Anda di halaman 1dari 15

KARAKTERISTIK SERTA PROSES PEMBUATAN KAPAL

ALMUNIUM

Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Kapal Non Ferro di Program Studi Teknik Manufaktur Kapal
Politeknik Negeri Banyuwangi.

Oleh:
ACHMAD MAULANA
NIM. 362021302050

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


TEKNIK MANUFAKTUR KAPAL
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Karakteristik Serta Proses Pembuatan Kapal Almunium yang digunakan
untuk memenuhi salah satu satu tugas mata kuliah kapal non ferro Program Studi
Diploma IV Teknik Manufaktur Kapal Politeknik Negeri Banyuwangi. Adapun
pembuatan makalah ini untuk merangkum hal-hal yang berkaitan dengan kapal
almunium sehingga dapat menambah pengetahuan tentang kapal non ferro. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan baik moral maupun
material serta saran dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungannya dalam penyusunan
makalah ini.
Segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis maupun para pembacanya.

Banyuwangi, 3 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB 1......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
2.1 Karakteristik Kapal Almunium...............................................................................2
2.2 Proses Pembangunan Kapal Almunium..................................................................2
2.2.1. Menandai dan Memotong plat........................................................................3
2.2.2. Pemasangan Pelat Alas, Pembujur Alas Tengah, dan Transom......................3
2.2.3. Pemasangan gading, wrang, dan pembujur.....................................................4
BAB 3......................................................................................................................6
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.............................................................................6
3.1.1. Tempat Pelaksanaan.......................................................................................6
3.1.2. Waktu Pelaksanaan.........................................................................................6
3.2 Alat yang Digunakan Praktikum.............................................................................6
3.2.1. Peralatan Kerja Bangku..................................................................................6
3.2.2. Peralatan Pengukuran.....................................................................................6
3.3 Bahan yang Digunakan Praktikum..........................................................................6
3.4 APD yang Digunakan Praktikum............................................................................7
BAB 4......................................................................................................................8
4.1 Langkah Kerja........................................................................................................8
4.1.1. Pengukuran dan Penandaan............................................................................8
4.1.2. Pemotongan Benda Kerja...............................................................................9
4.1.3................................................................................................................
Penekukan Benda Kerja........................................................................16
4.1.4................................................................................................................
Pengeboran Benda Kerja.......................................................................18

iii
4.1.5................................................................................................................
Pengecatan Benda Kerja.......................................................................19
BAB 5 PENUTUP................................................................................................20
5.1 Kesimpulan.................................................................................................20
5.2 Saran ..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hasil Pemotongan Plat Almunium......................................................3


Gambar 2. 2 Pengelasan pelat alas, pembujur dan wrang tengah/transom..............4
Gambar 2. 3 Hasil pengelasan pelat.........................................................................4
Gambar 2. 4 Hasil pengelasan wrang, dan pembujur alas.......................................5
Gambar 2. 5 Hasil pemasangan gading dan pembujur sisi......................................5

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki garis pantai sepanjang ± 81.000 km. Banyak kegiatan
yang dapat dilakukan masyarakat pesisir, seperti kegiatan eksploitasi sumber daya
perikanan, usaha pariwisata, usaha pertambangan, dan sebagainya. Salah satu
transportasi yang unggul untuk melayani kegiatan tersebut adalah kapal.
Pada awalnya, bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal adalah kayu dan
bambu dengan penggerak berupa dayung atau angin dengan bantuan layar. Namun
dewasa ini, terdapat pembuatan kapal berbahan dasar logam, seperti besi atau baja
karena dibutuhkan kapal yang memiliki kekuatan tinggi dengan penggerak berupa
mesin agar lebih efisien. Selain bahan yang kuat dibutuhkan juga bahan yang tipis
dan lebih ringan disertai dengan biaya yang terjangkau, baik dalam proses
pembuatan maupun produksi. Oleh karena itu, aluminium dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan kapal. Kapal almunium sendiri memiliki
karakteristik material dan tahapan pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemamparan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik material kapal almunium ?
2. Bagaimana proses tahapan pembangunan kapal almunium ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan pemaparan latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan
dari gagasan ini adalah :
1. Untuk mengetahui karakteristik material kapal almunium.
2. Untuk mengetahui proses tahapan pembangunan kapal almunium.

vi
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kapal Almunium


Material aluminium yang digunakan sebagai material kapal menggunakan
Material Aluminium Alloys yaitu paduan antara aluminium dengan beberapa
material lainnya. Aluminium alloys yang umum digunakan untuk kapal khususnya
pada konstruksi kulit adalah seri 5000. Seri ini merupakan paduan antara
Aluminium dengan Magnesium, memiliki sifat tahan korosi air laut yang sangat
baik, kuat hasil pengelasan relative tinggi. Type yang paling baik untuk seri ini
adalah 5086-H116, namun harganya yang relatif mahal menjadi kendala. Untuk
kapal-kapal kecil, penggunaan aluminium alloys banyak menggunakan type 5052-
H32, yang terbentuk dari Aluminium dengan paduan 2,5% Magnesium dan 0,25%
Chromium, type ini mudah dibentuk (sheet forming), ketahanan terhadap fatigue
yang tinggi, dan ketahanan terhadap korosi yang tinggi. Seri 6000 adalah seri dari
Aluminium Alloys yang digunakan sebagai konstruksi penguat. Bentuk dari seri
ini salah satunya adalah dalam bentuk extrude yang disesuaikan dengan
penempatannya di lambung kapal. Seri 6061-T6 adalah type yang banyak
digunakan untuk konstruksi merupakan paduan Aluminium, Magnesium dan
Silicon.

