlah nilai
Dengan dua sumber resmi ini, kebajikan di atas lebih banyak
setidaknya dapat dijadikan rujukan ditentukan melalui analisis deduktif,
mengenai bagaimana pandangan yang kemungkinan belum tentu tepat
masyarakat Indonesia mengenai secara kontekstual. Oleh karena itu,
karakter. Karakter dipahami terdiri atas berdasar temuan deduktif di atas, perlu
sejumlah nilai kebajikan yang hendaknya dilakukan analisis induktif, misal melalui
bisa diketahui, dirasakan dan dilakukan. penelitian untuk mengidentifikasi dan
Dari sejumlah nilai kebajikan itu menemutunjukkan kembali nilai-nilai
diidentifikasi ada 18 nilai kebajikan kebajikan mana sajakah yang menjadi
sebagai karakter bangsa, yakni : Religius, kebutuhan dan pilihan tepat dalam
Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, konteks waktu dan tempat tertentu.
Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin
Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta KARAKTER CERDAS
Tanah Air, Menghargai Prestasi, Menurut Prayitno dalam
Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Budimansyah (2010), kecerdasan
Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, didefinisikan sebagai kemampuan
Peduli Sosial dan Tanggung-jawab memanipulasi unsur-unsur kondisi yang
(Kemdiknas, 2010). Sumber lain dihadapi untuk suskses mencapai tujuan.
menyebut bahwa nilai kebajikan itu Individu yang memiliki kecerdasan
terdiri dari dua yakni intra personal dalam taraf tertentu tercermin dari
berasal dari olah pikir dan olah hati, perilakunya yang aktif, objektif, analitis,
seperti bervisi, cerdas, kreatif, terbuka, aspiratif, kreatif, inovatif, dinamis dan
jujur, ikhlas, religius, dan adil. Inter antisipatif. Definisi lain menyebut,
personal yang berasal dari olah raga dan kecerdasan ialah istilah umum yang
olah rasa/ karsa, seperti gigih, kerja digunakan untuk menjelaskan sifat
keras, disiplin, bersih, bertanggung pikiran yang mencakup sejumlah
jawab, peduli, demokratis, gotong kemampuan, seperti kemampuan
royong, dan suka membatu. Dari ragam menalar, merencanakan, memecahkan
nilai kebajikan itu, ada 4 yang dianggap masalah, berpikir abstrak, memahami
mendesak dan penting yakni jujur, gagasan, menggunakan bahasa, dan
cerdas, tangguh, dan peduli (Rencana belajar. Kecerdasan erat kaitannya
Induk Pendidikan Karakter Bangsa, dengan kemampuan kognitif yang
tanpa tahun). dimiliki oleh individu (wikipedia.org).
Dari uraian di atas, kita dalam Perkembangan selanjutnya
pendidikan karakter dihadapkan pada kecerdasan manusia tidak hanya
sejumlah pilihan akan nilai kebajikan. berkaitan dengan aspek kognitif. Howard
Belum lagi pilihan nilai-nilai kebajikan Gardner, seorang psikolog terkemuka
(karakter) yang ditawarkan olah para dari Harvard University, menemukan
58 Winarno: Karakter Warga Negara yang Baik dan Cerdas
karakter publik. Dalam tradisi Barat, negara. Dengan demikian guru sebagai
karakter privat dan publik memang sosok pribadi pendidikan dituntut
dapat menjadi misi dari pendidikan memiliki kepribadian yang baik. Kata
kewarganegaraan (Branson, 1998), kepribadian menunjuk pada “pribadi”
namun dalam tradisi negara non sekuler, atau “individu”. Sebagai pribadi/manusia
seperti Indonesia pendidikan karakter individu, guru adalah manusia yang
tidak hanya dapat dilakukan oleh dituntut memiliki moralitas yang
pendidikan kewarganegaraan tetapi juga bersumber dari hati nurani yang bersih.
oleh pendidikan agama. Van Good dalam Selanjutny guru sebagai manusia
Syarkawi (2006) menyatakan bahwa dituntut memiliki karakter yang “lebih”
pendidikan karakter (moral) di negara dikarenakan fungsi dan status yang
sekuler dilakukan melalui pendidikan melekat dalam dirinya.
kewarganegaraan, sedang di negara Sebenarnya kepribadian guru
agama melalui pendidikan agama. yang “lebih” tersebut telah dikemukakan
dalam kompetensi kepribadian guru,
GURU YANG SMART AND GOOD sebagaimana termuat dalam Undang
CITIZEN? Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
Bagaimana sosok guru sebagai dan Dosen dan Peraturan Menteri
warga negara yang baik dan cerdas itu? Pendidikan Nasional (Permendiknas) No
Jika kita kembali pada konsep warga 16 tahun 2007 tentang Standar
negara yang baik dan cerdas, kiranya Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
sosok guru sebagai warga negara yang Guru. Berdasarkan sumber ini,
baik tidak jauh dari kreteria warga kepribadian guru yang “baik” tersebut
negara yang baik pada umumnya. dideskripsikan sebagai berikut;
Artinya sebagai warga negara, guru
dituntut memiliki karakter publik yang a. Bertindak sesuai dengan norma
baik, memiliki identitas, memiliki dan agama, hukum, sosial, dan
melaksanakan hak dan kewajibannya, kebudayaan nasional Indonesia
berpartisipasi dalam kebijakan publik b. Menampilkan diri sebagai pribadi
dan menerima adanya nilai-nilai sosial yang jujur, berakhlak mulia, dan
bersama. Karakter-karakter demikian teladan bagi peserta didik dan
merupakan atribut masyarakat
kewarganegaraan/atributes of citizenship c. Menampilkan diri sebagai pribadi
(Cogan & Derricot, 1998). Guru sebagai yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
profesi dan profesi lain seperti dokter, berwibawa.
sopir, pengacara, polisi, dan lain-lain d. Menunjukkan etos kerja,
adalah warga negara yang memiliki tanggungjawab yang tinggi, rasa
atribut kewarganegaraan yang sama. bangga menjadi guru, dan rasa
Menurut hemat penulis, karakter percaya diri.
guru yang baik dan cerdas lebih tepat e. Menjunjung tinggi kode etik profesi
melekat pada pribadinya sebagai seorang guru
pendidik. Jadi melekat pada pribadi
sebagai individu bukan sebagai warga
PKn Progresif, Vol. 7 No. 1 Juni 2012 61