XII IPS 1
d. Kemacetan Konstituante
Pemilihan umum tahap II pada tanggal 15 Desember 1955 mengantar terbentuknya Dewan
Konstituante yang bertugas menyusun Undang Undang Dasar. Namun, antara kurun waktu
1956-1959, Dewan Konstituante belum berhasil merumuskan Undang-Undang Dasar tersebut.
Ketidak berhasilan Konstituante menyusun UUD baru dan kehidupan politik yang tidak stabil
menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat Indonesia.
e. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Untuk menanggulangi hal-hal yang dapat membahayakan negara, Letjen A. H Nasution, selaku
Kepala Staf Angkatan Darat, mengeluarkan larangan bagi semua kegiatan politik terhitung sejak
tanggal 3 Juni 1959. Kehidupan politik semakin buruk dan mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa. Di daerah-daerah terjadi pemberontakan merebut kekuasaan. Partai-partai yang
mempunyai kekuasaan tidak mampu menyelesaikan persoalan. Soekarno dan TNI tampil untuk
mengatasi krisis yang sedang melanda Indonesia dengan mengeluarkan Dekrit Presiden untuk
kembali ke UUD 1945.
Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan
yang menghadangnya cukup berat. Dalam rangka memperbaiki keadaan ekonomi, pemerintah
berupaya mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Caranya dengan
memberi bantuan kredit kepada pengusaha-pengusaha pribumi agar usahanya dapat
berkembang maju dan perubahan struktur ekonomi akan program pemerintah tidak berhasil
dan justru menjadi salah satu sumber defisit.
Masalah perekonomian yang muncul ini pun akhirnya menimbulkan berbagai upaya untuk
mengatasinya. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
a. Gunting Syafruddin
Kebijakan ini adalah pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang
bernilai Rp2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya. Pada masa pemerintahan RIS.
Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 untuk menanggulangi defisit anggaran.
Meski berbagai upaya perbaikan ekonomi telah dilakukan, pendapatan perintah tetap menurun
karena saat itu Indonesia tidak memiliki ekspor kecuali hasil perkebunan. Selain itu, adanya
pemberontakan dan gerakan separatis di berbagai daerah di Indonesia dan tidak stabilnya
situasi politik dalam negeri mengakibatkan pengeluaran pemerintah untuk operasi-operasi
keamanan makin meningkat.