2.2 Proses Pembangunan Kapal Almunium


Proses pembangunan sebuah kapal Aluminium dapat dilakukan dengan
beberapa metode pembangunan. Pembangunan sebuah kapal Aluminium dapat
dimulai dari pemasangan gading dan wrang beserta pembujur terlebih dahulu,
baru kemudian dipasangkan pelat lambung. Atau dapat juga dilakukan dengan
pemasangan pelat alas terlebih dahulu , dan kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan gading dan pembujur, dan terakhir baru dipasangkan pelat lambung
seperti yang dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini:

vii
2.2.1. Menandai dan Memotong plat
Menandai dan memotong adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada
benda kerja dimana proses ini menentukan kualitas atau ketelitian suatu hasil
pekerjaan, pelat dipotong sesuai dengan bentuk bentangan dari masing-masing
bagian lambung kapal seperti pelat alas dan pelat sisi, demikian juga beberapa
konstruksi yang terbentuk dari lembaran pelat ditandai dan dipotong seperti
wrang, transom, gading dan lainnya.. Untuk mengurangi kesalahan dalam
melakukan proses-proses tersebut, maka perlu dipahami teknik-tekniknya.
a. Menandai
Penandaan dalam fabrikasi plat adalah proses yang sangat penting karena
proses ini merupakan awal dari suatu pembentukan benda kerja. Proses
menandai biasanya dilakukan bersamaan dengan proses mengukur benda
kerja. Hal yang perlu diperhatikan dalam menarik garis pada plat adalah :
b. Memotong
Pemotongan plat adalah proses memotong lembaran plat sesuai dengan
tanda garis yang telah ada pemotongan plat dapat dilakukan dengan
menggunakan gunting plat, pahat, meesin potong atau dengan
menggunakan gergaji untuk pemotongan plat yang relatiif tebal.
2.2.2. Pemasangan Pelat Alas, Pembujur Alas Tengah, dan Transom
Setelah proses pemotongan terhadap semua bentuk konstruksi, maka langkah
selanjutnya adalah penggabungan beberapa konstruksi dengan urutan sedemikian
rupa sehingga mempermudah pengerjaan dan menghasilkan konstruksi yang kuat
Langkah awal pada tahap pemasangan konstruksi ini adalah dimulai dari
pengelasan pelat alas kiri dan kanan kapal dengan pembujur alas tengah serta
dengan konstruksi wrang tengah/transom. Dengan penyambungan konstruksi ini
diharapkan bentuk dasar lambung kapal telah terbentuk, dan selanjutnya dapat
diletakkan konstruksi penguat lambung lainnya, seperti wrang, gading dan
pembujur lainnya.
2.2.3. Pemasangan gading, wrang, dan pembujur
Setelah bentuk dasar dari lambung kapal terbentuk, selanjutnya dapat
dipasangkan penguat konstruksi lambung yaitu gading, wrang, dan pembujur alas
samping. Pembujur sisi juga dapat dipasang dengan di las titik pada gading.

viii
Pemeriksaan jarak antar konstruksi pada tahap ini sangat penting dilakukan untuk
mempertahankan bentuk lambung kapal sesuai perancangan. Disamping jarak
antar konstruksi, perlu diperiksa kesetimbangan atau leveling dari konstruksi pada
sisi starboard dan portside untuk menjamin agar lambung tetap simetris. Tekukan
searah atau berlawanan arah.

ix
BAB 3
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
3.1.1. Tempat Pelaksanaan
3.1.2. Waktu Pelaksanaan

3.2 Alat yang Digunakan Praktikum


3.2.1. Peralatan Kerja Bangku
3.2.2. Peralatan Pengukuran
3.3 Bahan yang Digunakan Praktikum
a. Besi Silinder Diameter 25mm dan 38 mm

x
3.4 APD yang Digunakan Praktikum
a. CattlepacBAB 4

xi
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Langkah Kerja


4.1.1. Pengukuran dan Penandaan

(Jelaskan seperti laporan mingguan)


Gambar 4.1.1 Hasil pemotongan

xii
4.1.2. Pemotongan Benda Kerja
(Jelaskan seperti laporan mingguan)
Gambar 4.1.2
4.1.3 pertemuan ketiga
(Jelaskan seperti laporan mingguan)

Gambar 4.1.3
4.1.4 pertemuan keempat

(Jelaskan seperti laporan mingguan)

Gambar 4.1.4

4.1.5 pertemuan kelima

Gambar 4rtemuan keenam

Gambar 4.1.6

4.1.7 pertemuan ketujuh

xiii
Gambar 4.1.7

4.1.8 pertemuan kedelapan

Gambar 4.1.

4.2 Mengukur Benda Kerja


a. Siapkan alat dan bahan
b. .

4.3 Menggergaji Benda Kerja


a. Sebelum menggergaji besi/benda kerja harus ditandai terlebih dahulu dengan
kikir segitiga sebagai awal penggergajian

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat. Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan. Jakarta.
Masafkar. 2020. Cara Mengecat Menggunakan Kompresor. URL:
tehnikmesin.com/2020/01/Cara-Mengecat-Menggunakan-Kompresor.html.
Diakses tanggal 31 Agustus 2021.
Rawung, Arie Eric. 2013. Teknik Kerja Bengkel. Edisi ke-1. Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan. Jakarta.
Yaz, M. Ali. 2007. Fisika 1 SMA Kelas X. Edisi pertama. Quadra. Jakarta

xv

Anda mungkin juga menyukai